WAHYUNINGSIH
A24090049
Wahyuningsih
NIM A24090049
ABSTRAK
WAHYUNINGSIH. Karakterisasi, Analisis Minyak Atsiri dan Antioksidan Adas
(Foeniculum vulgare Mill.) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru.
Dibimbing oleh ANI KURNIAWATI.
ABSTRACT
Fennel is one of the important herbs commodities that traded in the world,
due to its extensive use in culinary, cosmetic and pharmaceutical industries.
Fennel is not wide cultivated in Indonesia and grows wild in many mountainous
areas in Java. Bromo Tengger Semeru National Park (BTSNP) is one area that
overgrown by wild fennel. The research had been conducting from March 2013
until January 2014. Characterization has done at Bromo Tengger Semeru National
Park, East Java by gradually-random sampling method, contains oil and
antioxidants were analyzed using GC-MS and DPPH method. The
characterization results showed fennel BTSNP has the morphological and
agronomic characters that similar to the fennel that had been cultivated. Fennel of
BTSNP has oil content reaches 4.17% and anethol content reaches 79.79%.
Fennel of BTSNP has an antioxidants with IC50 10.4 mg mL-1 with free radical
inhibition rate reachs 28.25%. Based on the high content of fenchone in fennel
fruits (13.99%), fennel of BTNSP included as varieties of vulgare.
Keywords: antioxidant, characterization, essential oils, fennel, Foeniculum
vulgare
KARAKTERISASI, ANALISIS MINYAK ATSIRI DAN
ANTIOKSIDAN ADAS (Foeniculum vulgare Mill.)
DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
WAHYUNINGSIH
A24090049
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura
Disetujui oleh
Pembimbing
MA r
Disetujui oleh
Diketahui oleh
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa taala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Penelitian
yang berjudul Karakterisasi, Analisis Minyak Atsiri dan Antioksidan Adas
(Foeniculum vulgare Mill.) di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memperoleh gelar sarjana. Sebagian
hasil penelitian ini telah dipresentasikan dalam seminar Perhimpunan Hortikultura
Indonesia (Perhorti) pada tanggal 9 Oktober 2013 di IPB Convention Center.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ani Kurniawati selaku
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan, serta
kepada Prof Dr Ir Soerjono Hadi Sutjahjo selaku pembimbing akademik yang
juga telah banyak membimbing serta memberi nasehat. Penulis juga
menyampaikan penghargaan kepada pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru (BBTN BTS) yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian di kawasan taman nasional. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas segala doa dan kasih sayangnya.
Terima kasih juga kepada Ibu Wiji, Pak Tri dan seluruh keluarga di Malang yang
telah banyak membantu dan memberikan banyak kesan tidak terlupakan. Terakhir,
terima kasih untuk sahabat yang selalu memberi dukungan dan semangat, Hilda
Wahyuni dan Afidatus Sakinah, NAHDAN, Pelahab Buku, Dvalu dan Socrates
46.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Wahyuningsih
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Botani 3
Syarat Tumbuh dan Budidaya 3
Minyak Atsiri 4
Karakterisasi 5
Antioksidan 6
METODE 7
Waktu dan Tempat 7
Bahan dan Alat 7
Pelaksanaan 7
Analisis Data 9
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Kondisi Umum 9
Karakter Morfologi 10
Karakter Agronomi 13
Rendemen Minyak Atsiri 15
Profil Minyak Atsiri 15
Aktivitas Antioksidan 17
KESIMPULAN DAN SARAN 18
Kesimpulan 18
Saran 18
UCAPAN TERIMA KASIH 18
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 22
RIWAYAT HIDUP 25
DAFTAR TABEL
1 Karakterisasi morfologi adas TN BTS, Manoko dan Cepogo 13
2 Karakterisasi agronomi adas TN BTS, Manoko dan Cepogo 14
3 Rendemen minyak atsiri adas dari beberapa daerah 15
4 Komponen bioaktif minyak adas Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TN BTS) pada uji GC-MS 16
5 Perbedaan kandungan anethol adas liar Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru dan adas budidaya 17
DAFTAR GAMBAR
1 Adas (Foeniculum vulgare Mill.) 3
2 Fenologi pembungaan adas (Bantain dan Chung 1994) 4
3 Batang tanaman adas 11
4 Daun adas 11
5 Bunga adas 12
6 Bentuk dan warna biji adas tua 12
7 Kromatogram minyak atsiri adas Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TN BTS) hasil GC-MS 16
DAFTAR LAMPIRAN
1 Alat destilasi uap dan air 22
2 Peta kawasan TN BTS 22
3 Analisis contoh tanah di kawasan TN BTS 23
4 Data curah hujan bulanan selama dua tahun terakhir dari Pos hujan
Poncokusumo, stasiun klimatologi Karangploso, Malang 24
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
Botani
Tanaman adas dapat tumbuh dari dataran rendah hingga dataran tinggi
(101800 m dpl). Adas ditanam di pulau Jawa pada daerah dengan ketinggian
6002400 m dpl. Adas memerlukan cuaca sejuk dan cerah (15 0C20 0C) untuk
menunjang pertumbuhannya dengan curah hujan sekitar 2500 mm/tahun. Adas
banyak ditemukan di tepi sungai, danau atau tanggul daerah pembuangan dan
merupakan tanaman khas di palung sungai. Adas akan tumbuh baik pada tanah
berlempung, tanah yang cukup subur dan berdrainase baik, berpasir atau liat
berpasir dan berkapur dengan pH 6.58.0 (Kridati et al. 2012; Rusmin dan Melati
2007).
