PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab
terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya
kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk
agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat serta
pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan, puskesmas harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu yaitu
azas pertanggungjawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat, keterpaduan dan rujukan.
Agar upaya kesehatan terselenggara secara optimal dan Puskesmas dapat menghasilkan luaran yang
efektif dan efisien puskesmas harus melaksanakan manajemen dengan baik. Manajemen puskesmas
yang baik terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan
pertanggungjawaban seluruh kegiatan secara keterkaitan dan berkesinambungan.
Perencanaan tingkat puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di wilayah
kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun upaya kesehatan
penunjang.
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 dan PP No. 25 Tahun 2000, daerah
mempunyai wewenang yang besar untuk menentukan masalah kesehatan yang harus diprioritaskan dan
intervensi yang perlu dilakukan serta menentukan berapa besar anggaran yang diperlukan. Disamping
itu juga mempunyai kewenagan untuk melakukan integrasi perencanaan dan anggaran. Melalui
pelaksanaan otonomi desentralisasi diharapkan dapat terlaksana kegiatan-kegiatan yang lebih dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat.
Dengan penyususan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) ini diharapkan semua komponen yang ada di
Puskesmas Mantrijeron dapat:
a) Menganalisis Situasi Wilayah Kerja, Prilaku Kesehatan masyarakat, dan Lembaga Bersumber
Daya Masyarakat yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Mantrijeron .
d) Menyusun Kegiatan Intervensi berupa program kesehatan bersama-sama lintas program dan lintas
sektor untuk mengatasi permasalahan yang ada.
e) Mengetahui program-program prioritas apa saja yang akan dilaksanakan oleh UPTD Puskesmas
Mantrijeron dalam mengatasi permasalahan kesehatan di masyarakat satu atau dua tahun kedepan.
Puskesmas Mantrijeron adalah salah satu Unit Pelayanan Teknis Daerah dibidang kesehatan dimana
Puskesmas Mantrijeron merupakan perpanjangan tangan Dinas Kesehatan Kota Cirebon dalam upaya
menjalankan kebijakan pembangunan kesehatan di wilayah kerja Kelurahan Mantrijeron.
Agar Puskesmas dapat bekerja dengan baik, searah dan sesuai dengan kebijakan baik yang ada di Dinas
Kesehatan Cirebon maupun kebijakan dari daerah kota Cirebon, maka UPTD Puskesmas Mantrijeron
pada tahun 2014 ini memiliki visi dan misi barumenyesuaikan dengan visi misi Kota Cirebon dan
Dinas Kesehatan yang baru :
VISI
Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar bermutu, merata dan terjangkau.
MISI
2. JANJI LAYANAN
Kami siap memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional, tulus, ramah dan sepenuh hati.
Kami siap membantu masyarakatbdalam memelihara dan meningkatkan pelayanan Kesehatan yang
bermutu dan terjangkau menuju masyarakat sehat dan mandiri.
3. SLOGAN
Kesehatan anda adalah dambaan kami.
4. KEBIJAKAN MUTU
Pelayanan pasien rawat jalan dilayani oleh tenaga kesehatan yang professional.
Setiap pegawai wajib memberikan pelayanan sebaik mungkin pada pelanggan.
Kebutuhan pelanggan diidentifikasi dan ditindak lanjuti.
Upaya peningkatan terus menerus.
5. BUDAYA PUSKESMAS
Berorientasi kepada kepuasan pelanggan:
Profesional
Tanggung jawab
Sadar mutu
Sadar waktu
Inisiatif
Besih
Empati
6. BUDAYA KERJA
R1 : RINGKAS
R2 : RAPI
R3 : RESIK
R4 : RAWAT
R5 : RAJIN
7. RUANG LINGKUP TUGAS
Melayani kesehatan masyarakat umum
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi
Puskesmas Mantrijeron merupakan puskesmas dengan wilayah kerja satu wilayah
kecamatan Mantrijeron. Luas wilayah kecamatan Mantrijeron adalah 2,61 Km2, terbagi
dalam 3 (tiga) kelurahan, yaitu :
Kelurahan Gedongkiwo dengan luas 0,90 Km2 , terdiri atas 18 RW ,
86 RT
Kelurahan Suryodiningratan luasnya 0,85 Km2 terdiri atas 17 RW ,
69 RT
Kelurahan Mantrijeron dengan luas 0,86 Km2 terdiri atas 20 RW , 75
RT.
Batas-batas wilayah kecamatan Mantrijeron adalah :
Sebelah Utara : kecamatan Kraton
Sebelah Timur : kecamatan Mergangsan
Sebelah Selatan : kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul
Sebelah Barat : kecamatan Wirobrajan
B. Demografi
4 SLTP/Sederajat 4.517
5 SLTA/Sederajat 9.990
6 Akademi/Diploma III/S. Muda 1.813
Jumlah 34.593
Sumber : Dindukcapil Kota Yk.
3 Mantrijeron 46 1 74 40 1 41 86 2 88
BAB IV
UPAYA KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Yang dimaksud dengan Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) adalah cakupan
kunjungan ibu hamil sesuai standar untuk kunjungan lengkap (K4), terdiri dari
kunjungan trimester I = 1 kali, trimester II = 1 kali, trimester III = 2 kali. Cakupan
kunjungan K4 ibu hamil pada tahun 2013 di wilayah kecamatan Mantrijeron
tercapai 84,5 % dari ibu hamil yang ada sebanyak 471 orang. Angka ini masih
dibawah target nasional yaitu 95%. Untuk Kunjungan pertama (K1) sudah tercapai
100%, yang berarti semua ibu hamil yang ada telah mendapatkan pelayanan dari
tenaga kesehatan; demikian pula semua persalinan yang terjadi di wilayah
Kecamatan Mantrijeron ditolong oleh Tenaga Kesehatan, sehingga cakupan
persalinan oleh Tenaga Kesehatan mencapai 100%. Pelayanan Nifas lengkap baru
tercapai 91,2%, sedangkan semua (100%) ibu hamil yang mengalami komplikasi
atau risiko tinggi telah ditangani puskesmas maupun dirujuk ke Rumah Sakit.
Cakupan KB Aktif
Cakupan KB aktif tahun 2013 di Puskesmas Mantrijeron sebesar 69,7% dari jumlah
PUS sebanyak 4.195 orang. Cakupan ini masih dibawah target nasional sebesar
70%. . Dari cakupan tersebut, 39,3%nya menggunakan alkon MKJP dan sisanya
( 60,07% ) menggunakan alkon non MKJP.
2. Persentase Rumah Tangga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang digunakan
Pada tahun 2013 dilakukan pendataan jenis sarana air bersih pada 8.473 rumah
tangga dari 10.062 rumah tangga yang ada ( 84,21%). Dari pendataan tersebut,
didapat hasil rumah tangga yang menggunakan ledeng sebagai sumber air bersih
sebanyak 1.134 RT( 13,38%), SPT sebesar 0,59% ( 50 RT), SGL sebanyak 7.289
RT atau 86,03%.
