Anda di halaman 1dari 8

DI SUSUN OLEH :

NAMA : AMIRUL MUKMININ


KELAS : XI TSM 3
ALAMAT : KALITORONG
SEKOLAH : SMK ISLAM RANDUDONGKAL

1
BAB I
PENDAHULUAN

Energi listrik digunakan luas hampir di seluruh aspek kehidupan oleh karenanya
memegang peran penting didunia teknik. Kelemahan energi listrik yang sangat prinsip
terletak pada fakta bahwa proses pembentukan dan penggunaan (generate & consume)
energi listrik biasanya berbanding lurus, pada saat yang bersamaan. Kita tidak bisa
memproduksi lalu menyimpan energi listrik begitu saja dengan alat yang sederhana. Sudah
menjadi hukumnya bahwa energi listrik yang kita gunakan harus berasal langsung dari
sumbernya.
Dalam volume yang sedikit, energi listrik bisa disimpan dalam sebuah kapasitor dan
hanya dapat digunakan terbatas untuk menyuplai daya pada peralatan yang membutuhkan
energi listrik yang kecil pula. Untuk disimpan dalam skala yang lebih besar, energi listrik
pertama-tama harus dikonversikan dulu kedalam bentuk energi yang lain. Pengetahuan
tentang elektrokimia menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "MENYIMPAN" listrik
agar bisa digunakan setiap waktu yang berbeda beda sesuai kebutuhan, serta dapat
dipindah pindahkan. Alat penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita kenal dengan
nama akumulator, accu, atau lebih sering disebut Aki.

2
BAB II
ISI

I.1 Sejarah Accu


Lead-acid battery dikenal sebagai Accu / Aki, ditemukan pertama kali di dunia
di tahun 1800 oleh Alessandro Volta yang dilahirkan di Como, Italia tahun 1745.
Dengan susunan elemen pertama yang dibuatnya, yang disebut sebagai voltaic pile
maka dengan begitu ditemukan pembangkit listrik yang praktis untuk pertama kali.
Berikutnya di tahun 1859, Raymond Gaston Plante ahli fisika Prancis yang
dilahirkan di Orthez Prancis tahun 1834, menemukan lead-acid baterry yang dapat di
charge berulang-ulang (recharge). Bekerja di Paris sebagai asisten dosen jurusan
fisika, Plante mulai merancang sebuah baterai yang dapat menyimpan tenaga listrik
yang dapat dipergunakan. Aki mobil yang dipergunakan sekarang aki temuan Gaston
Plante.
Ditahun 1880 Emile Alphonse Faure mengembangkan proses pelapisan plat
timah dengan pasta yang dari serbuk timah dan asam sulfat, ini merupakan terobosan
besar yang menuntun langsung ke industri pembuatan Lead Acid Battery.
Pada tahun 1881, J.S Sellon, mengajukan paten dimana pasta dilapiskan pada
plat yang berlubang, bukan pada plat tanpa lubang, yang dengan begitu pasta melekat
lebih baik pada plat timah dibanding dengan temuan Faure, tapi Sellon masih
menggunakan plat antimoni, pada tahun yang sama Volmar mengembangkan proses
yang sama dengan Sellon tapi dengan menggunakan plat timah berkisi-kisi (grid).
Lead-acid battery berubah hanya sedikit saja sejak 1880, pada material kemasan
dan sistem produksi, yang lebih meningkatkan daya simpan listriknya,
memperpanjang umurnya dan lebih bisa diandalkan, tetapi prinsip kerja baterry
sampai sekarang masih tetap sama dengan ketika pertama kali ditemukan.

I.2 Pengertian Accu


Akumulator (accu, aki) adalah sebuah alat
yang dapat menyimpan energi (umumnya energi
listrik) dalam bentuk energi kimia. Contoh-contoh
akumulator adalah baterai dan kapasitor. Pada
umumnya di Indonesia, kata akumulator (sebagai aki

