Anda di halaman 1dari 25

D e pa r t e m e n D a la m N e ge r i Le m ba ga Adm in ist r a si N e ga r a

PEDOMAN UMUM

DIKLAT TEKNIS
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
(LEGAL DRAFTING)

S U S T A I N A B L E CA P A CI T Y B U I L D I N G F O R D ECEN T R A L I Z A T I O N P R O JECT
( S CB - D P )
AD B LO AN N O . 1 9 6 4 - I N O

D e se m b e r 2 0 0 7
DEPARTEMEN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

Jakarta, 17 Desember 2007

Nomor : 890/3102/SJ Kepada Yth.


Sifat : PENTING Sdr./Sdri. Bupati/Walikota
Lampiran : 3 (tiga) berkas (Daftar Terlampir)
Perihal :
Persetujuan Penggunaan 24 (dua di-
puluh empat) Kurikulum Diklat Inti Tempat.
Proyek SCB-DP.

Sehubungan dengan surat dari Lembaga Administrasi Negara


Nomor: 640.B/ XIII/ 7/ 7/ 2007 tentang kelayakan 24 (dua puluh empat)
kurikulum Diklat Inti yang dikembangkan melalui Paket C.1
(Curricullum Development, Training of Trainers-ToT, dan Training of
Training Managers-ToTM) Proyek Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan
untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity Building for Decentralization
Project SCB-DP: ADB Loan No. 1964INO), bersama ini kami
sampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Pengembangan 24 kurikulum Diklat Inti yang bersifat lintas sektor


oleh Konsultan Paket C.1 Proyek SCB-DP sudah dikerjakan melalui
tahapan-tahapan proses yang panjang dengan melibatkan pihak-
pihak terkait di lingkungan Pemerintah Pusat (Lembaga
Administrasi Negara, Ditjen Bina Administrasi Keuangan Daerah
Depdagri, Ditjen Otonomi Daerah Depdagri, Badan Diklat
Depdagri, Badan Diklat Departemen Keuangan, Ditjen
Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan, Pusdiklat
Depnakerstran, Pusdiklat Badan Kepegawaian Negara,
Kementerian UKM, Bappenas, Kementerian Pendayagunaan
Aparatur Negara, dan lain-lain) dan pejabat-pejabat terkait di
lingkungan Pemerintah Daerah. Tahapan proses penyusunan
kurikulum sebagaimana terinci pada Lampiran II;

2. Pengembangan 24 kurikulum Diklat Inti (Diklat Teknis) tersebut


telah mengikuti format yang dikembangkan oleh Lembaga
Administrasi Negara selaku Instansi Pembina Diklat bagi PNS.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka
24 kurikulum Diklat Inti sebagaimana terinci pada Lampiran III dapat
digunakan pada Diklat Inti yang diselenggarakan oleh daerah-daerah
lokasi Proyek SCB-DP. Apabila diperlukan, daerah dapat menambah
muatan lokal sesuai kebutuhan spesifik daerah sebagaimana tertuang
dalam Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas (CBAPs) yang disusun
oleh masing-masing daerah. Pelaksanaan Diklat Inti yang merupakan
Diklat Teknis bagi para pejabat daerah agar mengacu kepada
ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan


dengan sebaik-baiknya.

Tembusan disampaikan Kepada Yth.:


1. Bapak Menteri Dalam Negeri, sebagai laporan;
2. Bapak Kepala Lembaga Administrasi Negara;
3. Sdr. Direktur Jenderal Otonomi Daerah Departemen Dalam Negeri;
4. Sdr. Sekretaris Utama Lembaga Administrasi Negara;
5. Sdr. Deputi Bidang Pembinaan Diklat Aparatur Lembaga Administrasi Negara;
6. Sdr. Deputi Bidang Otonomi Daerah dan Pengembangan Regional, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas;
7. Sdr. Direktur Pengembangan Kapasitas dan Evaluasi Kinerja Daerah;
8. Sdr. Direktur CPMO SCB-DP: ADB Loan No. 1964-INO;
9. Sdr. Koordinator National Resource Center Lembaga Administrasi Negara;
10. Sdr./ Sdri. Gubernur Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan
Sulawesi Tenggara; dan
11. Sdr. Direktur ADB Indonesia Resident Mission.
LAMPIRAN I SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

Kepada Yth. Saudara/Saudari

1. Bupati Simalungun;
2. Walikota Medan;
3. Walikota Palembang;
4. Bupati Ogan Komering Ilir;
5. Bupati Lampung Timur;
6. Bupati Lampung Utara;
7. Bupati Lebak;
8. Bupati Bogor;
9. Bupati Garut;
10. Bupati Tasikmalaya;
11. Bupati Brebes;
12. Bupati Pemalang;
13. Bupati Sleman;
14. Bupati Bantul;
15. Bupati Tanah Karo;
16. Bupati Tapanuli Tengah;
17. Bupati Ogan Komering Ulu;
18. Bupati Lampung Selatan;
19. Bupati Pandeglang;
20. Walikota Cirebon;
21. Bupati Kuningan;
22. Bupati Cirebon;
23. Bupati Subang;
24. Bupati Wonogiri;
25. Bupati Banjarnegara;
26. Bupati Klaten;
27. Bupati Sragen;
28. Bupati Nganjuk;
29. Bupati Bojonegoro;
30. Bupati Gresik;
31. Bupati Sampang;
32. Walikota Kediri;
33. Walikota Malang;
34. Bupati Lombok Barat;
35. Bupati Lombok Tengah;
36. Bupati Buton; dan
37. Walikota Bau-Bau.
LAMPIRAN II SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

TAHAP PROSES PENYUSUNAN MODUL-MODUL DIKLAT TEKNIS


YANG DIKEMBANGKAN PAKET C.1 PROYEK SCB-DP

Tahap I Pengkajian Kebutuhan Training ( dalam Capacity Building


Action Plan/ CB-AP) yang disusun oleh Daerah (37 Kabupaten/Kota)
dan inventarisasi Training Materials - Modul yang telah ada
sebelumnya.

