BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan serta untuk
penelitian biososial.
Menurut UU No. 44 Tahun 2009, Rumah Sakit merupakan institusi
kebutuhan medis.
c. Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta pengaplikasian
kesehatan.
2.1.3 Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
pusat, provinsi dan kabupaten) rumah sakit BUMN (ABRI) serta rumah
sakit yang modalnya dimiliki oleh swasta (BUMS) ataupun rumah sakit
yaitu rumah sakit umum, rumah sakit jiwa dan rumah sakit khusus
26
(misalnya rumah sakit jantung, rumah sakit ibu anak, rumah sakit mata,
dan lainnya).
3. Berdasarkan Kelas.
Rumah sakit berdasarkan kelas ini dibedakan menjadi rumah sakit
dan kesan yang ditangkap seseorang dari suatu objek. Citra adalah
seseorang. Oleh sebab itu, hasil tangkap seseorang ini dapat berbeda-beda
antara satu orang atau kelompok dengan orang atau kelompok lainnya
(Pujadi, 2010).
Assael menyatakan bahwa citra merek (brand image) menyajikan
persepsi nama dan bentuk dari informasi atau komunikasi tentang nama
(Abdulhaji, 2016).
Citra dapat didefinisikan sebagai hasil (akibat) dari perbuatan dan
citra baik. Citra yang baik akan cepat terbentuk jika perusahaan itu
citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, bukan hanya citra atas
(Benyamin, 2008).
Ardianto, 2011).
hanya sekedar membutuhkan barang dan jasa tersebut, tetapi ada sesuatu
yang diharapkan sesuai dengan citra yang terbentuk dari dirinya. Oleh
karena itu penting bagi organisasi memberi informasi kepada publik agar
nyaman, riwayat rumah sakit, biaya, sikap dokter, peralatan medis yang
canggih, pengalaman masa lalu, kabar dari mulut ke mulut dan komunikasi
hidup atau benda lain sebagai hasil lukisan, perekaman oleh kamera
sebuah cermin.
3. Perwakilan atau representasi secara mental dari sesuatu baik manusia,
secara personal.
Selanjutnya menurut (Soemirat & Ardianto, 2011) terdapat empat
dapatkan.
2. Kognisi
Kognisi disini merupakan suatu keyakinan diri dari seorang
berfikir dan merasa dalam menghadapi ide, objek, situasi atau suatu
seorang pelanggan menurut Walter dalam (Chiu, Lin, Hsu, & Huang, 2010)
yaitu:
1. Citra institusi
Citra institusi adalah sikap konsumen secara umum terhadap
perusahaan.
a. Citra perusahaan
30
2. Citra fungsional
Citra fungsional adalah citra yang terbentuk melalui aktivitas
dari suatu produk atau jasa, diskon yang telah diberikan serta kualitas
perusahaan.
c. Citra lini merek
31
& Shawky, 2013) citra perusahaan terdiri dari dua komponen utama
meliputi:
1. Fungsional
Fungsional dimana karakteristik dari citra perusahaan yang dapat
1. Lambang
Citra perusahaan dapat diperkuat dengan menggunakan simbol-
nama perusahaan.
3. Suasana
Suasana disini meliputi ruang fisik perusahaan yang ditempati
gedung, interior, tata letak, warna, material dan perabotan lain yang
4. Peristiwa
Suatu perusahaan sebaiknya dapat membangun suatu identitas
dibawah ini:
perusahaan.
b. Attention
Memperhatikan upaya apa saja yang dilakukan oleh perusahaan.
c. Comprehensive
Setelah adanya perhatian dari suatu obyek maka akan mencoba
baik halhal yang bersifat objektif, maupun halhal yang bersifat subjektif.