4
Irigasi penuh
Minyak Atsiri
Komposisi minyak atsiri tergantung pada faktor eksternal dan internal yang
mempengaruhi tanaman seperti: kondisi lingkungandan iklim; musim koleksi;
umur tanaman; tahap pematangan buah atau data genetik (Aprotosaie et al. 2010).
Minyak atsiri adas terdapat pada berbagai bagian tanaman, tapi pada tanaman
dewasa 95% minyaknya terdapat pada buah. Hidrodestilasi buah adas
menghasilkan minyak 1.9-9.3% (Ruma 2001).
Minyak atsiri yang paling penting dari varietas dulce adalah anethol
(50-80%), limone (5%), fenchone (5%), estragole (methyl-chavicol), safrol,
alfphapinene (0.50%), champene, beta-pinene, beta-myrcene, dan beta p-cymen.
5
Karakterisasi
Antioksidan
METODE
Bahan yang digunakan adalah tanaman adas dan biji adas dari kawasan
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Alat yang digunakan adalah meteran,
penggaris, timbangan analitik, plastik, label, GPS, oven, alat penggiling, peralatan
destilasi (Lampiran 1), Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS).
Pelaksanaan
Karakterisasi
Penelitian menggunakan metode survei, yaitu karakterisasi pada beberapa
tanaman adas yang dilakukan secara in situ pada habitat aslinya di TN BTS.
Pengambilan contoh dilakukan secara acak multitahap, yaitu kawasan habitat adas
dibagi menjadi tiga blok, setiap blok diambil 15 tanaman contoh yang telah
berbunga secara acak sehingga jumlah sampel adalah 45 tanaman contoh yang
mewakili populasi seluruh kawasan. Tanaman contoh yang terpilih dikarakterisasi
menggunakan penanda morfologi tanaman yang mengacu pada hasil penelitian
Bermawie dan Azizah (1996) serta UPOV (2001).
Karakter tanaman yang diamati adalah karakter morfologi dan agronomi.
Karakter morfologi yang diamati diantaranya: bentuk batang, warna batang tua
dan muda, warna daun tua dan muda, letak daun, lekukan ujung daun, posisi
benang sari terhadap putik, warna mahkota, warna putik dan benang sari, jumlah
mahkota, jumlah putik dan benang sari, ukuran bunga tunggal, bunga jantan steril,
warna biji muda dan tua. Karakter agronomi yang diamati diantaranya: jumlah
ruas, tinggi tanaman, jumlah batang per rumpun, jumlah cabang produktif per
batang utama, jumlah tandan bunga besar per batang utama, jumlah individu
bunga per tandan kecil, jumlah rangkaian tandan kecil per tandan besar, diameter
tandan bunga besar, panjang ibu tangkai bunga, panjang anak tangkai bunga dan
berat 1000 biji.
8
-
]x
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari beberapa lokasi dan hasil penelitian
sebelumnya. Data kondisi agroklimat kawasan Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru diperoleh dari Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Data
curah hujan bulanan diperoleh dari pos hujan Poncokusumo, stasiun klimatologi
Karangploso, Malang. Data hasil rendemen minyak atsiri dan kandungan anethol
adas dari daerah lain dikutip dari beberapa penelitian sebelumnya. Rendemen
minyak dan kandungan anethol adas dari Boyolali dikutip dari hasil penelitian
Damayanti dan Setyawan (2012). Rendemen minyak atsiri adas dari Semarang
dan Salatiga dikutip dari hasil penelitian Kridati et al. (2012), sedangkan
rendemen minyak atsiri dan kandungan anethol adas dari Cipanas, Lembang dan
daerah Jawa dikutip dari hasil penelitian Risfaheri dan Mamun (1998).