Tahap II Workshop Dacum (Development a Curriculum)


Tujuan : Mendapatkan masukan tentang kompetensi dan
tugas-tugas pejabat daerah.
Tempat : Workshop Dacum 1 di Jakarta.
Workshop Dacum 2 di 5 Kabupaten/ Kota (Bogor,
Tasikmalaya, Garut, Brebes, Pemalang)
Peserta : Pejabat Daerah dalam lingkup SCB-DP dan Para Ahli
di bidangnya.

Tahap III Penyusunan Modul-Modul Diklat Teknis dengan supervisi dari


Anggota Technical Review Panel (TRP)
Tujuan : Memantapkan Contents dan Format Penulisan sesuai
kebutuhan dari TOR/CB-AP.
Anggota TRP : Dari LAN, Ditjen BAKD - Depdagri, Ditjen Otda -
Depdagri, Bandiklat Depdagri, Bandiklat Departemen
Keuangan, Ditjen Perbendaharaan Negera - Depkeu,
Pusdiklat Depnakerstran, Pusdiklat BKN, Kementrian
UKM, Bappenas, Kementrian PAN, Universitas
Indonesia, IPB.
Waktu : Mei 2006 Juni 2007

Tahap IV Mini Workshop Evaluasi dan Validasi Training Material


Tujuan : Evaluasi terhadap Diklat Teknis yang sudah disusun
berdasarkan supervisi dari TRP.
Peserta : Pejabat-pejabat dari Pusat yang bidang tugasnya
sesuai dengan Diklat Teknis yang dikembangkan.
Waktu : 1 Februari 2007.

Tahap V Pilot Testing 24 Training Material


Tujuan : Mendapatkan masukan dari Pejabat Pemda dan Calon
Tenaga Pengajar mengenai materi yang sudah
disusun oleh Paket C.1 Proyek SCB-DP.
Peserta : Pejabat Pemda dan Calon Tenaga Pengajar dari 14
Kabupaten Kota Batch I SCB-DP (Masing-masing 10
Orang untuk setiap Diklat Teknis, 5 dari Pemda dan 5
Calon Tenaga Pengajar, sehingga keseluruhan peserta
240 Orang).
Waktu : 27 Maret 31 Mei 2007 (bertahap).

Tahap VI Revisi Akhir Modul-Modul Diklat Teknis


Revisi akhir Modul-Modul Diklat Teknis didasarkan pada masukan dari
Pilot Testing. Revisi ini mendapatkan supervisi serta hasil revisinya
mendapatkan persetujuan dari anggota TRP.

Dalam Pengembangan Modul-Modul Diklat Teknis dimaksud, selain dari TRP, Tim
Paket C.1 juga mendapat arahan dari National Resource Center Lembaga
Administrasi Negara dan Core Team Proyek SCB-DP.
LAMPIRAN III SURAT MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR : 890/3102/SJ
TANGGAL : 17 Desember 2007

24 DIKLAT TEKNIS YANG DIKEMBANGKAN PAKET C.1 PROYEK SCB-DP

1. Kepemerintahan yang Baik dan Etika Pemerintah (Good Governance and Government
Ethics);
2. Perencanaan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (Financial Planning and
Management);
3. Pengelolaan Keuangan Bagi Pejabat Non-Keuangan (Financial Management for Non
Financial Officer);
4. Pembangunan Ekonomi Daerah (Regional Economic Development);
5. Penyusunan Ketentuan Perundang-Undangan (Legal Drafting);
6. Pengembangan Organisasi Perangkat Daerah (Organization Development);
7. Manajemen dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Human Resources
Management and Development);
8. Manajemen Sumberdaya Manusia Pegawai Negeri Sipil - Bersertifikat (Human
Resources Management - Certified);
9. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communication Technology);
10. Perencanaan Pembangunan Daerah (Regional Development Planning);
11. Formulasi Rencana Strategis (Formulation of Strategic Planning);
12. Manajemen Aset Daerah 1: Fisik (Asset Management Physical);
13. Manajemen Aset Daerah 2: Professional (Asset Management Professional);
14. Pelayanan Publik, Akuntabilitas dan Pengelolaan Mutu (Public Services Delivery,
Accountability and Quality Management);
15. Manajemen Ekonomi Masyarakat; Pemberdayaan Koperasi - Usaha Mikro Kecil
Menengah (Management of Peoples Economy);
16. Administrasi Umum (General Administration);
17. Manajemen Proyek (Project Management);
18. Akuntabilitas Kinerja Institusi Pemerintah (AKIP) (Accountability of Government
Institutional Performance);
19. Pengelolaan Dampak Lingkungan Hidup di Daerah (Environmental Assessment and
Management);
20. Pengelolan Program Jaminan Sosial (Social Security Program);
21. Hubungan Masyarakat (Public Relations);
22. Pengentasan Kemiskinan (Povety Alleviation);
23. Penyadaran Gender di Era Desentralisasi (Gender Awareness);
24. Manajemen Keuangan Bersertifikat (Financial Management Certified).
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Kompetensi.................................................................................................. 2
BAB II STRUKTUR KURIKULUM DAN RINGKASAN MATERI .................... 3
A. Struktur Kurikulum ..................................................................................... 3
B. Modul .......................................................................................................... 4
C. Ringkasan Materi ........................................................................................ 5
BAB III PESERTA DAN TENAGA PENGAJAR ..................................................... 9
A. Peserta Diklat dan Persyaratannya .............................................................. 9
B. Jumlah Peserta............................................................................................. 9
C. Persyaratan Widyaiswara/Pengajar ............................................................. 9
BAB IV METODE DAN SARANA/PRASARANA ................................................. 10
A. Metoda....................................................................................................... 10
B. Sarana dan Prasarana................................................................................. 10
BAB V WAKTU PENYELENGGARAAN ............................................................. 11
A. Waktu Pelaksanaan ................................................................................... 11
B. Penyelenggaraan........................................................................................ 11
BAB VI EVALUASI ................................................................................................... 12
A. Evaluasi Peserta......................................................................................... 12
B. Evaluasi Widyaiswara ............................................................................... 12
C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan............................................................ 13
D. Evaluasi Pasca Diklat ................................................................................ 13
BAB VII SERTIFIKASI 15
BAB VIII PENUTUP .................................................................................................. 16

