Anda di halaman 1dari 94

BADAN PEMBINAAN KEAMANAN POLRI

DIREKTORAT LALU LINTAS

STANDAR OPERASIONAL DAN PROSEDUR


PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum

1. Fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam urusan pemerintahan


negara di bidang Lalu lintas dan Angkutan Jalan diamanatkan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dan
Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
adalah untuk memberikan jaminan keamanan, keselamatan, ketertiban dan
kelancaran masyarakat berLalu lintas di jalan agar masyarakat terbebas dari
ancaman dan gangguan dalam beraktifitas di jalan dalam rangka meningkatan
kualitas hidupnya.

2. Bahwa berdasarkan Pasal 227 Undang-Undang Lalu lintas Dan Angkutan


Jalan, dalam hal terjadi Kecelakaan Lalu lintas jalan, petugas Kepolisian Negara
Republik Indonesia wajib mendatangi tempat kejadian, menolong korban,
melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara, mengolah tempat
kejadian perkara, mengatur kelancaran arus Lalu lintas, mengamankan barang
bukti, dan melakukan penyidikan perkara.

3. Dalam kegiatan penanganan Kecelakaan Lalu lintas, kecepatan dan akurasi


tindakan serta efisiensi peralatan yang dipergunakan sangat menentukan
efektivitas pertolongan terhadap korban dalam rangka meminimalisir korban
meninggal dunia atau luka-luka yang mengakibatkan cacat tubuh, kerugian
harta benda dan/atau permasalahan Lalu lintas Jalan yang timbul di tempat
kejadian perkara.

1
4. Setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas Polri di tempat kejadian perkara
Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan harus dapat
dipertanggungjawabkan baik kepada masyarakat atau rakyat, Negara dan
Hukum, maupun kepada lembaga dan organisasi Polri. Oleh karena itu diperlukan
suatu norma, standar, kriteria dan prosedur yang dipergunakan sebagai tolok ukur
pertanggungjawaban setiap personel Polisi Lalu lintas yang mengangani
Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebijakan mutu
pelayanan Polisi Lalu lintas dan nilai-nilai profesionalisme dan akuntabiilitas
yang terkandung dalam kebijaksanaan dan strategi Trust Building.

B. Maksud Dan Tujuan

1. Maksud

Penetapan Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu


lintas Dan Angkutan Jalan dimaksudkan sebagai instrumen teknis dalam
rumusan norma, standar, kriteria dan prosedur tugas bagi anggota Polri
pengemban fungsi teknis Lalu lintas untuk melaksanakan ketentuan Pasal
227 Undang-Undang No.20 Tahun 2009 tentang Lalu lintas Dan Angkutan
Jalan.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum
Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu lintas Dan
Angkutan Jalan ini ditetapkan dengan tujuan umum :

1) Terwujudnya efektififitas, efisiensi, dan akuntabilitas setiap tindakan


anggota Polisi Lalu lintas dalam kegiatan mendatangi tempat kejadian,
menolong korban, melakukan tindakan pertama di tempat kejadian
perkara, mengolah tempat kejadian perkara, mengatur kelancaran arus
Lalu lintas, mengamankan barang bukti, dan melakukan penyidikan
perkara.

2
2) Terwujudnya suatu tolok ukur mutu pelayanan Polisi Lalu lintas dalam
suatu kebijakan mutu yang memiliki daya kepastian, terukur secara
profesional, proporsional, bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis berasaskan nilai-nilai
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan


Lalu lintas Dan Angkutan Jalan ini adalah :

1) Mencegah kesalahan prosedur dan/atau keterlambatan tindakan yang


dapat berkibat pada fatalitas korban manusia;

2) Meminimalisir korban luka-luka dan/atau korban meninggal dunia


manusia dan kerugian harta benda;

3) Mencegah kemacetan dan ketidaktertiban arus Lalu lintas di TKP Laka


lantas;

4) Mempermudah serta mempercepat proses penyidikan / pengungkapan


penyebab kecelakaan, dalam rangka proses penyelesaian perkara; dan

5) Menjamin kepastian hukum dan memperlancar proses pelayanan hak


korban atau ahli waris yang benar-benar berhak atas santunan
Kecelakaan Lalu lintas Jalan.

C. Ruang Lingkup

Standar Operasional Dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu lintas ini meliputi
norma, standar, kriteria dan prosedur kegiatan yang dipergunakan oleh Polri
pengemban fungsi teknis Lalu lintas dan Angkutan Jalan untuk :

3
1. mendatangi tempat kejadian perkara;
2. menolong korban;
3. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
4. mengolah tempat kejadian perkara;
5. mengatur kelancaran arus Lalu lintas;
6. mengamankan barang bukti; dan
7. melakukan penyidikan perkara.

BAB II
KETENTUAN UMUM

Dalam Standar Operasional ini yang dimaksud dengan :

1. Norma adalah aturan atau ketentuan hukum yang digunakan untuk menata
penyelenggaraan tugas dalam penanganan Lalu lintas dan Angkutan Jalan.

2. Standar adalah ukuran dasar dengan kaidah-kaidah yang pasti dan baku yang
digunakan sebagai patokan dalam menentukan terpenuhi atau tidaknya suatu target
mutu kegiatan yang harus dilakukan dalam penanganan Kecelakaan Lalu lintas dan
Angkutan Jalan.

3. Kriteria adalah ukuran yang dipakai sebagai dasar penilaian terhadap kesesuaian
antara tingkat kerawanan dan/atau fatalitas korban Kecelakaan Lalu lintas dengan
tindakan yang dilakukan dalam penanganannya.

4. Prosedur adalah tata cara yang ditetapkan untuk menerapkan norma-norma


ketentuan menurut standar, kriteria, tahap-tahap, dan tingkat-tingkat kegiatan dalam
penanganan Kecelakaan Lalu lintas Jalan.

5. Lalu lintas adalah adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu lintas Jalan.

6. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu lintas Jalan.

4
7. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali Jalan Rel dan Jalan Kabel.

8. Lalu lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu
lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu
lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta
pengelolaannya.

9. Kecelakaan Lalu lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

10. Tempat Kejadian Perkara Kecelakaan Lalu lintas adalah suatu lokasi di jalan tempat
kecelakaan terjadi dimana ditempat itu terdapat korban dan/atau bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa telah terjadi suatu peristiwa Kecelakaan Lalu lintas dan
Angkutan Jalan.

11. Korban Kecelakaan Lalu lintas adalah orang yang mengalami Kecelakaan Lalu
lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, luka berat, atau luka
ringan pada anggota tubuh manusia.

12. Korban meninggal dunia Kecelakaan Lalu lintas adalah korban yang dipastikan
meninggal dunia akibat Kecelakaan Lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari setelah kecelakaan tersebut.

13. Korban luka berat Kecelakaan Lalu lintas adalah korban yang karena luka-lukanya
itu ia menjadi menderita cacat tetap sebagai akibat langsung dari
Kecelakaan Lalu lintas atau harus dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh)
hari sejak terjadi kecelakaan atau keadaan luka pada tubuh yang tidak akan
sembuh lagi dengan sempurna sehingga tidak cakap lagi melakukan jabatan atau
pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.

5
14. Korban luka ringan Kecelakaan Lalu lintas adalah korban luka-luka sebagai akibat
Kecelakaan Lalu lintas, yang tidak termasuk dalam pengertian luka berat.

15. Kerugian harta benda dalam Kecelakaan Lalu lintas adalah kerugian yang timbul
sebagai akibat langsung dari Kecelakaan Lalu lintas dalam wujud benda milik
korban atau orang lain, kendaraan, bangunan, fasilitas umum, yang dapat dinilai
dengan uang rupiah.

16. Santunan adalah sejumlah uang atau dana yang diberikan oleh pemerintah kepada
korban kecelakaan Lalu lintas atau ahli warisnya melalui PT. Jasa Raharja berupa
penggantian biaya pengobatan, santunan meninggal dunia, dan santunan cacat
tetap, berdasarkan Undang-Undang No 33 Tahun 1964 jo PP No 17 Tahun 1965
atau Undang-Undang No 34 Tahun 1964 jo PP No 18 Tahun 1965.

17. Ahli waris korban adalah janda yang sah atau duda yang sah atau anak-anak yang
sah atau orang tua yang sah dari korban yang meninggal dunia akibat Kecelakaan
Lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) PP No 17 dan PP No 18
Tahun 1965.

18. Pelayanan korban Kecelakaan Lalu lintas adalah pelaksanaan segala usaha
dan kegiatan dalam rangka menjamin kecepatan pertolongan dan ketepatan
tindakan terhadap peristiwa Kecelakaan Lalu lintas agar korban tidak menjadi
lebih parah dan pelayanan pengurusan hak korban atas dana santunan
Kecelakaan Lalu lintas dapat dilaksanakan dengan lancar.

19. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang suatu
kejadian, pelanggaran dan kejahatan yang dilihat, didengar, dialami ataupun
ditanganinya seketika itu, atau dari laporan masyarakat dan pengaduan yang
diterimanya.

20. Keterangan Kecelakaan Lalu lintas adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
petugas Unit Kecelakaan Polisi Lalu lintas tentang Kecelakaan Lalu lintas yang
ditanganinya, yang dibuat dalam suatu formulir laporan kecelakaan Lalu lintas
pelaku dan korban, identitas dan kondisi kendaraan yang terlibat, kondisi jalan
tempat kejadian kecelakaan, dan risalah kejadian Kecelakaan Lalu lintas tersebut.

6
21. Visum Et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat dokter berdasarkan
sumpah atas permintaan yang berwajib untuk kepentingan peradilan tentang
segala hal yang dilihat dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaik- baiknya.

22. Gawat Darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam kondisi
ancaman kematian dan memerlukan pertolongan tepat dan segera guna
menghindari kematian dan kecacatan.

BAB III
NORMA-NORMA PENAGANAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

A. Golongan Dan Sifat Perbuatan Pelaku Serta Unsur-unsur Kecelakaan Lalu


lintas

1. Golongan Perbuatan
Dasar : Pasal 316 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan)
Perbuatan pelaku dalam Kecelakaan Lalu lintas digolongkan sebagai tindak
Pidana Kejahatan.

2. Sifat Perbuatan
Dasar : Pasal 1 butir 24 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
Sifat perbuatan pelaku Kecelakaan Lalu lintas adalah merupakan delik culpa,
yaitu perbuatan yang tidak disengaja atau lalai, atau kurang hati-hati, atau
tidak diduga dan tidak disengaja, yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda.

3. Unsur-unsur Kecelakaan Lalu lintas


Dinyatakan sebagai kecelakaan Lalu lintas dan angkutan jalan, harus
memenuhi unsur-unsur kumulatif yang ditentukan dalam Pasal 1 butir 24 UU
No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan, yaitu :

7
a. ada suatu peristiwa;
b. terjadi di jalan;
c. peristiwa tersebut tidak diduga dan tidak disengaja;
d. melibatkan Kendaraan;
e. dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain;
f. mengakibatkan korban manusia; dan/atau
g. kerugian harta benda.

B. Ketentuan Pidana Mengenai Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan

1. Pengemudi Lalai dalam Mengemudikan Kendaraan Bermotor (Pasal 310 UU


No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas Dan Angkutan Jalan) :

a. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena


kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan kerusakan
Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229
ayat (2), dipidana dengan penjara paling lama 6 (enam) bulan dan/atau
denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

b. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena


kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan korban luka
ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat (3), dipidana dengan penjara paling lama
1 (satu) tahun dan/atau denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta
rupiah).

c. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena


kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan korban luka
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau pidana denda
Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

8
d. Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain mati, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).

2. Pengemudi Tidak Tertib, ngebut, ugal-ugalan, sehingga terjadi kecelakaan

Tolok ukur perbuatan : Pasal 311 ayat (1)


Dengan sengaja mengemudikan Kendaraan Bermotor dengan cara atau
keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang....
Sanksi Pidana : Pasal 311 ayat (2) s/d ayat (5)

a. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan kerusakan Kendaraan
dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (2), pelaku
dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun atau denda
paling banyak Rp4.000.000,00 (empat juta rupiah).

b. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan korban luka ringan dan
kerusakan Kendaraan dan/atau barang sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 229 ayat (3), pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
(empat) tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 (delapan juta
rupiah).

c. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mengakibatkan Kecelakaan Lalu lintas dengan korban luka berat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat (4), pelaku dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun atau denda paling
banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).

d. Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


mengakibatkan orang lain mati, pelaku dipidana dengan pidana penjara
paling lama 12 (dua belas) tahun atau denda paling banyak
Rp24.000.000,00 (dua puluh empat juta rupiah).

9
3. Pengemudi Tabrak Lari (Pasal 312)

Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat


Kecelakaan Lalu lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya,
tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu lintas
kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 231 ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut
dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling
banyak Rp75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah).

4. Orang yang Tidak Memberi Pertolongan Terhadap Korban


(Pasal UU 232 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan
jo Pasal 531 UU No. 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana/KUHP)

Norma Pokok

Pasal 232 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan:

Setiap orang yang mendengar, melihat, dan/atau mengetahui terjadinya


Kecelakaan Lalu lintas wajib:
a. memberikan pertolongan kepada korban Kecelakaan Lalu lintas;
b. melaporkan kecelakaan tersebut kepada Kepolisian Negara Republik
Indonesia; dan/atau
c. memberikan keterangan kepada Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Ketentuan Pidana

Sanksi pidana terhadap orang yang bukan pengemudi yang terlibat kecelakaan
Lalu lintas, tidak diatur dalam ketentuan pidana UU No.22 Tahun 2009 Tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Oleh karena itu dalam hal dilakukan penyidikan
terhadap pelaku pada Pasal 232 UU LLAJ tersebut, diterapkan ketentuan
pidana dalam KUHP yaitu Pelanggaran Terhadap Orang Yang Perlu Ditolong.

10
Pasal 531 UU No.1 Tahun 1946 (KUHP) :

Barangsiapa menyaksikan sendiri ada orang didalam keadaan bahaya maut,


lalai memberikan atau mengadakan pertolongan padanya sedang pertolongan
itu dapat diberikannya atau diadakannya dengan tidak akan menguatirkan,
bahwa ia sendiri atau orang lain akan kena bahaya, dihukum kurungan selama-
lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.4.500,-

C. Penggolongan Kecelakaan Lalu lintas

1. Dilihat dari berat ringannya akibat yang ditimbulkan


Berdasarkan Pasal 229 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan, terdiri atas :

a. Kecelakaan Lalu lintas ringan


Kecelakaan Lalu lintas ringan merupakan kecelakaan yang hanya
mengakibatkan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.

b. Kecelakaan Lalu lintas sedang


Kecelakaan Lalu lintas sedang merupakan kecelakaan yang
mengakibatkan luka ringan dan kerusakan Kendaraan dan/atau barang.

c. Kecelakaan Lalu lintas berat.


Kecelakaan Lalu lintas berat merupakan kecelakaan yang mengakibatkan
korban meninggal dunia atau luka berat.