A. Sarana Kesehatan
1. Jumlah Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan yang ada di wilayah Puskesmas Mantrijeron adalah Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Rumah Sakit Khusus (BP4) , Balai Laboratorium Kesehatan
(BLK), Balai Pengobatan/ Klinik 24 jam, Klinik Khitan, Rumah Bersalin, Praktek
Dokter , Praktek Bidan, Apotek, Toko Obat.
2. Posyandu
Jumlah Posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Mantrijeron sebanyak 56
posyandu, tersebar di 55 RW yang ada; di masing-masing RW ada satu posyandu
kecuali RW 15 kelurahan Suryodiningratan yang memiliki dua posyandu. Untuk
kelompok lansia, di semua RW telah terbentuk kelompok lansia dengan kegiatan
rutin setiap bulan sehingga jumlah kelompok lansia ada 55 kelompok.
B. Tenaga Kesehatan
Petugas yang melayani di Puskesmas Mantrijeron terdiri atas petugas struktural 2
orang ( Kepala Puskesmas dan Ka.Sub.Bag.Tata Usaha) ,tenaga fungsional kesehatan
28 orang,10 orang staf, satu orang Psikolog serta 3 orang Petugas Surveilans
Kelurahan. Jumlah tenaga ini khususnya dokter masih kurang bila dibandingkan
dengan hasil perhitungan kebutuhan tenaga.
Jenis dan jumlah tenaga kesehatan/ tenaga fungsional yang melayani di Puskesmas
Mantrijeron tahun 2013 seperti tersaji dalam gambar berikut
.
Sedangkan Jenis tenaga yang ada di Puskesmas Mantrijeron, sebagaimana dalam tabel
berikut :
STATUS KEPEGAWAIAN
NO TENAGA
PNS NABAN KONTRAK JUMLAH
1 Pejabat Struktural 2 2
2 Dokter umum 4 4
3 Dokter gigi 2 3
4 Bidan 4 3
5 Perawat ( D4 = 2 , D3 = 1 ) 5 5
6 Perawat gigi ( D3 = 3 ) 3 3
7 Sanitarian (APK) 1 1
9 Asisten Apoteker 3 1 4
10 D3 Analisis laboratorium 2 1 3
11 D3 Rekam Medis 1 1
12 Tenaga Psikologi 1 1
13 Tenaga administrasi 5 1 4 10
14 Sopir 1 1
16 Cleaning servis 2 2
17 Pejaga Malam 3 3
Jumlah 34 5 12 51
C. Pembiayaan Kesehatan
Selama tahun 2013, Puskesmas Mantrijeron mengelola anggaran dari dua sumber,
yaitu APBD Kota Yogyakarta melalui kegiatan Pengelolaan Operasional Puskesmas
Mantrijeron dan APBN melalui Bantuan Operasional Kesehatan (BOK). Realisasi
anggaran tahun 2013 sapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Realisasi Anggaran Puskesmas Mantrijeron tahun 2013
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Peningkatan kegiatan yang berkaitan dengan upaya penurunan kematian ibu dan
kematian bayi, perbaikan gizi, peningkatan cakupan ASI Eksklusif.
2. Meningkatkan upaya perbaikan perilaku masyarakat melalui PHBS di rumah
tangga.
3. Pemenuhan kebutuhan tenaga khususnya Dokter.
a) ANALISA KETENAGAAN
Puskesmas Mantrijeron mempunyai tenaga 28 orang karyawan dengan rincian dapat dilihat
pada Tabel 2.10 di bawah ini :
Tabel 2.10
UPTD Puskesmas Mantrijeron hanya memiliki 1 (satu) orang tenaga fungsional dokter
umum. Kunjungan BP Umum di UPTD Puskesmas Mantrijeron rata-rata perhari 130
pasien, dengan komposisi tenaga dokter seperti diatas, maka upaya pelayanan kesehatan
kepada masyarakat akan menjadi kurang maksimal. Hal ini disebabkan pelayanan kesehatan
di puskesmas tidak hanya upaya kesehatan perorangan saja, tetapi ada upaya kesehatan
masyarakat yang masih banyak memerlukan perhatian dari semua komponen puskesmas
termasuk oleh dokter umum fungsionalnya.
Ratio tenaga dokter umum yang ideal adalah 1 : 80, dimana seorang dokter umum akan
maksimal melaksanakan tugasnya jika melakukan upaya kesehatan perorangan berkisar 80
orang / hari. Oleh sebab itu UPTD Puskesmas Mantrijeron sejak 2 tahun kebelakang telah
mengusulkan untuk adanya penambahan tenaga dokter umum.
Demikian pula jumlah tenaga bidan, perawat dan tenaga administrasi/pelaksana di UPTD
Puskesmas Mantrijeron masih perlu penambahan tenaga. Oleh karena tenaga bidan, perawat
dan tenaga administrasi yang ada sekarang telah memiliki tugas tambahan lebih dari satu
tugas tambahan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan kesehatan di wilayah UPTD
Puskermas Mantrijeron, kurangnya dukungan sumber daya manusia (SDM) ini tentunya akan
berdampak pada hasil pencapaian cakupan program-program yang ada di UPTD Puskermas
Mantrijeron.
Peran serta masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron sudah cukup baik, yang
ditandai dengan adanya kepengurusan Kampung Siaga di seluruh RW, di Kelurahan
Mantrijeron.
Kegiatan Kampung Siaga di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron juga telah mendapatkan
prestasi yang cukup membanggakan, yaitu sebagi juara pertama lomba Kampung Siaga
tingkat Propinsi Jawa Barat yang diraih oleh Kampung Siaga RW 02 Kutagara Utara,
pada tahun 2008 .
Selain Kegiatan Kampung Siaga juga terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan peran serta
masyarakat, yaitu pembentukan Tim Verifikasi dan Tim Validasi masyarakat miskin di
masing masing RW yang berperan dalam menentukan sasaran masyarakat miskin yang
berhak mendapatkan pelayanan kesehatan melalui progam Jamkesmas. Tim tersebut di
bentuk berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh warga masyarakat kemuadian akan
disahkan oleh pihak Kelurahan dan Kecamatan melalui Surat Keputusan yang ditandatangani
oleh Lurah dan Camat.
Pada tahun 2010 di Kecamatan Pekalipan, yang merupakan wilayah kerja Puskesmas
Mantrijeron, terdapat kegiatan remaja peduli lingkungan. Kegiatan tersebut adalah hasil
kerjasama Lintas Sektoral dengan pihak swasta yaitu PDAM Kota Cirebon. Kegiatan yang
telah dilaksanakan oleh remaja peduli lingkungan adalah penanaman pohon di seluruh RW di
Kecamatan Pekalipan dan telah dilatih RW Percontohan yaitu RW 10 Kelurahan Mantrijeron
dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk dibuat kompos.
Prestasi lain yang merupakan bukti peran serta masyarakat Kelurahan Mantrijeron sudah baik
khususnya di bidang adalah diraihnya Juara II Lomba Ponsyandu Tingkat Kota Tahun
2012 oleh Posyandu Anggrek RW 08 Mantrijeron.
Di samping itu, terdapat beberapa kegiatan lain yang merupakan hasil kerjasama Puskesmas
dengan lintas sektoral, diantara yaitu :
3) Rapat Koordinasi bulanan dengan para kader, PKK dan PLKB di Kelurahan
Mantrijeron.
