Diajukan untuk memenuhi laporan kasus untuk syarat dalam menempuh Program
Pendidikan Kepaniteraan Umum Ilmu Penyakit Dalam
Disusun oleh
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Pembimbing,
Tanggal AKTIF
Tanggal PASIF
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny.P
Tanggal lahir : 15 Mei 1963
Umur : 54 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jatisari RT 02/RW 03, Mijen, Semarang
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Islam
Bangsal : Dahlia 3
No. RM : 518249
Tanggal Masuk RS : 15 Juni 2017
Tanggal Pemeriksaan : 15 Juni 2017
B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan di bangsal Dahlia 3, tanggal 15 Juni 2017 pukul
19.00 WIB secara autoanamnesis.
Pulmo
Depan
1. Inspeksi
Bentuk dada Datar Datar
Hemitorax Simetris statis dinamis Simetris statis dinamis
Warna Sama dengan kulit Sama dengan kulit
sekitar sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem fremitus (+) normal,Kanan = kiri (+) normal, Kanan = kiri
3. Perkusi sonor seluruh lapang sonor seluruh lapang
paru paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kering - -
Ronki basah + +
Stridor - -
Belakang
1. Inspeksi
Warna Sama dengan kulit Sama dengan kulit
sekitar sekitar
2. Palpasi
Nyeri tekan (-) (-)
Stem Fremitus Tidak ada pengerasan Tidak ada pengerasan
dan pelemahan dan pelemahan
3. Perkusi
Lapang paru sonor seluruh lapang sonor seluruh lapang
paru paru
4. Auskultasi
Suara dasar Vesikuler Vesikuler
Suara tambahan
Wheezing - -
Ronki kering - -
Ronki basah + +
Stridor - -
n. Abdomen
1) Inspeksi : datar, warna sama dengan sekitar, massa (-),
sikatrik (-), spider nevi (-)
2) Auskultasi : bising usus (+) 15x/menit
3) Perkusi : pekak sisi (+), Pekak alih (-)
4) Palpasi : nyeri tekan (-), Hepar dan Lien : tidak dapat
dinilai, undulasi (-), nyeri ketok ginjal (-)
o. Ekstremitas
Superior Inferior
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Darah Lengkap (15 Juni 2017)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Hematokrit 45,50 % 35 – 47
MCH 27,10 Pg 26 – 34
Neutrofil 61,30 % 50 – 70
Limfosit 30,40 % 25 – 40
Monosit 5,70 % 2– 8
Pulmo: Corakan
Bronchovaskular
kasar, Bercak
kesuraman(-)
Kesan :
Cor: Cardiomegali
(LV)
Hasil:
LA, LV dilatasi
LVH Eksentris
Global normokinetik dengan fungsi sistolik global baik, LVEF
>70%
Disfungsi diastolik grade II
MR Severe ec flail PML, AR Mild
E. DAFTAR ABNORMALITAS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
1. Sesak nafas 13. Tampak sesak & 21. Glukosa sewaktu 215
2. Pusing lemas mg/dL( H)
3. Lemas 14. TD=160/80 22. Kalium 2,80 mmol/L (L)
4. Mual 15. Nadi=130x/menit, 23. EKG: kesan atrial fibrilasi
5. Nyeri seperti terbakar di tidak teratur 24. Rontgen: Cardiomegali(LV)
daerah ulu hati 16. RR=28x/menit 25. Ekokardiografi: LA,LV dilatasi,
6. Keluhan serupa pernah 17. JVP meningkat disfungsi diastolik grade II, MR
dialami pasien 18. Ictus cordis tampak Severe, AR Mild
7. Riwayat penyakit jantung 19. Bising jantung
8. Riwayat penyakit stroke 20. Ronchi basah halus
9. Riwayat hipertensi
10. RPK: hipertensi pada
ayahnya
11. Suka mengonsumsi
makanan asin
12. Jarang melakukan olahraga
F. ANALISIS MASALAH
1. CHF : 1,2,3,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26
2. AF : 1,14,15,16,17,22,24
3. Dispepsia: 2,5
G. RENCANAPEMECAHAN MASALAH
1. CHF NYHA III
Assesment
a. Etiologi:
Hipertensi kronik
Kelainan katup jantung
b. Faktor risiko:
Gaya hidup yang buruk ( jarang olahraga, suka konsumsi makanan
asin dan berlemak)
c. Komplikasi:
Aritmia (Atrial Fibrilasi)
Tromboemboli
Initial plan
a. Diagnosis:
