Anda di halaman 1dari 8

Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan

Pencegahan Perdarahan Berulang


pada Pasien Sirosis Hati

Felix Firyanto Widjaja,* Teguh Karjadi**

*Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta


**Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Abstrak: Sirosis hati seringkali menyebabkan varises di daerah gaster maupun esofagus.
Perdarahan yang ditimbulkan jika varises pecah merupakan suatu keadaan yang berbahaya.
Perdarahan varises dapat terjadi karena hipertensi porta akibat peningkatan tahanan aliran
porta dan peningkatan masuknya darah ke vena porta. Pencegahan perdarahan berulang
akibat pecahnya varises esofagus menjadi tantangan tersendiri untuk dokter karena setelah
pasien mengalami perdarahan yang pertama kali, kemungkinan terjadinya perdarahan berulang
menjadi sangat tinggi. Karena itu, penting sekali untuk melakukan pencegahan sekunder seperti
terapi farmakologi, endoskopi dan terapi lain, agar tidak terjadi perdarahan berulang. Dalam
tulisan ini, akan dipaparkan mengenai faktor risiko, patofisiologi, dan tata laksana perdarahan
berulang pada pasien dengan sirosis hati. J Indon Med Assoc. 2011;61:417-24.
Kata kunci: pencegahan sekunder, perdarahan berulang, sirosis hati

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011 417
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

Prevention of Recurrent Bleeding in Liver Cirrhosis Patient

Felix Firyanto Widjaja,* Teguh Karjadi**

*Faculty of Medicine Universitas Indonesia, Jakarta


**Department of Internal Medicine, Faculty of Medicine Universitas Indonesia/
Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta

Abstract: Liver cirrhosis often causes varices in the gastric or esophagus. It would be dangerous
if there is bleeding from ruptured varices. Variceal bleeding can be happened due to portal
hypertension resulted by increased resistance to portal flow and increased portal blood inflow into
the portal vein. Prevention of recurrent bleeding from ruptured varices becomes a challenge for
every doctor since after the first bleeding, the possibility of recurrent bleeding raises very high.
Therefore, it is important to perform a secondary prevention, such as pharmacological therapy,
endoscopy and other therapies, to prevent recurrent bleeding. In this review, we described risk
factors, pathophysiology, therapy and management of recurrent bleeding in patients with liver
cirrhosis. J Indon Med Assoc. 2011;61:417-24.
Keywords: secondary prevention, recurrent bleeding, liver cirrhosis

Pendahuluan Patofisiologi pecahnya VGE pada sirosis hati penting


Sirosis hati merupakan stadium akhir kerusakan sel-sel diketahui agar sasaran terapi untuk mencegah perdarahan
hati yang kemudian menjadi jaringan fibrosis. Kerusakan menjadi jelas. VGE terjadi karena hipertensi porta yang
tersebut ditandai dengan distorsi arsitektur hepar dan diakibatkan oleh peningkatan tahanan ke aliran porta dan
pembentukan nodulus regeneratif akibat nekrosis sel-sel banyaknya darah yang masuk ke vena porta. Kedua meka-
hati.1 Selanjutnya, distorsi arsitektur hepar dan peningkatan nisme itu menjadi sasaran tata laksana pasien agar tidak terjadi
vaskularisasi ke hati menyebabkan varises atau pelebaran perdarahan berulang akibat pecahnya VGE, ditambah dengan
pembuluh darah di daerah gaster maupun esofagus. intervensi lokal (seperti ligasi).5,6
World Health Organization (WHO) tahun 2002 Pasien sirosis hati tanpa atau dengan VGE yang belum
memperkirakan 783 000 pasien di dunia meninggal akibat pernah mengalami perdarahan mempunyai kemungkinan
sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh rendah terjadinya perdarahan dan kematian. Akan tetapi, jika
penyalahgunaan alkohol dan infeksi virus hepatitis. Di In- sudah pernah mengalami perdarahan sekali saja, kemungkinan
donesia sirosis hati banyak dihubungkan dengan infeksi perdarahan berulang menjadi sangat tinggi.5 Ditambah lagi,
virus hepatitis B dan C karena penyalahgunaan alkohol lebih angka survival lebih rendah pada pasien dengan perdarahan
jarang terjadi dibandingkan negara-negara barat. Sekitar 57%, berulang dibandingkan dengan perdarahan yang baru sekali
pasien sirosis hati terinfeksi hepatitis B atau C.2 South East terjadi.7 Karena itu, pencegahan sekunder yang bertujuan
Asia Regional Office (SEARO) tahun 2011 melaporkan sekitar untuk tidak terjadi perdarahan berulang penting dipikirkan
5,6 juta orang di Asia Tenggara adalah pembawa hepatitis B, untuk mengurangi ancaman kematian. Pengelolaan pen-
sedangkan sekitar 480 000 orang pembawa hepatitis C.3 Di cegahan perdarahan berulang memerlukan tata laksana
Indonesia, prevalensi hepatitis B dan C pada dewasa sehat spesifik, termasuk terapi farmakologi, terapi endoskopi
yang mendonorkan darah masing-masing adalah 2,1% dan ataupun terapi lain.
8,8% pada tahun 1995.4
Perdarahan akibat pecahnya varises gastroesofagus Varises Gastroesofagus
(VGE) merupakan komplikasi yang berbahaya bagi pasien Varises gastroesofagus adalah pelebaran pembuluh
sirosis hati. Sayangnya, pasien seringkali datang untuk darah di gaster atau esofagus yang terjadi semakin besar.
pertama kali karena hematemesis atau melena dan baru Pecahnya varises tersebut akan menimbulkan perdarahan.
kemudian terdiagnosis sirosis hati. Padahal ancaman Varises terjadi pada hampir 50% pasien dengan sirosis hati.8
kematian selalu ada setiap terjadi perdarahan. Karena itu, Saat ini, klasifikasi sirosis hati yang digunakan adalah
faktor-faktor yang menjadi risiko pecahnya VGE berulang klasifikasi Child-Turcotte-Pugh. Pada tahun 1973, Pugh
perlu diketahui agar pengelolaan pasien lebih optimal. memodifikasi klasifikasi Child dan Turcotte (1964) menjadi