Analisis Data
Kondisi Umum
Data curah hujan dua tahun terakhir dikutip dari Pos hujan Poncokusumo,
stasiun klimatologi Karangploso, Malang. Data menunjukan terjadi bulan kering
selama enam bulan antara bulan Mei hingga bulan Oktober, dan enam bulan basah
antara bulan November hingga April. Rata-rata curah hujan selama dua tahun
terakhir sekitar 1900 mm tahun-1 (Lampiran 4). Suhu kawasan berkisar antara
3-20 oC.
Adas tumbuh di lahan terbuka sehingga penerimaan cahaya matahari tidak
terganggu oleh adanya vegetasi lain. Populasi vegetasi yang cukup mendominasi
adalah alang-alang (Imperata cylindrica Beauv.) dan tanaman paku (Pteris sp.).
Soejono (1998) telah menginventarisasi vegetasi lain yang tumbuh di TN BTS,
yaitu Blume lacera (Burm.f.) DC, Sporobolus sp., Boraginaceae, Emilia sp.,
Polygala sp., Herminium lanceum (Thunb. ex Swartz) J.Vuyk, dan Microtis
uniflora (Forst.f) Rchb.f.
Karakter Morfologi
1. Batang
Batang adas merupakan batang basah (herbaeous) berbentuk bulat dan tegak
lurus (erect) (Gambar 3). Batang tua berwarna hijau kekuningan pada bagian
pangkal hingga tengah batang, kemudian berwarna hijau tua pada bagian
ujungnya. Batang paling bawah (lima hingga sepuluh ruas pertama) berwarna
cokelat. Batang muda berwarna hijau pucat yang dilapisi oleh sejenis lilin
berwarna putih. Batang adas berbuku-buku. Jarak antar empat buku hingga
sepuluh buku pertama pada pangkal batang lebih rapat dibandingkan jarak antar
buku pada bagian tengah hingga ujung batang. Pada setiap buku muncul cabang
daun atau cabang bunga. Satu rumpun tanaman adas terdiri dari beberapa batang
yang menyerupai anakan, anakan ini sebenarnya merupakan percabangan yang
tumbuh pada bagian pangkal batang utama yang kemudian berkembang dan dapat
mencapai ukuran yang sama dengan batang ibunya (Bermawi dan Azizah 1996).
11
Daun
Daun adas muncul dari setiap buku dengan letak daun membentuk sudut.
Daun berbentuk jarum (acerosus) yang menyebar dan mengeluarkan bau aromatis
(Gambar 4). Pangkal daun berupa pelapah berbentuk silinder terbuka. Daun muda
berwarna hijau muda terang sedangkan daun tua berwarna hijau gelap. Ujung
daun membentuk sedikit lekukan.
Bunga
Perbungaan adas berupa bunga payung majemuk/payung berganda (double
inflorescene). Bunga berupa payung (umbel) dimana pada satu ibu tangkai bunga
(peduncle) terangkai beberapa anak tangkai bunga (pedicle) dengan panjang
hampir sama. Anak tangkai bunga ini muncul dari tengah-tengah ibu tangkai
bunga (rachis). Pada ujung anak tangkai bunga, muncul lagi anak tangkai bunga
kedua yang mengulang dengan pola dasar yang sama (Gambar 5).
Pertumbuhan bunga adas berupa pertumbuhan tidak terbatas (indeterminate)
atau pertumbuhan monopodial. Pucuk ibu tangkai bunga tumbuh terus, bunga-
bunga mekar dari bawah ke atas, dan tidak memiliki bunga terminal yang sejati.
Adas memiliki struktur bunga yang lengkap, yaitu terdiri dari kelopak, mahkota,
putik, dan benang sari. Bunga berukuran 2 mm. Kelopak tidak terlihat jelas.
Putik terletak di bagian tengah berwarna kuning terang mengkilat. Mahkota
berwarna kuning cerah, berjumlah lima helai, mengelilingi putik. Benang sari
berjumlah lima helai, muncul di antara mahkota dan berwarna kuning. Posisi
benang sari lebih tinggi daripada putik. Satu rangkaian tandan kecil bunga adas
memiliki beberapa bunga individu. Individu-individu bunga ini tidak mekar
secara serentak. Pada satu rangkaian tandan besar maupun tandan kecil, bunga-
bunga terluar akan mekar terlebih dahulu kemudian diikuti bunga-bunga
selanjutnya yang berada di tengah.
12
Biji
Biji adas adalah buah yang telah mengering (Bermawi dan Azizah 1996).