4) Forum Koordinasi Imunisasi bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, IBI, PC
Muslimat.
6) Kegiatan Siaga Bencana dengan kader, RW, Kelurahan Mantrijeron dan Kecamatan
Pekalipan.
Hasil Cakupan Kegiatan Program yang dilaksanakan di Puskesmas merupakan indikator yang
dapat dipergunakan untuk memberi gambaran hasil kinerja Puskesmas yang bersangkutan.
Berikut ini akan ditampilkan hasil cakupan program UPTD Puskesmas Mantrijeron, yang
terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib dan Upaya Kesehatan Pengembangan .
Tabel 2.11
Hasil cakupan Upaya Program Promosi Kesehatan baik yang dilakukan di dalam dan diluar
gedung di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron secara umum telah berjalan dengan cukup
baik. Namun kegiatan pembinaan UKBM, pembinaan pemberdayaan masyarakat melalui RW
siaga aktif dan kegiatan promosi kesehatan individu dan keluarga melalui kunjungan rumah
perlu ditingkatkan lagi untuk menumbuhkan kesadaran pada masyarakat akan pentingnya
menjaga dan memelihara kesehatan pribadi, keluarga dan masyarakat dengan demikian upaya
untuk meningkatkan strata UKBM dapat agar mencapai strata mandiri dan terciptanya
kampung siaga aktif dapat terwujud sesuai harapan sehingga dapat meningkatkan derajat
kesehatan perorangan dan kelompok di tiap kampung/RW melalui pencapaian Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di seluruh wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron.
Tabel 2.12
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Kurang dari
1 K1 95 % 111,06% 97.5% 80,91%
target
Kurang dari
2 K4 90 % 76,63% 84.64% 77,17%
target
3 Deteksi Risti 20 % 37,29% 36.92% 37,34% Melebihi target
Persalinan Kurang dari
4 90 % 79,82% 100% 79,13%
Nakes target
Kurang dari
5 KN1 90 % 82,88% 84.47% 83,56%
target
Kurang dari
6 N2 90 % 82,88% 84.01% 83,56%
target
Kurang dari
7 N3 90 % 79,72% 83.56% 83,56% =
target
Kurang dari
8 B2 90 % 79,27% 78.99% 82,19%
target
Kurang dari
10 B8 90% 76,57% 79.90% 73,51%
target
Kurang dari
13 B9 90 % 78,82% 78.99% 84,01%
target
Kurang dari
14 B12 90 % 77,47% 75.92% 84,01%
target
PELAYANAN
15 70% 79% 76,97% 78,51% Melebihi target
KB
Hasil Cakupan Program KIA / KB UPTD Puskesmas Mantrijeron Tahun 2013 masih perlu
peningkatan yang lebih baik lagi, masih banyak / hampir seluruh cakupan kegiatan yang
belum memenuhi target, diantaranya yaitu kegiatan K4, KN1, N2, N3, B2, B8, B9, B12 dengan
trend 2011 2013 ada yang meningkat, tetap bahkan turun dari tahun sebelumnya.
Kesenjangan K1 dan K4 pada tahun 2013 ini tidak terlalu besar (3,74%) dibandingkan tahun
2012 (12,86%), itu artinya masih ada sekitar 9 bumil yang belum masuk K4.
Diperlukan kerjasama aktif antara petugas kesehatan, petugas kesehatan dengan kader
kesehatan melalui kunjungan rumah dalam penemuan dan pemantauan ibu hamil serta
neonatal sehingga penanganan kasus resti baik pada ibu hamil atau pun neonatal dapat
dilakukan sedini mungkin dalam upaya menurunkan angka kematian ibu dan kematian bayi.
Diharapkan semua petugas memahami definisi operasional untuk tiap cakupan sehingga
dapat menghitung cakupan dengan benar. Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil
cakupan yaitu dengan memberikan pelayanan yang lebih baik sesuai SOP, tertib
administrasi KIA serta meningkatkan kerja sama lintas program dan lintas sektoral.
Evaluasi yang intensif dan berkesinambungan terhadap hasil cakupan KIA oleh petugas
dan seluruh binwil adalah upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
cakupan program KIA.
Hasil cakupan pelayanan KB sudah cukup baik, trend 2011 2013 menunjukan peningkatan
dari tahun ke tahun. Secara kualitas, pencapaian ini perlu diperhatikan lagi, oleh karena masih
banyak akseptor KB yang menggunakan kontrasepsi yang kurang mantap terutama akseptor
yang telah memiliki dua anak atau lebih.
Upaya pendekatan dan promosi pada klien/masyarakat oleh petugas puskesmas, kader,
lintar sektor dengan BKKBN tentang Pengetahuan KB bagi Masyarakat perlu lagi
digalakkan agar akseptor yang telah memiliki dua anak atau lebih mau dengan kesadarannya
sendiri untuk menggunakan alat kontrasepsi yang lebih mantap. Serta bagi klien yang baru
memiliki satu anak mau untuk menunda kehamilannya sampai anak tersebut melewati masa
balitanya.
Diharapkan dengan upaya-upaya tersebut diatas dapat menekan laju pertumbuhan penduduk
khususnya di Kelurahan Mantrijeron sehingga kepadatan penduduk dapat berkurang.
Tabel 2.13
CAKUPAN
NO NAMA KEGIATAN TARGET KETERANGAN TREND
2011 2012 2013
1 MTBS (2bl-5th)
Balita 10% 19% 19.61% 16,23% Melebihi target
2 MTBM (0-2bl)
Neonatus (0-
100 % 100 % 100% 100% Mencapai target =
28 hr)
Bayi
100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
(0- 2 bl)
Hasil kegiatan MTBM /MTBS UPTD Puskesmas Mantrijeron Tahun 2011 2013 sudah
cukup baik. Dari kegiatan ini telah dapat menjaring beberapa kasus yang berpotensi menjadi
wabah seperti campak, diare serta kasus kasus yang harus segera mendapat penanganan
yang cepat dan tepat seperti misalnya demam tinggi, pneumonia dll.
Dalam rangka menurunkan angka kematian balita, masih diperlukan kerjasama yang aktif,
evaluasi yang intensif dan berkesinambungan antara petugas lintas program, agar
pelaksanaan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dapat terlaksana dengan baik. Dengan
demikian program MTBS diharapkan akan dapat menjaring balita resti / yang sakit, sehingga
penangannya dapat dilakukan sedini mungkin.
Kegiatan MTBM/MTBS ini harus terus dilaksanakan secara berkesinambungan agar cakupan
program-program yang lain ikut tercapai. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas
program dalam kesinambungan program MTBM/MTBS ini.
Tabel 2.14
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Klinik sanitasi 10 % 7,1 % 5,6% 5,2% Kurang dari target
Pengawasan dan
2 93 % 97,2 % 100% 100% Lebih dari target =
Pembinaan TTU
Pengawasan dan
3 90 % 90 % 94,28% 100% Lebih dari target
Pembinaan TPM
Pengawasan
4 93 % 100 % 100% 100% Lebih dari target =
TPS
Kunjungan
5 100 % 91,4 % 90% 82% Kurang dari target
Rumah
Kunjungan rumah dalam rangka inspeksi sanitasi perumahan, penilaian rumah sehat, perlu
ditingkatkan lagi melalui kerjasama lintas program dan lintas sektor agar terwujudnya
wilayah kelurahan Mantrijeron yang bersih dan sehat dengan demikian diharapkan derajat
kesehatan masyarakat Kelurahan Mantrijeron pun akan meningkat.