418 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

skor Child-Turcotte-Pugh untuk menilai risiko operasi pasien regeneratif dan deposisi kolagen di ruang disse, sedangkan
pembedahan portosystemic shunt dengan variabel bilirubin, tahanan dinamik dikarenakan peningkatan tonus vaskular hati
waktu protrombin, albumin, tingkat keparahan asites serta yang dimodulasi oleh vasokontriksi endogen seperti
ensefalopati hepatikum (Tabel 1).9,10 Walaupun saat ini norepinefrin, endotelin I, angiotensin II, leukotrien dan
terdapat model prognostik baru yaitu model for end-stage tromboksan A2. Peningkatan vasokonstriktor endogen di-
liver disease (MELD), Cholongitas et al.9 menuliskan bahwa akibatkan oleh disfungsi endotel serta penurunan bio-
tidak terdapat perbedaan bermakna antara prediksi avaibilitas nitrit oksida.5,6
perdarahan varises dengan MELD dibandingkan sistem Penyebab peningkatan aliran darah (Q) adalah
Child-Turcotte-Pugh. Kesulitan penggunaan MELD adalah peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan vaskuler
penggunaan persamaan matematika kompleks yang tidak sistemik. Hal tersebut mengakibatkan sirkulasi meningkat
praktis. dengan vasodilatasi arteri sistemik dan splanknik, yang
Varises gastroesofagus timbul pada hampir setengah semakin memperburuk hipertensi porta. Selain itu, sebagai
pasien sirosis hati dan tertinggi pada pasien sirosis Child- usaha mendekompresi sistem vena porta, faktor-faktor
Turcotte-Pugh kelas B atau C. VGE sendiri terjadi sekitar 7% angiogenik akan membentuk pembuluh darah kolateral
per tahun. Angka kejadian perdarahan varises yang pertama sehingga terjadi hubungan antara sirkulasi sistemik dengan
dalam satu tahun sekitar 12% dan terjadinya rekurensi porta. Hal tersebut justru menambah aliran darah yang akan
perdarahan varises diperkirakan 60% dalam satu tahun.11,12 memperburuk hipertensi porta.6
Mortalitas dalam enam minggu setiap perdarahan sekitar 15- Peningkatan tekanan porta (hipertensi porta) menye-
20%, berkisar antara 0% pada pasien dengan Child kelas A babkan dilatasi pembuluh darah terutama yang berasal dari
sampai sekitar 30% pasien dengan Child kelas C.5 vena azygos, yang kemudian menyebabkan varises. Varises
terjadi jika terdapat peningkatan perbedaan tekanan antara
Patofisiologi Perdarahan Varises Gastroesofagus vena porta dan vena hepatika lebih dari 10 mmHg. Varises
Varises gastroesofagus merupakan akibat langsung akan semakin berkembang akibat peningkatan aliran darah
hipertensi porta karena peningkatan tahanan aliran porta ke tempat varises dan terjadi ruptur.5,6
dan peningkatan aliran darah yang masuk ke vena porta. Hal
tersebut sejalan dengan hukum Ohm yang menyebutkan Faktor Risiko Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis
bahwa tekanan vena porta adalah hasil dari tahanan vaskular Hati
(R) dan aliran darah (Q) pada bagian porta (P = Q x R).6 Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk mengetahui
Peningkatan tahanan (R) terjadi melalui dua cara: faktor risiko yang mempermudah perdarahan berulang pada
mekanik dan dinamik. Tahanan mekanik disebabkan oleh pasien sirosis hati. Faktor-faktor risiko yang telah diteliti
gangguan struktur vaskular hati akibat fibrosis, nodul adalah infeksi bakteri, jumlah ligasi, asam asetilsalisilat, asites,
peningkatan bilirubin, pemakaian obat anti inflamasi non-ste-
Tabel 1. Klasifikasi Sirosis dengan Skor Child-Turcotte-Pugh roid (OAINS) dan sebagainya.6,13,14 Tetapi, setiap penelitian
yang dilakukan belum memperlihatkan hasil yang konsisten.
Kriteria klinis dan Nilai *
biokimia 1 2 3
Dib et al.6 menuliskan tiga hal yang membuat risiko
perdarahan VGE, yaitu (1) peningkatan hipertensi porta:
Ensefalopati Tidak ada Ringan sampai Berat (kelas 3 kerusakan hati yang ditimbulkan penyakit, asupan makanan,
sedang (kelas 1 atau 4 asupan etanol, irama sirkadian, olahraga fisik dan peningkatan
atau 2)
Asites Tidak ada Ringan sampai Berat atau re-
tekanan intraabdomen; (2) faktor yang melemahkan dinding
sedang frakter terha- varises, seperti asam asetilsalisilat dan OAINS; (3) infeksi
dap diuretik bakteri yang dapat membuat perdarahan awal dan berulang.
Bilirubin (mg/dL) <2 2-3 >3 Lee et al. 13 mempelajari faktor risiko terjadinya
Albumin (g/dL) >3,5 2,8-3,5 <2,8
Waktu protrombin +
perdarahan berulang enam minggu setelah terjadinya pecah
Perpanjangan (detik) <4 4-6 >6 VGE pada pasien dengan sirosis hati. Faktor risiko yang
INR <1,7 1,7-2,3 >2,3 ditemukan berkaitan dengan pecah VGE adalah insidens
infeksi bakteri yang tinggi, terutama pneumonia dan jumlah
* Sistem klasifikasi Child-Turcotte-Pugh, kelas A (5-6 poin)
mengindikasikan penyakit hati least severe, kelas B (7-9 poin)
ligasi akibat kerusakan mukosa pada permukaan yang lebih
mengindikasikan penyakit hati moderately severe dan kelas C luas dan ulkus setelah ligasi. Parameter seperti usia, jenis
(10-15 poin) mengindikasikan most severe. Untuk mengubah nilai kelamin, etiologi dan beratnya sirosis hati, asites, diameter
bilirubin ke mikromol per liter, kalikan dengan 17,1. lien yang panjang, kadar hemoglobin, sel darah putih, albu-
+ Hanya salah satu. Pemanjangan waktu protrombin atau INR yang
digunakan.
min yang rendah, karsinoma hepatoseluler ataupun trombosis
Diadaptasi dari: Garcia-Tsao G, Bosch J. Management of varices and vena porta dikatakan tidak menjadi risiko perdarahan berulang.
variceal hemorrhage in cirrhosis. N Engl J Med. 2010; Hidayat et al.14 melakukan studi retrospektif untuk
362:823-32. mengetahui faktor risiko perdarahan berulang dengan gam-

