Anda di halaman 1dari 7

TUGAS - TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul


dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Tugas
perkembangan difokuskan pada upaya peningkatan sikap dan perilaku peserta didik
serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku sesuai fasenya.

1. TUGAS PERKEMBANGAN SLTP

Masa Remaja (SMP)


Dilihat dari tahapan yang disetujui oleh para ahli, usia SMP memasuki tahap
pubertas. Adapun tugas perkembangannya sebagai berikut:
1) Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
2) Mulai tumbuh atau timbul ciri-ciri seks sekunder.
3) Kecenderungan sikap bimbang, antara keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orangtua.
4) Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
5) Mulai mempertanyakan secara tidak yakin akan keberadaan dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
6) Reaksi dan ekpresi emosi masih labil.
7) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia sosial.
8) Kecenderungan minat dan pilihan karir relatif sudah lebih jelas.
9) Mencapai perkembangan diri sebagai remaja yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
10) Mencapai pola hubungan yang baik dengan teman sebaya dalam peranannya
sebagai pria atau wanita.
11) Mengenal kemampuan bakat, dan minat serta arah kecenderungan karier dan
apresiasi seni.
12) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan kebutuhannya
untuk mengikuti dan melanjutkan pelajaran.
13) Mengenal gambaran dan sikap tentang kehidupan mandiri secara emosional,
sosial dan ekonomi.
2. TUGAS PERKEMBANGAN SLTA

Masa Remaja Akhir (SMA/SMK)


1) Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa.
2) Mencapai hubungan sosial yang lebih matang dengan teman sebaya
3) Memiliki peran sosial sebagai pria dan wanita
4) Menerima keadaan diri dan menggunakannya secara efektif
5) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.
6) Mencapai kemandirian perilaku ekonomis
7) Memiliki pilihan dan persiapan untuk suatu pekerjaan
8) Memiliki persiapan untuk perkawinan dan hidup berkeluarga
9) Memiliki keterampilan intelektual dan konsep yang diperlukan sebagai anggota
masyarakat yang baik
10) Memiliki perilaku sosial yang bertanggungjawab
11) Memiliki seperangkat nilai dan sistem etis sebagai pedoman berperilaku
(Juntika Nurihsan, 1998;80-84)
3. MASALAH REMAJA DALAM TUGAS PERKEMBANGAN
Huvigrust (dalam Muhammad Ali, 2008:171) mendefinisikan tugas
perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar satu periode tertentu
dari kehidupan individu dan jika berhasil akan menimbulkan fase bahagia dan
membawa keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Sebaliknya, jika
tugas-tugas tersebut tidak dilalui dengan baik maka akan timbul rasa tidak bahagia
dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.

Dalam buku karangan Prof.Dr.H.Sunarto dan Dra.Ny.B.Agung Hartono


dalam bukunya perkembangan peserta didik, menerangkan beberapa
permasalahan remaja sehubungan dengan kebutuhan-kebutukannya sebagai
berikut:
1. Upaya untuk dapat mengubah sikap dan prilaku kekanak-kanakan menjadi
sikap dan prilaku dewasa, tidak semuanya dapat dicapai dengan mudah oleh
mereka. Pada masa ini remaja menghadapi tugas-tugas besar , sedang dipihak
lain harapan ditumpukan pada meraka untuk dapat meletakkan dasar-dasar
bagi pembentukan sikap dan pola perilaku. Kegagalan mengatasi ketidak
puasan ini dapat mengakibatkan menurunnya harga diri, dan akibat lebih
lanjut dapat mengakibatkan remaja bersikap keras dan agresif atau
sebaliknya bersikap tidak percaya diri, pendiam, atau kurang harga diri.
2. Sering kali remaja mengalami kesulitan untuk menerima perubahan
fisiknya. Hal ini disebabkan pertumbuhan tubuhnya dirasa kurang serasi,
walau hal ini tidak terjadi pada semua remaja.
3. perkembangan fungsi seks pada masa ini dapat menimbulkan kebingungan
remaja untuk memahaminya, sehingga sering salah tingkah dan perilaku yang
menentang norma (bagi remaja laki-laki) serta berperilaku mengurung diri
(bagi remaja perempuan).
4. dalam memasuki kehidupan bermasyarakat, remaja yang terlalu
mendambakan kmandirian dalam artian menilai dirinya cukup mampu untuk
mengatasi problema kehidupan, kebanyakan menghadapi berbagai macam
permasalahan, terutama masalah penyesuaian emosional. Kehidupan
bermasyarakat menuntut mereka untuk banyak menyesuaikan diri, namun yang
terjadi semuanya tidak selaras dengan kenyataan. Dalam hal ini terjadi
ketidak selarasan antara pola hidup masyarakat dan perilaku yang menurut
remaja baik, remaja merasa selalu disalahkan dan akibatnya meraka
frustasi dengan tingkah lakunya sendiri.
5. harapan-harapan untuk dapat berdiri sendiri dan untuk hidup mandiri
secara sosial ekonomis akan berkaitan dengan berbagai masalah untuk
menetapkan berbagai jenis pekerjaan dan jenis pendidikan. Penyesuaian
sosial merupakan salah satu yang sangat sulit dihadapi oleh remaja.
6. berbagai norma dan nilai yang berlaku di dalam hidup bermasyarakat
merupakan masalah tersendiri bagi remaja, sedang dipihak remaja merasa
memilki norma dan nilai kehidupan yang dirasa lebih sesuai dari pada
nilai dan norma dikalangan masyarakat luas.