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma desentralisasi dan otonomi daerah berdasarkan Undang-


Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, ditandai antara lain
diaturnya hubungan antara pemerintah dengan pemerintah daerah yang
memposisikan pemerintahan daerah sebagai sub ordinat pemerintahan nasional
atau memiliki hierarki pemerintahan. Diperlukan kebijakan otonomi daerah untuk
meningkatkan kapasitas daerah, guna mewujudkan keberhasilan pelaksanaan
otonomi daerah dan meningkatkan kapasitas aparatur di daerah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya memberikan pelayanan dan mensejahterakan
masyarakat di daerahnya.

Dalam kerangka program peningkatan kapasitas daerah, Departemen Dalam


Negeri melakukan kerjasama dengan lembaga donor, dan dilaksanakan melalui
Program Peningkatan Kapasitas Berkelanjutan untuk Desentralisasi (Sustainable
Capacity Building for Decentralization Project, ADB Loan No. 1964-INO) yang
diarahkan untuk mendesentralisasikan pelaksanaan kegiatan-kegiatan peningkatan
kapasitas daerah dilakukan di dan oleh daerah, dengan pedoman, bimbingan dan
fasilitasi Pemerintah. Komponen kegiatan pro gram SCBD, salah satunya adalah
paket C.1 yaitu pengembangan kurikulum (curriculum development, training of
trainer and training of training managers), dan kegiatan di tingkat pusat dilakukan
terkoordinasi dengan Lembaga Administrasi Negara.

Berdasarkan hasil analisis atas rencana tindak daerah yang dituangkan dalam
CBAP, kurikulum penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (legal drafting)
merupakan salah satu kebutuhan dan diperlukan daerah. Dengan pertimbangan
terbatasnya kualitas dan kuantitas aparat yang membidangi Peraturan Perundang-
Undangan di daerah dan banyaknya Perda yang dianggap bermasalah, maka
daerah mengusulkan rencana (tertuang dalam CBAP) untuk meningkatkan
kompetensi aparatnya, melalui diklat penyusunan peraturan perundang-undangan.

Diklat penyusunan Peraturan Perundang-Undangan akan diselenggarakan di 37


Kabupaten/Kota dari 10 Propinsi yang menjadi lokasi proyek SCBD, dan diikuti
oleh seluruh aparatur yang memenuhi persyaratan di lingkungan Pemeritahan
Daerah Kabupaten dan Kota. Diklat meerupakan program Certified Specialist
Courses artinya melalui evaluasi/penilaian, setiap peserta diklat akan mendapat
sertifikat. Lingkup materi pokok bahasan diklat penyusunan Peraturan Perundang-
Undangan disusun, untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam proses
penyusunan Peraturan Perundang-undangan, khususnya Rapera.

Materi bahasan, difokuskan guna meningkatkan kompetensi peserta untuk mampu


memahami dan mempraktekkan; cara merancang, merencanakan, mempersiapkan
hal yang berkaitan dengan proses penyusunan Naskah Akademik dan Raperda

1
2

berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, kesetaraan, partisipasi masyarakat


dan pengarusutamaan gender. Selain itu, pembelajaran juga difokuskan agar
peserta memiliki kompetensi praktek teknik penyusunan Naskah Akademik dan
Raperda.

Pedoman Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini, disusun sebagai


panduan bagi para widyaiswara/pengajar/fasilitator yang telah ditetapkan melalui
paket C.2 CBAP (Capacity Building Action Plan). Dengan harapan dapat tercipta
koordinasi, sinkronisasi dan pemahaman yang sama antara widyaiswara/
pengajar/fasilitator terhadap muatan materi Modul yang sudah disiapkan untuk
peserta, serta memudahkan dalam mempersiapkan dan melaksanakan pemberian
pelatihan.