2. Dilihat dari jumlah korban, bobot kerugian secara politis atau ekonomis
terhadap pemerintah dan/atau tingkat fatalitas yang terjadi dilihat dari anatomi
kecelakaan, meliputi :

a. Kecelakaan menonjol, dengan kategori sebagai berikut :

1) Kecelakaan Lalu lintas melibat kan pejabat pemerintahan dan/atau


menjadi korban dalam kecelakaan,dengan klasifikasi sebagai
berikut :

11
a) pejabat Negara Republik Indonesia yang termasuk dalam
golongan VVIP/VIP dan/atau pejabat negara asing yang sedang
berada di Negara Republik Indonesia mewakili negaranya,
termasuk keluarganya;
b) mantan Kepala Negara/Presiden Republik Indonesia dan
mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, termasuk
isterinya; dan
c) pejabat tinggi Tentara Nasional Indonesia dan pejabat tinggi
Kepolisian Negara Republik Indonesia, termasuk Panglima
Daerah Militer dan Kepala Kepolisian Daerah.

2) Kecelakaan Lalu lintas mengakibatkan pejabat pemerintahan luka


berat atau meninggal dunia klasifikasi sebagai berikut :

a) perwira tinggi Tentara Nasional Indonesia atau Perwira tinggi


Kepolisian Negara Republik Indonesia;

b) kepala daerah provinsi dan kepala daerah kabupaten/kota; dan


c) tokoh masyarakat, pimpinan partai, dan/atau individu yang
berpengaruh terhadap pemerintah dan masyarakat secara
nasional.

3) Kecelakaan Lalu lintas mengakibatkan korban meninggal dunia 10


(sepuluh) orang atau meninggal dunia di TKP sejumlah 7 (tujuh)
orang;

4) Kecelakaan Lalu lintas mengakibatkan lumpuhnya Lalu lintas


pada jaringan jalan nasional paling lama 6 (enam) jam, yang
disebabkan :

a) Jembatan pada jalan nasional terputus; atau


b) Kendaraan khusus pengangkut bahan berbahaya dan/atau
bahan yang mudah meledak mencemari lingkungan dan
masyarakat atau terbakar.

12
5) Kecelakaan Lalu lintas melibatkan kendaraan bermotor angkutan
penumpang umum mengakibatkan korban manusia meninggal
dunia 10 (sepuluh) orang atau meninggal dunia di TKP sejumlah 7
(tujuh) orang atau luka berat lebih dari 20 orang.

b. Kecelakaan Biasa
Kecelakaan yang dikategorikan sebagai kecelakaan biasa adalah
kecelakaan yang tidak termasuk kategori menonjol sebagaimana dimaksud
pada huruf a.

D. Penggolongan Korban

Korban kecelakaan Lalu lintas diklasifiasikan menjadi 3 (tiga)


golongan, yaitu sebagai berikut :
1. Korban mati atau meninggal dunia;
2. Korban luka berat ;
3. Korban luka ringan.

Dalam kaitan korban kecelakaan Lalu lintas, Peraturan Pemerintah yang


terkait mengenai korban yaitu :

1. Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993

a. Korban Mati atau Meninggal Dunia


Berdasarkan Pasal 93 ayat 3 PP No 43 tahun 1993 yang dinyatakan
sebagai korban mati atau meninggal dunia akibat kecelakaan Lalu
lintas adalah orang yang dipastikan mati karena akibat langsung dari
suatu kecelakaan Lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari sejak terjadinya kecelakaan.

13
b. Korban luka berat

Berdasarkan Pasal 93 ayat 4 PP No 43 tahun 1993, dinyatakan


sebagai berikut :

1) Korban manusia yang digolongkan sebagai korban luka berat


akibat kecelakaan Lalu lintas adalah:

a) Orang yang menderita luka-luka karena akibat langsung dari


kecelakaan Lalu lintas dan luka-lukanya itu mengakibatkan ia
menderita cacat tetap;

b) Orang yang menderita cacat karena akibat langsung dari suatu


kecelakaan sehingga ia harus dirawat dalam jangka waktu
lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya kecelakaan;

2) Kategori penderita luka berat.

Kategori penderita luka berat adalah keadaan atau jenis dan


sifat luka berat atau luka parah sebagaimana dimaksud dalam
pasal 90 Buku Kesatu Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP) jo Pasal 94 ayat (4) bagian penjelasan PP No, 43 Tahun
1993 Tentang Prasarana dan Lalu lintas jalan, yaitu;

a) Penyakit atau luka yang tidak dapat sembuh atau tidak dapat
pulih lagi dengan sempurna untuk selama-lamanya, sehingga
mengakibatkan penderita tidak cakap lagi melakukan
pekerjaannya;

b) Kehilangan salah satu atau keseluruhan panca indera


(penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa lidah dan rasa
kulit) dan suara;

14
c) Kudung atau romping sehingga menjadi jelek wajahnya
karena ada sesuatu anggota badan yang romping, misalnya
gigi romping, telinga teriris putus, hidung romping, dan
sebagainya;

d) Lumpuh sehingga tidak mampu lagi menggerakkan anggota


tubuhnya;

e) Hilang akal budi atau berubah pikiran atau pikiran terganggu


sehingga tidak dapat berpikir lagi dengan normal selama
lebih dari empat minggu;

f) Gugurnya kandungan ibu yang sedang hamil;

g) Kehilangan sesuatu anggota badan atau tidak dapat lagi


menggunakan salah satu anggota badan atau tidak dapat
sembuh / pulih lagi untuk selama-lamanya;

h) Kondisi luka-luka atau penderitaan yang dinyatakan oleh


dokter berdasarkan visum et repertum sebagai luka berat.

c. Korban Luka Ringan

Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
korban meninggal dunia dan korban luka berat.

2. Peraturan Pemerintah No. 17 & 18 Tahun 1965

Ketentuan mengenai korban berdasarkan PP No. 17 & 18 tahun 1965 terdapat


di dalam Pasal 10 ayat (2) huruf a, b,c dan d, yaitu sebagai acuan dalam
mengurus hak-hak korban atas santunan kecelakaan Lalu lintas dan angkutan
jalan, sebagai berikut :

15
a. Korban Mati atau Meninggal Dunia

Dalam hal korban meninggal dunia karena akibat langsung dari kecelakaan
dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan yang bersangkutan.

b. Korban Cacat Tetap

Dalam hal korban mendapat cacat tetap karena akibat langsung dari
kecelakaan yang demikian itu dalam waktu 365 hari setelah terjadinya
kecelakaan yang bersangkutan.

C. Biaya Rawatan dan Pengobatan Dokter

Dalam hal ada biaya perawatan dan pengobatan dokter yang diperlukan
untuk korban karena akibat langsung dari kecelakaan yang demikian itu
yang dikeluarkan dari hari pertama setelah terjadinya kecelakaan selama
waktu paling lama 365 hari.

d. Korban Meninggal Dunia tanpa ahli waris

Dalam hal korban meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, kepada
yang menyelenggarakan penguburannya diberikan penggantian biaya
penguburan.

E. Penyebab Kecelakaan Lalu lintas (Pasal 229 ayat (5) UU No.22 Tahun 2009
Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan)

Kecelakaan Lalu lintas dapat disebabkan oleh :


1. kelalaian Pengguna Jalan;
2. ketidaklaikan Kendaraan;
3. ketidaklaikan Jalan dan/atau;
4. lingkungan.

16
F. Kewajiban Dan Hak Anggota Polisi Lalu lintas Dalam Hal Terjadi Kecelakaan Lalu
lintas Dan Angkutan Jalan

1. Kewajiban
(Pasal 227 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan).

Dalam hal terjadi Kecelakaan Lalu lintas, petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia wajib melakukan penanganan Kecelakaan Lalu lintas dengan cara :
a. mendatangi tempat kejadian dengan segera;
b. menolong korban;
c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
d. mengolah tempat kejadian perkara;
e. mengatur kelancaran arus Lalu lintas;
f. mengamankan barang bukti; dan
g. melakukan penyidikan perkara.

2. Hak dan Kewenangan

(Pasal 260 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan)

a. Dalam hal penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana,


Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia selain yang diatur di
dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang
tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, di bidang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan berwenang:

1) memberhentikan, melarang, atau menunda pengoperasian dan


menyita sementara Kendaraan Bermotor yang patut diduga
melanggar peraturan berLalu lintas atau merupakan alat dan / atau
hasil kejahatan;

2) melakukan pemeriksaan atas kebenaran keterangan berkaitan


dengan Penyidikan tindak pidana di bidang Lalu lintas dan Angkutan
Jalan;

17
3) minta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor,
dan/atau Perusahaan Angkutan Umum;

4) melakukan penyitaan terhadap Surat Izin Mengemudi, Kendaraan


Bermotor, muatan, Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor, Surat
Tanda Coba Kendaraan Bermotor, dan/atau tanda lulus uji sebagai
barang bukti;

5) melakukan penindakan terhadap tindak pidana pelanggaran atau


kejahatan Lalu lintas menurut ketentuan peraturan perundang-
undangan;

6) membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan;

7) menghentikan penyidikan jika tidak terdapat cukup bukti;

8) melakukan penahanan yang berkaitan dengan tindak pidana


kejahatan Lalu lintas; dan/atau

9) melakukan tindakan lain menurut hukum secara bertanggung jawab.

b. Pelaksanaan penindakan pelanggaran dan penyidikan tindak pidana


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

18
BAB IV

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENANGANAN KECELAKAAN LALU LINTAS


DAN ANGKUTAN JALAN

A. Prinsip Pelaksanaan Tugas

1. Prinsip Kepastian, Keadilan, dan Kemanfaatan Hukum


Dalam menangani kecelakaan Lalu lintas dan angkutan jalan, setiap personel
Polantas mendasari setiap tindakannya dengan landasan Peraturan
Perundang Undangan, agar setiap orang atau warga masyarakat
diperlakukan sama dimuka hukum tanpa membedakan kedudukan, suku
bangsa, agama, maupun derajat, dan setiap orang dilayani dengan kepatutan
dan keadilan, agar pananganan yang dilakukan bermanfaat mengurangi resiko
kecelakaan dan warga masyarakat merasa dilindungi, diayomi dan dilayani.

2. Prinsip Perlindungan dan Pengayoman

Setiap tindakan yang dilakukan harus dilandasi kewajiban melindungi dan


menjaga warga masyarakat yang terlibat kecelakaan agar terhindar dari
bahaya yang lebih uruk, dengan memberi keyakinan akan jaminan keamanan
serta memberi petunjuk dan bimbingan mengenai cara-cara yang dapat
dilakukan untuk mencegah hal-hal yang lebih buruk yang dapat merugikan
jiwa dan harta bendanya, sehingga warga masyarakat merasa damai lahir
batin, bebas dari gangguan fisik dan psikis, dan bebas dari rasa
kekhawatiran.

3. Prinsip Sinergistik Fungsionalitas

Setiap personel yang menangani kecelakaan Lalu lintas dan angkutan


jalan harus menyadari bahwa hasil kinerjanya akan berdampak lebih baik
jika bekerja sama dengan instansi/pihak terkait dibandingkan jika bekerja
sendiri, akan tetapi senantiasa dilandasi batas-batas kewenangan dalam

19
melakukan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
ditentukan dalam Undang-Undang.

4. Prinsip Proporsionalitas

Setiap tindakan harus mengutamakan keseimbangan antara hak dan


kewajiban tugas sesuai dengan batas-batas kewenangan dan kemampuan
teknis yang dimiliki sehingga setiap perbuatan dan atau tindakan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada hukum, lembaga, dan
masyarakat.

5. Prinsip Akuntabilitas

Setiap proses kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat, lembaga atau
organisasi, serta kepada Negara dan hukum.

6. Prinsip Prioritas Penanganan Gawat Darurat

Dalam menangani kecelakaan Lalu lintas dan angkutan jalan setiap personel
Polantas harus pemprioritaskan tindakan terhadap keadaan gawat darurat yaitu
suatu keadaan dimana seseorang korban berada dalam kondisi ancaman
kematian dan memerlukan pertolongan tepat dan segera guna menghindari
kematian dan kecacatan.

B. Prinsip Mutu Pelayanan

Pelayanan yang diberikan dalam rangka pengurusan hak korban maupun dalam
penanganan tersangka, harus mengacu pada prinsip-prinsip pelayanan publik
yaitu :

1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan

20
2. Kejelasan

a. Adanya ketentuan persyaratan teknis dan administratif pelayanan;


b. Adanya kepastian waktu yang dapat dibaca oleh masyarakat yang dilayani;
c. Adanya kejelasan dan perincian biaya apabila ada biaya yang menjadi
kewajiban masyarakat sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan;
d. Adanya unit kerja dan pejabat yang bertanggungjawab dalam
menyelesaikan keluhan/persoalan pelayanan hak korban dan/atau
tersangka.

3. Kepastian waktu

Adanya batasan waktu yang ditentukan untuk penyelesaian suatu pelayanan


dan mampu menyelesaikan pelayanan dalam kurun waktu yang ditentukan.

4. Akurasi Tindakan

Produk pelayanan harus benar, tepat dan sah sesuai peraturan Perundangan
undangan.

5. Kedayagunaan

Produk pelayanan harus bermanfaat bagi korban/keluarganya dalam


mengurus hak korban/ahli waris termasuk bagi tersangka, keluarga tersangka
dan/atau penasihat hukumnya dalam rangka memberikan perlindungan hukum
bagi tersangka sesuai peraturan perundang-undangan.

6. Kemudahan Akses
Unit pelayanan korban kecelakaan Lalu lintas harus mudah dijangkau
masyarakat dan diupayakan adanya akses melalui teknologi komunikasi.

21
7. Penampilan, Disiplin, Sopan dan Ramah.

Setiap petugas Polantas dan PNS pada unit kecelakaan Lalu lintas
harus disiplin, sopan, santun dan ramah, berpenampilan yang baik dan
rapi, serta melayani dengan empati dan ikhlas.

8. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan korban kecelakaan Lalu lintas harus bersih, rapi,


tertib, indah dan tersedia fasilitas ruang tunggu, tempat parkir, toilet,
tempat ibadah dan lain-lain.

C. Standar Pelayanan

Standar pelayanan merupakan ukuran yang baku yang wajib di taati oleh pemberi
dan penerima layanan Polantas, sekurang-kurangnya meliputi 10 (sepuluh) standar
baku, yaitu :

1. Prosedur Pelayanan ;
2. Waktu penyelesaian ;
3. Besarnya biaya pelayanan apabila ada ;
4. Produk pelayanan yang akan diterima oleh yang terlayani ;
5. Sarana dan Prasarana utama dan pendukung ;
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan berdasarkan kemampuan, keahlian,
dedikasi dan integritas moral ;
7. Penyelesaian Pengaduan/saran ;
8. Kotak dan atau tempat pengaduan/saran ;
9. Ukuran (indeks) tingkat kepuasan masyarakat ;
10. Unit kerja pengawasan.

22
D. Indeks Kepuasan Masyarakat

1. Dasar Pengukuran
Dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM) setidak-tidaknya
meliputi 13 (tiga belas) unsur sebagai berikut :

a. Kejelasan Varian Pelayanan


Yaitu daftar jenis dan macam pelayanan yang dapat diberikan oleh
Polantas sesuai dengan tugas dan kewajibannya berdasarkan

b. Undang-Undang. Daftar ini terdapat pada semua kantor Polantas termasuk


Pos Polantas.

c. Prosedur Pelayanan
Yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan oleh Polantas/PNS
Lalu lintas Polri kepada masyarakat dilihat dari kesederhanaan alur
mekanisme dan sistematisasi proses (runut dan mekanis).

d. Persyaratan Pelayanan
Yaitu Persyaratan teknis dan legal administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

e. Kejelasan Petugas Pelayanan


Yaitu kepastian petugas yang akan memberikan pelayanan (nama,
pangkat, jabatan) sesuai dengan jenis pelayanan yang dibutuhkan
masyarakat.

f. Kedisiplinan Petugas Pelayanan


Yaitu Kesungguhan dan konsistensi keberadaannya pada jam kerja sesuai
ketentuan yang berlaku.

g. Kemampuan Petugas Pelayanan


Yaitu Tingkat penguasaan dan keahlian serta ketrampilan petugas
pelayanan pada bidang tugas yang dilaksanakan dalam pelayanan,
sehingga pelayanan dapat diselesaikan dengan tuntas dan clear.

