Anda di halaman 1dari 15

BAB III

BAHASAN PARASIT JAMUR

1. Pengertian Jamur

Jamur dalam bahasa Indonesia sehari-hari mencakup beberapa hal


yang agak berkaitan. Arti pertama adalah semua
anggota kerajaan Fungi dan beberapa organisme yang pernah
dianggap berkaitan, seperti jamur lendirdan jamur belah (Bacteria).
Arti kedua berkaitan dengan sanitasi dan
menjadi sinonim bagi kapang. Arti terakhir, yang akan dibahas dalam
makalah yang kami susun ini, adalah tubuh buah yang lunak atau
tebal dari sekelompok anggota Fungi (terutama Basidiomycetes) yang
biasanya muncul dari permukaan tanah atau substrat tumbuhnya.
Pengertian terakhir ini berkaitan dengan nilai ekonomi jamur sebagai
bahan pangan, sumber racun atau bahan pengobatan.

1. Struktur Tubuh Jamur

Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu
sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya
jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut
hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium
menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding


berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan
sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa
mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom,
mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel.
Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa
senositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel
berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.Hifa
pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari
substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.
1. Cara Makan Dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan


organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan
makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik
dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian
menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai
makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, atau saprofit.

1. Parasit obligat

merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,


sedangkan di luar inangnya tidak dapat Hidup. Misalnya, Pneumonia
carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

1. Parasit fakultatif

adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang


sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang
cocok.

1. sporofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang
telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar
jamur
saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan
untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul
sederhana sehinggamudah diserap oleh hifa.
2. Pertumbuhan Dan Reproduksi Jamur

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual


(vegetatif). Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur
berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi
adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora
aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila
mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah
dan tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak


gametangium dankonjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan
terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan
inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk
bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti
dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu
beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur
membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.

1. Peranan Jamur

Peranan jamur dalam kehidupan manusia sangat banyak, baik peran


yang merugikan maupun yang menguntungkan. Jamur yang
menguntungkan meliputi berbagai jenis antara lain sebagai berikut.
a. Volvariella volvacea (jamur merang) berguna sebagai bahan
pangan berproteintinggi.
b. Rhizopus dan Mucor berguna dalam industri bahan makanan, yaitu
dalam pembuatan tempe dan oncom.
c. Khamir Saccharomyces berguna sebagai fermentor dalam industri
keju, roti, dan bir.
d. Penicillium notatum berguna sebagai penghasil antibiotik.
e. Higroporus dan Lycoperdon perlatum berguna sebagai
dekomposer.

Di samping peranan yang menguntungkan, beberapa jamur juga


mempunyai peranan yang merugikan, antara lain sebagai berikut.
a. Phytium sebagai hama bibit tanaman yang menyebabkan penyakit
rebah semai.
b. Phythophthora infestan menyebabkan penyakit pada daun
tanaman kentang.
c. Saprolegnia sebagai parasit pada tubuh organisme air.
d. Albugo merupakan parasit pada tanaman pertanian.
e. Pneumonia carinii menyebabkan penyakit pneumonia pada paru-
paru manusia.
f. Candida sp. penyebab keputihan dan sariawan pada manusia.

1. Jenis Jenis Jamur

Berapa jenis jamur yang dapat dimakan serta berapa jenis yang dapat
dimakan tapi tidak membahayakan.
Jamur dibedakan menjadi 2 golongan yaitu :
Jamur Yang Tidak Berbahaya

