Anda di halaman 1dari 27

PEDOMAN TEKNIS

MASA ORIENTASI
PESERTA DIDIK BARU
(MOPDB)

Tahun Pela jaran 2015/2016

PEMERINTAH KOTA BOGOR


DINAS PENDIDIKAN
Jl. Raya Pajajaran No. 125 Telp/Fax 0251-
8341101 Bogor
1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Penerimaan peserta didik baru dan pembinaan masa orientas peserta didik baru
(MOPDB) telah menjadi tradisi setiap tahun ajaran baru. MOPDB menjadi sangat
penting karena merupakan pintu gerbang bagi peserta didik untuk mengikuti sistem
pendidikan sesuai dengan jenis, jenjang dan kurikulum pendidikan yang akan
diikutinya.

Pada hakekatnya MOPDB merupakan implementasi dari fungsi pendidikan nasional.


Sebagaimana dijelaskan dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 bahwa
fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan membentuk watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat, serta mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan pendidikan nasional adalah menghasilkan manusia Indonesia yang beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif,
mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 disebutkan bahwa
pelaksanaan kurikulum di setiap satuan pendidikan dilaksanakan dengan menegakkan
lima pilar belajar, yaitu (1) belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, (2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk mampu
melaksanakan dan berbuat efektif, (4) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi
orang lain, dan (5) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

MOPDB mempunyai fungsi yang strategis dalam proses pendidikan, terutama dalam
membentuk watak jati diri bangsa Indonesia. Selain sebagai pintu gerbang untuk
memulai menegakkan lima pilar bejajar, MOPDB juga mempunyai arti penting bagi
peserta didik untuk menyadari tugas dan kewajibannya sebagai anggota keluarga,
warga sekolah, sebagai warga Kota Bogor, sebagai warga negara, sebagai warga
dunia maupun sebagai anak bangsa yang mengemban tanggungjawab dalam mengisi
kemerdekaan NKRI, 17 Agustus 1945 maupun mempertahankan NKRI berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945.

Mengingat besarnya peran strategis MOPDB sebagai wahana dalam menempa dan
menghasilkan kader pemimpinan bangsa, maka Dinas Pendidikan Kota Bogor tetap
komit untuk melaksanakan dan menyelenggarakan MOPDB Berbasis Wawasan
Kebangsaan (MOPDB-BWK
2

B. LANDASAN
1. Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
2. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 2005;
3. Undang Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Sistem Pertahanan Nasional;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kota;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar;
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2006
tentang Pembinaan Prestasi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 55 Tahun 2015 Tentang
MOPDB
13. Peraturan Daerah Kota Bogor No.13 tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat
Daerah
14. Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Nomor 421.2/227 Disdik
Tahun 2015 tentang Pertunjuk Operasional Penerimaan Calon Siswa/Peserta Didik
Baru TK dan SD, SMP, SMA dan SMK Tahun Pelajaran 2015-2016;
15. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Dewan Harian Cabang Badan
Pembudayaan dan Kejuangan 45 Kota Bogor;
16. Naskah Bersama (MoU) tentang Pembudayaan Nilai-Nilai Kejuangan Bangsa
antara Disdikpora dan DHC BPK45 Tanggal 14 Juli 2008;
3

C. TUJUAN DAN SASARAN

SASARAN
Sasaran MOPDB adalah peserta didik baru

TUJUAN
1. Membina proses adaptasi peserta didik terhadap norma, ketentuan dan kultur
kehidupan sekolah dalam rangka mempersiapkan diri mengikuti kegiatan belajar
mengajar dengan lebih baik;
2. Memperkenalkan dan menyatukan peserta didik baru dengan warga sekolah
lainnya dalam rangka membangun lingkungan sosial sekolah yang menyenangkan,
inspiratif, edukatif, dan kondusif;
3. Membangun kesadaran, tanggungjawab dan peran aktif peserta didik sebagai anak
bangsa maupun sebagai anggota keluarga, warga sekolah, warga kota Bogor,
warga NKRI dan warga dunia;
4. Menanamkan wawasan wiyata mandala sehingga peserta didik memahami hak dan
kewajibannya maupun fungsi dan peran sekolah, guru, siswa dan masyarakat
lingkungan sekolah dalam rangka mewujudkan visi, misi dan tujuan pendidikan
secara komprehensif dan berkelanjutan;
5. Memperkenalkan berbagai kegiatan dan prestasi sekolah di bidang kurikuler, ko-
kurikuler maupun ekstra-kurikuler dalam rangka mengelorakan motivasi peserta
didik dalam mewujudkan cita-citanya sebagai bagian integral dari cita-cita bangsa
Indonesia yang harus ditempa dengan penuh semangat, percaya diri, disiplin, dan
dedikasi yang tinggi;
6. Meningkatkan kepedulian peserta didik terhadap masalah lingkungan dalam rangka
menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, sehat, hijau, aman, dan nyaman;
serta
7. Membina mental peserta didik dalam rangka menghasilkan insan Indonesia yang
berahklaq mulia, memiliki ketahanan spiritual dan mampu membentengi dirinya
dari berbagai penyakit masyarakat;
4

PROGRAM KEGIATAN

A. PENGERTIAN
Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) perlu dimengerti sebagai upaya
untuk memperkaya materi kegiatan MOPDB dengan visi Kota Bogor dan wawasan
kebangsaan yang sinergis dengan tujuan pendidikan nasional;

Visi Kota Bogor adalah kota nyaman, beriman dan transparan.

Tujuan pendidikan nasional menurut UU Sistem Pendidikan Nasional


No.20/2003 adalah menghasilkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri,
serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Wawasan kebangsaan perlu dipahami sebagai cara pandang peserta didik


untuk menempatkan dirinya sebagai anak bangsa dalam mengembangkan
kemampuan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, serta
dalam mencerdaskan kehidupan bangsa (sesuai dengan fungsi pendidikan nasional,
UU Sistem Pendidikan Nasional No.20/2003);

Pada dasarnya pengayaan materi MOPDB dengan wawasan kebangsaan


merupakan upaya pembudayaan dan aktualisasi jiwa, semangat dan nilai-nilai
kejuangan bangsa Indonesia (NKBI). NKBI pada intinya adalah jiwa, semangat dan
nilai-nilai kejuangan 45 (JSN-45). Aktualisasi JSN-45 tersebut, antara lain,
diwujudkan dengan membangun kesadaran peserta didik sebagai anggota keluarga,
warga sekolah, warga masyarakat Kota Bogor, warga Negara Kesatuan Republik
Indonesia, serta warga dunia;

Kesadaran peserta didik sebagai anggota keluarga, antara lain, diwujudkan


dalam bentuk menghormati orang-tua, menumbuhkan rasa kasih sayang dan
menjaga nama baik keluarga.

