CA Serviks
CA Serviks
CA Serviks
PENDAHULUAN
serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim atau serviks
(bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. 90 % dari
kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya
berasal sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke dalam
ini berawal dari infeksi virus yang merangsang perubahan perilaku sel epitel
serviks.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa kondisi lain seperti perilaku
serviks. Mekanisme timbulnya kanker serviks ini merupakan suatu proses yang
urutan pertama sebagai penyebab kematian akibat kanker pada usia reproduktif.
Diperkirakan setiap tahun dijumpai sekitar 500.000 penderita baru diseluruh dunia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
vagina). Biasanya kanker yang tumbuh lambat yang mungkin tidak memiliki
gejala tetapi dapat ditemukan dengan tes Pap teratur (suatu prosedur di mana
sel-sel yang dikerik dari leher rahim dan dilihat di bawah mikroskop). Kanker
dunia (Globocan, 2008). Pada tahun 2002, terdiagnosa lebih dari 493.200
penyakit ini. Pap smear telah mampu menurunkan insidensi dan mortalitas kanker
serviks, namun hanya sepertiga wanita yang mendapatkan screening (Perroy dan Kotz,
2010)
Diagram 1. Insidensi dan mortalitas kanker serviks di dunia (Globocam, 2008)
2008)
Insidensi kanker serviks meningkat sejak usia 25-34 tahun dan
infeksi HPV, yang merupakan awal dari perkembangan neoplasi leher rahim.
HPV DNA ditemukan pada 99,7% dari seluruh karsinoma leher rahim. Tipe
HPV 16 ialah yang paling sering ditemukan pada jenis karsinoma sel
Faktor risiko lain yang berkaitan ialah keadaan imunosupresi, infeksi HIV
untuk kanker serviks di Amerika Serikat pada tahun 2010 ialah, sekitar
12.200 kasus baru kanker serviks invasif terdiagnosa dan sekitar 4.210
(karsinoma insitu) terjadi kira-kira empat kali lipat dibanding kanker serviks
invasif. Kanker serviks cenderung terjadi pada usia paruh baya, sebagian besar
kasus ditemukan pada wanita dibawah 50 tahun. Kanker serviks jarang terjadi
pada wanita dengan usia kurang dari 20 tahun (American Cancer Society, 2011).
Hispanic, dengan rata-rata dua kali lipat dibanding wanita ras non-Hispanic,
sedangkan wanita ras Afrika-Amerika terserang kanker serviks 50% lebih sering
dibanding wanita ras kulit putih non-Hispanic (American Cancer Society,
2011).
serviks diantara negara Asia Ocenia bervariasi dari yang paling rendah di
Australia dengan ASR (umur rata-rata yang distandarisasi) dari 4,9 per 100.000
wanita sampai yang paling tinggi 27 dan 27,4 di India dan Kamboja serta 28 di
Mongolia dan di Nepal menempati 32 per 100.000 wanita. Lebih jauh lagi,
ASR bervariasi antara berbagai negara terutama di negara besar seperti India
dan Cina. Sehingga, apabila kita melihat analisa dari tren waktu insidensi
Petanda tumor atau kanker adalah pembelahan sel yang tidak dapat dikontrol
sehingga membentuk jaringan tumor. Mekanisme pembelahan sel yang terdiri dari
4 fase yaitu G1, S, G2 dan M harus dijaga dengan baik. Selama fase S, terjadi
replikasi DNA dan pada fase M terjadi pembelahan sel atau mitosis. Sedangkan
fase G (Gap) berada sebelum fase S (Sintesis) dan fase M (Mitosis). Dalam siklus
sel p53 dan pRb berperan penting, dimana p53 memiliki kemampuan untuk
mengadakan apoptosis dan pRb memiliki kontrol untuk proses proliferasi sel itu
Infeksi dimulai dari virus yang masuk kedalam sel melalui mikro abrasi
basal. Sel basal terutama sel stem terus membelah, bermigrasi mengisi sel bagian
kanker serviks adalah melalui interaksi dengan protein p53 dan retinoblastoma