3
atau accu) hanya dimengerti sebagai "baterai" mobil.
Sedangkan di bahasa Inggris, kata akumulator dapat
mengacu kepada baterai, kapasitor, kompulsator, dll.
Pada mobil yang masih menggunakan teknologi lama, jenis Accu yang banyak
digunakan adalah jenis lead-acid (accu basah). Accu jenis ini komponennya
merupakan gabungan dari beberapa lempengan timbal (Pb) dan lempengan oksida
(PbO2), yang direndam dalam larutan elektrolit yang terdiri dari 35% asam sulfat
(H2SO4) dan 65% air (H2O). Accu mobil pada umumnya menyediakan tegangan
sebesar 12 volt. Tegangan ini didapat dengan cara menghubungkan enam sel
galvanik. Accu tidak lagi bisa menyimpan arus listrik, berarti Accu sudah mulai rusak
(soak). Biasanya ditandai dengan bunyi klakson yang melemah, lampu tidak terang,
waktu starter mesin jadi lebih panjang, bahkan tidak lagi bisa menggerakkan starter.
secara seri. Setiap sel menyediakan 2,1, jadi apabila di charge penuh, akan
menghasilkan 2,1 volt x 6 sel = 12,6 volt.
Kondisi Accu, dapat diukur dengan suatu alat yang men-simulasikan besar
beban yang masih mampu diterima oleh accu, atau dengan cara sederhana dengan
menggunakan Battery Hydrometer. Cara penggunaan Hydrometer adalah dengan
mencelupkan ujung alat ini pada air Accu, kemudian menyedotnya.
Pada saat Accu disetrum (recharge), cairan elektrolit akan bereaksi dengan
material pada lempengan, dan merubah permukaannya menjadi lead sulphate. Pada
saat Accu digunakan (discharge), akan terjadi reaksi terbalik, yaitu lead sulphate
akan kembali berubah menjadi bentuk semula yaitu lead oxide dan lead.
Jika mobil digunakan, proses ini akan berulang terus menerus. Tetapi proses ini
tidaklah sempurna, karena ada deposit yang terbentuk. Semakin lama, lapisan deposit
Sulfat akan semakin tebal dan akan mengurangi performanya. Pada ketebalan
tertentu, deposit ini akan membuat accu tidak lagi bisa recharge, dan accu harus
diganti.
Hal-hal penting yang harus diperhatikan tentang accumulator :
Accu termasuk benda yang mudah terbakar, oleh sebab itu jangan memindahkan
posisi Accu mobil pada lokasi yang kurang aman.
Selalu meng-kontrol ketinggian air Accu. Jika kurang segera tambahkan karena
akan mempengaruhi kinerjanya. Tetapi jangan sampai melebihi, karena Accu dapat
meledak akibat tidak ada ruang untuk melepaskan uapnya.

4
Periksa terminal Accu. Jika ada kerak putih, gosok dengan sikat kawat atau siram
dengan air panas jika sudah tebal. Kerak putih ini berbahaya karena dapat
menggerus terminal dan membuat terminal dan elemen kabel saling mengikat.
Accu mengandung bahan beracun berbahaya, jangan sembarangan membuang
Accu bekas. Umumnya pedagang aki menerima atau membeli aki bekas untuk
didaur ulang. Selain menjaga lingkungan, Accu bekas ini dapat mengurangi biaya
pembelian Accu baru.
Salah satu kelemahan Accu tipe basah yang digunakan pada mobil retro adalah
tingkat penguapan cairan yang tinggi, yang dapat menyebabkan karat pada benda
logam di sekitar Accu, bahkan dapat memperpendek umur Accu. Saat pengisian
(recharge), akan keluar uap dari lubang kecil seperti jarum di penutup cell. Dalam
kondisi normal, uap yang keluar tidak terlalu besar, kecuali pada kondisi pengisian
yang berlebih. Pada Accu yang sudah berumur, penguapan akan lebih besar.
Untuk menghindarinya, gunakan penutup seperti lembaran bahan karet di atas
Accu.

I.3 Prinsip Kerja Accu


Saat baterai mengeluarkan arus
1. Oksigen (O) pada pelat positif terlepas karena bereaksi/bersenyawa/bergabung
dengan hidrogen (H) pada cairan elektrolit yang secara perlahan-lahan keduanya
bergabung/berubah menjadi air (H20).
2. Asam (SO4) pada cairan elektrolit bergabung dengan timah (Pb) di pelat positif
maupun pelat negatif sehigga menempel dikedua pelat tersebut. Reaksi ini akan
berlangsung terus sampai isi (tenaga baterai) habis alias dalam keadaan discharge.
Pada saat baterai dalam keadaan discharge maka hampir semua asam melekat
pada pelat-pelat dalam sel sehingga cairan eletrolit konsentrasinya sangat rendah dan
hampir melulu hanya terdiri dari air (H2O), akibatnya berat jenis cairan menurun
menjadi sekitar 1,1 kg/dm3 dan ini mendekati berat jenis air yang 1 kg/dm3.
Sedangkan baterai yang masih berkapasitas penuh berat jenisnya sekitar 1,285
kg/dm3. Nah, dengan perbedaan berat jenis inilah kapasitas isi baterai bisa diketahui
apakah masih penuh atau sudah berkurang yaitu dengan menggunakan alat
hidrometer. Hidrometer ini merupakan salah satu alat yang wajib ada di bengkel aki
(bengkel yang menyediakan jasa setrum/cas aki). Selain itu pada saat baterai dalam

