BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
1
4. Setiap tindakan yang dilakukan oleh petugas Polri di tempat kejadian perkara
Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan harus dapat
dipertanggungjawabkan baik kepada masyarakat atau rakyat, Negara dan
Hukum, maupun kepada lembaga dan organisasi Polri. Oleh karena itu diperlukan
suatu norma, standar, kriteria dan prosedur yang dipergunakan sebagai tolok ukur
pertanggungjawaban setiap personel Polisi Lalu lintas yang mengangani
Kecelakaan Lalu lintas dan Angkutan Jalan sesuai dengan kebijakan mutu
pelayanan Polisi Lalu lintas dan nilai-nilai profesionalisme dan akuntabiilitas
yang terkandung dalam kebijaksanaan dan strategi Trust Building.
1. Maksud
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Standar Operasional dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu lintas Dan
Angkutan Jalan ini ditetapkan dengan tujuan umum :
2
2) Terwujudnya suatu tolok ukur mutu pelayanan Polisi Lalu lintas dalam
suatu kebijakan mutu yang memiliki daya kepastian, terukur secara
profesional, proporsional, bermanfaat bagi masyarakat, dan dapat
dipertanggungjawabkan secara yuridis berasaskan nilai-nilai
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
b. Tujuan Khusus
C. Ruang Lingkup
Standar Operasional Dan Prosedur Penanganan Kecelakaan Lalu lintas ini meliputi
norma, standar, kriteria dan prosedur kegiatan yang dipergunakan oleh Polri
pengemban fungsi teknis Lalu lintas dan Angkutan Jalan untuk :
3
1. mendatangi tempat kejadian perkara;
2. menolong korban;
3. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
4. mengolah tempat kejadian perkara;
5. mengatur kelancaran arus Lalu lintas;
6. mengamankan barang bukti; dan
7. melakukan penyidikan perkara.
BAB II
KETENTUAN UMUM
1. Norma adalah aturan atau ketentuan hukum yang digunakan untuk menata
penyelenggaraan tugas dalam penanganan Lalu lintas dan Angkutan Jalan.
2. Standar adalah ukuran dasar dengan kaidah-kaidah yang pasti dan baku yang
digunakan sebagai patokan dalam menentukan terpenuhi atau tidaknya suatu target
mutu kegiatan yang harus dilakukan dalam penanganan Kecelakaan Lalu lintas dan
Angkutan Jalan.
3. Kriteria adalah ukuran yang dipakai sebagai dasar penilaian terhadap kesesuaian
antara tingkat kerawanan dan/atau fatalitas korban Kecelakaan Lalu lintas dengan
tindakan yang dilakukan dalam penanganannya.
5. Lalu lintas adalah adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu lintas Jalan.
6. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat
lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu lintas Jalan.
4
7. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali Jalan Rel dan Jalan Kabel.
8. Lalu lintas dan Angkutan Jalan adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu
lintas, Angkutan Jalan, Jaringan Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Prasarana Lalu
lintas dan Angkutan Jalan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta
pengelolaannya.
9. Kecelakaan Lalu lintas adalah suatu peristiwa di Jalan yang tidak diduga dan tidak
disengaja melibatkan Kendaraan dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain yang
mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
10. Tempat Kejadian Perkara Kecelakaan Lalu lintas adalah suatu lokasi di jalan tempat
kecelakaan terjadi dimana ditempat itu terdapat korban dan/atau bukti-bukti yang
menunjukkan bahwa telah terjadi suatu peristiwa Kecelakaan Lalu lintas dan
Angkutan Jalan.
11. Korban Kecelakaan Lalu lintas adalah orang yang mengalami Kecelakaan Lalu
lintas yang mengakibatkan hilangnya nyawa manusia, luka berat, atau luka
ringan pada anggota tubuh manusia.
12. Korban meninggal dunia Kecelakaan Lalu lintas adalah korban yang dipastikan
meninggal dunia akibat Kecelakaan Lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30
(tiga puluh) hari setelah kecelakaan tersebut.
13. Korban luka berat Kecelakaan Lalu lintas adalah korban yang karena luka-lukanya
itu ia menjadi menderita cacat tetap sebagai akibat langsung dari
Kecelakaan Lalu lintas atau harus dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh)
hari sejak terjadi kecelakaan atau keadaan luka pada tubuh yang tidak akan
sembuh lagi dengan sempurna sehingga tidak cakap lagi melakukan jabatan atau
pekerjaannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana.
5
14. Korban luka ringan Kecelakaan Lalu lintas adalah korban luka-luka sebagai akibat
Kecelakaan Lalu lintas, yang tidak termasuk dalam pengertian luka berat.
15. Kerugian harta benda dalam Kecelakaan Lalu lintas adalah kerugian yang timbul
sebagai akibat langsung dari Kecelakaan Lalu lintas dalam wujud benda milik
korban atau orang lain, kendaraan, bangunan, fasilitas umum, yang dapat dinilai
dengan uang rupiah.
16. Santunan adalah sejumlah uang atau dana yang diberikan oleh pemerintah kepada
korban kecelakaan Lalu lintas atau ahli warisnya melalui PT. Jasa Raharja berupa
penggantian biaya pengobatan, santunan meninggal dunia, dan santunan cacat
tetap, berdasarkan Undang-Undang No 33 Tahun 1964 jo PP No 17 Tahun 1965
atau Undang-Undang No 34 Tahun 1964 jo PP No 18 Tahun 1965.
17. Ahli waris korban adalah janda yang sah atau duda yang sah atau anak-anak yang
sah atau orang tua yang sah dari korban yang meninggal dunia akibat Kecelakaan
Lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) PP No 17 dan PP No 18
Tahun 1965.