E7 berikatan dengan Rb yang juga merupakan suatu gen supresor tumor sehingga
sel kehilangan sistem kontrol untuk proses proliferasi sel itu sendiri. Protein E6
dan E7 pada HPV jenis yang resiko tinggi mempunyai daya ikat yang lebih besar
terhadap p53 dan protein Rb, jika dibandingkan dengan HPV yang tergolong
resiko rendah. Protein virus pada infeksi HPV mengambil alih perkembangan
dari kondisi immunologik tubuh penderita KIS akan berkembang menjadi mikro
invasif dengan menembus membrana basalis dengan kedalaman invasi <1mm dan
sel tumor masih belum terlihat dalam pembuluh limfa atau darah. Jika sel tumor
sudah terdapat >1mm dari membrana basalis, atau <1mm tetapi sudah tampak
dalam pembuluh limfa atau darah, maka prosesnya sudah invasif. Tumor mungkin
sudah menginfiltrasi stroma serviks, akan tetapi secara klinis belum tampak
sebagai karsinoma. Tumor yang demikian disebut sebagai ganas praklinik (tingkat
vagina, korpus uterus, rektum, dan kandung kemih, yang pada tingkat akhir
praaorta, dan seterusnya secara teoritis dapat lanjut melalui trunkus limfatikus di
kanan dan vena subklavia di kiri mencapai paru-paru, hati , ginjal, tulang dan otak
Cancer Society).
Neoplasma ganas
(Ca Cervix)
Retrograde
coitus
i Perdarahan spontan
Nyer
Hidronefrosis Perdarahan kontak
Keputihan dan bau khas kanker
anemia
CRF
Peningkatan kebutuhan metabolisme se
Penurunan CO
Perubahan terhadap pola seksual Perfusi jar. tdk adekuat
Gangguan konsep diri
b uh
a n tu
b u tuh
ke
<d ari
i
tris
Nu
Kurang perawatan diri
Intoleransi aktivitas
Kelemahan fisik
waktu sekitar 10-15 tahun. Oleh sebab itu kanker serviks biasanya ditemukan pada
wanita yang sudah berusia sekitar 40 tahun.Ada empat stadium kanker serviks
yaitu Stadium satu kanker masih terbatas pada serviks (IA dan IB), pada stadium
dua kanker meluas di serviks tetapi tidak ke dinding pinggul (IIA menjalar ke
vagina/liang senggama, IIB menjalar ke vagina dan rahim), pada stadium III
kanker menjalar ke vagina, dinding pinggul dan nodus limpa (IIIA menjalar ke
mengganggu fungsi ginjal dan menjalar ke nodus limpa), pada stadium empat
kanker menjalar ke kandung kencing, rektum, atau organ lain (IVA: Menjalar ke
kandung kencing, rectum, nodus limpa, IVB: Menjalar ke panggul and nodus
infeksi HPV, yang merupakan awal dari perkembangan neoplasi leher rahim.
HPV DNA ditemukan pada 99,7% dari seluruh karsinoma leher rahim. Tipe
HPV 16 ialah yang paling sering ditemukan pada jenis karsinoma sel
Faktor risiko lain yang berkaitan ialah keadaan imunosupresi, infeksi HIV
1. Perilaku seksual
kanker serviks menunjukkan bahwa faktor resiko lain yang penting adalah
hubungan seksual suami dengan wanita tuna susila (WTS) dan dari sumber itu
yang tersusun sampai akhir abad 20, menyikap kemungkinan adanya hubungan
adanya korelasi antara kejadian kanker serviks dengan kanker penis di wilayah
tertentu. Lebih jauh meningkatnya kejadian tumor pada wanita monogami yang
konsep Pria Beresiko Tinggi sebagai vektor dari agen yang dapat
berkaitan secara bebas, dan diduga terdapat korelasi non-kausal antara beberapa
2. Kontrasepsi
Kondom dan diafragma dapat memberikan perlindungan. Kontrasepsi oral
yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 5 tahun dapat meningkatkan
resiko relatif 1,53 kali. WHO melaporkan resiko relatif pada pemakaian
kontrasepsi oral sebesar 1,9 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya
3. Merokok
4. Nutrisi
E. Kriteria Diagnosis
Gejala
diperlukan untuk mengetahui lebih dini adanya perubahan awal dari sel-sel
keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat infeksi dan
2007).