Biji berbentuk bulat lonjong (Gambar 6). Satu buah adas terdapat dua biji yang
setangkup. Biji muda berwarna hijau sedangkan biji tua berwarna abu-abu
kehijauan. Biji berwarna cokelat kopi setelah mengering. Biji memiliki bau
aromatis.
6 mm
Karakter Agronomi
Minyak atsiri pada adas dapat diperoleh dari beberapa organ tanaman
(batang, daun dan bunga), tetapi hasil minyak tertinggi diperoleh dari biji
(Stefanini et al. 2006). Minyak dari biji adas berwarna kuning jernih. Komponen
utama minyak atsiri pada adas adalah trans-anethol, fenchone, estragole dan
limonene (Aprotosoaie et al. 2010; Afify et al. 2011).
16
Tabel 5 Perbedaan kandungan anethol adas liar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru (TN BTS) dengan adas budidaya
Asal adas Kadar anethol (%)
TN BTS 79.79
Boyolali1 47.51
Cipanas 2 43.10
Lembang 2 28.30
1
Hasil penelitian Damayanti dan Setyawan (2012)
2
Hasil penelitian Risfaheri dan Mamun (1998)
Aktivitas Antioksidan
Kesimpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Afify AEMR, El-Beltagi HS, Hamama HSE, Sidky MM, Mostafa OFA. 2011.
Distribution of trans-anethole and estragole in fennel (Foeniculum
vulgareMill) of callus induced from different seedling parts and fruits. Not
Sci Biol. 3(1):79-86.
Agusta A, Harapini M. 1998. Perubahan komposisi komponen kimia minyak adas
(Foeniculum vulgare Mill.) karena penyimpanan. Warta Tumbuhan
Indonesia. 4(1): 16-18
Anwar F, Ali M, Hussaina AI, Shahida M. 2009. Antioxidant and antimicrobial
activities of essential oil and extracts of fennel (Foeniculum vulgare Mill.)
seeds from Pakistan. Flavour Fragr. J. 24:170-176.
19
LAMPIRAN
Lampiran 4 Data curah hujan bulanan selama dua tahun terakhir dari Pos hujan
Poncokusumo, stasiun klimatologi Karangploso, Malang
No Tahun Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Total
1 2013 CH 338 460
HH 26 18
HM 115 75
2 2012 CH 402 307 343 107 58 0 0 0 0 59 212 346 1834
HH 23 17 18 12 6 0 0 0 0 7 16 27 126
HM 50 40 110 18 30 0 0 0 0 24 40 40 110
3 2011 CH 197 236 301 314 150 0 0 0 0 55 283 429 1965
HH 19 12 23 22 16 0 0 0 0 5 23 23 143
HM 25 79 32 33 22 0 0 0 0 30 23 60 79
Keterangan :
CH : Jumlah hujan dalam sebulan (mm)
HH : Jumlah hari hujan dalam sebulan (hari)
HM : Kejadian hujan tertinggi dalam sebulan (mm)
: Belum ada data
25
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pekalongan pada tanggal 7 September 1991.Penulis
adalah anak pertama dari dua bersaudara dari Bapak Diarso dan Ibu Romdiyah.
Penulis telah menempuh pendidikan sekolah menengah atas di SMA N 1 Kajen.
Pada tahun 2009 penulis telah diterima di Institut Pertanian Bogor, Fakultas
Pertanian, Departemen Agronomi dan Hortikultura melalui jalur SNPTN (Seleksi
Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Selama menempuh kuliah, penulis aktif di berbagai organisasi
kemahasiswaan diantaranya: sebagai staff di Kementerian Lingkungan Hidup,
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (BEM
KM IPB) periode 2009/2010; sebagai bendahara Departemen Eksternal BEM
Fakultas Pertanian periode 2010/2011; sebagai Ketua Departemen Advokasi dan
Kesejahteraan Mahasiswa BEM Fakultas Pertanian periode 2011/2012. Penulis
juga aktif diberbagai kepanitiaan dan aktif mengikuti berbagai kegiatan seminar.
Penulis pernah melakukan kegiatan magang di Taiwan ICDF (International
Cooperation Development Fund) di bidang praktik dasar budidaya pertanian, di
Bogor pada tahun 2011.Penulis juga pernah menjadi asisten praktikum mata
kuliah Tanaman Penyegar, Obat dan Aromatik serta asisten praktikum Praktik
Usaha Pertanian pada tahun 2013. Penulis juga pernah mendapatkan pendanaan
dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) dalam kegiatan Program
Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan dan Gagasan Tertulis pada tahun
2011. Penulis pernah mendapatkan Juara I lomba essai Lets Fight Agains Drugs
(LFAD) pada tingkat Tingkat Persiapan Bersama IPB (TPB IPB) pada tahun 2010.