18. Pelayanan korban Kecelakaan Lalu lintas adalah pelaksanaan segala usaha
dan kegiatan dalam rangka menjamin kecepatan pertolongan dan ketepatan
tindakan terhadap peristiwa Kecelakaan Lalu lintas agar korban tidak menjadi
lebih parah dan pelayanan pengurusan hak korban atas dana santunan
Kecelakaan Lalu lintas dapat dilaksanakan dengan lancar.
19. Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri tentang suatu
kejadian, pelanggaran dan kejahatan yang dilihat, didengar, dialami ataupun
ditanganinya seketika itu, atau dari laporan masyarakat dan pengaduan yang
diterimanya.
20. Keterangan Kecelakaan Lalu lintas adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh
petugas Unit Kecelakaan Polisi Lalu lintas tentang Kecelakaan Lalu lintas yang
ditanganinya, yang dibuat dalam suatu formulir laporan kecelakaan Lalu lintas
pelaku dan korban, identitas dan kondisi kendaraan yang terlibat, kondisi jalan
tempat kejadian kecelakaan, dan risalah kejadian Kecelakaan Lalu lintas tersebut.
6
21. Visum Et Repertum adalah laporan tertulis yang dibuat dokter berdasarkan
sumpah atas permintaan yang berwajib untuk kepentingan peradilan tentang
segala hal yang dilihat dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaik- baiknya.
22. Gawat Darurat adalah suatu keadaan dimana seseorang berada dalam kondisi
ancaman kematian dan memerlukan pertolongan tepat dan segera guna
menghindari kematian dan kecacatan.
BAB III
NORMA-NORMA PENAGANAN KECELAKAAN
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
1. Golongan Perbuatan
Dasar : Pasal 316 ayat (2) UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan)
Perbuatan pelaku dalam Kecelakaan Lalu lintas digolongkan sebagai tindak
Pidana Kejahatan.
2. Sifat Perbuatan
Dasar : Pasal 1 butir 24 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan
Angkutan Jalan
Sifat perbuatan pelaku Kecelakaan Lalu lintas adalah merupakan delik culpa,
yaitu perbuatan yang tidak disengaja atau lalai, atau kurang hati-hati, atau
tidak diduga dan tidak disengaja, yang mengakibatkan korban manusia
dan/atau kerugian harta benda.
7
a. ada suatu peristiwa;
b. terjadi di jalan;
c. peristiwa tersebut tidak diduga dan tidak disengaja;
d. melibatkan Kendaraan;
e. dengan atau tanpa Pengguna Jalan lain;
f. mengakibatkan korban manusia; dan/atau
g. kerugian harta benda.
8
d. Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
mengakibatkan orang lain mati, dipidana dengan pidana penjara paling
lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 12.000.000,00
(dua belas juta rupiah).
9
3. Pengemudi Tabrak Lari (Pasal 312)
Norma Pokok
Pasal 232 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan:
Ketentuan Pidana
Sanksi pidana terhadap orang yang bukan pengemudi yang terlibat kecelakaan
Lalu lintas, tidak diatur dalam ketentuan pidana UU No.22 Tahun 2009 Tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan. Oleh karena itu dalam hal dilakukan penyidikan
terhadap pelaku pada Pasal 232 UU LLAJ tersebut, diterapkan ketentuan
pidana dalam KUHP yaitu Pelanggaran Terhadap Orang Yang Perlu Ditolong.
10
Pasal 531 UU No.1 Tahun 1946 (KUHP) :
2. Dilihat dari jumlah korban, bobot kerugian secara politis atau ekonomis
terhadap pemerintah dan/atau tingkat fatalitas yang terjadi dilihat dari anatomi
kecelakaan, meliputi :
11
a) pejabat Negara Republik Indonesia yang termasuk dalam
golongan VVIP/VIP dan/atau pejabat negara asing yang sedang
berada di Negara Republik Indonesia mewakili negaranya,
termasuk keluarganya;
b) mantan Kepala Negara/Presiden Republik Indonesia dan
mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, termasuk
isterinya; dan
c) pejabat tinggi Tentara Nasional Indonesia dan pejabat tinggi
Kepolisian Negara Republik Indonesia, termasuk Panglima
Daerah Militer dan Kepala Kepolisian Daerah.
12
5) Kecelakaan Lalu lintas melibatkan kendaraan bermotor angkutan
penumpang umum mengakibatkan korban manusia meninggal
dunia 10 (sepuluh) orang atau meninggal dunia di TKP sejumlah 7
(tujuh) orang atau luka berat lebih dari 20 orang.
b. Kecelakaan Biasa
Kecelakaan yang dikategorikan sebagai kecelakaan biasa adalah
kecelakaan yang tidak termasuk kategori menonjol sebagaimana dimaksud
pada huruf a.
D. Penggolongan Korban
13
b. Korban luka berat
a) Penyakit atau luka yang tidak dapat sembuh atau tidak dapat
pulih lagi dengan sempurna untuk selama-lamanya, sehingga
mengakibatkan penderita tidak cakap lagi melakukan
pekerjaannya;
14
c) Kudung atau romping sehingga menjadi jelek wajahnya
karena ada sesuatu anggota badan yang romping, misalnya
gigi romping, telinga teriris putus, hidung romping, dan
sebagainya;
Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk dalam pengertian
korban meninggal dunia dan korban luka berat.
15
a. Korban Mati atau Meninggal Dunia
Dalam hal korban meninggal dunia karena akibat langsung dari kecelakaan
dalam waktu 365 hari setelah terjadinya kecelakaan yang bersangkutan.