Orang akan menangkap citra yang lebih kurang sama, jika objeknya
sederhana, sering dijumpai/ dialami dan jika objek itu relatif stabil dari
jika objeknya rumit, jarang dijumpai/ dialami dan objek itu berubah dari
lingkungan yang nyaman, sejarah panjang dari rumah sakit, biaya yang
rendah, sikap yang tepat dari dokter, peralatan medis yang canggih,
34
pengalaman masa lalu, kata dari mulut ke mulut (word of mouth) dan
support (meliputi: peralatan yang modern, lingkungan yang baik dan ruang
santun) dan biaya yang harus dikeluarkan. Menurut (Suroso, 2011) sendiri
sebuah rumah sakit. physical support atau fasilitas fisik pendukung disini
sebuah rumah sakit merupakan semua unsur manusia yang ikut terlibat
5. Komitmen organisasi
Menurut (Prasetya & Dkk, 2014) citra sebuah rumah sakit dapat
diukur dengan:
Citra atau Image perusahaan yang baik dan kuat yang dimiliki oleh
1. Daya saing jangka menengah dan daya saing jangka panjang yang
melalui hak paten dan kemasan serta bisa diproteksi melalui hak cipta
benak pelanggan.
6. Sumber financial returns, terutama menyangkut pendapatan dimasa
perusahaan.
Pentingnya citra perusahaan menurut Gronroos dalam (Sutisna,
perusahaan.
3. Citra sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan pelanggan atas
dengan skala semantic differensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan
lainnya, tetapi tidak berbentuk pilihan ganda atau checklist serta tersusun
dalam satu garis kontinum dimana jawaban informan yang positif terletak
di bagian kanan garis dan jawaban negatif terletak disebelah kiri garis atau
negatif sampai yang positif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
image atau citra rumah sakit merupakan pandangan, kesan dan perasaan
dari publik terhadap rumah sakit yang dengan sengaja diciptakan sesuai
pelengkap suatu jasa yang ditawarkan oleh perusahan jasa seperti rumah
sakit (Rahap, 2012). Fasilitas dapat diartikan sebagai sarana dan prasarana
2013).
Fasilitas merupakan sarana maupun prasarana penting dalam usaha
(Abdulhaji, 2016).
Dalam penelitian (Choerunnisa, 2008) Fasilitas fisik rumah sakit
dapat dikatakan sebagai bagian bukti fisik pada rumah sakit. Fasilitas yang
keseluruhan jasa yang telah diberikan (Lamb & et all, 2001). Tingkat
41
jasa.
Fasilitas juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
produk atau jasa yang ditawarkan oleh penjual, maka pelanggan akan
terhadap setiap kondisi yang tercipta pada saat pelanggan akan melakukan
kondisi. Yang dimaksud dengan situasi disini adalah situasi dan kondisi
cahaya, cuaca, peletakkan dan layout yang nampak sebagai objek di setiap
atau mendukung peranan jasa tersebut. Dalam binis jasa, pemasar perlu
menyediakan sinyal/ petunjuk fisik untuk dimensi tidak berwujud dari jasa
(Lupiyoadi, 2013).
rumah sakit, disebutkan bahwa sarana dan prasarana suatu rumah sakit
meliputi beberapa hal yaitu: rawat jalan, rawat inap, gawat darurat,
44
yaitu: ruang rawat jalan dan rawat inap, ruang gawat darurat, ruang
ruang farmasi/ apotik, ruang diklat, ruang administrasi dan kantor, pkmrs,
ruang menyusui, ruang tenaga kesehatan, ruang ibadah dan ruang tunggu,
(Intensive Care Unit/ ICU), ruang rehabilitasi medik, bank darah dan
ruang hemodialisa.
1. Lantai
Lantai rumah sakit harus terbuat dari bahan-bahan yang kuat,
kedap air, permukaan rata, tidak licin, warna terang serta mudah untuk
45
dibersihkan.
2. Dinding
Permukaan dinding rumah sakit harus kuat, rata, berwarna
terang dan menggunakan cat-cat yang tidak mudah luntur serta tidak
kontaminasi.
Menurut Depkes RI lokasi untuk bangunan sebuah rumah sakit
bebas dari pencemaran, banjir serta tidak berdekatan dengan rel kereta
(Kemenkes, 2008)
Luas lahan untuk bangunan rumah sakit bertingkat minimal
adalah dua kali luas bangunan lantai dasar. Luas bangunan harus
rumah sakit berdasarkan tempat tidur dengan luas lantai untuk ruang
dengan lengkungan.
f.Pencahayaan ruangan 300-500 lux, pada meja operasi 10.000 20.000
ruangan.
h.Suhu kamar di ruangna ini idealnya 20-26C dan harus selalu stabil.
i. Kebisingan ruangan yaitu 45 dB.
j. Tidak dibenarkan terdapat hubungan langsung dengan udara
keperawatan.