Modul, Pedoman dan Panduan yang tersedia merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari diklat penyusunan Peraturan Perundang-Undangan yang ditujukan
untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam proses dan pelaksanaan
penyusunan Naskah Akademik dan Raperda berdasarkan prinsip-prinsip good
governance dan pengarusutamaan gender, untuk mewujudkan keberhasilan
pelaksanaan otonomi daerah, Diharapkan masing-masing Widyaiswara/Pengajar/
Fasilitator dapat mengembangkan ide, pengetahuan dan kemampuan untuk
meningkatkan kualitas pelatihan, terutama dalam teknis pelaksanaan kegiatan
pembelajaran, dengan mengutamakan kegiatan dialog interaktif, diskusi dan
praktek dalam kerangka meningkatkan kompetensi peserta. Disamping itu, untuk
kepentingan pemberian sertifikat, diharapkan kepada widyaiswara/pengajar/
fasilitator dapat mensinkronkan hasil evaluasi/penilaian peserta yang dilakukan
dalam setiap kegiatan pre test, post tests, dialog, diskusi dan praktek pada setiap
Modul.

B. Kompetensi

Setelah mengikuti Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini para


peserta diharapkan akan memiliki kompetensi dalam mempersiapkan baik secara
teknis maupun administratif semua hal yang menyangkut proses persiapan,
perancangan, perencanaan, pelaksanaan dan prosedur penyusunan peraturan
Perundang-undangan, serta teknik penyusunan Naskah Akademik dan Peraturan
Daerah, secara tepat guna dan profesional.
Kompetensi tersebut di atas didasari atas:
1. Pemahaman tentang konsep Negara Hukum dan Sistem Hukum Negara
Republik Indonesia dan Hierarkhi Peraturan Perundang-undangan;
2. Pemahaman penerapan prinsip-prinsip dan azas-azas pembentukan dan
pemberlakuan Peraturan Perundang-Undangan (Raperda);
3. Pemahaman dan penerapan dasar hukum dan prinsip penyusunan rancangan
Prolegnas dan Prolegda;
4. Pemahaman dan penerapan proses mempersiapkan dan menyusun
perancangan, perencanaan, perumusan masalah dan pelaksanaan penyiapan
bahan proses penyusunan Naskah Akademik dan Raperda;
BAB II
STRUKTUR KURIKULUM, MODUL DAN MATERI PEMBELAJARAN

A. Struktur Kurikulum

Menurut Keputusan Ketua Lembaga Administrasi Negara, Nomor


280/IX/6/4/Tanggal 17 April 1996 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum,
Garis-garis Besar Program Pengajaran dan Bahan Pendidikan dan Pendidikan bagi
Diklat Teknis dan Diklat Fungsional, Kurikulum dalam arti sempit adalah
merupakan kumpulan mata-mata pelajaran/subjek dari suatu program Diklat.
Istilah terakhir dari Lembaga Administrasi Negara untuk mata pelajaran adalah
Modul. Berikut adalah judul Modul yang dipakai dalam Diklat Penyusunan
Peraturan Perundang-undangan:
1. Modul 1 - Negara Republik Indonesia Sebagai Negara Hukum
2. Modul 2 - Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
3. Modul 3 - Prosedur Penyusunan dan Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan
4. Modul 4 - Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan
5. Modul 5 - Bahasa Perundang-undangan
6. Praktek - Penyusunan Rancangan Naskah Akademik dan Raperda.
Struktur kurikulum untuk Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan
tidak sama antara satu dengan lainnya, tergantung pada Pokok Bahasan yang
diajarkan kepada peserta yang akan mengikuti pelatihan Diklat ini. Dalam Struktur
kurikulum ini juga menyertakan materi pelaksanaan Praktek dalam berbagai
kegiatan yang berhubungan dengan pokok bahasan dari modul-modul dari Diklat
Teknis ini. Untuk para Staf Potensial dari Dinas, Instansi atau Kantor-kantor di
lingkungan Pemerintahan Kota/Kabupaten yang ditugaskan untuk mengikuti
Diklat ini, berikut Kurikulum Diklatnya:
KURIKULUM DIKLAT TEKNIS
PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

1. Materi Pembelajaran
Metode/Jam pelajaran
No Materi Pembelajaran DK/L Jampel (@ 45
C TJ
/S menit)
1. Modul 1 - Negara Republik Indonesia
1 2 3 6 jam pelajaran
Sebagai Negara Hukum

2. Modul 2 - Proses Penyusunan Peraturan


1 3 6 10 jam pelajaran
Perundang-Undangan

Modul 3 - Prosedur Penyusunan dan


3. 1 2 3 6 jam pelajaran
Pembentukan PUU

3
4

Metode/Jam pelajaran
No Materi Pembelajaran DK/L Jampel (@ 45
C TJ
/S menit)
Modul 4 - Teknik Penyusunan Peraturan
4. 1 2 5 8 jam pelajaran
Perundang-Undangan

5. Modul 5 - Bahasa Perundang-Undangan 2 2 2 6 jam pelajaran

Total Jampel 36 jam pelajaran


Keterangan:
C Ceramah, TJ - Tanya Jawab, DK/L/S - Diskusi/Latihan/Simulasi

2. Praktek Penyusunan Rancangan Naskah Akademis Dan Rancangan


Peraturan Perda
DISKUSI DISKUSI Jam pelajaran
No Materi Praktek
KELOMPOK PLENO @ 45 menit
Penyusunan Rancangan Naskah
1 6 2 8 jam pelajaran
Akademik

Penyusunan Rancangan Peraturan


2 8 2 10 jam pelajaran
Daerah

Total Jampel 18 jam pelajaran

3. Total Jam Pelajaran Pada Diklat Teknis Penyusunan Peraturan


Perundang-Undangan
1 MATERI PEMBELAJARAN 38 jam pelajaran

2 PRAKTEK 18 jam pelajaran

TOTAL 56 jam pelajaran

B. Modul

1. Modul 1 - Negara Republik Indonesia Sebagai Negara Hukum


Modul 1 dari Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini menitik
beratkan pada penjelasan tentang Konsep Negara Hukum dan Sistem Hukum
Negara Republik Indonesia.

