PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pupuk kimia, pestisida sintesis, dan zat pengatur tumbuh menghasilkan semakin
sumberdaya air tercemar, residu kimia dalam pangan, degradasi tanah, dan resiko
implikasi yang serius bagi keamanan pangan. Sistem pertanian yang dicirikan oleh
Pada masa yang akan datang sektor pertanian akan menghadapi keadaan
yang semakin sulit, yaitu degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan sejumlah
ancaman lain (ESCAP, 2009). Dalam mencapai tujuan untuk memenuhi kebutuhan
efisien dan dengan cara ramah terhadap alam, harapan ketahanan pangan akan
kebutuhan pangan pada saat ini tanpa mengabaikan hak generasi yang akan datang
2
organik dan biologis, rotasi tanaman, pengelolaan hama terpadu, dan peningkatan
juga mampu memberikan hasil yang lebih tinggi. Pertanian organik adalah suatu
organik di Indonesia dari 17.783 ha pada tahun 2005 menjadi 71.208 ha pada
padi organik yang pemerintah daerah memberikan dukungan secara memadai. Luas
tanam padi organik di Kabupaten Sragen pada tahun 2008 mencapai 4.508 hektar
yang dilakukan oleh lebih dari 380 kelompok tani atau sekitar 4% dari luas tanam
kepada petani melalui program penyuluhan dan juga mendukung pemasaran beras
sektor yang menjanjikan. Menurut IFOAM 2009, pertanian organik pada saat ini
dipraktekkan di 141 negara dan pasar produk organik telah tumbuh dengan cepat
selama beberapa tahun terakhir, yaitu pada tahun 2007 penjualan produk organik
dunia mencapai 46,1 milyar dolllar dan tumbuh dengan rata-rata sebesar 5 milyar
dollar per tahun pada dekade terakhir ini. Walaupun sebagian besar penjualan
biologis dan kultural serta pembuangan secara mekanis hama maupun bagian
B. Perumusan Masalah
pangan dengan kualitas yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan bahwa
dalam beberapa tahun terakhir terjadi pergeseran pola konsumsi pangan penduduk
perkotaan, yaitu meningkatnya permintaan terhadap pangan yang lebih baik.
masyarakat ini pada umumnya kurang peka terhadap harga, sehingga bersedia
membeli dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan produk lain. Permintaan
terhadap pangan yang berkualitas ini merupakan potensi bagi petani untuk
dalam harga produk bukan lagi merupakan satu-satunya strategi yang efektif
ekonomi, dan pertukaran budaya antara dunia timur dan barat telah menghasilkan
perubahan yang besar dalam selera dan preferensi terhadap pangan yang berbeda
(Othman, 2007). Selain itu, semakin meningkatnya pendapatan dan juga semakin
2003). Sistem produksi ini mengandalkan proses yang bersifat ekologis, menjaga
benak konsumen, produk organik lebih baik dan lebih sehat dibandingkan produk
pertanian konvensional. Citra produk yang lebih baik ini menjadi motif utama bagi
konsumen yang bersedia membeli dengan harga lebih tinggi untuk membeli pangan
organik lebih didorong oleh faktor citra dibandingkan dengan keunggulan yang
didasarkan oleh bukti ilmiah (Winter, 1996). Walaupun demikian, produsen dan
dengan beras non organik, sehingga konsumen beras organik dihadapkan pada
sosial. Oleh karena itu diperlukan analisis harga hedonik dan permintaan beras
pemasaran.
C. Tujuan Penelitian
terhadap beras organik. Secara terperinci tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Mengkaji preferensi konsumen terhadap beras organik dan juga faktor yang
3. Menguji perbedaan struktur fungsi harga hedonik pada beras organik antara
pemasaran.
7
D. Kemanfaatan Penelitian
an beras organik yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Sragen dan wilayah
2. Bagi pedagang beras organik, hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai
acuan dalam penentuan harga terkait dengan karakteristik beras organik dan
acuan petani dan pedagang untuk menentukan segmen pasar beras organik dan
E. Keaslian Penelitian
dilakukan. Abansi et al., (1992), Damardjati dan Oka (1992), dan juga Sriswasdilek
yang berlaku di pasar dengan masing-masing karakteristik beras, dan juga faktor
pendekatan perilaku telah banyak dilakukan (misalnya Rimal, 2002) dan juga
konsumen terhadap pangan yang lebih sehat. Untuk kasus produk pertanian
organik, ternyata beberapa variabel psikologis konsumen berpengaruh secara
signifikan terhadap kesediaan konsumen untuk membayar dengan harga yang lebih
tinggi (Krystallis dan Chrissohoidis, 2005; Botonaki et al., 2006). Konsumen yang
konsumen yang mempunyai kepedulian yang lebih tinggi terhadap proses produksi
yang ramah lingkungan cenderung bersedia membayar dengan harga yang lebih
variabel harga, pendapatan, harga barang yang berkaitan dan variabel sosial
dan Muhamed, 1993; Ricciuto et al., 2006). Ferichani (2007) memasukkan variabel
harga leksikografik pada analisis permintaan konsumen terhadap daging. Yang
Interpretasi dari koefisien fungsi harga hedonis ini memberikan penjelasan tentang
daerah tertentu dengan daerah lain. Damardjati dan Oka (1992) misalnya
Harga beras organik dalam analisis permintaan ini merupakan variabel perantara
dari kualitas beras organik. Dengan demikian pengaruh harga dalam permintaan ini
akan berbeda dari permintaan terhadap produk yang homogen. Beras organik
seperti ini keputusan permintaan konsumen dipengaruhi oleh kelompok orang yang
dipercaya dan faktor preferensi terhadap beras organik. Penelitian permintaan beras
organik ini mempunyai kebaharuan dalam pengaruh harga beras organik, faktor