Dalam hal korban mendapat cacat tetap karena akibat langsung dari
kecelakaan yang demikian itu dalam waktu 365 hari setelah terjadinya
kecelakaan yang bersangkutan.
Dalam hal ada biaya perawatan dan pengobatan dokter yang diperlukan
untuk korban karena akibat langsung dari kecelakaan yang demikian itu
yang dikeluarkan dari hari pertama setelah terjadinya kecelakaan selama
waktu paling lama 365 hari.
Dalam hal korban meninggal dunia tidak mempunyai ahli waris, kepada
yang menyelenggarakan penguburannya diberikan penggantian biaya
penguburan.
E. Penyebab Kecelakaan Lalu lintas (Pasal 229 ayat (5) UU No.22 Tahun 2009
Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan)
16
F. Kewajiban Dan Hak Anggota Polisi Lalu lintas Dalam Hal Terjadi Kecelakaan Lalu
lintas Dan Angkutan Jalan
1. Kewajiban
(Pasal 227 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan).
Dalam hal terjadi Kecelakaan Lalu lintas, petugas Kepolisian Negara Republik
Indonesia wajib melakukan penanganan Kecelakaan Lalu lintas dengan cara :
a. mendatangi tempat kejadian dengan segera;
b. menolong korban;
c. melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara;
d. mengolah tempat kejadian perkara;
e. mengatur kelancaran arus Lalu lintas;
f. mengamankan barang bukti; dan
g. melakukan penyidikan perkara.
(Pasal 260 UU No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan)
17
3) minta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor,
dan/atau Perusahaan Angkutan Umum;
18
BAB IV
19
melakukan perannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
ditentukan dalam Undang-Undang.
4. Prinsip Proporsionalitas
5. Prinsip Akuntabilitas
Setiap proses kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat, lembaga atau
organisasi, serta kepada Negara dan hukum.
Dalam menangani kecelakaan Lalu lintas dan angkutan jalan setiap personel
Polantas harus pemprioritaskan tindakan terhadap keadaan gawat darurat yaitu
suatu keadaan dimana seseorang korban berada dalam kondisi ancaman
kematian dan memerlukan pertolongan tepat dan segera guna menghindari
kematian dan kecacatan.
Pelayanan yang diberikan dalam rangka pengurusan hak korban maupun dalam
penanganan tersangka, harus mengacu pada prinsip-prinsip pelayanan publik
yaitu :
1. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah
dilaksanakan
20
2. Kejelasan
3. Kepastian waktu
4. Akurasi Tindakan
Produk pelayanan harus benar, tepat dan sah sesuai peraturan Perundangan
undangan.
5. Kedayagunaan
6. Kemudahan Akses
Unit pelayanan korban kecelakaan Lalu lintas harus mudah dijangkau
masyarakat dan diupayakan adanya akses melalui teknologi komunikasi.
21
7. Penampilan, Disiplin, Sopan dan Ramah.
Setiap petugas Polantas dan PNS pada unit kecelakaan Lalu lintas
harus disiplin, sopan, santun dan ramah, berpenampilan yang baik dan
rapi, serta melayani dengan empati dan ikhlas.
8. Kenyamanan
C. Standar Pelayanan
Standar pelayanan merupakan ukuran yang baku yang wajib di taati oleh pemberi
dan penerima layanan Polantas, sekurang-kurangnya meliputi 10 (sepuluh) standar
baku, yaitu :
1. Prosedur Pelayanan ;
2. Waktu penyelesaian ;
3. Besarnya biaya pelayanan apabila ada ;
4. Produk pelayanan yang akan diterima oleh yang terlayani ;
5. Sarana dan Prasarana utama dan pendukung ;
6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan berdasarkan kemampuan, keahlian,
dedikasi dan integritas moral ;
7. Penyelesaian Pengaduan/saran ;
8. Kotak dan atau tempat pengaduan/saran ;
9. Ukuran (indeks) tingkat kepuasan masyarakat ;
10. Unit kerja pengawasan.
22
D. Indeks Kepuasan Masyarakat
1. Dasar Pengukuran
Dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat (IKM) setidak-tidaknya
meliputi 13 (tiga belas) unsur sebagai berikut :
c. Prosedur Pelayanan
Yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan oleh Polantas/PNS
Lalu lintas Polri kepada masyarakat dilihat dari kesederhanaan alur
mekanisme dan sistematisasi proses (runut dan mekanis).
d. Persyaratan Pelayanan
Yaitu Persyaratan teknis dan legal administratif yang diperlukan untuk
mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.
23
h. Tanggung jawab petugas pelayanan
Yaitu kejelasan batas wewenang dan tanggung jawab tiap petugas dalam
penyelenggaraan pelayanan.
i. Kecepatan Pelayanan
Yaitu target waktu tertentu yang telah ditetapkan untuk menyelasaikan
pelayanan.
24
n. Kenyamanan Lingkungan
Yaitu kondisi standar sarana dan prasarana pelayanan yag bersih, rapi,
teratur dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk pelayanan, bacaan
berupa buku, surat kabar dan sebagainya sesuai kemampuan internal unit
pelayanan. Ruang tunggu pelayanan harus dapat memberikan rasa
nyaman bagi masyarakat yang dilayani.
BAB V
a. Personil
Terdiri dari anggota Polantas minimal 2 (dua) orang dan anggota Sabhara
minimal 2 (dua) orang serta unsur bantuan teknis (laboratorium kriminal
dan identifikasi untuk melakukan pemotretan, pengambilan sidik jari dan
tindakan lain yang diperlukan).
b. Kendaraan
Persiapkan kendaraan dan alat komunikasi untuk kecepatan bertindak dan
memelihara hubungan petugas dengan markas kesatuan, selanjutnya
adakan pengecekan kembali terhadap peralatan kendaraan seperti Rem,
lampu rotator,ban, lampu-lampu, sirene serta peralatan lainnya yang
dianggap penting.