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011 419
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

baran klinis dan endoskopi. Mereka menemukan perdarahan dikoreksi dengan cara transplantasi hati atau portal-systemic
berulang meningkat pada pasien dengan total bilirubin >2mg/ shunt.11
dL, asites, hepatoma, klasifikasi Child-Pugh kelas C atau red Terapi farmakologis untuk menurunkan tekanan porta
color sign pada endoskopi. Usia, trombosit, albumin, waktu terdiri dari vasokonstriktor splanknik, penghambat -
protrombin, varises di fundus dan grade varises esofagus adrenergik nonselektif, nitrat dan interferon. Selain terapi
tidak meningkatkan risiko perdarahan berulang. farmakologis, shunt dan pembedahan juga digunakan untuk
menurunkan tekanan porta.5,9,11,15 Vasokonstriktor splanknik
Terapi untuk Pencegahan Perdarahan Varises Berulang seperti vasopresin (terlipressin) dan somatostatin (serta
analognya seperti octreotide dan vapreotide) dapat diberikan
Sejak dua dekade terakhir, berbagai terapi (pembe-
secara parenteral tetapi obat tersebut hanya diberikan terbatas
dahan, endoskopi dan farmakologi) telah diperkenalkan
untuk perawatan akut. Jika diberikan secara cepat obat-obat
untuk menurunkan risiko perdarahan berulang dan mortalitas
tersebut efektivitasnya sama dengan skleroterapi dalam
(Tabel 2). Walaupun hampir seluruh penelitian menyatakan
mengatasi perdarahan akut, mencegah perdarahan berulang
bahwa terapi kombinasi lebih baik daripada terapi tunggal,
dini, kebutuhan transfusi dan mortalitas.5
perbedaan kriteria inklusi dan penilaian akhir menyulitkan
Penghambat -adrenergik nonselektif mempengaruhi
perbandingan yang objektif. Selain itu, sangat sulit membuat
laju aliran porta dengan cara penurunan curah jantung dan
randomized controlled trial untuk membandingkan terapi
vasokonstriktor splanknik. Penghambat nonselektif seperti
pada kasus perdarahan sirosis hati sehingga penelitian yang
propanolol atau nadolol lebih baik daripada penghambat beta
ada banyak menggunakan kohort prospektif, dengan level
selektif. Obat tersebut diberikan secara oral dan digunakan
of evidence tidak cukup tinggi.11
untuk tata laksana jangka panjang hipertensi porta, namun
Berbagai terapi tersebut mempunyai perbedaan indikasi
terdapat kontraindikasi untuk penggunaan obat tersebut
karena memiliki sasaran terapi yang berbeda. Jika dikaitkan
yaitu: asma, bradikardi, blok atrioventrikular, hipotensi dan
dengan patofisiologinya, terapi dibagi dua yaitu terapi yang
hiperglikemia yang tidak terkontrol.5,15
menurunkan tekanan porta dan terapi lokal tanpa menurunkan
Obat-obatan yang meningkatkan pengantaran NO ke
tekanan porta. Terapi yang menurunkan tekanan porta dapat
sirkulasi intrahepatik seperti nitrat, bekerja dengan meng-
berupa terapi farmakologis dengan sasaran menurunkan
induksi vasodilatasi intrahepatik sehingga menurunkan
tahanan sistemik vaskular, tahanan intrahepatik atau aliran
tahanan hepatik. Kekurangan venodilator dapat meng-
darah splanknik serta terapi pembuatan shunt atau pem-
akibatkan vasodilatasi sistemik dengan membuat retensi
bedahan. Terapi lokal tanpa menurunkan tekanan porta
natrium dan vasokonstriksi ginjal.5,15 Terdapat pula obat
menggunakan bantuan endoskopi untuk melakukan ligasi
alternatif yang bekerja meningkatkan tonus vaskular hepar
atau skleroterapi. 6 Berbagai jenis terapi tersebut akan
atau fibrogenesis hati (seperti interferon ditambah ribavirin
diperjelas berikut ini.
pada infeksi hepatitis C kronis).4
Selain farmakologis, terdapat terapi lain yaitu pema-
Terapi yang Menurunkan Tekanan Porta sangan shunt yang menghubungkan sistem porta yang
Atas dasar patofisiologi yang menyebabkan tekanan mengalami hipertensi dengan vena sistemik bertekanan
porta meningkat, terapi ditujukan untuk menurunkan tahanan rendah untuk menurunkan hipertensi porta melalui
intrahepatik, aliran darah sistem porta, atau keduanya. Sampai transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) atau
saat ini, penurunan tahanan intrahepatik hanya dapat pembedahan. Cara tersebut efektif untuk menurunkan risiko

