Anda di halaman 1dari 1

Nama : Tegar Syaiful Qodar

NIM : 152010101049
Kelas : PCL-37

Pencuri Sandal Seharga Rp 50rb Dihukum 5 Tahun, Koruptor


Pencuri Uang Rakyat Milyaran Rupiah Dihukum Berapa Tahun?

Artikel KOMPASIANA.com oleh:


Danar Dono, 06 April 2015

Hakim ibarat wakil tangan Tuhan di muka bumi, dalam mengadili suatu perkara
wajib mengedepankan prinsip keadilan. Namun bagaimana realitas pengadilan di Indonesia?
Tengoklah kasus remaja pencuri sandal buntut yang terancam hukuman 5 tahun penjara!
Dikutip dari suaramerdeka.com, AAL remaja berusia 15 tahun tak pernah menyangka jika
sepasang sandal jepit butut warna putih kusam yang ditemukannya di pinggir Jalan Zebra,
Kota Palu, akan menyeretnya ke meja hijau. Jaksa mendakwa AAL dengan Pasal 362 KUHP
dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.
Bagaimana dengan para koruptor yang telah mencuri uang milyaran rupiah? Sebut
saja beberpa pelaku korupsi macam dengan terdakwa Budi Mulya dalam kasus korupsi
pemberian FPJP Bank Century yang telah merugikan negara Rp 7 triliun dengan hanya vonis
10 tahun, terdakwa Indar Atmanto dalam kasus korupsi penggunaan jaringan telekomunikasi
yang telah merugikan negara Rp 1,3 triliun dengan hanya vonis 8 tahun, atau mantan presiden
PKS Luhfi Hasan Ishaq bersama rekannya Ahmad Fathanah yang menerima suap Rp 1,3
miliar dari Direktur Utama PT Indoguna Utama dalam kasus korupsi impor sapi yang hanya
dihukum 16 tahun penjara dan denda Rp1 milliar. Memang baik kasus pencurian maupun
korupsi sama-sama mempunyai kesamaan yakni sama-sama mengambil barang milik orang
lain yang artinya kedua perbuatan tersebut adalah terlarang. Namun adakah keduanya sama
persis? Apakah sama hasil curian sandal yang harganya tidak lebih dari Rp 50rb yang hanya
merugikan satu orang saja dibandingkan dengan hasil korupsi milyaran rupiah yang telah
menyengsarakan lebih dari 200 juta penduduk di Negeri ini? Marilah kita tengok kembali!

Pendapat:
Kasus di atas bertentangan dengan Pancasila sila ke- 5 yang berbunyi Keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Masih banyak ketidakadilan terjadi di dalam berbagai bidang,
salah satunya dalam bidang hukum.
Bicara tentang keadilan, semua orang pasti sepakat keadilan itu hanya memihak
kebenaran. Adil berarti menundukan/menempatkan sebagai mana mestinya (sesuai porsinya)
suatu perkara. Sikap adil memunculkan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak yang
bersangkutan.
Seandainya hukum di Indonesia menerapkan asas hukum keadilan dengan sebenar-
benarnya, maka ketidakadilan yang disebutkan pada kasus di atas tidak akan terjadi, bahkan
mungkin tanpa menerapkan hukuman mati pada pelaku korupsi sekalipun niscaya para calon-
calon koruptor itu akan ketakutan oleh hukum yang demikian.

Anda mungkin juga menyukai