25
c. Peralatan lain yang diperlukan dalam menangani TKP kecelakaan Lalu
lintas yang terdiri dari :
3) Alat tulis dan klip board untuk membuat sketsa/ gambar TKP
7) Alat pemotret
8) Kaca pembesar
26
9) Garis Polisi (Police line)
10) Kompas
11) Dan lain-lain yang diangap perlu disesuaikan dengan situasi TKP dan
jenis kecelakaan Lalu lintas yang terjadi.
27
3. Tindakan pertama Di TKP kecelakaan Lalu lintas
28
Untuk menentukan jarak dalam rangka menutup dan membatasi
TKP kecelakaan Lalu lintas harus terlebih dahulu menentukan
jarak berhenti suatu kendaraan.
Contoh :
29
Lampu rotator dan lampu hazard kendaraan petugas
dihidupkan.
Letakan kerucut No.1 disamping kanan bagian belakang
kendaraan petugas dan segaris dengan sudut kanan depan
kendaraan petugas, kemudian letakan kerucut No.9 paling
depan dari arah datangnya arus Lalu lintas dengan jarak
minimal 60 meter dari jarak berhenti kendaraan pada jalur
jalan tersebut.
Kemudian diantara kerucut No.1 dan No.9 diletakan 7 (tujuh)
buah kerucut lainnya, sedangkan kerucut No.10 diletakkan
diantara kendaraan petugas dan kendaraan yang terlibat
kecelakaan Lalu lintas.
Kerucut No.9 diletakan ditepi jalan/pada garis tepi jalan dan
didepan kerucut tersebut ditempatkan lampu peringatan pada
kedua sisi jalan dengan jarak antara 25 s/d 50 meter dari
kerucut No.9 tersebut, namun apabila tidak memiliki lampu
peringatan agar menggunakan segi tiga pengaman.( contoh
gambar lihat lampiran No.......)
30
Ditempat kerucut No.7 pada jarak antara 25 s/d 50 meter
ditempatkan lampu peringatan / segi tiga pengaman,
kemudian disamping kerucut No.7 yang diletakan ditepi jalan
ditempatkan rambu Lalu lintas (memberi kesempatan terlebih
dahulu pada kendaraan yang datang dari depan)
(contoh gambar lihat lampiran No.........)
31
(2) Terhadap korban kecelakaan Lalu lintas.
Letak dari pada korban diberi tanda dengan menggambar
bagian luar dari tubuh korban diatas permukaan tempat
dimana korban tergeletak.
(6) Setelah alat bukti diberi tanda dan di foto segera dipindah kan
ketepi jalan sehingga arus Lalu lintas dapat lancar kembali.
- Pembalut cepat
- Kasa steril
- Pembalut biasa
- Obat merah (yodium)
32
- Pemabalut segi tiga
- Plester
- Kapas
- Gunting
33
- Dalam mengirim korban dengan tidak menggunakan
kendaraan ambulance atau kendaraan petugas maka yang
perlu dilakukan adalah entukan terlebih dahulu Rumah
sakit atau dokter yang akan dituju kemudian mencatat
indentitas kendaraan yang akan membawa korban ke
Rumah Sakit.
Pengamatan umum
34
Bekas-bekas tabrakan yang tertinggal di jalan seperti;
bekas rem, pecehan kaca, tetesan darah, bekas cat/
dempul, bekas oli, suku cadang yang terlepas/ jatuh
dll.
35
Pemeriksaan terhadap tersangka
36
Setelah seluruh kegiatan pemotretan selesai,
segera dituangkan dalam bentuk Berita Acara
Pemotretan (contoh terlampir)
37
Dengan ukuran yang benar maka akan memudahkan
pada waktu diadakan rekonstruksi.
38
Metode Segitiga
Konsolidasi
Pembukaan TKP
39
Pengiriman mayat ke Rumah Sakit untuk dimintakan
Visum harus diperhatikan :
40
Hasil yang diketemukan di TKP baik TKP itu
sendiri, korban, saksi-saksi, tersangka maupun
barang bukti.
Tindakan yang dilakukan oleh petugas (TP TKP
dan pengolahan TKP) tehadap hasil yang
ditemukan di TKP.
41
Bagi tersangka yang terlibat kecelakaan Lalu
lintas dan korban meninggal dunia atau luka
berat, untuk kepentingan penyidikan dapat
dilakukan penahanan sementara (pasal 20
KUHAP).
42
* Dalam hal dimulainya penyidikan
terhadap peristiwa kecelakaan Lalu
lintas yang terjadi, maka penyidik
berkewajiban untuk memberitahukan
hal itu kepada Penuntut Umum (pasal
109 (1) KUHAP).
43
pemeriksa dan atau ATPM (sebagai
ahli spesifikasi tehnis kendaraan) di
daerah.
Perhatikan :
44
(3) Beritahukan hak-hak tersangka secara
jelas.
45
Untuk melengkapi berkas perkara
pemeriksaan maka penyidik segera minta
persetujuan Ketua Pengadilan atas
kendaraan atau surat-surat yang disita
(pasal 38 ayat (2) KUHAP).
Atas pertimbangan kepentingan
masyarakat kendaraan dapat tidak
dilakukan penyitaan dengan catatan :
(2) Penyidik tidak membutuhkan lagi sebagai
bahan pembuktian.
(3) Kendaraan tersebut sangat dibutuhkan oleh
pemilik untuk mengurangi beban ekonomi
keluarga terutama kendaraan dari kredit.