23
h. Tanggung jawab petugas pelayanan
Yaitu kejelasan batas wewenang dan tanggung jawab tiap petugas dalam
penyelenggaraan pelayanan.

i. Kecepatan Pelayanan
Yaitu target waktu tertentu yang telah ditetapkan untuk menyelasaikan
pelayanan.

j. Keadilan Mendapatkan Pelayanan


Yaitu perlakuan yang tidak membeda-bedakan subyek yang dilayani baik
status, golongan, maupun kondisi ekonomi seseorang.

k. Kesopanan Dan Keramahan Petugas


Yaitu Sikap, perilaku dan tutur kata petugas dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat selalu diawali dengan Senyum, Sapa dan Salam,
serta diakhiri dengan Senyum, Terima Kasih, dan salam, secara sopan,
ramah, dan tulus, dan memperlakukan setiap warga yang dilayani dengan
hormat.

l. Kejelasan dan kepastian biaya


Yaitu kepastian mengenai biaya apa yang harus dibayar oleh masyarakat,
apa dasar hukumnya dan berapa besar biaya untuk ini dan untuk itu
ditetapkan. Apabila bentuk pelayanan itu merupakan tugas kewajiban
sebagai Polisi lalu Lalu lintas, harus dijelaskan bahwa bantuan Polantas
tindak dipungut biaya.

m. Kepastian jadwal pelayanan


Yaitu pelaksanaan waktu jam kerja sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan. Contoh, hari sabtu adalah hari libur kerja di beberapa daerah,
tetapi pada kantor Pelayanan STNK dan SIM ditentukan bahwa hari sabtu
tetap melayani masyarakat. Maka, hal itu harus diketahui publik dan harus
ditaati petugas pelayanan.

24
n. Kenyamanan Lingkungan
Yaitu kondisi standar sarana dan prasarana pelayanan yag bersih, rapi,
teratur dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk pelayanan, bacaan
berupa buku, surat kabar dan sebagainya sesuai kemampuan internal unit
pelayanan. Ruang tunggu pelayanan harus dapat memberikan rasa
nyaman bagi masyarakat yang dilayani.

BAB V

PROSEDUR PENANGANAN KECELAKAAN


LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

A. Mendatangi Tempat Kejadian Perkara

1. Persiapan mendatangi TKP kecelakaan Lalu lintas

a. Personil
Terdiri dari anggota Polantas minimal 2 (dua) orang dan anggota Sabhara
minimal 2 (dua) orang serta unsur bantuan teknis (laboratorium kriminal
dan identifikasi untuk melakukan pemotretan, pengambilan sidik jari dan
tindakan lain yang diperlukan).

Apabila kecelakaan Lalu lintas berakibat kemacetan Lalu lintas yang


panjang perlu menyertai anggota Bimmas untuk memberikan informasi
kepada pengemudi agar pengemudi sabar untuk antri karena telah terjadi
kecelakaan Lalu lintas.

b. Kendaraan
Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan
memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya
adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti Rem,
lampu rotator,ban, lampu-lampu, sirene serta peralatan lainnya yang
dianggap penting.

25
c. Peralatan lain yang diperlukan dalam menangani TKP kecelakaan Lalu
lintas yang terdiri dari :

1) Alat pengaman TKP


- 10 buah kerucut Lalu lintas.
- 2 buah lampu peringatan
- 2 buah senter
- rambu-rambu Lalu lintas seperti petunjuk arah, batas kecepatan
dan sebagainya.
- 2 buah segitiga pengaman

2) Kelengkapan petugas seperti :


- Jas/rompi Lalu lintas.
- Sarung tangan
- Peluit/sempritan
- Tongkat Polri
- Senjata api, borgol
- Kotak P2GD

3) Alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa/ gambar TKP

4) Alat pengukur jarak (meteran) dan alat-alat untuk pembuatan tanda-


tanda di permukaan jalan.

5) Alat pemecah kaca , alat pemotong sabuk pengaman alat pemotong


kerangka kendaraan bermotor, alat pengungkit/dongkrak kendaraan
bermotor dan alat penarik kendaraan bermotor.

6) Alat pemadam kebakaran

7) Alat pemotret

8) Kaca pembesar

26
9) Garis Polisi (Police line)

10) Kompas

11) Dan lain-lain yang diangap perlu disesuaikan dengan situasi TKP dan
jenis kecelakaan Lalu lintas yang terjadi.

d. Segera hubungi instansi terkait bilamana diperlukan seperti : Ambulans,


pemadam kebakaran, mobil derek dan lain-lain.

e. Setelah persiapan selesai maka langkah selanjutnya adalah memberikan


APP kepada petugas yang akan ke TKP mengenai peristiwa kecelakaan
Lalu lintas itu sendiri, pembagian tugas dan lain-lain.

2. Mendatangi TKP kecelakaan Lalu lintas.

a. Tentukan rute yang terpendek dengan memperhatikan situasi Lalu lintas.


b. Bergerak dengan cepat tetapi tetap memperhatikan keselamatan.
c. Apabila situasi Lalu lintas padat dan melewati persimpangan agar
menggunakan sirene dan rotator.
d. Upayakan seminimal mungkin melakukan pelanggaran Lalu lintas.
e. Perhatikan arus Lalu lintas selama diperjalanan menuju TKP, bilamana ada
kendaraan yang dicurigai melarikan diri.
f. Tiba di TKP :

1) Parkir kendaraan ditempat yang aman dan diketahui oleh pengguna


jalan lainnya serta dapat berfungsi untuk mengamankan TKP dan
memberikan petunjuk agar pengguna jalan lainnya lebih berhati-hati.

2) Posisi kendaraan menghadap keluar serong kanan dan berada dekat


TKP apabila jalan lurus sedangkan untuk TKP yang dekat dengan
tikungan berada sebelum tikungan.

3) Rotator kendaraan tetap dihidupkan sampai selesai kegiatan


penanganan TKP.

27
3. Tindakan pertama Di TKP kecelakaan Lalu lintas

a. Mengamankan TKP kecelakaan Lalu lintas

1) Tujuan pengamanan TKP kecelakaan Lalu lintas

(a) Menjaga agar TKP tetap utuh/tidak berubah sebagaimana pada


saat dilihat dan diketemukan petugas yang melakukan tindakan
pertama di TKP.
(b) Mencegah timbulnya permasalahan baru seperti terjadinya
kecelakaan Lalu lintas dan kemacetan Lalu lintas.
(c) Untuk memberikan pertolongan kepada korban dan mengamankan
bagi petugas yang sedang melaksanakan tugas di TKP serta
pemakai jalan lainnya.
(d) Untuk melindungi agar barang bukti yang ada tidak hilang atau
rusak.
(e) Untuk memperoleh keterangan dan fakta sebagai bahan
penyidikkan lebih lanjut.

2) Alat-alat yang digunakan untuk mengamankan TKP meliputi :

(a) Kendaraan petugas


(b) Kerucut Lalu lintas
(c) Lampu peringatan
(d) Lampu senter
(e) Rambu-rambu Lalu lintas ( petunjuk arah, batas kecepatan,
prioritas dan lain-lain)
(f) Segitiga pengaman.

3) Tata cara mengamankan TKP kecelakaan lalu lintas

(a) Penentuan jarak untuk menutup dan membatasi TKP kecelakaan


Lalu lintas.

28
Untuk menentukan jarak dalam rangka menutup dan membatasi
TKP kecelakaan Lalu lintas harus terlebih dahulu menentukan
jarak berhenti suatu kendaraan.

Contoh :

Pada suatu jalur jalan dengan kecepatan yang diijinkan adalah 72


Km/jam maka jarak berhenti suatu kendaraan dapat dihitung
sebagai berikut :
v
S=(v x t) + ------
(2 x a)
S = Jarak Berhenti Kendaraan
V= kecepatan kendaraan ( 72 Km/jam = 20 M/det)
t= Waktu reaksi dari pengemudi rata-rata 1 detik
a= Perlambatan rata-rata 5 m/det
Maka jarak berhenti kendaraan tersebut adalah :
(20x20)
(20x1) + ----------- = 20 + 40 = 60 meter( 2 x 5 )
Dengan demikian maka jarak yang diperlukan untuk
menutup/membatasi TKP kecelakaan Lalu lintas dijalur jalan
tersebut adalah 60 Meter, dari kendaraan petugas sampai kerucut
terdepan.

(b) Cara penempatan alat-alat pengamanan TKP kecelakaan Lalu


lintas.
- Pada jalur satu arah
Parkir kendaraan petugas menyudut/ serong dengan badan
jalan (membentuk sudut kira-kira 30 derajat dengan tepi
jalan ) di depan TKP kecelakaan Lalu lintas dengan jarak 10
meter dari kendaraan/ korban yang terlibat kecelakaan Lalu
lintas, dengan bagian belakang dari kendaraan petugas
tersebut mengahadap arah datangnya arus Lalu lintas.

29
Lampu rotator dan lampu hazard kendaraan petugas
dihidupkan.
Letakan kerucut No.1 disamping kanan bagian belakang
kendaraan petugas dan segaris dengan sudut kanan depan
kendaraan petugas, kemudian letakan kerucut No.9 paling
depan dari arah datangnya arus Lalu lintas dengan jarak
minimal 60 meter dari jarak berhenti kendaraan pada jalur
jalan tersebut.
Kemudian diantara kerucut No.1 dan No.9 diletakan 7 (tujuh)
buah kerucut lainnya, sedangkan kerucut No.10 diletakkan
diantara kendaraan petugas dan kendaraan yang terlibat
kecelakaan Lalu lintas.
Kerucut No.9 diletakan ditepi jalan/pada garis tepi jalan dan
didepan kerucut tersebut ditempatkan lampu peringatan pada
kedua sisi jalan dengan jarak antara 25 s/d 50 meter dari
kerucut No.9 tersebut, namun apabila tidak memiliki lampu
peringatan agar menggunakan segi tiga pengaman.( contoh
gambar lihat lampiran No.......)

- Pada jalur 2 (dua) arah


Posisi kendaraan petugas dengan cara penempatan pada
jalur satu arah.
Penempatan kerucut pada prinsipnya sama dengan cara
penempatan pada jalur satu arah, hanya pada jalur jalan yang
ditutup ditempatkan 7 (tujuh) buah kerucut sepanjang jarak
berhenti kendaraan.
Tiga buah kerucut lainnya ditempatkan pada arah yang
berlawanan, sebagai batas lajur yang ditutup .
Kemudian ditepi seberang jalan sejajar dengan kerucut No. 3
dan ditepi seberang jalan lainnya ditempatkan lampu
peringatan atau segi tiga pengaman.

30
Ditempat kerucut No.7 pada jarak antara 25 s/d 50 meter
ditempatkan lampu peringatan / segi tiga pengaman,
kemudian disamping kerucut No.7 yang diletakan ditepi jalan
ditempatkan rambu Lalu lintas (memberi kesempatan terlebih
dahulu pada kendaraan yang datang dari depan)
(contoh gambar lihat lampiran No.........)

- Ketentuan penempatan alat-alat TKP laka lantas tersebut


diatas hanya dapat dilaksanakan pada TKP kecelakaan Lalu
lintas di jalur Lalu lintas yang sepi, ruas jalannya lebar dan
kecepatan tinggi seperti jalan Tol dan Arteri.

(c) Melarang setiap orang yang tidak berkepentingan masuk ke TKP


yang telah diberi batas (Police line).

(d) Mengamankan tersangka dan saksi serta mengumpulkannya pada


tempat diluar batas yang telah ditentukan.

(e) Memisahkan saksi dan tersangka dengan maksud untuk tidak


saling mempengaruhi.

(f) Membuat tanda di TKP kecelakaan Lalu lintas.

(1) Terhadap kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu lintas.

Kedudukan kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu lintas


diberi tanda Garis siku-siku diatas permukaan jalan pada
batas masing-masing bumper depan dan belakang dari
kendaraan tersebut ( titik terluar dari keempat sudutnya),
sedangkan kedudukan dari keempat as roda kendaraan
tersebut diberi tanda X diatas permukaan jalan.

31
(2) Terhadap korban kecelakaan Lalu lintas.
Letak dari pada korban diberi tanda dengan menggambar
bagian luar dari tubuh korban diatas permukaan tempat
dimana korban tergeletak.

(3) Terhadap alat bukti lainnya


Untuk alat bukti lainnya seperti ceceran darah, pecehan kaca,
alat-alat kendaraan yang terlepas, lobang dipermukaan jalan
dan sebagainya ditandai dengan melingkari bagian luarnya
diatas permukaan tempat/ jalan dimana alat-alat bukti tersebut
ditemukan.

(4) Terhadap titik tabrak


Titik tabrak ditandai dengan tanda X didalam lingkaran.

(5) Terhadap bekas rem


Bekas rem kendaraan ditandai dengan tanda XX pada kedua
ujung bekas rem tersebut.

(6) Setelah alat bukti diberi tanda dan di foto segera dipindah kan
ketepi jalan sehingga arus Lalu lintas dapat lancar kembali.

g) Penanganan terhadap korban kecelakaan Lalu lintas

(1) Tujuan dilaksanakannya pertolongan terha dap korban


kecelakaan Lalu lintas adalah untuk membantu agar kondisi
korban tersebut tidak menjadi lebih buruk.

(2) Peralatan yang diperlukan dalam menolong korban


kecelakaan Lalu lintas adalah sebagai berikut :

- Pembalut cepat
- Kasa steril
- Pembalut biasa
- Obat merah (yodium)

32
- Pemabalut segi tiga
- Plester
- Kapas
- Gunting

(3) Tata cara memberikan pertolongan pada korban kecelakaan


Lalu lintas

- Apabila tidak ada petugas medis usahakan memberikan


pertolongan sesuai petunjuk P2GD.

- Terhadap korban patah tulang, agar dijaga korban tetap


pada posisi semula dan jangan sekali-kali merobah posisi
korban dan pada saat akan dikirim kerumah sakit,
diusahakan agar posisi korban tetap seperti saat
ditemukan di TKP.

- Terhadap korban yang terhimpit anggota badannya oleh


kendaraan / alat-alat kendaraan, apabila akan dilakukan
pertolongan terhadap korban, usahakan terlebih dahulu
kehadiran seorang dokter atau petugas medis untuk
menghentikan pendarahan atau memberikan pertolongan
lebih lanjut setelah korban dilepaskan dari himpitan/ jepitan
tersebut.

- Apabila korban dapat menganggu kelancaran arus Lalu


lintas, maka korban dapat dipindahkan ketempat yang
aman dengan memberikan tanda terlebih dahulu pada
letak korban semula.

- Usahakan secepatnya dapat mengeta hui dan mencatat


indentitas korban dan dalam kasus tabrak lari diupayakan
untuk mendapat informasi dari korban mengenai identitas
kendaraan yang menabrak korban.