Tabel 2. Perbandingan Risiko Terjadinya Perdarahan Berulang dan Mortalitas dengan Terapi Tertentu

Tata laksana Jumlah studi Jumlah pasien Reported Reported


rebleeding rates mortality rates

Tidak ditatalaksana 19 928 55-67% 23-64%


Penghambat 26 983 37-57% 13-39%
EIS 54 2347 34-53% 18-36%
EIS+penghambat 13 445 19-49% 7-26%
EBL 18 836 20-43% 19-34%
Penghambat +ISMN 6 310 30-42% 12-32%
TIPS 14 519 12-22% 18-35%
DSRS 9 309 11-31% 22-55%

EIS=endoscopic injection sclerotherapy, EBL=endoscopic band ligation, ISMN=isosorbide-5-mononitrate,


TIPS=transjugular intrahepatic portal-systemic shunt, DSRS=distal splenorenal shunt. Tabel meringkas hasil dari studi
dengan pilihan tata laksana berbeda termasuk dalam beberapa meta analisis.
Diadaptasi dari: Bosch J, Garcia-Pagan JC. Prevention of variceal rebleeding. Lancet. 2003;361:952-4.

420 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

perdarahan varises berulang, tetapi dapat meningkatkan Terdapat beberapa penelitian menggunakan N-butyl-2-cy-
ensefalopati dan memperburuk kerusakan hati. Kelebihan anoacrylate untuk menghentikan perdarahan VGE pada
TIPS adalah tidak memerlukan pembedahan dan mempunyai pasien sirosis hati.17-19 Cheng et al.19 memperlihatkan hemo-
angka mortalitas dan morbiditas yang rendah. Namun, hasil stasis terjadi pada sekitar 95,2% pasien dengan perdarahan
jangka panjang TIPS kurang baik karena sering terjadinya dan 90,2% pasien dengan perdarahan akibat sirosis. Cheng
disfungsi shunt akibat proliferasi tunika intima di dalam stent et al19 juga melaporkan bahwa senyawa tersebut relatif aman.
shunt atau keluar ke vena hepatika.5,11 Capolletta et al.18 menemukan bahwa hemostasis awal terjadi
pada 94,2% perdarahan aktif dengan rata-rata perdarahan
Terapi Lokal tanpa Menurunkan Tekanan Porta kembali hanya 5,2%. Tidak ditemukan efek samping dalam
Prosedur endoskopi dapat digunakan untuk me- studi tersebut dan harganya juga lebih murah dibandingkan
nempatkan elastic band pada bagian varises (ligasi varises), dengan terapi ligasi. Wang et al.17 melaporkan hal yang
memasukkan agen sklerosis (skleroterapi varises) atau serupa yaitu hemostasis yang terjadi pada 96,2% pasien
menempelkan jaringan (obsturasi varises) ke varises perdarahan aktif dengan perdarahan kembali sebanyak 6,2%.
gastroesofagus. Teknik tersebut dapat membuat obliterasi
varises (eradikasi varises). Namun setelah terapi, pantauan Pengelolaan Pencegahan Perdarahan Berulang
endoskopi dan pengobatan penting dilakukan untuk Dengan tingkat rekurensi tinggi, pasien yang masih
mencegah VGE kembali. Cara lain yang singkat dan temporer dapat bertahan karena perdarahan varises akut harus
serta bekerja lokal adalah tamponade balon dan penempatan mendapat terapi untuk mencegah rekurensi sebelum pasien
stent esofagus.5 Cara tersebut dapat menginduksi trombosis dipulangkan dari rumah sakit. Garcia-Tsao, et al.5 memberikan
dan fibrosis. panduan untuk setiap tata laksana (Tabel 3).
Elastic band baru-baru ini menggantikan skleroterapi Terapi farmakologis kombinasi (penghambat non-
sebagai terapi endoskopi karena lebih aman, lebih efektif, selektif ditambah nitrat) atau kombinasi ligasi varises endos-
dan berkaitan dengan morbiditas yang rendah, namun tidak kopi ditambah terapi obat perlu diberikan karena tingkat
dapat mengubah tekanan portal dan aliran darah splanknik kekambuhan yang tinggi, walaupun efek samping menjadi
yang tinggi sehingga varises seringkali timbul kembali.16 lebih tinggi dibandingkan terapi tunggal. Terapi tunggal
N-butyl-2-cyanoacrylate pertama kali diperkenalkan hanya direkomendasikan untuk profilaksis primer. Kedua cara
tahun 1986. Sampai saat ini masih sedikit praktisi yang meng- tersebut dibandingkan dalam suatu randomized controlled
gunakan senyawa tersebut padahal merupakan senyawa trial dan hasilnya menunjukkan adanya penurunan per-
terpilih untuk VGE.17 Senyawa tersebut akan mengalami darahan berulang varises yang bermakna pada kombinasi
polimerisasi yang cepat jika bersentuhan dengan darah ligasi varises dengan endoskopi dan terapi obat (penghambat
setelah disuntikan ke lokasi varises, dan kemudian akan beta nonselektif ditambah nitrat) dibandingkan terapi obat
menyumbat lumen untuk mencegah perdarahan berlanjut.18 saja. Angka terjadinya perdarahan dari tempat lain, seperti

