Anda di halaman 1dari 59

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Persaingan bisnis dalam era globalisasi pada saat ini sangat ketat, dimana setiap

perusahaan dituntut untukdapat memenuhi kebutuhan konsumen serta berusaha untuk

menciptakan suatu produk yang mempunyai keunggulan danmenciptakan produk yang

berbeda dengan pesaing. Usaha pengembangan produk yang berbeda, dapat menjadi suatu

strategi yang efektif bagi perusahaan dalam memberikan penawaran produk yang inovatif

sehingga tercapai suatu kepuasan masing-masing pihak, baik dari pembeli karena membeli

produk yang sesuai dengan kebutuhannya dan seleranya maupun bagi pihak perusahaan yang

ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan produk-produknya dan juga menjaga citra baik

perusahaan di mata pelanggan.

Menciptakan peningkatan peluang pasar di berbagai sektor industri, menjadi daya tarik

yang tinggi bagi banyak pengusaha untuk ambil bagian dalam persaingan, persaingan tersebut

salah satunya pada industri teknologi telekomunikasi. Industri teknologi telekomunikasi

merupakan salah satu industri yang peluangnya cukup besar dengan persaingan yang semakin

meningkat seperti teknologi telekomunikasi smartphone. Teknologi telekomunikasi

smartphone telah menjadi kebutuhan dan gaya hidup masyarakat pada umumnya dan

khususnya bagi mahasiswa, karena mahasiswa identik membutuhkan suatu teknologi,

mahasiswa sangat membutuhkan teknologi khususnya teknologi telekomunikasi smartphone

untuk mendukungnya dalam berinteraksi, mendapatkan informasi dan berkomunikasi dengan

orang lain. Smartphone mempermudah kita dalam melakukan aktivitas sehari-hari, contoh

yang paling sederhana semua informasi yang selalu update selalu tersedia di genggaman kita

1
tanpa bersusah payah dalam mencari informasi yang kita inginkan. Keberadaan smartphone

atau pun gadget yang semakin berkembang di Indonesia membuat kebutuhan smartphone

menjadi kebutuhan primer. Semakin banyaknya pengguna smartphone membuat fenomena

tersendiri untuk saat ini bagi penggunanya maupun orang yang di sekelilingnya. Mengutip

data yang dimiliki oleh eMarketer, pada akhir 2015 pengguna smartphone di Indonesia

mencapai 55 juta pengguna. Sedangkan total penetrasi pertumbuhan mencapai 37,1 persen

yang menepatkan Indonesia berada diposisi ketiga pengguna smartphone setelah India dan

China.

Teknologi telekomunikasi ini memicu para produsen dalam industri telekomunikasi

telepon genggam untuk menciptakan smarthphone, karena banyaknya pilihan smartphone

maka para calon pengguna smarthphone sulit untuk menentukan pilihansmartphone seperti

apa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka.Konsumen menuntut tidak sebatas

terpenuhi kebutuhannya tetapi juga terpenuhi keinginannya, peningkatan tersebut sejalan

dengan perkembangan teknologi telekomunikasi yang memudahkan konsumen untuk

mengetahui, memahami dan memiliki banyak pilihan dalam menentukan keputusan

pembelian.

Produk Xiaomi saat ini banyak diminati oleh konsumen karena Xiaomi memiliki desain

yang keren,hampir mirip seperti Iphone dan memiliki fitur yang sangat bagus. Harga yang di

pasarkan Xiaomi sesuai dengan spesifikasi yang dimiliki, seperti camera yang bagus, ram

juga besar, minimal ram yang di pakai Xiaomi yaitu ram 1GB. Dan juga rata-rata produk

Xiaomi memiliki ketahanan battery seharian penuh dengan penggunaan browsing dan lain-

lain. Selain itu Xiaomi terdapat update ROM untuk memperbaiki masalah yang kurang

baikdari Xiaomi dan memberikan fitur-fitur baru.

2
Smartphone Xiaomi memiliki harga yang lebih murah dan spesifikasi yang unggul

dibandingkan dengan Smartphone dengan android lainya.

Tabel 1.1 Perbandingan smartphoneXiaomi Redmi note 3, Samsung Galaxy note 3 dan

Oppo f1

Perbandingan Xiaomi Redmi note Samsung Galaxy Oppo f1

3 note 3

Ukuran : 150 x 76 x 8.7 Ukuran : 151.2 x 79.2 x Ukuran : 143.5 x 71 x


mm 8.3 mm (5.95 x 3.12 x 7.3 mm 134 gram
0.33 in)
Body Berat : 164 g
Berat : 168 g (5.93 oz)
Layar IPS LCD 5.5 inchis Layar : 1080 x 1920
1080 x 1920 pixels pixels, 5.7 inches (~386
ppi pixel density)

Sim card : dual sim Sim card : dual sim Sim card : dual sim
Internet : HSPA, LTE Internet :HSDPA, 42 Internet :HSDPA:
Mbps; HSUPA; 42.2 mbps & HSUPA
Wereless : WI-FI LTE, Cat4, 50 Mbps : 5.76 mbpsLTE Cat4
820.11a/b/g/n/ac dual UL, 150 Mbps 150/50 Mbps
band Wifi direct, DLBluetooth v4.0,
Hospot A2DP, EDR, LE Wereles : Wi-Fi
bluetoothv4.0, Infrared DirectHotspotSupport
Konektifitas port GPS : Yes, with A- Bluetooth v 4.1
GPS, GLONASS A2DP
GPS : with A-GPS,
GLONASS, Beidou USB : microUSB GPS A GPS
v3.0 (MHL 2), USB
USB : microUSB v2.0 Host USB : Micro USB
v2.0

OS : Android OS, v5.1 Android OS, v4.3 OS : Android OS,


(Lollipop) + MIUI 7.0 (Jelly Bean), v5.1 (Lollipop)
upgradable to v4.4.2
Memori : Internal (KitKat) Memori : Internal
16 GB / 32 GB 16 GB / 32 GB
Memori : 16/32/64
CPU : Mediatek GB, CPU : Octa-core 1.7
MT6795 Helio GHz Cortex-A53
X10, Octa-core 2.0 CPU : Quad-core 2.3

3
Dapur pacu GHz Cortex-A53 GHz Krait 400 RAM : 3 GB
(N9005, N9002)/
Ram : 2 GB / 3 GB Quad-core 1.9 GHz GPU : Adreno 405
Cortex-A15 & quad-
GPU : PowerVR Baterai : Non-
core 1.3 GHz
G6200 removable Li-lon
Cortex-A7 (N9000)
2500 mAh
Baterai : Non-
GPU : Adreno 330
removable Li-Po 4000
(N9005, N9002)/
mAh
Mali-T628 MP6
(N9000)
Batrei : Li-Ion 3200
mAh battery

Belakang : 13 MP, Belakang : 13 MP, Belakang13 MP,


4128 x 3096 pixels, 4128 x 3096 pixels, f/2.2, phase detection
phase detection autofocus, LED autofocus, LED flash
autofocus, LED flash flash, check quality
Fitur
Video: 1080p@30fps Video : 2160p
30fps, 1080p 60fps Geo-tagging, touch
Depan : 5 MP, 720p (N9005, N9002)/ focus, face detection,
1080p (N9000), HDR, panorama
Kamera check quality
Video :1080p@30fps
Depan :2 MP,
1080p 30fps Depan8 MP, f/2.0,
1080p, screen flash

Ram 2GB : USD 140 Harga : 2,5 jutaan Harga : 2.1 Jutaan
(Rp. 1.9 Jutaan)
Harga Ram 3GB : USD 172
(Rp. 2.3 Jutaan)

Sumber : http://www.gsmarena.com/xiaomi_redmi_note_3-7863.php

http://www.gsmarena.com/samsung_galaxy_note_3-5665.php

http://www.gsmarena.com/oppo_f1-7855.php

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat perbandingan harga diantara produk smartphoneternyata

Xiaomi lebih unggul dari yang lain, dari segi harga Xiaomi lebih murah di banding

4
semartphonelain dan juga Xiaomi ungul dalam segi spesifikasi, itulah mengapa Xiaomi

sekarang banyak diminati oleh konsumen.

Produk smartphone Xiaomi saat ini juga diminati di kalangan muda khususnya para

mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta. Dengan harga yang

ekonomis banyak para mahasiswa untuk membelinya, juga dengan desain yang bagus banyak

yang tertarik pada produk smartphone Xiaomi dan juga terdapat fitur fitur canggih untuk

memudahkan mahasiswa berkomunikasi atau berinteraksi dengan yang lain dan dapat

memperoleh informasi dengan cepat.