33
- Dalam mengirim korban dengan tidak menggunakan
kendaraan ambulance atau kendaraan petugas maka yang
perlu dilakukan adalah entukan terlebih dahulu Rumah
sakit atau dokter yang akan dituju kemudian mencatat
indentitas kendaraan yang akan membawa korban ke
Rumah Sakit.

- Amankan dan catat semua barang berharga milik korban,


untuk kemudian diserhkan kembali kepada korban/
keluarga/ ahli waris yang berhak.

(4) Pengolahan TKP kecelakaan lalu lintasTujuan


dilaksanakannya pengolahan TKP kecelakaan Lalu lintas
adalah untuk mencari dan mengumpulkan alat bukti sebanyak-
banyaknya untuk dianalisa dan dievaluasi menurut teori Bukti
Segi Tiga guna memberi arah terhadap penyidikkan
selanjutnya.
Alat-alat bukti yang dapat dikumpulkan di TKP kecelakaan
Lalu lintas yaitu ; alat bukti petunjuk, alat bukti keterangan
saksi dan alat bukti keterangan tersangka.
Untuk memperoleh alat-alat bukti tersebut diatas, dilakukan
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Pengamatan umum

Keadaan jalan, sempit/ lebar/ tanjakan/ turunan/


tikungan/ simpangan/ lurus dll.
Keadaan lingkungan, ramai/ sepi/ bebas pandangan
dll.
Keadaan cuaca pada waktu terjadi kecelakaan Lalu
lintas
Kendaraan yang terlibat kecelakaan Lalu lintas.
Kerusakan pada kendaraan
Kerusakan pada jalan dan kelengkapannya
Letak kendaraan dan korban

34
Bekas-bekas tabrakan yang tertinggal di jalan seperti;
bekas rem, pecehan kaca, tetesan darah, bekas cat/
dempul, bekas oli, suku cadang yang terlepas/ jatuh
dll.

Arah datangnya kendaraan yang terlibat kecelakaan.

Pemeriksaan terhadap kendaraan yang terlibat


kecelakaan Lalu lintas.

Surat-surat kendaraan (STNK,STCK, Buku Kir)


Keadaan lampu-lampu kendaraan (apakah semua
menyala dengan baik dan bagaimana penyetelan
tinggi rendahnya sorot lampu).
Keadaan klakson
Keadaan alat penghapus kaca
Kedudukan persneling pada gigi berapa.
Keadaan kemudi.
Penyetelan dari pada kaca spion.
Kondisi rem
Kondisi ban kendaraan
Kedudukan spido meter/ ukuran kecepatan kendaraan
Kondisi Per
Muatan kendaraan.

Pemeriksaan terhadap jalan dan kelengkapanya

Kondisi jalan ( HotMix/ Sirtu/ berlobang/ bergelombang


dll)
Rambu-rambu yang ada disekitar TKP
Kondisi bahu jalan
Marka jalan

35
Pemeriksaan terhadap tersangka

Amankan tersangka termasuk memberikan


perlindungan apabila ada masyarakat yang main
hakim sendiri.
Lakukan interview dengan mengajukan pertanyaan
singkat kepada tersangka untuk memperoleh
keterangan sementara tentang bagaimana terjadinya
peristiwa kecelakaan tersebut.
Kondisi pengemudi sebelum terjadi kecelakaan Lalu
lintas
Catat indentitas tersangka (SIM,KTP dll)
Photografi (pemotretan) di TKP.

Foto situasi TKP secara keseluruhan, sebanyak 4


(empat) kali dari 4 (empat) penjuru.
Foto posisi dari kendaraan yang terlibat
kecelakaan, sebanyak 4 (empat) kali dari 4
(empat) penjuru.
Foto korban sebelum dipindakan dari TKP.
Foto kerusakan yang ada pada kendaraan yang
terlibat kecelakaan Lalu lintas.
Foto bekas-bekas yang tertinggal di TKP seperti
bekas rem, pecahan kaca, pecahan cat/dempul dll.
Setelah melakukan pemotretan, semua data-data
dicatat dengan lengkap meliputi :

- Jarak pengambilan gambar


- Cuaca pada waktu pengambilan foto
- Cahaya/penyinaran yang digunakan.
- Kamera yang digunakan
- Diafragma dan kecepatan yang digunakan
- Arah pemotretan

36
Setelah seluruh kegiatan pemotretan selesai,
segera dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Pemotretan (contoh terlampir)

Pembuatan gambar/sketsa TKP, langkah-langkah


yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Cari arah mata angin (arah utara)


Tentukan Skala ( 1 : 100 yang artinya 1 meter di
TKP sama dengan 1 Cm di gambar atau 1 : 200
yang artinya 1 meter di TKP sama dengan Cm
di gambar).
Unsur-unsur yang harus dituangkan dalam gambar
TKP kecelakaan Lalu lintas adalah :

- Lebar jalan, lebar got, lebar trotoar dll


- Bentuk jalan ; jalan lurus, tikungan,
persimpangan
- Posisi korban
- Posisi kendaraan
- Posisi titik tabrak
- Posisi titik pokok pengkuran
- Posisi barang bukti
- Bayangan arah/tujuan dari masing-masing
kendaraan yang terlibat
- Untuk menguatkan gambar sketsa di TKP
perlu di tanda tangani oleh tersangka,saksi
dan diketahui oleh penyidik yang membuat
sketsa TKP.

Pengukuran gambar/ sketsa TKP


Tujuan dari kegiatan pengukuran TKP kecelakaan Lalu
lintas adalah untuk mengetahui jarak / ukuran yang
sebenarnya dari situasi TKP.

37
Dengan ukuran yang benar maka akan memudahkan
pada waktu diadakan rekonstruksi.

Posisi / titik yang perlu dilakukan pengkuran.

- Titik pokok pengukuran ( titik P);


- Key point/ titik tabrak (titik X);
- Posisi kendaraan yang terlibat (titik
pengukuran dari bemper depan dan
belakang);
- Posisi korban;
- Posisi barang bukti;
- Panjang bekas rem;
- Lebar jalan;

Metode/cara pengukuran di TKP kecelakaan Lalu


lintas.

- Metode garis alas


- Tentukan titik pokok pengukuran (tiang listrik,
pal Km, tiang telepon/ bangunan - bangunan
lainnya yang tidak dilakukan pemindahan
dalam waktu dekat)
- Tarik garis lurus melalui titik P dan sejajar
dengan jalan dimana terjadi kecelakaan
tersebut.
- Tarik garis tegak lurus dari semua titik yang
perlu diukur ke garis alas.
- Adakan pengukuran terhadap garis - garis
tegak lurus tersebut.
- Ukur jarak antara titik P (garis alas) kesemua
titik yang ada di garis alas. (contoh terlampir)
Metode ini lebih cocok untuk jalan lurus.

38
Metode Segitiga

- Tentukan 2 (dua) buah titik pokok pengukuran


(titik A dan titik B)
- Tarik garis lurus dari A ke B
- Tarik garis lurus dari semua titik yang harus
diukur ke titik A dan B.
Metode ini lebih cocok untuk jalan tikungan
tajam atau persimpangan.

(5) Pengakhiran penanganan TKP Kecelakaan Lalu lintas :

Konsolidasi

Setelah pengolahan TKP kecelakaan Lalu lintas selesai


dilaksanakan maka dilakukan pebgecekan terhadap
personil,perlengkapan dan segala hal yang diketahui,
diketemukan dan dilakukan di TKP.

Pembukaan TKP

Setelah TKP dibuka hal yang perlu diperhatikan bahwa


arus Lalu lintas harus normal kembali baru
anggota(anggota disini bukan termasuk dalam tim
penyidik kecelakaan Lalu lintas) dapat meninggalkan TKP

Permintaan Visum et Repertum :

Setelah kembali dari TKP, segera ajukan permintaan


Visum et Repertum ke Rumah Sakit dimana korban di
rawat.

Isilah Blangko Visum sesuai kebutuhan (Visum luar


untuk korban luka dan Visum dalam untuk korban
meninggal dunia)

39
Pengiriman mayat ke Rumah Sakit untuk dimintakan
Visum harus diperhatikan :

Diberi label dan disegel pada ibu jarinya (guna


menghindari kekeliruan)
Pada label harus jelas disebutkan identitas korban
( nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama,
tempat tinggal, No.LP, tanda tangan petugas yang
mengirim).

Apabila keluarga korban keberatan diadakan bedah


mayat maka kewajiban penyidik untuk secara persuasif
memberikan penjelasan tentang pentingnya bedah
mayat tersebut (sebagai pedoman gunakan pasal 222
KUHP).

Pada dasarnya pencabutan Visum tidak dibenarkan,


bilamana Visum harus dicabut maka yang berwenang
mencabut Visum adalah serendah-rendahnya
Kapolres.

Permohonan pencabutan Visum diajukan oleh


keluarga korban ( ayah/ibu, suami/istri, dan anak) yang
disahkan oleh Lurah/ kepala desa setempat
berdasarkan alasan yang dapat diterima maisalnya :
alasan agama, kepercayaan atau adat istiadat.

Pembuatan Berita Acara Pemeriksaan di TKP.

Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat oleh Penyidik/


Penyidik Pembantu yang melakukan pengolahan TKP,
dengan materi sebagai berikut :

40
Hasil yang diketemukan di TKP baik TKP itu
sendiri, korban, saksi-saksi, tersangka maupun
barang bukti.
Tindakan yang dilakukan oleh petugas (TP TKP
dan pengolahan TKP) tehadap hasil yang
ditemukan di TKP.

Disamping Berita Acara Pemeriksaan di TKP dibuat


juga Berita Acara Pemotretan di TKP dan Berita Acara
lain-lain sesuai tindakan yang dilakukan.

Adakan koordinasi dengan pihak Jasa Raharja dalam


rangka mempercepat klaim asuransi bagi korban luka
maupun meninggal dunia.

Laksanakan proses penyidikan sesuai KUHAP.

Pemanggilan tersangka dengan memperhatikan


hal hal sebagai berikut :

- Pedomani ketentuan yang diatur dalam pasal


112, 113 dan 116.
- Surat panggilan harus ditanda tangani oleh
pejabat yang berwenang ( Kapolres / Kasat
Lantas selaku penyidik) serta yang dipanggil.
- Nama, pekerjaan dan alamat yang dipanggil
harus ditulis dengan jelas.
- Waktu pemanggilan (tanggal hari dan jam)
dan tempat untuk menghadap harus ditulis
dengan jelas serta harus ada cukup tenggang
waktu bagi yang dipanggil (penerima surat
panggilan) untuk menghadap.
- Sebutkan dengan jelas maksud / keperluan
pemanggilan.
- Penahanan Sementara Terhadap Tersangka.

41
Bagi tersangka yang terlibat kecelakaan Lalu
lintas dan korban meninggal dunia atau luka
berat, untuk kepentingan penyidikan dapat
dilakukan penahanan sementara (pasal 20
KUHAP).

Oleh karena penahanan merupakan


tindakan pengekangan terhadap kebebasan
seseorang, maka dalam pelaksanaannya
harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

* Pedomani ketentuan yang diatur


dalam pasal 20, 21, 24, 25, 29 dan 31
KUHAP.
* Surat Perintah Penahanan Sementara
harus ditandatangani oleh pejabat
yang berwenang (Kapolres/ Kasat
Lantas selaku penyidik).
* Atas permintaan tersangka, penyidik
dapat menangguhkan penahanan
sementara (pasal 31 KUHAP yo pasal
35,36 PP 27 tahun 2083).
Kewenangan menangguhkan
penahanan sementara berada Kepala
Kesatuan (Kapolres).

* Surat Perintah Pengeluaran Tahanan


ditandatangani oleh Kepala Kesatuan
(Kapolres) .

- Penyidik atau penyidik pembantu (pemeriksa)


yang mempunyai kewenangan sesuai yang
diatur dalam pasal 6, 7, 9, 10 dan 11 KUHP
melakukan pemeriksaan terhadap
saksi/tersangka dalam hal sebagai berikut :

42
* Dalam hal dimulainya penyidikan
terhadap peristiwa kecelakaan Lalu
lintas yang terjadi, maka penyidik
berkewajiban untuk memberitahukan
hal itu kepada Penuntut Umum (pasal
109 (1) KUHAP).

* Dalam hal dimulainya pemeriksaan


terhadap tersangka, maka pemeriksa
wajib untuk memberi-tahukan tentang
hak-hak tersangka (pasal 50 s/d 65
KUHAP).

* Dalam melakukan pemeriksaan,


pemeriksa dilarang menggunakan
ekerasan/tekanan dalam bentuk
apapun (pasal 117 (1) KUHAP).

* Pemeriksaan terhadap saksi atau


tersangka dapat dilakukan ditempat
kediamannya, bilamana telah duakali
dipanggil secara berturut-turut dengan
surat panggilan yang sah, tetapi yang
bersangkutan tidak dapat hadir karena
alasan yang patut dan wajar (pasal
113 KUHAP).

* Penyidik / penyidik pembantu dapat


meminta pendapat ahli / orang yang
memiliki keahlian khusus (pasal 120
(1) KUHAP). Terutama berkaitan
dengan persyaratan teknis dan laik
jalan kepada petugas DLLAJ yang
mempunyai keahlian sebagai

43
pemeriksa dan atau ATPM (sebagai
ahli spesifikasi tehnis kendaraan) di
daerah.

* Saksi diperiksa dengan tidak


disumpah kecuali ada cukup alasan
untuk dapat diduga bahwa ia tidak
akan dapat hadir dalam pemeriksaan
di Pengadilan (pasal 116 (1) KUHAP).

* Tersangka berhak meminta turunan


Berita Acara Pemeriksaan atas dirinya.

* Dalam hal tersangka ditahan


sementara, maka waktu 1 x 24 jam
( 1 hari ) setelah perintah penahanan
dijalankan harus segera dilakukan
pemeriksaan (pasal 122 KUHAP).

- Tersangka yang ditahan harus segera


dibuatkan Surat Perintah Penahanan
Tersangka (SPPT) dan tembusan
disampaikan kepada keluarga.

Perhatikan :

(1) Penyidik selalu mengikuti


perkembangan korban bila luka berat
s/d hari ke 30 bilamana tetap bertahan
hidup diklasifikasikan dalam penerapan
Pasal 360 (1) KUHP bila hari ke 31
meninggal dunia penerapan Pasalnya
360 (1) KUHP.
(2) Penyidik yang melakukan pemeriksaan
tidak boleh ganti-ganti.

44
(3) Beritahukan hak-hak tersangka secara
jelas.

Berita Acara Pemeriksaan yang digunakan


adalah :

(1) Terhadap kecelakaan Lalu lintas yang


korbannya meninggal atau luka berat proses
penyidikannya dilaksanakan sebagaimana
prosedur pemeriksaan biasa.
(2) Terhadap kecelakaan Lalu lintas yang
korbannya atau akibat yang ditimbulkan
sangat ringan, proses penyidikannya dapat
dilakukan secara Acara Pemeriksaan
Singkat (Sumir / Tipiring).