2. Modul 2 - Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


Modul 2 dari Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini menitik
beratkan pada penjelasan tentang lembaga pembentuk Peraturan Perundang-
Undangan serta pelaksanaan tahapan proses penyusunan rancangan Peraturan
Perundang-Undangan dan manfaat naskah akademik
5

3. Modul 3 - Prosedur Penyusunan dan Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan
Modul 3 dari Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini menitik
beratkan pada pemahaman dan penjelasan prosedur penyusunan dan
pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

4. Modul 4 - Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan


Modul 4 dari Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini menitik
beratkan pada kemampuan peserta Diklat dalam menyusun konsep atau
rancangan Peraturan Daerah.

5. Modul 5 - Bahasa Perundang-undangan


Modul 5 dari Diklat Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan ini menitik
beratkan pada pemahaman di dalam penerapan bahasa Peraturan Perundang-
Undangan yang benar dalam penyusunan Peraturan Perundang-undangan.

C. Ringkasan Materi

1. Modul 1 - Negara Republik Indonesia Sebagai Negara Hukum


a. Konsep Negara Hukum.
1) Sejarah Negara Hukum;
2) Unsur-unsur negara hukum;
3) Indonesia sebagai Negara Hukum.

b. Landasan Penyusunan Peraturan Perundangan-undangan.


1) Prinsip-prinsip Peraturan Perundang-undangan;
2) Azas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3) Azas Pemberlakuan Peraturan Perundang-undangan.

c. Jenis Dan Hirarki Peraturan Perundang-Undangan.


1) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
(Perpu);
2) Peraturan Pemerintah;
3) Peraturan Presiden;
4) Peraturan Daerah; dan
5) Peraturan Perundang-Undangan lain.

2. Modul 2 - Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan


a. Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan.
1) Peraturan Perundang-undangan;
2) Lembaga Pembentuk Undang-Undang;
3) Lembaga Pembentuk Peraturan Perundang-Undangan diluar Undang-
Undang;
4) Lembaga Pembentuk Peraturan lain diluar Hirarkhi Perundang-
undangan.
6

b. Proses Penyusunan Peraturan Perundang-undangan.


1) Pengertian Pembentukan Perundang-undangan;
2) Pengertian Legal Drafting dan Legal Drafter;
3) Program Legislasi Nasional dan Program Legislasi Daerah;
4) Tahap proses Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah;
5) Naskah Akademis.

3. Modul 3 - Prosedur Penyusunan dan Pembentukan Peraturan


Perundang-Undangan
a. Prosedur Penyusunan ProgramLegislasi Nasional.
1) Penyusunan Program Legislasi Nasional (Prolegnas);
2) Tata Cara Penyusunan Prolegnas;
3) Pengelolaan Prolegnas; dan
4) Pembiayaan Prolegnas.

b. Prosedur Penyusunan Rancangan Undang-Undang.


1) Umum;
2) Penyusunan Rancangan Undang-Undang berdasarkan Prolegnas;
3) Penyusunan Rancangan Undang-Undang diluar Prolegnas; dan
4) Harmonisasi.

c. Prosedur Pembentukan Peraturan PUU.


1) Penyampaian Rancangan Undang-Undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat;
2) Rancangan Undang-Undang yang disusun Dewan Perwakilan Rakyat
(inisiatif);
3) Rancangan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang; dan
4) Partisipasi Masyarakat.

4. Modul 4 - Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan


a. Prinsip Dasar Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan:
1) Indonesia sebagai negara Hukum;
2) Pemegang Peran dalam pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3) Ciri-ciri Peraturan Perundang-undangan;
4) Dimensi pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
5) Prinsip Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.

b. Asas Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;


1) Asas Formil;
2) Asas Materiil;
3) Prinsip Ketaatan Hirarki Peraturan Perundang-undangan.

c. Unsur Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan;


1) Teknik Peraturan Perundang-undangan;
2) Pedoman Penyusunan Teknik Peraturan Perundang-undangan;
3) Perumusan dan Perencanaan Penyusunan Peraturan Perundang-
undangan;
7

4) Pengaturan/penelitian ulang kandungan norma/materi muatan;


5) Harmonisasi Peraturan Perundang-undangan.

d. Materi Muatan Rancangan Peraturan Perundang-undangan.


1) Materi Muatan PUU;
2) Arah Pembahasan Materi Muatan;
3) Materi Muatan Undang-Undang;
4) Materi Muatan Peraturan Daerah.

e. Sistematika Teknik Penyusunan Peraturan Perundang-undangan.


1) Kerangka Peraturan Perundang-undangan;
2) Hal-Hal Khusus yang ada di dalam Peraturan Perundang-undangan;
3) Bentuk Rancangan Peraturan Perundang-undangan (Raperda).

5. Modul 5 - Bahasa Perundang-Undangan


a. Ragam Bahasa Perundang-Undangan.
1) Tiga Kebenaran Dasar;
2) Rasa Bahasa Perundang-Undangan;
3) Teknik Pengacuan, Tata Bahasa dan Tabulasi;
4) Pilihan Kata/Istilah;
5) Kegiatan Berkomposisi.

b. Mencermati Bahasa Hukum dalam Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan.
1) Pengertian;
2) Syarat Bahasa Perundang-Undangan.