Tabel 3. Panduan Tata Laksana untuk Mencegah Perdarahan Berulang

Regimen Dosis Target Durasi Tindak lanjut

Penghambat-
Propanolol Mulai 20 mg per Ditingkatkan sampai dosis maksimal Tidak diten- Pastikan target frekuensi nadi dapat
oral 2 x/hari yang dapat ditoleransi atau sampai tukan tercapai setiap pasien kontrol; tidak
frekuensi nadi 55 kali/menit membutuhkan tindak lanjut endoskopi
Nadolol Mulai 40 mg per Ditingkatkan sampai dosis maksimal Tidak diten Pastikan target frekuensi nadi dapat
oral 1x/hari yang dapat ditoleransi atau sampai tukan tercapai setiap pasien kontrol; tidak
frekuensi nadi 55 kali/ menit membutuhkan tindak lanjut endoskopi
Ligasi varises endoskopi Ligasi setiap 2-4 Varises terobliterasi Sampai obli- Surveilans endoskopi pertama1-3 bulan
minggu terasi varises setelah obliterasi, lalu setiap 6-12 bulan
tercapai bia-
sanya 2-4 sesi
Isosorbid mononitrat 10 mg per oral se- Ditingkatkan sampai dosis maksimal Tidak diten- Pastikan kepatuhan regimen pengobatan
digabung dengan pengham- tiap malam dengan yang dapat ditoleransi dengan tekanan tukan setiap kedatangan; tidak membutuhkan
bat- (propanolol atau na- peningkatan berta- darah >95 mmHg tindak lanjut endoskopi
dolol)+ hap hingga maksi-
mum 20mg 2x/hari

* Hanya satu penghambat- dengan ligasi yang sebaiknya digunakan. Terapi yang tidak digunakan untuk pencegahan tahap pertama perdarahan
varises berulang adalah penghambat- nonselektif saja, skleroterapi varises endoskopi, ligasi varises endoskopi saja, dan ligasi varises endoskopi
dengan skleroterapi varises endoskopi.
+ Terapi ini sedang diteliti. Direkomendasikan pada pasien yang tidak dapat dilakukan ligasi.
Diadaptasi dari: Garcia-Tsao G, Bosch J. Management of varices and variceal hemorrhage in cirrhosis. N Engl J Med. 2010;362:823-32

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011 421
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