Penyitaan Barang Bukti

(1) Pada prinsipnya sesuai Pasal 52 huruf a


UULAJ, setiap kendaraan yang digunakan
untuk melakukan tindak pidana dapat
diamankan sementara termasuk surat-
suratnya yang semata-mata untuk
kepentingan penyidikan ke Pengadilan.
Kecelakaan Lalu lintas adalah perbuatan
tertangkap tangan (pasal 111 KUHAP).
Setelah dari TKP penyidik segera
menetapkan berdasarkan bukti-bukti di TKP
apakah perbuatan pelanggaran
mengakibatkan kecelakaan Lalu lintas dapat
dilakukan penyidikan atau tidak.

45
Untuk melengkapi berkas perkara
pemeriksaan maka penyidik segera minta
persetujuan Ketua Pengadilan atas
kendaraan atau surat-surat yang disita
(pasal 38 ayat (2) KUHAP).
Atas pertimbangan kepentingan
masyarakat kendaraan dapat tidak
dilakukan penyitaan dengan catatan :
(2) Penyidik tidak membutuhkan lagi sebagai
bahan pembuktian.
(3) Kendaraan tersebut sangat dibutuhkan oleh
pemilik untuk mengurangi beban ekonomi
keluarga terutama kendaraan dari kredit.
(4) Penyidik tidak menambah beban
administrasi penyidikan terutama
penyediaan lahan parkir / penyimpanan dan
pengawasan.
(5) Kendaraan harus didata dari 4 dimensi
(pada titik benturan, depan/ belakang, kanan
/ kiri).
(6) Tidak boleh dirubah bentuk.

Taktik dan teknik pemeriksaan

a) Persiapan pemeriksaan

(1) Pemeriksa (penyidik / penyidik


pembantu) harus berusaha menarik dan
mengumpulkan semua keterangan yang
mengarah pada unsur-unsur pidana
yang dituduhkan semaksimal mungkin.
(2) Menyeleksi bukti-bukti dari TKP yang
penting untuk bahan pemeriksaan yang
dituangkan dalam BAP.

46
(3) Hindari pemikiran subyektif terhadap
pelaku sebelum mendapatkan
keterangan-keterangan dari saksi
(korban), pelaku disertai dengan bukti-
bukti di TKP

b) Hasil pemeriksaan dibuat dalam berita acara


sebagai berikut :

(1) Kecelakaan Lalu lintas korban


Meninggal dunia dan atau luka berat
dibuat dalam acara pemeriksaan biasa
(pasal 152-202 KUHAP).

(2) Kecelakaan Lalu lintas dengan korban


luka ringan dan atau rugi material dibuat
dalam acara pemeriksaan singkat (pasal
203-204 KUHAP) Contoh terlampir.

c) Berita Acara harus memenuhi persyaratan :

(1) Syarat formal


Sesuai dengan pasal 121 KUHAP yaitu
Penyidik atas kekuatan sumpah jabatan
membuat BA yang diberi tanggal dan
memuat tindak pidana yang
dipersangkakan, dengan menyebut
waktu tindak pidana dilakukan, nama
dan tempat tinggal dari tersangka dan
atau saksi, keterangan mereka, catatan
mengenai akta dan atau benda serta
segala sesuatu yang dianggap perlu
untuk kepentingan penyelesaian
perkara.

47
(2) Syarat matriel
Yaitu Berita Acara yang dibuat harus
memenuhi syarat-syarat pembuktian
yaitu antara bukti-bukti yang
diketemukan di TKP dengan unsur-
unsur kesalahan (kelalaian dan atau
kesengajaan) yang disangkakan.

B. Penyidikan Kecelakaan Lalu lintas menyangkut Warga Negara Asing


( CD atau CC)

1. Anggota CD/CC mengunakan kendaraan CD/CC bertabrakan pejalan kaki :

a. Tindakan pertama di TKP


1) Laksanakan TPTKP sesuai prosedur
2) Catat identitas korban/pejalan kaki dan pengemudi (anggota CD/CC)
serta kendaraannya.

b. Tindakan lanjutan (di kantor).


1) Periksa saksi dan korban (kalau memungkinkan)
2) Pengemudi dan Kendaraan anggota CD/CC tidak ditahan/disita.
3) Berkas perkara diteruskan ke DEPLU melalui Direktur Intelpampol
Mabes Polri.
2. Anggota CD/CC menggunakan kendaraan CD/CC bertabrakan dengan
kendaraan sipil yang dikemudikan oleh orang sipil.

a. Tindakan pertama di TKP.


1) Laksanakan TPKTP sesuai prosedur.
2) Catat identitas kendaraan dan kedua pengemudi yang terlibat
tabrakan.
3) Kendaraan CD/CC tidak disita.
4) Kendaraan sipil disita.

48
b. Tindakan lanjutan (di kantor)
1) Melaksanakan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan pengemudi
Sipil lebih lanjut
2) Teruskan perkara ke pengadilan apabila terbukti pengemudi Sipil
sebagai tersangka, dengan tembusan DEPLU melalui Direktur
Intelpampol Mabes Polri / Ditlantas Polri.
3) Teruskan berkas perkara ke DEPLU melalui Direktur Intelpampol
Mabes Polri, apabila terbukti anggota CD/CC sebagai tersangka.

3. WNI / WNA (bukan anggota CD/CC) yang menggunakan kendaraan CD/CC


bertabrakan dengan kendaraan Sipil yang dikemudikan oleh orang Sipil.

a. Tindakan pertama di TKP.


1) Lakukan TPTKP sesuai prosedur
2) Catat identitas kedua pengemudi dan kendaraan yang terlibat.
3) Kendaraan yang dikemudikan CD/CC tidak disita.
4) Kendaraan Sipil disita

b. Tindakan Lanjutan (di kantor)


1) Kedua pengemudi dan saksi diperiksa lebih lanjut.
2) Berkas perkara diajukan ke Pengadilan.

4. Anggota CD/CC menggunakan kendaraan CD/CC bertabrakan dengan


anggota ABRI sebagai (pejalan kaki / pengemudi kendaraan) :
a. Amankan TKP
b. Segera hubungi POM TNI (penanganan oleh POM) bila diminta bantuan,
berikan bantuan dalam hal pengukuran dan penggambaran Sket TKP.

C. Penyidikan Kecelakaan Menyangkut Anggota TNI.

1. Anggota TNI yang menggunakan kendaraan Sipil / Kendaraan Dinas milik TNI,
bertabrakan dengan kendaraan sipil yang dikemudikan oleh orang sipil :

a. Tindakan di TKP.

49
b. Lakukan TPTKP sesuai prosedur.
c. Segera hubungi POM TNI.

2. Tindakan lanjutan ( di kantor ).


a. Pengemudi Sipil diperiksa lanjut dan buatkan BAP-nya
b. Pemeriksaan saksi (pengemudi TNI) pemeriksaan dilakukan oleh POM
TNI dan atau penyidik Polri.
Apabila terbukti bahwa pengemudi anggota TNI sebagai tersangka, maka
BAP di TKP, BAP saksi dan barang-barang bukti yang disita oleh petugas
POLRI, diserahkan kepada POM TNI untuk diselesaikan melalui Mahmil.
Apabila terbukti bahwa pengemudi Sipil sebagai tersangka, maka perkara
diselesaikan melalui proses pengadilan Negeri dan anggota TNI sebagai
saksi.

3. Anggota TNI bertabrakan dengan anggota TNI.


a. Amankan TKP.
b. Segera hubungi POM TNI (penanganan di TKP oleh POM TNI dibantu
oleh anggota Polri/Polantas).
c. Apabila diminta bantuan oleh POM TNI, berikan bantuan dalam hal
pengukuran dan penggambaran sketsa TKP.

D. Kecelakaan Lalu lintas yang melibatkan anggota VVIP/VIP

1. Yang dimaksud dengan VVIP adalah :


a. Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.
b. Tamu negara setingkat Presiden.

2. Yang dimaksud VIP adalah :


a. Pejabat-pejabat Negara (Para Menteri Kabinet, Pejabat Tinggi Non
Departemen, para anggota MPR/DPR RI).
b. Tamu Negara setingkat Pejabat Negara (Menteri) dan atau pejabat asing
yang diperlakukan sebagai tamu Negara.
c. Pejabat Perwakilan Negara Asing (CD/CC).
d. Kas Angkatan/Kapolri.
e. Pejabat Muspida TK I

50
Proses penyidikan kecelakaan Lalu lintas yang melibatkan anggota
VVIP/VIP seperti tersebut diatas adalah sebagai berikut :

1) Anggota VVIP

a) Pengemudi dan kendaraan tidak ditahan/disita.


b) Kendaraan Non VVIP diproses sesuai prosedur.
c) Hasil Penyidikan (berkas perkara) dikirimkan ke Sekretariat
Negara melalui Dirlantas Polri dengan tembusan kepada Kapolri.

2) Anggota VIP

a) Proses penyidikannya sama dengan anggota VVIP dalam rangka


acara Dinas / Protokoler.
b) Proses penyidikannya sesuai prosedur untuk umum dan khusus
untuk pejabat tinggi negara (Menteri anggota, MPR / DPR RI
dalam hal tertentu dimintakan ijin melalui Presiden.
c) Adakan Koordinasi sebaik-baiknya dengan instansi terkait.
d) Laporkan segera hasilnya kepada pimpinan secara berjenjang.

E. Penyelidikan Kasus Tabrak Lari (Hit and Run).

1. Tindakan pertama di TKP.

a. Mencari dan mengumpulkan informasi / keterangan dari korban / saksi


dan masyarakat setempat. Kemungkinan ada yang mengetahui /
mengenal pengemudi yang melarikan diri, nomor Polisi, warna, jenis,
merek kendaraan dan sebagainya.
b. Meneliti bukti-bukti yang tertinggal/barang bukti yang didapat di TKP untuk
dijadikan bahan penyelidikan lebih lanjut, antara lain : Bekas Rem,
pecahan kaca, bekas ban, darah / cat yang ada pada baju korban dan
sebagainya.

51
c. Mencari lebih lanjut tentang kemugkinan-kemungkinan arah larinya
kendaraan tersebut, dari tipe tabrakan dan arah datangnya kendaraan
tersebut dan lain-lain.
d. Mengadakan pemotretan terhadap TKP dan bukti-bukti yang tertinggal di
TKP serta korban / kendaraan yang terlibat.

2. Tindakan lanjut

a. Segera menginformasikan kepada unit-unit operasional yang bergerak


(bila telah diketahui identitas kendaraan yang melarikan diri) untuk
diadakan pencarian dan penangkapan.
b. Segera melakukan pemeriksaan ditempat-tempat yang diperkirakan
digunakan untuk merubah identitas kendaraan dan atau menyembunyikan
kendaraan. (bengkel, show room).
c. Segera melakukan pemblokiran STNK melalui Samsat (bila identitas
kendaraan tersebut sudah diketahui).
d. Mengirimkan bukti-bukti yang ditemukan di TKP ke laboratorium forensik
Kapolri untuk dilakukan pemeriksaan. (bekas cat, darah dll).

F. Prosedur Penanganan Masalah Perdata

1. Penyelesaian ganti rugi oleh pemilik kepada korban kecelakaan Lalu lintas.

a. Bila kecelakaan Lalu lintas menimbulkan kerugianbagi orang lain


berdasarkan pasal 1365 KUH Perdata maka pihak yang merasa dirugikan
berhak menuntut kerugian.
b. Hubungan hukum antara pengemudi dengan majikan belum diatur dalam
perundang-undangan di Indonesia, namun hubungan majikan dengan
pengemudi hanya berdasrkan pekerjaan yang diatur dalam pasal 1376
KUH Perdata.
c. Pihak majikan berdasarkan pasal 12 UULAJ bertanggung jawab atas
kendaraan yang dioperasikan dijalan dan harus memenuhi laik jalan.

52
d. Atas kerugian kecelakaan yang ditimbulkan, oleh karena tidak dipenuhinya
unsur laik jalan diatas, maka majikan / pemilik bertanggung jawab karena
berdasarkan pasal 1367 KUH Perdata antara majikan/pemilik dengan
pengemudi didasarkan atas hubungan pekerjaan.
e. Untuk itu dalam setiap penyelidikan kecelakaan Lalu lintas yang
menimbulkan korban meninggal dunia, penelitian dengan
mengikutsertakan instansi LLAJ da PU merupakan syarat mutlak untuk
kepentingan hukum terutama yang berkaitan dengan instansi LLAJ adalah
sebagai saksi yang wajib dimintakan kesaksian untuk mempertanggung
jawabkan perbuatan hukum yang ditimbulkan oleh pemilik kendaraan
pasal 53 UULAJ (1) dan penjelasannya Jo pasal 120 KUHAP.
Yurisprodensi : Mahkamah Agung 202 K/PDT/2094 tanggal 30 Juli 2094.

2. Penggabungan Perkara gugatan ganti rugi dan tuntutan / penyelesaian


perkara pidana kecelakaan Lalu lintas.

a. Pada prinsipnya gugatan ganti rugi dapat diajukan secara berdiri sendiri
atau jika dimungkinkan dapat dimintakan kepada hakim Pengadilan Negeri
agar dapat diperiksa serta diputus sekaligus dengan perkara pidana (pasal
98 KUHP).
b. Kecelakaan Lalu lintas yang menimbulkan kerugian, bagi pihak korban
dapat meminta kepada hakim untuk memeriksa perkaranya sebelum
penuntut umum membacakan dakwaannya dalam acara biasa sedangkan
dalam acara pemeriksaan cepat sebelum hakim memberi keputusan.
c. Hakim akan mempertimbangkan berdasarkan kewenangannya untuk
mengadili gugatan tersebut atas dasar :
1) Kebenaran dasar gugatan
2) Hukuman pengganti biaya yang dikeluarkan oleh pihak korban.
d. Jika hakim tidak berwenang untuk mengadili gugatan, atau gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima maka putusan hakim hanya memuat
tentang penetapan hukuman pengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh
pihak korban.

53
e. Untuk pemeriksaan penggabungan diatas akan diperiksa pada tingkat
banding apabila perkara pidananya dimintakan banding, dan bila tidak
dimintakan banding putusan ganti rugi tidak diperkarakan.

G. Administrasi Penyidikan.

1. Penyidikan kecelakaan Lalu lintas perlu didukung dengan sistem admnistrasi


yang baik meliputi :

a. Kelengkapan berkas perkara pemeriksaan meliputi :

1) Sampul berkas perkara.


2) Daftar isi berkas perkara.
3) Resume.
4) Laporan Polisi.
5) Berita Acara Pemeriksaan di TKP.
6) Surat Pemberitahuan dimulainya penyidikan.
7) Berita Acara Pemeriksaan Saksi.
8) Berita Acara Pemeriksaan/surat keterangan Saksi/Ahli.
9) Berita Acara penyumpahan saksi/ahli.
10) Berita Acara Pemeriksaan Tersangka.
11) Surat Perintah Penyitaan barang bukti.
12) Berita Acara Penyitaan barang bukti.
13) Surat Panggilan.
14) Surat Perintah Penangkapan.
15) Surat Perintah Penahanan.
16) Berita cara Rekontruksi.
17) Berita Acara Penangkapan.
18) Berita Acara Pengembalian barang bukti.
19) Berita Acara Pembungkusan dan penyegelan barang bukti.
20) Surat Perintah Penangguhan Penahanan.
21) Surat Perintah Pengalihan jenis Penahanan.
22) Surat Permintaan Perpanjangan penahanan kepada Kepala
Kejaksaan negeri (PU).