5. Unit Pelayanan Anestesi dan Reanimasi
Rumah sakit harus menyediakan pelayanan anesiotologi dan
reanimasi untuk pasien unit bedah dan tindakan medik yang lain.
suhu berkisar 20-26C karena pada suhu ini merupakan suhu yang
sakit sebaiknya terdiri dari tenaga analis, tenaga administrasi serta tenaga
sakit.
7. Unit Radiologi
49
berikut yaitu: ada pemisah yang jelas bagi tempat bahan yang kotor dan
bersih, serta antara yang steril dan tnon-steril, ada ventilasi dari bagian
yang bersih kebagian yang kotor, memiliki tempat untuk mencuci tangan,
dapat menjamin bahwa rekam medik aktif dan non aktif tidak akan
hilang, rusak atau diambil oleh orang yang tidak berhak. Pelayanan
sakit, untuk itu perlu adanya prosedur kriteria dalam pelayanan unit
perawatan, unit bedah dan unit Rawat Intensif (ICU). Unit jenazah
petir.
tahun 2009 Pasal 16 meliputi: medis & nonmedis, balai uji dan kalibrasi,
dokumentasi.
meliputi:
1. Gedung Perusahaan
2. Ruangan frontoffic
3. Ketersediaan tempat parkir
4. Kelengkapan peralatan komunikasi.
Physical support merupakan benda-benda tidak bergerak, nyata dan
2. Interior bangunan.
3. Eksterior bangunan
4. Fasilitas parkir
5. Kantin
6. ATM
7. Jaminan keamanan.
pasien.
9. Tingkat kenyamanan
penting, meliputi:
1. Lingkungan fisik dapat berperan penting sebagai pembentuk
serta diferensiasi produk jasa. Produk jasa secara wujud memang tidak
ada atau tidak dapat terlihat. hal ini akan menyulitkan pelanggan
dapat memperkirakan seperti apa jasa yang akan mereka terima dari
dari sebuah jasa atau sebuah produk maupun barang. Namun yang
sering kali luput dari penyedia jasa tersebut adalah bahwa konsumen
menginginkan sesuatu yang lebih bagi diri mereka dari pada sekedar
produk utamanya.
53
utama yang disediakan oleh perusahaan. Jadi dari sudut pandang ini,
2013).
jasa, mulai dari lantai, pintu, bentuk furniutur dan mesin atau
konsumennya.
2. Sinyal sinyal dan simbol
Banyak hal dalam lingkungan jasa yang bertindak sebagai sinyal
Bukti fisik atau fasilitas fisik pendukung dalam sebuah bisnis jasa atau
tentang desain dan tata letak (layout) suatu bangunan, misal suasan
perusahaan atau ijazah pendidikan yang telah diraih). Hal ini akan
2013).
peralatan yang tersedia dan fasilitas yang dianggap cukup penting oleh
2. Peralatan
3. Makanan
diberikan.
4. Tingkat Kenyamanan
9. Eksterior gedung
dengan skala semantic differensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan
lainnya, tetapi tidak dalam bentuk pilihan ganda atau checklist serta
seseorang.
Contoh:
Menurut saya peralatan medis di rumah sakit ini memadai.
negatif sampai yang positif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
dalam sebuah perusahaan jasa serta ikut terlibat dalam penyampaian jasa
langsung petugas tersusun dari seluruh karyawan yang berada pada lini
medis yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa dan mempunyai kontak
rumah sakit yaitu dokter umum, dokter gigi, ahli penyakit kaki dan staf
yang terpenting dalam pelayanan pada rumah sakit yaitu dokter dan
kualitas pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit, dokter dan perawat
59
agar saat perawatan pasien merasa nyaman dan tenang. Sebagai high
Lebih lanjut (Lovelock & Wirtz, 2011) menyatakan bahwa,in the eyes
a. Tenaga Medis
b. Tenaga Keperawatan
c. Tenaga Kefarmasian
apoteker.
