Anda di halaman 1dari 9

BAB 2

Pendahuluan

Kelenjar getah bening terdapat di beberapa tempat di tubuh kita. Seringkali timbul benjolan-
benjolan di daerah tempat kelenjar getah bening berada dan seringkali pula hal itu
menimbulkan kecemasan baik pada pasien, ataupun orang tua pasien apakah pembesaran ini
merupakan hal yang normal, penyakit yang berbahaya ataukah merupakan suatu gejala dari
keganasan. Untuk itu perlu dikenali kemungkinan-kemungkinan penyebab dari pembesaran
kelenjar getah bening tersebut dan gambaran klinisnya sehingga mengetahui alur tatalaksana
yang akan dilakukan. Pembesaran kelenjar getah bening 55% berada di daerah kepala dan
leher karena itu bahasan diutamakan pada pembesaran kelenjar getah bening di daerah kepala
dan leher.

Kelenjar getah bening (KGB)


Kelenjar getah bening adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki
kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya didaerah submandibular (bagian
bawah rahang bawah; sub: bawah;mandibula:rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang
teraba normal pada orang sehat.

Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan
merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah
bening yang melewatinya. Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari
lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya.

Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen
(mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang
menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang
lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh
yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit,atau
karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah
bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit
metabolit makrofag (gaucher disease)

Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengerahkan kepada lokasi
kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.

Epidemiologi
Limfadenopati merujuk kepada ketidaknormalan kelenjar getah bening dalam ukuran,
konsistensi ataupun jumlahnya. Pada daerah leher (cervikal), pembesaran kelenjar getah
bening didefinisikan bila kelenjar membesar lebih dari diameter satu sentimeter. Pembesaran
kelenjar getah bening di daerah leher sering terjadi pada anak-anak. Sekitar 38% sampai 45%
pada anak normal memiliki kelenjar getah bening daerah leher yang teraba. Dari studi di
Belanda terdapat 2.556 kasus limadenopati yang tidak dapat dijelaskan dan 10% dirujuk
kepada subspesialis, 3.2% membutuhkan biopsi dan 1.1% mengalami keganasan. Studi
kedokteran keluarga di amerika serikat tidak ada dari 80 pasien dengan limfadenopati yang
tidak dapat dijelaskan yang mengalami keganasan dan tiga dari 238 pasien yang mengalami
keganasan dari limadenopati yang tidak dapat dijelaskan.
Pasien usia >40tahun dengan limfadenopati yang tidak dapat dijelaskan memiliki risiko
keanasan 4% dibanding risiko keganasan 0,4% bila ditemukan pada psien <40tahun.

gambar 1. kelenjar getah bening daerah leher, arah aliran dan kemungkinan penyebab.
gambar diambil dari aafp

gambar 2. kelenjar getah bening daerah lipat paha, arah aliran dan kemungkinan penyebab.
Gambat diambil dari aafp

gambar 3. kelenjar getah bening daerah lengan, arah aliran dan kemungkinan penyebab.
Gambar diambil dari aafp
Etiologi (penyebab)
Pembesaran kelenjar getah bening dapat dibedakan menjadi lokal atau umum (generalized).
Pembesaran kelenjar getah bening umum didefinisikan sebagai pembesaran kelenjar getah
bening pada dua atau lebih daerah. Daerah-daerah terdapatnya kelenjar getah bening adalah :

Gambar diambil dari http://www.aafp.org


Penyebab yang paling sering adalah hasil dari proses infeksi dan infeksi yang biasanya terjadi
adalah infeksi oleh virus pada saluran pernapasan bagian atas (rinovirus, virus parainfluenza,
influenza, respiratory syncytial virus (RSV), coronavirus, adenovirus atau reovirus). Virus
lainnya virus ebstein barr, cytomegalovirus, rubela, rubeola, virus varicella-zooster, herpes
simpleks virus, coxsackievirus, human immunodeficiency virus. Bakteri pada peradangan
KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus
aureus. Bakteri anaerob bila berhubungan dengan caries dentis (gigi berlubang) dan penyakit
gusi. Difteri, Hemofilus influenza tipe b jarang menyebabkan hal ini. Bartonella henselae,
mikrobakterium atipik dan tuberkulosis dan toksoplasma.