54
23) Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan kepada Ketua
Pengadilan Negeri.
24) Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
25) Surat Permintaan izin Penetapan penyitaan barang bukti kepada
Ketua Pengadilan Negeri.

b. Kelengkapan admnistrasi penyidikan bentuk buku Register meliputi :

1) Buku Register Laporan Polisi


2) Buku Register kejahatan/Pelanggaran
3) Buku Register surat Panggilan
4) Buku Register Surat Perintah Penangkapan
5) Buku Register Surat Perintah Penyitaan
6) Buku Register Surat Perintah Tugas
7) Buku Register Tahanan
8) Buku Register Berkas Perkara
9) Buku Register Barang Bukti
10) Buku Register Pencarian orang dan kendaraan
11) Buku Register Permintaan Visum et Repertum
12) Jurnal Kecelakaan Lalu lintas
13) Daftar Recidivist

Buku-buku register tersebut diatas (Point 1 s/d 13) keberadaannya ada di


satuan Lalu lintas masing-masing wilayah.

Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : Februari 2010
DIREKTUR LALU LINTAS BABINKAM POLRI

DRS. DJOKO SUSILO, SH. M.Si


BRIGADIR JENDERAL POLISI

55
56
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
................................ 20 .......
No.Pol. :
Klasifikasi :
Lampiran :
Perihal : Pemberitahuan dimulainya Kepada
Proses Penyidikan. Yth. KEPALA KEJAKSAAN ...........
..........................................
di
..........................................

1. Dengan ini diberitahukan bahwa pada hari .............. tanggal ...tahun 20


............. telah dimulai penyidikan tindak pidana
...................................................................................................................................s
ebagaimana dimaksud dalam pasal ................................................................ atas
nama tersangka :

a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
c. .........................................................................................
d. .........................................................................................
2. Dasar penyidikan :
a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
c. .........................................................................................
d .........................................................................................
terlampir.
3. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA .............................
Selaku

Penyidik / Penyidik Pembantu


......................................................
........................... 20 ....

57
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA.

No.Pol. :
Klasifikasi :
Lampiran :
Perihal : Pemberitahuan peng- Kepada
hentian Penyidikan
Yth. KEPALA KEJAKSAAN .......

di

......................................
1. Sehubungan dengan Surat kami No.Pol.: ...................................... tanggal
........................., perihal Pemberitahuan dimulainya penyidikan tindak pidana
................................................................................................
sebagaimana dimaksud
dalam pasal .........................................................................................................
atas nama tersangka ...................................... dengan ini diberitahukan bahwa
terhitung mulai tanggal ..........tahun 20 .................. penyidikan dihentikan oleh
karena :

a. Tidak cukup bukti.


b. Bukan merupakan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas.
c. Demi Hukum.
2. Dasar :
a. Surat Ketetapan No.Pol.: ............... tanggal ............ tentang
penghentian penyidikan .
b. Resume hasil penyidikan tanggal ....................................(terlampir).
3. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA .............................
Selaku

Penyidik / Penyidik Pembantu


......................................................
Pangkat ...............Nrp..........

58
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.

SURAT PANGGILAN
No.Pol.: ........................................

PERTIMBANGAN : Guna kepentingan pemeriksaan dalam rangka penyidikan tindak pidana


kecelakaan Lalu lintas, perlu memanggil seseorang untuk didengar keterangannya.

DASAR : 1. Pasal 7 (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) dan pasal 113
KUHAP.

2. Laporan Polisi No.Pol.: .................... tanggal ......................................


MEMANGGIL
Nama : ...............................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................
Alamat : ..............................................................................

UNTUK : Menghadap kepada.. di


......................................................................(kesatuan), Jln.
..................... pada hari ........................................... tanggal
........................................ tahun 20 ....................... jam ............................. kamar no
........................ untuk didengar keterangannya sebagai tersangka / saksi dalam
perkara pidana................................................. sebagai dimaksud dalam pasal
.......................................................................................................
................................ 20 .............................
KEPALA ...................................
selaku
penyidik / Penyidik Pembantu

............................................
Pangkat .................Nrp .......

59
Pada hari ini ................................ tanggal ...................... 20 .................... 1 (satu) lembar Surat Panggilan
ini telah diterima oleh yang bersangkutan.

Yang Menerima, Yang menyerahkan,

................................ ...............................
.................Nrp .....

PERHATIAN : Barang siapa yang dengan melawan hukum tidak menghadap sesudah dipanggil
menurut Undang-undang dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal 216 KUHAP.
CATATAN : Berhubung pemeriksaan belum selesai, agar datang kembali pada :

No Tanggal Hari Jam Tanda Tangan


Penyidik /Penyidik
Yang dipanggil
Pembantu
1. ...................... ................. .................... ........................ ...........................
2. ...................... ................. .................... ........................ ...........................

60
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA

SURAT PERINTAH MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI


No.Pol.: .......................................................

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan pemeriksaan dalam rangka penyidikan tindak pidana


kecelakaan Lalu lintas, perlu mengambil tindakan hukum membawa tersangka /
saksi karena tidak memenuhi Surat Panggilan yang sah untuk kedua kalinya tanpa
memberi alasan yang patut dan wajar.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) , pasal 5
ayat (1) huruf b angka 4 KUHAP.
2. Surat panggilan No.Pol.: ..................................................
tanggal................................... 20 ............................. dan Surat Panggilan
ke II No. Pol.: ............................. tanggal ..............................
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. N a m a : .........................................................................................
Pangkat/Nrp : .........................................................................................
Jabatan : .........................................................................................
Kesatuan : .........................................................................................
2. N a m a : .........................................................................................
Pangkat/Nrp : .........................................................................................
Jabatan : .........................................................................................
Kesatuan : .........................................................................................
UNTUK : 1. Membawa / menghadapkan tersangka / saksi :
Nama : .........................................................................................
Pekerjaan : ....................................................................................
Alamat : .........................................................................................
Kepada : di
...................................................................................... (kantor / Kesatuan),
untuk didengar keterangannya sebagai tersangka/saksi.

2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar melaporkan kepada yang


memberi perintah.
DIKELUARKAN DI : ..................................
PADA TANGGAL : ..................................
KEPALA ..................................................
Selaku
Yang menerima perintah Penyidik/Pembantu Penyidik
.......................................... ................................................

61
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.

SURAT PERINTAH PENANGKAPAN


No.Pol.: ...............................

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan penyidikan tindak pidana, perlu untuk melakukan


tindakan penangkapan terhadap seseorang yang diduga keras melakukan tindakan
tindak pidana kecelakaan Lalu lintas berdasarkan bukti permulaan yang cukup.
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 5 ayat (1) b angka 1, pasal 11, pasal 16,
pasal 17, pasal 18, pasal 19 KUHAP.
2. Laporan Polisi No.Pol.: ..........................................tanggal ..
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :.
2. Nama :
Jabatan :
Kesatuan :
UNTUK : 1. Melakukan penangkapan terhadap :
Nama :
Pekerjaan : ..
Alamat : ..
Kewarganegaraan : .
Agama :
Dan membawa
Ke kantor :
Karena diduga keras telah melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas

Sebagaimana dimaksud dalam pasal ..
2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini agar membuat Berita Acara
Penangkapan.
3. Surat Perintah ini berlaku dari tanggal s/d tanggal .
KELUARKAN DI : ......................................
PADA TANGGAL : ......................................
KEPALA .......................................................
Selaku
Penyidik/Penyidik Pembantu
....................................................
....................... Nrp .......................

62
Pada hari ................................................ tanggal ......................... 19 ............................ 1 (satu) lembar
Surat Perintah Penangkapan ini diserahkan kepada Tersangka/Keluarga Tersangka.

Yang menerima perintah Yang Menyerahkan


Tersangka/Keluarga Tersangka
................................................. ................................................
....................... Nrp ................

63
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA.

SURAT PERINTAH PENAHANAN


No.Pol.: ....................................................

PERTIMBANGAN : Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan diperoleh bukti yang cukup


tersangka diduga keras melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas yang
dapat dikenakan penahanan dan tersangka dikhawatirkan akan melarikan diri,
merusak atau menghilangkan barang bukti dan atau mengulangi tindak pidana,
maka perlu dilakukan penahanan.

DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 20, pasal 21, pasal 22, pasal 24
ayat (1) KUHAP.
2. Laporan Polisi No.Pol.: ............................................................. tanggal ..

MEMERINTAHKAN
Agar tersangka :
Nama : ................................................................................
Tempat / TglLahir : ...............................................................................
Alamat : .........................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................
Kewarganegaraan : .............................................................................
Agama : ..............................................................................
Karena diduga telah melakukan tindak pidana ....................................................................................
sebagaimana dimaksud dalam pasal ....................................... untuk menjalani penahanan di :
a. Rumah tahanan Negara di ..................................
b. Rumah tempat tinggal/kediaman tersangka .........
c. Kota tempat tinggal/kediaman tersangka ..............

Untuk selama 20 hari terhitung mulai tanggal ....................... s/d tanggal .

DIKELUARKAN DI : ..................................
PADA TANGGAL : ..................................
KEPALA .......................................................
Selaku
Penyidik/Penyidik Pembantu
....................................................

64
............................. .......................

Register Kecelakaan/
Pelanggaran : No...................................
Register Tahanan : No...................................
Sidik Jari : ........................................
Pada hari ini .................................................. tanggal ................................ 19 .......................
Surat Perintah Penahanan diserahkan kepada tersangka.

Yang menerima Penyidik/Pembantu Penyidik


Tersangka
........................................ ...............................................
....................... .......................

65
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA.

SURAT PERINTAH PENANGGUHAN PENAHANAN


No.Pol.: .......................................................................
PERTIMBANGAN : Bahwa setelah dilakukan pemeriksaan terdapat bukti yang cukup
tersangka diduga keras melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas dan
terhadapnya dikenakan penahanan, akan tetapi dengan mempertimbangkan
permintaan tersangka dan memperhatikan syarat-syarat yang ditentukan UU,
keadaan tersangka dan tindak pidana yang dilakukan serta situasi masyarakat
setempat, maka terhadapnya dapat dilakukan penangguhan penahanan.
DASAR : 1. Pasal 31 dan pasal 123 KUHAP
2. Laporan Polisi No.Pol.: ...................................tanggal .....................
3. Surat Permintaan Penahanan No.Pol.: .............................. tanggal
............................................................................................
4. Surat Permohonan Tersangka tanggal ..............................................

DIPERINTAHKAN
KEPADA : TERSANGKA,
Nama : .............................................................................
Tempat / Tgl Lahir : .............................................................................
Alamat :.............................................................................
Pekerjaan :.............................................................................
Kewarganegaraan : .............................................................................
Agama : .............................................................................

UNTUK : menangguhkan pelaksanaan penahanannya dengan ketentuan.


1. Untuk penangguhan penahanan ini dijamin oleh :
a. N a m a : ..............................................
b. Tempat / Tgl Lahir : ..............................................
c. Pekerjaan : ...........................................
d. Alamat : ..............................................
e. Kewarganegaraan : ..............................................
f. Hubungan dengan tersangka : ..............................................
2. Untuk penanggulangan penahanan ini diberikan jaminan uang :
a. Jumlah : ...................................................
b. Disiplin : ...................................................
3. Wajib Lapor.
DIKELUARKAN DI : ..............................
Pada ada tanggal : ..............................
KEPALA .......................................................
Selaku
Penyidik/Penyidik Pembantu
....................................................
............................. Nrp ..................................

66
Register Kecelakaan/Pelanggaran : No .....................................................................
Register Penangguhan Penahanan : No .....................................................................
Register Sidik Jari : No .....................................................................
Pada hari ini ...................................................... tanggal ................................ tahun ....................... (satu)
lembar Surat Perintah Penangguhan penahanan ini telah diserahkan kepada tersangka.

Yang menerima Yang Menyerahkan


Tersangka
.......................................... ................................................

67
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA.

SURAT PERINTAH PENYITAAN


No.Pol:....................................................

PERTIMBANGAN : Untuk kepentingan penyidikan, penuntutan dan peradilan, perlu untuk


melakukan tindakan penyitaan Barang Bukti.

DASAR : 1. Pasal 1 butir 16, pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, pasal 7 ayat(1) huruf d
dan e, pasal 11, pasal 38 ayat 91), pasal 39, pasal 42, pasal 43, pasal
44, pasal 49, pasal 128, pasal 129, pasal 130 dan pasal 131 KUHAP.
2. Laporan Polisi No. Pol. tanggal........................................
3. Surat Izin atau izin khusus Penyitaan dari Ketua pengadilan Negeri
No..................................................tanggal..........................

DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

2. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

3. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :

UNTUK : 1. Melakukan Penyitaan Barang Bukti berupa di ...


2. Setelah melaksanakan Surat Perintah ini segera membuat Berita Acara
Penyitaan.
3. Surat Perintah ini berlaku dari tanggal s/d tanggal .
DIKELUARKAN DI : ...........................................
PADA TANGGAL : ...........................................
KEPALA ..................................................

Selaku
Yang menerima perintah Penyidik/Pembantu Penyidik
.......................................... ................................................

Nrp
.......................

68
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTISIA .................., ............... 19 ........


No.Pol. :
Klasifikasi :
Lampiran :
Perihal : Permintaan Izin/izin Kepada
Khusus Penyitaan
Yth. KETUA PENGADILAN NEGERI
..........................................
di
..........................................
1. Berdasarkan :
a. Laporan Polisi No. Pol.: .............................. tanggal
.........................................................................................
b ........................................................................................
c. ........................................................................................
Tersangka :...............................................................
Nama : ...............................................................
Tempat/tgl : ...............................................................
Lahir : ...............................................................
Pekerjaan : ...............................................................
Alamat : ...............................................................

Diduga telah melakukan tindak pidana Laka Lantas ..............................


................................................. sebagaimana dimaksud dalam pasal ...
2. Untuk kepentingan penyidikan diperlukan tindakan hukum berupa ...................
............................................................................................................................
3. Guna keperluan tersebut diharapkan Ketua dapat menerbitkan Surat Izin/izin
khusus yang dimaksud.
4. Demikian untuk menjadikan maklum dan mengharap keputusan.

KEPALA .............................
Selaku
Penyidik / Penyidik Pembantu
............................................
Pangkat .................. Nrp .............

69
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA.

SURAT TANDA PENYITAAN


No.Pol.: ....................................................

Yang bertanda tangan dibawah ini (nama, pangkat, NRP) ..............................................


Pembantu pada .........................................telah menerima penyerahan barang-barang atau surat lain dari
pemilik/penguasa :

Nama : ............................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ............................................................................
Pekerjaan : ............................................................................
Tempat tinggal :.............................................................................

Dengan disaksikan oleh : (Nama, Umur, Pekerjaan, Alamat)

1. Nama : ................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ................................................................
Pekerjaan : ................................................................
Tempat Tinggal : ................................................................

2. Nama : ................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ................................................................
Pekerjaan : ................................................................
Tempat Tinggal : ................................................................

Barang-barang atau surat tersebut sebagai bukti dalam perkara tersangka ................................... yang
diduga melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas ..................
Barang-barang atau surat lain tersebut adalah sebagai berukut :

1..................................................................................................................
2..................................................................................................................
3. ................................................................................................................
4...................................................................................................................

(barang atau surat lain tersebut dicatat menurut berat, jumlah, jenis, ciri-ciri atau sifat khas masing-masing).
............... , ...........19 ........