Menurut Kotler dan Amstrong (2008), kualitas produk adalah karakteristik produk atau

jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang

dinyatakan atau diimplikasikan. Menurut Assauri (1998) mengatakan bahwa kualitas produk

merupakan faktor-faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan

barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan

atau dibutuhkan. Menurut penelitian Abdullahi Farah, A., Zainalabidin, M. and Ismail, A. L.

(2011) mengatakan bahwa terdapat beberapa komponen pengukuran atas kualitas produk

berdasarkan performance, yaitu sebuah produk berasal dari bahan baku yang memiliki bibit

unggulan dan kandungan yang terdapat dalam sebuah produk. Indikator yang digunakan

untuk mengukur kualitas produk dalam penelitian ini adalah pertama kinerja kedua keindahan

tampilan ketiga keistimewaan tambahan keempat kualitas yang dipersepsikan.

Menurut Aaker (1997:127) terkait dengan keputusan-keputusan pembelian, maka

kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Diperkuat oleh pendapat

Ries (2000:51) yang mengatakan bahwa kualitas produk akan menjadi pertimbangan penting

5
bagi pembelian. Menurut Sutisna (2001: 83) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap

suatu merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Kualitas produk dan citra

merek merupakan elemen dari atribut produk. Menurut (Kotler, 2005:72) pengguanaan

beberapa atribut produk dapat dikatakan berhasil jika atribut itu saling mendukung satu sama

lain. Menurut Gitosudarmo (2000:189) menyatakan, sering kali atribut produk yang tidak

berwujud terdapat anganangan konsumen terhadap nama merek yang diberikan oleh produk

tersebut.

Menurut Keller (1993) dalam Erna Ferrinadewi (2008) Citra merek adalah persepsi

tentang merek yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada merek

tersebut. Sutisna (2001: 83) mengatakan bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu

merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Menurut penelitian IkeElechi

Ogba, dkk (2009) menyimpulkan bahwa konsumen dalam memilih produk didasarkan pada

citra merek yang telah tertanam dibenaknya, sehingga konsumen tersebut akan memiliki

komitmen dalam memilih produk atau merek dalam setiap pembelian. Dalam mengukur citra

merek digunakan beberapa indikator diantaranya kekuatan asosiasi merek, keuntungan

asosiasi merek dan keunikan asosiasi merek. Menentukan pembelian konsumen juga

memahami citra merek produk untuk memutuskan pembelian. Citra merek menurut Kotler

(2008) adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap

produk tertentu. Konsumen cenderung menjadikan citra merek suatu produk sebagai acuan

sebelum melakukan pembelian suatu produk. Citra merek yang positif akan membentuk

stigma positif yang akan tertanam dibenak konsumen sehingga mempengaruhinya dalam

memutuskan memilih dan melakukan pembelian suatu produk. Menurut Tjiptono (2005)

pengertian citra merek (Brand image) adalah Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

6
konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (Brand image) serangkaian deskripsi tentang

asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Brand image dari suatu produk

yang baik akan mendorong para calon pembeli untuk membeli produk tersebut daripada

membeli produk yang sama dengan merek lain. Untuk itu penelitian ini mencoba melihat

keterkaitan variabel kualitas produk, citra merek dan harga sebagai variabel independen

pengaruhnya tehadap keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Menurut (Kotler 2005:470), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah

produk atau jasa. Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen

untuk mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Menurut

Kotler (2005), harga adalah sejumlah uang yang dibebankan untuk sebuah produk atau jasa.

Secara lebih luas, harga adalah keseluruhan nilai yang ditukarkan konsumen untuk

mendapatkan keuntungan dari kepemilikan terhadap sebuah produk atau jasa. Menurut

penelitian Zsofia Kenesei dan Sarah Todd (2003) harga secara konsisten dinyatakan sebagai

faktor utama didalam mempengaruhi keputusan pembelian. Dalam penelitian ini terdapat

beberapa pengukuran yang digunakan dalam mengukur harga, yaitu pertama Pencarian Harga

Terendah (Low Price Search) dan kedua Mengenali Harga (Price Recall). Dalam mengukur

harga digunakan beberapa indikator diantaranya peranan harga, kesesuaian harga, dan tingkat

harga.

Menurut (Tjiptono 2002 :152) harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi yaitu pertama

peranan alokasi dan harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk

memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan berdasarkan daya

belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan

7
cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli

membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi

dana yang dikehendaki. kedua peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam

mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini terutama

bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan menilai faktor produk atau

manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering terjadi adalah apabila harga yang mahal

biasanya mencerminkan kualitas yang tinggi, selain itu harga merupakan faktor yang paling

vital dalam membentuk persepsi konsumen apabila semakin tinggi harga maka kualitas pun

terjamin bagus sehingga konsumen bersedia melakukan pembelian. Menentukan pilihan,

konsumen juga melihat harga sebuah produk sebelum membelinya. Harga adalah nilai suatu

barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang berdasarkan nilai tersebut seseorang atau

perusahaan bersedia melepas barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain (Kotler,

2008).Simamora (2002) juga menjelaskah bahwa harga ialah nilai uang yang harus

dikeluarkan untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan.

Menurut Shiffman dan Kanuk (2008) perilaku konsumen adalah perilaku yang

ditunjukan dalam mencari, membeli, menggunakan, menilai dan menentukan produk, jasa dan

gagasan. Menurut Engel et al (1995) terdapat lima peranan indivdu dalam pembeliaan, yaitu

pertama pemrakarsa, orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan membeli

produk atau jasa tertentu. Kedua pembeli pengaruh, orang yang pandangan atau saranya

mempengaruhi keputusan pembelian. Ketiga pengambilan keputusan, orang yang akhirnya

membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli,

bagaymana membelinya, atau dimana membeli. keempat Pembeli, orang yang benar-benar

melakukan pembelian. kelima Pengguna, orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

8
produk atau jasa. Menurut Kotler dan Keller (2007:203) terdapat enam keputusan yang

dilakukan oleh konsumen yaitu: pilihan produk, pilihan dealer, jumlah pembelian, saat yang

tepat melakukan pembelian, dan metode pembayaran.Menurut kotler dan Armstrong

(1998:127) dalam merencanakan produk ada lima atribut yang berpengaruh terhadap

keputusan pembelian yaitu pertama Produk utama/ inti, yaitu manfaat yang sebenarnya

dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk kedua Produk generik,

yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar rancangan

produk minimal agar dapat berfungsi tiga Produk harapan, yaitu produk formal yang

ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan

disepakati untuk di beli. empat Produk pelengkap ,yaitu berbagai atribut produk yang

dilengkapi atau ditambahi manfaat dan layanan,sehingga dapat memberikan tambahan

kepuasan dan dapat dibedakan denagan produk pesaing lima Produk potensial, yaitu segala

macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa

mendatang.

Pengukuran keputusan pembelian dalam penelitian ini menggunakan indikator

keputusan pembelian yang diungkapkan oleh Kotler dan Keller (2007:203) yaitu: pemilihan

dealer dan saat yang tepat melakukan pembelian Menurut penelitian Zsofia Kenesei & Sarah

Todd (2003) menyebutkan bahwa frekuensi pembelian termasuk indikator dalam mengukur

tingkat pengambilan keputusan pembelian. Pengukuran keputusan pembelian dalam penelitian

ini yaitu jumlah pembelian dan frekuensi pembelian.

Proses keputusan pembelian menurut Kotler (2008) terdiri atas lima tahap yaitu: 1.

pengenalan masalah, 2. Pencarian informasi, 3. Evaluasi alternatif, 4. Keputusan pembelian,

5. Perilaku pasca pembelian. Kelima langkah tersebut yang biasa di lakukan oleh calon

9
konsumen sebelum memutuskan pembelian terhadap suatu produk. Nugroho (2003)

menjelaskan keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu

diantaranya.Menyeleksi produk yang akan dibeli konsumen juga memperhatikan suatu produk

dari berbagai hal misalnya dari iklan yang dilakukan produk, kemudian melihat kualitas yang

dimiliki oleh produk, selain itu informasi yang di dapat dari mulut ke mulut oleh konsumen

yang pernah menggunakan produk tersebut sehingga ketiga hal di atas dapat menimbulkan

kesadaran akan suatu merek dan semuanya memiliki peran penting bagi calon konsumen

untuk memutuskan produk mana yang akan dibeli. Hal yang dapat mempengaruhi calon

konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli produk salah satunya adalah kualitas

produk. Kualitas produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada

kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat Menurut (Kotler,

2008). Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa Konsumen akan merasa

puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan

berkualitas.

Belakangan ini banyak bermunculan berbagai macam smartphone yang menawarkan

berbagai macam kualitas dan keunggulan disetiap produknya sehingga dapat membingungkan

calon konsumen untuk memutuskan produk mana yang akan dibeli dan gunakan. Xiaomi

adalah salah satu produsen yang memproduksi smartphone. Xiaomi saat ini merupakan

produsen telepon cerdas terbesar ketiga di dunia. Xiaomi juga menjadi vendor telepon cerdas

terbesar di Tiongkok pada tahun 20014, setelah menyalip kompetitornya, menurut laporan

IDC.