(4) Penyidik tidak menambah beban
administrasi penyidikan terutama
penyediaan lahan parkir / penyimpanan dan
pengawasan.
(5) Kendaraan harus didata dari 4 dimensi
(pada titik benturan, depan/ belakang, kanan
/ kiri).
(6) Tidak boleh dirubah bentuk.
a) Persiapan pemeriksaan
46
(3) Hindari pemikiran subyektif terhadap
pelaku sebelum mendapatkan
keterangan-keterangan dari saksi
(korban), pelaku disertai dengan bukti-
bukti di TKP
47
(2) Syarat matriel
Yaitu Berita Acara yang dibuat harus
memenuhi syarat-syarat pembuktian
yaitu antara bukti-bukti yang
diketemukan di TKP dengan unsur-
unsur kesalahan (kelalaian dan atau
kesengajaan) yang disangkakan.
48
b. Tindakan lanjutan (di kantor)
1) Melaksanakan pemeriksaan terhadap saksi-saksi dan pengemudi
Sipil lebih lanjut
2) Teruskan perkara ke pengadilan apabila terbukti pengemudi Sipil
sebagai tersangka, dengan tembusan DEPLU melalui Direktur
Intelpampol Mabes Polri / Ditlantas Polri.
3) Teruskan berkas perkara ke DEPLU melalui Direktur Intelpampol
Mabes Polri, apabila terbukti anggota CD/CC sebagai tersangka.
1. Anggota TNI yang menggunakan kendaraan Sipil / Kendaraan Dinas milik TNI,
bertabrakan dengan kendaraan sipil yang dikemudikan oleh orang sipil :
a. Tindakan di TKP.
49
b. Lakukan TPTKP sesuai prosedur.
c. Segera hubungi POM TNI.
50
Proses penyidikan kecelakaan Lalu lintas yang melibatkan anggota
VVIP/VIP seperti tersebut diatas adalah sebagai berikut :
1) Anggota VVIP
2) Anggota VIP
51
c. Mencari lebih lanjut tentang kemugkinan-kemungkinan arah larinya
kendaraan tersebut, dari tipe tabrakan dan arah datangnya kendaraan
tersebut dan lain-lain.
d. Mengadakan pemotretan terhadap TKP dan bukti-bukti yang tertinggal di
TKP serta korban / kendaraan yang terlibat.
2. Tindakan lanjut
1. Penyelesaian ganti rugi oleh pemilik kepada korban kecelakaan Lalu lintas.
52
d. Atas kerugian kecelakaan yang ditimbulkan, oleh karena tidak dipenuhinya
unsur laik jalan diatas, maka majikan / pemilik bertanggung jawab karena
berdasarkan pasal 1367 KUH Perdata antara majikan/pemilik dengan
pengemudi didasarkan atas hubungan pekerjaan.
e. Untuk itu dalam setiap penyelidikan kecelakaan Lalu lintas yang
menimbulkan korban meninggal dunia, penelitian dengan
mengikutsertakan instansi LLAJ da PU merupakan syarat mutlak untuk
kepentingan hukum terutama yang berkaitan dengan instansi LLAJ adalah
sebagai saksi yang wajib dimintakan kesaksian untuk mempertanggung
jawabkan perbuatan hukum yang ditimbulkan oleh pemilik kendaraan
pasal 53 UULAJ (1) dan penjelasannya Jo pasal 120 KUHAP.
Yurisprodensi : Mahkamah Agung 202 K/PDT/2094 tanggal 30 Juli 2094.
a. Pada prinsipnya gugatan ganti rugi dapat diajukan secara berdiri sendiri
atau jika dimungkinkan dapat dimintakan kepada hakim Pengadilan Negeri
agar dapat diperiksa serta diputus sekaligus dengan perkara pidana (pasal
98 KUHP).
b. Kecelakaan Lalu lintas yang menimbulkan kerugian, bagi pihak korban
dapat meminta kepada hakim untuk memeriksa perkaranya sebelum
penuntut umum membacakan dakwaannya dalam acara biasa sedangkan
dalam acara pemeriksaan cepat sebelum hakim memberi keputusan.
c. Hakim akan mempertimbangkan berdasarkan kewenangannya untuk
mengadili gugatan tersebut atas dasar :
1) Kebenaran dasar gugatan
2) Hukuman pengganti biaya yang dikeluarkan oleh pihak korban.
d. Jika hakim tidak berwenang untuk mengadili gugatan, atau gugatan
dinyatakan tidak dapat diterima maka putusan hakim hanya memuat
tentang penetapan hukuman pengganti biaya yang telah dikeluarkan oleh
pihak korban.
53
e. Untuk pemeriksaan penggabungan diatas akan diperiksa pada tingkat
banding apabila perkara pidananya dimintakan banding, dan bila tidak
dimintakan banding putusan ganti rugi tidak diperkarakan.
G. Administrasi Penyidikan.
54
23) Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan kepada Ketua
Pengadilan Negeri.
24) Surat Perintah Perpanjangan Penahanan
25) Surat Permintaan izin Penetapan penyitaan barang bukti kepada
Ketua Pengadilan Negeri.
Dikeluarkan di : Jakarta
Pada tanggal : Februari 2010
DIREKTUR LALU LINTAS BABINKAM POLRI
55
56
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
................................ 20 .......
No.Pol. :
Klasifikasi :
Lampiran :
Perihal : Pemberitahuan dimulainya Kepada
Proses Penyidikan. Yth. KEPALA KEJAKSAAN ...........
..........................................
di
..........................................
a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
c. .........................................................................................
d. .........................................................................................
2. Dasar penyidikan :
a. .........................................................................................
b. .........................................................................................
c. .........................................................................................
d .........................................................................................
terlampir.