dari ulkus esofagus yang diinduksi oleh ligasi varises, tidak satu terapi saja, tetapi angka survival masih belum jelas. Terapi
berbeda bermakna.5 kombinasi juga menurunkan mortalitas tetapi hasilnya kurang
Kesulitan pemberian terapi farmakologis untuk profi- dapat dipercaya karena kematian dapat disebabkan bukan
laksis sekunder VGE adalah intoleransi pasien terhadap obat, oleh hipertensi porta dan varises.
ketidak patuhan pasien, dan kurangnya bukti.20 Intoleransi Pada pasien yang tidak dapat dilakukan ligasi varises,
pasien terhadap obat tertentu perlu mendapatkan perhatian penghambat nonselektif ditambah nitrat perlu diberikan
penting jika pasien mengeluhkan hal yang berhubungan untuk memaksimalkan penurunan tekanan porta, walaupun
dengan efek samping. Selain itu, pasien juga perlu diberikan terapi kombinasi ini belum direkomendasikan.5 Hal tersebut
edukasi untuk kontrol teratur dan minum obat secara rutin. didukung oleh penelitian Garcia-Pagan et al.22 yang mem-
Risiko terjadinya perdarahan berulang perlu dipaparkan perlihatkan tidak adanya perbedaan yang bermakna dalam
secara jelas, terutama jika pasien tidak melakukan terapi sesuai hal kejadian perdarahan berulang pada pasien yang diberikan
dengan petunjuk dokter. penghambat nonselektif dan nitrat saja dibandingan
Lo15 membuat algoritme sederhana untuk pencegahan dengan obat tersebut ditambah ligasi. Sebagai tambahan,
perdarahan berulang pada VGE (Gambar 1). Lo juga menya- kemungkinan terjadinya perdarahan berulang akibat varises
rankan jika pasien menyandang sirosis hati dengan kelas lebih rendah pada terapi ligasi dan obat dibandingkan obat
Child-Pugh kelas C dengan perdarahan varises berulang, saja, tetapi perlu dipertimbangkan bahwa dengan memberikan
sebaiknya direncanakan transplantasi hati. Untuk pasien kombinasi terapi ligasi dan obat lebih banyak efek samping
dengan perdarahan berulang yang terkontrol, tes penyaring yang akan timbul. Pasien juga membutuhkan perawatan yang
karsinoma hepatoseluler sebaiknya dilakukan. lebih lama (terutama jika terjadi perdarahan akibat ulkus) dan
Lo et al.12 juga membandingkan terapi kombinasi ligasi biaya menjadi jauh lebih besar.
dengan terlipresin yang dibandingkan dengan terlipresin Pada pasien yang tetap mengalami perdarahan berulang
saja. Penelitiannya mendapatkan bahwa kombinasi tersebut walaupun telah dilakukan ligasi serta obat dengan dosis dan
menurunkan kejadian perdarahan berulang dini, mengurangi jadwal yang direkomendasikan perlu dipikirkan penempatan
kegagalan tata laksana awal, tanpa memberikan efek samping TIPS perkutan atau pembentukan shunt dengan bedah. Baik
yang meningkat secara bermakna, serta menurunkan kebu- TIPS perkutan maupun pembedahan memiliki efektifitas yang
tuhan jumlah darah untuk transfusi. Salerno dan Cazzaniga21 sama.5 Bila dibandingkan dengan terapi endoskopi, TIPS
berpendapat dosis terlipressin yang diberikan terlalu rendah, lebih efektif untuk mencegah perdarahan berulang serta
hanya 1 mg setiap 6 jam. Mungkin bila dosis dinaikkan akan pembedahan untuk membuat shunt lebih efektif dari
menurunkan insidens perdarahan berulang dan membuat skleroterapi endoskopi. Tetapi, keduanya belum terbukti
perbedaan dengan terapi kombinasi semakin kecil. meningkatkan survival dan keduanya berkaitan dengan risiko
Metaanalisis yang dilakukan oleh Gonzalez et al.16 juga ensefalopati yang tinggi.6,23 Revisi penelitian TIPS perlu lebih
menunjukkan angka terjadinya perdarahan berulang (dari sering dilakukan untuk mengatasi penggunaan terkini
varises maupun sumber lain) lebih rendah dengan kombinasi dengan coated stent yang mempunyai angka oklusi yang
terapi endoskopi dan terapi obat dibandingkan dengan salah lebih rendah secara bermakna. Pemilihan antara TIPS dan

Hemostasis perdarahan VGE akut

Penghambat Gagal EVL

Berhasil

Lanjutkan Gagal Berhasil

Lanjutkan

TIPS, shunt operation atau


EVL + penghambat ISMN Gagal transplantasi hati

Gambar 1. Algoritme Pencegahan Perdarahan Berulang VGE. ISMN (Isosorbid mononitrat); EVL
(ligasi varises endoskopi); TIPS (transjugular intrahepatic portosystemic stent shunt)
Diadaptasi dari: Lo GH. Prevention of esophageal variceal rebleeding. J Chin Med Assoc. 2006;69:553-60.