6. Praktek Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dan Penyusunan


Rancangan Naskah Akademik

Materi
No Kegiatan yang dilakukan Keterangan
Praktek
1 Penyusunan Penjelasan teknis kegiatan, sasaran yang 8 jam pelajaran.
Naskah diinginkan, pengaturan waktu, kelompok, Pokok bahasan diarahkan
Akademik pokok bahasan dan hasil yang memenuhi untuk meningkatkan
kriteria dan persyaratan suatu Naskah kompetensi peserta dalam
Akademik (Alasan, garis besar materi praktek penyiapan bahan
muatan, dan lain-lain). dan penyusunan Naskah
Merancang, merencanakan dan Akademik untuk persiapan
melaksanakan kegiatan proses penyusunan penyusunan Raperda
materi bahan NA seperti jaring asmara, tentang Pelarangan
perumusan masalah dan penyusunan NA Pelacuran. Disamping itu,
(sistimatika dan isi sekurang-kurangnya peserta dapat memahami
menjelaskan latar belakang, tujuan, kajian mengapa Perda Kota
teoritis dan empiris, asas pemberlakuan, Tangerang tentang
arah pengaturan dan materi muatan Raperda Pelarangan Pelacuran
Pelarangan Pelacuran). Bahan dari hasil mendapat ressitensi dari
disikusi pada Modul II dan IV. masyarakat (dilihat dari;
tinjauan akademiknya,
Peserta diarahkan untuk memahami hirarki PUU, harmonisasi,
masalah mengapa Perda Kota Tangerang gender dan materi muatan
8

Materi
No Kegiatan yang dilakukan Keterangan
Praktek
tentang Pelarangan Pelacuran mendapat yang multi tafsir)
resistensi dari masyarakat,dilihat dari proses
Jumlah kelompok dan
penyusunan dan pembentukannya (Modul anggotanya disesuaikan
II) dengan jumlah peserta
diklat. Penilaian dilakukan
Kegiatan dibagi dalam kelompok dan terhadap kelompok dan
masing-masing kelompok paling banyak 11 individu (kerjasama,
orang, dengan pokok bahasan NA tentang aktivitas, kemampuan
Raperda Pelarangan Pelacuran. Hasil menyampaikan pendapat,
masing-masing kelompok dipaparkan dalam menerapkan hasil
sidang pleno. pelatihan). Hasil berupa
rancangan NA, sebagai
Hasilnya; Proses persiapan dan penyiapan masukan untuk masing-2
bahan; perumusan pokok masalah dan analsis Daerah dan Proyek SCBD
masalah dll, dan rancangan Naskah sebagai bahan evaluasi hasil
Akademik (catatan; rancangan NA, tidak pelatihan.
dilihat dari kualitas penulisan materinya,
tetapi pemahaman dalam menerapkan syarat-
syaratnya NA, seperti; sistimatika, alur
penulisan pokok-pokok NA, sesuai dengan
Modul II).
2 Penyusunan Penjelasan teknis kegiatan, sasaran yang 10 jam pelajaran
Rancangan diinginkan, pengaturan waktu, kelompok, Pokok bahasan diarahkan
PERDA pokok bahasan dan Raperda yang memenuhi untuk meningkatkan
kriteria dan persyaratan. (Azas pembentukan kompetensi peserta dalam
dan pemberlakuan, Alasan, Sistimatika, garis praktek menyiapkan bahan
besar materi muatan, bahasa). dan proses penyusunan
Raperda, dengan contoh;
Praktek menyusun Rancangan Perda tentang memperbaiki Perda tentang
Pelarangan Pelacuran, dengan bahan dari Pelarangan Pelacuran dari
hasil rumusan dalam diskusi pada Modul II Kota Tangerang yang
dan IV (proses penyiapan bahan penyusunan mendapat resistensi dari
NA dan Raperda). masyarakat.
Jumlah kelompok dan
Kegiatan dibagi dalam kelompok dan pesertanya disesuaikan
masing-masing kelompok paling banyak 11 dengan jumlah peserta.
orang, dengan pokok bahasan sama. Hasil Penilaian dilakukan
masing-masing kelompok dipaparkan dalam terhadap kelompok dan
sidang pleno. individu (seperti; kerjasama,
Hasil sidang pleno berupa Rancangan aktivitas, kemampuan
Raperda tentang Pelarangan Pelacuran. menyampaikan pendapat,
menerapkan hasil
pelatihan). Hasil berupa
Raperda, sebagai masukan
untuk masing-2 Daerah dan
Proyek SCBD sebagai
bahan evaluasi hasil
pelatihan.

Catatan; Fasilitator berkoordinasi dengan Penyelenggara, dapat menentukan contoh Raperda lain
yang aktual di daerah, untuk dijadikan bahan praktek proses penyusunan Naskah Akademik dan
Raperda, dengan ketentuan menyiapkan/menyediakan bahan tersebut (contoh Raperda/Perda dan
Naskah Akademik/Pokok-Pokok Pikirannya).
BAB III
PESERTA DAN TENAGA PENGAJAR (FASILITATOR)

A. Peserta Diklat dan Persyaratannya

1. Seluruh Pegawai Laki-laki dan Perempuan yang menduduki jabatan struktural


atau fungsional setingkat eselon IV di lingkungan pemerintahan daerah
Kabupaten/Kota;
2. Memiliki dasar pendidikan S1 dan/atau yang memiliki keterkaitan dalam
pelaksanaan tugas dan kegiatan penyusunan Raperda;
3. Pangkat/golongan sekurang-kurangnya, golongan III/c (Penata Tingkat I);
4. Memiliki minat dan kesungguhan mengikuti diklat;
5. Dicalonkan oleh unit satuan kerjanya;
6. Sehat jasmani dan rohani;
7. Dalam hal Daerah memandang perlu dan/atau untuk tujuan pengkaderan
tenaga penyusun peraturan daerah, dengan pengaturan waktu dan persyaratan
tertentu, Daerah dapat menetapkan pejabat selain eseon IV untuk menjadi
peserta.