3. Demikian untuk menjadi maklum.
KEPALA .............................
Selaku
57
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
No.Pol. :
Klasifikasi :
Lampiran :
Perihal : Pemberitahuan peng- Kepada
hentian Penyidikan
Yth. KEPALA KEJAKSAAN .......
di
......................................
1. Sehubungan dengan Surat kami No.Pol.: ...................................... tanggal
........................., perihal Pemberitahuan dimulainya penyidikan tindak pidana
................................................................................................
sebagaimana dimaksud
dalam pasal .........................................................................................................
atas nama tersangka ...................................... dengan ini diberitahukan bahwa
terhitung mulai tanggal ..........tahun 20 .................. penyidikan dihentikan oleh
karena :
58
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
SURAT PANGGILAN
No.Pol.: ........................................
DASAR : 1. Pasal 7 (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) dan pasal 113
KUHAP.
............................................
Pangkat .................Nrp .......
59
Pada hari ini ................................ tanggal ...................... 20 .................... 1 (satu) lembar Surat Panggilan
ini telah diterima oleh yang bersangkutan.
................................ ...............................
.................Nrp .....
PERHATIAN : Barang siapa yang dengan melawan hukum tidak menghadap sesudah dipanggil
menurut Undang-undang dapat dituntut berdasarkan ketentuan pasal 216 KUHAP.
CATATAN : Berhubung pemeriksaan belum selesai, agar datang kembali pada :
60
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf g, pasal 11, pasal 112 ayat (1) dan ayat (2) , pasal 5
ayat (1) huruf b angka 4 KUHAP.
2. Surat panggilan No.Pol.: ..................................................
tanggal................................... 20 ............................. dan Surat Panggilan
ke II No. Pol.: ............................. tanggal ..............................
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. N a m a : .........................................................................................
Pangkat/Nrp : .........................................................................................
Jabatan : .........................................................................................
Kesatuan : .........................................................................................
2. N a m a : .........................................................................................
Pangkat/Nrp : .........................................................................................
Jabatan : .........................................................................................
Kesatuan : .........................................................................................
UNTUK : 1. Membawa / menghadapkan tersangka / saksi :
Nama : .........................................................................................
Pekerjaan : ....................................................................................
Alamat : .........................................................................................
Kepada : di
...................................................................................... (kantor / Kesatuan),
untuk didengar keterangannya sebagai tersangka/saksi.
61
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
62
Pada hari ................................................ tanggal ......................... 19 ............................ 1 (satu) lembar
Surat Perintah Penangkapan ini diserahkan kepada Tersangka/Keluarga Tersangka.
63
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
DASAR : 1. Pasal 7 ayat (1) huruf d, pasal 11, pasal 20, pasal 21, pasal 22, pasal 24
ayat (1) KUHAP.
2. Laporan Polisi No.Pol.: ............................................................. tanggal ..
MEMERINTAHKAN
Agar tersangka :
Nama : ................................................................................
Tempat / TglLahir : ...............................................................................
Alamat : .........................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................
Kewarganegaraan : .............................................................................
Agama : ..............................................................................
Karena diduga telah melakukan tindak pidana ....................................................................................
sebagaimana dimaksud dalam pasal ....................................... untuk menjalani penahanan di :
a. Rumah tahanan Negara di ..................................
b. Rumah tempat tinggal/kediaman tersangka .........
c. Kota tempat tinggal/kediaman tersangka ..............
DIKELUARKAN DI : ..................................
PADA TANGGAL : ..................................
KEPALA .......................................................
Selaku
Penyidik/Penyidik Pembantu
....................................................
64
............................. .......................
Register Kecelakaan/
Pelanggaran : No...................................
Register Tahanan : No...................................
Sidik Jari : ........................................
Pada hari ini .................................................. tanggal ................................ 19 .......................
Surat Perintah Penahanan diserahkan kepada tersangka.
65
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
DIPERINTAHKAN
KEPADA : TERSANGKA,
Nama : .............................................................................
Tempat / Tgl Lahir : .............................................................................
Alamat :.............................................................................
Pekerjaan :.............................................................................
Kewarganegaraan : .............................................................................
Agama : .............................................................................
66
Register Kecelakaan/Pelanggaran : No .....................................................................
Register Penangguhan Penahanan : No .....................................................................
Register Sidik Jari : No .....................................................................
Pada hari ini ...................................................... tanggal ................................ tahun ....................... (satu)
lembar Surat Perintah Penangguhan penahanan ini telah diserahkan kepada tersangka.
67
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
DASAR : 1. Pasal 1 butir 16, pasal 5 ayat (1) huruf b angka 1, pasal 7 ayat(1) huruf d
dan e, pasal 11, pasal 38 ayat 91), pasal 39, pasal 42, pasal 43, pasal
44, pasal 49, pasal 128, pasal 129, pasal 130 dan pasal 131 KUHAP.
2. Laporan Polisi No. Pol. tanggal........................................
3. Surat Izin atau izin khusus Penyitaan dari Ketua pengadilan Negeri
No..................................................tanggal..........................
DIPERINTAHKAN
KEPADA : 1. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :
2. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :
3. Nama :
Pangkat /Nrp :
Jabatan :
Kesatuan :
Selaku
Yang menerima perintah Penyidik/Pembantu Penyidik
.......................................... ................................................
Nrp
.......................
68
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
KEPALA .............................
Selaku
Penyidik / Penyidik Pembantu
............................................
Pangkat .................. Nrp .............
69
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA.
Nama : ............................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ............................................................................
Pekerjaan : ............................................................................
Tempat tinggal :.............................................................................
1. Nama : ................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ................................................................
Pekerjaan : ................................................................