422 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

pembedahan tergantung ahli setempat dan permintaan hal berikut: masuk ke rumah sakit, transfusi darah, Hb turun
pasien.5 3 g/dL, atau kematian dalam enam minggu.25
Escorsell et al.23 dalam randomized controlled trial Terapi tambahan seperti antasid mungkin dapat berguna
membandingkan antara TIPS dengan terapi obat (propanolol pada pasien sirosis hati karena ulkus peptikum dan refluks
+ isosorbide-5-mononitrate) dan mendapatkan perdarahan esofagitis merupakan salah satu penyebab perdarahan pada
berulang selama 15 bulan terjadi pada 13% pasien dengan saluran cerna bagian atas. Tetapi, Guo et al.26 belum mene-
TIPS dan 39% pasien dengan terapi obat. Angka survival mukan adanya bukti cukup yang mendukung hal tersebut.
pada kedua perlakuan sebesar 72%. Beban biaya dua kali
lebih besar pada pasien dengan TIPS. Ringkasan
Panduan dari American Association for the Study of Perdarahan berulang pada pasien dengan sirosis hati
Liver Diseases dan American College of Gastroenterology lebih sering terjadi pada pasien dengan Child-Pugh kelas C
yang diterbitkan dalam Hepatology8 dan American Journal dibandingkan dengan kelas A dan B. Karena itu, praktisi harus
of Gastroenterology 24 merekomendasikan terapi untuk lebih berhati-hati jika pasien mempunyai faktor risiko
mencegah perdarahan varises berulang pada pasien sirosis perdarahan berulang seperti adanya infeksi, konsumsi asam
hati yang telah mengalami perdarahan VGE. Kombinasi yang asetilsalisilat, OAINS, konsumsi etanol, olahraga fisik,
disarankan adalah penghambat nonselektif ditambah ligasi peningkatan tekanan intraabdomen (asites), total bilirubin
varises. Penghambat nonselektif perlu disesuaikan untuk >2 mg/dL, hepatoma dan red color sign pada endoskopi.
dosis maksimal yang dapat ditoleransi yang telah dibuat Perdarahan berulang merupakan sesuatu yang ber-
panduannya oleh Garcia-Tsao et al.5 di Tabel 3. Ligasi varises bahaya bagi pasien karena dapat menyebabkan kematian.
sebaiknya diulang setiap 1-2 minggu sampai varises hilang Edukasi sangat penting untuk dilakukan agar pasien dapat
dengan pemeriksaan endoskopi dan kembali dilakukan 1-3 mengerti penyakitnya. Edukasi juga diperlukan agar pasien
bulan setelah varises hilang serta setiap 6-12 bulan untuk patuh terhadap terapi yang diberikan. Pasien perlu mengetahui
memantau terjadinya varises berulang.8,24 bahwa hematemesis atau melena memerlukan tindakan
Rekomendasi di atas berlaku untuk mencegah perda- emergensi.
rahan berulang pada pasien yang belum mendapat profilaksis Penatalaksanaan untuk mencegah perdarahan berulang
primer sebelumnya. Jika profilaksis primer menggunakan dapat menggunakan berbagai terapi. Kombinasi penghambat
penghambat dengan dosis yang sesuai gagal, penghambat nonselektif dan ligasi varises merupakan pilihan terapi
tidak boleh dilanjutkan sebagai terapi tunggal dan ligasi terbaik yang disarankan dalam konsensus. Namun, terapi
varises sebaiknya dilakukan. Jika dosis penghambat tidak lain dapat dilakukan jika terdapat kontraindikasi terapi
sesuai, optimalisasi dosis atau ligasi varises dapat dilakukan. tersebut. Terapi lain seperti pembedahan, TIPS atau bahkan
Bila ligasi gagal sebagai profilaksis, TIPS dapat menjadi transplantasi dapat dipertimbangkan sesuai dengan per-
pilihan berikut. Transplantasi hati dapat dipikirkan pada timbangan dan indikasi masing-masing tindakan.
semua kasus, khususnya pasien dengan sirosis berat (Child
kelas B atau C).5,6,8,24 Daftar Pustaka
Baveno I sampai V merupakan lokakarya yang berfokus 1. Nurdjanah S. Sirosis hati. In: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
pada perdarahan varises dan hipertensi porta. Baveno V Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku ajar ilmu penyakit dalam.
4 th Ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
diadakan pada tahun 2010 dan merupakan konsensus terbaru. Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2006. p. 443-
Konsensus Baveno V merekomendasikan hal yang sama 6.
dengan panduan dari American Association for the Study of 2. Perz JF, Armstrong GL, Farrington LA, Hutin YJF, Bell BP. The
Liver Diseases dan American College of Gastroenterology contributions of hepatitis B virus and hepatitis C virus infections
to cirrhosis and primary liver cancer worldwide. Hepatol.
bahwa terapi kombinasi penghambat nonselektif dan ligasi 2006;45:529-38.
varises menjadi pilihan terbaik. Namun sebagai tambahan, 3. WHO. Viral hepatitis in the WHO South-East Asia region. New
Baveno V juga merekomendasikan penambahan ISMN pada Delhi: WHO; 2011.
penghambat nonselektif terutama pada pasien yang menolak 4. Sulaiman HA, Julitasari, Srie A, Rustam M, Melani W, Corwin A.
et al. Prevalence of hepatitis B and C viruses in healthy Indone-
atau tidak dapat dilakukan ligasi. Tetapi jika pasien mem- sian blood donors. Trans R Soc Trop Med Hyg. 1995;89:167-70.
punyai kontraindikasi penghambat nonselektif, ligasi dapat 5. Garcia-Tsao G, Bosch J. Management of varices and variceal
menjadi pilihan utama.25 hemorrhage in cirrhosis. N Engl J Med. 2010;362:823-32.
Konsensus Baveno V juga menjelaskan definisi dan 6. Dib N, Oberti F, Cales P. Current management of the complica-
tions of portal hypertension: variceal bleeding and asites. CMAJ.
kriteria pro-filaksis sekunder dikatakan gagal. Gagal terhadap 2006;174:1433-43.
pence-gahan perdarahan berulang didefinisikan sebagai epi- 7. Nidegger D, Ragot S, Berthelemy P, Masliah C, Pilette C, Martin
sode tunggal perdarahan berulang yang bermakna secara T, et al. Cirrhosis and bleeding: the need for very early manage-
klinis yang berasal dari hipertensi porta setelah hari ke-5. ment. J Hepatol. 2003;39:509-14.
8. Garcia-Tsao G, Sanyal AJ, Grace ND, Carey W and the Practice
Perdarahan berulang yang bermakna tersebut adalah melena Guidelines Committee of the American Association for the Study
berulang atau hematemesis yang mengakibatkan salah satu of Liver Diseases, the Practice Parameters Committee of the