10
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang mengangkat permasalahan Kualitas Produk, Citra Merek dan

Harga yang mendasari terbentuknya keputusan pembelian pada konsumen. Penelitian ini

dengan judul Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian SmartphoneXaomi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat di ambil yaitu:

1. Apakah variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

smartphone Xiaomi secara parsial ?

2. Apakah variabel citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

smartphone Xiaomi secara parsial ?

3. Apakah variabel harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone

Xiaomi secara parsial ?

4. Apakah variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama ?

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji dan menganalisis variabel kualitas produk berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi.

2. Untuk menguji dan menganalisis variabel Citra merek berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi.

11
3. Untuk menguji dan menganalisis variabel harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi.

4. Untuk menguji dan menganalisis variabel kualitas produk, citra merek, dan harga

berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian smartphone

Xiaomi.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Peneliti

Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat menambah bekal wawasan baik

teoritis maupun penerapan teori yang diperoleh selama berada di bangku kuliah.

2. Bagi Pihak lain

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan ilmu yang

bermanfaat bagi pengembangan ilmu penelitian dalam bidang Manajemen Pemasaran dan

memberikan informasi kaitannya dengan keputusan pembeli.

12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan teori

1. Perilaku Konsumen dan Perilaku Pembelian Konsumen

Perilaku pembelian konsumen (consumer buyer behavior) mengacu pada perilaku

pembelian konsumen akhir-perorangan dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa

untuk konsumsi pribadi. Semua konsumen akhir ini bergabung membentuk pasar

konsumen (consumer market).

a. Model Perilaku Konsumen

Konsumen membuat banyak keputusan pembelian setiap hari, Kebanyakan

perusahaan besar meneliti keputusan pembelian konsumen secara sangat rinci untuk

menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli,

bagaimana dan berapa banyak yang mereka beli, kapan mereka membeli, dan mengapa

mereka membeli. Berikut ini adalah gambar model perilaku konsumen Menurut Kotler

(2007) :

Kotak hitam pembeli


Persamaan dan Rangsangan Respon pembeli

Pemasaran Ransangan lain Karakteristik pembeli proses keputusan pembeli


Pilihan produk
Produk Ekonomi - Budaya - Pengenalan msalah
Harga Teknologi Pilihan merek
- Sosial - Pencarian informasi
Tempat Politik Pilihan penyalur
promosi Budaya - Pribadi - Evaluasi
Waktu pembelian
- Psikologi - Keputusan
Jumlah pembelian
- Perilaku pembelian

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen

13
Gambar diatas memperlihatkan bahwa, titik awalnya adalah model perilaku

pembelian berupa rangsangan-tanggapan. Gambar ini memperlihatkan bahwa

pemasaran dan rangsangan lain memiliki kotak hitam konsumen dan menghasilkan

respons tertentu. Pemasar harus menemukan apa yang ada didalam kotak hitam

pembeli. Rangsangan pemasaran terdiri dari Empat P (product, price, place, dan

promotion). Rangsangan lain meliputi kekuatan dan faktor utama dalam lingkungan

pembeli: ekonomi, teknologi, politik, dan budaya. Semua masukan ini memasuki

kotak hitam pembeli, dimana masukan ini diubah menjadi sekumpulan sekumpulan

respons pembeli yang dapat diobservasi: pilihan produk, pilihan merek, pilihan

penyalur, waktu pembelian, dan jumlah pembelian.

b. Karakteristik yang mempengaruhi Perilaku Konsumen menurut Kotler dan Amstrong

(2008) adalah sebagai berikut :

1) Faktor Budaya

a) Budaya, kumpulan nilai dasar, persepsi, keinginan, dan perilaku yang dipelajari

oleh anggota masyarakat dari keluarga dan institusi penting lainnya.

b) Subbudaya, kelompok masyarakat yang berbagi sistem nilai berdasarkan

pengalaman hidup dan situasi yang umum.

c) Kelas sosial, pembagian yang relatif permanen dan berjenjang dalam masyarakat

di mana anggotanya berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

2) Faktor Sosial

a) Kelompok, adalah dua atau lebih orang yang berinteraksi untuk mencapai tujuan

pribadi atau tujuan bersama.

14
b) Keluarga, anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga

adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat,

dan telah diteliti secara ekstensif.

c) Peran dan Status, seseorang menjadi anggota banyak kelompok-keluarga klub, dan

organisasi. Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat didefinisikan

dalam peran dan status. Peran terdiri dari kegiatan yang diharapkan dilakukan

sesesorang sesuai dengan orang di sekitarnya. Masing-masing peran membawa

status yang mencerminkan nilai umum yang diberikan kepadanya oleh

masyarakat.

3) Faktor Pribadi

a) Usia dan Tahap Siklus Hidup, orang mengubah barang dan jasa yang mereka beli

sepanjang hidup mereka. Selera makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi sering

berhubungan dengan usia. Pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup

keluarga, tahap-tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan

berjalannya waktu.

b) Pekerjaan, pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.

c) Situasi Ekonomi, situasi ekonomi seseorang mempengaruhi pilihan produk.

Pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan mengamati gejala

pendapatan pribadi, tabungan, dan suku bunga.

d) Gaya Hidup, adalah pola hidup seseorang yang diekspresikan dalam kegiatan,

minat, dan pendapatannya.

e) Kepribadian dan Konsep Diri, kepribadian adalah karakteristik psikologi untuk

seseorang yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan bertahan lama

15
terhadap lingkungan orang itu sendiri. Konsep diri adalah seseorang yang

menunjukkan dan mencerminkan identitas mereka.

4) Faktor Psikologis

a) Motivasi, kebutuhan dengan tekanan kuat yang mendorong seseorang untuk

mencari kepuasan atas keputusan mereka.

b) Persepsi, proses di mana orang memilih, mengatur, dan menginterprestasikan

informasi untuk membentuk gambaran dunia yang berarti.

c) Pembelajaran, perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman

d) Keyakinan dan Sikap, keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki

seseorang tentang sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan, dan tendensi yang

relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek atau ide.

c. Jenis-jenis Perillaku Keputusan Pembelian menurut Kotler dan Amstrong (2008) adalah

sebagai berikut:

1) Perilaku Pembelian Kompleks, yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi

yang ditentukan oleh keterlibatan konsumen yang tinggi dalam pembelian dan

perbedaan yang dianggap siginifikan antar merek.

2) Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi, yaitu perilaku pembelian konsumen

dalam situasi yang mempunyai karakter keterlibatan tinggi tetapi hanya ada sedikit

anggapan perbedaan antar merek.

3) Perilaku Pembelian Kebiasaan, yaitu perilaku pembelian konsumen dalam situasi

yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen rendah dan anggapan perbedaan

merek sedikit.

16
4) Perilaku Pembelian Mencari Keragaman, yaitu perilaku pembelian konsumen yang

mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah tetapi dengan anggapan

perbedaan merek yang signifikan.

d. Proses Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang

paling disukai dari berbagai alternatif yang ada (Kotler dan Amstrong, 2008). Tetapi,

adadua faktor bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

pertama adalah sikap orang lain, jika seseorang mempunyai arti penting bagi anda

berfikir bahwa anda seharusnya membeli barang murah, maka peluang anda untuk

membeli barang mahal berkurang. Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak

diharapkan. Konsumen mungkin membentuk niat pembelian berdasarkan faktor-faktor

seperti pendapatan, harga dan manfaat produk yang dimanfaatkan, namun kejadian tak

terduga bisa mengubah niat pembelian.

Proses keputusan pembelian merupakan suatu perilaku konsumen untuk

menentukan suatu proses pengembangan keputusan dalam membeli suatu produk.

Proses tersebut merupakan sebuah penyelesaian masalah harga yang terdiri dari lima

tahap Kotler dan Amstrong (2008). Lima tahap proses keputusan pembelian tersebut

adalah :

Perilaku
Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Pasca
masalah Informasi Alternatif Pembelian Pembelian

Gambar 2.2 Proses Keputusan Pembelian

17
1) Pengenalan Kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembelian, di mana konsumen menyadari suatu

masalah atau kebutuhan.

2) Pencarian Informasi

Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen ingin mencari informasi

lebih banyak, konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan

pencarian informasi secara aktif.

3) Evaluasi Alternatif

Tahap proses keputusan pembelian di mana konsumen menggunakan informasi

untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan.