Perdarahan spontan umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut
(II atau III), terutama pada tumor yang bersifat eksofitik. Pada wanita usia
akibat tergesernya tumor eksofitik dari serviks oleh skibala, memaksa mereka
Adanya bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. Anemia
nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut saraf, memerlukan pembiusan umum
(Calvagna, 2007).
Gejala lain yang dapat timbul ialah gejala-gejala yang disebabkan oleh
diagnosis karsinoma serviks uterus yang klinis sudah agak lanjut tidaklah
yang sangat awal, misalnya dalam tingkat pra-invasif, lebih baik bila
(Calvagna, 2007).
Diagnosis
(Calvagna, 2007):
1. Pap smear. Pap smear dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker
serviks secara akurat dan dengan biaya yang tidak terlalu mahal. Akibatnya
50%. Setiap wanita yang telah aktif secara seksual atau usianya telah
luar)
pertumbuhan atau luka pada serviks, atau jika Pap smear menunjukkan suatu
vagina dan memberi warna saluran leher rahims dengan suatu cairan
kuat dengan pembesaran yang tinggi. Jika area yang abnormal sudah
yang mendetail dan akurat. Pengobatan akan sangat tergantung sekali pada
a. Sistoskopi
b. Roentgen dada
c. Urografi intravena
d. Sigmoidoskopi
f. Barium enema
Hasil Pap smear dikatakan abnormal jika sel-sel yang berasal dari leher
yang berbeda dengan sel normal. Kejadian ini biasanya terjadi 1 dari 10
2007):
kepada dokter.
2. Jika ada infeksi atau inflamasi. Kadang-kadang pada pemeriksaan Pap
Mungkin telah terjadi infeksi yang dikarenakan oleh bakteri, atau karena
jamur.
3. Atypia atau Minor Atypia. Yang dimaksud dengan keadaan ini adalah jika
rahims, tetapi sangat minor dan penyebabnya tidak jelas. Pada kasus
tetapi tidak jarang pula karena infeksi virus. Karena untuk membuat suatu
diagnosa yang definitif tidak memungkinkan pada tahap ini, dokter anda
dalam waktu enam bulan. Pada umumnya, sel-sel tersebut akan kembali
5. Tata Laksana
hysterectomy), kanker invasif awal (stadium IA2 dan IB1 dan sebagian kacil
stadium IIA) dikelola dengan operasi radikal atau radioterapi, dan stadium IB2
ablatif dangkal (cryosurgery atau terapi laser) atau dengan eksisi loop jika:
maupun kolposkopi
al.,2001).
histerektomi vagina. Diseksi kelenjar getah getah bening pelvis tidak dianjurkan
histerektomi adalah wanita yang sudah cukup anak tanpa adanya invasi
limfovaskular, sedangkan pada wanita yang masih ingin mempertahankan
getah beningnya sebesar 5%. Oleh karena itu harus dilakukan limfadenektomi
situ dan karsinoma mikroinvasif, pasien dengan masalah medis berat atau kontra
hidup pada pasien yang diterapi dengan pembedahan maupun radiasi biasanya
berkisar antara 80% dan 90%. Hal ini menunjukkan bahwa kedua terapi sama-
kecil karena fungsi ovarium masih terjaga. Sedangkan wanita usia tua, wanita
Stadium
IVB
Pasien yang sudah mencapai stadium IVB sebagian besar tidak dapat
secara paliatif dengan obat nyeri serta radioterapi lokal. Sel tumor
(cross linking). Tempat ikatan utama adalah N7 pada guanin, namun juga
terbentuk ikatan kovalen dengan adenin dan sitosin. Efek samping utama
2
2007). Dosis terapinya 50 mg/m intravena setiap hari selama 3 minggu (Perroy
Hamil
karsinoma invasif tergantung pada stadium tumor serta umur kehamilan. Jika
stadiumnya harus segera dilakukan. Pada pasien dengan stadium IA dan IB,
terapinya tidak boleh ditunda, kecuali diagnosis tegak pada trimester III dan
pasien tersebut harus melahirkan secara caesar (Perroy dan Kotz, 2010).