Tabel 2.15
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Jumlah balita ( S ) 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
Balita Yg
2 mempunyai kartu 100% 100% 100% 100% Mencapai target =
(K)
Balita yg ditimbang
3 naik berat 80% 68,2% 69,2% 68,3% Kurang dari target
badannya ( N/D )
Balita dgn berat Kurang dari target
4 badankurang 5% 2.45% 0,01% 0,01% (Jumlah BGM =
(BGM ) / KEP nyata berkurang)
Cakupan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target =
Penimbangan (K/S)
Tingkat partisipasi
6 85% 83,2% 87,4% 84,4% Mencapai target
masyarakat (D/S)
Pencapaian program
7 45% 56,6% 60,5% 57,6% Mencapai target
(N/S)
Hasil kegiatan program Gizi pada tahun 2013 di Puskesmas Mantrijeron sudah cukup baik.
Peran serta masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan posyandu
oleh para kader posyandu sudah baik, hal tersebut dapat dilihat dari pencapaian cakupan D/S
(84,4%)namun demikian ada penurunan trend dibandingkan tahun sebelumnya.
Secara kualitas masih ada yang harus ditingkatkan lagi antara lain perlunya perhatian
khusus/intervensi lebih intensif mengenai peningkatkan berat badan tiap kali penimbangan
oleh karena masih ada sebanyak 31,7% balita yang tidak mengalami peningkatan berat badan
pada saat penimbangan. Diperlukan kerjasama yang baik antara lintas program dan lintas
sektor dalam pembinaan/intervensi balita yang tidak/sulit naik berat badannya tersebut.
Jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron
mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, diharapkan penurunan ini diikuti
pula dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita tentang
prilaku hidup ber-PHBS, sehingga bayi, balita serta anak-anak di wilayah kerja Puskesmas
Mantrijeron dapat tumbuh dengan sehat. Diharapkan dengan perhatian yang lebih serta
intervensi yang tepat tidak ada lagi balita gizi buruk di wilayah kerja Puskesmas
Mantrijeron.
1. Program Imunisasi
Hasil cakupan program imunisasi secara umum seluruhnya masih belum mencapai target
sesuai yang diharapkan meskipun kegiatan sweeping imunisasi telah 100% dilakukan, hal
ini pun terlihat dari hasil pencapaian di tahun sebelumnya meskipun ada beberapa pencapaian
yang trendnya mengalami peningkatan.
Tabel 2.16
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KET TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Kurang dari
1 Imunisasi BCG 98 % 81,98 % 83,56% 70,32%
target
Imunisasi DPT Kurang dari
2 98 % 84,68 % 82,19% 78,08%
Hb1 target
Imunisasi DPT Kurang dari
3 95 % 85,14 % 80,82% 82,19%
Hb2 target
Imunisasi DPT Kurang dari
4 90 % 80,18 % 78,08% 78,54%
Hb3 target
Kurang dari
5 Imunisasi Polio1 90 % 80,18 % 82,19% 68,49%
target
Kurang dari
6 Imunisasi Polio2 95 % 83,78 % 79,91% 78,08%
target
Kurang dari
7 Imunisasi Polio3 93 % 82,43 % 78,54% 81,74%
target
Kurang dari
8 Imunisasi Polio4 90 % 80,18 % 78,08% 78,54%
target
Imunisasi Kurang dari
9 90 % 65,77 % 83,11% 80,82%
Campak target
Imunisasi lebih dari
10 75 % 80,18 % 83,11% 76,26%
Hepatitis unijek target
Kurang dari
11 Imunisasi TT 1 90 % 112,70 % 98,34% 76,76%
target
Kurang dari
12 Imunisasi TT 2 85 % 36,64 % 83,81% 70,95%
target
Pencapaian program imunisasi yang hampir selalu tidak mencapai target ini disebabkan
karena jumlah sasaran bayi/balita di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron berdasarkan
proyeksi terlalu besar dibandingkan jumlah riil bayi/balita yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Mantrijeron.Selain itu, tingakat mobilisasi penduduk Kelurahan Mantrijeron
sangat tinggi, banyak penduduk yang hanya andon untuk beberapa lama, kemudian pindah /
pulang ke tempat asal.
Selain adanya kesenjangan antara data sasaran hasil proyeksi dan data sasaran riil, juga
mobilisasi penduduk yang cukup tinggi hasil cakupan imunisasi di beberapa RW rendah
karena adanya pemahaman dari keyakinan beberapa masyarakat bahwa bahan baku
untuk pembuatan vaksin berasal dari bahan yang tidak halal sehingga masyarakat tidak
mau membawa anaknya diimunisasi. Sehingga upaya peningkatan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya imunisasi bagi bayi dan balita sebagai bagian dari kelompok
rentan perlu dilakukan melalui kegiatan promosi kesehatan perorangan ataupun kelompok
agar program imunisasi dapat berjalan dengan baik sehingga bayi dan balita di wilayah
Puskesmas Mantrijeron dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Tabel 2.17
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 DT 95 % 94,9 % 95,84% 93,5% Lebih dari target
2 TD 95 % 97,8 % 96,20% 92,57% Lebih dari target
3 Campak 95 % 97,0 % 94,46% 92,57% Kurang dari target
Hasil kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS)pada tahun 2013 mengalami
penurunan, oleh karena pada pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) pada tahun
2013 ada beberapa sekolah yang anak didiknya tidak diijinkan untuk di imunisasidi sekolah
karena ada pemahaman yang meragukan kehalalan imunisasi, kedepannya kerjasama yang
sudah baik antara petugas imunisasi, petugas UKS dan pihak sekolah termasuk guru UKS
agar lebih ditingkatkan lagi agar hal-hal tersebut dapat diantisipasi sebelumnya misalnya
dengan kegiatan sosialisasi/penyuluhan tentang imunisasi bagi orang tua murid di sekolah.
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang
cukup tinggi yaitu ada sekitar 13 orang. Hal ini mengikuti pola lima tahunan kejadian DBD,
karena pelonjakan kasus DBD ini pun terjadi di beberapa wilayah yang lain. Namun
demikian berkat kesiapsiagaan petugas dalam melaksanakan Penelitian Epidemiologi serta
meningkatkan kegiatan pemantauan jentik dalam rangka memutus rantai penularan kasus
DBD dapat dihentikan.
Keberhasilan ini pemuntusan rantai penularan kasus DBD ini pun tidak lain karena adanya
sistem kewaspadaan di masyarakat sudah baik, sehingga Petugas Demam Berdarah Dengue,
Petugas Kesehatan Lingkungan, Petugas Surveilans serta Petugas Promosi Kesehatan dapat
menindaklanjuti dengan cepat.