e. Tenaga Gizi
terapi wicara.
diberikan oleh sebuah rumah sakit umum kelas C paling sedikit meliputi
pelayanan penunjang non klinik serta pelayanan rawat inap. Sumber daya
manusia yang dimiliki oleh rumah sakit umum kelas C terdiri atas: tenaga
lain dan juga tenaga non kesehatan. Tenaga medis disini paling sedikit
terdiri yang berada di rumah sakit adalah atas: 9 (sembilan) dokter umum
untuk pelayanan medik dasar; 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan
medik gigi mulut; 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan
61
kedokteran agar tidak sesuai dari jalur pelayanan sehingga sesuai dengan
(Krisharyanto, 2006).
1. Pelayanan medis
62
spesialis.
2. Pelayanan keperawatan
tenaga kesehatan.
3. Sebagai counselor
keadaannya
1. Sebagai komunikator
menyampaikan pesan atau stimulus kepada orang atau pihak lain serta
kesehatan secara fisik dan psikologis harus hadir secara utuh, karna
saja tetapi juga sangat penting untuk mengetahui sikap, perhatian dan
atau terdapat beberapa hal yang tidak diketahui maka pasien harus
2. Sebagai motivator
3. Sebagai fasilitator
yang diharapkan.
4. Sebagai konselor
Seorang konselor yang baik harus memiliki sifat peduli dan mau
masyarakat.
69
ditetapkan Pemerintah.
Menteri.
1. Penampilan (appearance)
2. Kompetensi (competence)
70
3. Profesionalisme (professionalism)
(Notoatmodjo, 2011).
lebih baik pada pengguna jasa rumah sakit. Sarana fisik sangat penting
berikut:
1. Manusia
struktur pekerjaan.
2. Modal
cara alternatif.
3. Produksi
produksi.
4. Lingkungan organisasi
pekerjaannya.
kinerja seseorang.
73
kinerjanya kedepan.
1. Keahlian
2. Similarity
3. Pengetahuan
4. Keramahtamahan
5. mutual disclosure
semua tenaga kerja yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa dan
meliputi:
3. Cara tenaga medis, para medis dan non medis saat memberikan
pelanggan.
pelanggan.
1. Penampilan
4. Ketanggapan
5. Kecepatan pelayanan
dengan skala semantic differensial yaitu skala untuk mengukur sikap dan
lainnya, tetapi tidak berbentuk pilihan ganda atau checklist dan tersusun
dalam satu garis kontinum dimana jawaban informan yang positif terletak
dibagian kanan garis dan jawaban negatif terletak dibagian kiri garis atau
negatif sampai yang positif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
diangka 1 berarti tenaga medis tidak berpenampilan bersih dan rapih atau
negatif.
dari seluruh karyawan yang ikut terlibat dalam penyampaian jasa terhadap
dari perusahaan.
77
(realcustomer).
atau jasa.
sebuah merek. Tujuan akhir dari penerapan konsep ini adalah untuk
dan subjektif sebagai akibat dari interaksi secara langsung maupun tidak
set interaksi antara pelanggan dan produk, sebuah perusahaan atau bagian
rekomendasi word of mouth atau kritik, iklan, laporan berita, ulasan dan
untuk melakukan word of mouth atas apa yang dialaminya kepada orang
lain.
the use o the productservice it self. Hal ini berarti bahwa inti dari
produk dan jasa itu sendiri. Setiap produk barang dan jasa terdiri dari
2. Eperience In Environment
produk atau jasa tersebut akan dijual, seperti ditoko, website dan lain
82
harus menciptakan sesuatu yang luas dan mahal tetapi hal yang lebih
5. Experience In Events
bagi mereka.
Product
Costumer
Service
Channel experience Brand
84
Promotion
ditawarkan.
3. Customer recognition
85
individu.