Tempat Tinggal : ................................................................
2. Nama : ................................................................
Tempat/Tgl. Lahir : ................................................................
Pekerjaan : ................................................................
Tempat Tinggal : ................................................................
Barang-barang atau surat tersebut sebagai bukti dalam perkara tersangka ................................... yang
diduga melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas ..................
Barang-barang atau surat lain tersebut adalah sebagai berukut :
1..................................................................................................................
2..................................................................................................................
3. ................................................................................................................
4...................................................................................................................
(barang atau surat lain tersebut dicatat menurut berat, jumlah, jenis, ciri-ciri atau sifat khas masing-masing).
............... , ...........19 ........
70
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Jalan : ..................................
No. Telp. : ..................................
No.Pol. : ..................................
Klasifikasi : ..................................
Lampiran : ..................................
Perihal : Permintaan Visum Kepada
Et Repertum Laka.
Yth. .......................................
di
................................
71
*) Coret yang tidak perlu.
Catatan : Bila Si korban bukan gadis / diduga bukan gadis harap pertanyaan ini dicoret.
Bagaimana keadaan liang sanggama dari orang tersebut dibandingkan dengan :
1. Liang sanggama dari seorang gadis yang belum pernah bersetubuh (coitus ).
2. Liang sanggama dari seorang yang baru pertama kali bersetubuh.
3. Liang sanggama dari seorang perempuan yang sudah sering bersetubuh tapi belum
mempunyai anak.
4. Liang sanggama dari perempuan yang sudah sering melahirkan anak.
KEPALA...............................
Yang menerima :
Nama : .............................
Jabatan : .............................
Tanda tangan : .............................
Tanggal : .............................
Jam : .............................
*) Coret yang tidak perlu.
72
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Jalan : ..................................
No. Telp. : ..................................
di
.........................
2. Jenazah tersebut ditemukan di ................... pada tanggal ...... jam ................ dengan penjelasan
bahwa :
a. Orang tersebut meninggal di ................................ pada tanggal ................
jam .....................................................................................................................
b. Kematian orang tersebut diduga kecelakaan Lalu lintas.
- Ditabrak kendaraan.
- Jatuh dari kendaraan lebih dari satu.
- Korban tabrakan kendaraan.
4. Mohon diadakan pemeriksaan luar dan didalam ( seksi ) atas jenasah tersebut dan dibuatkan Visum
et Repertumnya.
KEPALA ......................................
Yang menerima :
Nama : .............................
Jabatan : .............................
Tanda tangan : .............................
Tanggal : .............................
Jam : .............................
*) Coret yang tidak perlu.
73
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PEMERIKSAAN DI TKP
--------- Demikian Berita Acara Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumph jabatan, kemudian ditutup dan ditandatangani di ......................
Yang membuat Berita Acara,
.............................................
Pangkat / Nrp
74
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA MEMBAWA TERSANGKA / SAKSI
............................... .........................................
Pangkat / Nrp
75
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
76
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PENAHANAN
yang diduga keras telah melakukan tindak pidana kecelakaan Lalu lintas ...................................... keadaan
kesehatan/fisik dan mental tersangka sebelum dimasukkan kedalam ruang tahanan
.................................................................................
---------- Sidik jari : .........................................................................
---------- Pemotretan : ........................................................................
---------- Barang-barang titipan berupa : .................................................. telah diserahkan dan
disimpan oleh : ........................................................................................
---------- Demikian Berita Acara Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............................................................................ bulan
................................................ tahun 2000 .............................................................................
............................... .........................................
Pangkat / Nrp
77
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
--------- Pada hari ini .....................tanggal ......................... bulan ...... tahun 2000 ........jam ............... saya :
------------------------------------------------------------- -------------------------------------------..........................-----------------
-------------- Pangkat ............................ Nrp ................. Jabatan ...................... dari kantor tersebut di atas,
berdasarkan : -----------------
---------- 1. Surat Perintah Penahanan No.Pol.: .............. tanggal .......................
---------- 2. Surat Perintah Penangguhan Penahanan No.Pol.: ........... tanggal .....
---------- 3. Surat Permohonan tertulis tersangka/keluarga tersangka/penasehat hukum .......
..........................tanggal ................
telah melakukan penangguhan penahanan terhadap tersangka laki-laki/perempuan : ----------
---------- Nama : ...........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ...........................................................................
---------- Pekerjaan : ...........................................................................
---------- Alamat : ...........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ...........................................................................
---------- A g a m a : ...........................................................................
dengan ketentuan : ---------------------------------------------------------------------------------------------------1. Jaminan
orang : ...........................................................................
---------- Nama : ...........................................................................
---------- Tempat/tanggal lahir : ...........................................................................
---------- Pekerjaan : ...........................................................................
---------- Alamat : ...........................................................................
---------- Kewarganegaraan : ...........................................................................
--------- A g a m a : ...........................................................................
--------- Hubungan dengan tersangka : ....................................................................
--------- Jaminan uang : ...........................................................................
--------- Jumlah lembar : .................................................................... .....
--------- Nomor seri : .................................................................... ......
--------- Jumlah nilai nominal : .................................................................... .....
--------- Disimpan di : ...................................................................... ....
---------- Dan diharuskan wajib lapor bagi tersangka. -------------------------------------------------- Keadaan
kesehatan fisik/mental tersangka .................................................
Barang-barang titipan berupa : ..........................................................................................
telah dikembalikan kepada tersangka oleh : ......................................................................
---------- Demikian Berita Acara Penangguhan Penahanan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan
sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............
78
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
............................... .......................................
Pangkat / Nrp
79
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
80
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
BERITA ACARA PENYITAAN
2. Nama : ....................................................................................
Jabatan :.......................................................................................