Yang Menguasai Barang, Yang Menerima,


_ tanda tangan _
1. Nama : .........
( ..........Nama ............... ) 2. Pangka/NRP : .........
3. Jabatan : .........
4. Tanda Tangan : ...........

70
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROJISTISIA ......, ........... 19........

Jalan : ..................................
No. Telp. : ..................................
No.Pol. : ..................................
Klasifikasi : ..................................
Lampiran : ..................................
Perihal : Permintaan Visum Kepada
Et Repertum Laka.
Yth. .......................................

di

................................

1. Bersama ini dikirimkan seorang dengan keterangan sebagai berikut :


Nama : .............................................
Jenis kelamin : .............................................
Warga Negara : .............................................
Pekerjaan : .............................................
Alamat : .............................................

2. Orang tersebut diduga telah mengalami luka-luka berat / ringan * )


di ........................................................ pada tanggal ..............................................
jam .............................................................. sehingga menderita ..........................
................................................. pada bagian tubuh ...............................................
3. Perlu dijelaskan bahwa orang tersebut : *)
a.
Melapor kepada Polisi pada tanggal
......................................................................................................................
.................. jam .............................................................................................
b. Diketemukan Polisi pada tanggal .................................................................
.................... jam ...........................................................................................
c. Dilaporkan / datang pada Polisi dibawa oleh orang pada jam ......................
4. Mohon diadakan pemeriksaan medis / pengobatan / perawatan atas orang tersebut
serta dibuatkan visum et repertum.
KEPALA ........................................
Yang menerima :
Nama : ............................
Jabatan : ............................
Tanda tangan : ............................
Tanggal : ................ .............
Jam : ............................

71
*) Coret yang tidak perlu.

Catatan : Bila Si korban bukan gadis / diduga bukan gadis harap pertanyaan ini dicoret.
Bagaimana keadaan liang sanggama dari orang tersebut dibandingkan dengan :
1. Liang sanggama dari seorang gadis yang belum pernah bersetubuh (coitus ).
2. Liang sanggama dari seorang yang baru pertama kali bersetubuh.
3. Liang sanggama dari seorang perempuan yang sudah sering bersetubuh tapi belum
mempunyai anak.
4. Liang sanggama dari perempuan yang sudah sering melahirkan anak.

KEPALA...............................
Yang menerima :
Nama : .............................
Jabatan : .............................
Tanda tangan : .............................
Tanggal : .............................
Jam : .............................
*) Coret yang tidak perlu.

72
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Jalan : ..................................
No. Telp. : ..................................

NO.POL. : .................................. ........., ........... 19


Klasifikasi : ..................................
Lampiran : ..................................
Perihal : Permintaan Visum Kepada
Et Repertum Mayat.
Yth. ...............................

di

.........................

1. bersama ini dikirimkan mayat dengan keterangan sebagai berikut :


Nama : ........................................................................................
Jenis Kelamin : ...................................................Umur ............................
Warga negara : ....................................................... Agama .....................
Alamat : ........................................................................................
Pekerjaan : ........................................................................................

2. Jenazah tersebut ditemukan di ................... pada tanggal ...... jam ................ dengan penjelasan
bahwa :
a. Orang tersebut meninggal di ................................ pada tanggal ................
jam .....................................................................................................................
b. Kematian orang tersebut diduga kecelakaan Lalu lintas.
- Ditabrak kendaraan.
- Jatuh dari kendaraan lebih dari satu.
- Korban tabrakan kendaraan.

3. Bersama ini disertakan barang bukti lain berupa : ..............................................

4. Mohon diadakan pemeriksaan luar dan didalam ( seksi ) atas jenasah tersebut dan dibuatkan Visum
et Repertumnya.
KEPALA ......................................
Yang menerima :
Nama : .............................
Jabatan : .............................
Tanda tangan : .............................
Tanggal : .............................
Jam : .............................
*) Coret yang tidak perlu.

73
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN DI TKP

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ....................................


bulan .................................. tahun 2000 .........................................jam
..................................................... saya : ----------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------..........................------------------------------------------Pangkat
.......................................... Nrp ............................... Jabatan ....................................

Bersama : 1.......................... Pangkat / Nrp ......................................................


2. .....................................................................................................
4. .....................................................................................................
5. ......................................................................................................
Berdasarkan Laporan Polisi No.Pol.: ............................................................................... tanggal
............... 2000 ............................................ telah mendatangi tempat kejadian perkara di
...................................................................................................................................
1. Hasil-hasil yang ditemukan ............................................................................................
........................................................................................................................................
2. Tindakan yang telah diambil adalah sebagai berikut :
a. ....................................................................................................................................
b. ....................................................................................................................................
c. ....................................................................................................................................
d. ....................................................................................................................................
f. .....................................................................................................................................

--------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumph jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ......................
Yang membuat Berita Acara,

.............................................
Pangkat / Nrp

74
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA
BERITA ACARA MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ..................................


bulan .................................. tahun 2000 .........................................jam
..................................................... saya : ----------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------..........................--------------------------------------------------Pangkat
................................................... Nrp ............................... Jabatan .................................... dari
kantor tersebut di atas, berdasarkan : ------------------------------------
---------- 1. Surat Panggilan ke I No.Pol.: ................... ..... tanggal ................................
---------- 2. Surat Panggilan ke II No.Pol.: ........................ tanggal ................................
---------- 3. Surat Perintah Membawa No.Pol.: .................... tanggal ...............................
Telah membawa tersangka / saksi : ---------------------------------------------------------------------------------
---------- Nama : .............................................
---------- Tempat/tanggal lahir : .............................................
---------- Pekerjaan : .............................................
---------- Alamat : .............................................
---------- Kewarganegaraan : .............................................
---------- Agama : .............................................

Dalam perkara tindak pidana ....................................................................................


Sebagaimana dimaksud dalam pasal .........................................................................
Yang bersangkutan dibawa dari ........................................................................ dihadapkan kepada
............................................... kamar No. ........................................................ guna didengar
keterangannya sebagai tersangka/saksi : ------------------------------------------------------ Uraian tentang
pelaksanaan membawa tersangka/saksi adalah sebagai berikut : -------------------
---------- Demikian Berita Acara Membawa tersangka/saksi ini dibuat dengan sebenarnya
atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di
...............................................
Yang dibawa, Yang membuat Berita Acara,

............................... .........................................
Pangkat / Nrp

75
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENANGKAPAN

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam .....................................................
saya : ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
..........................------------------------------------------ Pangkat ............................................. Nrp
............................... Jabatan ............................. dari kantor tersebut di atas, bersama-sama
dengan : ----------------------
1. Nama, pangkat, Nrp : ...................................................................................
2. Nama, pangkat, Nrp : ..................................................................................
3. Nama, pangkat, Nrp : .....................................................................................
Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan : ------------------------------------------------
1. Surat Perintah Tugas No.Pol.: ..........................................................................
2. Surat Perintah Penangkapan No.Pol.: ......................................................................... 3.
Pasal 18 ayat (2) KUHAP (tertangkap tangan ----------------------------------------------------------
Telah melakukan penangkapan terhadap seorang laki-laki/perempuan : ----------------------
---------- Nama : ........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ........................................................................
---------- Pekerjaan : ........................................................................
---------- Alamat : ........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ........................................................................
---------- Agama : .......................................................................

Yang bersangkutan ditangkap sebagai tersangka dalam perkara ................................ Adapun


jalannya pelaksanaan penangkapan adalah sebagai berikut : ------------------------------
---------- Demikian Berita Acara Membawa tersangka/saksi ini dibuat dengan sebenarnya
atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di
...............................................
Yang dibawa, Penyidik/Penyidik Pembantu/
Penyelidik,
............................... ........................................
Pangkat / Nrp

76
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PENAHANAN

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ............................................................ saya
: ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------------------..........................----------------------------------------------------- Pangkat
................................................... Nrp ............................... Jabatan .................................... dari kantor
tersebut di atas, berdasarkan : ----------------------------------------------------------------------------- Surat Perintah
Penahanan No.Pol.: ............................................................... tanggal
............................................................................................................................................. telah melakukan
penahanan terhadap tersangka laki-laki/perempuan :
---------- Nama : ........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ........................................................................
---------- Pekerjaan : .........................................................................
---------- Alamat : .........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ..........................................................................
---------- A g a m a : ..........................................................................

yang diduga keras telah melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas ...................................... keadaan
kesehatan/fisik dan mental tersangka sebelum dimasukkan kedalam ruang tahanan
.................................................................................
---------- Sidik jari : .........................................................................
---------- Pemotretan : ........................................................................
---------- Barang-barang titipan berupa : .................................................. telah diserahkan dan
disimpan oleh : ........................................................................................
---------- Demikian Berita Acara Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............................................................................ bulan
................................................ tahun 2000 .............................................................................

Yang dibawa, Penyidik/Penyidik Pembantu/

............................... .........................................
Pangkat / Nrp

77
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENANGGUHAN PENAHANAN

--------- Pada hari ini .....................tanggal ......................... bulan ...... tahun 2000 ........jam ............... saya :
------------------------------------------------------------- -------------------------------------------..........................-----------------
-------------- Pangkat ............................ Nrp ................. Jabatan ...................... dari kantor tersebut di atas,
berdasarkan : -----------------
---------- 1. Surat Perintah Penahanan No.Pol.: .............. tanggal .......................
---------- 2. Surat Perintah Penangguhan Penahanan No.Pol.: ........... tanggal .....
---------- 3. Surat Permohonan tertulis tersangka/keluarga tersangka/penasehat hukum .......
..........................tanggal ................
telah melakukan penangguhan penahanan terhadap tersangka laki-laki/perempuan : ----------
---------- Nama : ...........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ...........................................................................
---------- Pekerjaan : ...........................................................................
---------- Alamat : ...........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ...........................................................................
---------- A g a m a : ...........................................................................
dengan ketentuan : ---------------------------------------------------------------------------------------------------1. Jaminan
orang : ...........................................................................
---------- Nama : ...........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ...........................................................................
---------- Pekerjaan : ...........................................................................
---------- Alamat : ...........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ...........................................................................
--------- A g a m a : ...........................................................................
--------- Hubungan dengan tersangka : ....................................................................
--------- Jaminan uang : ...........................................................................
--------- Jumlah lembar : .................................................................... .....
--------- Nomor seri : .................................................................... ......
--------- Jumlah nilai nominal : .................................................................... .....
--------- Disimpan di : ...................................................................... ....
---------- Dan diharuskan wajib lapor bagi tersangka. -------------------------------------------------- Keadaan
kesehatan fisik/mental tersangka .................................................
Barang-barang titipan berupa : ..........................................................................................
telah dikembalikan kepada tersangka oleh : ......................................................................
---------- Demikian Berita Acara Penangguhan Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............

Yang dibawa, Penyidik/Penyidik Pembantu/


............................... ........................................
Pangkat / Nrp

78
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENGALIHAN JENIS PENAHANAN

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------..........................-----
------------------------------------- Pangkat ................................................... Nrp ............................... Jabatan
...........................
dari kantor tersebut di atas, berdasarkan : -----------------------------------
1. Surat Perintah Penahanan No.Pol.: .............................................................. tanggal
.............................................................................................................................
2. Surat Perintah Pengalihan Penahanan No.Pol.: ............................................... tanggal
................................................................................................................ telah melakukan pengalihan
penahanan terhadap tersangka laki-laki/perempuan : ----
Nama : ......................................................................................
Tempat/tanggal lahir : .......................................................................................
Pekerjaan : .......................................................................................
Alamat : .......................................................................................
Kewarganegaraan : .......................................................................................
Agama : .......................................................................................
Untuk melaksanakan jenis penahanan .................................................................. di
......................................................................... yang sebelumnya melaksanakan jenis penahanan
.......................................... di .....................................................
--------- Keadaan kesehatan fisik/mental tersangka ..............................................................
---------- Barang-barang titipan berupa : ...................................................................
telah diserahkan dan disimpan oleh : .................................................................................
---------- Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian
ditutup dan ditanda tangani di ...................................................... bulan ................................................ tahun
2000 .................................................
Yang dibawa, Penyidik/Penyidik Pembantu/

............................... .......................................
Pangkat / Nrp

79
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENGELUARAN TAHANAN


--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan
.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------........... -----------------
---------------------------- Pangkat .................................................. Nrp ...................... Jabatan
.................................... dari kantor tersebut di atas, berdasarkan : --------------------------------------------------------
---------- Surat Perintah Pengeluaran Tahanan No.Pol.: .............................................tanggal
............................................................, telah mengeluarkan dari tahanan, tersangka : ------
Nama : ......................................................................................
Tempat/tanggal lahir : ......................................................................................
Pekerjaan : ......................................................................................
Alamat : ......................................................................................
Kewarganegaraan : ......................................................................................
Agama : .....................................................................................
Dari tempat penahanan terakhir di ..................................................................................... melaksanakan
jenis penahanan terahir ............................................................................. Ditahan sejak tanggal
................................................... s/d tanggal ........................................ dan tanggal
................................................................. s/d tanggal ........................................
Tersangka tersebut di atas ditahan berdasarkan : -----------------------------------------------------
---------- 1. Surat Perintah Penahanan No.Pol.: ....................................................... tanggal
..............................................................
---------- 2. Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan No.Pol.: ................................tanggal
................................................................
---------- 3. Surat Perintah Penangguhan Penahanan No.Pol.: .................................................... tanggal
..................................................
---------- 4. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Kepala Kejaksaan No.
...................................... tanggal ............................................................
---------- 5. Surat Perintah Perpanjangan Penahanan dari Ketua Pengadilan ............................. No.
...................................... tanggal ............................
Keadaan kesehatan/fisik dan mental tersangka ....................................................................
Barang-barang titipan berupa : ..........................................................................................
Telah dikembalikan kepada tersangka oleh : .......................................................................
---------- Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian
ditutup dan ditanda tangani di ................................................................ bulan ................................................
tahun 2000 ............................................................
Yang dibawa, Penyidik/Penyidik Pembantu/
............................... .........................................
Pangkat / Nrp

80
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PENYITAAN

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
--------------------------------------------------------- -----------------------------------------------------------..........................-----
-------------------------------- Pangkat ................................................... Nrp ............................... Jabatan
....................
dari kantor tersebut di atas, bersama-sama dengan : -----------------------------------------------------------
---------- 1. Nama, pangkat, Nrp : ............................................................................................
-------- 2. Nama, pangkat, Nrp : ...........................................................................................
3. Nama, pangkat, Nrp : ........................................................................ Masing-masing dari
kantor yang sama, berdasarkan : --------------------------------------------------------------------------------
1. Surat Perintah Penyitaan No.Pol.: ..............................tanggal ............... ----------
2. Laporan Polisi No.Pol.: ................................................tanggal ........ Telah melakukan
penyitaan barang berupa terhadap seorang laki-laki/perempuan : ----------------- ----------
1....................................................................................................................
2...................................................................................................................
3................................................................................................................ dari : ---------------------
---------- Nama : .........................................................................
---------- Alamat : .........................................................................
---------- Pekerjaan : ..........................................................................
---------- Di : .........................................................................
Dengan disaksikan oleh : ---------------------------------------------------------------
---------- 1. Nama : .................................................................................
Jabatan : ..................................................................................
Alamat : ...................................................................................

2. Nama : ....................................................................................
Jabatan :.......................................................................................
Alamat : .......................................................................................
Dalam perkara .....................................................................................................................
sebagaimana dimaksud dalam pasal ...................................................................................
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut .................................................................