1. Suung bulan, Supa barat jamur bulan (Gymnopus sp)


Habitatnya :Merupakan jamur yang belum dibudidayakan, Hidup
pada.musim penghujan terutama angin berhembus dari barat
terutama hidup pada tegalan, kebun atau di pinggir rumah, Banyak
ditemukan tumbuh di atas sarang rayap atau pada tanah yang
kandungan organic tanahnya sangat baik, Ciri-ciri : tudung berwarna
putih kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan dengan batang
putih bersih.
2. Supa kelapa, jamur bulat (Calvatia)
Habitatnya : belum dibudidayakan, banyak ditemukan di lapangan
terutama di bawah pohon kelapa. Ciri-ciri kalau masih muda tubuh
buah berwarna putih kadang-kadang putih kekuning-kuningan,
kalau sudah tua bagian dalamnya akan berubah menjadi serbuk
yang dapat menghembus keluar kalau dipijit
3. Jamur karang ( Clavaria. )
Habitatnya :Belum dibudidayakan, banyak tumbuh di tanah yang
berhumus, pada batang kayu yang sudah lapuk. Ciri-ciri :berbentuk
seperti karang, berwama putih, putih kekuning-kuningan atau putih
kebiruan.

Jamur Yang Berbahaya

1. Amanita, Fly agaric, Supa upas terutama yang termasuk ke dalam


jenis A. muscaria, A. umbrina, A. spissa
Habitatnya : tumbuh liar di hutan, tegalan dan pekarangan,
ditemukan di antara jatuhan daun atau pada tanah humus, Ciri- ciri :
tubuh buah seperti payung, dengan tudung berwarna merah, coklat
tua, coklat muda sampai kuning dengan bintik-bintik putih. Racun
yang terkandung digunakan untuk meracuni ujung tombak atau
senjata tajam lainnya.
2. Supa kakabu, bolet (Boletus), Habitatnya : tumbuh liar di hutan di
antara jatuhan daun atau tanah berhumus, di pinggir kebun dan
pekarangan rumah, Ciri-ciri :tubuh buah menyerupai payung, tudung
tebal dan bulat, batang berwarna kecoklat-coklatan atau kehitam-
hitaman serta tudung berwarna coklat tua, kuning, atau coklat
kekuning-kuningan
3. Supa rampak (Coprinus), Habitatnya: tumbuh liar di tempat
penggilingan padi dan di bawah pohon pisang.
Ciri-ciri :Apabila masih muda tudung berwarna putih atau putih
kekuning-kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap dan apabila
sudah tua tudungnya cepat hancur dan mengeluarkan cairan yang
berwarna biru atau violet
4. Kortinarius (Cortinarius) Habitatnya: tumbuh liar, banyak ditemukan
di tumpukan daun dan tanah yang berhumus.Ciri-ciri: tubuh buah
berbentuk payung dengan batang berwarna putih kekuning-
kuningan, putih kebiru-biruan atau putih gelap,tudung berwarna
putih kecoklatan, violet, biru atau kuning.Spoiler for Cortinarius
5. Laktarius (Lactarius) Habitatnya: tumbuh liar di hutan, kebun dan di
pekarangan rumah. Ciri-ciri :
tubuh buah berbentuk payung terbuka ke atas dan berbatang tebal
berwarna coklat muda,kekuning-kuningan, coklat putih serta biru
muda dengan bintik hitam atau garis-garis memanjang.tudung
berwarna seperti batang, kadang-kadang disertai garis melingkar di
atasnya.
6. Lepiot (Lepiota)
Habitatnya: tumbuh liar di mana-mana, Ciri-Ciri:bentuk seperti
Amanita terletak pada warna tudung kecoklat-coklatan dan
mempunyai sifat racun yang tinggi.

