Laporan 2 Karbohidrat
Laporan 2 Karbohidrat
PENDAHULUAN
A. Judul Praktikum
Karbohidrat
B. Tujuan Praktikum
Mengenali beberapa sifat monosakarida disakarida, dan polisakarida.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Energi sangat diperlukan pada setiap langkah mahluk hidup, tanpa adanya
energi berarti tidak ada kehidupan. Sebagian besar porsi dari makanan/pakan yang
dikonsumsi oleh ternak atau manusia digunakan untuk memnuhi kebutuhan energy,
karena reaksi anabolisme dan katabolisme dalam tubuh memerlukan energy
(Dahlqvist, 1987).
Salah satu dari berbagai macam sumber energi adalah karbohidrat. Karbohidrat
berasal dari kata karbon (C) dan hidrat (H2O) yang secara umum menyatakan unsur
penyusunannya, yaitu unsur karbon (C), hydrogen (H), dan oksigen (O). Secara
biokimiawi, karbohidrat merupakan molekul polihidroksil-aldehida atau
polihidroksil-keton, atau senyawa yang menghasilkan salah satu maupun kedua jenis
senyawa tersebut bila dihidorlisis. Karbohidrat mengandung gugus karbonil (dalam
bentuk aldehid atau keton) dan gugus hidroksil (Lehninger, 1997).
Karbohidrat merupakan makanan sumber energi yang paling penting. Satu
gram karbohidrat dapat menghasilkan energi sebesar 4 kkal. Walaupun karbohidrat
tidak dianggap esensial seperti asam amino dan asam lemak esensial, tetapi makanan
sehari-hari harus mengandung sejumlah karbohidrat karena karbohidrat penting untuk
kesehatan dan kesejahteraan manusia. Karbohidrat diperlukan untuk menyediakan
oksaloasetat (melalui asam piruvat) yang bersama-sama dengan asetil KoA
diperlukan untuk memulai siklus TCA (Dahlqvist, 1987). Fungsi lain dari karbohidrat
adalah, menjaga aktifitas otak, pembentukan sel darah merah dan sistem syaraf, dan
membantu dalam proses metabolism protein dan lemak (Poedjiadi, 1994).
Menurut Poedjiadi (1994), pada manusia dan hewan, karbohidrat disimpan
dalam bentuk gula otot (glikogen). Pada tumbuhan, karbohidrat ditemukan dalam
bentuk pati, dan selulosa, dimana keduanya merupakan pembentukan struktur dan
komponen utama dinding sel. Pada bakteri karbohidrat ditemukan dalam bentuk
peptidoglikan yang menyusun dinding bakteri. Menurut Mamus dkk.(2006), bagi
seorang atlet yang mau bertanding, mengonsumsi karbohidrat lebih
direkomendasikan karena oksidasi dari karbohidrat cepat dan kemampuanya untuk
dicerna dan diserap cepat daripada protein dan lipid.
Pada awalnya, istilah karbohidrat digunakan untuk golongan senyawa yang
mempunyai rumus (CH2O)n, yaitu senyawa-senyawa yang n atom karbonnya tampak
terhidrasi oleh n molekul air. Akan tetapi, pengertian ini dinyatakan tidak tepat
karena munculnya beberapa senyawa yang memiliki rumus molekul (CH2O)n dan
bukan tergolong karbohidrat, misalnya asam asetat (CH3COOHC2H4O2 (CH2O)2
((Lehninger, 1997).
Klasifikasi karbohidrat berdasarkan zat penghidrolisisnya digolongkan menjadi
empat golongan, yaitu monosakarida, oligosakarida, polisakarida, dan glikosida.
Monosakarida atau gula sederhana merupakan senyawa-senyawa yang mengandung
lima atau enam atom karbon (C). Karbohidrat yang mengandung lima atom karbon
disebut pentosa sedangkan yang mengandung enam atom karbon disebuk heksosa.
Monosakarida juga merupakan polihidroksi aldehida yang disebut aldosa dan
polihidroksi keton disebut ketosa (Sastrohamidjojo, 2005).
Menurut Sumardjo (2009), monosakarida adalah suatu persenyawaan yang
tidak dapat diperkecil lagi dengan cara hidrolisis, netral, mudah larut dalam air,
kelarutannya dalam alkohol kecil, dan tidak larut dalam dietileter.banyak
monosakarida yang mempunyai rasa manis dan apabila dipanaskan mencair sambil
memecah, akhirnya membentuk arang.
Oligosakarida merupakan senyawa berisi dua atau lebih gula sederhana yang
dihubungkan oleh pembentukan asetal antara gugus aldehida atau gugus keton
dengan gugus hidroksil. Bila dua gula digabungkan diperoleh disakarida, bila tiga
diperoleh trisakarida dan seterusnya ikatan penggabungan bersama sama gula ini
disebut ikatan glikosida (Sastrohamidjojo, 2005).
Disakarida terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan oleh suatu ikatan
glikosidik, ikatan kovalen yang terbentuk antara dua monosakarida melalui reaksi
dehidrasi (Campbell dkk., 2002).