Tabel 2.18
Upaya pemeriksaan jentik berkala oleh kader serta kegiatan monitoring pelaksanaan
jentik berkala oleh petugas sangat membantu dalam menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat DBD. Upaya ini harus dibantu oleh upaya semua masyarakat kelurahan
Mantrijeron untuk melakukan gerakan 3M (menutup, menguras, mengubur) dalam rangka
pemberantasan jentik nyamuk aedes aegypti.
1. Surveillans
Pelaksanaan program surveillans di wilayah kerja UPTD Puskesmas sudah cukup baik karena
ditunjang dengan adanya pengumpulan data epidemiologi yang di dapat dari kegiatan dalam
dan luar gedung yang berpotensi menjadi wabah cepat dan lengkap oleh petugas. Dengan
adanya data epidemiologi yang lengkap maka kegiatan penanggulangan penyakit dapat
dilaksanakan dengan mudah dan cepat sehingga kejadian KLB serta perluasan wilayah
KLB dapat dicegah.
Pertemuan rutin antara petugas kesehatan (TEPUS) dalam rangka menggali permasalahan
kesehatan di wilayah kerja sudah dilaksanakan dengan baik di UPTD Pudkesmas
Mantrijeron, sehingga kerjasama lintas program antar petugas kesehatan sudah berjalan
dengan baik.
Kerjasama lintas program antar petugas puskesmas, lintas sektoral, dukungan tokoh
masyarakat dan upaya peran serta seluruh masyarakat dalam membangun sistem
pengamatan penyakit serta faktor-faktor resiko resikonya diharapkan dapat mencegah
timbulnya penyakit menular di masyarakat yang dapat berpotensi menjadi KLB.
Adapun penemuan kasus yang berpotensi menjadi wabah dapat dilihat pada Tabel 2.19 :
Tabel 2.19
1. Diare
Pelaksaan program Diare sudah cukup baik, penemuan kasus diare cukup banyak di
wilayah UPTD Puskesmas Mantrijeron hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor yaitu
karena kepadatan penduduk yang sangat tinggi sehingga sanitasi lingkungan menjadi
kurang baik, kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan dan
kesehatan pribadi.
Tabel2.20
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
Penemuan kasus
1 10% 189% 122,8% 131% Lebih dari target
(semua umur)
2 Diare Balita 20% 177% 136,7% 132% Lebih dari target
Dalam penangan kasus diare, rehidrasi oral merupakan upaya pertolongan pertama yang
paling penting dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi dehidrasi akibat diare. Peran
serta masyarakat dalam upaya pencegahan kematian akibat diare telah dilakukan melalui
kegiatan rehidari oral yaitu pendistribusian oralit oleh kader posyandu kepada penderita
diare.
1. ISPA
Pelaksanaan program ISPA di Puskesmas Mantrijeron telah berjalan cukup baik, hal ini
ditandai dengan penemuan kasus ISPA yang cukup baik. Pada kasus ISPA Pneumonia yang
memerlukan penanganan lebih lanjut telah dirujuk ke RS, yang kemudian akan dilakukan
pemantauan pasca perawatan oleh petugas dalam rangka care seeking untuk mencegah
kematian bayi / balita akibat Pneumonia.
Diharapkan dengan jumlah penemuan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang
masih kurang dari target ini lebih menggambarkan sudah baiknya status kesehatan
masyarakat khususnya masyarakat wilayah kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron.
Tabel2.21
NAMA HASIL
TH SASARAN TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN CAKUPAN
2011 146 166 221 Lebih dari target
Penemuan Kurang dari
2012 90 90 67
kasus ISPA target
pneumonia Kurang dari
2013 105 105 73
target
Namun demikian penemuan kasus dan penanganan kasus ini masih harus lebih ditingkatkan
lagi dengan kerjasama yang baik antara lintas program dan kerjasama petugas, petugas bina
wilayah (binwil) serta dengan kader kesehatan.
Selain penderita yang diobati adalah penderita dengan BTA + (positif) , beberapa penderita
ada yang tidak dapat mengeluarkan sputum / setelah beberapa pemeriksaan BTA selalu
hasilnya (negatif) oleh karena pada pemeriksaan fisik pasien, didapatkan beberapa gejala
yang mengarah pada kelainan TB paru serta hasil dari pemeriksaan R + (positif) maka
penderita diberikan pengobatan TB untuk mencegah terjadinya penularan penyakit TB paru
pada orang-orang sekitarnya.
Tabel 2.22
PENCAPAIAN
NAMA
NO TARGET 2011 2012 2013
KEGIATAN
SASARAN CAKUPAN SASARAN CAKUPAN SASARAN CAPAIAN CAKU
Penemuan
1 100% 21 100% 11 109% 10 11 110%
kasus
Perkiraan
2 68% 210 68.57% 110 122% 100 147 147%
Suspek
Angka
3 85% 21 85.71% 12 75% 11 9 81,8%
konversi
Angka
4 100% 19 100% 21 100% 12 12 100%
kesembuhan
Angka
5 kesalahan < 5% 144 0 135 0 100 0 0
laborat
6 TB Anak > 10% 21 14% 12 33% 1 2 200%
RO (+)BTA
7 < 10% 21 4.76% 12 16.66% 1 2 200%
(-)
Angka kesembuhan yang telah mencapai 100% didapat dari pemeriksaan sputum ulang
penderita pada bulan terkhir pengobatan yang menyatakan kuman BTA sudah negatif (kuman
BTA sudah tidak ditemukan pada pemeriksaan mikroskopik apus sputum).
Angka TB anak melebihi dari target, hal ini bisa terjadi karena mungkin saja
suspek/penderita yang ada di wilayah UPTD puskesmas Mantrijeron yang sebenarnya
adalah lebih dari angka proyeksi yang telah ditentukan atau juga mungkin karena over
diagnosis dari petugas. Untuk mengurangi kemungkinan yang kedua (over diagnosis)
petugas UPTD Puskesmas selalu diupayakan untuk selalu memperhatikan SOP
penatalaksanaan TB pada anak (termasuk didalamnya sistem skoring).
1. Penyakit Kelamin
Pada Bulan September tahun 2013, UPTD Puskesmas Mantrijeron ditunjuk sebagai Layanan
HIV (Human Immunodeficiency Virus) IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif
Berkesinambungan (LKB HIV-IMS) dimana pelayanannya meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif (paripurna) bagi individu dan masyarakat yang
membutuhkan. Diharapkan dalam layanan ini orang yang tidak sakit agar semakin sehat,
yang sakit agar makin sehat, yang belum terinfeksi agar tidak tertular dan yang sudah
terinfeksi agar kualitas hidup meningkat.
UPTD Puskesmas Mantrijeron telah memiliki tim yang sudah dilatih Layanan HIV (Human
Immunodeficiency Virus)IMS (Infeksi Menular Sexual) Komprehensif Berkesinambungan
(LKB HIV-IMS) yang terdiri dari tenaga promosi kesehatan, dokter umum, dokter gigi,
bidan, perawat dan analis.
Kegiatan yang sudah di laksanakan oleh UPTD Puskesmas Mantrijeron terkait layanan LKB
HIV- IMS, dapat di lihat pada tabel 2.23 dibawah ini.