1. Keracunan karena Jamur


Keracunan yang diakibatkan makan jamur, yang mengandung
racun muskarin mempunyai gejala-gejala: setelah 5-10 menit si
penderita akan mengeluarkan air mata, peluh atau ludah,
penyempitan pupil mata, sesak nafas, buang air, pusing, lemah,
kollaps, koma, diikuti kejang-kejang, apabila tidak segera ditolong
dapat menimbulkan kematian.Keracunan akibat racun yang lain,
mempunyai gejala-gejala : setelah 4-6 jam si penderita akan
menjadi haus.sakit perut, muntah-muntah dan berak encer, shock,
apabila tidak segera ditolong dapat menimbulkan kematian.
Tanda-tanda umum jamur beracun:
Pada umumnya mempunyai warna yang menyolok,sepreti : merah
darah, hitam legam, biru tua ataupun warna-warna lainnya.
Menghasilkan bau yang menusuk hidung, seperti bau telur busuk
(H2S) ataupun bau amoniak.
Mempunyai cincin atau cawan, akan tetapi ada juga jamur yang
mempunyai cincin tetapi tidak beracun seperti jamur merang dan
jamur kompos (mushroom).Umumya tumbuh pada tempat-tempat
yang kotor seperti tempat pembuangan sampah dan kotoran hewan.
Apabila jamur beracun tersebut dikerat dengan pisau yang terbuat
dari perak maka pisau tersebut akan berwarna hitam atau biru.
Apabila dimasak cepat sekali berubah warna, dari warna putih
menjadi warna gelap. Senyawa beracun yang dihasilkan oleh jamur
yaitu : Kholin, Muskarin, Falin, Atropin jamur dan Asam helvelar.

1. Manfaat Jamur

Jamur telah digunakan selama ribuan tahun, baik sebagai makanan


maupun obat herbal. Studi-studi menunjukkan bahwa jamur bisa
meningkatkan produksi dan aktivitas sel-sel darah putih. Dan hal ini,
menurut direktur Institute of Herbal Medicine Douglas Schar, sangat
baik untuk melawan infeksi. Berikut beberapa manfaat lain dari
jamur,yaitu

1. menurunkan berat badan. Jamur mengandung sekitar 80-90 persen


air dengan kandungan kalori rendah. Selain itu, jamur juga
mengandung sangat sedikit sodium dan lemak, dan 8-10 persen
dari komponen kering jamur adalah serat. Karena itu, makanan
satu ini sangat ideal bagi Anda yang sedang mengikuti program
pengontrolan berat badan atau diet untuk mengontrol hipertensi.
2. Sumber kalium. Jamur kaya kalium, mineral yang membantu
menurunkan tekanan darah dan mengurangi risiko stroke. Satu
jamur portabella ukuran sedang dinyatakan mengandung lebih
banyak kalium dibandingkan sebuah pisang atau segelas jus jeruk.
Satu takar jamur juga menyediakan 20-40 persen ajuran tembaga
harian Anda. Tembaga merupakan mineral yang mengandung
komponen pelindung jantung.
3. Lawan radikal bebas. Jamur kaya akan riboflamin, niacin, dan
selenium. Selenium merupakan antioksidan yang bekerja dengan
vitamin E untuk melindungi sel-sel dari kerusakan akibat radikal
bebas.
4. Kurangi risiko kanker prostat. Selain melawan radikal bebas,
kandungan selenium dalam jamur juga membantu mencegah
kanker prostat. Baltimore study yang mempelajari penuaan
menemukan, mereka yang mengonsumsi selenium dengan dosis
dua kali lipat dari anjuran harian berisiko 65 persen lebih rendah
mengalami kanker prostat. Laki-laki dengan kadar selenium
terendah berisiko empat hingga lima kali lebih besar mengalami
kanker prostat dibandingkan mereka yang memiliki kadar
selenium tertinggi dalam darah.
5. Cegah kanker payudara. Jamur kancing mengandung komponen
yang berfungsi menghambat aktivitas aromatase (enzim yang
terlibat dalam produksi estrogen) dan 5-alpha-reductase (enzim
yang berfungsi mengubah testosteron menjadi DHT). Temuan
terbaru menunjukkan bahwa jamur kancing bisa mengurangi risiko
kanker payudara dan kanker prostat. Ekstrak jamur kancing
mengurangi perbanyakan sel dan memperkecil ukuran tumor. Efek
kemoterapi ini bisa dilihat dengan asupan sekitar 100 gram jamur
per hari.

