Anda di halaman 1dari 12
JURNAL TEKNIK NOMMENSEN PENGARUH TEMPERATUR ARTIFICIAL AGING TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA CORAN PADUAN AL-25% Cu Ir. Humisar Sibarani, MS.Met ANALISIS TINGKAT ANSWERED SEIZURE RATIO SENTRAL TELEPON SESS Ir. Jamser Simanjuntak, MT. MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS PADA SIMPANG EMPAT YANG BERDEKATAN DENGAN PINTU LINTASAN KERETA API MELALUI ALAT KONTROL TRAFFIC LIGTH BERBASIS MIRKOKONTROLER Ir. Sindak Hutauruk, MSEE Ir. Nobelius Gulo OPTIMASI SITEM BERDASARKAN KRITERIA INDEKS PERFORMANSI KUADRATIK Ir. Fiktor Sihombing, MT. RESPON STRUKTUR AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN ANALISA MODE SHAPE ‘TERHADAP STRUKTUR YANG MEMILIKI DERAJAT KEBEBASAN BANYAK Humisar Pasaribu, ST. MI. Johan Oberlyn Simanjuntak, ST. MT EVALUASI KINERJA ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM (MPU) (STUDI KASUS: RAHAYU MEDAN CERIA 43) Ir, Remon simatupang, MSc Yetty Saragi, ST. MT Rorler Sinaga ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS ASPAL BETON DENGAN PENAMBAHAN ZAT ADIKTIF (WETFIX) Yetty Saragi, ST. MT Ir, Ros Anita Sidabutar, M.Se. Yan Parto Simbolon Volume! No. 1, Juli 2012 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Metode ini memakai integrasi numerik sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Karena analisis dilakukan setiap time step maka riwayat respon struktur dapat diidentifikasi. Analisis seperti. ini umumnya disebut Analisis Riwayat waktu (Time History Analysis). Wille Witte 4,1 Pola/Ragam Goyangan Untuk menentukan respon struktur kita terlebih dahulu menentukan pola/ragam goyangan (Mode shape). Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program yang telah disusun dan selanjutnya program tersebut dijalankan maka diperoleh ragam goyangan (Mode shape) seperti berikut : Mode 1 Mode 2 Mode3 1.0000 1.0000 1.0000. 1.3538 -0.0500 -1.9681 1.4981 1.0236 1.7584 Mode shapes yang diperoleh adalah : a. Bebas dari pengaruh redaman b. Bebas dari pengaruh waktu ¢. Bebas dari pengaruh frekuensi beban dan d. Untuk struktur yang elastik 91 4.2 Respon Struktur Respon Struktur atau Simpangan pada lantai ke-3 dapat kita lihat dari hasil perhitungan dengan bantuan bahasa pemrograman dari perangkat lunak matlab dan selanjutnya kita bandingkan dengan hasil yang dikeluarkan perangkat lunak SAP2000 versi 10. RESPON STRUKTUR 5.00 4.00 3.00 2.00 1.00 0.00 -1.00 -2.00 -3.00 -4.00 -5.00 —#—Hasil SAP2000 HHasil Matlab Simpangan (mm) Waktu (detik) 5. KESIMPULAN Dari kedua grafik diatas terlihat bahwa penyimpangan rata-rata adalah 45.85% karena kedua hasil yang yang ada menggunakan penyelesaian persamaan diferensial dengan metoda yang berbeda yaitu: - Hasil SAP2000 menggunakan penyelesaian persamaan diferensial dengan metoda elemen hingga - Hasil Matlab menggunakan penyelesaian persamaan diferensial dengan metode beda tengah (central difference) 6. DAFTAR PUSTAKA Anil K. Chopra, 2000, Dynamics of Structures,2" ed. Theory and Application te Earthquake Engineering, Prentice Hall, Upper Saddle River, New Jersey 07458 Widodo, 2001, Respon Dinamik Struktur Elastik, UII Press Jogjakarta, Yogyakarta. Mario Paz,1980, Structural Dynamics, Theory and Computations, Van Nostrand Reinhold Company. 