Tabel 2.23
No Kegiatan Tujuan
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Camat Kecamatan Sosialisasi dan
1
Pekalipan dan ke Lurah Kelurahan Mantrijeron Koordinasi lintas sektor
Sosialisasi Kegiatan LKB IMS-HIV ke Kecamatandan Koordinasi dan
2
Kelurahan membangun jejaring
Sosialisasi dan
3 Pertemuan Petugas Puskesmas
membangun jejaring
Pertemuan Komunitas (Remaja, Kader, PKK) bekerja sama Sosialisasi dan
4
dengan KPA, LSM Cipta Rasa, LSM Duta Remaja membangun jejaring
Sosialisasi pada pertemuan tingkat Kecamatan dan Sosialisasi dan
5
Kelurahan membangun jejaring
Test Mobile VCT dan
6 Mobile Klinik
IMS
Mendeteksi dini dan tata
7 Screening IMS HIV
laksana IMS HIV
Hasil deteksi dini IMS HIV AIDS dengan pemeriksaan darah du UPTD Puskesmas
Mantrijeron adalah sebagai berikut :
Tabel 2.24
Jumlah
No Kegiatan Positif Interminate
Pemeriksaan
1 Tes VDRL 58 3
2 Tes HIV-AIDS 203 0 8
Dari hasil pemeriksaan terdapat 8 (delapan) orang interminate yang artinya orang tersebut
harus dilakukan pemeriksaan ulang setelah 6 (enam) bulan pemeriksaan pertama.
1. Pes/Rabies
Untuk kegiatan program Pes/Rabies pada tahun 2011 2012 tidak ada penemuan kasus di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron.
Tabel 2.25
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0
2013 Rabies 0 0 0
1. Filariasis
Tidak ditemukan kasus/penderita Infeksi Filariasis pada tahun 2011 dan 2012 di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron.
Tabel 2.26
NAMA HASIL
TAHUN SASARAN TARGET KETERANGAN
KEGIATAN CAKUPAN
2011 Rabies 0 0 1 Suspek
2012 Rabies 0 0 0
2013 Rabies 0 0 0
Tabel 2.27
Tahun 2011-2013
Jumlah Sekolah
Sekolah
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013
Jumlah PAUD 2 3
Jumlah TK 5 2 2
Jumlah SD 14 8 8
Jumlah SLTP 2 2 2
Jumlah SLTA 1 1 1
Adapun hasil kegiatan perjaringan anak sekolah dalam rangka deteksi dini penyakit pada
anak-anak sekolah dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut :
Tabel 2.28
NAMA CAKUPAN
NO TARGET KETERANGAN TREND
KEGIATAN 2011 2012 2013
1 Penjaringan TK 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
2 Penjaringan SD 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
Penjaringan
3 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
SMP/MTS
Penjaringan
4 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
SMA/MA
Pemeriksaan
5 100 % 100% 100% 100% Mencapai target = =
berkala
Pemberian obat
6 100 % 100 % 100 % 100% Mencapai target = =
cacing
Pelaksanaan program Usaha Kesehatan Sekolah di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron
telah berjalan cukup baik, cakupan program seluruhnya telah mencapai target. Koordinasi
lintas program antar petugas serta koordinasi lintas sektor antara UPTD Puskesmas
Mantrijeron dengan UPTD Pendidikan Kecamatan Pekalipan dan pihak sekolah sudah terjalin
cukup baik.
Tabel 2.29
Pelaksanaan Program Kesehatan Jiwa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron pada
tahun 2011-2012 belum maksimal, untuk cakupan penemuan kasus/deteksi dini gangguan
kesehatan jiwa masih sagat kurang dan trendnya mengalami penurunan, tahun 2011 cakupan
hanya 0,92% dan tahun 2012 menurun lagi menjadi 0,6%.Pada tahun 2013 cakupan deteksi
dini gangguan kesehatan jiwa meningkat menjadi 19,9% hampir mencapai target.Beberapa
kasus telah mendapatkan penangan oleh psikolog melalui kegiatan konseling di Puskesmas.
Kegiatan konseling oleh psikologi ini diselenggarakan setiap 2 (dua) minggu sekali, yaitu
pada hari rabu minggu I dan minggu III setiap bulannya.
Perlu adanya pelatihan untuk dokter puskesmas dan petugas kesehatan jiwa dalam melakukan
deteksi dini dengan mengunakan metoda 2 (dua) menit pada kasus-kasus gangguan kesehatan
jiwa, karena dokter dan petugas di UPTD Puskesmas Mantrijeron belum pernah mendapatkan
pelatihan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa.
Kerjasama serta komunikasi harus ditingkatkan antara petugas pemegang program dengan
dokter pemeriksa serta dengan seluruh binwil di wilayah kerja untuk penemuan/deteksi dini
gangguan kesehatan jiwa. Sehingga penderita gangguan kesehatan jiwa bisa mendapatkan
haknya untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dengan baik.
Tabel 2.30
Adapun hasil akhir cakupan pembinaan untuk setiap kelompok rawan yang selesai dibina
adalah 23% dari kasus yang ada, dan hasil cakupan program perawatan kesehatan
masyarakat di UPTD Puskesmas Mantrijeron beberapa tidak mencapai target. Perlu adanya
kerjasama dan koordinasi yang lebih intensive untuk pencapaian cakupan perkesmas
selanjutnya.
Tabel 2.31
Pelayanan Kesehatan Mata di Puskesmas Mantrijeron telah berjalan dengan baik, trend
menunjukan adanya peningkatan pelayanan pada tahun 2013 dibandingkan tahun 2012.
Pelayanan tersebut dilakukan di dalam dan di luar gedung Puskesmas. Selain itu juga
dilaksanakan secara khusus untuk penjaringan pasien penderita penyakit Katarak senillis
di masyarakat baik oleh dokter, petugas ataupun oleh kader kesehatan.
Tabel 2.32
Hasil Cakupan Program Lansia
Pelayanan Kesehatan Lansia di wilayah kerja Puskesmas Mantrijeron telah berjalan dengan
baik trendnya meningkat antara tahun 2011 sampai dengan tahun 2013. Pelayanan lansia resti
belum terlayani sesuai harapan karena dari jumlah sasaran lansia yaitu sekitar 433 orang,
lansia yang secara aktif datang ke posbindu dan puskesmashanya 297 orang lansia
saja.Meskipun demikian, lansia resti yang sudah dilayani baik oleh petugas puskesmas di
lapangan maupun pelayanan di dalam gedung, selalu dilakukan pemantauan oleh petugas,
binwil dan kader kesehatan.
UPTD Puskesmas Mantrijeron memiliki 10 (sepuluh) Pos Bindu binaan, dimana masing-
masing Pos Bindu akan dikunjungi petugas peukesmas 1 (satu) bulan sekali.
1. Baru
Tabel 2.33
Tabel 2.34
Jumlah Kunjungan Baru BP Umum
Kunjungan baru BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
peningkatan 106 kunjungan (1,31%).
1. Lama
Tabel 2.35
Tabel 2.36
Kunjungan lama BP Umum tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
2.842 kunjungan (5,36%).
1. Baru
Tabel 2.37
Tabel 2.38
Kunjungan baru BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan
858 kunjungan (15,67%).
1. Lama
Tabel 2.39
Tabel 2.40
Kunjungan lama BP Gigi tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada peningkatan
733 kunjungan (39,17%)
1. Baru
Tabel 2.41
Tabel 2.42
Kunjungan baru KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 104
kunjungan (6,72%).