---------- Demikian Berita Acara Penyitaan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditanda tangani di ...................................................
Pemilik Barang, Saksi-saksi Yang Melakukan Penyitaan
1. ....................
2. ....................
............................... .........................................
Pangkat / Nrp

81
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENYEGELAN BARANG BUKTI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
--------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------..........................---------
---------------------------- Pangkat ................................................... Nrp ............................... Jabatan
.................................... dari kantor tersebut di atas, bersama-sama dengan : ------------------
---------- 1. Nama, pangkat, Nrp : ....................................................................
---------- 2. Nama, pangkat, Nrp : .................................................................. ---------- 3. Nama,
pangkat, Nrp : ............................................................. Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan :
---------------------------------------------------------- 1. Surat Perintah Penyitaan No.Pol.:
..............................tanggal ---------- 2. Laporan Polisi No.Pol.:
................................................tanggal dengan disaksikan oleh tersangka/saksi *).
---------- Nama : ...........................................................................
---------- Tempat tinggal : ...........................................................................
---------- Pekerjaan : ...................................................................... ---------- Kewarganegaraan
: .......................................................................... ---------- Agama :
...........................................................................
Telah melakukan pembungkusan dan atau penyegelan barang bukti berupa : -------------------
a. .........................................................................................................................
b. .........................................................................................................................
c. .........................................................................................................................

dengan cara sebagai berikut ..............................................................................................

---------- Demikian Berita Acara Pembungkusan dan atau penyegelan Barang Bukti ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di
............................................... tanggal .................. bulan ........................ tahun ...............

Yang menyaksikan, Yang melakukan Pembungkusan


Penyidik/penyidik pembantu,

Tersangka / Saksi *). ..........................................


Pangkat / Nrp

82
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENYISIHAN BARANG BUKTI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------..........................-----
------------------------------------- Pangkat ................................................... Nrp ............................... Jabatan
.................................... dari kantor tersebut di atas, dengan disaksikan oleh : -----------------------------------------
-----------------
---------- 1. Nama : ..................................................................... ...... Pekerjaan
: ..........................................................................
Pangkat/jabatan: ...........................................................................

---------- 2. Nama : ........................................................................... Pekerjaan :


...........................................................................
Pangkat/jabatan: ...........................................................................

Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan : ------------------------------------------------


---------- 1. Berita Acara Penyitaan tanggal : .....................................................
---------- 2. Pasal 46 UU HAP. --------------------------------------------------------------
Telah melakukan penyisihan sebagian hasil dari benda sitaan berupa ..............................
jumlah/berat/ukuran (kg.Lt.Cm, buah) dengan cara (membuka pembungkus/segel, kemudian
dibungkus/dimasukkan ke dalam ................................................................................. dst) ---- Penyisihan
benda-benda sitaan tersebut untuk dipergunakan sebagai pembuktian dalam Sidang Pengadilan.--------------
-----------------------------------------------------------------------------
---------- Demikian Berita Acara Penyisihan Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............................................... tanggal ..................
bulan ........................ tahun ....................
Saksi-saksi : Penyidik/penyidik pembantu,

1. .....................
2. .....................
.............................................
Pangkat / Nrp

83
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENGEMBALIAN BARANG BUKTI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan ..................................


tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : -------------------------------------------------
---------------- -------------------------------------------------------..........................----------------------------------------------------- Pangkat
................................................... Nrp ............................... Jabatan .................................... dari kantor tersebut di atas,
dengan disaksikan oleh : ----------------------
---------- 1. Nama : .................................................................................................
Pekerjaan : .................................................................................................
Pangkat/jabatan : .................................................................................................
---------- 2. Nama : ..............................................................................................
Pekerjaan : .................................................................................................
Pangkat/jabatan : ................................................................................................
Masing-masing dari kantor yang sama, berdasarkan : -------------------------------------------------------------
1. Surat Penghentian Penyidik No.Pol.: ...........................................................tanggal .................................
2. Putusan Praperadilan No. : .......................................................................... tanggal ................................
3. Pertimbangan Penyidik bahwa kepentingan penyidik dan penuntutan tidak memerlukan lagi (telah
dikonsultasikan dengan Penuntut Umum / Hakim yang berwenang).
Telah mengembalikan benda sitaan / Barang Bukti yang telah disita berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No.Pol.:
....................................................... tanggal .................................. yaitu berupa ..........................................
Kepada : -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------- 1. Nama : ................................................................................................
Pekerjaan : ................................................................................................. Pangkat/jabatan :
.................................................................................................
dengan disaksikan oleh : ------------------------------------------------------------------------------------------------

---------- 1. Nama : ................................................................................................


Pekerjaan : .................................................................................................
Pangkat/jabatan : .................................................................................................
---------- 2. Nama : .................................................................................................
Pekerjaan : .................................................................................................
Pangkat/jabatan : ................................................................................................

Uraian singkat pelaksanaan pengembalian benda sitaan/barang bukti adalah sebagai berikut : ------------
---------- Demikian Berita Acara Pengembalian Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di .......... tanggal ............ bulan .......... tahun

Yang menerima kembali Yang mengembalikan


Penyidik/Penyidik Pembantu/Penyelidik
................................ Nrp ..................
1. ................................. 2. ....................................................
................... ..........Nrp ...................
3. ................................. 4. ..........................................
............................. Nrp ...................

84
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PENYERAHAN BARANG BUKTI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ bulan ..................................


tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : -------------------------------------------------
------------------------ -------------------------------------------------------..........................--------------------------------------------------
Pangkat ................................................... Nrp ............................... Jabatan .................................... pada kantor tersebut
di atas, berdasarkan Surat pengantar No.Pol.: .................. tanggal ............. perihal Penyerahan Barang Bukti, telah
menyerahkan dalam keadaan lengkap dan baik barang-barang bukti seperti terlampir dalam daftar barang bukti kepada
Pejabat Rumah penyimpanan Benda Sitaan Negara yang diterima oleh :
---------- 1. Nama : .......................................................................................................................
Pekerjaan : .......................................................................................................................
Pangkat/jabatan: ..........................................................................................................................

Serah terima ini dilakukan di .................................................... disaksikan oleh :


---------- 1. Nama : .........................................................................................................................
Pekerjaan : ......................................................................................................................
Pangkat/jabatan : ........................................................................................................................
---------- 2. Nama : .........................................................................................................................
Pekerjaan : .........................................................................................................................
Pangkat/jabatan : .........................................................................................................................

Dengan cara-cara : .................................................................................................

---------- Demikian Berita Acara Penyerahan Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............................................... tanggal .................. bulan
........................ tahun ..............................................................................

Yang menerima kembali Yang menyerahkan


Penyidik/Penyidik Pembantu/Penyelidik

....................................... ................................ Nrp .......................

Saksi-saksi

1. .............................

2. .............................

85
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PRO JUSTITIA

TANDA TERIMA BERKAS PERKARA


NO. POL. : ...........................................

Berkas perkara No.Pol.: .................................................. tanggal .................................. yang telah dikirim


dalam rangkap 2 (dua) dengan surat pengantar No.Pol.: .................................... tanggal
.................................... atas nama tersangka ........................................... (dkk), telah diterima pada tanggal
................................................... di ......................................................

Nama : .................................................................................................
Pangkat : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................

Yang menerima Yang menyerahkan,

.................................... ..............................

86
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.Pol. : ....................................
Klasifikasi : TERBATAS
Lampiran : ............................
Perihal : Pengiriman tersangka dan barang bukti Kepada

Yth. KEPALA KEPOLISIAN


........................................
di
........................................

1. Menunjukkan Surat kami No.Pol.: ..................................... tanggal ................... perihal


pengiriman barang perkara dan tersangka .................................... bersama ini dikirimkan
seorang/............ orang tersangka laki-laki / perempuan, seperti tersebut pada daftar terang ke
dalam bekas perkara No.Pol.: ................ tanggal......
Nama : . ...........................................................................................................
Umur : ............................................................................................ ..
Pekerjaan : ..........................................................................................................
Alamat : ...........................................................................................................
Berikut barang bukti berupa/dalam daftar terlampir :
a ............................................................................................................... .
b. .............................................................................................................. ..
c. ....................................................................................................................................
d. ......................................................................................................................................
Dalam perkara.......................................................................... (diberikan jenis, tindak pidana
yang dilakukan, waktu dan tempat kejadian serta pasal pidana yang dilanggar).
2. Tersangka tersebut angka 1 (satu) di atas tidak/dilakukan penahanan, terhitung mulai
tanggal ...................... s/d ...................... (surat perintah pemindahan tahanan No.Pol.:
...................................... tanggal .............................. terlampir.
3. Apabila perkara tersebut telah mendapat putusan (vonis) pengadilan, kiranya kepada
kami dapat dikirimkan petikan surat keputusannya.
4. Dikirimkan untuk menjadi maklum.

Tembusan : KEPALA ..........................


Selaku
1. Kepala Kesatuan Atas. Penyidik/penyidik pembantu
2. ...........................................

87
LEMBARAN BARANG BUKTI

JENIS :

NO. POL. :

NO. MESIN : ...

NO. RANGKA : ...

TANGGAL

PENYITAAN : ..

TEMPAT : ..

PASAL : ..

DISITA DARI : .

NAMA : .

PEKERJAAN : .

ALAMAT :

..,..

PETUGAS,

..

88
KONDISI KENDARAAN
PADA SAAT DISITA

..
TERDAKWA SAKSI SAKSI PETUGAS

.. 1. .
2. .

89
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

CONTOH
GAMBAR/SKETSA TKP LAKA LANTAS

X 1
P

L
K

Keterangan :

U : Menunjukan arah utara


L : Lebar jalan
K : Lebar bahu jalan
P : Titik patok pengukuran
A : Bayangan kendaraan B sebelum terjadi kecelakaan
B : Bayangan kendaraan B sebelum terjadi kecelakaan
A1 : Posisi terakhir kendaraan A setelah terjadi kecelakaan
B1 : Posisi terakhir kendaraan B setelah terjadi kecelakaan
X : Titik tabrak / Key point
S : Bekas rem kendaraan B

90
GRAFIK BEKAS REM

11 14 17 19 22 25 28 31 33
110

100

90
Rem
80
t

70 4,2

60

3,9
50

40

3,5
30

20
3,2

10

0
0 40 50 60 70 80 90 100 110 120

Keterangan :
1. S Rem = Jarak Rem
2. S Reaksi = Jarak Reaksi
3. V = Kecepatan Kendaraan
4. t = Waktu Reaksi dari pengemudi (rata-rata 1 detik)
5. a = Perlambatan (rata-rata 8 m / detik)

91
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA

LAPORAN - POLISI

--------- Pada hari ini ................................................................... tanggal ............................ ...bulan


.................................. tahun 2000 .........................................jam ..................................................... saya : ----
------------------------------------------------------------- -------------------------------------------------------..........................-----
------------------------------------- Pangkat ................................................... Nrp ............................... yang
dipekerjakan pada Kantor Polisi tersebut, telah menerima berita/pemberitahuan dari
...................................... tentang terjadinya kecelakaan Lalu lintas.

1. Hari, tanggal dan jam terjadinya kecelakaan/


kejadian
2. Nama tempat kecelakaan lantas
3. Pokok-pokok kejadian :
a. Tabrakan antara ....................................
b. Kendaraan ............ slip/lepas kendali,
dsb. .....................................................
c. Jenis kendaraan yang terlibat
d. Korban
e. Dan sebagainya
4. Identitas Pengemudi yang tersangkut (nama,
umur, jenis kelamin, pekerjaan, SIM alamat,
dsb)
5. Keadaan jasmani & rokhani pengemudi /
penumpang dsb. setelah kecelakaan
6. Keadaan cuaca, jalan dsb.
7. Gambar posisi kendaraan di TKP
8. Identifikasi kendaraan yang terlibat (STNK,
STCK, STUK, dsb).
9. Identitas Saksi (nama, umur, jenis kelamin,
pekerjaan, alamat)
10. Akibat tabrakan :
a. Korban manusia (nama, umur, jenis
kelamin, pekerjaan, alamat).
b. Mati, luka berat, dsb
11. Kerusakan benda/materiil dsb
12. Kerugian dinilai dengan uang kira-kira. Rp.
13. Keterangan singkat asal mula terjadinya (kolom ini dapat diperpanjang sesuai
kecelakaan Lalu lintas. kebutuhan laporan).
14. Kesimpulan sementara
15. Barang bukti yang disita
16. Orang yang ditangkap/ditahan

Demikian Laporan Polisi ini dibuat dengan sebenarnya, mengingat sumpah jabatan kemudian
ditutup dan ditanda tangani di .................................... pada tanggal dan bulan serta tahun seperti tersebut di
atas.
Mengetahui :
KASAT LANTAS ................. Yang membuat laporan ;
............................................
.....................................

92
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Untuk Garlantas di
luar Tilang dan
Tipiring lainnya
TERDAKWA
PRO JUSTITIA

BERITA ACARA PEMERIKSAAN CEPAT


PELANGGARAN LALU LINTAS JALAN
NO. : BAKAT / / /

Pada hari ini ..................... tanggal .............. tahun ........ saya sebagaimana tersebut dan bertanda tangan di
bawah ini dan selaku Penyidik telah memeriksa Perkara dan Pembuat Berita Acara Cepat seperti di bawah
ini :

1. PERKARA
Pelanggaran Lalu lintas jalan berupa ................................................. tanggal .......................................19
..................... jam ................... di jalan ........................................................................................................
2. KETERANGAN SAKSI / PETUGAS
1. Nama ...................... tempat/lahir.............................................................umur ....................................
jenis kelamin .............. kebangsaan ......................... pangkat.............................................................
tempat tinggal ........................................................................agama ....................................
pekerjaan............................................................................................ Menerangkan bahwa pada hari
ini dan tanggal tersebut telah melihat pelanggaran Lalu lintas oleh terdakwa berupa
:.......................................................................................................................................................
SAKSI
ttd
-----------------
2. Nama ...................... tempat/lahir.............................................................umur .......................... jenis
kelamin .............. kebangsaan ......................................................
pangkat............................................................. tempat tinggal ......................................agama
.................................................................................
pekerjaan...............................................................................................................................................
...... Menerangkan bahwa pada hari ini dan tanggal tersebut telah melihat pelanggaran Lalu lintas
oleh terdakwa berupa
:.....................................................................................................................................................
TERDAKWA
ttd
-----------------

93
3. BARANG BUKTI
Berdasarkan pasal 38 ayat (2) UU No.8/81 serta pasal 52 UU No.14/92 telah disita dari terdakwa
barang Bukti berupa :
a. Ranmor Roda dua / empat No.Pol.: ........................................................................................
b. SIM GOL : .......... A/N: ................................................................berlaku s/d.
c. STNK/STUK : ............................................................................................................................
d. KTP NO.:
TERDAKWA
ttd
-----------------
4. PETUNJUK
Berdasarkan Keterangan Saksi dan Keterangan Terdakwa serta melihat barang bukti yang disita
terdapat petunjuk bahwa terdakwa telah melakukan pelanggaran Lalu lintas jalan sesuai pasal
............................................................................................................................................................

Selanjutnya terdakwa dan saksi-saksi telah diperintahkan untuk menghadap di Pengadilan Negeri
............................. pada hari ........................ tanggal .................... 19.... jam .......... di ..

PENYIDIK

(..........................)

94

Anda mungkin juga menyukai