92 JURNAL TEKNIK NOMMENSEN Volume I No. 1 Juli 2012 -DAFTAR ISI PENGARUH TEMPERATUR ARTIFICIAL AGING TERHADAP. SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA CORAN PADUAN AL-25% Cu 1-15 Ir. Humisar Sibarani, MS.Met ANALISIS TINGKAT ANSWERED SEIZURE RATIO SENTRAL SESS 16-41 Ir. Jamser Simanjuntak, MT. MENGATASI KEMACETAN LALULINTAS PADA SIMPANG EMPAT YANG BERDEKATAN DENGAN PINTU LINTASAN KERETA API MELALUI ALAT KONTROL TRAFFIC LIGHT BERBASIS MIKROKONTROREL 42-63 Ir, Sindak Hutauruk, MSEE Ir.Nobelius Gulo OPTIMASI SISTEM BERDASARKAN KRITERIA INDEKS PERPORMANSI KUADRATIK. 64-82 Ir. Fiktor Sihombing, MT RESPON STRUKTUR AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN ANALISA MODE SHAPE TERHADAP STRUKTUR YANG MEMILIKI DERAJAT KEBEBASAN BANYAK 83-98 Humisar Pasaribu, ST. MT Johan Oberlyn Simanjuntak, ST. MT EVALUASI ANGKUTAN KOTA MEDAN JENIS MOBIL PENUMPANG UMUM (MPU) STUDI KASUS: RAHAYU MEDAN CERIA43 99-123 Ir, Remon Simatupang, MSc Yetty Saragi, ST. MT Roller Sinaga ANALISA PERBANDINGAN KUALITAS ASPAL BETON DENGAN PENAMBAHAN ZAT ADIKTIF (WETFIX) 124-149 Yetty Saragi, ST. MT Ir. Ros Anita Sidabutar, MSc ‘Yan Parto Simbolon RESPON STRUKTUR AKIBAT BEBAN DINAMIS DENGAN ANALISA MODE SHAPE TERHADAP STRUKTUR YANG MEMILIKI DERAJAT KEBEBASAN BANYAK Humisar Pasaribu, STMT”, Johan Oberlyn Simanjuntak, ST,MT”? '2)Jurusan Teknik Sipil Universitas HKBP Nommensen, Medan JI, Rakyat No.61 Medan 20236, HP 081322431809 e-mail : pasaribu.humisar@yahoo.com 1, Gambit Raya No. 7, Perumnas Simalingkar, Kee. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang HP 08126339871 ABSTRACT A structure is loaded with dynamic loads it will experience a displacement structure. The magnitude of this displacement depends on the assumed magnitude of dynamic force and the size of the cross-sectional dimensions of the column. the writing is done on the structural analysis of degree of freedom system is stout. the structure will be saddled with a dynamic load, in this case the load to be done is the harmonic load. which would be obtained through the force balance equation diffrensial. completion diffrensial equation is what will be the response of structures to be plotted. Response of the structure in question is the deviation of the column and the deviation is used in structural design. Key word : Response of the structure, dynamic force, MDOF, displacement 1, PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem banyak derajat kebebasan adalah sebuah sistem yang mempunyai Koordinat bebas untuk mengetahui kedudukan massa lebih dari dua buah. Pada dasarnya, analisa sistem banyak derajat kebebasan adalah sama dengan sistem satu atau dua derajat kebebasan. Tetapi karena banyaknya langkah yang harus dilewati untuk mencari frekuensi pribadi melalui perhitungan matematis, maka sistem digolongkan menjadi banyak derajat kebebasan.Struktur tidak selalu dapat dinyatakan dengan model satu derajat kebebasan, dan pada umumnya harus dinyatakan sebagai model derajat kebebasan banyak. Bahkan karena pada dasarnya struktur adalah benda kontinum maka akan mememiliki derajat kebebasan yang tak terhingga banyaknya. Bangunan geser adalah suatu struktur yang tidak memiliki rotasi penampang pada elevasi lantainya schingga akan berdefieksi seperti balok kantilever. Pada bangunan geser diasumsikan: 83 1. Massa struktur terpusat pada elevasi lantai. Akibatnya jumlah derajat kebebasan struktur sama dengan jumlah lantainya. Bangunan geser tiga lantai pada Gambar 1 akan mempunyai tiga derajat kebebasan yaitu tiga perpindahan horisontal pada setiap lantai. : 2. Balok sangat kaku dibandingkan kolom. Artinya titik pertemuan balok dan kolom kaku dan tidak dapat berotasi. 