Atasi flu. Di China dan Jepang, jamur shiitake telah digunakan selama
berabad-abad untuk mengatasi demam dan flu. Lentinan, yang
diisolasi dari batang jamur shiitake, dinyatakan menstimulasi sistem
kekebalan tubuh, membantu melawan infeksi, dan menunjukkan
aktivitas antitumor

BAB IV
BAHASAN PARASIT MALARIA

1. Pengertian

Malaria merupakan penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh


plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria
memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia dan
splenomegali. penyakit menular ini sangat dominan di daerah tropis
dan sub-tropis atau kawasan tropika yang biasa namun apabila
diabaikan dapat menjadi penyakit yang serius. Parasit penyebab
malaria seperti malaria jenis Plasmodium falciparum merupakan
malaria tropika yang sering menyebabkan kematian. Ia adalah suatu
protozoa yang dipindahkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina terutama pada waktu terbit dan terbenam matahari.
Setidaknya 270 juta penduduk dunia menderita malaria dan lebih dari
2 miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria.
WHO mencatat setiap tahunnya tidak kurang dari 1 hingga 2 juta
penduduk meninggal karena penyakit yang disebarluaskan nyamuk
Anopheles. Penyakit malaria juga dapat diakibatkan karena
perubahan lingkungan sekitar seperti adanya Pemanasan global
yang terjadi saat ini mengakibatkan penyebaran penyakit parasitik
yang ditularkan melalui nyamuk dan serangga lainnya semakin
mengganas. Perubahan temperatur, kelembaban nisbi, dan curah
hujan yang ekstrim mengakibatkan nyamuk lebih sering bertelur
sehingga vector sebagai penular penyakit pun bertambah dan
sebagai dampak muncul berbagai penyakit, diantaranya demam
berdarah dan malaria.

1. Penyebab Penyakit Malaria

Penyakit malaria disebabkan oleh bibit penyakit yang hidup di dalam


darah manusia. Bibit penyakit tersebut termasuk binatang bersel satu,
tergolong amuba yang disebut Plasmodium. Kerja plasmodium adalah
merusak sel-sel darah merah. Dengan perantara nyamuk anopheles,
plasmodium masuk ke dalam darah manusia dan berkembang biak
dengan membelah diri. Ada empat macam plasmodium yang
menyebabkan malaria:

Falciparum, penyebab penyakit malaria tropika. Jenis malaria ini


bisa menimbulkan kematian.
Vivax, penyebab malaria tersiana. Penyakit ini sukar disembuhkan
dan sulit kambuh.
Malaria, penyebab malaria quartana. Di Indonesia penyakit ini tidak
banyak ditemukan.
Ovale, penyebab penyakit malaria Ovale. Tidak terdapat di
Indonesia.

Penyebab lain terjadinya penyakit malaria, yaitu Parasit malaria,


Nyamuk Anopheles, Manusia yang rentan terhadap infeksi
malaria, Lingkungan, dan Iklim.
1. Penularan dan Penyebaran

Penularan penyakit malaria dari orang yang sakit kepada orang sehat,
sebagian besar melalui gigitan nyamuk. Bibit penyakit malaria dalam
darah manusia dapat terhisap oleh nyamuk, berkembang biak di
dalam tubuh nyamuk, dan ditularkan kembali kepada orang sehat
yang digigit nyamuk tersebut. Jenis-jenis vektor (perantara) malaria
yaitu: Anopheles Sundaicus, nyamuk perantara malaria di daerah
pantai, Anopheles Aconitus, nyamuk perantara malaria daerah
persawahan, Anopheles Maculatus, nyamuk perantara malaria
daerah perkebunan, kehutanan dan pegunungan, Penularan yang lain
adalah melalui transfusi darah. Namun kemungkinannya sangat kecil.