Pemeriksaan enzim jantung
Profil lipid
Ekokardiografi
b. Terapi
Oksigen 3 L/menit
Infus Ringer Laktat 15 tpm
KCL drip 25 cc
Inj iv. Furosemid 20 mg 2 x 1
Lisinopril tab 5 mg 1 dd 1 P.O
c. Monitoring
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
Elektrolit
EKG
Urine output
d. Edukasi
Pasien istirahat, batasi asupan cairan dan diet rendah garam
2. Mitral Regurgitasi
Assesment
a. Etiologi:
Non-rematik (degeneratif, penyakit jantung koroner)
Rematik
b. Faktor risiko:
Gaya hidup yang buruk ( jarang olahraga, suka konsumsi makanan
asin dan berlemak)
c. Komplikasi:
CHF
Aritmia (Atrial Fibrilasi)
Initial plan
e. Diagnosis:
Pemeriksaan enzim jantung
Profil lipid
Ekokardiografi
f. Terapi
Oksigen 3 L/menit
Infus Ringer Laktat 15 tpm
KCL drip 25 cc
Inj iv. Furosemid 20 mg 2 x 1
Lisinopril tab 5 mg 1 dd 1 P.O
g. Monitoring
Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
Elektrolit
EKG
Urine output
h. Edukasi
Memberi tahu pasien bahwa penyakitnya karena kelainan organ
jantung dan diperlukan tindakan pembedahan untuk mengganti
katup jantung
3. Atrial Fibrilasi
Assessment
a. Etiologi
b. Faktor Risiko
Hipertensi kronik
c. Komplikasi
Kardiovaskuler: Gagal jantung
Neuro: Stroke
Initial plan
a. Diagnosis
Ekokardiografi transesofageal
b. Terapi
Digoxin 0,25 mg tab 1 dd 1 P.O
Warfarin 2 mg tab 1 dd 1 P.O
c. Monitoring
EKG
d. Edukasi
Menjelaskan kepada pasien akan dilakukan EKG setiap hari untuk
mengetahui kondisi jantung
4. Dispepsia
Assessment
DD: Gastritis, ulcus pepticum
Initial plan
a. Diagnosis
Endoskopi, USG abdomen, urea breath test, Kultur organisme
b. Terapi
Inj iv. Ranitidin 50 mg dilarutkan dengan 10 ml aquades 2 dd 1
Lanzoprazol cap 2 dd 1 P.O(30 menit sebelum makan)
c. Monitoring
-
d. Edukasi
Menjelaskan kepada pasien penyebab dari nyeri di bagian ulu hati
disebabkan karena asam lambung yang bertambah akibat stressor
H. PROGRESS NOTE
Tanggal Follow Up
16/06/17 S Sesak
O KU : tampak lemas, gelisah
TD : 185/154 mmHg
Nadi : 189 x/menit
RR : 28 x/menit
T : 36,5 oC
A CHF, AF
P - Monitoring KU dan TTV
- Rencana EKG
- Inj. KCL II fl dilarutkan dalam 500 cc NaCl habis 8
jam (20 tetes/menit)
- Inj. Digoxin 1 amp IV bolus
- Inj. Herbeser 15 mg diencerkan bolus lambat 2
menit
Tanggal Follow Up
17/06/17 S Sesak nafas, mual
O KU : tampak lemas, gelisah
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36,1 oC
A CHF, AF
P - Rencana EKG
- Cek darah rutin,
- Monitor KU+TTV
- Batasi minum + 1500 c/24 jam
- Urin tampung 24 jam
- Oksigen 3 L/menit
- Infus pump RL 10 cc/jam
- Inj. Furosemid 2 amp
- Inj. Digoxin 1 amp
- SP. Furosemide 6 A/24 jam
- sulcrafat Syrp (100 ml) 3 x 1 cth
- Alprazolam 1 mg 1 dd ½ P.O
- Lisinopril tab 5 mg 1 dd 1 P.O
- Digoxin 0,25 mg tab 1 dd 1 P.O
- Warfarin 2 mg tab 1 dd 1 P.O
Tanggal Follow Up
18/06/17 S Sesak sudah berkurang, Mual
O KU : tampak lemas
TD : 120/90 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36 oC
A CHF, AF
P - Monitoring KU dan TTV
- Rencana EKG
- Batasi minum + 1500 cc
- Oksigen 3 L/menit
- Infus Ringer Laktat 15 tpm
- Sp furosemide 6 amp/24 jam 0,5 cc/jam
- Sulcrafat Syrp (100 ml) 3 x 1 cth
- Alprazolam 1 mg 1 dd ½ P.O
- Lisinopril tab 5 mg 1 dd 1 P.O
- Digoxin 0,25 mg tab 1 dd 1 P.O
- Warfarin 2 mg tab 1 dd 1 P.O
I. HOME VISIT ( 29 Juli 2017)
CHF
29/07/17 S Sesak nafas saat beraktifitas sedang, dan terkadang perut merasa
mual.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ATRIAL FIBRILASI
A. PENGERTIAN
Atrial fibrilasi (AF) merupakan sustained aritmia yang paling sering
terjadi. AF ditandai dengan adanya aktivasi atrium yang berantakan, cepat,