Kesadaran peserta didik sebagai warga sekolah, antara lain, diwujudkan dalam
bentuk kepatuhan dan ketaatan terhadap segala ketentuan yang diatur oleh sekolah.
Melalui kepatuhan dan ketaatan ini diharapkan peserta didik mampu mawas diri dan
olah budi, meningkatkan motivasi dan prestasi, serta ikut menjaga citra dan nama
baik sekolah.

Kesadaran peserta didik sebagai warga kota Bogor, antara lain, diwujudkan
dalam bentuk mematuhi segala ketentuan peraturan perundang-undangan dan
5

kearifan lokal kota Bogor. Selain itu diharapkan peserta didik memahami visi dan
misi Kota Bogor maupun berpartisipasi aktif untuk ikut serta mewujudkan visi dan
misi tersebut.

Kesadaran peserta didik sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia,


antara lain, diwujudkan dalam bentuk cinta tanah air, cinta produksi dalam negeri,
kesediaan untuk bela Negara, berperan aktif dalam menghadapi dan mengatasi
hambatan, gangguan, ancaman dan tantangan yang dihadapi dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta mematuhi sistem konstitusi Negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

Kesadaran peserta didik sebagai warga dunia, antara lain, diwujudkan dengan
menjaga lingkungan hidup sebagai upaya pelestarian dunia, menguasai bahasa
asing yang seimbang dengan kemampuan berbahasa Indonesia secara baik dan
benar, mempertebal rasa kebanggaan nasional, serta menempa diri menjadi
manusia yang lebih efektif, kreatif dan produktif dalam rangka persaingan global.

B. PRINSIP PENYELENGGARAAN MOPDB

Prinsip edukatif. Hari pertama masuk sekolah selama 3 (tiga) hari diisi
dengan kegiatan Masa Orientasi Peserta Didik Baru yang bersifat edukatif dan bukan
mengarah kepada tindakan destruktif dan atau berbagai kegiatan lain yang
merugikan peserta didik baru baik secara fisik maupun secara psikologis;

Prinsip partisipatif. Pelaksanaan MOPDB harus melibatkan secara aktif


partisipasi guru, kakak kelas peserta didik, tenaga penunjang pendidikan dan
pengawas sekolah. Mengingat kegiatan MOPDB merupakan bagian dari hari efektif
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, maka pelaksanaannya diatur oleh kepala
sekolah, tidak meliburkan kelas yang ada dan mendorong partisipasi lebih besar
segenap warga sekolah;

Prinsip multi-metoda. Kegiatan MOPDB dilakukan selama jam belajar


melalui pendekatan multi-metoda dengan altenatif kegiatan yang dapat dipilih,
antara lain, seperti: (a) ceramah; (b) diskusi dan dinamika kelompok; (c) pembinaan
mental dan spiritual; (d) perkenalan dan silaturahmi; (e) menghapalkan lagu
kebangsaan dan nasional; (f) lomba dan penampilan olah raga dan seni; (g)
permainan dan outbound; (h) pengenaan atribut dan yel-yel yang memiliki makna
kejuangan dan cinta tanah air; (i) kegiatan kepramukaan dan baris-berbaris; (j)
kegiatan bakti sosial, kesehatan dan lingkungan hidup; (k) pembentukan gugus
siswa dalam rangka kebersamaan, peningkatan mutu pendidikan dan kepedulian
sosial; (l) pengenal lingkungan sekolah; atau (m) kegiatan kreatif, edukatif dan
inspiratif lainnya yang dikembangkan oleh masing-masing sekolah;
6

Prinsip efisien dan implementatif. Pelaksanaan MOPDB harus didasari


dengan prinsip mudah, murah, menyenangkan, massal, dan meriah sesuai kondisi
dan kemampuan sekolah yang bersangkutan. Esensial dari MOPDB adalah mampu
mengimplementasikan berbagai materi dengan multi-metoda yang tersedia. Adapun
pendanaan pelaksanaan MOPDB dibebankan pada rencana anggaran dan kegiatan
sekolah, dan/atau dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan sumber lain yang tidak
mengikat;

Prinsip efektivitas pembinaan. Agar kegiatan MOPDB berjalan secara


efektif diperlukan langkah-langkah yang meliputi (a) persiapan organisasi
kepanitiaan, (b) penyusunan agenda acara, (c) pembagian kelompok/gugus, serta
(d) pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dapat berlangsung secara terpusat
atau secara terpencar. Kegiatan terpusat diikuti sekaligus oleh seluruh peserta didik
baru dan lama di bawah pimpinan seorang fasilitator. Kegiatan terpencar berlangung
dalam kelompok atau gugus yang dipimpin fasilitator. Yang dimaksud fasilitator
adalah pengendali acara, bisa kepala sekolah, guru, tokoh masyarakat, atau kakak
kelas. Pembentukan kelompok/gugus sebaiknya tidak berdasarkan kelas-kelas yang
telah dibentuk, tetapi disesuaikan dengan jumlah peserta didik yang dikaitkan
dengan dinamika kelompok.

Prinsip Visi Bogor dan Wawasan Kebangsaan. Setiap materi kegiatan


diusahakan sedemikian untuk diperkaya dengan orientasi visi dan misi kota Bogor
maupun dengan aspek wawasan kebangsaaan. Materi kegiatan terdiri dari 20 topik
dimana 5 topik merupakan materi wajib dan 15 topik sebagai materi pilihan. Dengan
demikian selain memahami aspek persekolahan dan pendidikan, peserta didik baru
juga memahami tentang visoning kota Bogor dan wawasan kebangsaan.

Prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas pelaksanaan MOPDB, antara lain,


diwujudkan dalam bentuk (1) banyaknya sekolah yang mengirimkan wakilnya untuk
mengikuti pemantapan pembinaan MOPDB-BWK dan memperoleh sertifikat dari
Disdik Kota Bogor; (2) terbentuknya panitia berikut gugus dan kelompoknya; (3)
banyaknya guru yang dilibatkan dan memperoleh penghargaan dari Disdik Kota
Bogor; (4) tercapainya minimal 4 dari 7 butir tujuan MOPDB; (5) terlaksananya
penyampaian 5 topik materi wajib maupun 7 topik dari 15 materi pilihan; (6)
banyaknya teknik pembinaan yang digunakan; (7) tidak adanya ekses
perploncoan atau sejenisnya yang merugikan peserta didik baru secara
fisik maupun psikologis; (8) besarnya pemahaman peserta didik baru akan Visi-
Misi Kota Bogor; (9) besarnya pemahaman peserta didik tentang hakekat wawasan
kebangsaan; (10) besarnya perhatian Dinas Pendidikan Kota Bogor dengan
melakukan pembekalan maupun supervisi terhadap pelaksanaan MOPDB; (11)
banyaknya sekolah yang mengirimkan laporan pembinaan MOS-BWK kepada panitia
pengarah (steering committee) (12) tersusunnya laporan pelaksanaan MOPDB tahun
7

2015 yang diharapkan menjadi model percontohan pelaksanaan MOPDB di


Indonesia; serta (13) terpublikasinya kegiatan MOPDB di kalangan masyakat melalui
media masa dan media elektronik.

Prinsip kontinuitas dan kaderisasi. Prinsip ini menekankan penting


perbaikan mutu MOPDB secara berkelanjutan (continuous improvement). Untuk itu
setiap sekolah perlu mengembangkan desain kegiatan yang diperbaiki setiap tahun
yang diikuti perencanaan yang matang, pelaksanaan yang fleksibel, serta monitoring
dan evaluasi. Keterlibatan kakak kelas perlu dipolakan sehingga terjadi proses
kaderisasi gugus kepanitiaan. Materi MOPDB yang relevan dengan kurikulum mata
pelajaran tertentu, misalnya PKn, perlu diintegrasikan dan diperkuat dengan
kompetensinya.

C. MATERI PEMBINAAN MOPDB-BWK

Berikut ini disajikan materi wajib dan materi pilihan yang perlu dilaksanakan
dalam MOPDB dengan memperhatikan prinsip multi-metode dalam daftar materi
berikut ini adalah materi MOPDB sesuai Pedoman Pembinaan Masa Orientasi Peserta
Didik Baru yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah Depdiknas, Tahun 2008.

MATERI WAJIB:

1. Wawasan wiyata mandala sebagai fungsi pendidikan nasional dalam


mewujudkan jati diri dan akuntabilitas sekolah;
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara (Wawasan Kebangsaan) sebagai basis
pembudayaan dan aktualisasi jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan bangsa.
3. Tata krama dan budi pekerti sebagai pembudayaan kearifan lokal dan
pembentukkan karakter bangsa yang bermartabat; (NgaBogor)
4. Pengenalan kurikulum sebagai motivasi membangun cita-cita dan lima pilar
belajar dalam mencerdaskan kehidupan bangsa, menyeimbangkan penguasaan
iptek dan imtaq, serta memenangkan persaingan global
5. Ibadah bersama dan pembina mental sebagai upaya untuk menghasilkan insan
Indonesia yang berahklaq mulia, memiliki ketahanan spiritual dan mampu
membentengi dirinya dari berbagai penyakit masyarakat.
8

MATERI PILIHAN:

1. Peran sekolah dalam mewujudkan Visi Kota Bogor adalah kota nyaman, beriman
dan transparan;
2. Cara belajar efektif sebagai strategi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya (lima
pilar belajar; Permendiknas No.22/2006);
3. Dinamika kelompok sebagai strategi untuk menumbuhkan kebersamaan dan
kepedulian sosial, memecahkan masalah dan mengambil keputusan, serta menghargai
perbedaan dalam suasana yang demokratis dan menyenangkan (bhineka tunggal
ikka);
4. Lomba kreativitas bidang seni sebagai upaya untuk menggali potensi seni dan
menyeimbangkan kecerdasan emosional dan spiritual (ESQ);
5. Lomba kreativitas bidang olahraga sebagai upaya untuk menggali potensi olah-raga
dan menumbuhkan jiwa sportivitas;
6. Kepemimpinan sebagai basis kecakapan hidup dan kemampuan berorganisasi dalam
menyiapkan pemimpin bangsa masa depan;
7. Memaknai perkenalan dengan warga sekolah sebagai upaya menciptakan suasana
sekolah yang kondusif, inspiratif, dan komunikatif;
8. Bakti sosial sebagai upaya untuk menumbuhkan kepekaan sosial dan kepedulian
lingkungan;
9. Pemahaman bahaya narkoba dan HIV/AIDS untuk menghindari penyakit masyarakat
sebagai musuh bangsa;
10. Memaknai Tata Upacara Bendera Sekolah sebagai penanaman disiplin, cinta tanah air,
serta penghargaan terhadap perjuangan bangsa;
11. Memaknai baris-berbaris sebagai penanaman disiplin diri, kekompakan, kepatuhan dan
ketaatan kepada pimpinan;
12. Pengenalan kegiatan ekstrakurikuler sebagai upaya menggali potensi peserta didik
dalam pengembangan diri;
13. Memaknai pemanfaatan teknologi informasi secara positif dan bijaksana dalam
pembelajaran dan pergaulan (HP, internet, facebook, dan lain-lain);
14. Wawasan kepramukaan sebagai basis penanaman dan implementasi wawasan
kebangsaan;
15. Membangun komitmen bersama untuk meninggalkan kebiasaan coret-mencoret
fasilitas umum dan sekolah sebagai upaya menjaga aset sekolah dan kenyamanan
Kota Bogor.
9

C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN MOPDB

1. Pembentukan Panitia

Pada hakekatnya Panitia MOPDB Kota Bogor terdiri dari dua unsur, yaitu
unsur Steering Committee dan unsur Organizing Committee. Unsur Steering
Committee merupakan personil dari Dinas Pendidikan Kota Bogor. Unsur Organizing
Committee merupakan panitia yang dibentuk oleh masing-masing sekolah. Untuk
selanjutnya organizing committee disebut sebagai panitia; Pengawas sekolah sesuai
dengan tupoksinya secara obligatori berperan sebagai steering committee; Panitia
MOPDB sebaiknya sudah dibentuk sebelum liburan akhir tahun pelajaran sehingga
panitia dapat melakukan persiapan dengan baik. Kepala sekolah sebagai
penanggungjawab kegiatan sebaiknya mengembangkan kepanitiaan dari unsur
guru, unsur siswa atau bisa pihak luar yang dipercaya sebagai
instruktur/penceramah dalam memantapkan penyampaian/ pemberian materi.
Kepala sekolah bersama panitia diharapkan dapat menambah contoh-contoh
pengayaan materi kegiatan dengan hal-hal yang berkaitan dengan visi kota Bogor
dan wawasan kebangsaan;

2. Pembentukan gugus/kelompok pelaksana

Pembentukkan gugus/kelompok pelaksana MOPDB dimaksudkan agar


kegiatan pembinaan peserta didik berjalan dengan lancar. Setiap gugus/ kelompok
sedapat mungkin terdiri dari guru, fasilitator, peserta didik lama dan peserta didik
baru. Jumlah gugus/kelompok disesuaikan dengan jumlah peserta didik baru dan
efektivitas pembinaan. Perbanding peserta didik baru dengan guru/fasilitator
diharapkan 20:1, sedangkan antara peserta didik baru dan peserta didik lama
diharapkan 5:1. Keterlibatan peserta didik lama dapat melalui format OSIS,
kepramukaan, kelompok ilmiah remaja, atau unit kegiatan ekstra-kurikuler lainnya.

