Anda di halaman 1dari 59

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................ ........... 2


LATAR BELAKANG ...................................................................... ........... 2
RUMUSAN MASALAH ................................................................. ........... 2
TUJUAN .......................................................................................... ........... 3
MANFAAT ..................................................................................... ........... 3
BAB II. ISI ...................................................................................... ........... 4
KARBANION ................................................................................. ........... 4
RADIKAL BEBAS ......................................................................... ........... 20
NUKLEOFILIK .............................................................................. ........... 38
BAB III. PENUTUP ....................................................................... ........... 57
KESIMPULAN .............................................................................. ........... 57
DAFTAR PUSTAKA .................................................................... ........... 59

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kimia organik dapat dikatakan jauh lebih banyak menyentuh
kehidupan sehari-hari, karena hampir semua reaksi-reaksi yang
menyangkut organisme hidup melibatkan senyawa-senyawa organik. Ahli-
ahli kimia telah demikian tinggi kemampuannya sehingga telah dapat
menciptakan zat-zat organik melalui proses sintesis yang tak ditemukan di
alam. Sudah barang tentu dalam merencanakan pembuatan atau sintesis ini
harus memerlukan pengetahuan tentang ikatan dan struktur dari senyawa-
senyawa organik.
Dalam kehidupan kita sehari-hari tidaklah terlepas dari senyawa
organic karena ia merupakan penyusun sebagian besar system kehidupan.
Kimia organic sendiri adalah bagian dari ilmu kimia yang mempelajari
senyawa karbon. Melihat betapa banyaknya peran ilmu kimia organic
dalam kehidupan sehari-hari sehingga kimia organic menempati peran
yang penting pula dari banyak bidang studi. Sebagian besar penyusun
makhluk hidup di bumi yang tersusun atas gugus karbonil yang terdapat
dalam bentuk persenyawaannya dikenal sebagai senyawa organik.
Penulisan makalah ini di latar belakang ioleh matakuliah Kimia Organik
Lanjut pada semester V yang salah satu pokok bahasannya adalah
karbanion, radikal bebas dan nukleofilik.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari karbanion?
2. Bagaimana bentuk struktur dari senyawa karbanion?
3. Bagaimana proses dalam kondensasi suatu senyawa?
4. apakah pengertian dari radikal bebas ?
5. apa manfaat mempelajari radikal bebas?
6. apakah pengertian Nukleofilik ?

2
7. bagaimana subtitusi dari nukleofilik dengan berbagai senyawa ?

C. Tujuan
Dapat mengetahui segala sesuatu tentang senyawa karbanion,
radikal bebas, dan subtitusi nukleofilik.

D. Manfaat
1. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari karbanion?
2. Pembaca dapat mengetahui bentuk struktur dari senyawa karbanion?
3. Pembaca dapat mengetahui proses dalam kondensasi suatu senyawa?
4. Pembaca dapat mengetahui pengertian dari radikal bebas ?
5. Pembaca dapat mengetahui manfaat mempelajari radikal bebas?
6. Pembaca dapat mengetahui pengertian Nukleofilik ?
7. Pembaca dapat mengetahui subtitusi dari nukleofilik dengan berbagai
senyawa ?

3
BAB II
ISI

A. ENOLAT KARBANION
Enol (juga disebut sebagai alkenol) adalah alkena yang mempunyai
gugus hidroksil yang melekat pada karbon berikatan rangkap dua. Enol dan
senyawa karbonil (seperti keton dan aldehida) sebenarnya adalah isomer; ini
dikenal sebagai tautomerisme keto-enol: Bentuk enol ditunjukkan pada
gambar sebelah kiri. Biasanya ia tidak stabil dan berubah dengan cepat
menjadi bentuk keto (keton) pada gambar sebelah kanan. Hal ini dikarenakan
oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga oksigen membentuk
energi ikatan rangkap yang lebih kuat. Ikatan ganda karbon-oksigen
(karbonil) lebih kuat dua kali lipat daripada ikatan tunggal karbon-oksigen,
namun ikatan ganda karbon-karbon lebih lemah daripada dua ikatan tunggal
karbon-karbon.
Hanya dalam senyawa 1,3-dkarbonil dan 1,3,5-trikarbonil yang memiliki
bentuk enol yang stabil. Hal ini disebabkan oleh resonansi dan ikatan
hidrogen antarmolekul yang terjadi pada bentuk enol dan tidak mungkin
terjadi pada bentuk keto. Oleh karenanya, pada kesetimbangan, lebih dari
99% molekul propanadial (OHCCH2CHO) berbentuk monoenol. Persentase
tersebut lebih rendah untuk keton 1,3-aldehida dan diketon. Enol (dan enolat)
merupakan zat antara yang penting pada banyak reaksi organik.
Ion Enol
Perkataan enol dan alkenol adalah akronim dari alkena (-ena) dan
alkohol (-ol).Ketika gugus hidroksil (OH) pada sebuah enol
melepaskan ion hidrogen (H+), akan terbentuk enolat yang bermuatan
negatif: Enolat hanya akan terdapat pada kondisi yang bebas asam
Brnsted karena secara umum enolat bersifat sangat basa. ( Wikipedia
bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas). Senyawa 1,3-dikarbonil dan
1,3,5-trikarbonil sedikit asam karena adanya stabilisasi resonansi yang

4
kuat yang terjadi ketika satu atom hidrogen dilepaskan (dari bentuk
keto maupun enol). Resonansi enol memiliki analogi yang sama yang
digunakan untuk menjelaskan keasaman fenol, yakni terjadi
delokalisasi muatan negatif ion enolat ke karbon alfa. Ion-ion enolat ini
sangatlah berguna dalam sintesis senyawa alkohol dan karbonil yang
rumit. Ia sangat berguna karena karbon- gugus enolat bersifat
nukleofilik.(Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).
Pada keton (sejenis karbonil) dengan hidrogen- yang asam pada
kedua karbon di sebelah gugus karbonil, selektivitas deprotonasi dapat
dicapai untuk mendapatkan enolat yang kita inginkan. Pada
temperatur rendah (-78 C, yakni dengan penangas es kering), pelarut
aprotik, dan basa seperti LDA, proton kinetik dapat dilepaskan.
Proton kinetik adalah proton yang secara sterik lebih mudah
dijangkau. Di bawah kondisi termodinamik (temperatur yang lebih
hangat, basa lemah, dan pelarut protik), kesetimbangan terjadi antara
keton dengan dua enolat yang memungkinkan. Enolat yang
difavoritkan diistilahkan sebagai enolat termodinamik dan
difavoritkan karena ia memiliki aras energi yang lebih rendah dari
enolat yang dimungkinkan lainnya.(Wikipedia bahasa Indonesia,
ensiklopedia bebas).
Enols dan Anion enolat: Proses dimana sebuah atom hidrogen
terikat pada atom karbon karbonil sebuah senyawa (di-hidrogen
atom ) bergerak ke atom oksigen karbonil dikenal sebagai enolisasi
atau-enol tautomerisme keto. Karbonil isomerik dan struktur enol
adalah tautomers. The Besarnya enolisasi tergantung pada keasaman-
proton lebih asam di-proton, yang lebih mungkin yang enolisasi dan
karenanya konstanta kesetimbangan untuk tautomerisme K T akan
lebih tinggi. Biasanya, bentuk karbonil lebih disukai, namun faktor
struktural dapat secara signifikan mempengaruhi K T antara keto dan
bentuk enol dikatalisis oleh asam dan dasar. Dalam air asam, protonasi
cepat gugus karbonil terjadi pertama, yang diikuti dengan

5
penghapusan -proton oleh air di tingkat mengendalikan langkah
menuju ke enol. (Prof. Santosh Gharpure Prof Santosh Gharpure )
Pada kondisi dasar, abstraksi dari atom hidrogen- adalah tingkat awal
pengendali. langkah. Proton abstraksi dari pelarut menyelesaikan
proses enolisasi. Seperti dapat dilihat, proses ini pada dasarnya reaksi
asam-basa dan melibatkan keseimbangan. senyawa Karbonil jauh
lebih asam (kita jelas mengacu Bronsted keasaman) dari Analog
hidrokarbon mereka. enolat anion adalah dari dasar dan senyawa
karbonil konjugasi adalah resonansi stabil. Hal ini juga dapat
bertindak sebagai nukleofil fakta ini dalam adalah dasar dari
reaktivitas mereka dalam berbagai reaksi antara dari alkilasi, reaksi
aldol lebih reaksi iodoform kompleks. Ide umum sebuah nilai-nilai
berbagai asam karbon akan membantu kita untuk memahami reaksi-
reaksi yang lebih baik dan juga akan memungkinkan kita untuk
memutuskan apa dasar dapat digunakan untuk deprotonasi diberikan
proton dalam kondisi tertentu. tergantung pada sumber sedikit variasi
dalam jumlah yang mungkin sedemikian rupa sehingga keseimbangan
akan hampir secara eksklusif terhadap enolat.(Kami menyebutnya
sebagai deprotonasi dalam kondisi kinetik.) (Prof. Santosh Gharpure
Prof Santosh Gharpure ).
Ada satu faktor lagi yang kita perlu diingat sebelum kita
melangkah lebih jauhuntuk deprotonasi aseton? Ideally Idealnya
berbicara, ya, asalkan kita kebasaan hanya ke rekening. pKa of
conjugate acid is more pKa asam konjugat lebih dibandingkan dengan
proton untuk dicabut. Namun, satu lagi aspek kita harus khawatir
tentang adalah nucleophilicity Meli atau Buli juga nukleofil yang
baik seperti Grignard reagen. Jadi mereka biasanya tidak digunakan
untuk deprotonasi melainkan non-nukleofilik, LDA besar
(diisopropilamida lithium) atau LiHMDS (hexamethyldisilazide
lithium) adalah lebih sering digunakan. Kita harus melihat pada C = O
juga. Karena polarisasi ikatan C = O, itu dapat bertindak sebagai

6
elektrofil di pusat karbon atau sebagai nukleofil (atau dasar) melalui
oksigen atau -karbon (Prof. Santosh Gharpure Prof Santosh
Gharpure ).
Kinetika dan Termodinamika enolat
Generasi enolat keton adalah pada kali menantang karena mereka
menimbulkan masalah dalam keton dapat memiliki proton enolizable
di kedua sisi karbonil kelompok. Masalahnya tidak begitu banyak bila
satu sisi keton tidak memiliki proton enolizable (acetophenone
misalnya) atau keton adalah simetris (misalnya 3-pentanone). Masalah
sebenarnya adalah dengan keton tidak simetris di mana proton
enolizable yang hadir pada Sisi. Untuk reaksi yang sukses, kita harus
mengontrol sisi enolat terbentuk. Jika salah satu dari dua proton secara
signifikan lebih asam, pembentukan enolat selektif adalah lurus ke
depan. Misalnya dalam kasus acetoacetate etil, ada dua jenis
enolizable protons. Namun, hanya satu dari dua proton adalah
terdeprotonasi pertama (Prof. Santosh Gharpure Prof Santosh
Gharpure ).
Prinsip ini dapat diperpanjang lebih jauh dimana perbedaan
dalam keasaman dari proton. di kedua sisi ini tidak diucapkan. dua
enolat yang mungkin seperti yang ditunjukkan. Sekarang enols dan
enolat adalah alkena dan karenanya semakin menggantinya, semakin
stabil akan. Jadi, ketika kesetimbangan adalah mungkin, enolat lebih
stabil akan membentuk. Hal ini dimungkinkan jika tersedia sumber
proton, dalam hal ini yang sedikit berlebihan keton itu sendiri dapat
bertindak sebagai sumber proton. Sekarang bandingkan situasi dimana
kami menggunakan yang kuat, basis besar seperti LDA. LDA is too
LDA terlalu menghambat dan menyerang paling tidak terhalang ikatan
CH ke grup karbonil. Ini juga suka untuk menyerang asam CH
obligasi lebih dan ikatan CH pada diganti karbon kurang memang
Selain itu, statistik membantu dengan proton lebih hadir pada kurang
diganti atom karbon Faktor-faktor ini mengkombinasikan dan

7
memastikan bahwa kita membentuk diganti kurang enolat (Prof.
Santosh Gharpure Prof Santosh Gharpure).
Sebagai produk utama yang disediakan kami tidak
mengijinkan ekuilibrium yang akan dicapai yang akan mengarah pada
pembentukan enolat lebih stabil. Hal ini dapat dicapai dengan
mengendalikan beberapa hal suhu biasanya dipertahankan pada -78.
reaksi biasanya kali pendek dan menggunakan kelebihan dasar
dibandingkan dengan keton pada semua waktu yang dapat dengan
mudah dicapai dengan menambahkan keton drop-bijaksana untuk
basis. Enolat ini yang dibentuk lebih cepat (Prof. Santosh Gharpure
Prof Santosh Gharpure )
Kimia karbanion
Karbanion adalah sejenis anion dari karbon yang memiliki satu
pasangan elektron menyendiri. Karbanion memiliki geometri trigonal
piramida dan secara formal merupakan konjugat basa dari
asamkarbon:
R3C-H + B R3C + H-B dengan B merujuk pada basa.
Karbanion merupakan salah satu dari beberapa zat antara reaktif kimia
organik. Karbanion merupakan sejenis nukleofil. Stabilitas dan
reaktivitas karbanion ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Efek induktif. Atom-atom elektronegatif yang berada di sekitar
muatan akan menstabilisasikan muatan tersebut;
2. Hibridisasi dari atom yang bermuatan. Semakin banyak karakter s
dari atom bermuatan tersebut, semakin stabil anion tersebut;
3. Konjugasi dari anion. Efek resonansi dapat menstabilisasi anion.

Hal ini terutama terjadi pada anion yang terstabilisasi oleh karena
aromatisitas. Karbanion merupakan zat antara reaktif dan sering
ditemukan pada reaksi kimia organik (misalnya pada reaksi
eliminasi E1cB dan reaksi kimia organologam (misalnya pada
reaksi Grignard). Walaupun merupakan zat antara, terdapat pula

8
karbanion yang stabil. Pada tahun 1984, Olmstead berhasil
membuat garam litium eter mahkota dari karbanion difenilmetil,
dibuat dari difenilmetana, butil litium, dan 12-mahkota-4 pada
temperatur rendah.[1]: Dengan menambahkan n-butillitium ke
trifenilmetana dalam THF pada tempratur rendah dan diikuti
penambahkan 12-mahkota-4, dihasilkan larutan berwarna merah
dan kompleks garam mengendap pada suhu -20 C. Panjang ikat C-
C pusat adalah 145 ppm dengan cincin fenil terdesak pada sudat
rata-rata 31,2. Salah satu cara mendeteksi karbanion dalam larutan
tersebut adalah dengan menggunakan NMR proton [2]. Spektrum
dari siklopentadiena dalam DMSO menunjukkan empat proton
vinilik pada 6,5 ppm dan 2 proton metilena pada 3 ppm, sedangkan
anion siklopentadienil memiliki penyerapan tunggal pada 5,50
ppm.
Pembentukan ikatan CC mendasar untuk sintesis organik.
Dari sekitar sepuluh produk petrokimia yang banyak tersedia apa
yang kita sebut sebagai alam hari ini, kita mampu membuat jutaan
senyawa obat mulai dari ke dyes. pewarna. kemajuan kimia ini
mungkin sebagian besar disebabkan karena perkembangan organik
dan khususnya kemampuan para ahli kimia sintetik untuk
mengubah struktur melalui CC yang lebih baru obligasi formasi
Sebagian besar reaksi ini melibatkan intermediet Karbanion. Kita
semua terbiasa dengan faktor-faktor yang menstabilkan karbanion.
Pada bagian ini, kita akan harus fokus pada salah satu serbaguna
Karbanion paling intermediate yaitu enolat, dengan utilitas mereka
dalam berbagai formasi ikatan CC menjadi isu sentral dalam
diskusi.
Mekanisme reaksi substitusi elektrofilik unimolekuler
(SE1) terdiri dari dua tahap, yaitu tahap ionisasi yang berlangsung
lambat dan merupakan tahap penentu laju reaksi, dan tahap

9
penggabungan karbanion dengan elektrofil yang berlangsung
cepat.
Laju reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 tidak
dipengaruhi oleh konsentrasi elektrofil karena tahap penentu laju
reaksi adalah tahap ionisasi (pembentukan karbanion). Contohnya
adalah reaksi brominasi pada atom karbon yang mengikat gugus
penarik elektron yang dikatalisis oleh basa. Pada reaksi brominasi
2-nitropropana, laju reaksi tidak dipengaruhi oleh konsentrasi brom
tetapi hanya dipengaruhi oleh konsentrasi 2-nitropropana. Produk
reaksi yang mengikuti mekanisme SE1 dapat menghasilkan produk
dengan mempertahankan konfigurasi semula (retensi), atau
rasemisasi, atau pembalikan konfigurasi (inversi) sebagian,
tergantung pada faktor-faktor kestabilan karbanion, konsentrasi
elektrofil, kekuatan elektrofil, dan konfigurasi karbanion.
Reaksi akan menghasilkan produk rasemisasi jika :
1) Karbanion terstabilkan oleh delokalisasi dan konsentrasi
elektrofil rendah atau kekuatan elektrofilnya rendah,
2) Karbanion berstruktur datar dan muatan negatif terdelokalisasi
sehingga elektrofil dapat menyerang karbanion dari kedua sisi,
3) Karbanion berstruktur tetrahedral tetapi membentuk campuran
kesetimbangan anion enantiomerik dengan laju yang lebih
cepat daripada laju pembentukan produk.
Karbanion yang berstruktur tetrahedral digambarkan sebagai
berikut:
Contoh reaksi SE1 yang menghasilkan campuran rasemat adalah
reaksi antara anion 2-fenil-2-sianobutanoat dengan metanol:
Reaksi SE1 yang berlangsung dengan mempertahankan konfigurasi
semula (retensi) dapat terjadi dengan dua cara:
1) Karbanion berstruktur datar dan tersolvasi secara tidak simetris
oleh elektrofil pada sisi yang sama dengan kedudukan gugus
pergi.

10
2) Karbanion berstruktur tetrahedral dan elektrofil terikat sebelum
karbanion berubah ke struktur enantiomernya.

Contoh reaksi SE1 yang berlangsung dengan mempertahankan


konfigurasi semula adalah: Reaksi SE1 yang menghasilkan produk
dengan pembalikan konfigurasi (inversi) terjadi pada sistem
dengan karbanion berstruktur datar dan tersolvasi secara tidak
simetris sebagai zat antara (intermediate). Anion ini tersolvasi pada
sisi yang sama dengan kedudukan gugus pergi oleh molekul yang
terbentuk dari gugus pergi dan elektrofil menyerang dari sisi yang
berlawanan.

Keasaman Hidrogen Alfa


Suatu hidrogen yang berposisi terhadap suatu gugus
karbonil bersifat asam terutama karena stabilisasi-resonansi dari
anion produknya.

Karena stabilisasi-resonansi dalam ion enolat (dari) aseton,


aseton bersifat asam yang jauh lebih kuat daripada suatu alkana.
(Namun, aseton hanya sepersepuluh ribu etanol dalam hal kuat
asam).

11
Hidrogen alfa dari satu ester lebih sukar diikat daripada
hidrogen suatu aldehida atau keton, karena oksigen karbonil
sudah mengemban muatan negatif parsial dari delokalisasi
elektron-elektron pada oksigen alkoksi; oleh karena itu gugus
karbonil agak kurang mampu mendelokalisasi muatan negatif
anion (dari) enolat itu. Struktur-resonansi untuk suatu ester yang
khas, etil asetat, adalah sebagai berikut:

O O

CH3 C OCH2CH3 CH3 C OCH2CH3


Karena hidrogen kurang mudah diambil, suatu ester sederhana
tidak seasam keton.

H O

CH2COCH2CH3
etil asetat
pKa = 25

Suatu hidrogen terhadap suatu gugus karbonil tunggal


kurang bersifat asam dengan alkohol; oleh karena itu, pengolahan
aldehida, keton atau ester dengan suatu alkoksida menghasilkan
ion enolat dalam konsentrasi yang sangat rendah. Jika diinginkan
konsentrasi yang cukup tinggi, haruslah digunakan basa yang jauh
lebih kuat, misalnya NaNH2 atau NaH.

12
O O

CH3COCH2CH3 + OCH2CH3 CH2COCH2CH3 + HOCH2CH3

etil asetat tak disukai etanol


pKa = 25 pka = 16

O O

CH3COCH2CH3 + NH2 CH2COCH2CH3 + NH3


disukai pKa = 35
pKa = 25

Jika suatu hidrogen adalah alfa terhadap dua gugus


karbonil, muatan negatif dapat didelokalisasikan oleh kedua gugus
C=O. Hidrogen semacam itu lebih asam daripada hidrogen alkohol.
Dapat diperoleh enolat dengan konsentrasi tinggi-bila suatu
senyawaan -dikarbonil diolah dengan suatu alkoksida.

O
O O O

CH3CCH2CCH3 + OCH3 CH3CCHCCH3 + CH3OH

2,4-pentanadion disukai pKa = 15,5


pKa = 9

O
O O O O O

CH3C CHCCH3 CH3C CH CCH3 CH3CCH CCH3

Tak hanya suatu gugus karbonil, tetapi gugus penarik-


elektron yang kuat apa saja, akan menaikkan keasaman hidrogen
alfa. Beberapa senyawaan lain yang lebih asam daripada etanol
adalah:

13
O

CH3CH2OCCHCN NCCHCN CH2NO2

H H H

NO2

CHCN O2N CH2

H H

Alkilasi Ester Malonat


Salah satu alat yang lebih tangguh yang dimiliki ahli kimia
organik sintetik ialah reaksi antara suatu enolat dan alkil halida.
Dalam sub-bab ini, akan ditekankan alkilasi dari ester malonat.
Pada umumnya, produk akhir dari alkilasi ester malonat adalah
asam asetat tersubstitusi-. Dalam contoh berikut ini, gugus R
berasal dari RX.
Umum:
dari RX
O

(1) Na+ -
OC2H5 H2O, H
CH2(CO2C2H5)2 RCH(CO2C2H5)2 RCH2COH
kalor
(2) RX
- CO2
dietil malonat suatu dietil suatu asam asetat
(ester malonat) alkilmalonat tersubstitusi-
dari RX

CH2(CO2C2H5)2 (1) Na+ -OC2H5 H2O, H+


CH3CH2CH(CO2C2H5)2 CH3CH2CH2CO2H
(2) CH3CH2Br 115O
-CO2
dietil malonat dietil etilmalonat asam butanoat
80%

Alkilasi ester malonat terdiri dari empat reaksi yang


terpisah: (1) pembuatan enolat; (2) alkilasi sebenarnya; dan (3)

14
hidrolisis ester yang diikuti oleh (4) dekarboksilasi dari asam -
dikarboksilat yang dihasilkan.

pembuatan enolat:

CH2(CO2C2H5)2 + Na+ -OC2H5 -


Na+ CH(CO2C2H5)2 + HOC2H5
alkilasi:

CH3CH2-Br + -CH(CO2C2H5)2 CH3CH2-CH(CO2C2H5)2 + Br-

Hidrolisis dan dekarboksilasi:


CO2H
H2O, H+ -CO2
CH3CH2CH(CO2C2H5)2 CH3CH2CH2 CH3CH2CH2CO2H
Kalor Kalor

CO2H

Meskipun banyak reaksi kimia yang terlibat dalam deret


ini, prosedur laboratoriumnya sangatlah sederhana, karena semua
reaksi dapat berlangsung dalam wadah yang sama. Masing-masing
tahap akan dibahas secara lebih rinci sebagai berikut:

A. Pembuatan enolat
Enolat ester malonat biasanya dibuat dengan mengolah
ester itu dengan natrium etoksida. Oleh karena itu, tahap 1 ialah
melarutkan logam natrium dalam etanol tak-berair (bukan etanol
95%). Etanol berlebihan berperan sebagai pelarut untuk reaksi itu.
Tahap 2 ialah penambahan dietil malonat. Ion etoksida merupakan
basa lebih kuat daaripada ion enolat; oleh karena itu
keseetimbangan asam-basa terletak pada sisi ion enolat yang
terstabilkan oleh resonansi.
Na + C2H2OH -
Na+ OC2H5 + 1/2H2

O
O
O O

C2H5OCCH2COC2H5 + -OC2H5 C2H5OCCHCOC2H5 + HOC2H5


disukai

15
B. Alkilasi
Reaksi alkilasi adalah khas penukargantian SN2 oleh suatu
ukleofil. Metal halide dan akil halida primer memberikan hasil
terbaik, sementara alkil halide memberikan rendemen yang lebih
rendah karena adanya reaksi eliminasi yang menyaingi. (alkil
halida tersier akan memberikan semata-mata produk eliminasi, dan
aril halide tidak reaktif pada kondisi SN2).

SN2
(C2H5O2C)2CH- + CH2-Br (C2H5O2C)2CHCH2 + Br-

CH3
CH3

Produk alkilasi masih mengandung sebuah hidrogen asam:


O

C2H5OC CH2CH3

C2H5OC H
bersifat asam
O
Hidrogen kedua ini dapat diikat oleh basa, dan suatu gugus
R kedua dapat disubstitusikan pada ester malonat. Gugus kedua ini
dapat sama ataupun berlainan dengan gugus pertama.

Na+ -
OC2H5
CH3CH2CH(CO2C2H5)2
CH3
dietil etilmalonat
CH3I CH3CH2C(CO2C2H5)2
CH3CH2C(CO2C2H5)2
dietil
suatu enolat
etilmetilmalonate

16
C. Hidrolisis dan dekarboksilasi
Telah disebut di depan bahwa suatu senyawaan dengan
suatu gugus karboksil beta terhadap suatu gugus karbonil akan
mengalami dekarboksilasi bila dipanasi. Jika ester malonat
(tersubstitusi ataupun tidak) dihirolisis dalam larutan asam yang
panas terbentuklah suatu dwiasam- dan dapat menjalani
dekarboksilasi. (kadang-kadang dekarboksilasi baru terjadi pada
saat dwiasam ini disuling).
O
O O

CCH2COH
Kalor
CCH3 + CO2

Hidrolisis dan dekarboksilasi:


O O

R COC2H5 R COH
H+, H2O -CO2 R
C C
kalor CHCO2H
R' COC2H5 R' COH
R'

O O
suatu asam asetat
suatu ester malonat tersubstitusi-
tersubstitusi-

Dwiasam dapat diperoleh dengan penyabunan diesternya


(dalam basa), kemudian diikuti pengasaman). Dengan cara ini tak
dikenakan pemanasan dan asam itu tidak cenderung mengalami
dekarboksilassi:
penyabunan dan pengasaman:

R CO2C2H5 R CO2- R CO2H


-
H2O, OH H+
C C C
kalor
' ' -
R CO2C2H5 R CO2 R' CO2H

suatu asam malonat


tersubstitusi-

17
Kondensasi Clasein
Reaksi kondensasi Claisen adalah reaksi antara 2 ester atau
bisa juga reaksi antara 1 ester dengan senyawa karbonil lainnya
yang terjadi karena adanya senyawa basa kuat sehingga
terbentuknya senyawa baru yang lebih besar. Persyaratan yang
diperlukan untuk terjadinya reaksi ini adalah
1. Minimal salah satu dari senyawa yang bereaksi itu memiliki
proton alfa yang bisa mengalami deprotonisadi untuk
pembentukan anion enolat.
2. Basa yang digunakan digunakan adalah basa yang memiliki
gugus alkyl yang sama dengan gugus alkil ester. Misalnya untuk
mereaksikan etil asetat maka basa yang digunakan adalah
natrium asetat.
3. Alkoxy dari ester haruslah sebuah leaving group yang bagus.
Metil dan etil yang akan menghasilkan leaving group metoksi
dan etoksi, adalah merupakan jenis alkoksi yang biasa
digunakan.
Kondensasi Clasein Silang
Dalam sebuah reaksi, dua ester berlainan dapat digunakan
dalam kondensasi Claisen. Hasil terbaik diperoleh jika hanya satu
dari ester itu yang memiliki sebuah hidrogen alfa.Kondensasi
Claisen silang dapat dilakukandengan berhasil antara keton dan
ester, tanpa mempedulikan apakah ester itu mengandung hidrogen
alfa atau tidak. Hidrogen dari keton lebih disukai untuk diikat
(oleh basa), karena keton lebih asam dari pada ester. Karena alasan
ini, maka Claisen silang lebih disukai dari pada kondensasi Claisen
dari ester (tanpa melibatkan ketonnya).
Kondensasi Aldol
Suatu reagesia yang memiliki suatu atom karbon
nukleofilik dapat menyerang karbon yang positif parsial dari suatu
gugus karbonil.

18
Apabila suatu aldehida diolah dengan basa seperti NaOH
dalam air, ion enolat yang terjadi dapat bereaksi pada gugus
karbonil dari molekul aldehida yang lain. Hasilnya adalah adisi
molekul aldehida ke molekul aldehida lain.

Reaksi ini deisebut suatu reaksi kondensasi aldol. Kata


aldol yang diturunkan dari aldehida dan alkohol, menghasilkan
produk tersebut yang merupakan aldehida -hidroksi. Suatu reaksi
kondensasi adalah reaksi dimana dua molekul atau lebih bergbung
menjadi satu molekul yang besar, dengan atau tanpa hilangnya
suatu molekul kecil (seperti air). Kondensasi aldol merupakansuatu
reaksi adisi dimanatidak dilepaskan suatu molekul kecil.
Kondensasi aldol berlangsung jika asetaldehida diolah
dengan larutan natrium hidroksida berair, membentuk ion enolat
dalam konsentrasi rendah. Reaksinya bersifat reversibel artinya
dapat kembali, -pada saat ion enolat bereaksi, akan terbentuk lagi
yang baru.

19
Ion enolat bereaksi dengan suatu molekul aldehida lain
dengan cara mengadisi pada karbon karbonil untuk membentuk
suatu ion alkoksida yang kemudian merebut sebuah proton dari
dalam air untuk menghasilkan produk dari aldol tersebut

Kondensasi Aldol Silang/Campuran


Kondensasi yang terjadi pada dua senyawa yang HANYA
salah satu senyawa memiliki hidrogen alfa

B. RADIKAL BEBAS
Akhir-akhir ini di dalam majalah, surat kabar bahkan menonton iklan
di televisi, maupun seminar-seminar ilmiah banyak dibahas mengenai radikal
bebas.
Apa sebenarnya radikal bebas dan antioksidan itu, bagaimana bekerjanya
sehingga bisa merusak sel-sel tubuh dan apakah ada manfaatnya terhadap
kesehatan kita?
Hingga permulaan abad ke 20, tidak seorangpun mengetahui bahwa
radikal bebas dapat berwujud dan bekerja secara bebas. Pemahaman ilmiah

20
kita tentang hubungan radikal bebas dengan antioksidan baru muncul pada
tiga hingga empat dekade terakhir ini.
Pengetahuan baru ini, kini banyak diterapkan oleh para dokter di ruang
praktek dan klinik-klinik di seluruh negeri tetapi sebagian besar hasil
penelitian yang ada dalam pustaka ilmiah itu sesungguhnya masih belum
diterapkan secara baik bagi pasien. Jadi agar dapat mendiskusikan berbagai
masalah penting tentang masalah penyakit dan kesehatan dikaitkan dengan
radikal bebas dan antioksidan ini maka ada perlunya kita mengetahui
perkembangan paling mutakhir dalam bidang kesehatan. Hanya dengan
informasi itu, kita dapat berharap mengerti semua informasi tentang apa saja
yang dapat dilakukan radikal bebas terhadap kita dan apa saja yang dapat
dilakukan antioksidan untuk kita.
Para pakar kimia di abad ke 19 semula menggunakan istilah radikal
bebas untuk suatu kelompok atom yang membentuk suatu molekul. Pada saat
itu, para ilmuwan tidak percaya bahwa radikal bebas dapat berada dalam
keadaan bebas.
Terjadi perubahan drastis pada abad ke 20 dari hasil kerja seorang rusia
bernama Moses Gomberg yang lahir di Blisavetgrad pada tahun 1866 dan
hijrah bersama keluarga ke Amerika serikat pada usia 18 tahun yang
mendapat gelar Doktor di universitas Micihigan pada 1894., dia membuat
radikal bebas organik pertama dari trifenilmetan suatu senyawa hidrokarbon
yang digunakan sebagai bahan dasar berbagai zat pewarna. Sebagai hasil dari
penelitian Gomberg dan ilmuwan lain pada tahun-tahun pertama abad ke 20
istilah radikal bebas kemudian diartikan sebagai molekul yang relatif tidak
stabil yang mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan di
orbit luarnya. Oleh karena elektron yang tidak berpasangan itu mengitari orbit
mereka. Di dalam molekul mereka membentuk semacam efek magnet yang
menyebabkan radikal bebas berikatan dengan molekul-molekul di dekatnya.
Banyak radikal bebas sangat tidak stabil sehingga keberadaan mereka hanya
sesaat , selama hidup mereka yang sangat singkat itu radikal bebas bertindak

21
seperti katalis yang menjembatani reaksi kimia dan berubah bentuknya dalam
molekul lain.
Sebenarnya radikal bebas ini penting artinya bagi kesehatan dan fungsi
tubuh yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan
mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ dalam
tubuh kita. Kunci kerjanya radikal bebas yang aman dan efektif dalam tubuh
kita bila tidak dalam jumlah yang berlebihan atau dalam keadaan seimbang,
akan tetapi masalahnya adalah mekanisme keseimbangan tubuh kita yang
sangat rapuh ini sering sekali keluar jalur sehingga menimbulkan penyakit.
Saat tubuh kita dipenuhi radikal bebas yang berlebihan maka molekul
yang tidak stabil yang berada didalam tubuh kita berubah bentuk menjadi
molekul pemangsa. Mereka mulai bergerak liar dan menyerang bagian tubuh
yang sehat maupun yang tidak sehat sehingga terjadi penyakit.
Berbagai penyakit yang telah diteliti dan diduga kuat berkaitan dengan
aktivitas radikal bebas. Penyakit-penyakit tersebut mencakup lebih dari 50
kelainan seperti Stroke, Asma, Pankreatitis, Berbagai penyakit radang usus,
Penyumbatan kronis pembuluh darah di jantung, Penyakit parkinson, Sel
Sickle Leukemia, Artritis rematoid, Perdarahan otak & tekanan darah tinggi,
bahkan AIDS.
Untuk memperbaiki keadaan ini tubuh kita membentuk pembasmi
radikal bebas yang dikenal sebagai antioksidan endogen. Antioksidan
endogen ini akan menetralisir radikal bebas yang berlebihan itu sehingga
tidak merusak tubuh. Antioksidan endogen ini dikemukakan oleh ilmuwan
Amerika pada tahun 1968 oleh J.M. Mc Cord dan I. Fridovich yang
menemukan enzim antioksidan alami dalam tubuh manusia yaitu Superoksid
dismutase yang saat ini disingkat SOD. Hanya dalam waktu singkat setelah
teori tersebut disampaikan, selanjutnya ditemukan enzim-enzim antioksidan
alami lainnya seperti Glutation peroksidase, Katalase yang siap menetralisir
radikal bebas yang berlebihan agar tetap seimbang. Saat ini enzim-enzim
antioksidan alami ini sudah dapat diperiksa kadarnya dalam tubuh di
laboratorium.

22
1. PENGERTIAN RADIKAL BEBAS
Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa
atom maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada
lapisan luarnya. Merupakan juga suatu kelompok bahan kimia dengan
reaksi jangka pendek yang memiliki satu atau lebih. Radikal ini
memiliki reaktivitas yang tinggi karena sangat tidak stabil yang
disebabkan oleh adanya elektron yang tidak berpasangan. Untuk
mendapatkan stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat
mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama sehingga segera
berikatan dengan bahan disekitarnya. Radikal bebas akan menyerang
molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat yang terambil
elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan memulai
suatu reaksi berantai, yang akhirnya terjadi kerusakan pada sel tersebut.
Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh
dan faktor eksternal seperti asap rokok, beberapa logam, hasil
penyinaran ultra violet, radiasi, zat kimiawi dalam makanan dan polutan
lain. Contoh radikal bebas sederhana adalah radikal hidroksil (HO),
yaitu senyawa yang mempunyai satu atom hidrogen terikat pada satu
atom oksigen. Contoh radikal bebas yang lain adalah karben (:CH2)
yang mempunyai dua elektron tak berpasangan, dan anion
superoksida(O2) yaitu molekul yang kelebihan elektron. Perhatikan
radikal bebas oksigen berikut ini.
2. STRUKTUR KIMIA RADIKAL BEBAS
Atom terdiri dari nukleus, proton, dan elektron. Jumlah proton
(bermuatan positif)dalamnukleus menentukan jumlah dari elektron
(bermuatan negatif) yangmengelilingiatomtersebut. Elektron berperan
dalam reaksi kimia dan merupakanbahanyangmenggabungkan atom -
atom untuk membentuk suatu molekul. Elektron mengelilingi, atau
mengorbit suatu atom dalam satu atau lebih lapisan Jika satu lapisanp
enuh, electron akan mengisi lapisan kedua.Lapisan kedua akan penuh
jika telah memiliki 8 elektron,dan seterusnya. Gambaran struktur

23
terpenting sebuah atom dalam menentukansifatkimianya adalah jumlah
elektron pada lapisan luarnya.Suatu bahanyangelectronlapisan luarnya
penuh tidak akan terjadi reaksi kimia. Karena atom-atom berusaha
untuk mencapai keadaan stabilitas maksimum,sebuah atom akan selalu
mencoba untuk melengkapi lapisan luarnya dengan menambah atau
mengurangi elektron untuk mengisi maupun mengosongkan lapisan
luarnya. Membagi elektron-elektronnya dengan cara bergabung
bersama atom yang lain dalam rangka melengkapi lapisan luarnya.
3. TAHAPAN PEMBENTUKAN RADIKAL BEBAS
a. Tahap Inisiasi Radikal Bebas
Tahap inisiasi adalah proses pembentukan awal suatu radikal
melalui pemisahan paksa (cleavage) secara homolisis. Pemaksa
pisahan ikatan sigma secara homolisis dapat dilakukan pada suatu
senyawa jika suhunya cukup tinggi (Stanley, 1988: 956).
Tahap 1 (inisiasi) :

h
R O O R R O O R

b. Tahap Propagasi Radikal Bebas
Pada hakikatnya, pembentukan awal beberapa radikal bebas
akan mengakibatkan perkembangbiakkan radikal-radikal bebas
baru dalam suatu reaksi pengabdian diri (self-perpetuating) yang
disebut reaksi rantai (Fessenden, 1986: 225). Apabila radikal
bebasnya sangat reaktif, misalnya radikal alkil, maka terjadi rantai
yang panjang karena melibatkan sejumlah besar molekul. Apabila
radikal bebasnya kereaktifannya rendah, misalnya radikal aril,
maka kemampuannya bereaksi rendah sekali, sehingga rantai yang
terjadi pendek, bahkan mungkin tidak terjadi rantai.
Tahap 2 (Propagasi) :

24
Cl H CH 3 + 1 kkal/mol H Cl + CH 3

CH 3 Cl Cl CH 3Cl + Cl + 25,5 kkal/mol

c. Tahap Terminasi Radikal Bebas


Reaksi penghentian yang paling umum meliputi
penggabungan dua spesies radikal bebas agar terbentuk reaksi yang
bukan radikal.
Terminasi (Penghentian):

Br Br Br Br

H H H H

Br C C Br Br C C Br

H H H H
4. PEMBENTUKAN RADIKAL BEBAS DALAM SEL
Radikal bebas diproduksi dalam sel yang secara umum melalui
reaksi pemindahan elektron, menggunakan mediator enzimatik atau
non-enzimatik. Produksi radikal bebas dalam sel dapat terjadi secara
rutinmaupun sebagai reaksi terhadap rangsangan. Secara rutin adalah

25
superoksida yang dihasilkan melalui aktifasi fagosit dan reaksi katalisa
seperti ribonukleotida.
Sedang pembentukan melalui rangsangan adalah kebocoran
superoksida, hidrogen peroksida dan kelompok oksigen reaktif (ROS)
lainnya pada saat bertemunya bakteri dengan fagosit teraktifasi. Pada
keadaan normal sumber tama radikal bebas adalah kebocoran elektron
yang terjadi dari rantai transport elektron, misalnya yang ada dalam
mitokondria dan endoplasma retikulum dan molekul oksigen yang
menghasilkan superoksida.Dalam kondisi yang tidak lazim seperti
radiasi ion, sinar ultraviolet, dan paparan energi tinggi lainnya,
dihasilkan radikal bebas yang sangat berlebihan.
5. PERTAHANAN SEL TERHADAP RADIKAL BEBAS
Sifat reaktif yang tersebar dari sistem pembentukan radikal
dalam sel menyebabkan evolusi mekanisme pertahanan terhadap efek
perusakan suatu bahan teroksidasi kuat. Gambar dibawah ini
menunjukkan aktifitas enzim intraseluler tersebut. SOD (superoksida
dismutase dan katalase) mengkatalisasi dismutasi dari superoksida dan
hidrogen peroksida. GSH (glutation) peroksidase mereduksi peroksida
hidrogen dan organik menjadi air dan alkohol.
GSH S-transferase melakukan pemindahan residu glutation
menjadi metabolit elektrofilik reaktif dari xenobiotic. Produksi glutation
teroksidasi (GSSG) direduksi secara cepat oleh reaksi yang
menggunakan NADPH yang dihasilkan dari berbagai sistem
intraseluler, diantaranya hexose-monophosphate shunt. Berbagai
isoenzim organel spesifik dari dismutase superoksida juga ditemukan.
SOD Zn, Cu merupakan sitoplasmik, sedangkan enzim Zn, Mn
mitokondrial. Isoenzim ini tidak ditemukan dalam cairan ekstraseluler.
Beberapa bahan tereduksi (tabel 2) juga bekerja sebagai
antioksidan, reduksi kelompok radikal aktif seperti radikal peroksi dan
hidroksi menjadi bentuk yang kurang reaktif misalnya air. Seperti
halnya pembangkitan kembali oksigen singlet. Penggabungan tersebut

26
juga mengakhiri reaksi radikal berantai. Pertahanan antioksidan
kimiawi bagai pedang bermata dua. Pertama, saat bahan
tereduksi menjadi radikal maka derivat radikalnya juga terbentuk.
Sehingga, jika suatu radikal sangat tidak stabil, reaksi radikal berantai
mungkin akan berlanjut. Kedua, bahan tereduksi dapat mereduksi
oksigen menjadi superoksida atau peroksida merupakan radikal
hidroksil dalam reaksi auto-oksidasi. Ascorbat dan asam urat dapat
berfungsi sebagai anti oksidan, ikut serta secara langsung dalam auto-
oksidasi, baik melalui reduksi aktifator oksigen lain seperti rangkaian
logam transisi atau quinone, atau bertindak sebagai kofaktor
enzim.Proses tersebut dapat melibatkan kemampuan askorbat untuk
depolimerisasi DNA, hambatan Na+/K+ ATPase otak, potensiasi
toksisitas paraquat, dan sebagai mediator peroksidasi lemak. Juga
mempunyai kontribusi kelainan patofisiologi dari metabolisme purin.
Sifat yang sesungguhnya campuran pro atau antioksidan untuk
bahan pereduksi khusus adalah integrasi kompleks dari beberapa faktor.
Pada kasus zat pembersih radikal hidroksil, produk dari interaksi radikal
dengan antioksidan umumnya kurang reaktif dibanding radikal
hidroksil. Radikal yang terbentuk tersebut cukup stabil dan dalam
konsentrasi cukup tinggi namun dapat terjadi mekanisme seperti pada
glutation dan superoksida. pH sangat mempengaruhi reduksi langsung
oksigen menjadi superoksida oleh senyawa sulfidril, sedangkan faktor
lokal lainnya seperti konsentrasi molar dari molekul oksigen juga punya
peranan penting.Oksigen singlet dan bagian triplet molekul yang
tereksitasi mungkin disempurnakan melalui interaksi bersama sistem
konjugasi sistem diene seperti yang ditemukan pada karoten, tokoferol,
atau melanin. Seperti antioksidan pereduksi, senyawa tersebut dapat
juga menghasilkan jenis elektron aktif dan mungkin juga penyakit.

27
6. PENYEBAB RADIKAL BEBAS
A. Dari Makanan Berlemak
Berikutnya penyebab dan pemicu terbentuknya radikal bebas
adalah makanan berlemak. Meskipun sebenarnya lemak memiliki
peranan penting dalam tubuh kita. Akan tetapi menyantap makanan
dengan lemak yang berlebihan khususnya lemak polyunsaterated
serta lemak hydrogenasi dapat menimbulkan radikal bebas.
Lemak polyunsaturated adalah lemak gak jenuh merupakan
lemak yang memiliki ikatan rangkap yang terdapat pada atom C-
nya. Ikatan ini mudah sekali untuk teroksidasi peroksidasi lipid yang
memicuterbentuknya radikal peroksida lipid. Makanan yang
berlemak polyunsaturated diantaranya adalah mayones serta saos
salad.
Sedangkan lemak hidrogenasi, merupakan lemak dengan ikatan
rangkap tak jenuhnya yang telah disubtitusi dengan hidrogen.
Lemak ini terdapat di margarin atau mentega tiruan. Memang
anggapan kita banyak sekali manfaat dari margarin minyak nabati
atau tumbuh-tumbuhan, rasanya juga enak serta baunya sedap.
Bahkan kebanyakan memiliki asumsi bahwa dengan mengkonsumsi
margarin akan bertambah sehat dibanding dengan mentega dari susu
hewan. Namun, perlu kita ketahui bahwa lemak hidrogensasi sangat
berbahaya sebab bisa merubah kemampuan daya serap selaput sel
sehingga akan menyebabkan fungsi dari selaput sel sebagai
pelindung menjadi tidak berarti.Hinggi kini banyak orang yang
belum sadar tentang ancaman bahaya dari lemak hidrogenasi.Dapat
kita liat sekarang kian banyak orang mengkonsumsi makanan-
makanan olahan, seperti kue tart, makanan ringan dan sebagainya.
Kondisi Lingkungan Yang Tidak Sehat. Radikal bebas dapat
disebabkan dan terbentuk dari asap rokok, serta pembakaran tidak
sempurna dari kendaraan, bahan pencemar, radiasi matahari,serta
radiasi kosmis yang menimbulkan terjadinya proses proses

28
oksidasi yang tidak sehatdan menimbulkanserentetan mekanisme
reaksi berbahaya dari radikal bebas.
B. PERAN RADIKAL BEBAS
Banyak radikal bebas sangat tidak stabil sehingga keberadaan
mereka hanya sesaat,selama hidup mereka yang sangat singkat itu
radikal bebas bertindak seperti katalis yang menjembatani reaksi
kimia dan berubah bentuknya dalam molekul lain. Sebenarnya
radikal bebas ini penting artinya bagi kesehatan dan fungsi tubuh
yang normal dalam memerangi peradangan, membunuh bakteri, dan
mengendalikan tonus otot polos pembuluh darah dan organ-organ
dalam tubuh kita. Kunci kerjanya radikal bebas yang aman dan
efektif dalam tubuh kita bila tidak dalam jumlah yang berlebihan
atau dalam keadaan seimbang, akan tetapi masalahnya adalah
mekanisme keseimbangan tubuh kita yangsangat rapuh ini sering
sekali keluar jalur sehingga menimbulkan penyakit. Saat tubuh kita
dipenuhi radikal bebas yang berlebihan maka molekul yang tidak
stabil yang berada didalam tubuh kita berubah bentuk menjadi
molekul pemangsa. Mereka mulai bergerak liar dan menyerang
bagian tubuh yang sehat maupun yang tidak sehat sehingga terjadi
penyakit.
C. TIPE RADIKAL BEBAS YANG DI KELOMPOKKAN DALAM
SPESIES
1. Spesies Oksigen Reaktif
Spesies oksigen reaktif diperoleh melalui proses
penambahan maupun reduksi molekul oksigen (O2). Berbagai
spesies oksigen yang merupakan radikal yang reaktif antara lain :
superoksida (O2), peroksida serta radikal hidroksil.Proses
pembentukan superoksida ditengarai oleh enzim oxidase
Nicotinamide adenina dinucleotide phosphate [NAD(P)H-
oksidase] dan enzim xantin-oksidase.

29
Pada keadaan tertentu seperti infeksi, enzim NAD(P)H-
oksidase yang terletak pada membran neutrofil akan teraktivasi 20
kali lebih banyak dibandingkan keadaan normal. Pada satu sisi
superoksida yang dihasilkan dapat membunuh bakteri, namun pada
sisi lain juga dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Xantin
oxidase merupakan hasil perubahan xantin dehidrogenase pada
keadaan iskemia. Xantin oxidase akan mengubah hipoxantin dan
xantin menjadi asam urat dengan menggunakan oksigen sebagai
katalisator.Padamitokondria terjadi metabolismo energi yang
mengubah 95% O2 menjadi air. Pada beberapa keadaan dapat
terjadi kebocoran rantai respirasi sehingga terjadi reduksi O2
menjadi superoksida.
Enzim sueproxide-dismutase (SOD) dapat mengubah
superoksida menjadi hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen
peroksida juga dapat diubah menjadi air (H2O) dengan bantuan
katalase atau glutathione (GSH) peroxidase. Glutation (GSH)
hdala tripeptida yang terdiri dari glutamat, sistein dan glisin 5.
Pada reaksi dengan GSH peroksidase,GSH akan mengalami
oksidasi menjadi glutation disulfida (GSSG),yang dapat diubah
kembali menjadi glutation melalui reduktase glutation dengan
bantuanNAD(P)H.
2. Species Nitrogen Reaktif
Oksida nitrit (NO) merupakan spesies nitrogen yang paling
reaktif. Oksida nitrit yang dihasilkan oleh berbagai sel dan jaringan
dengan bantuan enzim Nitric Oxide Synthase (NOS) yang akan
mengkatalisis konversi L-arginin menjadi L-sitrulin, dengan NO
sebagai produk sisa.
Banyak jaringan yang dapat mengekspresikan satu atau
lebih dari ketiga isoform ini. Isoform nNOS dan e NOS dihasilkan
terus-menerus (consecutive NO) oleh jaringan sehat dan
aktivitasnya Sangat dipengaruhi oleh substrat yang dapat

30
meningkatkan konsentrasi kalsium intrasellular seperti asetilkolin
dan bradikinin, Namun stimulasi terhadap enzim tersebut hanya
menghasilan sejumlah kecilNO, sedangkan isoform iNOS
merupakan enzim yang tidak tergantung kalsium dan hanya
diekspresikan oleh makrofag melalui stimulasi sitokin serta
lipolisakarida pada proses inflamasi yang pada akhirnya akan
menghasilkan NO dalam jumlah besar.
3. Peroksinitrit
Reaksi antara superoksida dan NO akan membentuk
peroksinitrit. Peroksinitrit merupakan molekul yang lebih reaktif
dibandingkan superoksida maupun NO sendiri. Peroksinitrit dapat
menyebabkan berbagai reaksi kimia pada sistim biologi, meliputi
pemicu peroksidasi lipid, penghambatantransport electron
mitokondria,oksidasi komponen thiol, dan juga mempunyai aktivitas
pemotongan DNA yang potein.
D. JENIS-JENIS RADIKAL BEBAS
1. Asap Rokok
Oksidan dalam rokok mempunyai jumlah yang cukup untuk
memainkan peranan yang besar terjadinya kerusakan saluran
napas. Diperkirakan bahwa setiap hisapan rokok mempunyai bahan
oksidan dalam jumlah yang sangat besar, meliputi aldehida,
epoxida, peroxida, dan radikal bebas lain yang mungkin cukup
berumur panjang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan
alveoli paru. Bahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan
radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas. Juga
mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar.
2. Polusi Udara
Polusi dari kendaraan bermotor, industri, asap rokok, mesin
foto copy, pendingin ruangan, dan makanan yang tidak sehat,
merupakan sumber radikal bebas yang berbahaya bagi tubuh
manusia. Selain itu, proses alami respirasi dan fungsi metabolisme

31
yang buruk di dalam tubuh, juga menjadi penyebab internal
meningkatkan radikal bebas dalam tubuh.
3. Radiasi UV
Matahari memancarkan sinar dengan radiasi panjang
gelombang dengan rentang yang sangat lebar, tetapi yang masuk ke
bumi dan mendapat perhatian khusus adalah sinar ultra violet yang
memiliki energi cukup besar yang dapat memicu bahkan
menimbulkan radikal bebas dalam tubuh terutama kulit.
4. Pestisida
Pestisida kimia merupakan bahan beracun yang sangat
berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini disebabkan
pestisida bersifat polutan dan menyebarkan radikal bebas yang
dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti mutasi gen dan
gangguan syaraf pusat. Disamping itu residu kimia yang beracun
tertinggal pada produk pertanian dapat memicu kerusakan sel,
penuaan dini dan munculnya penyakit degeneratif.
5. Obat-obatan
Beberapa macam obat dapat meningkatkan produksi radikal
bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen. Bahan-bahan
tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat mempercepat tingkat
kerusakan. Termasuk didalamnya antibiotika kelompok quinoid
atau berikatan logam untuk aktivitasnya (nitrofurantoin), obat
kanker seperti bleomycin, anthracyclines (adriamycin), dan
methotrexate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan. Selain itu,
radikal juga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan
komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi
protease, dan penggunaan asam askorbat dalam jumlah banyak
mempercepat peroksidasi lemak.
6. Olahraga Berlebihan
Olahraga berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan
suplai oksigen yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan

32
memicu timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika gaya olahraga
semacam ini dilakukan dengan frekuensi yang sering, maka akan
terjadi penumpukan radikal bebas dalam tubuh. Peningkatan
pembentukan radikal bebas dalam aktivitas olahraga dapat
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu oleh rusaknya
jaringan otot akibat dari gerakan-gerakan yang bersifat eksposif.
Olah raga dengan intesitas tinggi dan durasi lama ternyata juga
terbukti dapat menimbulkankerusakan sel. Konversi radikal bebas
lemah (superoxide) menjadi radikal bebas yang lebih merusak
(hydroxyl) oleh akumulasi asam laktat otot serta dari peningkatan
metabolisme energi yang meningkatan jumlah molekul oksigen
(O2) di dalam tubuh. Ketidakseimbangan antara jumlah radikal
bebas yang terbentuk di dalam tubuh dengan kapasitas kemampuan
antioksidan alami tubuh untuk menjinakannya dapat
menyebabkan kondisi yang disebut sebagai stres oksidatif
(oxidative stress). Stres oksidatif yang dipicu oleh peningkatan
jumlah radikal bebas di dalam tubuh akibat dari peningkatan
metabolisme energi , kualitas udara yang buruk ataupun sebab
lainnya dapat menyebabkan kerusakan pada sel, jaringan dan organ
tubuh.
7. Radiasi
Radioterapi memungkinkan terjadinya kerusakan jaringan
yang disebabkan oleh radikal bebas. Radiasi elektromagnetik (sinar
X, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon,
neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan cara
memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air.
Radikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama
oksigen yang terurai atau bersama cairan seluler.
8. Autoksidasi
Autoksidasi merupakan produk dari proses metabolisme
aerobik. Molekul yang mengalami autoksidasi berasal dari

33
katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom C yang tereduksi,
dan thiol. Autoksidasi dari molekul diatas menghasilkan reduksi
dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen.
Superoksida merupakan bentukan awal radikal. Ion ferrous (Fe II)
juga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat
superoksida dan Fe III melalui proses autoksidasi.
9. Oksidasi Enzimatik
Beberapa jenis sistem enzim mampu menghasilkan radikal
bebas dalam jumlah yang cukup bermakna, meliputi xanthine
oxidase (activated in ischemia-reperfusion), prostaglandin
synthase, lipoxygenase, aldehyde oxidase, dan amino acid oxidase.
Enzim myeloperoxidase hasil aktivasi netrofil, memanfaatkan
hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida menjadi suatu
oksidan yang kuat asam hipoklor.
10. Respiratory Burst
Sel fagositik menggunakan oksigen dalam jumlah yang
besar selama fagositosis. Lebih kurang 70-90 persen penggunaan
oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi superoksida.
Fagositik sel tersebut memiliki sistem membran bound
flavoprotein cytochrome-b-245 NADPH oxidase. Enzim membran
sel seperti NADPH-oxidase keluar dalam bentuk inaktif. Paparan
terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks imun,
komplemen 5a, atau leukotrien dapat mengaktifkan enzim
NADPH-oxidase. Aktifasi tersebut mengawali respiratory burst
pada membran sel untuk memproduksi superoksida. Kemudian
H2O2 dibentuk dari superoksida dengan cara dismutasi bersama
generasi berikutnya dari OH dan HOCl oleh bakteri.
E. DAMPAK RADIKAL BEBAS PADA TUBUH
1. Penyakit Kronis
Penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas bersifat
kronis, yaitu dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk penyakit

34
tersebut menjadi nyata. Contoh penyakit yang sering dihubungkan
dengan radikal bebas adalah serangan jantung,kanker, katarak dan
menurunnya fungsi ginjal. Untuk mencegah atau mengurangi
penyakit kronis karena radikal bebas diperlukan antioksidan.
2. Kerusakan DNA
Seperti pada protein kecil kemungkinan terjadinya
kerusakan di DNA menjadi suatu reaksi berantai, biasanya
kerusakan terjadi bila ada lesi pada susunan molekul, apabila tidak
dapat diatasi, dan terjadi sebelum replikasi maka akan terjadi
mutasi. Radikal oksigen dapat menyerang DNA jika terbentuk
disekitar DNA seperti pada radiasi biologis. Radikal bebas yang
mengambil elektron dari sel tubuh manusia dapat menyebabkan
perubahan struktur DNA sehingga terjadi mutasi. Bila perubahan
DNA ini terjadi bertahun-tahun, maka dapat menjadi penyakit
kanker.
3. Kerusakan Jaringan
Pada umumnya semua sel jaringan organ tubuh dapat
menangkal serangan radikal bebas karena di dalam sel terdapat
sejenis enzim khusus yang mampu melawannya, tetapi karena
manusia secara alami mengalami degradasi atau kemunduran
seiring dengan peningkatan usia, akibatnya pemusnahan radikal
bebas tidak dapat terpenuhi dengan baik, maka kerusakan jaringan
terjadi secara perlahan-lahan.
CARA MENCEGAH RADIKAL BEBAS
a. Pola Hidup Sehat Dan Cerdas
Pola hidup sehat dan cerdas dapat menghindari ancaman
bahaya radikal bebas dalam tubuh seperti hindari polusi dan
berhenti merokok. Tubuh manusia dapat menetralisir radikal
bebas ini, hanya saja bila jumlahnya berlebihan, maka
kemampuan untuk menetralisirnya akan semakin berkurang.
Merokok adalah kegiatan yang secara sengaja memasukkan

35
berbagai jenis zat berbahaya yang dapat meningkatkan jumlah
radikal bebas ke dalam tubuh. Tubuh manusia didesain untuk
menerima asupan yang bersifat alamiah, sehingga bila menerima
masukan seperi asap rokok, akan berusaha untuk mengeluarkan
berbagai racun kimiawi ini dari tubuh melalui proses
metabolisme, tetapi proses metabolisme ini pun sebenarnya
menghasilkan radikal bebas.
b. Berolah Raga Dengan Intensitas Rendah Dan Hindari Olahraga
Berlebihan.
Olahraga teratur dan tidak berlebihan dapat membantu
mengatasi radikal bebas dalam tubuh. Tetapi sebaliknya olahraga
berlebihan akan membuat tubuh membutuhkan suplai oksigen
yang sangat banyak, sehingga peningkatan ini akan memicu
timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Jika sudah merasa lelah,
sebaiknya beristirahatlah sebentar dan atur pernafasan agar
normal kembali. Meningkatkan ketahanan tubuh kita secara
bertahap melalui program latihan olah raga dengan intensitas
rendah yang disarankan seperti jalan cepat, jogging, berenang,
dan bersepeda statis dapat meningkatkan enzim antioksidan
endogen seperti enzim superoksid dismutase, glutation
peroksidase dan katalase untuk mencegah kerja setiap radikal
bebas yang merusak. Ada beberapa pedoman dasar yang dapat
kita pergunakan untuk merencanakan program latihan olahraga
dengan intensitas rendah ini yaitu berolah raga dengan frekwensi
3 - 5 kali dalam satu minggu dan lama berolah raga 45 - 60 menit.
c. Konsumsi Sayur Dan Buah
Buah dan sayur adalah sumber antioksidan terbaik.
Antioksidan merupakan zat yang mampu memperlambat atau
mencegah proses oksidasi. Zat ini secara nyata mampu
memperlambat atau menghambat oksidasi zat yang mudah
teroksidasi meskipun dalam konsentrasi rendah. Antioksidan

36
adalah senyawa-senyawa yang melindungi sel dari efek berbahaya
radikal bebas oksigen reaktif jika berkaitan dengan penyakit,
radikal bebas ini dapat berasal dari metabolisme tubuh maupun
faktor eksternal lainnya. Komponen kimia yang berperan sebagai
antioksidan adalah senyawa golongan fenolik dan polifenolik.
Senyawa-senyawa golongan tersebut banyak terdapat dialam,
terutama pada tumbuh-tumbuhan, dan memiliki kemampuan untuk
menangkap radikal bebas. Antioksidan yang banyak ditemukan
pada bahan pangan, antara lain vitamin E, vitamin C, dan
karotenoid. Pengunaan vitamin dan suplemen makan tergantung
dari pada usia, jenis kelamin, tingkat kegiatan, bobot badan serta
kondisi tubuh dan penyakit yang sedang diderita.
CARA MENGATASI ATAU MEMBERSIHKAN RADIKAL
BEBAS
1. Kurangi Konsumsi Makanan Olahan
Salah satu cara untuk membersihkan radikal bebas dalam
tubuh ialah dengan mengurangi konsumsi makanan olahan. Dan
sebaiknya perbanyak konsumsi sayur dan buah yang baik untuk
menyingkirkan racun dalam tubuh.
2. Minum Air Putih Yang Banyak
Air putih sangat efektif untuk membersihkan radikal bebas
dalam tubuh, berfungsi sebagai pelarut serta menghilangkan racun-
racun dala tubuh.
3. Minum Teh Hijau
Minum teh hijau secara rutin dapat membersihkan racun
dari dalam tubuh. Kandungan antioksidan di dalamnya baik untuk
menghilangkan racun akibat radikal bebas serta mampu
menghidrasi tubuh dengan baik.
4. Melakukan Yoga
Melakukan yoga sangat baik untuk melancarkan aliran
darah dari dalam tubuh yang mampu menghilangkan racun.

37
5. Olahraga
Berbagai jenis kegiatan olahraga dapat memperlancar aliran
darah dan membuat Anda berkeringat. Dengan mengeluarkan
keringat itu berarti mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
6. Tidak merokok
Rokok ialah faktor dari luar penyumbang racun terbesar.
Jika racun dalam tubuh Anda berkurang, maka hentikan kebiasaan
merokok mulai dari sekarang.

C. NUKLEOFILIK
PENGERTIAN NUKLEOFIL
Nukleofil berasal dari kata nukleas yang berarti inti dan philic yang
berarti suka jadi nukleofil dapat disebut sebagai penyuka inti atau
pecinta inti. Nukleofil juga diartikan sebagai atom yang memiliki
elektron bebas yang dapat digunakan untuk pembentukan ikatan dengan
karbon. Sehingga nukleofil merupakan suatu ion atau molekul yang kaya
akan elektron yang dapat bereaksi di daerah yang bermuatan positif
(karbokation) dalam suatu senyawa.
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KE
NUKLEOFILAN
a. Elektronegatifitas
Ketika elektornegatifitas meningkat, kenukleofilan akan
menurun. Untuk membatasi pengaplikasian kecendrungan ini pada
atom yang berada di deretan yang sama pada tabel periodik unsur,
seperti C, N, O, F atau Si, P, S, Cl.
b. Pengaruh basa konjugasi

38
Kemampuan nukleofil akan meningkat ketika ada lebih
banyak elektron, dan akan menurun jika elektronnya sedikit.
Sehingga kenukleofilan suatu molekul akan meningkat ketika
kepadatan elektron meningkat. Jadi, suatu basa konjugasi
merupakan suatu nukleofil yang baik karena kaya elektron.
c. Pelarut
Dalam pelarut organik, semakin kecil anion, semakin kuat
solvasi dan semakin sulit anion untuk bereaksi sebagai nukleofil.
Urutan kenukleofilan beberapa anion umum dalam pelarut protik
sebagai berikut :
SH- > CN- > I- > OH- >N3- > Br- > CH3CO2- > Cl- > F-.
Namun, dalam pelarut polar aprotik perubahan urutan ke
nukleofilan lebih dekat cocok dengan kebasaan. Contoh : urutan
kenukleofilan dari halida adalah F- > Cl- > Br- > I- .
d. Efek sterik
Ion metoksida merupakan nukleofilik yang terkuat dan ion t-
butoksida adalah yang terlemah. Sebab, dalam hal ini t-butanol akan
bertindak sebagai suatu basa bukan sebagai nukleofilik. Selain itu,
reaktivitas senyawa dalam bentuk primer naik dan begitu pula
dengan kenukleofilannya.
REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK
Reaksi Substitusi Nukleofilik Suatu nukleofil (Z:) menyerang alkil
halida pada atom karbon hibrida-sp3 yang mengika thalogen (X),
menyebabkan terusirnya halogen oleh nukleofil. Halogen yang terusir
disebut gugus pergi. Nukleofil harus mengandung pasangan elektron
bebas yang digunakan untuk membentuk ikatan baru dengan karbon.
Hal ini memungkinkan gugus pergi terlepas dengan membawa
pasangan elektron yang tadinya sebagai elektron ikatan.
Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya
terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka

39
dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan
substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian.
Nukleofil akan menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada
keadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon
di mana substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan
membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan
elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2
menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan
substrat terlibat dalam langkah penentu kecepatan reaksi dalam
mekanisme reaksi.
Adapun ciri reaksi SN2 adalah:
1. Karena nukleofil dan substrat terlibat dalam langkah penentu
kecepatan reaksi, maka kecepatan reaksi tergantung pada konsentrasi
kedua spesies tersebut.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan (inversi) konfigurasi. Misalnya
jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium
hidroksida, akan diperoleh (S)-2-butanol. Ion hidroksida menyerang
dari belakang ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ketiga gugus
yang terikat pada karbon sp3 kiral itu seolah-olah terdorong oleh
suatu bidang datar sehingga membalik. Karena dalam molekul ini
OH mempunyai perioritas yang sama dengan Br, tentu hasilnya
adalah (S)-2-butanol. Jadi reaksi SN2 memberikan hasil inversi.
3. Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi
lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau primer, dan
lambat jika R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai
kecepatan pertengahan. Alasan untuk urutan ini adalah adanya efek
rintangan sterik. Rintangan sterik gugus R meningkat dari metil <
primer < sekunder < tersier. Jadi kecenderungan reaksi SN2 terjadi
pada alkil halida adalah: metil > primer > sekunder >> tersier.

40
Reaksi SN1 Mekanisme
SN1 dalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, ikatan
antarakarbon dengan gugus pergi putus. Gugus pergi terlepas
dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion
karbonium. Pada tahap kedua (tahap cepat), ion karbonium
bergabung dengan nukleofil membentuk produk.
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi dalam dua tahap.
Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua
pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak
melibatkan nukleofil.
Berikut ini adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan
melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi
nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap
pertama di mana nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral, reaksi
menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik.
Pada ion karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada
karbon positif. Karena itu, karbon positif mempunyai
hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil mempunyai
dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan
kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi
hasilnya adalah rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-
metilheksana dengan air menghasilkan alkohol rasemik.
Perbandingan Mekanisme SN1 dan SN2
Pada tahap pertama dalam mekanisme SN1 adalah
tahap pembentukan ion, sehingga mekanisme ini dapat
berlangsung lebih baik dalam pelarut polar. Jadi halida
sekunder yang dapat bereaksi melalui kedua mekanisme
tersebut, kita dapat mengubah mekanismenya dengan
menyesuaikan kepolaran pelarutnya. Misalnya, mekanisme

41
reaksi halida sekunder dengan air (membentuk alkohol) dapat
diubah dari SN2 menjadi SN1 dengan mengubah pelarutnya
dari 95% aseton-5% air (relatif tidak-polar) menjadi 50%
aseton-50% air (lebih polar, dan pelarut peng-ion yanglebih
baik). Kekuatan nukleofil juga dapat mengubah mekanisme
reaksi yang dilalui oleh reaksi oleh reaksi SN. Jika
nukleofilnya kuat maka mekanisme SN2 yang terjadi.
Berikut ini ada beberapa petunjuk yang digunakan
untuk mengetahui apakah suatu nukleofil adalah kuat atau
lemah.
1. Ion nukleofil bersifat nukleofil. Anion adalah pemberi
elektron yang lebih baik daripada molekul netralnya. Jadi
2. Unsur yang berada pada periode bawah dalam tabel periodik
cenderung merupakan nukleofil yang lebih kuat daripada
unsur yang berada dalam periode di atasnya yang
segolongan.
3. Pada periode yang sama, unsur yang lebih elektronegatif
cenderung merupakan nukleofil lebih lemah (karena ia lebih
kuat memegang elektron).
Reaksi Eliminasi: Mekanisme E2 dan E1
Jika alkil halida mempunyai atom hidrogennya pada
atom karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa
halogen akan bereaksi dengan nukleofil, maka terdapat dua
kemungkinan reaksi yang bersaing, yaitu substitusi dan
eliminasi.
Pada reaksi substitusi, nukleofil menggantikan halogen.
Pada reaksi eliminasi, halogen X dan hidrogen dari atom
karbon yang bersebelahan dieliminasi dan ikatan baru
(ikatan p) terbentuk di antara karbonkarbon yang pada
mulanya membawa X dan H. Proses eliminasi adalah cara

42
umum yang digunakan dalam pembuatan senyawa-senyawa
yang mengandung ikatan rangkap.
Seringkali reaksi substitusi dan eliminasi terjadi secara
bersamaan pada pasangan pereaksi nukleofil dan substrat yang
sama. Reaksi mana yang dominan, bergantung pada kekuatan
nukleofil, struktur substrat, dan kondisi reaksi. Seperti halnya
dengan reaksi substitusi, reaksi elimanasi juga mempunyai dua
mekanisme, yaitu mekanisme E2 dan E1.
Mekanisme E2
Reaksi E2 adalah proses satu tahap. Nukleofil bertindak
sebagai basa dan mengambil proton (hidrogen) dari atom
karbon yang bersebelahan dengan karbon pembawa gugus
pergi. Pada waktu yang bersamaan, gugus pergi terlepas dan
ikatan rangkap dua terbentuk.
Konfigurasi yang terbaik untuk reaksi E2 adalah
konfigurasi dimana hidrogen yang akan tereliminasi dalam
posisi anti dengan gugus pergi. Alasannya ialah bahwa pada
posisi tersebut orbital ikatan C-H dan C-X tersusun sempurna
yang memudahkan pertumpang tindihan orbital dalam
pembentukan ikatan p baru.
Mekanisme E1
Mekanisme E1 mempunyai tahap awal yang sama
dengan mekanisme SN1. Tahap lambat atau penentuan ialah
tahap ionisasi dari substrat yang menghasilkan ion karbonium.
Kemudian, ada dua kemungkinan reaksi untuk ion karbonium.
Ion bisa bergabung dengan nukleofil (proses SN1) atau atom
karbon bersebelahan dengan ion karbonium melepaskan
protonnya, sebagaimana ditunjukkan dengan panah lengkung,
dan memebentuk alkena (proses E1).
Sekarang mari kita lihat dengan contoh-contoh
bagaimana reaksi-reaksi substitusi dan eliminasi bersaing.

43
Persaingan Substitusi dan Eliminasi
Ditinjau reaksi antara alkil halida dengan kalium
hidroksida yang dilarutkan dalam metil alkohol. Nukleofilnya
adalah ion hidroksida, OH-, yaitu nukleofil kuat dan sekaligus
adalah basa kuat. Pelarut alkohol kurang polar jika
dibandingkan dengan air. Keadaan-keadaan ini
menguntungkan proses-proses SN2 dan E2 jika dibandingkan
dengan SN1 dan E1. Misalnya, gugus alkil pada alkil halida
adalah primer, yaitu 1-bromobutana. Reaksi SN2 cenderung
terjadi jika digunakan pelarut yang lebih polar (air),
konsentrasi basa yang sedang, dan suhu sedang. Reaksi E2,
cenderung terjadi jika digunakan pelarut yang kurang polar,
konsentrasi basa yang tinggi, dan suhu tinggi.
Seandainya kita mengganti alkil halida primer menjadi
tersier, reaksi substitusi akan terhambat (ingat, urutan
reaktivitas untuk reaktivitas SN2 adalah 1o >2o >> 3o). Tetapi,
reaksi eliminasi akan cenderung terjadi karena hasilnya adalah
alkena yang lebih tersubtitusi. Pada kenyataannya, dengan t-
butil bromida, hanya proses E2 yang terjadi.
Jadi, bagaimana kita mengubah butil bromida tersier
menjadi alkoholnya? Kita tidak menggunakan ion hidroksida,
melainkan air. Air merupakan basa yang lebih lemah daripada
ion hidroksida, sehingga reaksi E2 ditekan. Air juga
merupakan pelarut polar, yang menguntungkan mekanisme
ionisasi. Dalam hal ini, E1 tidak dapat dihindari sebab
persaingan antara E1 dan SN1 cukup berat.
Hasil utama adalah hasil subtitusi (80%), tetapi
eliminasi masih terjadi (20%). Ringkasannya, halida tersier
bereaksi dengan basa kuat dalam pelarut nonpolar memberikan
eliminasi (E2), bukan subtitusi. Dengan basa lemah dan
nukleofil lemah, dan dalam pelarut polar, halida tersier

44
memberikan hasil utama subtitusi (SN1), tetapi sedikit
eliminasi (E1) juga terjadi. Halida primer bereaksi hanya
melalui mekanisme-mekanisme SN2 dan E2, karena mereka
tidak terionisasi menjadi ion karbonium. Halida sekunder
menempati kedudukan pertengahan, dan mekanisme yang
terjadi sangat dipengaruhi oleh keadaan reaksi. Halida-halida
sekunder dapat bereaksi melalui mekanisme SN1 dan SN2
secara serentak.
CONTOH - CONTOH REAKSI SUBSTITUSI NUKLEOFILIK DAN
ELIMINASI
Nukleofil dapat digolongkan menurut jenis atom yang
membentuk ikatan kovalen. Nukleofil yang umum adalah
nukleofiloksigen, nitrogen, belerang, halogen, atau karbon. Berikut ini
kita akan melihat beberapa contoh reaksi yang melibatkan reaksi
nukleofil-nukleofil tersebut dengan alkil halida.
a. Sintesis eter dengan cara Williamson
Reaksi pembuatan eter yang paling umum adalah dengan
metode Williamson. Pada tahap pertama, alkohol direaksikan dengan
logam natrium untuk menghasilkan alkoksida.
Alkil halida RX kemudian ditambahan pada campuran ini,
dan dipanaskan untuk mengahsilkan eter. Karena R dan R dapat
divariasikan secara luas (kecuali R tersier), maka sintesis ini sangat
bermanfaat.
b. Amina dari alkil halida (SN2)
Amoniak bereaksi dengan alkil halida menjadi amina
melalui proses dua tahap.
Tahap pertama adalah reaksi substitusi nukleofilik.
Dalam reaksi ini digunakan amoniak berlebihan, dan
pada tahap berikutnya amoniak kedua bertindak sebagai basa
mengambil proton dari ion alkilamonium sehingga terbentuk
amina.

45
Sama halnya dengan sintesis eter Williamson, substitusi
nukleofilik berlangsung dengan baik jika R merupakan gugus alkil
primer atau sekunder. Amina primer yang terbentuk mempunyai
pasangan elektron bebas pada nitrogen, dan karenanya dia juga
adalah nukleofil yang dapat bereaksi dengan alkil halida
menghasilkan amina sekunder.
Amina sekunder juga masih mempunyai pasangan elektron
bebas pada nitrogen sehingga dia masih merupakan nukleofil, dan
bereaksi dengan alkil halida menghasilkan amina tersier. Akhirnya,
amina tersier juga bereaksi lagi dengan alkil halida menhasilkan
garam kuaterneri karena amina tersier juga adalah suatu nukleofil.
Jadi reaksi antara amoniak dengan alkil halida menghasilkan
campuran antara amina primer, sekunder, dan tersier. Jadi reaksi
antara amoniak dengan alkil halida mengahsilkan campuran antara
amina primer, sekunder, dan tersier.
c. Pembuatan senyawa nitril (SN2)
Suatu reaksi yang sangat bermanfaat adalah reaksi antara
alkil halida dengan suatu anion karbon. Reaksi ini memerlukan
suatu karbanion yang stabil, dan yang memenuhi adalah sianida.
Reaksi ini menyatakan suatu cara mudah untuk memperpanjang
suatu rantai dengan satu atom karbon. Reaksi ini memberikan hasil
yang baik untuk hampir semua halida primer dan sekunder, tetapi
halida tersier tidak.
d. Pembuatan alkuna (SN2)
Reaksi asam-basa antara 1-alkuna dengan suatu basa kuat
akan mengarah pada pembentukan garam. Alkunida adalah
pereaksi nukleofil, dan mereka masuk ke dalam reaksi substitusi
nukleofilik dengan menyerang atom karbon agen pengalkilasi
dengan menggantikan gugus pergi. Hasil reaksi ini adalah
alkilasialkunida menghasilkan alkuna baru.

46
Umumnya reaksi ini terbatas untuk situasi dalam mana agen
pengalkilasi (alkil bromida atau alkil sulfonat) adalah primer dan
tidak bercabang pada atom karbon-nya.
e. Pembuatan alkena (E2)
Reaksi eliminasi-b bimolekuler menyatakan suatu metode
yang sangat penting untuk pembuatan alkena dan alkuna. Di dalam
perencanaan suatu sintesis dengan menggunakan metode ini,
pendekatan yang paling praktis adalah menggunakan halida atau
sulfonat yang dapat menghasilkan hanya satu alkena.
Monodehidrohalogenasi 1,1-dihaloalkana atau 1,2-
dihaloalkana dibawah kondisi yang lembut menyebabkan
pembentukan vinil halida. Di dalam reaksi eliminasi, produk yang
dominan biasanya sesuai dengan hukum Saytzeff, yaitu olefin yang
atom karbon-tak jenuhnya mengandung substutien lebih banyak.
f. Pembuatan Alkuna (E2)
Jika vinil halida diolah dengan basa yang sangat kuat maka
terbentuk alkuna.Hal yang serupa jika 2 mol hidrogen halida
dieliminasi dari 1,1-dihalida atau 1,2-dihalida akan dihasilkan
alkuna.
Seperti halnya ikatan rangkap dua, ikatan rangkap tiga lebih
stabil secara termodinamika dalam posisi 2,3 daripada dalam posisi
1,2. Jika kita mengolah senyawa 2,2-diklorobutana dengan ion
hidroksida atau alkoksida maka kita peroleh 2-butuna yang
dominan. Dilain pihak, sodamida adalah suatu basa yang cukup
kuat akan bereaksi dengan proton asam dari satu alkuna
menghasilkan garam sodium. Ion hidroksida dan metoksida tidak
cukup kuat basanya untuk melakukan hal ini. Jika kita mengolah
2,2-diklorobutana dengan sodamida, kita memperoleh alkunida,
dengan pengasaman akan menghasilkan satu alkuna.
MACAM-MACAM SUBTITUSI NUKLEOFILIK
1. Subtitusi Nukleofilik pada Senyawa Benzilik

47
Reaksi subtitusi nukleofilik pada senyawa alifatik terdiri atas
SN1 dan SN2.
a. SN1 adalah proses dua tahap. Pada tahap pertama, katan
antara karbon dengan gugus pergi putus.

Gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron


dan terbentuklah ion karbanion. Pada tahap kedua, ion karbanium
bergabung dengan nukleofil membentuk produk.

b. SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai


berikut:

Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada


keadaan transisi, nukleofil dan gugis pergi berasosiasi dengan
karbon di mana subtitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi
terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil
memberikan pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan
elektron dengan karbon.
Pada subtitusi nukleofilik digunkana mekanisme SN1 dan
SN2. Namun pada kenyataannya tidak semua subtitusi nukleofilik
terjadi pada mekanisme tersebut. Salah satu contohnya adalah pada
subtitusi nukleofilik senyawa aromatik. :

48
Pada mekanisme reaksi diatas, terlihat bahwa reaksinya
memang benar tetapi dalam kenyataannya mekanisme reaksi
tersebut tidak benar. Hal tersebut dikarenakan di dalam subtitusi
nukleofilik senyawa aromatik mempunyai mekanisme yang lain
yaitu mekanisme adisi-eliminasi.
Mekanisme Adisi-Eliminasi
Bayangkan suatu siklik -fluoro-enon bereaksi dengan amina
sekunder dalam reaksi subtitusi konjugasi. Produk diperoleh
melalui reaksi adisi untuk membentuk enolat, diikuti oleh
kembalinya muatan negatif melepas ion fluorida.

Mekanisme ini disertai oleh adisi pada nukleofil diikuti oleh


eliminasi gugus pergi. Inilah yang disebut dengan mekanisme
adisi-eliminasi. Tidak hanya gugus karbonil, tetapi setiap gugus

49
penarik elektron dapat melakukannya. Syaratnya hanyalah bahwa
elektron harus dapat keluar dari cincin menuju gugus penstabil
anion.
Didalam reaksi adisi-eliminasi, harus memiliki beberapa hal berikut
a. Nukleofil yang baik seperti nukleofilik oksigen, nitrogen atau
sianida
b. Gugus pergi berupa halide
c. Gugus penstabil karbonil, nitro atau sianida berada pada posisi
orto atau para terhadap gugus pergi.

Jadi pengaruh subtitusi nukleofilik terhadap senyawa aromatik


adalah untuk membentuk senyawa baru yang lebih baik. Selain itu
juga menyebabkan terjadinya gugus pergi berupa halida yang
disebabkan oleh resonansi yang terjadi akibat masuknya nukleofil
dari belakang pada gugus karbonil.
1. Subtitusi Nukleofilik Melalui Amina
Amina adalah senyawa organik yang mengandung atom-
atom nitrogen tri valent, yang terikat pada satu atom karbon atau
lebih: RNH2, R2NH, R3N. Amina tersebar luas dalam tumbuhan
dan hewan, serta banyak amina yang mempunyai keaktivan
faali. Misalnya, dua dari stimulan alamiah tubuh dari suatu
sistem syaraf simpatetik (melawan atau melarikan diri)
adalah norepinephrine dan epinafrina (adrenalina) (Fessenden,
1997: 210).

50
Senyawa aril halida tidak reaktif terhadap reaksi
substitusi nukleofilik, hal tersebut dikarenakan
kurangnyakereaktifan karena faktor adanya rintangan sterik (
disebabkan oleh cincin benzena dari aril halida yang mencegah
reaksi SN2 ) dan kation fenil yang tidak stabil sehingga reaksi
SN1 tidak mungkin. Namun suatu aril halida dapat mengalami
reaksi substitusi aromatik nukleofilik, dimana senyawa aromatik
yang digunakan adalah benzena. Hal tersebut dapat terjadi
ketika telah memenuhi syarat, yakni adanya suhu dan tekanan
tinggi.
Contoh reaksi :

Selain itu, pada reaksi substitisi nukleofilik melalui amina


membutuhkan gugus penarik elektron, seperti : CO, CN, NO2, dan
lain-lain yang terikat pada gugus aromatik tersebut.

Gugus pendorong elektron tersebut mampu menarik


elektron yang terdapat pada cincin aromatik, sehingga akan
melemahkan ikatan antara cincin aromatik dengan gugus pergi
(leavinggroup) menjadi melemah dan dapat diganti oleh nukleofil.

51
c. Sintesis Nukleofil Amina

Pada reaksi substitusi nukleofilik senyawa aromatik melalui


amina terdapat 2 tahap reaksi :
Penambahan nukleofil (amina) membentuk karbanion

Terlepas leavinggroup dan digantikan oleh amina

52
2. Subtitusi Nukleofilik Melalui Aril Halida
Senyawa aril halida merupakan senyawa aromatik yang mengikat
satu atom halogen. Aril halida mempunyai lambang ArX, dimana Ar
merupakan senyawa aromatik (aril) dan X merupakan senyawa halida (F,
Cl, Br, I). Senyawa aril halida dapat bereaksi dengan mekanisme
subtitusi nuklefilik biasa, baik dengan SN1 maupun SN2. Berikut contoh
senyawa aril halida :

53
Senyawa aril halida tidak reaktif terhadap reaksi subtitusi
nukleofilik biasa. Hal tersebut disebabkan oleh kurangnya kereaktifan
karena adanya rintangan sterik dan kation aril yang tidak stabil sehingga
reaksi SN1tidak mungkin. Namun, suatu aril halida dapat mengalami
reaksi subtitusi aromatik nukleofilik jika senyawa aril senyawa aril halida
yang digunakan merupakan benzena tersubtitusi.
Contoh reaksi :

Adapun mekanisme yang terjadi pada senyawa aril halida yaitu sebagai
berikut:
1. Mekanisme adisi-eliminasi
Benzena tersubtitusi memiliki gugus penarik elektron yang
menyebabkan naiknya reaktivitas pada aril halida. Subtituen penarik
elektron membuat cincin menjadi miskin elktron sehingga menjadi
sangat disukai oleh nukleofil, dimana mekanisme aril halida ada dua
tahap yakni :
a. Adisi nukleofilik ion hidroksida untuk membuat suatu karbanion
yang terstabikan oleh resonansi.

54
b. Karbanion mengalami eliminasi gugus klorid.

1. Mekanisme benzuna (eliminasi-adisi)


2. Eliminasi gugus HX (pembentukan benzuna)
Pada benzuna, kedua karbon mempunyai ikatan rangkap
yang dihubungkan oleh suatu sigma sp2-sp2 dan tumpang
tindih p-p (awan aromatik). Kedua ikatana ini sama seperti
pada benzena, dimana ikatan ketiga merupakan tumpang tindih
dari dua orbital sp2 yang awalnya digunakan untuk mengikat H
dan X.

55
a. Subtitusi nukleofilik (adisi menghasilkan karbanion)
Benzuna bereaksi adisi sangat cepat dengan suatu
nukleofil sehingga menghasilkan suatu karbanion yang
dapat menghasilkan produk.

56
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Enol (juga disebut sebagai alkenol) adalah alkena yang mempunyai
gugus hidroksil yang melekat pada karbon berikatan rangkap dua. Enol
dan senyawa karbonil (seperti keton dan aldehida) sebenarnya adalah
isomer; ini dikenal sebagai tautomerisme keto-enol: Bentuk enol
ditunjukkan pada gambar sebelah kiri. Biasanya ia tidak stabil dan berubah
dengan cepat menjadi bentuk keto (keton) pada gambar sebelah kanan. Hal
ini dikarenakan oksigen lebih elektronegatif daripada karbon, sehingga
oksigen membentuk energi ikatan rangkap yang lebih kuat. Ikatan ganda
karbon-oksigen (karbonil) lebih kuat dua kali lipat daripada ikatan tunggal
karbon-oksigen, namun ikatan ganda karbon-karbon lebih lemah daripada
dua ikatan tunggal karbon-karbon.
Radikal bebas adalah sekelompok bahan kimia baik berupa atom
maupun molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan
luarnya. Merupakan juga suatu kelompok bahan kimia dengan reaksi
jangka pendek yang memiliki satu atau lebih. Radikal ini memiliki
reaktivitas yang tinggi karena sangat tidak stabil yang disebabkan oleh
adanya elektron yang tidak berpasangan. Untuk mendapatkan stabilitas
kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu
lama sehingga segera berikatan dengan bahan disekitarnya. Radikal bebas
akan menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, zat
yang terambil elektronnya akan menjadi radikal bebas juga sehingga akan
memulai suatu reaksi berantai, yang akhirnya terjadi kerusakan pada sel
tersebut. Radikal bebas dapat dihasilkan dari hasil metabolisme tubuh dan
faktor eksternal seperti asap rokok, beberapa logam, hasil penyinaran ultra
violet, radiasi, zat kimiawi dalam makanan dan polutan lain. Contoh
radikal bebas sederhana adalah radikal hidroksil (HO), yaitu senyawa

57
yang mempunyai satu atom hidrogen terikat pada satu atom oksigen.
Contoh radikal bebas yang lain adalah karben (:CH2) yang mempunyai dua
elektron tak berpasangan, dan anion superoksida(O2) yaitu molekul yang
kelebihan elektron. Perhatikan radikal bebas oksigen berikut ini.

58
DAFTAR PUSTAKA
Besari, Ismail. 1982. Kimia Organik Untuk Universitas. Bandung : Armico
Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fessenden. 1986. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
file:///C:/Users/Asus/Documents/ORGANIK%20LANJUT/10%20Jenis%20Radik
al%20Bebas%20Ancam%20Manusia%20-%20Kompas.com.html
file:///C:/Users/Asus/Documents/ORGANIK%20LANJUT/ARI%20LISTIYANI_
%20Radikal%20Bebas.html
file:///C:/Users/Asus/Documents/ORGANIK%20LANJUT/Reaksi%20Radikal%2
0Bebas%20dan%20Reaksi%20Penataan%20Ulang%20_%20Ekin%20Dwi
%20Arif%20K%20%28A1C112011%29.html
Firdaus, M.S. 2014. Kimia Organik Sintesis Bagian 2. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Hart, H., Craine, Leslie E., Hart, David J. 2003. Kimia Organik Suatu Kuliah
Singkat Edisi Kesebelas. Jakarta : Erlangga.
Harwood, dkk. 2009. At a Glance Kimia Organik. Jakarta: Erlangga.
http://glucogen.net/penyebab-dan-pembentukan-radikal-bebas.html
http://luviony-luny.blogspot.co.id/2011/06/radikal-bebas.html
https://samadaranta.wordpress.com/2010/11/23/enolat/
Kikuzaki, H., Hisamoto, M., Hirose, K., Akiyama, K., andTaniguchi, H.2002.
Antioxidants Propertie sofFerulic AcidandIts Related Compound organic
chemistry mechanis msofalkenes nucleophilic addition. Japan :
Agric.FoodChem 50:2161-2168.
www.massey.ac.nz/~gjrowlan/strat/lct8.pdf (Diakses 16 Agustus 2010).
Pine, Stanle H., Hendricckson, James B., Cram, Donald J., Hammond, George S.
1988. Kimia Organik 2 Terbitan Keempat. Bandung : ITB
Prasojo, Stefanus Layli. 2006. Kimia Organik I. Jakarta: PT. Gelora Aksara
Pratama.
Stanley, dkk. Kimia Organik. Bandung: ITB .
Stefanus. 2008. Kimia Organik Jilid 1. Yogyakarta: Gajah mada Press.

59

Anda mungkin juga menyukai