4. PENGEMBANGAN DIRI DALAM TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SLTP DAN SLTA


Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integrasi dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan
diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi
dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra
kurikuler.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karir konseli.
Pelayanan pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler mengandung arti
bahwa di dalamnya akan terjadi diversifikasi program berbasis minat dan bakat yang
memerlukan pelayanan pembina khusus sesuai dengan keahliannya. Inipun berarti
bahwa pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata tugas konselor, dan tidak
semata-mata sebagai wilayah bimbingan dan konseling. Kedua hal di atas
menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan substitusi atau pengganti pelayanan
bimbingan dan konseling, melainkan di dalamnya mengandung sebagian saja dari
pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual) bimbingan dan konseling yang
harus diperankan oleh konselor.
Dalam menerapkan layanan dasar bimbingan yang terkait dengan pengembangan
diri (pencapaian tugas-tugas perkembangan) peserta didik, maka konselor perlu
memberikan layanan bimbingan (baik lkasikal maupun kelompok) kepada mereka,
yang menyangkut aspek-aspek pribadi-sosial, akademik (belajar), dan karir tersebut.
Contoh materi itu sebagai berikut:
1. Konsep Diri dan Pengembangan Diri secara Efektif
a. Konsep diri
Konsep diri merupakan Persepsi (pandangan), penilaian dan perasaan
seseorang terhadap dirinya, baik menyangkut aspek fisik, psikis maupun sosial.
b. Cara Mengembangkan Diri
1) Merawat diri: memelihara kebersihan dan kesehatan diri;
2) Belajar: baik belajar di sekolah maupun di rumah, baik mempelajari ilmu-ilmu
agama maupun umum;
3) Mengikuti kursus-kursus yang menunjang;
4) Aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler;
5) Aktif dalam kegiatan OSIS atau organisasi kepemudaan;
6) Senang menyimak perkembangan ilmu pengetahuan, dan sosial budaya yang
terjadi di masyarakat, dengan cara membaca koran, majalah atau mendengarkan
berita TV;
7) Menghindarkan diri dari pergaulan dengan orang lain (teman) yang berperilaku
tidak baik (perokok, peminum, pecandu obat-obatan terlarang, atau yang
melecehkan ajaran agama).
2. Kematangan Emosional
Kematangan emosional dapat diartikan sebagai suasana atau respon emosional yang
terhindar dari sifat-sifat influsif (bertingkah laku berdasarkan dorongan sesaat tanpa
pertimbangan yang matang), atau kekanak-kanakkan.
3. Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya
Pergaulan remaja adalah kontak sosial diantara remaja atau dalam kelompok sebaya (peer
group). Kelompok sebaya ini, di samping dapat memberikan pengaruh yang positif
terhadap perkembangan remaja sebagai anggota kelompok remaja tersebut, juga pengaruh
yang negatif. Pengaruh negatif itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu
menjadi racun bagi perkembangan remaja.
4. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
Pemecahan masalah dapat diartikan sebagai upaya untuk memahami masalah dan
faktor-faktor penyebabnya, selta menemukan alternatif pemecahannya yang paling tepat,
agar terhindar dari kondisi yang merugikan.
5. Sikap dan Kebiasaan Belajar
Sikap terhadap belajar merupakan Kecenderungan seseorang untuk melakukan atau
tidak melakukan kegiatan belajar, sebagai dampak dari suasan perasaan (feeling) dan
keyakinannya tentang belajar.
Siswa yang meyakini bahwa belajar itu penting bagi pengembangan kualitas
diri, bernilai ibadah, huga merasa senang terhadap kegiatan belajar, maka dia
cenderung untuk melakukan kegiatan belajar itu dengan sebaik-baiknya. Sedangkan
apabila keyakinan dan perasaan siswa itu sebaliknya, maka kecenderungan dia akan
malas atau enggan belajar.
Adapun kebiasaan belajar dapat diartikan sebagai Perilaku (kegiatan) belajar
yang relatif menetap, karena sudah berulang-ulang (rutin) dilakukan.
Kebiasaan belajar ini meliputi belajar di rumah, di sekolah, (di kelas, di
perpustakaan, di tempat praktek) dan di perusahaan (industri).
6. Cara Belajar yang Efektif
Belajar merupakan aktivitas siswa dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, baik
menyangkut aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap, keyakinan, kebiasaan), konatif
(motif, minat, cita-cita), dan psikomotorik (keterampilan), melalui interaksi dengan
lingkungan (seperti di rumah dengan orang tua, di sekolah dengan guru, dan
sebagainya).
Kiat Belajar yang Efektif
1) Berdoalah sebelum belajar
2) Tanamkan sikap dalam diri sendiri bahwa belajar merupakan ibadah kepada
Allah (tanamkan sikap ikhlas untuk belajar)
3) Lakukan belajar (membaca buku, mnegerjakan tugas) secara rutin (terjadwal)
4) Ikutilah semua mata pelajaran yang diprogramkan
5) Kerjakanlah tugas-tugas sesuai dengan waktunya
6) Berdiskusilah dengan teman apabila ada materi yang kurang dipahami
7) Berpartisipasilah secara aktif dalam proses belajar di kelas
8) Rajinlah membaca referensi (buku, majalah, internet)
9) Bersikaplah tegar apabila menghadapi kegagalan
10) Bertnyalah kepada guru apabila ada masalah yang belum dipecahkan