J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011 423
Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati

American College of Gastroenterology. Prevention and manage- oesophageal varices: a prospective cohort study. Dig Liver Dis.
ment of gastroesophageal varices and variceal hemorrhage in 2009;41:729-34.
cirrhosis. Hepatology. 2007;46:922-38. 19. Cheng LF, Wang ZQ, Li CZ, Cai FC, Huang QY, Linghu EQ, et al.
9. Cholongitas E, Papatheodoridis GV, Vangeli M, Terreni N, Patch Treatment of gastric varices by endoscopic sclerotherapy using
D, Burroughs AK. Systematic review: the model for end-stage butyl cyanoacrylate: 10 years experience of 635 cases. Chin
liver disease - should it replace Child-Pughs classification for Med J. 2007;120:2081-5.
assessing prognosis in cirrhosis? Aliment Pharmacol Ther. 20. Cheung J, Wong W, Zandieh I, Leung Y, Lee SS, Ramji A, et al.
2005;22:1079-89. Acute management and secondary prophylaxis of esophageal
10. Cholongitas E, Senzolo M, Patch D, Shaw S, Hui C, Burroughs variceal bleeding: A western Canadian survey. Can J Gastroenterol.
AK. Review article: scoring systems for assessing prognosis in 2006;20:531-4.
critically ill adult cirrhotics. Aliment Pharmacol Ther. 2006; 21. Salerno F, Cazzaniga M. Prevention of early variceal rebleeding
24:453-64. adding banding to terlipressin therapy. Gut. 2009;58:1182-3.
11. Bosch J, Garcia-Pagan JC. Prevention of variceal rebleeding. 22. Garcia-Pagan JC, Villanueva C, Albillos A, Banares R, Morillas R,
Lancet. 2003;361:952-4. Abraldes JG, et al. Nadolol plus isosorbide mononitrate alone or
12. Lo GH, Chen WC, Wang HM, Lin CK, Chan HH, Tsai WL, et al. associated with band ligation in the prevention of recurrent bleed-
Low-dose terlipressin plus banding ligation versus low-dose ing: a multicentre randomised controlled trial. Gut. 2009;58:1144-
terlipressin alone in the prevention of very early rebleeding of 50.
oesophageal varices. Gut. 2009;58:1275-80. 23. Escorsell A, Banares R, Garcia-Pagan JC, Gilabert R, Moitinho E,
13. Lee S, Lee T, Chang C. Independent factors associated with Piqueras B, et al. TIPS versus drug therapy in preventing variceal
recurrent bleeding in cirrhotic patients with esophageal variceal rebleeding in advanced cirrhosis: a randomized controlled trial.
hemorrhage. Dig Dis Sci. 2009;54:1128-34. Hepatology. 2002;35:385-92.
14. Hidayat S, Djojoningrat D, Akbar N, Sukmana N, Sabarinah. Risk 24. Garcia-Tsao G, Sanyal AJ, Grace ND, Carey W and the Practice
factors for recurrent upper gastrointestinal tract bleeding after Guidelines Committee of the American Association for the Study
esophageal varices ligation on patients with liver cirrhosis. The of Liver Diseases, the Practice Parameters Committee of the
Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Diges- American College of Gastroenterology. Prevention and manage-
tive Endoscopy. 2004;5:79-88. ment of gastroesophageal varices and variceal hemorrhage in
15. Lo GH. Prevention of esophageal variceal rebleeding. J Chin cirrhosis. Am J Gastroenterol. 2007;102:2086-102.
Med Assoc. 2006;69:553-60. 25. Franchis R, the Baveno V Faculty. Revising consensus in portal
16. Gonzalez R, Zamora J, Gomez-Camarero J, Molinero L, Banares hypertension: report of the Baveno V consensus workshop on
R, Albillos A. Meta-analysis: combination endoscopic and drug methodology of diagnosis and therapy in portal hypertension.
therapy to prevent variceal rebleeding in cirrhosis. Ann Intern Hepatology. 2010;53:762-8.
Med. 2008;1449:109-22. 26. Guo Z, Wu Z, Wang Y. Antacids for preventing oesophagogastric
17. Wang YM, Cheng LF, Li N, Wu K, Zhai JS, Wang YW. Study of variceal bleeding and rebleeding in cirrhotic patients. Cochrane
glue extrusion after endoscopic N-butyl-2-cyanoacrylate injec- Database of Systematic Reviews. 2008, Issue 2.
tion on gastric variceal bleeding. World J Gastroenterol.
2009;15:4945-51. FS/MH
18. Cipolletta L, Zambelli A, Bianco MA, De Grazia F, Meucci C,
Lupinacci G, et al. Acrylate glue injection for acutely bleeding

424 J Indon Med Assoc, Volum: 61, Nomor: 10, Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai