Anda di halaman 1dari 6

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bekisting

Bekisting atau cetakan beton adalah suatu sarana pembantu struktur beton untuk

mencetak beton sesuai ukuran, bentuk, rupa ataupun posisi yang dikehendaki.

Pekerjaan bekisting merupakan bagian pekerjaan yang sangat penting didalam

seluruh rangkaian pelaksanaan pekerjaan beton, karena pekerjaan ini akan

menentukan posisi, ukuran serta bentuk dari beton yang dicetak. Bekisting juga

berfungsi sebagai struktur penyangga sementara bagi seluruh beban yang ada

sebelum struktur beton berfungsi penuh. Beban tersebut termasuk bahan-bahan,

alat-alat dan pekerja yang bekerja (Istimawan Dipohusodo, 1992).

2.2 Tata Cara Pembuatan Bekisting

Dalam penerapannya atau pengerjaannya, pekerjaan bekisting harus memenuhi

tata cara sesuai SNI 03-2847-2000 pasal 8.1 yaitu :

1. Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi bentuk,

garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang diisyaratkan pada

gambar rencana dan spesifikasi.

2. Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah kebocoran

mortar.

3. Cetakan harus diperkaku atau diikat dengan baik untuk

mempertahankan posisi dan bentuknya.

II-1
Bab II Tinjauan Pustaka

4. Cetakan dan tumpuannya harus direncanakan sedemikian hingga tidak

merusak struktur yang dupasang sebelumnya.

5. Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus dirancang dan

dibuat sedemikian hingga elemen struktur dapat bergerak tanpa

menimbulkan kerusakan pada saat gaya prategang diaplikasikan.

2.3 Sistem Pemasangan Bekisting

Keunggulan penggunaan bekisting sistem diantaranya adalah tahan lama dan

fleksibel terhadap perkembangan teknologi ramah lingkungan, efisiensi waktu

pelaksanaan, jaminan keamanan dan kualitas dan efisiensi biaya (Titi Wikantari,

Teknik Fabrikasi formwork, 2002).

Penyetelan Alat bekisting harus memenuhi persyaratan (Jurnal analisa biaya

pelaksanaan, Widhyawati dkk, 2010) adalah sebagai berikut :

Perancah harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah

perubahan bekisting akibat dari gaya-gaya horisontal. Penyetelan

dalam arah tegak lurus harus dengan waterpass.

Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor berurutan, maka lendutan

akibat dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan

menempatkan perancah.

Tempat dari perancah perlu dipilih sedemikian rupa sehingga beban-

beban dapat terbagi serata mungkin. Hal ini berguna untuk mencegah

perubahan bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastis

II-2
Bab II Tinjauan Pustaka

perancah yang timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan

tanah.

2.3.1 Sistem Multiflex and Scaffolding

Sistem multiflex adalah suatu sistem bekisting yang menggunakan alat

horry beam sebagai balok gelagar dan menggunakan scafolding yang

terdiri dari Main frame dan Ladder frame sebagai tiang penyangga. Dan

untuk menyatukan antara mainframe yang satu dengan yang lainnya

menggunakan alat cross brace.

Horry beam
Balok Kayu 8/12
Polyfilm 12 mm

Main Frame 170


Jack Base

Gbr 2.3.1 Bekisting Sistem Multiplex and Scafolding


II-3
Bab II Tinjauan Pustaka

2.3.2 Sistem Table PCH

Pada sistem bekisting PCH dimana alat-alatnya terbuat dari besi,

hollow 5/10 digunakan untuk gelagar dan vertikal support sebagai

tiang penyangga.

Gbr 2.4.b Bekisting Sistem PCH

Gbr 2.3.2 Bekisting Sistem PCH

2.4 Pembongkaran Bekisting

Dalam menentukan waktu untuk pembongkaran cetakan, pertimbangan harus

diberikan terhadap beban konstruksi dan terhadap kemungkinan terhadap lendutan

(SNI 03-2847-2000 pasal 8.2). Apabila beton sudah cukup umur atau sudah

kering (setting) maka seluruh beton harus di bongkar dan dilakukan setelah

mendapat persetujuan dari pengawas ahli. Evaluasi kuat beton pada saat

II-4
Bab II Tinjauan Pustaka

konstruksi dapat didemonstrasikan dengan silinder uji, yang mana pada proyek ini

menggunakan benda uji berbentuk silinder, benda uji tersebut di tes kekuatan pada

umur 7 (tujuh), 14 (empat belas), 21 (dua puluh satu) dan 28 (dua puluh delapan)

hari.

Acuan untuk suatu bagian struktur hanya boleh dibongkar apabila bagian struktur

tersebut telah mencapai kekuatan cukup untuk memikul berat sendiri dan beban-

beban yang diatasnya.

Untuk pembongkaran bekisting plat harus dilakukan secara bertahap dan merata

untuk menghindari tegangan yang tidak merata dan juga pembongkaranya harus

dilakukan secara hati-hati dan di beri alat shoring agar mencegah timbulnya retak

pada beton, pengelupasan, ataupun cacat lainnya.

2.5 Perawatan Beton (Curing)

Setelah dilakukan pekerjaan pengecoran, maka tahapan pekerjaan selanjutnya

adalah melakukan perawatan terhadap beton / curing, Menahan kelembaban

didalam beton pada waktu semen berhidrasi, dan karena hal tersebut akan

tercapainya kekuatan struktur yang diinginkan dan tingkat kekedapan

(impermeabilitas) yang disyaratkan untuk ketahanannya, curing biasanya

dilakukan selama 7 (tujuh) hari dan secara kekuatan beton sudah mencapai 65-

70% fc, sehingga pekerjaan bekisting dapat dibongkar, tetapi tidak semua

dibongkar, bagian beton plat maupun balok harus di beri shoring atau penyangga.

II-5
Bab II Tinjauan Pustaka

Cara cara perawatan beton yang umum digunakan adalah :

1. Lapisan pasir yang dibasahi dengan tebal tidak kurang dari 5 cm ditaruh

diatas permukaan beton yang sedang kita rawat.

2. Permukaan beton ditutup dengan karung yang dibasahi terus menerus.

3. Dengan mempergunakan lapisan curing compound.

4. Digenangi air diatas pelat beton, dengan terlebih dahulu membuat tonjolan

tanah liat sekeliling daerah yang akan digenangi.

5. Perawatan dengan uap biasanya untuk beton pracetak.

Metode yang digunakan untuk kedua proyek ini adalah dengan menggunakan

curing compound.

II-6

Anda mungkin juga menyukai