Polisakarida, di mana di dalamnya terikat lebih dari satu gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosidik. Makromolekul ini merupakan polimer monosakarida
atau polimer turunan-turunan monosakarida. Polisakarida meliputi pati, sellulosa dan dekstrin
(Sastrohamidjojo, 2005).
Glikosida dibedakan dari oligosakarida dan polisakarida yaitu oleh kenyataan
bahwa mereka mengandung molekul bukan gula. Bagian gula yang biasa disebut
glikon sedangkan bagian bukan bunga gula disebut sebagai aglikon atau genin.
Apabila dlikon dan aglikon saling terikat maka senyawa ini desebut sebagai glikosida
(Sastrohamidjojo, 2005).
Pada tumbuhan flavonoid terikat pada gula sebagai glikosida dan aglikon
flavonoid yang mungkin terdapat dalam satu tumbuhan dalam bentuk kombinasi
glikosida. Aglikon flavonoid (yaitu flavonoid tanpa gula terikat) terdapat dalam
berbagai bentuk struktur (Sastrohamidjojo, 2005).
Glukosa merupakan salah satu tipe monosakarida yang terbentuk padatan
Kristal berwarna putih dengan rumus molekul C6H12O6. Glukosa berasa manis dan
desebut dekstrosa karena strukturnya sebagian besar berada dalam bentuk D- yakni
D- glukosa. Glukosa merupakan monomer yang ditemukan di alam sebagai dimer
sampai polimer. Karbohidrat yang dikonsumsi tubuh umumnya diubah menjadi
glukosa dan mengalami sirkulasi dalam tubuh. Dalam perdagangan, glukosa dibuat
dri hidrolisis amilum. di alam, glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida
dan air dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun (Mulyono, 2006).
B. Cara Kerja
a. Uji Fehling
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil 2 ml lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berbeda. Reagen
Fehling A dan B masing-masing sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam setiap
tabung reaksi. Larutan NaOH 10 % sebanyak 4 tetes ditambahkan ke dalam
setiap tabung reaksi. Setiap tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan
busen atau water bath sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati dan
dicatat.
b. Uji Moore
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi yang berbeda.
Larutan NaOH 10% sebanyak 5 ml ditambahkan ke dalam setiap tabung
reaksi. Setiap tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan busen atau water
bath sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
c. Hidrolisa
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil 5 ml. Larutan H2SO4 10% sebanyak 1 ml ditambahkan ke dalam
setiap tabung reaksi. Setiap tabung reaksi dipanaskan hingga mendidih lalu
didinginkan.
Setelah tabung reaksi dingin, larutan NaOH 10% sebanyak 2 ml dan
indikator PP sebanyak 2 tetes. Setiap tabung ditambahkan reagen Fehling A
dan B masing-masing sebanyak 2 ml. setiap tabung reaksi dipanaskan
kembali hingga mendidih. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
d. Iod Test
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda. Kemudian larutan iod sebanyak 5 tetes ditambahkan ke dalam
setiap tabung reaksi. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
e. Luff Test
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda. Reagen Luff sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam setiap tabung
reaksi. Setiap tabung reaksi kemudian dipanaskan dengan busen atau water
bath sampai mendidih. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
f. Molisch Test
Larutan glukosa, sukrosa, fruktosa, maltosa, dan amilum masing-masing
diambil sebanyak 5 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda. Reagan Molish sebanyak 2 ml ditambahkan ke dalam setiap tabung
reaksi lalu dikocok menggunakan vortex sampai homogen. Larutan H2SO4
pekat 1 ml ditambahkan ke dalam setiap tabung reaksi melalui dinding
secara perlahan. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Fehling
Warna Dipanaskan
Sampel Warna +Fehling +NaOH
Endapan Warna
A+B 10%
Glukosa Bening Hijau tua Hijau tua Ada Orange
Fruktosa Bening Biru tua Biru tua Ada Orange
Biru
Sukrosa Bening Biru terang Ada Merah bata
terang
Maltosa Bening Hijau tua Hijau tua Ada Merah bata
Biru
Amilum Bening Biru terang Tidak ada -
terang
B. Pembahasan
Karbohidrat berdasarkan zat penghidrolisanya digolongkan menjadi
monosakarida, oligosakarida, polisakarida, dan glikosida. Pada percobaan ini
dilakukan beberapa jenis uji karbohidrat, antara lain uji Fehling, uji Moore, uji
Molish, uji Luff, uji Iod, dan uji hidrolisa.
Uji Fehling dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi keberadaan gula
pereduksi yang mengandung gugus aldehid dalam suatu senyawa atau larutan.
Reagen yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A dan Fehling B.
Fehiling A berwarna biru dan di dalam air mengandung senyawa CuSO4.
Fehling B tidak berwarna dan di dalam air mengandung garam KNa tartarat dan
senyawa NaOH. Larutan Fehling akan bereaksi dengan gula pereduksi
membentuk endapan merah bata (Cu2O).