dan ireguler. Pada EKG ciri FA adalah tiadanya konsistensi gelombang P,
yang digantikan oleh gelombang getar (fibrilasi) yang memiliki amplitudo,
bentuk dan durasi yang bervariasi. Ciri-ciri pada gambaran EKG Umum:
1. EKG menunjukan pola interval RR yang iregular
2. Tidak dijumpai gelombang P yang jelas pada EKG permukaan. Kadang-
kadang dapat dilihat aktivitas atrium yang iregular pada beberapa
sadapan EKG, paling sering sadapan V1.
3. Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut biasanya
bervariasi, umumnya kecepatan melebihi 450x/menit
B. ETIOLOGI
Pada dasarnya etiologi yang terkait dengan atrial fibrilasi terbagi menjadi
beberapa faktor-faktor, diantaranya yaitu
1. Peningkatan tekanan atau resistensi atrium
a. Peningkatan katub jantung
b. Kelainan pengisian dan pengosongan ruang atrium
c. Hipertrofi jantung
d. Kardiomiopati
e. Hipertensi pulmo (chronic obstructive purmonary disease dan cor
pulmonary chronic)
f. Tumor intracardiac
2. Proses Infiltratif dan Inflamasi :
a. Pericarditis atau myocarditis
b. Amiloidosis dan sarcoidosis
c. Faktor peningkatan usia
3. Proses Infeksi
Demam dan segala macam infeksi
4. Kelainan Endokrin
Hipertiroid, Feokromotisoma
5. Neurogenik
Stroke, Perdarahan Subarachnoid
6. Iskemik Atrium
Infark myocardial
7. Obat-obatan
Alkohol, Kafein
8. Keturunan atau Genetik
C. KLASIFIKASI
1. Waktu presentasi & Durasi
a. FA yang pertama kali terdiagnosis: Jenis ini berlaku untuk pasien
yang pertama kali datang dengan manifestasi klinis, tanpa memandang
durasi atau berat ringanya gejala yang muncul
b. FA Paroksismal: FA yang mengalami terminasi spontan dalam 48
jam, namun dapat berlanjut hingga 7 hari
c. FA Persisten: FA dengan episode menetap hingga lebih dari 7 hari
atau FA yang memerlukan kardioversi dengan obat atau listrik
d. FA Persisten lama (long standing persistent) adalah FA yang
bertahan hingga > 1 tahun, dan strategi kendali irama masih akan
diterapkan.
e. FA Permanen merupakan FA yang ditetapkan sebagai permanen oleh
dokter sehingga strategi kendali irama sudah tidak digunakan lagi.
Apabila strategi terkendali irama masih digunakan maka FA masuk ke
kategori FA persisten lama.
E. PENEGAKAN DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Spektrum presentasi klinis sangat bervariasi, mulai dari asimtomatik
hingga syok kardiogenik atau kejadian serebrovaskular berat. Hampir
>50% episode FA tidak menyebabkan gejala (silent atrial fibrillation).
Beberapa gejala ringan yang mungkin dikeluhkan pasien antara lain:
a. Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai: pukulan
genderang, gemuruh guntur, atau kecipak ikan di dalam dada.
a) Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik
b) Presinkop atau sinkop
c) Kelemahan umum, pusing
Selain itu, FA juga dapat menyebabkan gangguan hemodinamik,
kardiomiopati yang diinduksi oleh takikardia, dan tromboembolisme
sistemik. Penilaian awal dari pasien dengan FA yang baru pertama kali
terdiagnosis harus berfokus pada stabilitas hemodinamik pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Hemodinamik dapat stabil atau tidak stabil
b. Denyut nadi tidak teratur
c. Denyut nadi dapat lambat, jika disertai dengan kelainan irama block
d. Jika hemodinamik tidak stabil dengan denyut yang cepat sebagai
kompensasi, maka terdapat tanda2 hipoperfusi (akral dingin, pucat)
3. Kriteria diagnostik
a. Anamnesis
b. EKG :
1) Laju ventrikel bersifat ireguler
2) tidak terdapat gelombang P yang jelas
3) Gel P digantikan oleh gelombang F yang ireguler dan acak, diikuti
oleh kompleks QRS yang ireguler pula.