Guru diharapkan dapat menjadi menjadi pengisi materi, koordinator masing-


masing gugus/kelompok, atau menjadi fasilitator dalam bimbingan mental, diskusi,
permainan, outbond dan kegiatan lainnya. Diusahakan penamaan gugus/kelompok
dapat menginspirasi dan memotivasi peserta didik baru dengan semangat
kejuangan dalam melestarikan kearifan budaya lokal, mengembangkan sains dan
teknologi, membangun kejayaan nusantara, mencintai tanah air dan produk dalam
negeri, serta menghormati pahlawan nasional dan setempat.
10

3. Penentuan diskripsi kerja

a. Steering Committee mengemban tugas untuk (1) menyusun Petunjuk Operasional


Pembinaan MOPD; (2) memberikan pembekalan dan pemantapan pelaksanaan
pembinaan MOPDB-BWK kepada setiap perwakilan SMP, SMA dan SMK di Kota
Bogor; (3) melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pelaksanaan MOPDB di
Kota Bogor; (4) mengusulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan agar peserta
pembekalan dan pemantapan pelaksanaan pembinaan MOPDB dari setiap sekolah
diberikan sertifikat; (6) sekolah yang telah melaksanakan MOPDB mengirimkan
laporan secara tertulis kepada Steering Committee

b. Sesuai dengan prinsip dan materi MOPDB, organizing committee membagi habis
tugas yang akan dilaksanakan, antara lain dalam bentuk (1) penentuan dan
pengembangan materi, (2) pengelolaan masalah teknis, (3) masalah akomodasi, (4)
masalah kesehatan, (5) masalah monitoring dan evaluasi, serta (6) mengantisipasi
adanya ekses-ekses yang tidak diinginkan.

c. Setiap guru yang terlibat baik sebagai pengisi materi, koordinator maupun fasilitator
diharapkan menyiapkan rincian masing-masing diskripsi kerja secara tertulis untuk
digunakan sebagai petunjuk teknis pelaksanaan MOPDB di masing-masing sekolah.

4. Penyusunan Acara MOPDB

a. Panitia mengadakan rapat persiapan untuk memilih dan mengembangkan materi


sesuai kondisi dan kemampuan sekolah, kemudian menyusun jadwal acara. Dua
gugus/kelompok yang berbeda dapat mempunyai susunan acara yang berlainan;

b. Pelaksanaan acara diharapkan dapat mengakomodasi materi 5 wajib dan 15 materi


pilihan dengan berbagai pendekatan metoda;

c. Secara substantif, penyusunan acara harus memperhatikan kesesuaian antara aspek


materi sebagai input, aspek pemberian materi sebagai proses, aspek diskusi dan
penyelesaian penugasan sebagai output, serta aspek respons peserta didik baru
terhadap materi-diskusi-penugasan sebagai out-come;

d. Secara teknis, penyusunan acara juga harus dibarengi dengan (1) penentuan materi,
(2) penentuan metode, (3) penentuan waktu dan lokasi, (4) penentuan
penanggungjawab masing-masing acara, (5) penentuan pihak-pihak yang mengisi
acara maupun yang terlibat dalam acara, serta (6) hal-hal yang bersifat khusus,
misalnya peralatan instruksional, pakaian yang sesuai, pentingnya antisipasi petugas
kesehatan, dan lain sebagainya;
11

Dalam penyusunan acara, aspek psikologis peserta didik baru hendaknya


diperhatikan dengan seksama. Mencairkan kebekuan dan menghangatkan suasana (ice-
breaking) perlu diupayakan sebelum acara dimulai maupun setiap perpindahan dari
acara menuju ke acara selanjutnya. Penjelasan maksud dan tujuan dari setiap acara
yang akan diikuti perlu disosialisasikan sehingga peserta didik dapat mengikuti dan
memahami secara penuh acara tersebut. Jika dalam suatu sesi terdapat suasana yang
menegangkan, maka pelu diimbangi dengan suasana yang lebih menyenangkan;

Setiap penyusunan acara hendaknya sudah dipersiapkan indikator keberhasilan dari


acara tersebut yang dituangkan dalam lembar monitoring kegiatan. Lembaran ini
berguna untuk mengevaluasi jalannya acara dan sebagai modal bagi pelaksanaan
MOPDB dikemudian hari;

Dalam penyusunan acara, pakaian peserta didik baru perlu diperhatikan. Misalnya
pada hari pertama pakaian yang disarankan adalah seragam sekolah masing-masing
mengingat acara lebih dititikberatkan pada ceramah dan diskusi kelompok; Misalnya
pada hari kedua pakaian yang disarankan adalah seragam kepramukaan, mengingat
acara lebih dititikberatkan pada kegiatan baris berbaris, simulasi tata upacara, simulasi
kepemimpinan; Misalnya pada hari ketiga pakaian yang disarankan adalah pakaian olah
raga mengingat acara lebih dititikberatkan pada olah raga, seni, bakti sosial, permainan,
dan outbond;

Dalam persiapan lokasi hendaknya diperhatikan aspek kebersihan, kesehatan,


keamanan peserta serta kelengkapan fasilitas dan peralatan yang diperlukan;

5. Pelaksanaan Kegiatan

a. Panitia sebaiknya datang lebih awal dari peserta didik baru;


b. Pelaksanaan kegiatan diupayakan selalu tepat waktu;
c. Pengisi materi yang berasal dari luar sekolah paling lambat dikonfirmasi sehari
sebelum acara dimulai;
d. Setiap pelaksanaan kegiatan selalu dilakukan review terhadap indikator
keberhasilan acara tersebut.
e. khusus untuk materi kepramukaan dapat diberikan waktu 1 hari berkaitan dengan
kurikulum 2013.
12

6. Pemantapan Kegiatan

Pemantapan kegiatan ini dimaksudkan agar MOPDB terlaksana dengan lebih baik dari
tahun ke tahun. Beberapa pendekatan yang dilakukan antara lain:

a. Penyusunan buku Petunjuk Operasional Pembinaan MOPDB;


b. Pembekalan kepada salah satu perwakilan panitia MOPDB sekolah. Pembekalan ini
bersifat pelatihan untuk pelatih, sehingga person tersebut mengemban
tanggungjawab untuk melatih panitia lainnya di sekolah;
c. Selain PUP, person tersebut bertanggungjawab untuk mengembangkan materi
kegiatan MOPDB baik yang bersifat wajib atau pilihan sesuai dengan multi-metoda
yang dipilih bersama;
d. Selain PUP dan penyusunan acara, person tersebut bertanggungjawab untuk
mengisi borang dalam rangka pengukuran indikator keberhasilan;
e. Penyusunan dan pengiriman Laporan Pelaksanaan Pembinaan MOPDB dari masing-
masing sekolah kepada Panitia MOPDB Kota Bogor.

PENUTUP

Pedoman pembinaan MOPDB ini merupakan upaya untuk lebih memudahkan


penyelenggaraan masa orientasi siswa di masing-masing sekolah dengan
mempertimbangkan kondisi dan situasi masing-masing sekolah.

Pedoman pembinaan ini akan lebih berarti apabila diikuti peran aktif dan kreatif kepala
sekolah dan unsur sekolah lainnya serta dukungan orang tua, masyarakat, dan pihak-pihak
yang terlibat.

Mudah-mudahan dengan terselenggaranya MOPDB dapat membantu sekolah


meningkatkan kualitas sumber daya manusia sebagai pembinaan awal ke arah
terbentuknya kultur sekolah yang kondusif bagi proses belajar mengajar.
13

Lampiran

Format Laporan Pelaksanaan MOPDB Sekolah

1. Fisik Laporan

a. Cover luar warna biru untuk SMP, warna Abu untuk SMA dan warna kuning untuk
SMK;

b. Cover dalam warna putih dengan mencantumkan (diurut dari atas ke bawah) nama
sekolah, judul laporan Laporan Pelaksanaan MOPDB Tahun 2015, logo sekolah,
keterangan instansi dan tahun;

c. Ukuran kertas A4;

d. Font Tahoma 12;

e. Lembar pengesahan ditandatangani oleh ketua panitia/koordinator kegiatan dan


diketahui oleh kepala sekolah;

2. Profil Sekolah

Nama Sekolah;

Nama Kepala Sekolah;

Alamat Sekolah;

Telepon Sekolah;

HP Kepala Sekolah;

Website dan email sekolah;

Jumlah guru/instruktur;

Jumlah Tenaga Penunjang;

Jumlah Total peserta didik;

Jumlah Peserta;

2. Panitia MOPDB Sekolah

Struktur organisasi panitia;

Nama ketua panitia/koordinator kegiatan berikut jabatan di sekolah;

Jumlah guru yang terlibat;


14

Daftar nama guru yang terlibat berikut diskripsi tugas;

Perkiraan jumah kakak kelas yang terlibat;

Daftar nama organisasi siswa yang terlibat;

Jumlah dan daftar nama kelompok/gugus yang dibentuk;

3. Acara, Metoda, dan Materi

a. Sebutkan susunan acara dengan menjelaskan topik (materi wajib/pilihan), tempat,


waktu, metoda, pengisi acara dan keterangan lain yang perlu dilaporkan;

b. Sebutkan metoda pelaksanaan kegiatan berikut penjelasan singkat dari metode


tersebut;

c. Sebutkan perincian materi pembinaan MOPDB dengan menjelaskan judul topik,


pokok pemikiran, tujuan dan sasarannya;

d. Makalah, pengayaan acara dan internalisasi nilai-nilai;

e. Berikan pokok-pokok pemikiran sambutan Kepala Sekolah dalam acara sambutan


atau pembekalan MOPDB (jika ada materi lengkap berikan dalam lampiran);

f. Berikan makalah atau bahan presentasi (power point) (dalam lampiran);

g. Berikan contoh-contoh tugas yang diberikan kepada peserta didik baru;

h. Berikan contoh-contoh reward, punishment, yel-yel dan/atau lagu untuk membangun


semangat kejuangan ataupun rasa cinta tanah air;

i. Berikan contoh-contoh pernyataan atau komitmen peserta didik baru yang


diharapkan menjadi nilai-nilai baru atau paradigma baru dikaitkan dengan kewajiban
peserta didik dengan alternatif sebagai anak bangsa, sebagai anggota keluarga,
sebagai warga sekolah, sebagai warga Kota Bogor, sebagai warga NKRI atau sebagai
warga dunia;

5. Dokumentasi

Berikan gambaran atau foto dokumentasi pelaksanaan MOPDB berikut keterangannya,


termasuk jika ada atribut-atribut yang digunakan peserta didik baru yang bernuansa
wawasan kebangsaan;
15

6. Partisipasi dan kreativitas

a. Berikan contoh-contoh bentuk partisipasi kakak kelas dalam pelaksanaan MOPDB;

b. Berikan bentuk-bentuk kreativitas kakak kelas dan peserta didik baru dalam
pelaksanaan MOPDB yang mengarah pada tercapainya 7 tujuan MOPDB.

7. Diskusi, Kesimpulan dan Saran-Saran

a. Berikan gambaran perbedaan pelaksanaan MOPDB pada tahun 2015 dibandingkan


dengan pelaksanaan MOPDB pada tahun 2014 atau 2013;

b. Berikan kesimpulan tentang keunggulan atau nilai tambah pelaksanaan MOPDB


2014;

c. Berikan saran-saran bagi perbaikan pelaksanaan MOPDB untuk masa yang akan
datang.