1. Tanda-tanda Terjadinya Penyakit Malaria


Tanda-tanda yang terjadi pada penyakit malaria dimulai dengan
dingin dan sering sakit kepala. Penderita menggigil atau gemetar
selama 15 menit sampai satu jam. Dingin diikuti demam dengan
suhu 40 derajat atau lebih. Penderita lemah, kulitnya kemerahan
dan menggigau. Demam berakhir serelah beberapa jam. Penderita
mulai berkeringat dan suhunya menurun. Setelah serangan itu
berakhir, penderita merasa lemah tetapi keadaannya tidak
mengkhawatirkan

1. Gejala Klinis dan Masa Inkubasi Malaria

Keluhan dan tanda klinis, merupakan petunjuk yang penting dalam


diagnosa malaria. Gejala klinis ini dipengaruhi oleh jenis/ strain
Plasmodium imunitas tubuh dan jumlah parasit yang menginfeksi.
Waktu mulai terjadinya infeksi sampai timbulnya gejala klinis dikenal
sebagai waktu inkubasi, sedangkan waktu antara terjadinya infeksi
sampai ditemukannya parasit dalam darah disebut periode prepaten.
a. Gejala klinis
Gejala klasik malaria yang umum terdiri dari tiga stadium (trias
malaria), yaitu:

1. Periode dingin. Mulai dari menggigil, kulit dingin dan kering,


penderita sering membungkus diri dengan selimut dan pada saat
menggigil sering seluruh badan bergetar dan gigi saling terantuk,
pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini
berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya
temperatur.
2. Periode panas. Penderita berwajah merah, kulit panas dan kering,
nadi cepat dan panas badan tetap tinggi dapat mencapai 400C atau
lebih, respirasi meningkat, nyeri kepala, terkadang muntah-muntah,
dan syok. Periode ini lebih lama dari fase dingin, dapat sampai dua
jam atau lebih diikuti dengan keadaan berkeringat.
3. Periode berkeringat. Mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh,
sampai basah, temperatur turun, lelah, dan sering tertidur. Bila
penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melaksanakan
pekerjaan seperti biasa. Di daerah dengan tingkat endemisitas
malaria tinggi, sering kali orang dewasa tidak menunjukkan gejala
klinis meskipun darahnya mengandung parasit malaria. Hal ini
merupakan imunitas yang terjadi akibat infeksi yang berulang-ulang.
Limpa penderita biasanya membesar pada serangan pertama yang
berat/ setelah beberapa kali serangan dalam waktu yang lama. Bila
dilakukan pengobatan secara baik maka limpa akan berangsur-
berangsur mengecil. Keluhan pertama malaria adalah demam,
menggigil, dan dapat disertai sakit kepala, mual, muntah, diare dan
nyeri otot atau pegal-pegal. Untuk penderita tersangka malaria
berat, dapat disertai satu atau lebih gejala berikut: gangguan
kesadaran dalam berbagai derajat, kejang-kejang, panas sangat
tinggi, mata atau tubuh kuning, perdarahan di hidung, gusi atau
saluran pencernaan, nafas cepat, muntah terus-menerus, tidak
dapat makan minum, warna air seni seperti the tua sampai
kehitaman serta jumlah air seni kurang sampai tidak ada.
4. Masa inkubasi
Masa inkubasi dapat terjadi pada :

Masa inkubasi pada manusia (intrinsik)


Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing Plasmodium. Masa
inkubasi pada inokulasi darah lebih pendek dari infeksi sporozoid.
Secara umum masa inkubasi Plasmodium falsiparum adalah 9
sampai 14 hari, Plasmodium vivax adalah 12 sampai 17 hari,
Plasmodium ovale adalah 16 sampai 18 hari, sedangkan
Plasmodium malariae bisa 18 sampai 40 hari. Infeksi melalui
transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit
yang masuk dan biasanya bisa sampai kira-kira 2 bulan.
Masa inkubasi pada nyamuk (ekstrinsik)
Setelah darah masuk kedalam usus nyamuk maka protein eritrosit
akan dicerna oeleh enzim tripsin kemudian oleh enzim
aminopeptidase dan selanjutnya karboksipeptidase, sedangkan
komponen karbohidrat akan dicerna oleh glikosidase. Gametosit
yang matang dalam darah akan segera keluar dari eritrosit
selanjutnya akan mengalami proses pematangan dalam usus
nyamuk untuk menjadi gamet (melalui fase gametogenesis).
Adapun masa inkubasi atau lamanya stadium sporogoni pada
nyamuk adalah Plasmodium vivax 8-10 hari, Plasmodium palsifarum
9-10 hari, Plasmodium ovale 12-14 hari dan Plasmodium malariae
14-16 hari.

