BISTRATIGRAFI A
Satuan dasar dalam biostratigrafi yadalah zona, yang merupakan suatu lapisan tubuh batuan
yang dicirikan oleh kandungan fosilnya yang terdiri dari satu tasin atau lebih dapat dibagi lagi
menjadi satuan yang lebih kecil disebut dengan sub-zona. Batas batas dari suatu zona tidak
dapat ditentukan oleh luas atau tebalnya penyebaran tubuh batuan, namun bedasarkan
kandungan fossilnya. Mikro makro fosil yang umum digunaan untuk analisis biostratigrafi
antara lain foraminifera, nannofossil, spora, polen, ostracoda, diatom radiolaria, moluska,
dinoflagelata, coral, algae, dan poifera. Zona itu sendiri dapat dikelompokan menjadi 4 tipe,
yaitu :
1. NANNOFOSSIL/NANNOPLANKTON
Kalkareus nannoplankton atau ada juga peneliti yang menyebut sebagai nannofosil
merupakan salah satu mikrofosil yang penting dalam studi biostratigrafi, ini merupakan sisa-
sisa dari coccolithophore. Coccolithophore adalah organisme bersel satu dan eukariotik
fitoplankton (alga) yang hidup di laut. Mereka adalah tumbuhan yang sangat membutuhkan
sinar matahari untuk berfotosintesis sehingga merupakan organisme yang hiduip terapung di
dekat permukaan (planktonik). Organisme ini merupakan salah satu produsen/sumber
makanan dalam rantai makanan di laut.
Alga ini membuat plat kalsit yang melingkupi tubuh sel alga (coccolith) yang akan
dilepaskan dan akan jatuh ke dasar laut. Komponen utama dari coccoliths berupa kalsium
karbonat, karena sifatnya yang transparan,sehingga kegiatan fotosintesis nannoplankton ini
tidak akan terganggu oleh proses enkapsulasi dan membentuk exoskeleton. Fungsi dari
exoskeleton dapat membantu proses fotosintesis, sebagai pelindung dari faktor lingkungan dan
kemungkinan menambah berat sehingga alga dapat turun ke bawah yang mempunyai lebih
banyak nutrisi.
Kalkareus nannofossil merupakan indikator umur sedimen yang paling tepat untuk
batuan sedimen laut mulai dari umur Jura (205 juta tahun) sampai dengan resen karena evolusi
yang cepat dan distribusi geografis yang luas. Kemunculan awal/FAD dan kemunculan
akhir/LAD untuk spesies nannofosil biasanya terjadi pada horison yang sama secara global dan
akurasi dari umur sedimennya kurang lebih bisa sampai satu juta tahun. Dalam oceanografi
dapat juga digunakan sebagai penentu suhu lingkungan dan arus laut purba.
Standar zonasi oleh Martini (1971) dan zonasi oleh Okada & Bukry (1980) sekarang
sudah digunakan selama beberapa dekade dan terbukti sangat berguna di berbagai daera dnan
untuk korelasi antara daerah. Zonasi oleh Martini biasanya digunakan sebagai dasar acuan
karena telah dipergunakan secara menyeluruh namun beberapa marker species tidak ditemukan
pada kumpulan laut terbuka, maka dari itu zonasi okada &bukry memberikan hasil yang lebih
baik.
Cretaceous/Tertiary Boundary
PALEOCENE
Paleocen adalah waktu yang cepat terjadinya evolusi setelah kepunahan yang terjadi
pada batas kapur. Bedasarkan asumsi, semua kandungan nanofosil yang terdapat pada paleocen
berasal dari kapur akhir. Semua batas zona bedasarkan kemunculan awal, terkadang beberapa
genus, ataupun kemunculan spesies tertua dari genus yang masih teridentifikasi.
Table.1 Pembagian Biozonasi Peleocene Kuarter Oleh Okada & Bukry 1980 dengan
Martini 1971
NP1
EOCENE
Keragaman kembali meningkat selama awal Eocene namun pada tengah Ecoene banyak
spesies menghilang dan hanya beberepa saja yangmuncul sebagai sisa dari Eocene. Demikan
pula dengan kemunculan awal dan kemunculan akhir juga tehlah didefinisikan sebagai batas
zona dan subzona. Pada awal Eocene, Tribrachiatus muncul sebagai marker yang baik diikuti
oleh Discoaster, nannotetrina, Chiasmolithus, Isthmolius dan Sphenolitus.
Batas dari Eocene/Oligocene pada nannofosil gampingan tergambarkan pada bagian atas
NP20/CP15 yang dijelaskan oleh keterdapatan kemunculan akhir D.barbadiensis dan
D.saipanensis. kejadian ini sedikit lebih awal dari hilangnya foraminifera plankton genus
Hantkenina.
OLIGOCENE
Tingkat keragaman spesies relatif rendah pada kebanyakan sampel Oligocen. Beberapa spesies
Eocene hilang pada bagian bawah Oligocene, dan juga spesies Sphenoliths baru muncul di
bagian atas. Tidak ada bentuk cd Discoaster yang ditemukan, dan juga Discoaster daflandrei,
D.tanii nodifer dan D.tanni sajalah genus Discoaster yang hadir.
NP21
NP22
NP23
NP24
NP25
NN1
NN2
NN3
NN4
NN5
NN6
NN7
NN8
NN9
NN 10 Discoaster calcaris Zone
Umur : Miocene akhir
Korelasi : Discoaster neohamatus Zone (CN8) dari Okada & Bukry (1980)
Remarks : C.calyculus menghilang di bagian atas zona NN10, biasanya terjadi setelah
kemunculan akhir dari C.coalitus. Okada&Bukry membagi zona ini menjadi
2 subzone yaitu CN8a &CN8b. kemunculan awal dari D.mendomobensis
didfeinisikan manjadi marker yang dapat dikorelasikan dengan bagian atas
CN8b.
MIOCENE/PLIOCENE BOUNDARY
PLIOCENE/PLEISTOCENE BOUNDARY
Batas dari Pliocene- Pleisocene dalam nanofosil gampingan biasanya berada di atas
kemunculan akhir dari D.brouweri.
PLEISTOCENE
Pleistocene secara primer dibagi oleh kehadiran kecil dari family Prinsiaceae dan skunder
diwakili oleh C.macintyrei, Helicosphaerea sellii dan Pontosphaera indooceanica.