Alamat : .......................................................................................
Dalam perkara .....................................................................................................................
sebagaimana dimaksud dalam pasal ...................................................................................
Adapun pelaksanaannya adalah sebagai berikut .................................................................
---------- Demikian Berita Acara Penyitaan ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan,
kemudian ditutup dan ditanda tangani di ...................................................
Pemilik Barang, Saksi-saksi Yang Melakukan Penyitaan
1. ....................
2. ....................
............................... .........................................
Pangkat / Nrp
81
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
---------- Demikian Berita Acara Pembungkusan dan atau penyegelan Barang Bukti ini dibuat dengan
sebenarnya atas kekuatan sumpah jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di
............................................... tanggal .................. bulan ........................ tahun ...............
82
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
1. .....................
2. .....................
.............................................
Pangkat / Nrp
83
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
Uraian singkat pelaksanaan pengembalian benda sitaan/barang bukti adalah sebagai berikut : ------------
---------- Demikian Berita Acara Pengembalian Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di .......... tanggal ............ bulan .......... tahun
84
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
---------- Demikian Berita Acara Penyerahan Barang Bukti ini dibuat dengan sebenarnya atas kekuatan sumpah
jabatan, kemudian ditutup dan ditanda tangani di ............................................... tanggal .................. bulan
........................ tahun ..............................................................................
Saksi-saksi
1. .............................
2. .............................
85
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
Nama : .................................................................................................
Pangkat : .................................................................................................
Jabatan : .................................................................................................
.................................... ..............................
86
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.Pol. : ....................................
Klasifikasi : TERBATAS
Lampiran : ............................
Perihal : Pengiriman tersangka dan barang bukti Kepada
87
LEMBARAN BARANG BUKTI
JENIS :
NO. POL. :
TANGGAL
PENYITAAN : ..
TEMPAT : ..
PASAL : ..
DISITA DARI : .
NAMA : .
PEKERJAAN : .
ALAMAT :
..,..
PETUGAS,
..
88
KONDISI KENDARAAN
PADA SAAT DISITA
..
TERDAKWA SAKSI SAKSI PETUGAS
.. 1. .
2. .
89
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
CONTOH
GAMBAR/SKETSA TKP LAKA LANTAS
X 1
P
L
K
Keterangan :
90
GRAFIK BEKAS REM
11 14 17 19 22 25 28 31 33
110
100
90
Rem
80
t
70 4,2
60
3,9
50
40
3,5
30
20
3,2
10
0
0 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Keterangan :
1. S Rem = Jarak Rem
2. S Reaksi = Jarak Reaksi
3. V = Kecepatan Kendaraan
4. t = Waktu Reaksi dari pengemudi (rata-rata 1 detik)
5. a = Perlambatan (rata-rata 8 m / detik)
91
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PRO JUSTITIA
LAPORAN - POLISI
Demikian Laporan Polisi ini dibuat dengan sebenarnya, mengingat sumpah jabatan kemudian
ditutup dan ditanda tangani di .................................... pada tanggal dan bulan serta tahun seperti tersebut di
atas.
Mengetahui :
KASAT LANTAS ................. Yang membuat laporan ;
............................................
.....................................
92
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Untuk Garlantas di
luar Tilang dan
Tipiring lainnya
TERDAKWA
PRO JUSTITIA
Pada hari ini ..................... tanggal .............. tahun ........ saya sebagaimana tersebut dan bertanda tangan di
bawah ini dan selaku Penyidik telah memeriksa Perkara dan Pembuat Berita Acara Cepat seperti di bawah
ini :
1. PERKARA
Pelanggaran Lalu lintas jalan berupa ................................................. tanggal .......................................19
..................... jam ................... di jalan ........................................................................................................
2. KETERANGAN SAKSI / PETUGAS
1. Nama ...................... tempat/lahir.............................................................umur ....................................
jenis kelamin .............. kebangsaan ......................... pangkat.............................................................
tempat tinggal ........................................................................agama ....................................
pekerjaan............................................................................................ Menerangkan bahwa pada hari
ini dan tanggal tersebut telah melihat pelanggaran Lalu lintas oleh terdakwa berupa
:.......................................................................................................................................................
SAKSI
ttd
-----------------
2. Nama ...................... tempat/lahir.............................................................umur .......................... jenis
kelamin .............. kebangsaan ......................................................
pangkat............................................................. tempat tinggal ......................................agama
.................................................................................
pekerjaan...............................................................................................................................................
...... Menerangkan bahwa pada hari ini dan tanggal tersebut telah melihat pelanggaran Lalu lintas
oleh terdakwa berupa
:.....................................................................................................................................................
TERDAKWA
ttd
-----------------
93
3. BARANG BUKTI
Berdasarkan pasal 38 ayat (2) UU No.8/81 serta pasal 52 UU No.14/92 telah disita dari terdakwa
barang Bukti berupa :
a. Ranmor Roda dua / empat No.Pol.: ........................................................................................
b. SIM GOL : .......... A/N: ................................................................berlaku s/d.
c. STNK/STUK : ............................................................................................................................
d. KTP NO.:
TERDAKWA
ttd
-----------------
4. PETUNJUK
Berdasarkan Keterangan Saksi dan Keterangan Terdakwa serta melihat barang bukti yang disita
terdapat petunjuk bahwa terdakwa telah melakukan pelanggaran Lalu lintas jalan sesuai pasal
............................................................................................................................................................
Selanjutnya terdakwa dan saksi-saksi telah diperintahkan untuk menghadap di Pengadilan Negeri
............................. pada hari ........................ tanggal .................... 19.... jam .......... di ..
PENYIDIK
(..........................)
94