Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

TAHAP MITOSIS AKAR BAWANG

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Genetika 1
yang dibimbing oleh Ibu Siti Zubaidah

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Dyan Listiana (150342602064)
Siti Afiyatus Sholiha (150342607001)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2017
TAHAP MITOSIS AKAR BAWANG
A. Judul
Tahap Mitosis Akar Bawang
B. Tujuan
1. Mengetahui fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang (Allium
ascalonicum)
2. Mengetahui kedudukan kromosom pada fase-fase pembelahan mitosis pada
akar bawnag Allium ascalonicum)
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana fase-fase pembelahan mitosis pada akar bawang (Allium
ascalonicum)
2. Bagaimana kedudukan kromosom pada fase-fase pembelahan mitosis pada
akar bawang (Allium ascalonicum)
D. Dasar Teori
Kromosom adalah suatu struktur makromolekul yang berisi DNA di mana
informasi genetik dalam sel disimpan. Kata kromosom berasal dari kata khroma
yang berarti warna dan soma yang berarti badan. Kromosom terdiri atas dua
bagian, yaitu sentromer / kinekthor yang merupakan pusat kromosom berbentuk
bulat dan lengan kromosom yang mengandung kromonema & gen berjumlah dua
buah (sepasang). Suryo (2001) menjelaskan bahwa kromosom merupakan alat
transportasi materi genetik (gen atau DNA) yang sebagian besar bersegregasi
menurut hukum Mendel. Setiap kromosom dalam genom biasanya dapat
dibedakan satu dengan yang lainnya oleh beberapa kriteria, termasuk panjang
relatif kromosom, posisi suatu struktur yang disebut sentromer yang memberi
kromosom dalam dua tangan yang panjangnya berbeda-beda, kehadiran dan posisi
bidang (area) yang membesar yang disebut knot (tombol) atau kromomer.
Kromosom memiliki peranan yang sangat penting bagi keberlangsungan
suatu makhluk hidup, karena kromosom merupakan alat pengangkutan bagi gen
gen yang akan dipindahkan dari suatu sel induk ke sel anakannya, dari generasi
yang satu ke generasi yang lainnya. Pengamatan terhadap perilaku kromosom
sama pentingnya dengan mempelajari struktur kromosom. Perilaku atau aktivitas
kromosom dapat terlihat dalam siklus sel, termasuk didalamnya adalah
pembelahan sel (mitosis atau meiosis). Analisis kromosom, baik mitosis maupun
meiosis merupakan langkah awal yang dapat dilaksanakan untuk mempelajari
kromosom
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung yang
disebut juga dengan mitosis (Setjo, 2004). Mitosis adalah pembelahan duplikasi
dimana sel memproduksi dirinya sendiri dengan jumlah kromosom sel induk.
Mitosis mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti
dari sel somatis secara berturut turut. Peristiwa ini terjadi bersama-sama dengan
pembelahan sitoplasma dan bahan-bahan di luar inti sel dan memiliki peran
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan hampir semua organisme. mitosis
memiliki beberapa tahapan meliputi profase metafase, anafase, dan telofase.
Terjadi pada ujung akar, yang mengalami pembelahan awal, mitosis terjadi dalam
sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama yang
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang), mitosis pada tumbuhan terjadi
selama mulai dari 30 menit sampai beberapa jam dan merupakan bagian dari suatu
proses yang berputar dan terus menerus.
Proses mitosis ini terjadi bersama dengan pembelahan sitoplasma dan
bahan-bahan di luar inti sel. Pada mitosis setiap induk yang diploid (2n) akan
menghasilkan dua buah sel anakan yang masing-masing tetap diploid serta
memiliki sifat keturunan yang sama dengan sel induknya. Proses terjadinya
mitosis terbagi ke dalam 5 fase, yaitu interfase, profase, metafase, anafase dan
telofase.
1. Interfase
Inti sel Nampak keruh dan tampak benang- benang kromatin yang halus.
2. Profase
Benang-benang kromatin memendek dan menebal. Terbentuklah kromosam. Tiap
kromosom membelah dan memanjang membentuk kromatid, membrane inti mulai
menghilang
3. Metaphase
Kromosom- kromosom menempatkan diri di bidang tengah dari sel. Ciri utama
fase ini adalah terbentuknya gelendong pembelahan, gelendong pembelahan ini
dibentuk oleh mikrotubula. Gelendong ini membentuk kutub-kutub pembelahan
tempat sentromer mikrotubula bertumpu.
4. Anafase
Sentromer membelah dan kedua kromatid memisahkan diri dan bergerak menuju
kutub dari sel yang berlawanan. Tiap kromatid hasil pembelahan itu memiliki sifat
yang sama dengan sel induknya, sejak saat itu kromatid-kromatid tersebut
menjadi kromosom baru.
5. Telofase
Di tiap kutub sel terbentuk stel kromosom yang identik. Selaput gelendong inti
lenyap dan dinding inti terbentuk lagi. Kemudian plasma sel terbagi lagi menjadi
dua bagian, proses tersebut dikenal sebagai sitokinesis. Pada sel tumbuhan
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding pemisah di tengah- tengah sel
(Suryo, 2001).