1. Diagnosa Malaria
Sebagaimana penyakit pada umumnya, diagnosis malaria
didasarkan pada manifestasi klinis (termasuk anamnesis), uji
imunoserologis dan ditemukannya parasit (Plasmodium) di dalam
darah penderita. Manifestasi klinis demam seringkali tidak khas dan
menyerupai penyakit infeksi lain (demam dengue, demam tifoid)
sehingga menyulitkan para klinisi untuk mendiagnosis malaria
dengan mengandalkan pengamatan manifestasi klinis saja, untuk
itu diperlukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang
diagnosis sedini mungkin. Secara garis besar pemeriksaan
laboratorium malaria digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
pemeriksaan mikroskopis dan uji imunoserologis untuk mendeteksi
adanya antigen spesifik atau antibody spesifik terhadap
Plasmodium. Namun yang dijadikan standar emas (gold standard)
pemeriksaan laboratorium malaria adalah metode mikroskopis untuk
menemukan parasit Plasmodium di dalam darah tepi. Uji
imunoserologis dianjurkan sebagai pelengkap pemeriksaan
mikroskopis dalam menunjang diagnosis malaria atau ditujukan
untuk survey epidemiologi dimana pemeriksaan mikroskopis tidak
dapat dilakukan. Sebagai diagnosa banding penyakit malaria ini
adalah demam tifoid, demam dengue, ISPA. Demam tinggi, atau
infeksi virus akut lainnya.
2. Bahaya Penyakit Malaria

Rasa sakit yang ditimbulkan sangat menyiksa si penderita


Tubuh yang sangat lemah, sehingga tidak dapat bekerja seperti
biasa
Dapat menimbulkan kematian pada anak-anak dan bayi
Perkembangan otak bisa terganggu pada anak-anak dan bayi,
sehingga menyebabkan kebodohan.

