Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KELOMPOK :
TAMSIL SABARA
03320140017
ANDI SUGIRMAN
03320140014
MAKASSAR
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan
saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian
(loss). Secara umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
Kelelahan (fatigue)
Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar
bebas (AFTA) kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
negara anggota termasuk Indonesia. Beberapa komitmen global baik yang berskala
bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi
2
standar. Standart acuan terhadap berbagai hal terhadap industri seperti kualitas,
manajemen kualitas, manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja.
Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut untuk menerapkan Manajemen
Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan
tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional.
B. PERMASALAHAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Tinjauan Awal K3
Kebijakan K3
2. Perencanaan
4
Tujuan dan Sasaran
Indikator Kinerja
3. Penerapan
1) Integrasi
2) Tanggungjawab dan Tanggung Gugat
1) Komunikasi
2) Pelaporan
3) Pendokumentasian
4) Pengendalian Dokumen
3) Tindakan Pengendalian
5) Pengendalian Administratif
7) Pembelian
5
10) Prosedur Rencana Pemulihan Keadaan Darurat
b. Audit SMK3
Perlindungan terhadap tenaga kerja yang berada ditempat kerja agar selalu terjamin
keselamatan dan kesehatannya sehingga dapat diwujudkan peningkatkan produksi
dan produktivitas kerja.
Perlindungan setiap orang lainnya yang berada ditempat kerja agar selalu dalam
keadaan selamat dan sehat.
6
Perlindungan terhadap bahan dan peralatan produksi agar dapat dipakai dan digunakan
secara aman dan efisien.
Mencegah dan atau mengurangi kecelakaan, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat
kerja.
Mengamankan mesin, instalasi, pesawat, alat kerja, bahan baku dan bahan hasil
produksi.
Menciptakan lingkungan dan tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan penyesuaian
antara pekerja dengan manuasi atau manusia dengan pekerjaan.
3. DASAR HUKUM
4. PEMBENTUKAN
a. Syarat Pembentukan
Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu, pengusaha atau pengurus wajib
membentuk P2K3..
7
b. Syarat Keanggotaan
1. Keanggotaan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja terdiri atas unsur
pengusaha dan tenaga kerja yang susunannya terdiri dari atas ketua, sekretaris dan
anggota.
2. Sekretaris Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah Ahli Keselamatan
dan Kesehatan Kerja atau Petugas Keselamatan dan Kesehatan Kerja di perusahaan.
3. Ketua P2K3 ialah Pimpinan Perusahaan atau salah satu Pimpinan Perusahaan yang
ditunjuk (khusus untuk kelompok perusahaan/centra industri).
4. Jumlah dan susunan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah
sebagai berikut :
a. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 100 (seratus) orang atau lebih, jumlah
anggota sekurang-kurangnya 12 (dua belas) orang terdiri dari 6 (enam) orang mewakili
pengusaha/pimpinan perusahaan dan 6 (enam) orang mewakili tenaga kerja.
b. Pengusaha yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh) orang sampai 100 (seratus)
orang, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3 (tiga) orang
mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili tenaga kerja.
c. Perusahaan yang mempunyai tenaga kerja 50 (lima puluh), dengan tingkat risiko
bahaya sangat berat jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri dari 3
(tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang mewakili
tenaga kerja.
d. Kelompok perrusahaan yang mempunyai tenaga kerja kurang 50 (lima puluh) untuk
setiap anggota kelompok, jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 (enam) orang terdiri
dari 3 (tiga) orang mewakili pengusaha/pimpinan perusahaan dan 3 (tiga) orang
mewakili tenaga kerja.
c. Struktur Organisasi
8
a. Ketua dijabat oleh salah seorang Pimpinan Perusahaan yang mempunyai kewenangan
dalam menetapkan kebijaksanaan di perusahaan.
b. Sekretaris dapat dijabat oleh ahli K3/Petugas K3 (Safety Officer) atau calon yang
dipersiapkan untuk menjadi Petugas K3.
c. Para anggota terdiri dari wakil unit-unit kerja yang ada dalam perusahaan dan telah
memahami permasalahan K3.
3. Sidang-sidang.
4. Rekomendasi.
5. Audit.
1. Peran pokok Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) sebagai
badan pertimbangan di tempat kerja ialah memberikan saran dan pertimbangan baik
diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus tempat kerja yang bersangkutan
mengenai masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Fungsi Panitia Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) ialah menghimpun dan
mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
di tempat kerja yang bersangkutan, serta mendorong ditingkatkannya penyuluhan,
pengawasan, latihan dan penelitian Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
9
Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya, yang berarti mengembangkan
kemandirian, yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran, kemauan dan kemampuan,
serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung pengembangan kemandirian tersebut.
10
Meningkatnya produktifitas Meningkatnya kemampuan
11
Membangun sistim Manajamen K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas atau
kejadian lainnyan yang tidak diinginkan.
Persyaratan Umum
Kebijakan K3
Perencanaan K3
2. Tinjauan Manajemen
12
Perusahaan harus melakukan tinjau ulang oleh manajemen secara berkala
untuk menilai dan mengetahui pelaksanaan SMK3 dalam perusahaan serta
permasalahan yang dihadapi untuk peningkatan berkelanjutan
keterpaduan mekanik
prosedur operasi
pelatihan karyawan
partisipasi karyawan
manajemen perubahan
Kriteria Manajeman
Manajemen Perubahan
Penyelidikan Kejadian
Penanggulangan Darurat
Keterpaduan Mekanis
Audit
sic Principles :
2. Persiapan RCM.
14
Plant register.
15
BAB III
A. KESIMPULAN
B. S A R A N
3. Perlu peningkatan Promosi Keselamatan Kerja pada setiap Dunia Kerja agar semua
orang mementingkan Keselamtan kerja itu sendiri.
4. Sekolah secara khusus SMK yang dipersiapkan untuk tenaga kerja menengah
kebawah hendaknya dibekali dengan Manajemen K3.
16