B. Jumlah Peserta

Secara umum jumlah peserta tidak dibatasi; namun demikian jumlah peserta per
kelas sebaiknya antara 15-21 orang. Pelaksanaan pelatihan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan daerah (apabila dibutuhkan dapat dilaksanakan 2 kelas paralel),
atau berdasarkan giliran/angkatan disesuaikan dengan kondisi di daerah masing
masing.

C. Persyaratan Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator

1. Minimal pendidikan S2, dan diutamakan berbasis keahlian di bidang Hukum


dan Peraturan Perundang-Undangan (legal drafting);
2. Berpengalaman dalam bidang Hukum dan penyusunan Peraturan Perundang-
undangan (Raperda);
3. Telah mengikuti TOT;
4. Widyaiswara Madya atau Widyaiswara Utama dan/atau Tenaga
Pengajar/Fasilitator lain yang ahli dan memiliki pengetahuan dan kemampuan
(kompetensi) dalam penyusunan Peraturan Perundang-Undangan (Raperda)
dan Naskah Akademik, serta bahasa Perundang-Undangan; dan
5. Sehat jasmani dan rohani.

9
BAB IV
METODE DAN SARANA/PRASARANA DIKLAT

A. Metoda

Metoda Pembelajaran/pelatihan yang digunakan pada 5 Modul Diklat Teknis ini


sama, yaitu;
1. Ceramah/Presentasi/Paparan singkat;
2. Tanya Jawab/Dialog Interaktif;
3. Latihan, Diskusi kelompok, Diskusi Pleno dan lain-lain, dengan berbagai
contoh penerapannya;
4. Praktek dalam kegiatan yang berhubungan dengan Diklat Teknis Penyusunan
Perundang-Undangan ini, misalnya: Praktek Penyusunan Naskah Akademik
dan Raperda.

B. Sarana dan Prasarana

1. Sarana
Sarana Diklat yang dipergunakan dalam pelaksanaan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:
a. Papan tulis/White board;
b. Flipchart;
c. Overhead Projector;
d. Sound system;
e. Modul;
f. Multimedia, dan
g. Peraturan Perundang-Undangan yang terkait pokok bahasan .

2. Prasarana
Prasarana yang dipergunakan dalam penyelenggaraan Diklat Teknis ini antara
lain adalah:
a. Ruang kelas;
b. Ruang diskusi;
c. Ruang kantor;
d. Ruang kebugaran;
e. Asrama bagi peserta;
f. Perpustakaan ;
g. Ruang makan;
h. Fasilitas olahraga;
i. Unit kesehatan; dan
j. Tempat ibadah.

10
BAB V
WAKTU DAN PENYELENGGARAAN

A. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan Diklat Teknis ini selama 56 jam pelajaran yang terdiri dari
pemaparan materi Modul 38 jam pelajaran dan Praktek 18 jam pelajaran @ 45
menit. Penetapan jumlah atau lama hari diklat dan waktu pembelajaran (SAP)
dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan ditetapkan dengan keputusan
penyelenggara Diklat di daerah.

B. Penyelenggaraan

1. Penyelenggara Diklat Teknis ini adalah Penyedia Jasa (Services Provider)


Paket C.2 yang telah menandatangani kontrak dengan Project
Implementation Unit (PIU) SCB-DP Kabupaten/Kota (ADB Loan No. 1964-
INO), selama masih berstatus proyek.

2. Lembaga Diklat Pemerintah yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan pasal


22 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 dan Keputusan
Kepala Kembaga Administrasi Negara No 194/XIII/10/6/2001 tentang
Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Diklat Pegawai Negara Sipil;

3. Lembaga Diklat Pemerintah yang belum terakreditasi dapat


menyelenggarakan Diklat bekerja sama dengan Lembaga Administrasi
Negara atau dengan Lembaga Diklat instansi pemerintah lainnya yang
terakreditasi.

4. Lembaga Diklat Lainnya yang terakreditasi sesuai dengan ketentuan yang ada
(pasca proyek).

11
BAB VI
EVALUASI

Evaluasi terhadap program Diklat Teknis Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan


(Legal Drafting) dilakukan melalui penilaian terhadap peserta, widyaiswara, kinerja
penyelenggara dan pasca diklat.

A. Evaluasi Peserta

Evaluasi peserta dilakukan untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan serta


kemampuan peserta dalam hal:
1. Mampu memahami konsep Negara Hukum dan Sistem Hukum Negara
Republik Indonesia dan Hierakhi Peraturan Perundang-undangan;
2. Mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dan azas-azas
pemberlakuan Peraturan Perundang-Undangan dalam proses penyusunan
Raperda;
3. Mampu memahami dan menerapkan dasar hukum dan prinsip penyusunan
rancangan Prolegnas dan Prolegda;
4. Mampu memahami dan menerapkan cara mempersiapkan dan menyusun
perancangan, perencanaan dan pelaksanaan penyiapan bahan proses
penyusunan Naskah Akademik dan Raperda;
5. Mampu memahami dan menerapkan identifikasi masalah dan perumusan
masalah serta pokok penyebab masalah yang dihadapi, dan alternatif
pemecahannya sebagai bahan pengambilan keputusan pimpinan;
6. Mampu memahami cara perumusan materi muatan, tehnik penyusunan
Raperda dan menerapkan dalam penyusunan Raperda;
7. Mampu memahami ketentuan-ketentuan prosedur penyusunan dan
pembentukan Raperda;
8. Mampu memahami cara mengkomposisikan materi muatan menjadi kalimat
hukum Raperda dengan bahasa Peraturan Perundang-Undangan yang baik dan
benar;
9. Mampu mempraktekkan penyusunan Naskah Akademik dan Raperda.