4) Keputusan Pembelian

Tahap dimana konsumen memutuskan merek mana yang akan dibeli. Ada dua

faktor yang bisa berbeda antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor

tersebut adalah :

- Faktor pertama adalah sikap orang lain,

- Faktor kedua adalah faktor situasional yang tidak diharapkan.

5) Perilaku Pasca pembelian

Tahap proses keputusan pembeli di mana konsumen mengambil tindakan

selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

e. Pihak-pihak yang terlibat dalam Proses Keputusan Pembelian

Seorang pemasar harus menguasai pengaruh yang terjadi pada pembeli. Untuk

itu seorang pemasar harus mengidentifikasikan siapa saja yang membuat keputusan

18
pembelian. Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pihak-pihak yang terlibat dalam

keputusan pembelian dibagi menjadi 5 yaitu:

1) Pengguna (users), adalah anggota organisasi yang akan menggunakan produk atau

jasa yang dibeli.

2) Orang yang mempengaruhi (influencers), adalah orang-orang di dalam pusat

pembelian organisasi yang mempengaruhi keputusan pembelian, mereka sering

membantu menetapkan spesifikasi dan juga memberikan informasi untuk

mengevaluasi alternatif.

3) Pembeli (buyers), adalah orang-orang yang di dalam pusat pembelian organisasi

yang melakukan pembelian sesungguhnya.

4) Pengambilan keputusan (deciders), adalah orang-orang di dalam pusat pembelian

organisasi yang mempunyai kekuatan resmi atau tidak resmi untuk memilih atau

menyetujui pemasok akhir.

5) Penjaga gerbang (gate keepers), adalah orang-orang di dalam pusat pembelian

organisasi yang mengendalikan aliran informasi kepada pihak lain.

2. Keputusan Pembelian

a. Pengertian Keputusan Pembelian

Perusahaan harus mengidentifikasi konsumen sebelum merencanakan

pemasaran, sasarannya dan proses keputusan mereka. Walupun banyak keputusan

pembelian hanya melibatkan satu pengambil keputusan, keputusan yang lain mungkin

melibatkan beberapa peserta yang memerankan peran, pencetus ide, pemberi perintah,

pengambil keputusan, pembeli dan pemakai. Tugas sebagai pemasar di sini adalah

mengidentifikasi peserta pembelian lain, kriteria pembelian mereka dan pengaruh

19
mereka terhadap pembeli. Program pemasaran harus dirancang untuk menarik dan

mencapai peserta kunci seperti halnya pembeli.

Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen untuk membentuk

refrensi diantara merek-merek dalam kelompok pilihan dan membeli produk yang

paling disukai (Kotler2008). Menurut Nugroho (2003) keputusan pembelian adalah

proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan, untuk mengetahui

dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya. Amirullah

(2002) bahwa: Pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan pemilihan

dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan

menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Machfoedz (2005)

mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu proses penilaian dan

pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu

dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan. Proses

penilaian itu biasanya diawali dengan mengindentifikasi masalah utama yang

mempengaruhi tujuan, menyusun, menganalisis, dan memilih berbagai alternatif

tersebut dan mengambil keputusan yang dianggap paling baik. Langkah terakhir dari

proses itu merupakan sistim evaluasi untuk menentukan efektifitas dari keputusan

yang telah diambil. Inti dalam mengambil keputusan konsumen (consumer decision

making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk

mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memiliki salah satu diantaranya

(Setiadi, 2003).

Dalam mengambil keputusan konsumen memiliki banyak pertimbangan yang

dilakukan sebelum mengambil keputusan salah satunya mereka memiliki opsi produk

20
lain untuk mengganti produk yang pertama dipilihnya jika opsi yang lain dianggap

lebih baik bagi mereka.

b. Dimensi Keputusan Pembelian

Indikator keputusan pembelian menurut kotler dan keller (2008) yaitu :

1. Merek

2. Penyalur

3. Kuantitas

4. Waktu

5. Metode pembayaran

3. Kualitas Produk

a. Pengertian Kualitas Produk

Pengertian produk menurut Tjiptono (2005) adalah segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuh kabutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan. Kualitas

produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada

kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat. Menurut (Kotler,

2008). Sedangkan menurut Lupiyoadi (2001) menyatakan bahwa Konsumen akan

merasa puas bila hasil evaluasi mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka

gunakan berkualitas. Definisi lain kualitas produk adalah derajat yang dicapai oleh

karakteristik yang berkaitan dalam memenuhi persyaratan (Lupiyoadi, 2001). Kualitas

produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia,

proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan (Tjiptono, 2005).

21
Konsumen akan menyukai produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan pelengkap

inovatif yang terbaik, produk yang berkualitas adalah produk yang mampu

memberikan hasil yang lebih dari yang diharapkan.

Kualitas sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa

yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian. Kualitas sering menjadi hal

yang dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembeliannya. Apabila kualitas

produk yang dihasilkan baik maka konsumen akan cenderung untuk melakukan

pembelian ulang, sedangkan apabila kualitas produk tersebut tidak sesuai dengan yang

diinginkan maka konsumen akan mengalihkan pembelian pada produk sejenis lainnya.

Untuk mencapai kualitas yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas,

hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang diproduksi memenuhi standar

kualitas yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan

terhadap produk yang bersangkutan. Meskipun konsumen mempunyai persepsi yang

berbeda terhadap kualitas produk tetapi setidaknya konsumen akan memiliki produk

dengan kualitas yang mampu memuaskan kebutuhannya.

b. Dimensi Kualitas Produk

Menurut Tjiptono (2005), kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran

produk yang menghasilkan manfaat (benefits) bagi pelanggan. Kualitas suatu produk

baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Dimensi kualitas

produk menurut Tjiptono (2005) adalah:

1. Performance (kinerja), berhubungan dengan karakteristik operasi dasar dari sebuah

produk.

22
2. Durability (daya tahan), yang berarti berapa lama atau umur produk yang

bersangkutan bertahan sebelum produk tersebut harus diganti. Semakin besar

frekuensi pemakaian konsumen terhadap produk maka semakin besar pula daya

produk.

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi), yaitu sejauh mana

karakteristik operasi dasar dari sebuah produk memenuhi spesifikasi tertentu dari

konsumen atau tidak ditemukannya cacat pada produk.

4. Features (fitur), adalah karakteristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah ketertarikan konsumen terhadap

produk.

5. Reliability (reliabilitas), adalah probabilitas bahwa produk akan bekerja dengan

memuaskan atau tidak dalam periode waktu tertentu. Semakin kecil kemungkinan

terjadinya kerusakan maka produk tersebut dapat diandalkan.

6. Aesthetics (estetika), berhubungan dengan bagaimana penampilan produk.

7. Perceived quality (kesan kualitas), sering dibilang merupakan hasil dari penggunaan

pengukuran yang dilakukan secara tidak langsung karena terdapat kemungkinan

bahwa konsumen tidak mengerti atau kekurangan informasi atas produk yang

bersangkutan.

8. Serviceability, meliputi kecepatan dan kemudahan untuk direparasi, serta

kompetensi dan keramahtamahan staf layanan.

23
4. Citra Merek

a. Pengertian Citra Merek

Citra adalah tujuan pokok bagi suatu organisasi atau perusahaan. Pengertian citra

itu sendiri abstrak atau intangible, tetapi wujudnya dapat dirasakan dari penilaian, baik

semacam tanda respek dan rasa hormat dari publik sekelilingnya atau masyarakat luas

terhadap organisasi atau perusahaan tersebut dilihat sebagai sebuah badan usaha yang

dipercaya, professional, dan dapat diandalkan dalam pembentukan pelayanan yang

baik. Tugas PR itu sendiri adalah menciptakan citra organisasi yang diwakilinya

sehingga tidak menimbulkan isu-isu yang merugikan. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (1990), citra adalah pemahaman kesan yang timbul karena pemahaman akan

suatu kenyataan, sedangkan Merek adalah nama, istilah, simbol, tanda, rancangan,

atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual untuk membedakannya dari produk

pesaing (Kotler, 2008) .

Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang

konsumen terhadap produk tertentu. Konsumen cenderung menjadikan citra merek

suatu produk sebagai acuan sebelum melakukan pembelian suatu produk. Citra merek

yang positif akan membentuk stigma positif yang akan tertanam dibenak konsumen

sehingga mempengaruhinya dalam memutuskan memilih dan melakukan pembelian

suatu produk (Kotler, 2008). Tjiptono (2005) pengertian citra merek (Brand image)

adalah Deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu.

Jadi citra merek (Brand image) serangkaian deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan

konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek menurut Setiadi (2003)

24
mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan bentuk dari informasi dan

pengalaman masalalu terhadap merek itu. Citra merek yang baik berarti masyarakat

(khususnya konsumen) mempunyai kesan yang positif terhadap suatu merek,

sedangkan citra merek yang kurang baik berarti masyarakat mempunyai kesan yang

negatif (Sutisna, 2003).