6. Problem solving
Problem solving merupakan kemampuan penyedia produk dalam
7. Promise fulfillment
rumah sakit dapat dipengaruhi oleh lima P yaitu place, price, people,
product dan process. Place disini adalah kondisi tempat yaitu mengenai
86
pengalaman pelanggan adalah harga yang ditetapkan oleh rumah sakit atas
pelayanan yang telah diberikan, apakah harga yang ditetapkan oleh pihak
rumah sakit terlalu mahal ataupun terlalu murah itu akan memberikan
tersebut. People disini adalah seluruh tenaga kerja rumah sakit baik medis
pihak rumah sakit, apakah sesuai harapan pasien atau tidak. Dalam proses
saja proses pendaftaran pasien baru yang terlalu lama, antrian kunjungan ke
kondisi rumah sakit saat ini. Dengan pengalaman pelanggan maka dapat
dibuat rencana perbaikan rumah sakit dimasa yang akan datang jika terdapat
meliputi:
objek akan suatu hal yang telah dilihat. Perangkat penyedia pengalaman
laporan berkala.
b. Identitas visual atau verbal: berupa nama, logo, tanda dan
transportasi.
c. Kehadiran produk: rancangan produk dan kemasan.
d. Merek bersama: pemasaran secara khusus (event) dan pensponsoran,
TV.
e. Lingkungan: ruang eceran dan publik, kamar dagang, bangunan
sesuatu yang sama sekali lain dari yang mereka harapkan yang pada
yakni apa saja yang memikat konsumen. Namun, daya pikat ini
5. Hubungan (Relate)
Relate merupakan tipe experience yang digunakan untuk
feel, think serta act dan menitik beratkan pada penciptaan persepsi
sikap dan lainnya, tetapi tidak berbentuk pilihan ganda atau checklist dan
tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang positif terletak
dibagian kanan garis dan jawaban negatif terletak dibagian kiri garis atau
senang
negatif sampai yang positif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja
bahwa individu akan merasakan kepuasan dalam hal ini pekerjaan jika
harapanharapannya.
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja atau hasil yang dirasakan dengan harapannya (J. Supranto, 1997).
Oxford Advanced Learners Dictionary (dalam Tjiptono, 2005:195)
mendeskripsikan kepuasan sebagai the good feeling that you have when
memadai.
Stifani (2002:51) menyatakan kepuasan dibagi dua macam, yaitu:
atau jasa, atau produk itu sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan
terhadap jasa pelayanan yang diterimanya dan hal ini menurut Jasfar
pelayanan tersebut. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukan oleh
(cokorda)
Tjiptono (2000) mengutip beberapa defenisi kepuasan pelanggan
diantaranya:
a. Menurut Tse dan Wilton bahwa kepuasan atau ketidakpuasan
atau jasa.
c. Menurut Engel, kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli
bukanlah konsep absolut, melainkan relatif atau tergantung pada apa yang
diharapkan pelanggan.
Operasionalisasi pengukuran kepuasan pelanggan bisa menggunakan
kinerja, dan faktor ideal (Tjiptono & Chandra, 2007:137). Berikut ini akan
dan harapanharapannya.
Kepuasan pelanggan yang dirumuskan Richard Oliver (Barnes,
dari suatu barang atau jasa ataupun barang/jasa itu sendiri, memberikan
harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh pelanggan. Kepuasan
perusahaan.
2.5.3 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan dalam kaitannya dengan beberapa faktor yang
berkualitas.
b. Kualitas pelayanan. Konsumen akan merasa puas bila mereka
diharapkan.
99
bahwa orang lain akan kagum terhadap dia bila menggunakan produk
ter
%20II.pdf;jsessionid=95B58F2342BA7410A8200917B3FB3B3B?
sequence=4
http://e-journal.uajy.ac.id/8729/3/2EM19191.pdf
2.5.4 Manfaat Kepuasan Pelanggan
Tjiptono (dalam Stifani, 2001) berpendapat terciptanya kepuasan
yang baik bagi pembelian ulang dan terciptanya loyalitas pelanggan dan
pelanggan).
4. Menekan volatilitas dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas
masa depan.