Contoh Pengembangan dan Pengintegrasian Materi dan Metoda MOPDB 2015

METODE UTAMA METODE PENUNJANG


NO MATERI (bobot ++) (bobot +) BOBOT

1. Wawasan wiyata mandala Ceramah diskusi dan dinamika ++++


sebagai fungsi pendidikan kelompok
nasional dalam Pengenalan
mewujudkan jati diri dan lingkungan sekolah
akuntabilitas sekolah

2. Kesadaran berbangsa dan Ceramah menghapalkan lagu ++++


bernegara (Wawasan kebangsaan dan
Kebangsaan) sebagai nasional
basis pembudayaan dan
aktualisasi jiwa, pengenaan atribut
semangat dan nilai-nilai dan yel-yel yang
kejuangan bangsa memiliki makna
kejuangan dan cinta
tanah air

3 Tata krama dan budi Ceramah pembinaan mental ++++


pekerti sebagai dan spiritual
pembudayaan kearifan
lokal dan pembentukkan
karakter bangsa yang
bermartabat
16

4 Pengenalan kurikulum Ceramah diskusi dan dinamika ++++


sebagai motivasi kelompok
membangun cita-cita dan
lima pilar belajar dalam Pengenalan
mencerdaskan kehidupan lingkungan sekolah
bangsa,
menyeimbangkan
penguasaan iptek dan
imtaq, serta
memenangkan
persaingan global

5 Ibadah bersama dan pembinaan mental diskusi dan dinamika ++++


pembina mental sebagai dan spiritual kelompok
upaya untuk Pengenalan
menghasilkan insan lingkungan sekolah
Indonesia yang berahklaq
mulia, memiliki
ketahanan spiritual dan
mampu membentengi
dirinya dari berbagai
penyakit masyarakat.

6. Peran sekolah dalam diskusi dan kegiatan kreatif, +++


mewujudkan Visi Kota dinamika edukatif dan inspiratif
Bogor menjadi kota Bogor kelompok lainnya
yang nyaman, beriman
dan transparan

7. Cara belajar efektif ceramah diskusi dan dinamika +++


sebagai strategi kelompok
pembangunan manusia
Indonesia seutuhnya
(lima pilar belajar;
Permendiknas
No.22/2006)

8. Dinamika kelompok diskusi dan permainan dan +++


sebagai strategi untuk dinamika outbound
menumbuhkan kelompok
kebersamaan dan
kepedulian sosial,
memecahkan masalah
dan mengambil
keputusan, serta
17

menghargai perbedaan
dalam suasana yang
demokratis dan
menyenangkan (bhineka
tunggal ikka)
9. Lomba kreativitas bidang lomba dan permainan dan +++
seni sebagai upaya untuk penampilan olah outbound
menggali potensi seni dan raga dan seni
menyeimbangkan
kecerdasan emosional
dan spiritual (ESQ)
10. Lomba kreativitas bidang lomba dan permainan dan +++
olahraga sebagai upaya penampilan olah outbound
untuk menggali potensi raga dan seni
olah-raga dan
menumbuhkan jiwa
sportivitas.

11. Kepemimpinan sebagai Ceramah permainan dan ++++


basis kecakapan hidup outbound
dan kemampuan
berorganisasi dalam diskusi dan dinamika
menyiapkan pemimpin kelompok
bangsa masa depan

12. Memaknai perkenalan perkenalan dan permainan dan ++++


dengan warga sekolah silaturahmi outbound
sebagai upaya
menciptakan suasana Pengenalan
sekolah yang kondusif, lingkungan sekolah
inspiratif, dan komunikatif

13. Bakti sosial sebagai kegiatan bakti Pengenalan +++


upaya untuk sosial, kesehatan lingkungan sekolah
menumbuhkan kepekaan dan lingkungan
sosial dan kepedulian hidup
lingkungan
14. Pemahaman bahaya Ceramah pembinaan mental +++
narkoba dan HIV/AIDS dan spiritual
untuk menghindari
penyakit masyarakat
sebagai musuh bangsa

15. Memaknai Tata Upacara kegiatan pengenaan atribut +++


Bendera Sekolah sebagai kepramukaan dan dan yel-yel yang
penanaman disiplin, cinta baris-berbaris memiliki makna
tanah air, serta kejuangan dan cinta
18

penghargaan terhadap tanah air


perjuangan bangsa

16. Memaknai baris-berbaris kegiatan pengenaan atribut +++


sebagai penanaman kepramukaan dan dan yel-yel yang
disiplin diri, kekompakan, baris-berbaris memiliki makna
kepatuhan dan ketaatan kejuangan dan cinta
kepada pimpinan tanah air

17. Pengenalan kegiatan kegiatan kreatif, perkenalan dan +++


ekstrakurikuler sebagai edukatif dan silaturahmi
upaya menggali potensi inspiratif
peserta didik dalam
pengembangan diri
18. Memaknai pemanfaatan diskusi dan kegiatan kreatif, +++
teknologi informasi dinamika edukatif dan inspiratif
secara positif dan kelompok lainnya
bijaksana dalam
pembelajaran dan
pergaulan (HP, internet,
facebook, dan lain-lain)
19. Wawasan kepramukaan kegiatan permainan dan +++
sebagai basis penanaman kepramukaan dan outbound
dan implementasi baris-berbaris
wawasan kebangsaan
20. Membangun komitmen pembinaan mental Pengenalan ++++
bersama untuk dan spiritual lingkungan sekolah
meninggalkan kebiasaan kegiatan kreatif,
coret-mencoret fasilitas edukatif dan inspiratif
umum dan sekolah lainnya
sebagai upaya menjaga
aset sekolah dan
kenyamanan Kota Bogor

Catatan : Semakin banyak tanda (+)menunjukkan besarnya bobot dan pentingnya materi
tersebut dipahami oleh peserta didik baru.
19

Contoh Perincian Metode Pembinaan MOPDB

1. Ceramah.

a. Pembukaan oleh Pembawa Acara; pembawa acara perlu memperhatikan suasana


peserta, jika suasananya dingin dan beku perlu diberikan sisipan ice breaking,
namun jika suasananya ramai dan masing-masing tidak berkonsentrasi perlu
disisipkan permainan agar suasana dapat terkendali;

b. Pengenalan Moderator dengan membacakan riwayat hidup singkat dan moto hidup
yang bersangkutan;

c. Pengenalan Pengisi Materi Ceramah disampaikan oleh moderator dengan


membacakan riwayat hidup singkat dan moto hidup yang bersangkutan

d. Presentasi disarankan diperinci dalam beberapa sub-topik yang masing-masing


memiliki durasi penyampaian 3-7 menit. Setiap sub-topik memuat (1) pokok
pemikiran, (2) dua sampai lima contoh dari pokok pemikiran tersebut yang mudah
dipahami oleh peserta didik baru, serta (3) hal-hal penting yang perlu diperhatikan
dan dilakukan oleh peserta didik

e. Tanya-Jawab dipimpin oleh moderator dengan mengakomodasi dan memperhatikan


banyaknya penanya, banyaknya jenis pertanyaan dan urgensi dari pertanyaan
tersebut bagi pihak sekolah maupun bagi peserta didik itu sendiri.

