Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN PEMANTAUAN SURVEY JENTIK

Nomor : 188.4/ /2017

Revisi Ke : 0

Berlaku Tgl:

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SEMAWUNG DALEMAN
JL. Krajan Semawung Daleman, Kec. Kutoarjo Telp. (0275) 641866
KERANGKA ACUAN
KEGIATAN PEMANTAUAN SURVEY JENTIK

A. PENDAHULUAN
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes albopictus. Aedes aegypti berperan dalam penularan penyait ini,
karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedngkan aedes
albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia
(depkes RI, 1992). Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan
kematian bagi penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya
penyakit ini menimbukan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia,
Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai
pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950an
dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953
di filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah kasus 58 orang, 14 di antaranya meninggal (CFR =
41,32).
Nyamuk aedes aegepty berkembangbiak di tempat penampungan air
bersih seperti bak mandi, tempayan, ban bekas, kaleng bekas dan lain-
lain. Nyamuk ini mampu hidup pada ketinggian sampai 1000m dari
permukaan air laut, suka hidup di dataran rendah yang berpenghuni
padat. Dari telur hingga dewasa mencapai kurang lebih 12 hari.
Menggigit pada pagi dan sore hari. Jarak terbang maksimal 100m.
Nyamuk jantan hidup mencapai 30 hari yang betina mencapai 3 bulan.
Nyamuk jantan menghisap sari buah-buahan, nyamuk betina menghisap
darah manusia untuk mematangkan telurnya.
Setelah nyamuk betina menggigit orang sakit DBD, 7 hari kemudian
virus DBD dalam tubuhnya telah matang dan siap ditularkan kepada
orang lain melalui gigitannya. Nyamuk betina infektif dapat menuarkan
virus DBD seumur hidupnya.
Pemeriksaan jentik adalah pemeriksaan tempat - tempat perkembang
biakan nyamuk (tempat-tempat penampungan air) yang ada di dalam
rumah seperti bak mandi/WC, vas bunga, tatakan kulkas, dll dan diluar
rumah seperti talang air, alas pot kembang, ketiak daun, lubang pohon,
pagar bambu. Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah
dilakukan pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik
nyamuk.
B. LATAR BELAKANG
Penyakit DBD telah dikenal di Indonesia sebagai penyakit yang
endemis terutama bagi anak-anak. Di Indonesia DBD timbul
sebagaiwabah untuk pertama kalinya di Surabaya pada tahun 1968.
Sampai saat ini DBD dilaporkan telah menyebar di daerah perkotaan ke
daerah pedesaan dan selama tahun1974 sampai 1982 di laporkan
sebanyak 3500-7800 kasus dengan case fatality rate 3,9%. Penyebab
penyakit ini ialah virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk
aedes aegepty sebagai faktor utama, disamping nyamuk aedes albopictus.
Penyakit DBD merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti maupun
Aedes albopictus. Aedes aegypti berperan dalam penularan penyait ini,
karena hidupnya di dalam dan di sekitar rumah, sedngkan aedes
albopictus di kebun, sehingga lebih jarang kontak dengan manusia
(depkes RI, 1992). Timbulnya mendadak dan banyak mengakibatkan
kematian bagi penderitanya, sehingga tidak mengherankan bila adanya
penyakit ini menimbukan keresahan bagi masyarakat.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersama di Asia,
Afrika dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenal dan dinamai
pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950an
dan hingga 1975. Penyakit DBD muncul pertama kali pada tahun 1953 di
filipina, di Indonesia di laporkan pertama kali tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah kasus 58 orang, 14 di antaranya meninggal (CFR = 41,32).
Situasi ini perlu diatasi dengan segera agar indikator kinerja/target
pengendalian DBD yang tertuang dalam dokumen RPJMN yaitu IR DBD
pada tahun 2014 adalah 51/100.000 penduduk, serta ABJ sebesar 95%
dapat dicapai.
Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis
(RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan KEPMENKES 1457
tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang menguatkan
pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia hingga
ketingkat Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui pelaksanaan
program pengendalian penyakit DBD diharapkan dapat berkontribusi
menurunkan angka kesakitan, dan kematian akibat penyakit menular di
Indonesia.
Penyelidikan epidemiologi (PE) adalah kegiatan pencarian penderita
DBD atau tersangka DBD lainnya dan pemeriksaan jentik nyamuk
penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitar,
termasuk tempat-tempat umum dalam radius sekurang-kurangnya 100
meter.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Untuk melindungi masyarakat dari potensi pengaruh buruk akibat
kondisi rumah yang menjadi sarang berkembangnya jentik nyamuk.

b. Tujuan Khusus
1. Populasi nyamuk terkendali sehingga penularan penyakit dengan
perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi.
2. Diperolehnya data yang akurat mengenai kondisi jentik di
lingkungan wilayah kerja Puskesmas Semawung Daleman.

D. CARA MELAKSANAKAN
1. Menentukan jadwal pemeriksaan jentik nyamuk
2. Menyiapkan alat (senter)
3. Melapor ke Kepala Puskesmas tentang kegiatan pemeriksaan
jentik
4. Menuju ke lokasi kegiatan
5. Advokasi ke masyarakat
6. Melakukan pemeriksaan jentik di lokasi kegiatan
7. Mencatat hasil kegiatan
E. SASARAN
1. 5 Dusun di wilayah kerja Puskesmas Semawung Daleman
2. 5 sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Semawung Daleman

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan J F M A M J J A S O N D

Survey jentik di X X X X X X X
dusun

G.EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan dan
dilakukan secara bertahap. Evaluasi hasil kegiatan berupa populasi
nyamuk terkendali sehingga masyarakat terlindung dari potensi pengaruh
buruk akibat kondisi rumah yang menjadi sarang berkembangbiaknya
nyamuk.

G. BIAYA
Biaya dibebankan pada dana bantuan Operasional kesehatan (BOK)
Puskesmas Semawung Daleman tahun 2017. Adapun rincian biaya dari
kegiatan ini adalah sebagai berikut :
1. 1 orang x 5 dusun x 1 kali pemantauan x Rp. 30.000 = Rp. 150.000

Mengetahui, Semawung Daleman,.. 2017


Kepala UPT Puskesmas Semawung Pelaksana Program
Daleman

dr. Cynthiawati Wijono Eni Purwaningsih,S.Kep.Ns


NIP. 19610821 19890 1 001 NIP.19730814 199803 2 007

Anda mungkin juga menyukai