3. Deformasi struktur tidak tergantung gaya aksial yang bekerja pada kolom. Artinya balok yang kaku akan tctap horizontal selama gerakan berlangsung. EO) saa wis Simatic Sas Gambar 1 Bangunan Geser Dimodelkan Sebagai Bentang Tunggal 1.2 Batasan Masalah Model struktur yang ada pada tulisan ini adalah bangunan geser dengan berderajat kebebasan tiga atau dengan kata lain bahwa struktur bangunan geser terdiri dari tiga lantai. 1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Mencari Simpangan Struktur akibat beban dinamis dengan program komputer Matlab. 2. Membandingkan hasil perhitungan numerik dengan bahasa pemrograman das perangkat lunak Matlab dan dengan hasil yang dikeluarkan oleh perangket Tunak S4P2000 Versi 10 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bangunan Geser Bangunan geser seperti yang dijelaskan pada pendahuluan diatas dapat terdis dari beberapa bentang, pembahasan dengan satu bentang hanya untuk mem 84 saja. Sebenarnya bangunan geser dapat dimodelkan sebagai kolom tunggal, Gambar 2, dengan massa terpusat pada elevasi lantai, Pemodelan lain dari bangunan geser adalah dengan sistem pegas dan multi massa seperti pada Gambar 3. Dari ketiga model ini, kekakuan &; antara dua massa yang berurutan adalah gaya yang diperlukan untuk menghasilkan petpindahan relatif satu satuan antara dua lantai yang berlainan. (a) (b) Gambar 2 Bangunan Geser Dimodelkan Sebagai Kolom Tunggal 85 Bay dy rye |e Gambar 3 Bangunan Geser Dimodelkan Sebagai Pegas Multimassa Untuk kolom dengan panampang seragam dan kedua ujung tidak dapat berotasi, konstanta pegasnya adalah : 12EI acs dan untuk kolom dengan satu ujung jepit dan ujung lainnya sendi : LD dengan £ adalah modulus elastisitas, / adalah momen inersia, dan L adalah tinggi bangunan. Jadi, ketiga model bangunan geser yang dinyatakan oleh Gambar 1 sampai dengan Gambar 3 adalah sama. Persamaan gerak dari bangunan geser tige Jantai dapat diambil dengan meninjau diagram free body ketiga gambar diatas dan menghasilkan m3, +ky,—k(y,-¥,)-F()=0 m3 +h (2 -¥,)-b0s -y2)-O=0 mF, +hs(y5 7) -RO=0 Dalam bentuk matrik ditulis sebagai [M1{5} +110} = LF] G dengan [M] dan [K] masing-masing adalah matrik kekakuan dan matrik massa yang dinyatakan oleh m 0 0 (M]=|0 m, 0 OP 208 [i+%) - 0 [K1=| -& (+6) -& 0 -k & dan {¥},(9}, dan {8 masing-masing adalah vektor perpindahan, percepatan dan gaya yang diberikan oleh: a [AO i=] 2 (FES| AO) Vs Fi) Matrik massa dalam Persamaan diates untuk bangunan geser akan berupa matrik diagonal. 2.2 Getaran Bebas Dari Bangunan Geser Dalam meninjau getaran bebas, struktur tidak mendapat beban luar (gaya atau gerakan tumpuan) dan gerakan struktur tersebut ditentukan hanya berdasarkan kondisi awal. Meskipun kasus getaran bebas jarang terjadi, tetapi masih diperlukan untuk kasus tertentu. Disamping itu analisa getaran struktur akibat getaran bebas memberikan sifat dinamik yang penting dari suatu struktur yaitu frekuensi alami dan bentuk ragam. 