1. Lama
Tabel 2.43
Tabel 2.44
Kunjungan lama KIA tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada penurunan 434
kunjungan (10,02%).
Dibawah ini akan ditampilkan jumlah kunjungan UPTD Puskesmas Jagasatu dari tahun 2012
dan tahun 2013.
Tabel 2.45
Jumlah Kunjungan
Tabel 2.46
Jumlah Kunjungan
UPTD Puskesmas Mantrijeron Tahun 2013
Jumlah total kunjungan pada tahun 2013 bila dibandingkan dengan tahun 2012 ada
penurunan sekitar 3.399 (4,58%) pengunjung, ini karena pengunjung gratis lainnya ada
penurunan skitar 6.940 pengunjung.
5.1. 10 (Sepuluh)PENYAKIT TERBANYAK
Tabel 2.47
Tahun 2013
No Diagnosa Jumlah
%
Kunjungan
1 ISPA 11.781 42,08
2 Hipertensi 3.606 12,88
3 Myalgia 3.261 11,65
4 Diare & diare akut 2.400 8,57
5 Dispepsia 1.539 5,5
6 Migren & sindrom nyeri kepala 1.347 4,81
7 DM tidak spesifik 1.256 4,49
8 Gout 1.215 4,34
9 Dermatitis Kontak 840 3
10 Low Back Pain 749 2,68
Jumlah 27.994 100
Dari data kunjungan pasien di UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun 2013, didapat informasi
mengenai 10 penyakit terbanyak di UPTD Puskesmas Mantrijeron. Dari data tersebut diatas
dapat disimpulkan bahwa Penyakit ISPA (42,08%), Hipertensi (12,88%), Myalgia
(11,65%), Diare (8,57%) dan Dispepsia (5,5%) masih merupakan penyakit terbanyak di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron. Hal ini dapat dimengerti karena wilayah
Kelurahan Mantrijeron merupakan wilayah yang1. tingkat kepadatan penduduknya sangat
tinggi rata-rata 30.563 jiwa/Km2, dengan tingkat hunian >6 jiwa/rumah, ini merupakan
tingkat hunian yang cukup padat dan potensial terhadap penularan penyakit.2. 57,69% (6.099
jiwa)Penduduk di Kelurahan Mantrijeron adalah mayarakat miskin, tentunya ini erat
kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Mantrijeron yang akan
berdampak baik langsung ataupun tidak langsung pada tingkat kesehatan individu serta
masyarakat di kelurahan Mantrijeron.
6.1. KEUANGAN
Sumber pembiayaan operasional dan kegiatan program di UPTD Puskesmas bearasal dari
Dinas Kesehatan Kota yang berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kota
Cirebon ataupun berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang berasal
dari pusat.
Adapun besaran jumlah penerimaan keuangan di UPTD Puskesmas Mantrijeron dapat di lihat
pada Tabel 2.48.
Tabel 2.48
Penerimaan
NO Kegiatan Pengeluaran Saldo
APBN(Rp) APBD(Rp)
Pengembalian
0 68.812.750 68.812.750 0
Retribusi
UKS 0 500.000 500.000 0
Wabah, Bencana dan
0 1.423.523 1.423.523 0
Kesling
KIA & KB 0 14.197.500 1.419.7500 0
Gizi 0 44.808.000 44.808.000 0
P2P 0 6.655.000 6.655.000 0
Lansia 2.731.227 2.731.227 0
BOK 74.010.000 0 74.010.000 0
Jamkesmas Des 10 s.d
59.179.000 0 59.179.000 0
Nop 2011
Jamkesmas Des 11 s.d
64.274.500 0 64.274.500 0
Nop 2012
Jumlah 197.463.500 137.704.477 335.167.977 0
BAB. III
Sesuai dengan arah kebijakan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kota Cirebon
serta Tugas pokok UPTD Puskesmas Mantrijeron, sasaran yang ingin dicapai pemerintah
Kota Cirebon pada tahun 2013 2018 dalam bidang kesehatan adalah Peningkatan
Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan yang berkualitas dengan arah kebijakan
Menyediakan Jaminan Pelayanan Kesehatan Dasar bagi seluruh Warga Kota Cirebon dan
menyediakan biaya Operasional Pelayanan Kesehatan Rujukan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di
UPTD Puskesmas Mantrijeron, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk
intervensi kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses
analisa masalah sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
3. Perumusan Masalah
4. Mencari Penyebab Masalah
5. Mencari Alternatif Pemecahan Masalah
6. Identifikasi Kegiatan
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Mantrijeron dengan cermat, diharapkan UPTD Puskesmas Mantrijeron
dapat menemukan alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan
intervensi secara efektif dan efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan
pembangunan khususnya bidang kesehatan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Mantrijeron.
1. IDENTIFIKASI MASALAH
Tabel 3.1
1. PRIORITAS MASALAH
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
1. PERUMUSAN MASALAH
Setelah itu barulah dilakukan pengkajian terhadap ke-3 masalah tersebut, siapa yang terkena
dampak dari permasalahan tersebut, sebesr apa masalah yang ditimbulkan, dimana terjadi masalah
tersebut, kapan masalah tersebut terjadi.
Kapan
Yang terkena Dimana Masalah
No MasalahKesehatan Besarnya Masalah
Masalah TerjadinyaMasalah tersebut
Terjadi
1 Kesehatan Ibu dan Ibu Tidak Wilayah Kerja Kurun
Anak:K1 & K4Kn1 Hamil terpantau UPTD Puskesmas waktu 1
s/d N3B2 s/d B12 nya resti Mantrijeron tahun
Bayi
bumil
Terjadi
penyulit
pada bumil
yang tidak
diketahui
oleh petugas
kesehatan
Penyulit
intra dan
post partum
dapat
menyebabk
an beberapa
kejadian pd
bayi spt
:IUFD,
Asfiksia,
BBLR dll.
Kapan
Yang
Dimana Masalah
No MasalahKesehatan terkena Besarnya Masalah
TerjadinyaMasalah tersebut
Masalah
Terjadi
Anak/balita
tidak
mempunyai
kekebalan
terhadap
Imunisasi:Semua beberapa Wilayah Kerja Kurun
2 Antigen / Jenis Balita penyakit UPTD Puskesmas waktu 1
imunisasi dasar Anak/balita Mantrijeron tahun
dapat mudah
terserang
penyakit
Timbul wabah
3 Perbaikan Balita Gangguan Wilayah Kerja Kurun
GiziMasyarakat : Tumbuh UPTD Puskesmas waktu 1
Rendahnya Balita Kembang Anak Mantrijeron tahun
Yang naik Berat
Daya tahan
Badannya saat anak terhap
Penimbangan- penyakit sangat
Tingkat partisipasi rendah
masyarakat di
Posyandu Kecerdasan
anak menurun
1. PENYEBAB MASALAH
Setelah dilakukan pengkajian terhadap 3 (tiga) pokok masalah, maka dari ketiga pokok
masalah tersebut dianalisa lagi terhadap faktor-faktor resiko yang mempengaruhinya.