Berdasarkan pengertian citra merek di atas maka dapat disimpulkan citra

merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari

informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu.

b. Dimensi Citra Merek

Menurut Hoeffler dan Keller dalam Pujadi (2010) dimensi atau indikator dari brand

image adalah :

1. Kesan Profesional Menurut kamus besar bahasa indonesia terdapat pengertian kata

citra dan profesional. Citra merupakan gambaran, rupa atau kesan. Gambaran yang

dimiliki mengenai orang banyak, mengenai pribadi, organisasi atau produk, kesan

mental yang ditimbulkan oleh sebuah kata, frase atau kalimat, yang merupakan

unsur dasar yang khas dalam karya prosa atau puisi.Profesi merupakan pekerjaan

yang dilandasi oleh pengetahuan atau pendidikan tertentu. Profesional, berkenaan

dengan pekerjaan, berkenaan dengan keahlian, memerlukan kepandaian khusus

untuk melaksanakannya, mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya.

Profesionalisme merupakan kualitas, mutu dan tindak tanduk yang berada dalam

sebuah profesi. Masing-masing produk memiliki kesan profesional atau keahlian di

mata konsumen. Kesan profesional yang baik, maka akan menimbulkan loyalitas

terhadap produk tersebut.

25
2. Kesan Modern, Kesan modern merupakan teknologi yang selalu mengikuti

perkembangan jaman. Dalam suatu produk, kesan modern tersebut harus simpel

dan tidak membosankan, agar mudah di ingat oleh masyarakat.

3. Produk mampu melayani semua segmen yang ada, tidak hanya melayani segmen

khusus saja.

4. Perhatian Pada Konsumen Dalam suatu produk harus perhatian atau peduli kepada

konsumen agar produk tersebut dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan

konsumen. Sehingga konsumen merasa puas dengan produk tersebut.

5. Harga

a. Pengertian Harga

Harga merupakan salah satu unsur bauran pemasaran yang seringkali

dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi konsumen dalam melakukan

pembelian. Definisi harga adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pelanggan

untuk mendapatkan keunggulan yang ditawarkan oleh bauran pemasaran perubahan

(Cannon, at.al, 2008). Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan

sejumlah uang berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia

melepas barang atau jasa yang dimiliki kepada pihak lain (Kotler, 2008).Simamora

(2002) juga menjelaskah bahwa harga adalah nilai uang yang harus dikeluarkan

untuk mendapatkan produk atau jasa yang diinginkan. Basu Swastha & Irawan

(2005) harga ialah sesuatu yang dibutuhkan untuk mendapatkan suatu kombinasi

antara pelayanan ditambah produk dengan membayar jumlah uang yang sudah

menjadi patokan. Alma (2002) Harga merupakan sebuah nilai yang ditentukan

untuk suatu barang maupun jasa yang ditentukan dengan uang.

26
Machfodz (2005) penetapan suatu harga dapat dipengaruhi oleh faktor

internal yang terdiri dari tujuan perusahaan dalam memasarkan produk, strategi

yang dipakai oleh perusahaan dalam memasarkan produk, biaya yang dikeluarkan

preusahaan untuk memproduksi dan memasarkan produk dan pembiayaan

karyawan serta metode yang dipakai perusaan untuk memasarkan produk dan faktor

eksternal yang dapat dilihat dari model pasar yang akan dituju produk, persaingan

harga dengan produk lain, serta lingkungan yang akan menjadi sasaran produk

tersebut.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga merupakan

faktor penentu yang mempengaruhi pilihan pembelian, hal ini masih menjadi

kenyataan dikalangan masyarakat, khususnya kelompok-kelompok sosial yang

tidak mampu.

b. Dimensi Harga

Indikator yang mencirikan harga menurut Kotler (2008) yaitu:

1. Keterjangkauan harga.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

3. Daya saing harga.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produksi.

5. Harga mempengaruhi daya beli konsumen.

6. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.

27
B. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian sebelumnya dilakukan oleh Mahmudah & Tiarawati (2013) dengan

topik PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK, DAN HARGA TERHADAP

KEPUTUSAN PEMBELIAN PONDS FLAWLESS WHITE. Adapun persamaan dan

perbedaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang dijelaskan dalam Tabel 2.1

sebagai berikut :

Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian


No Komponen Mahmudah & Tiarawati Dwi Chandra Wiguna
(2013)
1. Judul PENGARUH KUALITAS PENGARUH KUALITAS
PRODUK, CITRA MEREK, PRODUK, CITRA MEREK,
DAN HARGA TERHADAP DAN HARGA TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN KEPUTUSAN PEMBELIAN
PONDS FLAWLESS WHITE SMARTPHONE XIAOMI
2. Responden Mahasiswa Universitas Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Surabaya dan Bisnis UPN Vetaran
Yogyakarta
3. Sampel 110 Responden 110 Responden
4. Teknik Analisis Regresi Linier Berganda Regresi Linier Berganda
data
Sumber : Mahmudah & Tiarawati (2013)

Dari table diatas terdapat perbedaan Objek penelitian Antara Ponds Flawless

White dengan Smartphone Xiaomi dan Reponden Mahasiswa Universitas Surabaya dengan

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta, sedangkan persamaannya

yaitu persamaan Variabel, Jumlah Sampel dan Teknik Analisis Data.

C. Keterkaitan Antar Variabel

1.Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan pembelian

Menurut Aaker (1997) terkait dengan keputusan-keputusan pembelian, maka

kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Diperkuat oleh

28
pendapat Ries (2000) yang mengatakan bahwa kualitas produk akan menjadi

pertimbangan penting bagi pembelian. Purwati, Heri Setiawan, dan Rohmawati (2012)

melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Harga dan Kualitas Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat. Setelah dilakukan perhitungan

pengaruh variabel bebas yaitu harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

maka didapatkan hasil yaitu korelasi produk

moment harga terhadap pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda

Beat sebesar 0,25. Sedangkan korelasi produkmoment kualitas produk terhadap

pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat sebesar 0,46. Hal ini

membuktikan bahwa harga dan kualitas produk berpengaruh secara signifikan terhadap

keputusan pembelian. Ini berarti bahwa kualitas produk berpengaruh positif atau searah

terhadap keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen.

2. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembeliaan

Menurut Sutisna (2003) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu merek,

lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Kualitas produk dan citra merek

merupakan elemen dari atribut produk. Menurut (Kotler, 2008) penggunaan beberapa

atribut produk dapat dikatakan berhasil jika atribut itu saling mendukung satu sama lain.

Menurut Gitosudarmo (2000) menyatakan, sering kali atribut produk yang tidak berwujud

terdapat angan-angan konsumen terhadap nama merek yang diberikan oleh produk

tersebut.

3. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembeliaan

Menurut (Tjiptono 2002) harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi yaitu

29
pertama peranan alokasi dan harga yaitu fungsi harga dalam membantu para pembeli

untuk memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan

berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat membantu para pembeli

untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya pada berbagai jenis barang dan

jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian

memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. kedua peranan informasi dan harga, yaitu

fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas.

Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan menilai

faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering terjadi adalah

apabila harga yang mahal biasanya mencerminkan kualitas yang tinggi, selain itu harga

merupakan faktor yang paling vital dalam membentuk persepsi konsumen apabila

semakin tinggi harga maka kualitas pun terjamin bagus sehingga konsumen bersedia

melakukan pembelian.

D. Kerangka Konseptual

Kerangka pemikir yang diajukan untuk penelitian ini berdasarkan pada variabel bebas

dan terikat yang telat diuraikan tersebut. Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang

kerangka pemikir peneliti ini, maka dapat dilihat sebagai berikut :

30
Kualitas Produk

( X1 )

Citra Merek Keputusan Pembelian

( X2 ) (Y)

Harga

( X3 )

Gambar 2.3 Kerangka Konseptual

Dari gambar di atas dapatdilihat bahwa kualitas produk, citra merek, dan hargaberpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

E. Hipotesis

Dasar pembuatan hipotesis dalam penelitian ini yaitu pernyataan singkat yang

disimpulkan dari tinjauan pustaka dan merupakan uraian sementara dari penelitian terdahulu

yang perlu diujikan kembali. Suatu hipotesis akan diterima jika hasil analisis data

membuktikan hipotesis tersebut benar, ataupun sebaliknya.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan atau pertanyaan

penelitian yang merupakan acuan pokok untuk mengembangkan desain penelitian Sugiyono

(2009)

Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan dapat disusun hipotesis sementara bahwa

sebagai berikut:

31
H1 : Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

H2 : Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara parsial pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

32
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian survei.

Penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan data yang

digunakan diperoleh dari sebagian (sampel) untuk dapat diketahui kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel (Santoso, 2002). Penelitian ini digunakan

untuk mengetahui pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek, dan Harga terhadap Keputusan

Pembelian smartphone Xiaomi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran

Yogyakarta.

B. Obyek dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengenai Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Smartphone Xiaomi. Waktu penelitian dilakukan dari Bulan Maret

sampai Juli 2017.

C. Populasi, Sampel, dan teknik pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). Populasi dalam

penelitian ini meliputi seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPNVeteran

Yogyakarta.

33
2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi atau

harus representif (Sugiyono, 2008). Sampel dalam penelitian ini yaitu sebagian dari

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta yang menggunakan

smartphone Xiaomi.

Menurut Soehardi (2003), besar sampel minimum untuk peneliti deskriptif

sebanyak 100 orang responden karena jenis penelitian ini merupakan penelitian survey

yang biasa dipakai penelitian, sehingga diambil sebanyak 110 orang sebagai responden

karena telah memenuhi syarat yang dapat mewakili populasi.

3. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

teknik Non Probabilty yaitu menggunakan jenis atau cara penarikan sampel secara

Sampling Purposive artinya teknik pengambilan sampel yang berdasarkan seleksi khusus,

yaitu peneliti menggunakan kriteria tertentu siapa yang dijadikan informan. Kriteria khusus

yang diterapkan dalam pengambilan sampel penelitian ini yaitu di khususkan pada

konsumen yang menggunakan smartphone Xiaomi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UPN Veteran Yogyakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 110

responden.

D. Jenis Data Peneltian

1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu

atau perorangan (Umar, 2005). Dalam penelitian ini data primer diperoleh melalui

34
kuesioner yang diisi oleh 110 responden secara langsung yaitu konsumen yang

menggunakan smartphone Xiaomi pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN

Veteran Yogyakarta.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data penelitian yang diperolah peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara, diperoleh dan dicatat oleh pihak lain. Data sekunder

pada umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip

yang dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan (Indriantoro dan Supomo, 1999). Dalam

penelitian ini data sekunder diperoleh dari media internet.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan membagikan kuesioner kepada

responden penelitian. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawabnya (Sugiyono, 2008).

2. Studi Dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data dan mempelajari data -

data yang diperoleh darijurnal,dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

F. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel, yaitu variabel 3 independen dan variabel

1 dependen.

35
1. Variabel Dependen (Y)

Menurut Nugroho (2003) keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang

mengkombinasi sikap pengetahuan, untuk mengetahui dua atau lebih perilaku alternatif

dan memilih salah satu diantaranya.

Indikator keputusan pembelian menurut kotler dan keller (2008) yaitu :

1. Merek (Y1.1)

2. Penyalur (Y1.2)

3. Kuantitas (Y1.3)

4. Waktu (Y1.4)

5. Metode pembayaran(Y1.5)

2. Variabel Independen

Variabel Independen disebut juga variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan

variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen/terikat (Sugiyono, 2014). Variabel independen dalam penelitian ini adalah:

a. Kualitas Produk ( X1 )

Pengertian kualitas produk menurut Tjiptono (2005) adalah segala sesuatu yang

ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi

pasar sebagai pemenuh kabutuhan dan keinginan pasar yang bersangkutan. Kualitas

produk adalah keseluruhan ciri serta dari suatu produk atau pelayanan pada kemampuan

untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan/ tersirat.

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (2005) adalah:

1. Performance (kinerja)(X1.1)

36
2. Durability (daya tahan) (X1.2)

3. Conformance to specifications (kesesuaian dengan spesifikasi) (X1.3)

4. Features (fitur) (X1.4)

5. Reliability (reliabilitas) (X1.5)

6. Aesthetics (estetika) (X1.6)

7. Perceived quality (kesan kualitas) (X1.7)

8. Serviceability (service layanan) (X1.8)

b. Citra merek (X2)

Menurut (Kotler, 2008) Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau

kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu. Konsumen cenderung

menjadikan citra merek suatu produk sebagai acuan sebelum melakukan pembelian

suatu produk.

Menurut Hoeffler dan Keller dalam Pujadi (2010) dimensi atau indikator dari

Citra Merek adalah :

1. Kesan Profesional (X2.1)

2. Kesan Modern (X2.2)

3. Melayani Semua Segmen (X2.3)

4. memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen(X2.4)

c. Harga (X3)

Harga adalah nilai suatu barang atau jasa yang diukur dengan sejumlah uang

berdasarkan nilai tersebut seseorang atau perusahaan bersedia melepas barang atau jasa

yang dimiliki kepada pihak lain (Kotler, 2008).

Indikator yang mencirikan harga menurut Kotler (2008) yaitu:

37
1. Keterjangkauan harga. (X3.1)

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.(X3.2)

3. Daya saing harga.(X3.3)

4. Kesesuaian harga dengan manfaat produksi.(X3.4)

5. Harga mempengaruhi daya beli konsumen.(X3.5)

6. Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan. (X3.6)

G. Skala Pengukuran

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial (Sugiyono, 2014). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur

dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik

tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap pernyataan dari variabel-variabel di atas selanjutnya akan diberi skor:

Sangat Setuju (SS) = skor 5

Setuju (S) = skor 4

Ragu-Ragu (RR) = skor 3

Tidak Setuju (TS) = skor 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang bersangkutan dengan menambah

bobot dari jawaban yang dipilih. Nilai rata rata dari masing masing responden dapat di

38
kelompokan dalam kelas interval dengan jumlah kelas = 5, sehingga intervalnya dapat

dihitung sebagai berikut :

Interval = Nilai Maksimum Nilai Minimum


Jumlah Kelas
Interval = 5 1 = 0,8
5
1). Nilai interval 1,00 sampai 1,79 = Tingkat Kualitas Produk, Citra Merk, Harga

dan Keputusan Pembelian sangat rendah.

2). Nilai interval 1,80 sampai 2,59 = Tingkat Kualitas Produk, Citra Merk, Harga

dan Keputusan Pembelian konsumen rendah.

3). Nilai interval 2,60 sampai 3,39 = Tingkat Kualitas Produk, Citra Merk, Harga

dan Keputusan Pembelian cukup tinggi.

4). Nilai interval 3,40 sampai 4,19 = Tingkat Kualitas Produk, Citra Merek, Harga

dan Keputusan Pembelian tinggi.

5). Nilai interval 4,20 sampai 5,00 = Tingkat Kualitas Produk, Citra Merek, Harga

dan Keputusan Pembelian sangat tinggi.

H. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011).

Pengukuran validitas dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan

skor faktor. Dari perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang

digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item dan untuk menentukan suatu item

layak atau tidak. Menurut Ghozali (2011), suatu item dikatakan valid apabila memiliki

nilai probabilitas tingkat signifikansi lebih kecil atau sama dengan 5% ( 0,05). Jika r

39
hitung r tabel (uji dua sisi dengan sig 0,05) maka instrumen atau item tem pertanyaan

berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

Hasil Pengujian Validitas sebagai berikut:

Tabel 3.1
Hasil Uji Validitas
Indikator Sig Skor Keterangan
maksimal
signifikansi
Kualitas
produk (X1)
X11 0,00 0,05 Valid
X12 0,00 0,05 Valid
X13 0,00 0,05 Valid
X14 0,00 0,05 Valid
X15 0,00 0,05 Valid
X16 0,00 0,05 Valid
X17 0,00 0,05 Valid
X18 0,00 0,05 Valid
Citra merek
(X2)
X21 0,00 0,05 Valid
X22 0,00 0,05 Valid
X23 0,00 0,05 Valid
X24 0,00 0,05 Valid
Harga (X3)
X31 0,00 0,05 Valid
X32 0,00 0,05 Valid
X33 0,00 0,05 Valid
X33 0,00 0,05 Valid
X33 0,00 0,05 Valid
X33 0,00 0,05 Valid
Keputusan
Pembelian (Y)
Y11 0,00 0,05 Valid
Y12 0,00 0,05 Valid
Y13 0,00 0,05 Valid
Y14 0,00 0,05 Valid
Y15 0,00 0,05 Valid
Sumber: Data Primer Diolah 2017

40
Instrumen-instrumen kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini

menunjukkan angka signifikansi 0,05, berarti bahwa instrumen kuesioner yang

digunakan untuk penelitian ini sudah valid dan mampu mengukur variabel penelitian

yang akan diukur.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal

apabila jawaban seseorang terhadap pernyataan itu konsisten atau stabil dari waktu ke

waktu (Ghozali, 2011).

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach Alpha, di mana suatu instrumen dapat dikatakan handal atau reliabel bila

memiliki koefisien keandalan atau alpha sebesar 0,7 atau lebih (Nunnally, 1994)

(dalam Ghozali, 2011).