Keganasan seperti leukimia, neuroblastoma, rhabdomyosarkoma dan limfoma juga dapat


menyebabkan limfadenopati. Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah
limfadenopati adalah kawasaki, penyakit kolagen, lupus. Obat-obatan juga menyebabkan
limfadenopati umum. Limfadenopati daerah leher perah dilaporkan setelah imunisasi
(DPT,polio atau tifoid).

Masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan hanya dari pembesaran kelenjar getah
bening saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah
bening.

Definisi

Limfadenopati adalah istilah medis untuk menggambarkan adanya pembengkakan pada


kelenjar limfe. Kelenjar limfe sendiri adalah organ tubuh yang berbentuk kacang polong yang
tersebar di bawah ketiak, lipatan paha, leher, dada, dan perut. Kelenjar limfe berfungsi
sebagai penyaring cairan limfe yang beredar di seluruh tubuh. Saat membengkak, diameter
kelenjar limfe bisa lebih dari 1 cm.

Walaupun beredar seperti layaknya darah, cairan limfe mempunyai pembuluh atau salurannya
sendiri. Cairan limfe juga tidak berwarna merah, tapi berwarna bening. Cairan limfe
berfungsi sebagai pengangkut lemak dan termasuk lini pertama pertahanan tubuh terhadap
serangan mikroorganisme seperti bakteri, virus, atau parasit. Pada akhirnya, pembuluh limfe
akan bermuara di pembuluh darah yaitu pembuluh darah besar yang ada di rongga dada.

Penyebab

Ada berbagai macam penyebab limfadenopati. Beberapa diantaranya adalah infeksi bakteri
atau virus, gangguan sistem kekebalan tubuh, kanker, dan efek samping obat. Contoh infeksi
bakteri yang dapat menyebabkan limfadenopati adalah infeksi tenggorokan oleh bakteri
streptokokus, infeksi paru-paru oleh bakteri TBC, dan lain-lain. Contoh kanker yang
menyebabkan limfadenopati adalah kanker Hodgkin. Kanker lain seperti kanker payudara
juga dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar limfe di daerah ketiak.

Gejala utama limfadenopati adalah kelenjar limfe teraba sebagai sebuah benjolan yang dapat
digerakkan. Benjolan tersebut bisa ditemukan di daerah leher, belakang kepala, bawah ketiak,
di pangkal paha, dan sebagainya, tergantung pada jenis penyebab limfadenopati. Jika
limfadenopati karena adanya luka yang terinfeksi di daerah kaki, maka yang membengkak
adalah kelenjar limfe yang terletak di pangkal paha. Jika di tangan, yang membengkak
kelenjar limfe di bawah ketiak.

Selain membengkak, kelenjar limfe juga dapat terasa nyeri terutama saat disentuh. Kadang-
kadang kulit di atas kelenjar limfe tampak merah dan hangat. Gejala seperti ini biasanya
ditemukan pada limfadenopati akibat infeksi. Pada penyakit kanker, pembesaran kelenjar
limfe tidak disertai nyeri dan teraba lebih keras. Gejala lain yang mungkin timbul bersamaan
dengan limfadenopati adalah demam, sakit kepala, atau badan pegal-pegal.

Pengobatan

Pengobatan limfadenopati tergantung pada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi


bakteri, pengobatan berupa antibiotik. Sedangkan jika karena gangguan sistem imun, maka
pengobatannya dengan obat kortikosteroid. Pada kasus dimana kelenjar limfe sangat
membesar, dokter mungkin akan melakukan penyedotan isi kelenjar limfe menggunakan
jarum suntik. Tindakan ini akan mempercepat proses penyembuhan.

Pada limfadenopati yang penyebabnya kanker, kelenjar limfe diangkat melalui operasi
pembedahan. Disamping itu dilakukan juga pengobatan berupa pemberian obat kanker lewat
suntikan (kemoterapi) atau dengan cara penyinaran menggunakan sinar radioaktif
(radioterapi). Rasa nyeri atau demam dapat diatasi dengan pemberian obat nyeri dan demam
seperti asetaminofen atau ibuprofen.
saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang menyertai pembesaran kelenjar getah bening.