PENUTUP
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian
integrasi dari kurikulum sekolah/madrasah. Kegiatan pengembangan diri merupakan
upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling berkenaan dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial,
kegiatan belajar, dan pengembangan karir, serta kegiatan ekstra kurikuler.

Pengantar dari pengembangan diri ini yaitu untuk mempersiapkan peserta didik agar
memiliki kemampuan intelektual dan keterampilan. Setain itu juga, supaya peserta
didik memiliki akhlak yang mulia, mental yang sehat, atau kepribadian yang mantap.

Pernyataan ini mengandung maksud bahwa pendidikan merupakan proses yang


mempasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya secara utuh,
dalam arti memiliki:

Fisik yang sehat, bugar dan fungsional


Kemampuan intelektual yang cerdas
Emosi yang stabil
Kemampuan yang sosiabilitas yang lentur (tidak kaku) dan komunikatif
Kesadaran religiusitas yang mantap.
Materi Pengembangan Diri melalui Layanan Dasar
1. Konsep Diri dan Pengembangan Diri secara Efektif
2. Kematangan Emosional
3. Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya
4. Problem Solving (Pemecahan Masalah)
5. Sikap dan Kebiasaan Belajar
6. Cara Belajar yang Efektif

SUMBER :
http://aiiuzaiiuz-ppd.blogspot.co.id/2012/04/tugas-perkembangan-peserta-didik.h
tml

Sunarto.H, Agung Hartono.B, Perkembangan Peserta Didik, PT Rineka Cipta,


Jakarta:1999

https://anharululum.blogspot.co.id/2012/04/problematika-peserta-didik
-usia-sekolah.html

http://kurniawaalex.blogspot.co.id/2014/10/konsep-pengembangan-diri-d
alam.html

Anda mungkin juga menyukai