Hasil Pengujian Reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbachs Cronbach Keterangan
Alpha Alpha Syarat
Kualitas 0,814 0,70 Reliabel
produk (X1)
Citra merek 0,717 0,70 Reliabel
(X2)
Harga (X3) 0,780 0,70 Reliabel
Keputusan 0,763 0,70 Reliabel
Pembelian
(Y)
Sumber: Data primer diolah, 2017

41
Data pada Tabel 3.2 diatas menunjukkan bahwa seluruh item dari variabel-

variabel telah reliabel, karena skor pada cronbach alpha lebih dari minimal (0.70). Dengan

demikian, alat pengukuran penelitian ini diklaim handal untuk digunakan.

I. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

a. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2008). Analisis deskriptif ini

berupa uraian tentang deskripsi responden dan deskripsi variabel. Anlisis deskripsi

dalam penelitian ini adalah identitas responden dan deskripsi variabel penelitian.

b. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan rumus-rumus statistika

dan teknik perhitungan yang digunakan untuk pengujian data teori dan hipotesis

(Sugiyono, 2008). Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linear berganda dengan menggunakan bantuan software SPSS 16.0.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh

Kualitas Produk, Citra Merk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta yang menggunakan

smartphone Xiaomi.

J. Analisis Regresi Berganda

Dalam penelitian ini model data menggunakan analisis Regresi Linear Berganda.

Model ini dipilih untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel Kualitas Produk, Citra

42
Merk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UPN Veteran Yogyakarta yang menggunakan smartphone Xiaomi.

Rumusan Regresi Linear Berganda menurut Sugiyono (2014) adalah:

Y = a + 11 + 22+ 33 + e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

a= Konstanta, nilai Y pada saat semua variabel bernilai 0

b1 = Koefisien regresi dari varibel X1

b2 = Koefisien regresi dari varibel X2

b3 = Koefisien regresi dari varibel X3

X1 = Kualitas Produk

X2 = Citra Merek

X3 = Harga

e = variabel pengganggu

Analisis regresi ganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium),bila

dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik

turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel

independenya minimal 2 (Sugiyono, 2008).

43
K. Pengujian Hipotesis

Pembuktian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yang

didukung oleh uji ekonometrika sebagai berikut:

1. Uji Serentak (Uji F)

Uji F dipakai untuk menguji hipotesis 1. Uji F digunakan untuk menguji

kemampuan variabel X1, X2,dan X3secara bersama-sama untuk menjelaskan variabel Y,

sehingga dapat diketahui pengaruh kualitas produk (X1), Citra Merk (X2), dan Harga

(X3), secara bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian (Y), dengan langkah pengujian

hipotesis sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis

H0 : b1 = b2 = b3 = 0, artinya tidak ada pengaruh secara bersama-sama Kualitas

Produk, Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan Pembelian

Ha : b1 b2 b3 0, artinya ada pengaruh secara bersama-sama Kualitas

Produk, Citra Merek dan Harga terhadap Keputusan Pembelian

b. Menentukan tingkat signifikan yang dapat ditolerir ( = 0,05)

c. Menentukan besarnya Fhitung

Menurut Sugiyono (2014) Uji F dapat dihitung dengan menggunakan

rumus:

/(1)
Fh =
(12 )/()

Di mana :

Fh = Fisher Test

R = Koefisien Korelasi berganda

44
k = Jumlah Variabel Independen

n = Jumlah Anggota Sampel

d. Membandingkan probabilitas tingkat signifikansi Fhitung dengan tingkat

signifikansi yang dapat ditolerir ( = 0,05).

e. Pengambilan keputusan mengenai didukung atau tidak didukung suatu hipotesis

yaitu :

Jika probabilitas tingkat signifikansi Fhitung , maka Ho tidak didukung dan Ha

didukung.

Jika probabilitas tingkat signifikansi Fhitung> , maka Ho didukung dan Ha tidak

didukung.

2. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk hipotesis kedua. Uji t digunakan untuk menguji kemampuan

masing-masing variabel X1, X2,dan X3 terhadap variabel Y, dengan langkah pengujian

hipotesis sebagai berikut :

a. Menentukan hipotesis

Ho : bi = 0 ; tidak ada pengaruh secara parsial Kualitas Produk, Citra Merek dan

Harga terhadap Keputusan Pembelian

Ha : bi 0 ; ada pengaruh secara parsial Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

terhadap Keputusan Pembelian.

b. Menentukan tingkat signifikansi yang dapat ditolerir ( = 0,05).

c. Menentukan besarnya thitung

Menurut Sugiyono (2014) untuk menguji secara parsial dari koefisien masing-

masing variabel di gunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :

45
3
t =
1 2

Dimana :

rp = korelasi parsial yang ditemukan

n = jumlah sampel

t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel

d. Membandingkan probabilitas tingkat signifikansi thitung dengan tingkat signifikansi

yang dapat ditolerir ( = 0,05)

e. Pengambilan keputusan mengenai penerimaan atau penolakan suatu hipotesis yaitu:

Jika probabilitas tingkat signifikansi thitung , maka Ho tidak didukung dan Ha

didukung.

Jika probabilitas tingkat signifikansi thitung > , maka Ho didukung dan Ha tidak

didukung

46
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

1. Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 110 responden

diperoleh data tentang Jenis kelamin responden penelitian yang ditunjukkan pada

Tabel 4.1 :

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Usia Jumlah Persentase (%)
Pria 79 71.8
Wanita 31 28.2
110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa responden berjenis kelamin Pria

berjumlah 79 responden atau 71,8 % saat survey dilakukan.

b. Usia responden Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 110 responden

diperoleh data tentang Usia responden penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 :

47
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Persentase (%)
17 - 18Tahun 3 2.7
19 - 20Tahun 25 22.7
21 - 22 Tahun 53 48.2
23 - 24 Tahun 29 26.4
110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa responden berusia 21 s/d 22

Tahun berjumlah 53 responden atau 48.2 % saat survey dilakukan.

c. Jurusan Kuliah Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 110 responden

diperoleh data tentang Pekerjaan Responden yang ditunjukkan pada Tabel 4.3

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Kuliah
Jurusan kuliah Jumlah Persentase (%)
Akuntansi 40 36.4
Manajemen 39 35.5
Ilmu Ekonomi 31 28.2
110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa Jurusan kuliah responden adalah

Akuntansi berjumlah 40 responden atau 36.4 % saat survey dilakukan.

48
d. Pendapatan/ uang saku

Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 110 responden diperoleh data tentang

Pendapatan/uang saku yang ditunjukkan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan/uang saku
Penghasilan Jumlah Persentase
(%)
Rp 1.000.000 22 20.0
Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 38 34.5
Rp 2.000.000 Rp 3.000.000 31 28.2
Rp 3.000.000 19 17.3
Total 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa responden terbanyak

berpenghasilan atau memiliki uang saku Rp 1.000.000 Rp 2.000.000 sejumlah 38

responden atau 34.5%.

e. Lama memiliki / menggunakan

Berdasarkan kuesioner yang dikumpulkan dari 110 responden diperoleh data tentang

lama memiliki/ menggunakan yang ditunjukkan pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan lama memiliki / menggunakan
Penghasilan Jumlah Persentase
(%)
< 3 bulan 17 15.5
3 6 bulan 31 28.2
6 12 bulan 42 38.2
12 bulan 20 18.2
Total 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

49
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa responden terbanyak telah

memiliki / menggunakan selama 6 12 bulan sejumlah 42 responden atau 38.2%.

2. Analisis Deskripsi Variabel

Berdasarkan analisis deskriptif dari 110 responden didapatkan hasil sebagai

berikut:

1. Kualitas Produk

Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 4.6 persepsi responden terhadap

variabel Kualitas Produk sebagai berikut:

Table 4.6
Persepsi responden variabel Kualitas Produk
Interval Kategori Jumlah Persentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Rendah 0 0%
1,8 s/d 2,59 Rendah 0 0%
2,60 s/d 3,39 Cukup 11 10%
3,40 s/d 4,19 Tinggi 48 44%
4,20 s/d 5,00 Sangat Tinggi 51 46%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut dapat dilihat bahwa dari 110 responden

yang memberi tanggapan terhadap item-item pertanyaan variabel Kualitas Produk

terbanyak yaitu pada interval 4,20 s/d 5,00 dengan kategori Sangat Tinggi/Sangat

Baik terdapat 51 orang responden atau (46%).

50
2. Citra merek

Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 4.7 persepsi responden terhadap

variabel Citra merek sebagai berikut:

Tabel 4.7
Persepsi responden variabel Citra merek
Interval Kategori Jumlah Persentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Rendah 0 0%
1,8 s/d 2,59 Rendah 2 2%
2,60 s/d 3,39 Cukup 6 5%
3,40 s/d 4,19 Tinggi 47 43%
4,20 s/d 5,00 Sangat Tinggi 55 50%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa dari 110 responden

yang memberi tanggapan terhadap item-item pertanyaan variabel citra merek

terbanyak yaitu pada interval 4,20 s/d 5,00 dengan kategori Sangat Tinggi/ Sangat

Baik terdapat 55 orang responden atau (50%).