1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan dengan mikroskop cahaya Pewarnaan mikroskopik
dengan pewarnaan giemsa sampai saat ini masih merupakan baku
emas pemeriksaan malaria. Walaupun demikian hasil
pembacaannya hannya dapat dipercaya jika dilakukan oleh seorang
yang berpengalaman. Selain untuk menegakan diagnosis,
pemeriksaan mikroskopik dapat digunakan untuk mengevaluasi
hasil pengobatan dan hal ini tidak dapat diterapkan dengan uji cepat
malaria maupun teknik PCR. Kekurangannya adalah subjektivitas
pemeriksa, terutama dalam hal mendiagnosis infeksi campuran atau
infeksi dalam jumlah parasit yang rendah. Selain itu pada infeksi
P.falciparum yang stadium lanjutnya berada di kapiler alat dalam
(sekuestrasi), parasit tersebut sulit ditemukan dalam darah tepi
hingga memerlukan pemeriksaan serial darah ( 3 kali dalam 48 jam
) untuk memastikan ada tidaknya parasit.
Konsentrasi parasit malaria dalam darah cukup merata sehingga
pengambilan darah rutin dapat dilakukan pada ujung jari atau tumit
kaki (pada bayi). Morfologi parasit yang optimal dapat dilihat dengan
membuat sediaan darah yang diwarnai giemsa yang diambil dari
ujung jari segera. Akhir akhir ini darah vena dengan antikoagulan
lebih sering digunakan sebagai bahan pemeriksaan. Hal yang harus
diperhatikan adalah jumlah darah yang diambil harus sesuai dengan
volume antikoagulannya. Jika digunakan tabung komersial yang
berisis antikoagulan maka tabung tersebut harus diisi penuh dengan
darah penderita (sesuai dengan batasnya ). Hal tersebut untuk
menghindari ketidaktepatan rasio darah dan antikoagulan yang
dapat mempengaruhi morfologi parasit malaria.
Jika pembuatan sediaan darah yang mengandung antikoagulan
dilakukan 24 jam setelah pengambilan darah maka jumlah parasit
dapat berkurang sampai 50% dan morfologi parasit sudah berubah.
Oleh karena itu, sangat penting untuk segera (< 1jam) membuat
sediaan darah tipis dan tebal dari darah dengan antikoagulan
tersebut. Bahkan jika dilakukan setelah 6 jam pengambilan darah
jumlah parasit mulai berkurang.
Morfologi malaria terlihat optimal pada sediaan darah tipis yang
diwarnaai giemsa, tetapi sensitifitasnya rendah. Dengan
menggunakan sediaan darah tebalsensitivitas sediaan darah
mikroskopik akan meningkat sampai 10 kali disbanding sediaan
darah tipis. Hal ini yang perlu diperhatikan adalah lamanya
pewarnaan yang optimal, yaitu 30 menit dengan giemsa 3 %.
Pewarnaan cepat dengan giemsa yang lebih tinggi tidak dianjurkan,
karena jika jumlah parasit rendah dalam darah, sering kali parasit
yang ada tidak terwarnai.
Prinsip : mewarnai apusan darah menggunakan pewarna giemsa
agar sel eritrosit yang terinfeksi parasit mlaria dapat terlihat kelainan
morfologinya.
2. Pengobatan dan Pencegahan Penyakit Malaria
Memutus rantai penularan dengan memilih mata rantai yang paling
lemah. Mata rantai tersebut adalah penderita dan nyamuk malaria.
Seluruh penderita yang memiliki tanda-tanda malaria diberi
pengobatan pendahuluan dengan tujuan untuk menghilangkan rasa
sakit dan mencegah penularan selama 10 hari. Bagi penderita yang
dinyatakan positif menderita malaria setelah diuji di laboratorium,
akan diberi pengobatan secara sempurna. Bagi orang-orang yang
akan masuk ke daerah endemis malaria seperti para calon
transmigran, perlu diberi obat pencegahan.
Obat obat antimalaria,diantaranya :

Klorokuin
Klorokuin adalah bentuk sintetik 4-aminokuinolin, diproduksi dalam
bentuk garam fosfat untuk pemberian secara oral. Ekskresi
klorokuin melalui urin dengan mas paruh 3-5 hari, namun waktu
paruh eliminasi terminal mencapai 1-2 bulan. Klorokuin bersifat
skizontosida darah yang sangat efektif untuk semua jenis
plasmodium pafa manusia dan gametosida terhadap P.vivax,
P.ovale dan P.malariae. Mekanisme kerja klorokuin adalah
menghambat polimerisasi produk sisa hemoglobin (heme) menjadi
hemozoin di dalam vakuol pencernaan parasit sehingga
menghilangkan toksisitas parasit karena pembentukan heme bebas.
Kina dan Kuinidin
Kina mulai dipakai sebagai OAM sejak tahun 1632. Obat ini
merupakan alkaloid kinkona yang dibuat dari ekstrak pohon kinkona
di Amerika Selatan. Kuinidin adalah dekstrorotatori stereoisomer
dari kina. Mekanisme kerja kina sebagai OAM belum sepenuhnya
dipahami, diduga menghambat detoksifikasi heme parasit dalam
vakuola makanan.
Proguanil
Proguanil adalah suatu biguanid yang dimetabolisme dalam tubuh
(melalui enzim CYP2C19) menjadi bentuk aktif sikloguanil.
Sikloguanil menghambat pembentukan asam folat dan asam
nukleat, bersifat skizontosida darah yang bekera lambat,
skizontosida jaringan terhadap P.falcifarum, P.vivax, P.ovale, dan
sporontosida.
Tetrasiklin
Tetrasiklin bersifat skizontosida darah untuk semua spesies
plasmodium yang bekerja lambat, skizontosida jaringan untuk
P.falcifarum.
Klindamisin
Obat ini menghambat fase awal sintesis protein. Klindamisin bersifat
skizontosida darah yang bekerjalambat terhadap P.falciparum dan
harus diberikan dalam kombinasi dengan OAM lain seperti kina atau
klorokuin.