Gejala klinis

Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis (wawancara), pemeriksaan fisik, dan


pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Pada anamnesis dapat didapatkan :

anamnesis Keterangan

Lokasi pembesaran kelenjar getah bening Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi
leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian
atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja.
Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium,
toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus.

Gejala-gejala penyerta (symptoms) Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada
penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan
berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak
jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit
kolagen atau penyakit serum (serum sickness-ditambah riwayat obat-obatan atau produk
darah).

Riwayat penyakit sekarang dan dahulu Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya
mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda-
tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi stafilokokus; dan adanya infeksi gigi dan gusi
juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat
mengarahkan kepada citomegalovirus, epstein barr virus atau HIV.

Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti


fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril,
carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine,
sulfonamida, sulindac). Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (generalisata)

Paparan terhadap infeksi Paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran
napas atas, faringitis oleh streptokokus, atau tuberkulosis turut membantu mengarahkan
penyebab limfadenopati.

Riwayat perjalanan atau pekerjaan Perjalanan ke daerah-daerah afrika dapat mengakibatkan


terkena tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena tularemia

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik
Secara umum Malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan kepada penyakit
kronik (berjalan lama) seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem kekebalan tubuh

Karakteristik dari kelenjar getah bening KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan.
Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada
tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak
dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

Ukuran : normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)

Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan

Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet
mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif
mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan

Penempelan/bergerombol : beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila


digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.

Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan
mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang memiliki risiko keganasan
lebih besar daripada pembesaran KGB bagian anterior.

Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering disebabkan oleh infeksi
virus.

Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB


generalisata.

Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan
kanan), lunak dan dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri
pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan.
Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan
adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati disebabkan keganasan
tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat degnan
jaringan di bawahnya)

Pada infekswi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan minguan-bulan, walaupun


dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah
dan terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya.

Tanda-tanda penyerta

(sign) Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah
pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada
dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah,
pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh
bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi
epstein barr virus. Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada
campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang degnan
penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa
mengarahkan kepada leukomia. Demam panjang yang tidak berespon dengan obat demam;
kemerahan pada mata; peradangan pada tenggorok, strawberry tongue; perubahan pada
tangan dan kaki (bengkak, kemerahan pada telapak tangan dan kaki); limfadenopati satu sisi
(unilateral) mengarahkan kepada penyakit kawasaki.

Alur Diagnosis

diambil dari RCH

Diagnosis banding :

Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran KGB leher :

Gondongan : pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat
menghilang karena bengkak

Kista duktus tiroglosus : berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan

Kista dermoid : benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan

Hemangioma : kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh
darah, berwarna merah atau kebiruan.

Tatalaksana

Tatalaksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari
pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan
apapun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi
indikasi untuk dilaksanakan biopsi kelenjar getah bening. Biopsi dilakukan bila terdapat
tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasa, KGB yang menetap atau bertambah
besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.

Pembesarab KGB pada anak-anak biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri,
walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB
oleh bakteri (limfadenitis) adalah antibiotik oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari
pertama flucloxacillin 25mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap
antibiotik golongan penisilin dapat diberikan cephalexin 25mg/kg (sampai dengan 500mg)
tiga kali sehari atau eritromisin 15mg/kg (sampai 500mg) tiga kali sehari.

Bila penyebab limfadenopati adalah mikobakterium tuberkulosis maka diberikan obat anti
tuberkulosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mikobakterium selain tuberkulosis maka
memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan
atau tidak maksimal diberikan antibiotik golongan makrolida dan antimikobakterium.
Pemeriksaan penunjang bila limfadenopati akut tidak diperlukan, namun bila berlangsung
>2minggu dapat diperiksakan serologi darah untuk epstein barr virus, citomegalovirus, hiv,
toxoplasma; tes mantoux, rontgen dada, biopsi dimana semuanya disesuaikan dengan tanda
dan gejala yang ada dan yang paling mengarahkan diagnosis.