5. Meningkatkan toleransi harga (terutama kesediaan pelanggan untuk
membayar harga premium dan pelanggan cenderung tidak mudah
tergoda untuk beralih pemasok).
6. Rekomendasi gethok tular positif.
7. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product-line extensions,
brand extensions, dan new add-on services yang ditawarkan
perusahaan.
8. Meningkatkan bargaining power relatif perusahaan terhadap jaringan
pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.
2.5.5 Prinsip Kepuasan Pelanggan
Ada 5 prinsip utama yang harus dijalankan agar costumer menjadi
mereka pulang dengan informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah
persepsi.
c. Menciptakan kesan positif.
Kesan positif yang terekam di benak customer anda akan selalu diingat.
diperhatikan.
e. Mempertahankan yang sudah baik dan terus melakukan perbaikan.
baku dan ciptakan perbaikan terus menerus agar semakin menjadi baik
(Saleh, 2010).
2.5.6 Metode pengukuran kepuasan
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan
wawancara pribadi.
Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan
melakukan perbaikan.
4) Importance-Performance Analysis
Dalam tehnik ini responden diminta meranking berbagai elemen dari
mengukur sikap dan lainnya, tetapi tidak berbentuk pilihan ganda atau
checklist dan tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang
seseorang.
Contoh:
Saya merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh RSIA Belleza
positif sampai yang negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
negatif.
2009).
Menurut (Daft, 2010) bahwa komunikasi merupakan sebuah proses
dimana informasi ditukarkan dan dipahami oleh dua orang atau lebih dan
komunikasi yaitu:
1. Menyampaikan informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
106
tugas.
2. Komunikasi Non Formal
Bentuk komunikasi non formal ini merupakan bentuk komunikasi
sebuah produk, merek maupun layanan yang dilakukan antara orang yang
pengalaman yang mereka dapatkan atas layanan jasa yang mereka terima.
dua individu atau dapat lebih, misalnya antara pelanggan atau antar
para ahli, teman, keluarga cenderung akan lebih cepat diterima dan
non komersial dan tanpa manfaat dalam bisnis yang sedang mereka
maupun pelanggan atau lebih, yang tidak satupun diantara mereka yang
secara dua arah yang dilakukan baik secara informal dan melibatkan dua
yang telah diterimanya maka hal tersebut disebut sebagai word of mouth
(Five Ts) yang dibutuhkan untuk word of mouth agar dapat menyebar
yaitu:
1. Talkers
Talkers merupakan elemen yang paling pertama dalam elemen
ini. Dalam elemen ini kita harus tahu siapa pembicara dalam hal ini
atau jasa yang telah kita berikan. Terkadang orang lain lebih cenderung
strategis.
3. Tools
110
media iklan/ alat apa saja yang dapat membuat orang mudah
4. Taking Part
secara lebih jelas dan terperinci mengenai produk atau jasa yang
pengambilan keputusan.
5. Tracking
mouth yang telah ada tersebut yaitu dengan melihat hasil seperti kotak
mouth positif atau word of mouth negatif dari para konsumen ataupun
pelanggan .
atau negative yang diberikan oleh opinion leader atau pemimpin opini
3. Give People The Tools They Need to Spread The Word (memberikan
yaitu:
1. Kredibel
2. Pribadi
3. Tepat waktu
sangat puas dengan kinerja dari produk ataupun jasa layanan sehingga
do the promotion).
3. Selling
114
tahapan atau tingkatan word of mouth yang paling penting bagi sebuah
untuk melakukan word of mouth atas apa yang dialaminya kepada orang
lain.
Word of mouth dapat dipengaruhi oleh physical support dan contact
medis serta non medis dengan pelanggan akan membentuk persepsi serta
kepada orang lain. Dalam hal ini word of mouth dapat menjadi suatu
suatu topik yang keluar dari perhatian utama diskusi. Dalam hal ini
mungkin saja karena ada dorongan atau keinginan bahwa orang lain
yang tidak boleh salah dalam memilih barang, jasa atau produk dan
merek.
1. Buzz Marketing
2. Evangelist Marketing
Evangelist marketing merupakan menanam para penyebar berita pada
opini dalam aktivitas penyebaran secara aktif atas nama brand atau
produk.