1. Tindakan-tindakan Pencegahan
2. Usahakan tidur dengan kelambu, memberi kawat kasa, memakai
obat nyamuk bakar, menyemprot ruang tidur, dan tindakan lain
untuk mencegah nyamuk berkembang di rumah.
3. Usaha pengobatan pencegahan secara berkala, terutama di daerah
endemis malaria.
4. Menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan ruang tidur,
semak-semak sekitar rumah, genangan air, dan kandang-kandang
ternak.
5. Memperbanyak jumlah ternak seperti sapi, kerbau, kambing, kelinci
dengan menempatkan mereka di luar rumah di dekat tempat
nyamuk bertelur.
6. Memelihara ikan pada air yang tergenang, seperti kolam, sawah
dan parit. Atau dengan memberi sedikit minyak pada air yang
tergenang.
7. Menanam padi secara serempak atau diselingi dengan tanaman
kering atau pengeringan sawah secara berkala
8. Menyemprot rumah dengan DDT.

BAB V
PENUTUP

1. Kesimpulan
Nematoda yang hidup sebagai parasit di dalam darah dan jaringan
dapat dibagi menjadi 3 golongan : Cacing filaria dan cacing
dracunculus, invansi larva migrans di dalam kulit; jaringan di bawah
kulit dan alat-alat dalam oleh larva nematoda dan, parasit yang
jarang terdapat, di dalam jaringan hati, ginjal, paru-paru, mata dan
subkis.

Nematoda jaringan dan darah diklasifikasikan menjadi Wuchereria


branchofti (filarial worm), Brugia (Wuchereria) malayi, Dracunculus
medinensis, Onchocerca voolvulus, Loa loa, Mansonella ozzardi.
Apabila parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia akan
menyebabkan penyakit yang serius misal Wuchereria branchofti
penyakit filariasis bancrofti yang berasal dari vekto nyamuk culek,
aedes, dan anopheles; Brugia (Wuchereria) malayi penyakit filariasis
malayi berasal dari vektor nyamuk anopheles ; Dracunculus
medinensis penyakit ular ganas dari Israel berasal dari vektor (tetapi
belu jelas diketahui hospes perantaranya) ; Onchocerca voolvulus
penyakit Onchocerciasis berasal dari vektor lalat dari genus simulium
; Loa loa penyakit loaiasis, calabar swelling berasal dari vektor lalat
hitam;Mansonella ozzardi penyakit filaria ozzarddi berasal dari vektor
culicoides.

1. Saran

Tidak makan makanan mentah (sayuran,daging babi, daging sapi


dan daging ikan), buah dan melon dikonsumsi setelah dicuciber sih
dengan air.
Minum air yang sudah dimasak mendidih baru aman.
Menjaga kebersihan diri, sering gunting kuku, membiasakan cuci
tangan menjelang makan atau sesudah buang air besar.
Tidak boleh buang air kecil/besar di sembarang tempat, tidak
menjadikan tinja segar sebagai pupuk; tinja harus dikelola dengan
tangki septik, agar tidak mencemari sumber air.
Bila sudah terjadi infeksi cacing tambang maka penderita harus
segera di beri obat cacingan atau segera di bawa ke dokter untuk
tindakan lebih lanjut

Anda mungkin juga menyukai