Perencanaan
kurang
sempurna
Promosi
Masih Kesehatan
rendahnya kurang-
Sebagian
kebiasaan Penemuan /
Perbaikan status sosial
memberikan ASI pencarian kasus
GiziMasyarakat : ekonomi masih
eksklusif- kurang-
Rendahnya Balita rendah- Jumlah
Kebiasaan Kurangnya Efektivitas meja
yang naikberat penduduk miskin
memberikan pengetahuan IV posyandu
badannya sangat tinggi-
3 makanan padat tentang makanan masih rendah-
saatPenimbangan- Banyaknya
sebelum bergizi- Pola Kurangnya
Rendahnya Tingkat Jumlah anak
wktunya makan yang Koordinasi
partisipasi dengan berat
kurang baik- lintas program
masyarakat di badan kurang
Malas & lintas sektor
Posyandu Jarak kelahiran
membawa anak Kompetensi
dekat
balita ke petugas
posyandu kesehatan
belum optimal
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARAN IBU HAMIL RIIL DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak)
Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Ibu Hamil Riil di Lapangan tidak
sesuai dengan Sasaran Estimasi Ibu Hamil).
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak Belum
Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Gambar 1
POHON MASALAH
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN IMUNISASI
Sebab
2D
2B
2C
2A
JUMLAH SASARANRIIL BALITA DI LAPANGAN TIDAK SESUAI DENGAN
SASARAN ESTIMASI BALITA
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Imunisasi)
Penyebab Pokok Dominan No.2D (Jumlah Sasaran Riil di Lapangan tidak sesuai
dengan sasaran estimasi).
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Imunisasi Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Gambar 1
POHON MASALAH
PELAYANAN PERBAIKAN GIZI BELUM OPTIMAL
(Pernyataan Negatif)
4
1
Akibat
Masalah Utama
RENDAHNYA CAKUPAN BALITA YANG NAIK BERAT BADANNYA SAAT
PENIMBANGAN
Sebab
2D
2B
2C
2A
BANYAKNYA JUMLAH BALITA DENGAN BERAT BADAN KURANG
SAAT PENIMBANGAN BALITA BANYAK BALITA YANG TIDAK DATANG
KURANGNYA KOORDINASI DENGAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTORAL
KOMPETENSI PETUGAS KESEHATAN BELUM OPTIMAL
3D
3C
3B
3A
KURANG BERFUNGSINYA MEJA IV (PENYULUHAN) DI POSYANDU
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG PENTINGNYA MAKANAN
BERGIZI
KURANGNYA PERHATIAN PETUGAS TERHADAP BALITA DENGAN BERAT BADAN
KURANG
KURANGNYA PROMOSI KESEHATAN
Keterangan :
Masalah Utama yang dihadapi adalah No.1 Adalah Masalah Utama (Rendahnya
Cakupan Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat)
Penyebab Pokok Dominan No.2D (Banyaknya Jumlah Balita dengan Berat Badan
Kurang).
Akibat masalah utama No.1 adalah No. 4 (Pelayanan Perbaikan Gizi Masyarakat
Belum Optimal)
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Alternatif pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak adalah melaksanakan pelacakan
dan pendampingan ibu hamil K4.
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
ANALISIS USG
PENILAIAN KRITERIA
KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh
Penemuan / pencarian
kasus kurang
Perencanaan kurang
sempurna
2 Imunisasi: Kurangnya Koordinasi Penyuluhan tentang
Semua Antigen / lintas program dan lintas pentingnya imunisasi bagi balita
Jenis imunisasi sektoral- Tugas rangkap di posyandu Sweeping
dasar petugas kesehatan- imunisasi Koordinasi lintas
Kompetensi petugas kesehatan program dan lintas sektoral
kurang optimal- Sasaran Evaluasi program
estimasi terlalu tinggi
Perencanaan kurang
sempurna
Kurangnya Koordinasi
lintas program dan lintas
sektoral- Malas membawa
anak balita ke posyandu-
Kompetensi petugas kesehatan
kurang optimal- Banyaknya Penyuluhan kepada
jumlah anak balita dengan masyarakat ttg pentingnya
Perbaikan berat badan kurang memelihara kesehatan bayi &
GiziMasyarakat : balita di posyandu Rujukan
Balita dgn berat Promosi Kesehatan kurang berjenjang balita dengan berat
3
badankurang badan kurang Pemberian PMT
(BGM) / KEP Petugas kurang perhatian Pemulihan bagi balita dengan
nyata terhadap balita dengan berat berat badan kurang (BGM)/KEP
badan kurang nyata Evaluasi program
Efektivitas meja IV
posyandu masih rendah
BAB. IV
Rencana Usulan Kegiatan yang disusun adalah rencana Usulan kegiatan untuk tahun 2015.
Dimana rencana usulan kegiatan ini sumber dananya berasal dari APBD dan APBN
(Jamkesmas / BOK).
Dalam Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun 2014 ini, meliputi
upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang
yaitu berupa :
b) Kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada pada tahun
2013
c) Rekapitulasi Rencana Usulan Kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam
format RUK Puskesmas yaitu dalam bentuk matrik.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun 2015, di susun dengan
memperhatikan berbagai kebijakan yang berlaku, baik kesepakatan global, nasional, maupun
daerah sesuai dengan masalah yang ada sebagai hasil dari kajian data dan informasi yang
tersedia di Puskesmas.
Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun 2015 dapat dilihat pada
Tabel 4.1 sebagai berikut :
BAB V.
PENUTUP
Perencanaan tingkat Puskesmas disusun untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayah kerjanya, baik upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan maupun
upaya kesehatan penunjang.
Perencanaan ini disusun oleh Puskesmas sebagai Rencana Tahunan Puskesmas Yang dibiayai
oleh Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat serta sumber dana lainnya dan untuk kebutuhan
satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakannya secara efisien, efektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dengan telah disusun Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun
2015 ini, semoga di tahun mendatang UPTD Puskesmas Mantrijeron dapat melaksanakan
fungsinya sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan masayarakat secara maksimal
sehingga dapat tercipta Masyarakat dan Lingkungan yang sehat di kelurahan
Mantrijeron.
Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh UPTD Puskesmas Mantrijeron,
untuk kemajuan kami sebagai petugas kesehatan juga untuk kemajuan masyarakat Kelurahan
Mantrijeron.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kami haturkan kepada pihak-pihak yang telah
membatu dalam penyelesaian Rencana Usulan Kegiatan UPTD Puskesmas Mantrijeron tahun
2015 ini.
Share this:
Twitter
Facebook
Google
Tulisan ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.
Selamat Datang
Makalah Teladan dokter Susi
Berikan Balasan
Arsip
o Februari 2015
o November 2014
o Agustus 2014
o April 2014
Meta
o Mendaftar
o Masuk log
[URL=http://www.marqueetextlive.com][IMG]http://img-s3-
01.mytextgraphics.com/marqueetextlive/2014/06/26/a6a887cdc2e78f18cfe9a3179931
d891.gif[/IMG][/URL]
April 2014
S S R K J S M
Agu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30
Kegiatan
Teks Tulisan Berjalan Dari Kiri Ke Kanan
Puskesmas Mantrijeron
The Twenty Ten Theme. Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.
Ikuti