5
keadaan discharge maka 85% cairan elektrolit terdiri dari air (H2O) dimana air ini
bisa membeku, bak baterai pecah dan pelat-pelat menjadi rusak.
Saat baterai menerima arus
Baterai yang menerima arus adalah baterai yang sedang disetrum/dicas alias
sedang diisi dengan cara dialirkan listrik DC, dimana kutup positif baterai
dihubungkan dengan arus listrik positif dan kutub negatif dihubungkan dengan arus
listrik negatif. Tegangan yang dialiri biasanya sama dengan tegangan total yang
dimiliki baterai, artinya baterai 12 V dialiri tegangan 12 V DC, baterai 6 V dialiri
tegangan 6 V DC, dan dua baterai 12 V yang dihubungkan secara seri dialiri tegangan
24 V DC (baterai yang duhubungkan seri total tegangannya adalah jumlah dari
masing-maing tegangan baterai: Voltase1 + Voltase2 = Voltasetotal). Hal ini bisa
ditemukan di bengkel aki dimana ada beberapa baterai yang duhubungkan secara seri
dan semuanya disetrum sekaligus. Berapa kuat arus (ampere) yang harus dialiri
bergantung juga dari kapasitas yang dimiliki baterai tersebut (penjelasan tentang ini
bisa ditemukan di bagian bawah).
Konsekuensinya, proses penerimaan arus ini berlawanan dengan proses
pengeluaran arus, yaitu :1. Oksigen (O) dalam air (H2O) terlepas karena
bereaksi/bersenyawa/bergabung dengan timah (Pb) pada pelat positif dan secara
perlahan-lahan kembali menjadi oksida timah colat (PbO2).2. Asam (SO4) yang
menempel pada kedua pelat (pelat positif maupun negatif) terlepas dan bergabung
dengan hidrogen (H) pada air (H2O) di dalam cairan elektrolit dan kembali terbentuk
menjadi asam sulfat (H2SO4) sebagai cairan elektrolit. Akibatnya berat jenis cairan
elektrolit bertambah menjadi sekitar 1,285 (pada baterai yang terisi penuh).

6
BAB III
PENUTUP
Baterai adalah peralatan yang mengkonversikan energi kimia menjadi energi listrik.
Baterai digunakan untuk menyimpan tenaga listrik arus searah ( DC ). Sejarah batterai
dimulai pada tahun 1800, ketika pertama kali Allesandro Volta, seorang profesor fisika dari
Universitas Pavia, Italia membuat baterai pertamanya yang terbuat dari lembaran-lembaran
logam dan papan karton atau kertas yang direndam dalam air garam. Dan sejak saat itu,
para ilmuwan berlomba menyempurnakan ide sederhana Volta hingga menjadi seperti
baterai yang kita jumpai saat ini.
Pada dasarnya baterai terdiri dari tiga komponen utama, yaitu:
Elektroda Positif (Katoda)
Elektroda Negatif (Anoda)
Bahan Elektrolit (Cair / Padat)
Elektroda berfungsi sebagai tempat mengalirnya elektron. Sedangkan bahan
elektrolit berfungsi sebagai medium aliran arus ionik dirangkaian dalam. Elektron
dialirkan melalui rangkaian luar dari salah satu elektroda ke elektroda lainnya. Anoda
berfungsi untuk melepaskan elektron sedangkan berfungsi untuk menerima arus elektron.
Untuk dapat mengalirkan dan menerima elektron, elektroda harus memiliki konduktivitas
elektronik tinggi dan konduktivitas ionik yang rendah. Bahan yang digunakan sebagai
elektroda haruslah bahan yang stabil dan tidak bereaksi dengan elektrolit.
Berdasarkan bahan elektrolitnya, baterai terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Baterai basah (Accu/Aki)
2. Baterai kering ( Baterai padat)

7
DAFTAR PUSTAKA

http://www.untukku.com/artikel-untukku/sejarah-aki-dunia-untukku.html#ixzz1yo4xgrXK
http://www.idinrohidin.com/2012/01/asal-usul-accu-accumulator.html

Anda mungkin juga menyukai