f. Penghayatan/pemahaman materi dipimpin oleh moderator dengan meminta peserta


secara kompetitif untuk membuat resume presentasi dan pentingnya bagi peserta
didik.

g. Pemberian reward. Peserta yang berani untuk tampil dan membacakan resume
yang dibuat atau peserta yang memiliki resume yang bermutu maka akan
mendapat reward dari panitia. Reward ini bisa berupa stiker bintang yang
ditempelkan pada tanda nama peserta atau hadiah lainnya.

h. Epilog. Acara ini memakan waktu 2-5 menit terakhir dari ceramah yang bisa berupa
closing statement dari penceramah atau dari moderator. Diusahakan, selain
berkaitan dengan topik ceramah, closing statement ini hendaknya dapat dikaitkan
dengan pentingnya mewujudkan visi kota Bogor maupun wawasan kebangsaan.
20

2. Diskusi dan dinamika kelompok

a. Pembukaan oleh Pembawa Acara;

b. Pengenalan Fasilitator dengan membacakan riwayat hidup singkat dan moto hidup
yang bersangkutan disampaikan oleh pembawa acara;

c. Penyampaian pokok permasalahan. Pokok permasalahan dapat diturunkan dari topik


5 materi wajib atau 15 materi pilihan. Penyampaian ini memiliki durasi penyampaian
5-10 menit. Penyampaian ini meliputi (1) penyampaian judul topik, (2) penyampaian
pokok permasalahan yang berkaitan dengan topik tersebut; (3) penyampaian dua
sampai lima contoh dari permasalahan tersebut; (4) penyampaian dampak negatif
yang akan terjadi jika pokok permasalahan tersebut tidak diatasi; (5) penyampaian
tugas peserta didik dalam mengantisipasi pokok permasalahan tersebut.

d. Diskusi Kelompok. Kegiatan ini melibatkan peserta didik yang dibagi dalam kelompok
yang lebih kecil (tidak lebih dari 10 orang) atau disebut sub-kelompok. Setiap sub-
kelompok ini secara pararel membentuk lingkaran kecil untuk mendiskusikan pokok
permasalahan yang telah disampaikan oleh fasilitator. Setiap sub-kelompok
menunjuk pimpinan dan sekretaris diskusi. Hakekat dari kegiatan ini adalah ingin
menghargai setiap pendapat yang disampiakan oleh peserta didik. Caranya adalah
dengan mencatat adanya kesamaan atau perbedaan pendapat dari masing-masing
peserta didik. Setelah itu pendapat-pendapat tersebut diurutkan berdasarkan
besarnya bobot permasalahan tersebut atau berdasarkan alternatif pemecahan
permasalahan tersebut.

e. Dinamika kelompok. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari diskusi kelompok berupa
presentasi dari masing-masing pimpinan sub-kelompok dalam kelompoknya. Setelah
itu, peserta didik dari kelompok lain diberi kesempatan untuk
menanggapi/mengkomentari presentasi tersebut. Dalam hal ini fasilitator memegang
peran penting untuk mengendalikan jalannya dinamika kelompok dengan mengatur
arus perbedaan dan kesamaan pendapat maupun arus dukungan dan penolakan
atas pendapat pendapat tersebut.

f. Pemberian reward. Peserta yang berani untuk tampil menjadi pimpinan dan
sekretaris sub-kelompok maupun memberikan pendapat yang obyektif, konstruktif
dan bermutu, maka akan mendapat reward dari panitia. Reward ini bisa berupa
stiker bintang yang ditempelkan pada tanda nama peserta atau hadiah lainnya.

g. Epilog. Acara ini memakan waktu 2-3 menit terakhir dari diskusi dan dinamika
kelompok berupa closing statement dari fasilitator. Diusahakan, selain berkaitan
dengan pemecahan pokok permasalahan, closing statement ini hendaknya dapat
dikaitkan dengan pentingnya mewujudkan visi kota Bogor maupun wawasan
kebangsaan.
21

3. Pembinaan Mental

a. Pembukaan oleh Pembawa Acara; pembawa acara perlu memperhatikan suasana


peserta, jika suasananya dingin dan beku perlu diberikan sisipan ice breaking,
namun jika suasananya ramai dan masing-masing tidak berkonsentrasi perlu
disisipkan permainan agar suasana dapat terkendali;

b. Pengenalan Fasilitator dengan membacakan riwayat hidup singkat dan moto hidup
yang bersangkutan disampaikan oleh pembawa acara;

c. Fasilitator menyampaikan pokok pemikiran atau pokok permasalahan yang perlu


disikapi berupa perubahan cara pandang (paradigma) ataupun perubahan perilaku
peserta didik.

d. Teknik penyampaian pokok pemikiran atau pokok permasalahan. Berbagai teknik


dapat dikembangkan untuk menyampaikan pokok pemikiran atau pokok
permasalahan ini, misalnya dengan pembacaan puisi, penampilan teater mini,
pemutaran video, penyajian multi media, menutup mata peserta didik, diiringi
dengan musik latar, menghadirkan pelaku penderita yang telah insyaf, memberikan
perumpamaan atau gambaran tentang dampak negatifnya terhadap kesehatan
jasmani, rohani dan sosial, serta hal-hal lain yang relevan. Pada intinya teknik ini
dimaksudkan agar terjadi proses mental dan kesadaran baru di kalangan peserta
didik;

e. Menilai respons proses mental peserta didik. Berbagai teknik dapat dikembangkan
untuk melihat adanya respons proses mental peserta didik. Misalnya dengan adanya
peserta didik yang menangis, menjawab pertanyaan dengan pola pikir baru,
menyampaikan penyesalan, menyampaikan komitmen untuk bersikap yang positif,
menyampaikan kesediaan untuk meninggalkan hal-hal yang negatif, atau hal-hal lain
yang mudah diamati.

f. Mengembalikan suasana psikologis. Mengembalikan suasana psikologis harus segera


dilakukan setelah terjadi proses mental di kalangan peserta didik. Hal ini
dimaksudkan penyiapkan kesiapan peserta didik untuk menghadapi acara
berikutnya, maupun untuk menghindari berkembangnya suasana depresi. Misalnya
dengan dipimpin berdoa atau kembali diperkenalkan yel-yel yang bersifat gembira.

g. Epilog. Acara ini memakan waktu 2-3 menit terakhir berupa closing statement dari
fasilitator. Diusahakan closing statement ini menekankan pentingnya memahami
perubahan diri yang lebih positif dengan penuh kedewasaan.
22

4. Menghapalkan lagu kebangsaan dan lagu nasional

Keterangan:

Berbagai cara dapat dikembangkan agar peserta didik dapat menghapal lagi
kebangsaan dan lagu nasional Indonesia, diantaranya dengan (a) dalam rangka upacara
bendera, (b) dalam rangka pembukaan atau penutupan kegiatan, (c) sebagai selingan
lagu setiap pergantian acara, (d) sebagai bagian dari permainan dan outbond, atau (e)
sebagai bentuk punishment dengan menyanyikan lagu nasional.