Kesimpulan

Pembesaran kelenjar getah bening daerah leher biasa ditemukan dan umumnya tidak
berbahaya. Observasi merupakan hal utama. Diagnosis didapatkan dari wawancara
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. Bila diagnosis belum dapat
ditentukan dan tidak didapatkan tanda dan gejala ke arah keganasan dapat doibservasi daulu
selama 3-4 minggu.

Bahan bacaan :

1.Ferrer R. Lymphadenopathy : Differential diagnosis and evaluation. AAFP (58);6.1998.


Diakses dari http://www.aafp.org/afp/981015ap/ferrer.html

2.Leung AKC, Robson WLM. Childhood Cervical Lymphadenopathy. Diakses dari


http://www.medscape.com/viewarticle/467025

3.Peters TR, Edwards KM. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. Pediatrics in Review
(21);12.2000

4.Bazemore A, Smucker DR. Lymphadenopathy and Malignancy. Am Fam Physician


2002;66:2103-10. Diakses dari http://www.aafp.org/afp/20021201/2103.html

5.Royal Children Hospital. Cervical Lymhadenopathy. Diakses dari


http://www.rch.org.au/clinicalguide/cpg.cfm?doc_id=5166

dr. Anto

Kelompok Kelenjar Getah Bening Keterangan


Kelompok kelenjar getah bening Kelenjar getah bening dalam batas segitiga
Keterangan antara m. digastrikus bagian anterior dan
Level I tulang hioid.
Sublevel I A (submental) Kelompok ini mempunyai risiko metastasis
Sublevel I B (submandibular) keganasan dari dasar mulut, anterior lidah,
anterior mandibula, bibir bawah
Kelenjar getah bening dalam batas
m.digastrik bagian anterior, m. Stilohioid,
dan mandibula.
Kelompok ini mempunyai risiko metastasis
keganasan dari kavum oral, kavum nasal
anterior, jaringan lunak wajah, dan glandula
submandibularis.
Level II Kelenjar getah bening di antara vena
(jugular atas) jugularis interna 1/3 atas, nervus asesorius
Sublevel IIA spinalis mulai dari basis kranii sampai bagian
Sublevel IIB inferior
tulang hioid.
Kelompok ini mempunyai risiko untuk
metastasis keganasan dari kavum oral, kavum
nasi, nasofaring, orofaring, hipofaring, laring,
dan kelenjar parotis.
Terletak di bagian anterior nervus asesorius
spinalis
Terletak di bagian anterior nervus asesorius
spinalis
Level III Kelenjar getah bening di antara vena
(jugular tengah) jugularis interna 1/3 tengah, mulai bagian
inferior tulang hioid sampai bagian inferior
kartilago
krikoidea
Kelompok ini mempunyai risiko metastasis
keganasan dari kavum oral, nasofaring,
orofaring, hipofaring, dan laring
Level IV Kelenjar getah bening di antara vena
(jugular bawah) jugularis interna 1/3 bawah, mulai bagian
inferior kartilago krikoidea sampai klavikula
Kelompok ini mempunyai risiko metastasis
keganasan dari hipofaring, tiroid, esofagus
bagian servikal, dan laring
Level V Kelenjar getah bening di sekitar nervus
(posterior triangle group) asesoris pertengahan bawah dan arteri
Sublevel VA servikal transversa
Sublevel VB Kelompok ini mempunyai risiko metastasis
keganasan dari nasofaring, orofaring, dan
struktur kulit pada posterior kepala dan leher
Di atas batas inferior arkus krikoideus
anterior, termasuk kelenjar asesoris spinal
Di bawah batas inferior arkus krikoideus
anterior, termasuk kelenjar supraklavikula
(kecuali nodus Virchow di level IV)
Level VI Kelenjar getah bening di antara tulang hioid
(anterior triangle group) dan takik suprasternal (suprasternal notch)
Kelompok ini mempunyai risiko untuk
metastasis keganasan dari tiroid, laring
bagian glotis dan subglotis, apeks sinus
piriformis, dan esofagus bagian servikal

Anda mungkin juga menyukai