E. Alat dan Bahan


Alat
Mikroskop binokuler Kaca benda
Kaca penutup Pipet tetes
Botol vial Tissue
gunting Silet
Bahan
Akar Bawang Merah (Allium ascalonicum) air
Larutan asetocarmin Larutan Asam Klorida (HCl)
Larutan FAA
F. Prosedur Kerja
1. Tahap persiapan penumbuhan akar bawang

disediakan botolplastik dan melubangi di kedua sisinya.

dipasang tusuk sate secara horizontal pada salah satu sisi lubang.

ditusuk bagian tengah bawang secara horizontal. satu tusuk terdapat tiga buah
bawang. kemudian memasang ujung tusuk sate pada lubang yang lain.

dituangkan air ke gelas plastik hingga bagian akar bawang saja yang
menyentuh air.

Proses merendam akar bawang dilakukan selama 5 hari.

dipotong akar bawang dengan menggunakan gunting pada pukul 00.00 dan
memasukkan potongannya ke botol vial yang sudah berisi FAA kemudian
ditutup

hasil
2. Tahap pengamatan mitosis bawang merah
dikeluarkan larutan FAA dari botol vial.

ditambahkan alkohol 70% sebanyak 20 tetes kemudian di tunggu selama 2


menit

dikeluarkan alkohol dari botol vial

ditambahkan larutan HCl 1 N kedalam botol vial dan merendamnya selama 5


menit

diambil potongan akar dari botol vial dan dipotong bagian ujung (tudung akar)
dan diletakan pada kaca benda.

ditetesi dengan larutan acetocarmin, lalu dicacah dengan silet kemudian ditutup
dengan kaca penutup.

menggilasnya dengan pensil atau bolpoin

diamati preparat dibawah mikroskop cahaya.

Mengamati apa saja yang tampak pada tampilan bayangan preparat dibawah
mikroskop.

hasil
G. Data Hasil Pengamatan
No. Nama Tahapan Gambar
1. Profase

2. Metafase

3 Anafase

4 Telofase

H. Analisis Data
Pada praktikum klasikal genetika kedua ini dilakukan pengamatan
terhadap fase-fase mitosis akar bawang merah (Allium ascalonicum). Berdasarkan
hasil pengamatn yang telah dilakukan tahapan pertama dari mitosis akar bawang
merah adalah profase yang ditandai dengan ukuran sel dan intisel yang membesar
sebagai tanda persiapan dalam melakukan pembelahan mitosis. Tahapan yang
kedua adalah metafase, pada preparat yang diamati, fase ini ditandai dengan
berkumpulnya kromosom pada daerah ekuator dan benang-benang spindel telah
berada pada kedua ujung kutub dari sel, tahapan berikutnya yaitu anafse, pada
tahapan ini ditandai dengan kromosom yang terbagi dua dan bergerak menuju ke
masing-masing ujung kutub, pada preparat dapat diketahui dengan bentuk bulatan
tengah yang memanjang yang mengindikasikan pergerakan dari kromosom.
Tahapan terakhir yaitu telofase, pada preparat yang diamati, ytahapan ini ditandai
denga adanya 2 bulatan kecil dalam satu sel, bulatan tersebut merupan inti sel tang
telah terbagi menjadi dua namun sitoplasma dan membran sel belum terpisah.