Proses, hasil pre test, post test, latihan dan diskusi/dialog (dinilai secara
perorangan oleh Tenaga Pengajar) dengan nilai:
A (4) = Sangat baik/Sangat aktif berpartisipasi
B (3) = Baik/Aktif berpartisipasi
C (2) = Cukup
D (1) = Kurang.

B. Evaluasi Widyaiswara/Fasilitator

Aspek yang dinilai dari Widyaiswara adalah sebagai berikut:


1. Pencapaian tujuan pembelajaran;
2. Sistematika penyajian;

12
13

3. Kemampuan menyajikan/memfasilitasi sesuai program Diklat;


4. Ketepatan waktu dan kehadiran;
5. Penggunaan metode dan media pembelajaran;
6. Sikap dan perilaku;
7. Cara menjawab pertanyaan dari peserta;
8. Penggunaan bahasa;
9. Pemberian motivasi kepada peserta;
10. Penguasaan materi;
11. Kerapihan berpakaian;
12. Kerjasama antar Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator (dalam tim).

Penilaian terhadap Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator dilakukan oleh peserta dan


penyelenggara. Hasilnya diolah dan disampaikan oleh penyelenggara kepada
Instansi Pembina Diklat dan kepada setiap Widyaiswara/Pengajar/Fasilitator
sebagai masukan bagi yang bersangkutan untuk peningkatan kualitas masing-
masing pada masa yang akan datang.

C. Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan

Aspek yang dinilai terhadap kinerja Penyelenggara antara lain sebagai berikut:
1. Efektifitas peyelenggaraan;
2. Kesiapan dan ketersediaan sarana Diklat;
3. Kesesuaian pelaksanaan program dengan rencana;
4. Kebersihan kelas, asrama, kafetaria dan toilet;
5. Ketersediaan dan kelengkapan bahan Diklat;
6. Ketersediaan fasilitas olahraga, kesehatan dan ibadah;
7. Pelayanan terhadap peserta dan widyaiswara;
8. Administrasi Diklat yang meliputi:
a. Administrasi kepesertaan, kewidyaiswaraan;
b. Administrasi seluruh dokumen dan bahan diklat.

Penilaian terhadap kinerja Penyelenggara dilakukan oleh Widyaiswara/Pengajar/


Fasilitator dan Peserta diklat. Hasil penilaian diolah dan disimpulkan oleh
penyelenggara sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan program Diklat yang
akan datang dan bahan akreditasi Lembaga Diklat.

D. Evaluasi Pasca Diklat

1. Evaluasi pasca Diklat dilaksanakan 6 s.d 12 bulan setelah peserta kembali ke


unit kerja masing-masing dengan mengacu pada rencana tingkat lanjut.
2. Setelah penyelenggaraan Diklat berakhir dilakukan evaluasi pasca Diklat
khususnya terhadap aspek-aspek:
a. Keterampilan kemampuan alumni menerapkan pengetahuan dan dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaan yang dibebankan kepadanya;
b. Pendayagunaan alumni sesuai dengan potensinya.
14

3. Evaluasi tersebut di atas dilakukan oleh penyelenggara Diklat bekerjasama


dengan unit kerja yang bertanggung jawab di bidang kepegawaian instansi
alumni.
4. Hasil evaluasi tersebut disampaikan oleh penyelenggara kepada:
a. Pimpinan instansi alumni;
b. Instansi Pembina;
c. Instansi Pengendali.

5. Instansi Pembina Diklat melakukan evaluasi setiap tahun secara menyeluruh


terhadap efektifitas program dan penyelenggaraan Diklat.
BAB VII
SERTIFIKASI

1. Kepada peserta Diklat yang telah menyelesaikan seluruh program dengan baik dan
dinyatakan lulus, diberikan Sertifikat.

2. Jenis dan bentuk, serta ukuran Sertifikat ditetapkan oleh Kepala Lembaga
Administrasi Negara.

3. Sertifikat ditandatangani oleh Pimpinan Instansi Penyelenggara Diklat yang


terakreditasi dan Pimpinan Instansi Pembina Diklat dengan kode registrasi dari
Instansi Pembina Diklat.

4. Prosedur untuk memperoleh Kode Registrasi dari Instansi Pembina sebagai berikut:
a. Lembaga Penyelenggara Diklat/Penanggung jawab Program menyempaikan
daftar para peserta selambat-lambatnya hari kedua setelah pembukaan;
b. Instansi Pembina memberikan kode Registrasi sesuai daftar yang sah/diajukan;
c. Pengajuan untuk registrasi penomoran sertifikat dapat dilakukan dengan cara
mengirim atau melalui faksimili.

15
BAB VIII
PENUTUP

1. Pedoman ini merupakan panduan bagi Lembaga Diklat Pemerintah yang


terakreditasi untuk menyelenggarakan Diklat bagi Penyelenggara Diklat.

2. Pedoman sebagaimana dimaksud sebagaimana dimaksud pada butir 1 (satu) di atas,


apabila dipandang perlu akan diadakan penyempurnaan secara berkala.

3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Pedoman ini akan diatur lebih lanjut dalam
Keputusan tersendiri.

16
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com.
The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.

Anda mungkin juga menyukai