power
Housekeeping Inspection
PT. DSS Serang
KELOMPOK III
NAMA ANGGOTA :
ADRIANDI
RONY PRANATA
dssp
power
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan aspek yang terpenting dalam
aktivitas dunia industri. Seberapa penting atau tidaknya akan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap
subjek atau objek itu sendiri.
Penerapan K3 di dunia industri mengalami beberapa kendala antara lain
Costibility dan understanding dalam penerapan K3 itu sendiri. Hal ini menuntut
komitmen dan kesadaran pada masing-masing pihak akan pentingnya K3. jika
pihak industri sudah menyadari akan pentingnya K3 yang pada dasarnya sangat
berpengaruh pada produktifitas kerja, maka masalah biaya dalam penerapannya
akan menjadi suatu yang harus dipenuhi untuk melengkapi bahan baku industri itu
sendiri.
Keselamatan kerja mencakup semua aspek, bisa melalui manusia (pekerja),
metode, alat atau lingkungan. Untuk keselamatan manusia dibekali dengan
pengetahuan tentang perlengkapan kegiatan kerjanya dengan instruksi kerja yang
aman/SOP. Metode yang representative dan compatible juga mampu
mendatangkan keselamatan. Sedangkan mesin (alat) memerlukan suatu aksesoris
khusus dalam menunjang kerjanya agar mampu beroperasi secara aman tanpa
mengurangi fungsi aslinya dengan sedikit sentuhan teknologi tidak menutup
kemungkinan alat penunjang tersebut dalam keadaan tertentu bisa sangat penting
sekali eksistensinya.
B. TUJUAN
Tujuan utama dari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara umum adalah
memberikan jaminan kondisi kerja yang aman dan sehat kepada setiap karyawan
serta untuk melindungi sumber daya manusianya. Adapun tujuan dilakukannya
House Keeping Inspection di PT. DSS Power Plant Serang ini adalah sebagai
berikut :
BAB II
DASAR TEORI/LANDASAN TEORI
2. I Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Occupational Health Safety Asessment Series merupakan standar internasional
untuk penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, (OHSAS
18001:2007) mendefinisikan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai kondisi dan
faktor yang mempengaruhi keselamatan dan kesehatan kerja serta orang lain yang
berada di tempat kerja. Mathis dan Jackson (2006:412), keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) adalah kegiatan yang menjamin terciptanya kondisi kerja
yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan mental melalui pembinaan dan
pelatihan, pengarahan dan kontrol terhadap pelaksanaan tugas dari karyawan dan
pemberian bantuan sesuai dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga
pemerintah maupun perusahaan dimana mereka bekerja.
Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu
perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut bermaksud agar tenaga kerja
secara aman melakukan kerjaannya seharihari untuk meningkatkan produksi dan
produktivitas.
Menurut Bangun Wilson (2012:377) Keselamatan Kerja merupakan perlindungan
atas keamanan kerja yang dialami pekerja baik fisik maupun mental dalam
lingkungan pekerjaan.
Menurut Mathis dan Jackson (2006), manajemen yang efektif membutuhkan
sebuah komitmen organisasional pada kondisi kerja yang aman. Keselamatan
kerja berpengaruh terhadap jam kerja karyawan, dimana akan timbul rasa lelah
karena pekerjaan fisik yang dilakukan atau karena rasa bosan yang timbul akibat
mengerjakan pekerjaan yang sama pada periode yang lama atau kerja lembur. Jika
timbulnya rasa lelah maka akan mengurangnya motivasi kerja dan memungkinkan
untuk timbulnya kecelakaan kerja. Jika keselamatan dan kesehatan kerja yang
dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan yaitu
mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti kompensasi para pekerja
dan denda.
Moekijat (2010), berpendapat setidaknya sebagian dari keselamatan kerja dan
pencegahan terjadinya kecelakaan kerja adalah tanggung jawab seorang manajer,
karena seorang manajer mempunyai pengaruh dan perhatian yang besar terhadap
keselamatan kerja para karyawannya dengan tujuan agar karyawan dapat bekerja
secara hati-hati untuk mengurangi berbagai macam risiko dan mengurangi biaya.
Karena sebaik apapun tempat atau kondisi lingkungan kerja akan selalu terjadi
kecelakaan kerja, oleh karena itu supervisor atau manajer sangat berperan penting
dalam hal ini. Akan tetapi jika dengan adanya tanggung jawab oleh semua
tingkatan manajemen yang ada pada satu perusahaan untuk mengurangi tindakan
dssp
power
yang membahayakan para karyawan. Maka dalam hal ini supervisor sebagai
pengawas pada tingkat paling bawah yang mempunyai peranan penting karena
sebagai mata rantai yang sangat berpengaruh dalam manajemen.
2. IV Indikator Keselamatan Kerja
Menurut Mangkunegara dalam buku Manajemen Sumber Daya Manusia yang
dikutip Indah Puji (2014) bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah :
a. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi :
Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang
kurang diperhitungkan keamanannya.
Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
b. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi :
Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak
Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik
2. V Kesehatan Kerja
Menurut Sedarmayanti (2010), menyebutkan bahwa kesehatan merupakan sebuah
pemeliharaan dimana suatu kondisi untuk menjaga kesejahteraan fisik dengan
meningkatkan kondisi mental, loyalitas dan kondisi fisik para pegawai agar
mereka tetap ingin bekerja sampai mereka pensiun.
Mathis dan Jackson (2006) menerangkan bahwa masalah kesehatan kerja pada
karyawan yang beraneka jenis sangatlah susah untuk dihindari. Masalahmasalah
tersebut dapat berupa maslah kesehatan yang kecil sampai pada keadaan sakit
yang parah atau serius yang berhubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan.
Beberapa diantara masalah tersebut seperti masalah pada kesehatan emosional
sampai dengan karyawan yang memiliki kecenderungan mengkonsumsi obat-
obatan terlarang atau alkohol. Kesehatan kerja itu sendiri berhubungan pada
kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara
kesejahteraan individu secara menyeluruh.
2. VI Indikator Kesehatan Kerja
1. Pengaturan udara
dssp
power
Pengaturan penerangan
BAB III
dssp
power
PEMBAHASAN
1. Lamp.1
2.
3.
4.
BAB IV
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN
dssp
power
LAMPIRAN
dssp
power
Ukuran : 12
Margin
1. Atas : 4 cm
2. Bawah : 3 cm
3. Kiri : 4 cm
4. Kanan : 3 cm
Spasi 1.5