I. Pembahasan
Pada praktikum pengamatan mitosis akar bawang, dilakukan dua tahapan
yaitu tahap penumbuhan akar dan tahap pengamatan mitosis, pada tahapan
pertama, akar bawang harus di tumbuhkan terlebih dahulu dengan menusuk
bawang dengan tusuk sate kemudian di letakan pada botol yang telah dilubangi
dan diberi air kemudian ditunggu selama 5 hari hingga akar tumbuh. Selanjunya
tepat pada jam 12 malam akar di potong dan dimasukan ke dalam botol vial yang
sudah berisi larutan FAA dan didiamkan selama 24 jam kemudian dilakukan
pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan mengganti larutan FAA dengan
alkohol 70% sebanyak 20 tetes selama 2 menit, diganti lagi dengan larutan HCl 1
N sebanyak 20 tetes selama 2 menit. Setelah itu dipotong ujung akar diatas kaca
benda, di tetesi asetocarmin dan dicacah sampai halus, selanjutnya ditutup dengan
kaca penutup, di gilas dengan pensil dan diamati dibawah mikroskop. Hasil
pengamatan menunjukan adanya empat fase pada pembelahan mitosis yaitu
profase yang ditandai dengan ukuran sel dan intisel yang membesar sebagai tanda
persiapan dalam melakukan pembelahan mitosis. Pernyataan tersebut sesuai
dengan teori yang menyebutkan bahwa profase ditandai dengan ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Terjadinya perubahan sentosoma dan benang-benang kromatin
menduplikasikan diri dan berkondensasi menjadi kromatid yang terikat
pada sentromer.
2) Sentrosoma membelah menjadi mikrotubula aster yang terpisah.
Ujungnya memanjang, dan sentrosoma menjauh.
3) Sentromer diikat konektor.
4) Kromosom mengerut dan menjadi lebih tebal. Pemendekan ini akibat
dari berpilinnya kromosom sehingga tampak nyata.
5) Nukleolus menjadi kabur dan hilang pada akhir profase.
6) Selaput inti mulai menghilang
7) Benang gelondong mulai terbentuk.
8) Kromosom mulai bergerak ketengah atau equator dari sel.
(Reksoatmodjo, 1994 )
Namun pada gambar yang taeramati dibawah mikroskop, tidak nampak
dengan jelas bagaimana bentuk dari benang spindel dan kromosom sehingga tidak
dapat teramati dengan bagaimana perubahan bentuk dan posisinya, hal tersebut
dapat dikarenakan kurangnya fokus dari mikroskop, tidak jelasnya kamera saat
memotret preparat, ataupun kurangnya keahlian dari pengamat untuk
menggunakan mikroskop secara optimal.
Tahapan yang kedua adalah metafase, pada preparat yang diamati, fase ini
ditandai dengan berkumpulnya kromosom pada daerah ekuator dan benang-
benang spindel telah berada pada kedua ujung kutub dari sel. Pernyataan tersebut
sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa metafase ditandai dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
1) Pengaturan letak dan arah kromosom oleh mikrotubula kinetokhor.
2) Kromosom tertata di bidang ekuator karena adanya gaya tarik yang
sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan.
3) Sentromer melekat pada benang gelendong, namun ada juga
beberapa benang gelendong yang mencapai kutub tanpa melekat pada sentromer.
