Pembimbing :
dr. Markus B. Rahardjo, Sp.Rad
Disusun Oleh:
Ismail Satrio Wibowo G4A015111
Nadia Hanifah G4A015182
2017
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh :
Mengetahui,
Pembimbing
Risiko infeksi Aspergillus sp. yang menyebabkan penyakit paru telah lama
diketahui tetapi pembuatan klasifikasi penyakit ini masih menjadi sebuah
tantangan. Masalah yang disebabkan oleh invasifnya penyakit ini pada pasien
neutropenia berat, infeksi saprofit dari jaringan fibrotik yang telah ada dan reaksi
alergi terhadap Aspergillus didokumentasikan dengan baik. Sebaliknya, bentuk
kronis dari infeksi Aspergillus yang memiliki potensi untuk menyebabkan
morbiditas dan mortalitas angka pelaporannya rendah. Gejala infeksi Aspergillus
tidak spesifik dan ahli radiologi mungkin menjadi yang pertama untuk mencurigai
diagnosis aspergillosis paru kronis. Artikel ini akan membahas permasalahan
klasifikasi penyakit yang disebabkan oleh Aspergillus sp. dan membahas profil
klinis serta gambaran radiologi yang khas pada pasien dengan aspergillosis paru
kronis.
Pendahuluan
Pada sebuah penelitian yang dipublikasikan lebih dari satu abad yang lalu,
Sluyter menjadi salah seorang yang pertama kali melaporkan bahwa Aspergillus
dapat menyebabkan infeksi pada paru manusia. Sejak deskripsi awal, Aspergillus
spp. dapat menyebabkan gangguan paru yang besar. Manifestasi yang muncul
diperkirakan akibat dari interaksi antara virulensi jamur, imunitas host (atau
hipersensitivitas) dan adanya penyakit paru yang sudah ada sebelumnya. Tetapi,
meskipun referensi terkait Aspergillosis telah banyak, kategorisasi dari kondisi ini
masih sulit. Masalah utama nya adalah pendekatan yang berbeda dalam klasifikasi
yang diambil oleh ahli patologi, dokter dan ahli radiologi.
Permasalahan infeksi Aspergillus pada pasien neutropenia berat (pemaparan
terbaru oleh Georgiadou et al. dan Marom dan Kontoyiannis) tidak mencakup
artikel ini. Hingga saat ini, masih rendahnya sumber yang menulis tentang infeksi
Aspergillus kronik. Sementara secara mengejutkan angka aspergillosis kronik
yang sebagian besar di negara berkembang, mencapai angka lebih dari 40 per
100.000 populasi yang diestimasikan. Pada artikel ini kebingungan terminologis
yang berkaitan dengan penyakit Aspergillosis akan diuji. Aspergillosis paru kronis
dan klasifikasi yang diusulkan oleh Denning dan rekan kemudian akan dibahas.
Pada bagian akhir, diikuti sebuah diskusi tentang gambaran khas pada pencitraan,
yang menyoroti peran ahli radiologi dalam menyiagakan dokter untuk
mendiagnosis kemungkinan aspergillosis paru kronis.
Infeksi Aspergillus pada Paru: Klasifikasi
Genus Aspergillus merupakan kelompok fungi yang paling banyak dengan
jumlah 300 spesies, namun hanya sebagian kecil yang dapat menyebebkan infeksi
paru pada manusia. Khususnya spesies Aspergillus fumigatus yang secara umum
menyebabkan infeksi pada manusia. Daftar nama penyakit paru kronis akibat
Aspergillus dapat dilihat pada tabel 1. Upaya klasifikasi penyakit ini menjadi
terhambat oleh beberapa terminologi yang tumpang tindih (dicontohkan pada
Tabel 1). Tantangan dalam membahas klasifikasi penyakit Aspergillosis dapat
menguji beberapa contoh istilah-istilah berikut.
Sebuah contoh nyata adalah variasi penggunaan istilah aspergilloma. Dalam
salah satu laporan awal dari pertengahan 1940-an, Hemphill menyebutkan loose
body within a cavity, yang terdiri dari komponen jamur. Tampaknya sangat
mungkin bahwa penulis itu menggambarkan entitasnya dan memberi nama
mycetoma. Namun demikian, pengertian dari massa hifa jamur dan debris
seluler pada kavitas fibrosis yang sudah ada, bertentangan dengan pendapat ahli
patologi yang baru-baru ini pada tahun 2008. Para ahli menganjurkan bahwa
istilah mycetoma berlaku untuk infeksi jaringan lunak dan tidak harus diterapkan
untuk pertumbuhan miselium jamur. Contoh lain dari belum jelasnya penggunaan
istilah akan dibahas lebih rinci nanti (lihat bagian "Radiologi Toraks" di
"Pencitraan aspergillosis paru kronis") berhubungan dengan istilah yang
digunakan untuk menggambarkan tanda radiologis sebagai kunci dari
aspergilloma. Dengan demikian, di mana ahli radiologi mungkin akan
menggunakan kata-kata "crescent sign" dan "air crescent sign".
Pembagian antara apa yang disebut penyakit Aspergillus invasif dan non-
invasif masih belum jelas. Misalnya, pneumonia yang disebabkan oleh Aspergillus
dan allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA) telah dilaporkan pada
pasien dengan mycetomas sudah ada. Menjadi sebuah cerita yang berbeda,
dimana aspergilloma berkembang pada pasien dengan ABPA yang telah
dijelaskan. Dengan demikian, dalam satu laporan dari pasien dengan gambaran
serologis/klinis ABPA dan steroid-dependent asthma, sebuah aspergillosis invasif
akhirnya dapat berkembang. Dalam hal ini, ia berpikir bahwa APBA mendahului
penyakit invasif dan pengobatan kortikosteroid dosis rendah merupakan faktor
risiko.
Tabel 1. Istilah dala Literatur yang Menggambarkan Infeksi Paru oleh
Aspergillus sp.
Simple aspergilloma
Complex aspergilloma
Tracheobronchial aspergillosis
Aspergillus bronchitis
Aspergillus pseudotuberculosis
Semi-invasive aspergillosis
Subacute invasive pulmonary aspergillosis
Chronic necrotising pulmonary aspergillosis
Chronic necrotising bronchopulmonary aspergillosis
Chronic cavitary pulmonary aspergillosis
Chronic fibrosing pulmonary aspergillosis
Allergic bronchopulmonary aspergillosis