3. Harga

Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 4.8 persepsi responden terhadap

variabel harga sebagai berikut:

Tabel 4.8
Persepsi responden variabel harga
Interval Kategori Jumlah Persentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Rendah 0 0%
1,8 s/d 2,59 Rendah 1 1%
2,60 s/d 3,39 Cukup 5 5%
3,40 s/d 4,19 Tinggi 44 40%
4,20 s/d 5,00 Sangat Tinggi 60 55%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

51
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut dapat dilihat bahwa dari 110 responden

yang memberi tanggapan terhadap item-item pertanyaan variabel harga terbanyak

yaitu pada interval 4,20 s/d 5,00 dengan kategori Sangat Tinggi/ Sangat Baik

terdapat 60 orang responden atau (55%).

4. Keputusan Pembelian

Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 4.9 persepsi responden terhadap

variabel keputusan pembelian sebagai berikut:

Tabel 4.9
Persepsi responden variabel keputusan pembelian
Interval Kategori Jumlah Persentase
1,00 s/d 1,79 Sangat Rendah 0 0%
1,8 s/d 2,59 Rendah 1 1%
2,60 s/d 3,39 Cukup 14 13%
3,40 s/d 4,19 Tinggi 29 26%
4,20 s/d 5,00 Sangat Tinggi 66 60%
Jumlah 110 100%
Sumber: Data Primer yang diolah, 2017

Berdasarkan Tabel 4.9 tersebut dapat dilihat bahwa dari 110 responden

yang memberi tanggapan terhadap item-item pertanyaan variabel keputusan

pembelian terbanyak yaitu pada interval 4,20 s/d 5,00 dengan kategori Sangat

Tinggi/ Sangat Baik terdapat 66 orang responden atau (60 %).

B. Analisis Regresi berganda

Hasil analisis regresi Linear Berganda disajikan pada Tabel 4.10 berikut:

52
Tabel 4.10
Hasil analisis Regresi berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Keterangan
Model t Sig.
Std.
B Beta
Error
(constant) 1.793 1.796 .998 .320 -

Kualitas Produk (X1) .492 .077 .653 6.398 .000 Sig

Citra Merek (X2) Sig


.077 .137 .255 2.561 .000

Harga (X3) Sig


.061 .121 .351 3.500 .000

Variabel dependen : Keputusan Pembelian (Y)

R Square : 0, 532

Sign F : 0,000

Sumber : Data Primer diolah, 2017

a. Hasil uji Model

Koefisien determinasi (R2) sebesar 0.532 atau sebesar 53,2%, artinya

kemampuan model determinasi Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga hanya

mampu menjelaskan sebesar 53,2% Keputusan Pembelian dan sisanya sebesar

46,8% dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis regresi linier pada Tabel 4.10 diperoleh persamaan

regresi berganda sebagai berikut:

Y= 1.793+ 0, 492 X1 + 0,077 X2 +0,061 X3 + e

53
b. Konstanta (a)

Pada persamaan diatas nilai konstanta diperoleh sebesar 1.793 yang berarti

bahwa jika skor pada Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga sama dengan

nol (tidak ada perubahan) maka nilai Keputusan Pembelian sebesar 1.793.

c. Koefisien Regresi Kualitas Produk (b1)

Koefisien regresi Kualitas Produk pada persamaan tersebut diperoleh sebesar

0,492 (positif) yang berarti bahwa apabila Kualitas Produk meningkat maka

Keputusan Pembelian akan meningkat dan sebaliknya.

d. Koefisien Regresi Citra merek (b2)

Koefisien regresi Citra merek pada persamaan tersebut diperoleh sebesar

0,077 (positif) yang berarti bahwa apabila Citra merek meningkat maka

Keputusan pembelian akan meningkat dan sebaliknya.

e. Koefisien Regresi Harga (b3)

Koefisien regresi Harga pada persamaan tersebut diperoleh sebesar 0,061

(positif) yang berarti bahwa apabila Harga meningkat maka Keputusan

pembelian akan meningkat dan sebaliknya.

f. Hasil uji F

Uji Hipotesis Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama

pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

Hasil uji F pada Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000. Hasil

analisis ini menunjukkan bahwa Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara

54
bersama-sama pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran

Yogyakarta.

Dari analisis regresi berganda pada tabel 4.10 ini dapat menjawab hipotesis I yaitu,

Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama pada Mahasiswa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

Ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.000, dimana 0.000 0.05, berarti

bahwa Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan

terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama pada

Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta, dan

hipotesis I diterima.

g. Hasil uji t

Hasil uji t pada Tabel 4.10 diperoleh nilai signifikansi sebesar 0.000. Hasil analisis

ini menunjukkan bahwa Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara

parsial pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

Dari analisis regresi sederhana pada tabel 4.10 ini dapat menjawab hipotesis yaitu,

Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara parsial pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta. Ditunjukkan oleh nilai signifikan

kualitas produk, citra merek, dan harga masing-masing sebesar 0.000, dimana

0.000 0.05, berarti bahwa Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara

55
parsial pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran

Yogyakarta., dan hipotesis II diterima.

C. Pembahasan

1. Pengaruh Kualitas Produk terhadap Keputusan pembelian

Menurut Aaker (1997) terkait dengan keputusan-keputusan pembelian, maka

kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Diperkuat

oleh pendapat Ries (2000) yang mengatakan bahwa kualitas produk akan menjadi

pertimbangan penting bagi pembelian. Purwati, Heri Setiawan, dan Rohmawati

(2012) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Harga dan Kualitas

Produk Terhadap Keputusan Pembelian Motor Honda Matic Beat. Setelah

dilakukan perhitungan pengaruh variabel bebas yaitu harga dan kualitas produk

terhadap keputusan pembelian maka didapatkan hasil yaitu korelasi produk

moment harga terhadap pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic

Honda Beat sebesar 0,25. Sedangkan korelasi produk moment kualitas produk

terhadap pengambilan keputusan pembelian sepeda motor matic Honda Beat

sebesar 0,46. Hal ini membuktikan bahwa harga dan kualitas produk berpengaruh

secara signifikan terhadap keputusan pembelian. Ini berarti bahwa kualitas

produk berpengaruh positif atau searah terhadap keputusan pembelian yang

dilakukan oleh konsumen.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purwati, Heri

Setiawan, dan Rohmawati (2012).

56
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa Kualitas Produk

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

2. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Sutisna (2003) bahwa konsumen dengan citra positif terhadap suatu

merek, lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Kualitas produk dan

citra merek merupakan elemen dari atribut produk. Menurut (Kotler, 2008)

penggunaan beberapa atribut produk dapat dikatakan berhasil jika atribut itu

saling mendukung satu sama lain. Menurut Gitosudarmo (2000) menyatakan,

sering kali atribut produk yang tidak berwujud terdapat angan-angan konsumen

terhadap nama merek yang diberikan oleh produk tersebut.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purwati, Heri

Setiawan, dan Rohmawati (2012).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa Citra merek

berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

3. Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Menurut (Tjiptono 2002) harga memiliki dua peranan utama dalam proses

pengambilan keputusan pembelian, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi

yaitu pertama peranan alokasi dan harga yaitu fungsi harga dalam membantu

para pembeli untuk memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan

berdasarkan berdasarkan daya belinya. Dengan demikian, adanya harga dapat

membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasikan daya belinya

57
pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari

berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang

dikehendaki. kedua peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam

mendidik konsumen mengenai faktor-faktor produk, seperti kualitas. Hal ini

terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan menilai

faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang sering terjadi

adalah apabila harga yang mahal biasanya mencerminkan kualitas yang tinggi,

selain itu harga merupakan faktor yang paling vital dalam membentuk persepsi

konsumen apabila semakin tinggi harga maka kualitas pun terjamin bagus

sehingga konsumen bersedia melakukan pembelian.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Purwati, Heri

Setiawan, dan Rohmawati (2012).

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa Harga berpengaruh

signifikan terhadap Keputusan Pembelian.

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara bersama-sama pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

2. Variabel kualitas produk, citra merek, dan harga berpengaruh signifikan terhadap

keputusan pembelian smartphone Xiaomi secara parsial pada Mahasiswa Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Yogyakarta.

B. SARAN

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, dapat diberikan beberapa saran

sebagai berikut:

Smartphone Xiaomi sebaiknya lebih memperhatikan dan meningkatkan kualitas produk, citra

merek, dan harga agar penjualan semakin meningkat.

59

Anda mungkin juga menyukai