4) secara umum: Laju jantung umumnya berkisar 110-140x/menit,
tetapi jarang melebihi 160-170x/menit.
5) Dapat ditemukan denyut dengan konduksi aberan (QRS lebar)
setelah siklus interval RR panjang-pendek (fenomena Ashman)
6) Preeksitasi
7) Hipertrofi ventrikel kiri
8) Blok berkas cabang
9) Tanda infark akut/lama
c. Foto torax :
Pemeriksaan foto toraks biasanya normal, tetapi kadang-kadang
dapat ditemukan bukti gagal jantung atau tanda-tanda patologi
parenkim atau vaskular paru (misalnya emboli paru, pneumonia).
F. Tatalaksana
1. Kondisi Akut :
a. Untuk Hemodinamik tidak stabil :
Kardioversi elektrik : Ekokardiografi transtorakal harus dilakukan
untuk identifikasi adanya trombus di ruangruang jantung. Bila
trombus tidak terlihat dengan pemeriksaan ekokardiografi
transtorakal, maka ekokardiografi transesofagus harus dikerjakan
apabila FA diperkirakan berlangsung >48 jam sebelum dilakukan
tindakan kardioversi. Apabila tidak memungkinkan dilakukan
ekokardiografi transesofagus, dapat diberikan terapi antikoagulan
(AVK atau dabigatran) selama 3 minggu sebelumnya. Antikoagulan
dilanjutkan sampai dengan 4 minggu pascakardioversi. (target INR 2-
3 apabila menggunakan AVK).
b. Untuk laju denyut ventrikel dalam keadaan stabil
1) Diltiazem 0,25 mg/kgBB bolus iv dalam 10 menit, dilanjutkan 0,35
mg/kgBB iv
2) Metoprolol 2,5-5 mg iv bolus dalam 2 menitsampai 3 kali dosis.
3) Amiodaron 5 mg/kgBB dalam satu jampertama, dilanjutkan 1 mg/
menit dalam 6jam, kemudian 0,5 mg/ menit dalam 18 jamvia vena
besar
4) Verapamil 0,075- 0,15 mg/kgBB dalam 2menit
5) Digoksin 0,25 mg iv setiap 2 jam sampai 1,5mg
2. Kondisi stabil jangka panjang untuk kendali laju :
Metoprolol 2x50-100 mg po
Bisoprolol 1x5-10 mg po
Atenolol 1x25-100 mg po
Propanolol 3x10-40 mg po
Carvedilol 2x3,125-25 mg po
CCB: Verapamil 2x40 sampai 1x240 mg po (lepas lambat)
Digoksin 1x0,125-0,5 mg po
Amiodaron 1x100-200 mg po
Diltiazem 3x30 sampai 1x200 mg po (lepas lambat)
3. Pemberian obat pencegah stroke
Pencegahan Stroke menggunakan antikoagulan:
prosedur yang ireversibel sehingga hanya dilakukan pada pasien dimana
kombinasi terapi gagal mengontrol denyut atau strategi kendali irama
dengan obat atau ablasi atrium kiri tidak berhasil dilakukan. Pemasangan
Sumbatan Aurikular Atrium Kiri (LAA Occluder)
6. Pada pasien AF permanent yang tidak dapat dilakukan ablasi dengan
pertimbangan struktur atrium kiri yang terlalu dilatasi Atau alternatif
terhadap antikoagulan oral bagi pasien FA dengan risiko tinggi stroke
tetapi kontraindikasi pemberian antikoagulan oral jangka lama. Dinilai dari
perhitungan skor perdarahan.
Daftar Pustaka
1. PERKI. Pedoman tatalaksana Atrial Fibrilasi. Jakarta: Perhimpunan
dokter Spesialis kardiovaskular Indonesia. 2014.
2. ACCF/AHA. Management of Patients With Atrial Fibrillation. American:
American College of Cardiology Foundation and American Heart
Association. 2011.