4) Sentromer membelah dan masing-masing kromatid menjadi
kromosom tunggal.
5) Benang-benang gelendong menjadi lebih jelas pada permulaan
metafase dan teratur seperti kumparan . benang-benang ini terdiri dari serabut
protein halus yang terbuat dari mikrotubul yang sangat kecil. Benang gelendong
dibentuk dalam hubungannya dengan sentriol (badan yang menandai kutub dari
mekanisme banang gelendong). Benang gelendong ini berperan penting dalam
penyebaran kromosom secara teratur. (Sasmitamihardja, 1990)
Pada gambar preparat yang teramati nampak terlihat kromosom yang
berkumpul di tengah dengan benang spindel yang berpusat pada kedua ujung
Tahapan berikutnya yaitu anafse, pada tahapan ini ditandai dengan
kromosom yang terbagi dua dan bergerak menuju ke masing-masing ujung kutub,
pada preparat dapat diketahui dengan bentuk bulatan tengah yang memanjang
yang mengindikasikan pergerakan dari kromosom. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan bahwa anafase ditandai dengan adanya ciri-ciri sebagai berikut:
1) Terbelahnya kromosom menjadi dua kromatid, masing-masing
dengan sebuah kinetokor
2) Kromatid bergerak ke arah kutub pembelahan masing-masing
(bergerak ke kutub yang berlawanan)
3) Kromatid berkumpul di kutub pembelahan tersebut
4) Sentromer membelah mengikuti panjang kromosom dan kromatid
mulai bergerak pada serabut gelendong menuju kekutub-kutub sel terdekatnya,
dengan sentromer yang memimpin pergerakan itu
5) Terjadi penyebaran kromosom dan ADN yang seragam didalam sel
(Sasmitamihardja, 1990)
Tahapan terakhir yaitu telofase, pada preparat yang diamati, tahapan ini
ditandai denga adanya 2 bulatan kecil dalam satu sel, bulatan tersebut merupan
inti sel tang telah terbagi menjadi dua namun sitoplasma dan membran sel belum
terpisah serta bentuk sel yang memanjang. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori
yang menyebutkan bahwa telofase ditandai dengan adanya ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Benang-benang gelendong menghilang
2) Terkitnya kembali selubung nukleus di sekeliling tiap kelompok
kromosom baru
3) Mikrotubula kinektokhor sudah menghilang, tetapi mikrotubal
kutub masih ada
4) Mikrotubula kutub masih panjang
5) Sekat sel terbentuk kembali dan sel membelah menjadi dua sel
anakan (Reksoatmodjo, 1994)
J. Kesimpulan
1. Terdapat empat fase pembelahan mitosis pada akar bawang (Allium
ascalonicum) yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase
2. Kedudukan kromosom pada profase ditandai dengn mengerut dan menjadi
lebih tebal, pemendekan ini akibat dari berpilinnya kromosom sehingga tampak
nyata. Pada metafase kromosom tertata di bidang ekuator karena adanya gaya
tarik yang sama kuat dari masing-masing kutub pembelahan. Pada anafase
kromosom terbelah menjadi dua kromatid, masing-masing dengan sebuah
kinetokor dan bergerak menuju kedua sisi kutub. Sedangakan pada telofase
kromosom sudah berada pada masing-masing kutub dan terbungkus kembali oleh
membran inti sel.