tinggi dan prognosisnya lebih buruk dari pada pasien tanpa HIV. Penatalaksaan
pada pasien dengan HIV sama dengan pasien tanpa HIV, meskipun
6. Prognosis
stroma serviks, invasi pembuluh darah limfe serta perluasan dan juga tipe dan
tahun sekitar 88-96 tanpa keterlibatan kelenjar limfe, dibanding dengan 64-
73% pada pasien dengan metastase ke kelenjar limfe (Alan dan Nathan, 2007).
HPV terkait dengan kanker serviks. Saat ini tersedia vaksin dimaksudkan untuk
menghasilkan kekebalan terhadap HPV tipe 16 dan 18, sehingga perempuan yang
empat tipe HPV: 6, 11, 16, dan 18. Gardasil diberikan melalui serangkaian tiga
suntikan ke dalam jaringan otot selama periode 6 bulan. Food and Drug
untuk pencegahan kanker leher rahim, dan beberapa kanker vulva dan vagina,
disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18 dan untuk digunakan dalam pria dan wanita
untuk pencegahan kutil kelamin disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 11 . Vaksin ini
telah disetujui untuk penggunaan pada wanita dan pria usia 9 sampai 26.
2. Cervarix, disebut vaksin bivalen karena target dua jenis HPV: 16 dan 18.
Vaksin ini juga diberikan dalam tiga dosis selama periode 6 bulan. FDA telah
pencegahan kanker leher rahim disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18. Baik dari
vaksin HPV telah terbukti untuk menyediakan perlindungan yang lengkap terhadap
infeksi HPV persisten dengan jenis lain, meskipun beberapa hasil awal
terhadap beberapa tambahan jenis HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks.
Secara keseluruhan sekitar 30 persen dari kanker serviks tidak akan dicegah oleh
vaksin. Selain itu, dalam kasus Gardasil, 10 persen kutil kelamin tidak akan
terus menjalani skrining kanker serviks seperti yang dianjurkan bagi perempuan
beberapa jenis HPV lain yang juga menyebabkan kanker. Studi jangka panjang
sedang dilakukan untuk melihat bagaimana vaksin ini akan mengurangi risiko
virus dan menyembuhkan infeksi sebelum kanker berkembang. Masih ada vaksin
serviks stadium lanjut yang telah terulang atau metastasis. Vaksin ini berusaha
yang membuat sel kanker serviks tumbuh tidak normal. Diharapkan bahwa
KESIMPULA
2. Faktor risiko epidemiologis terbesar untuk kanker serviks yaitu infeksi HPV
keputihan yang menetap, dengan cairan yang encer, berwarna pink, coklat,
6. Diagnosis ditegakkan dengan Pap smear, biopsi, kolposkopi, dan tes Schiller
keinginan pasien
keadaan kelenjar limfe, ukuran tumor dan kedalaman invasi ke dalam stroma
serviks, invasi pembuluh darah limfe serta perluasan dan juga tipe dan
dilakukan dengan berbagai metode, di antaranya uji sitologi dan uji DNA
HPV
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan, et al. Kamus Kedokteran Dorland Ed 29. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta: 2002. Hal 1051.