3. Community Marketing
4. Conversation Creation
5. Influencer Marketing
6. Cause Marketing
117
dana untuk mendapatkan respek atau respon dan dukungan dari orang-
orang atau kelompok lain yang memiliki concern yang sama dengan
perusahaan.
7. Viral Marketing
8. Grassroots Marketing
maupun lokal.
9. Brand Blogging
Menempatkan produk yang tepat di tangan yang juga tepat, pada waktu
Menurut (Ali Sernovitz, 2006) terdapat tiga motivasi dasar yang dapat
tersebut meliputi:
produk yang telah mereka konsumsi. Baik dari segi produk utama yang
yang lainnya begitu juga setiap kelompok ingin terlibat dalam suatu
sebuah proses yang diawali dari sumber sampai dengan tujuan dari
word of mouth yang lebih luas digambarkan oleh (Sutisna, 2008) yang
gatekeeper
Pemimpin
Media massa Pengikut
Opini
Gambar 2.6
Proses Word Of Mouth
Sumber: (Sutisna, 2008) dalam (Kumala, 2012).
adalah:
1. Conversation Tracking
Conversation tracking merupakan memonitor pembicaraan yang
pembicaraan online.
2. Menciptakan suatu komunitas dengan ketertarikan/ bidang yang sama.
3. Program brand advocacy.
Program brand advocacy merupakan memilih pelanggan yang loyal
sebuah blog.
6. Influencer marketing
Influencer marketing dapat diartikan dengan mengidentifikasi siapa
hal-hal positif tentang kualitas jasa, merek suatu jasa ataupun produk
yang maksimal dari suatu produk agar memiliki bahan menarik untuk
relasi untuk melakukan transaksi atas produk dan jasa yang ia ketahui.
saat mempengaruhi orang lain untuk memakai produk atau jasa yang
telah diberitahukannya.
Berdasarkan pendapat (Rangkuti, 2010) pesan atau informasi
antara lawan bicara anda mengenai produk X dan tindakan anda setelah
1. Konsumsi pesan
2. Pencarian informasi
3. Konversi
4. Penyampaian kembali
5. Penciptaan ulang pesan
sikap dan lainnya, tetapi tidak berbentuk pilihan ganda atau checklist dan
tersusun dalam satu garis kontinum dimana jawaban yang positif terletak
dibagian kanan garis dan jawaban negatif terletak dibagian kiri garis atau
positif sampai yang negatif. Hal ini tergantung pada persepsi responden
negatif.
3. M. Dian Ruhamak Jurnal Brand image Eksplanatory Word of mouth (WOM) berpengaruh
Dengan judul : Ekonomi researc dan terhadap brand image dengan hasil uji
Pengaruh word of mouth Vol. 1, No. 2 eksplanatory koefisien menunjukkan adanya
terhadap purchase intention September research pengaruh yang positif sebesar 0,653
melalui brand image pada 2016 dengan metode dengan nila T 10,119 > T statistik
lembaga kursus bahasa inggris SEM berbasis 1,96.
Dynamic English Course pare PLS
4. Rd. Nizar Ahmad Fauzan Jurnal Brand image Deskriptif dan Dalam analaisis regresi ditemukan
Dengan judul : Manajemen verifikatif adanya pengaruh yang kuat antara
Pengaruh customer experience Tahun 2017 Dengan Analisis customer experience terhadap brand
terhadap brand image pada regresi image sebesar 0,626.
handphone Smartfren
Andromax c3 di STIE Ekuitas
126
6. Dr. Agustinus Johanes Journal of Word of Mouth Teknik Analisis 1. Physical support tidak
Djohan Busieness and Structural berpengaruh signifikan terhadap
Dengan judul : Management Equation pasien WOM Positif, dengan nilai
Effect Of Physical Support, Vol. 17 Issue 5 Modeling T statistik 1,09.
Personal Contact, Unstate May 2015 (SEM) 2. Contact personnelberpengaruh
Need Services On Satisfaction positif signifikan terhadap pasien
And Positive Word Of Mouth WOM Positif, dengan nilai
(StudiesIn Suaka Insan Tstatistik 4,52.