K. Saran
-) agar mendapatkan hasil dari gambar preparat yang lebih optimal, sebaiknya
digunakan mikroskop dengan fokus yang lebih baik dan kamera yang memiliki
resolusi yang lebih tinggi
-) lebih meningkatkan kemampuan pengamat dalam menggunakan mikroskop
dengan optimal

L. Diskusi
1. a) - Fungsi dari larutan FAA saat perendaman adalah agar sel tidak mengalami
pembelahan lagi. Larutan FAA merupakan larutan fiksatif yang dapat
menahan sel untuk tidak membelah lagi sehingga tahap-tahap pembelahan
mitosis dapat teramati.
-Perendaman pada alkohol bertujuan untuk mensterilkan dan
membersihkan sisa larutan FAA yang kemungkinan masih menempel pada
potongan akar.
- Larutan HCL 1 N berfungsi memperjelas batas antara daerah tudung akar
dengan bagian yang lain karena dengan pemberian larutan ini daerah
tudung akar akan terlihat lebih putih daripada bagian lainnya
-Pemberian acetocarmin berfungsi memberikan pewarnaan dan akan
mempermudah pengamatan,
b. * FAA (Formalin Acetic Acid) adalah larutan yang digunakan untuk
mematikan jaringan, komposisi FAA yaitu
- ethyl alcohol : 96% 50 mengawetkan
- GAA (FPA) 5 mengembangkan
- formaldehid 37 40 % 10 mengawetkan, membantu merekatkan
- air mengimbangi asam
* Alkohol 70% digunakan untuk mensterilkan dan membersihkan sisa
larutan FAA yang kemungkinan masih menempel pada potongan akar.
Alkohol merupakan larutan antimikroba yang dapat membersihkan akar
bawang dan mensterilkannya.
* Larutan HCL 1 N berfungsi memperjelas batas antara daerah tudung akar
dengan bagian yang lain karena dengan pemberian larutan ini daerah
tudung akar akan terlihat lebih putih daripada bagian lainnya
* Asetokarmin merupakan salah satu modifikasi teknik pewarnaan yang
peling populer terutama dalam bidang sitogenetika untuk penelaahan
kromosom. Pewarna asetokarmin terdiri dari bubuk karmin dan asam
asetat 45%. Karmin merupakan zat warna yang terbuat dari eksrak
kochinil yang merupakan hasil gerusan serangga Coccus cacti yang
dikeringkan (Gunarso, 1989).
2. Pencacahan dengan silet berkarat dapat membantu pengikatan warna merah
asetocarmin yang dilakukan oleh kromosom karena silet yang berkarat terdapat Fe
yang teroksidasi.
3. a) Tudung akar merupakan bagian ujung dari akar yang paling aktif melakukan
pembelahan, pada bagian ini akan mudah di temukan sel-sel yang sedang
mengalami pembelahan mitosis sehingga dapat diamati bagaimana bentuk
dari fase-fase pada pembelahan mitosis tersebut.
b) Apabila bukan bagian tudug akar yang digunakan sebagai bahan amatan, maka
beberapa fase dari mitosis akan sukit ditemukan atau bahkan sulit untuk
mengidentifikasi proses pembelahannya karena pada bagian selain tudung akar
sudah tidak aktif melakukan pembelahan melainkan akan lebih aktif
melakukan pemanjangan sel dan diferensiasi
4.a. Kemumgkinan yang terjadi adalah kurangnya pencacahan dengan silet
berkarat atau juga dapat disebabkan kurangnya tekanan saat melakukan
penggilasan dengan pensil, solusinya dengan melakukan pencacahan lebih
lama sampai benar-banar terlihat halus dan menekan preparat lebih kuat namun
tidak sampai merusak kaca penutup
b. kemungkinan kurangnya asetokarmin yang ditambahkan, solusinya dengan
menambahkan kembali sedikit asetokarmin ke sela-sela kaca penutup
c. kemungkinan terlalu banyak pemberian asetokarmin, solusinya dengan di
teteskan air pada satu sisi kaca penutup dan dihisap menggunakan tisu atau
kertas hisap pada sisi yang lainnya
d. kemungkinan pemotongan tidak tepat pada ujung tudung akar bawang,
solusinya dengan mengganti preparat dengan yang baru dan memotong tepat
pada ujung akar daerah tudung akar
5. Untuk mengamati tahap-tahap pembelahan mitosis dilakukan pemotongan akar
pada saat tengah malam, yaitu pukul 24.00 WIB, hal ini dikarenakan pada ujung
akar bawang merah banyak sel yang mengalami aktifitas pembelahan dengan
rentangan 5 menit sebelum dan sesudah pukul 24 malam sehingga diharapkan
tahap-tahap mitosis dapat diamati.
6. Mitosis bertujuan untuk memperbanyak sel-sel dengan materi genetik yang
hampir serupa, hal ini bertujuan agar sel induk dan sel anakan memiliki fungsi
yang sama sehingga dapat melakukan tugas sebagai satu jaringan dengan optimal.

M. Daftar Rujukan
Suryo, H. 2007 . Sitogenetika . Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Reksoatmodjo. 1994. Biologi Sel. Jakarta : Ditjen Dikti Depdikbud.
Sasmitamihardja. 1990. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press
Setjo, S. 2004. Anatomi Tumbuhan. Malang: JICA.

Anda mungkin juga menyukai