5. Lomba dan penampilan olah raga dan seni

Keterangan:

a. Lomba dan penampilan olah raga dan seni dimaksudkan untuk menggali potensi
peserta didik di bidang olah raga, seni-beladiri maupun seni-budaya dalam suasana
yang menyenangkan;

b. Lomba olah raga dimaksudkan untuk meningkatkan jiwa sportivitas dan rasa
kesetia-kawanan secara positif. Dalam pelaksanaan MOPDB ini lomba olah raga
antara peserta didik baru dengan kakak kelas sebaiknya dihindarkan;

c. Lomba olah raga atau seni beladiri dimaksudkan untuk menekankan pentingnya
kekuatan untuk mempertahankan dan melindungi diri, bukan untuk hal-hal negatif,
seperti tawuran;

d. Lomba seni dimaksudkan untuk mengasah dan menharmonikan wirasa, wirama dan
wiraga sebagia basis mengembangan budi-pekerti;

6. Permainan dan outbond

Keterangan:

a. Pada prinsipnya permainan dan outbond merupakan bentuk penanaman nilai-nilai


positif kepada peserta didik dengan cara yang bermain dan menyenangkan;

b. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan teknik permainan dan outbond sesuai


dengan kemampuannya.

7. Pengenaan atribut dan yel-yel yang memiliki makna kejuangan dan cinta tanah air

Keterangan:

a. Pada prinsipnya pengenaan atribut dan yel-yel yang memiliki makna kejuangan
dan cinta tanah air dimaksudkan untuk menggantikan yel-yel yang sering
dikembangkan dalam acara MOS. Secara tidak langsung hal ini juga dimaksudkan
untuk meningkatkan wawasan kebangsaan peserta didik.
23

b. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kreativitas untuk menciptakan yel-


yel yang menarik, menyenangkan dan menggelorakan semangat kejuangan
bangsa.

8. Kegiatan kepramukaan dan baris-berbaris

Keterangan:

a. Beberapa sekolah meyampaikan argumentasi bahwa kegiatan kepramukaan


merupakan cara praktis untuk mengenalkan wawasan kebangsaaan kepada
peserta didik;

b. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kreativitas untuk melaksanakan


kegiatan kepramukaan dan atau baris-berbaris sesuai dengan kondisi dan
kemampuan yang ada.

9. Kegiatan bakti sosial, kesehatan dan lingkungan hidup

Keterangan:

a. Beberapa sekolah meyampaikan argumentasi bahwa kegiatan bakti sosial, kesehatan


dan lingkungan hidup merupakan cara praktis dan implementatif untuk
meningkatkan kepekaan sosial dan kepedulian lingkungan bagi peserta didik;
b. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kreativitas untuk melaksanakan
kegiatan Kegiatan bakti sosial, kesehatan dan lingkungan hidup sesuai dengan
kondisi dan kemampuan yang ada.

10. Pembentukan gugus siswa dalam rangka kebersamaan, peningkatan mutu pendidikan
dan kepedulian sosial

Keterangan:

a. Pembentukan gugus siswa dipertimbangkan sebagai cara efektif dan implementatif


untuk mengurangi kesenjangan komunikasi antara peserta didik baru dengan kakak
kelasnya;

b. Titik berat pembentukkan gugus siswa adalah mengembangkan kepedulian antar


peserta didik untuk saling memberikan support dalam rangka kebersamaan,
peningkatan mutu pendidikan dan kepedulian sosial;

c. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kreativitas untuk mengembangkan


gugus siswa sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada.
24

11. Pengenal lingkungan sekolah

Keterangan:

a. Yang dimaksud lingkungan sekolah dapat berupa lingkungan fisik, biologi dan
sosial;

b. Indikator peserta didik dapat mengenali lingkungan fisik sekolah antara lain dapat
menggambarkan denah sekolah, termasuk sistem drainase dan tempat
pembuangan sampah. Kepentingan mengenali lingkungan sekolah sejak dini
dimaksudkan untuk memudahkan peserta didik untuk memeriksakan kesehatan di
UKS, berkonsultasi dengan guru BP, meminta ijin kepada guru piket dan lain
sebagainya;

c. Sasaran peserta didik mengenal lingkungan biologi, antara lain menekankan


pentingnya fungsi tanaman dan hijauan sebagai proses pendukung ketersediaan
oksigen yang penting dalam menunjang proses belajar-mengajar. Selain itu
diharapkan meningkatkan partisipasi peserta didik dalam rangka menghijaukan
lingkungan sekolah dalam mendukung Bogor Adipura;

d. Pengenalan lingkungan sosial sangat penting untuk mengadaptasi peserta didik


terhadap lingkungan masyarakat baru. Salah satu sasaran yang perlu dicapai
adalah menggantikan konsep senioritas dengan konsep silaturahmi atau konsep
persaudaraan; serta

e. Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kreativitas untuk melaksanakan


kegiatan pengenal lingkungan sekolah sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang
ada.

12. Kegiatan kreatif, edukatif dan inspiratif lainnya yang dikembangkan oleh masing
masing sekolah

Keterangan:

Setiap sekolah dipersilahkan mengembangkan kegiatan kreatif, edukatif dan inspiratif


sesuai dengan kondisi dan kemampuan yang ada.
25

NGABOGOR
Bogor waluya sagala aya,

Bogor makaya sing kaya rasa,

Bogor mulya masyarakat digjaya.

NGABOGOR BODAS
Kukuh pengkuh ngagem iman

Ngagewat milampah hade

Najan hese geuning rengse

Harepan ngan ka Pangeran

NGABOGOR BULAO
Hayu batur pada guyub

Silih ajak kana mulya

Urang Bogor pada sanggup

Bebela sangkan waluya

NGABOGOR HEJO
Ngajaga Lembur ulah digusur

Ngajaga lahan ulah dijual

Lembur matuh sina makmur

Lahan betah keur usaha


26

KEPRAMUKAAN

Anda mungkin juga menyukai