Hospital, Banjarmasin,
Indonesia)
7. Elimawaty Rome Jurnal bisnis Kepercayaan Kuantitatif Kuatnya hubungan korelatif antara
Dengan judul : dan Survei citra dan kepercayaan dengan
Hubungan citra hotel dan manajemen eksplanatori signifikan nilai T sebesar 18,29 yang
kepercayaan pelanggan: survei Vol. 5 No.1 Analisis tergolong erat dan saling berkaitan.
pelanggan hotel Melati di April 2011 Structural
127
mempengaruhi citra rumah sakit (hospital image) yaitu physical support dan
pendukung rumah sakit yang memiliki hubungan erat dengan sebuah citra.
Fasilitas fisik diukur dengan ambient, simbol dan benda. Sedangkan menurut
pelayanan. Pada rumah sakit fasilitas fisik mencakup lokasi, peralatan dan
fasilitas yang dianggap penting oleh pasien rumah sakit. Physical support
kemudahan bagi seluruh karyawan baik medis maupun non medis dalam
pendukung yang memadai seperti interior bangunan, fasilitas parkir, tata letak
dengan yang diharapkan maka pelanggan akan merasa puas dan kepuasan
pelanggan akan berdampak pada citra rumah sakit tersebut. Variabel physical
support ini terdiri dari beberapa indikator yaitu kelengkapan peralatan dan
ketersediaan obat, desain interior dan eksterior serta lokasi rumah sakit yang
strategis dalam penyampaian jasa guna meningkatkan citra rumah sakit atau
hospital image. Sehingga dapat kita ketahui bahwa physical support sangat
pelanggannya.
Contact personnel atau kontak langsung karyawan juga berpengaruh
secara langsung pada citra rumah sakit. Menurut (Cooper & Philips, 1994)
dalam (Suroso, 2011) pemakai jasa kesehatan atau dapat disebut dengan
pengguna jasa termasuk jasa rumah sakit selalu memperhatikan kualitas staf
dan bersih. Menurut (Nguyen & Leblanc, 2002) dalam (Rahmadhani, 2012)
karyawan yang berada pada lini depan organisasi dan mempunyai kontak
personal yang dilakukan oleh karyawan rumah sakit baik staf medis maupun
pelanggan yang akan berdampak pada citra sebuah rumah sakit. Semakin baik
147
terhadap citra rumah sakit tersebut. Variabel contact personnel ini terdiri dari
internal dan subjektif sebagai akibat dari interaksi secara langsung maupun
tidak langsung dengan sebuah perusahaan. Menurut Frow dan Payne dalam
rumah sakit atas layanan jasa yang diterima baik pelayanan atas para pegawai
kelengkapan alat dan kenyamanan rumah sakit akan berdampak pada citra
sebuah rumah sakit, jika pengalaman pelanggan buruk maka akan buruk pula
pelanggan maka akan baik pula citra rumah sakit tersebut. Variabel customer
experience memiliki beberapa indikator yaitu sense, fell dan think. Sehingga
kepada orang lain, keluarga, teman dan rekan lainnya atas apa yang pernah
komunikasi antara dua orang non komersial dan tanpa manfaat dalam bisnis
yang sedang mereka bicarakan (Taylor, Strutton, & Thompson, 2012). Word
of mouth dapat dibentuk oleh kepercayaan seorang pelanggan atas apa yang
pelanggan untuk membicarakan hal tersebut kepada orang lain atau kerabat
terdekatnya. Hal ini sesuai dengan (Hasan, 2010) yang menuturkan bahwa
pelanggan yang percaya pada penyedia jasa dan terlibat dalam proses
word of mouth dan pembelaan terhadap penyedia jasa sebagai bagian dari
mouth ini terdiri dari beberapa indikator yaitu: menceritakan hal positif,
tersebut dapat disimpulkan bahwa word of mouth atau komunikasi dari mulut
ke mulut untuk menceritakan segala sesuatu baik hal postif maupun negatif
kepada orang lain seperti teman, kerabat dekat dan keluarga dapat