2.3 Frekuensi Alami Dan Bentuk Ragam Persamaan gerak dari getaran bebas yang dinyatakan dalam persamaan Kekakuan adalah: M{¥} +[K] {y} = {0} Q) Pies oe redaman, solusi dari Pers. (2) adalah : Vi = Oj sin(wt —@), i= 1,2,...,n dan dalam notasi vector ty} = {9} sin(wt — a) G3) dimana a; adalah amplitudo dari getaran derajat kebebasan ke-i dan n adalah jumlah derajat kebebasan. Dengan mensubstitusi Pers, (3) ke Pers. (2) menghasilkan 0° [M]{0} sin(ct — 2) + [K]{O} sin(wot — 7) = {0} atau 87 [[K] - o*{Mq}{(@} = (0) : (4) Persamaan diatas menyatakan sistem n persamaan linier homogen dengan n buah perpindahan yang tidak diketahui @; dan parameter yang tidak diketahui w?. Persamaan (4) dikenal sebagai masalah eigen (eigenproblem). Solusi nontrivial, yaitu solusi dengan ‘semua nilai 9 + 0, dapat tercapai jika determinan matrik pengali dari {G} sama dengan nol, [K]-o*[M]]=0 ©) Persamaan (5) akan menghasilkan n buah persamaan polinomial dengan w? sebagai besaran yang tidak diketahui dan dikenal sebagai persamaan karakteristik. Untuk setiap nilai w? yang memenuhi persamaan karakteristik Pers. (5), dapat dicari nilai 61, @2,... Oy dari Pers. (4) dalam bentuk konstanta sembarang. 2.4 Persamaan Differensial Gerakan MDOF Untuk memperoleh persamaan differensial gerakan dipakai _prinsip keseimbangan dinamik pada suatu massa yang ditinjau. Persamaan gerakan tersebut umumnya disusun berdasarkan atas goyangan struktur menurut mode pertama. Setelah nilai mode shape didapat maka dengan mudah nilai percepatan tanah, kecepatan tanah dan simpangan tanah diperoleh, berdasarkan Persamaan 6, (e¥ elg}, 2, + Wi Iclo},Z, + lj [K1o},2, = oF Iv Min}, 5, - © Jika, M; = {¢})[m}9},Z, Cc = wy lcko},z2, K, = Wy [KY¢},z, P= tabla}, 5, Maka persamaan 6 dapat menjadi persamaan 7 MjZ,+CjZ,+KjZ,=-P'5, G Jika persamaan 7 dibagi dengan Mj, dengan Gs K; iB & —=2. 6.0, — = jo= Ms Ee, Mw @;, dan Me ae maka dapat ditulis dalam bentuk differensial menjadi Persamaan 9 5 : ¥ 9 2, +26,0,2,+ 03Z, =—T, G 88 dengan : Z = modal aplitudo, yang ditulis dengan Persamaan 10 s/d Persamaan 12. Z=g°T; (10) z ay (12) ‘=Partisipasi mode Dengan mensubstitusi Persamaan 10 s/d Persamaan 12 ke dalam Persamaan 9, maka dapat didapat Persamaan 13. 4 s # 1 8, +26)0,8, + og, = -3, Untuk menghitung besarnya g; dapat digunakan metode cetral difference, sehingga diperoleh Persamaan 14, - -2g,4+ 14) gfe ke dah g, = 8 ; a S31 (14) Dengan mesubstitusi Persamaan 14 ke dalam Persamaan 13 diperoleh Persamaan 15 yang dapat menghasilkan nilai +1, yang dapat ditulis menjadi Persamaan 16. Bj —28, + Byer ; 4 (is) ee Ee, Pa ies = z 2€,0, eae eo _|_4_ _ 2a, [Gt Jess [oy ark is ae Jes (16) Persamaan 16 dapat ditulis menjadi Persamaan 17. 5-48, - bg, ay Sy = 7 pe shh anita iebot wild me Lorch} fa] Ar = step integrasi (dt). © = frekwensi sudut (rad/dt). ¥ = data percepatan tanah. Dengan demikian diperoleh Persamaan simpangan, kecepatan, dan Percepatan yang ditulis berturut-turut menjadi Persamaan 18, Persamaan 19, dan Persamaan 20, = [0] + {2} (18) [0] + {2} (a9) [0] « {2} 20) 89 Dengan : @ = Mode Shape jimpangan Tanah y = Kecepatan Tanah Y = Percepatan Tanah 3: METODE PENELITIAN 3.1. Model dan data Struktur Untuk mengetahui efek dari beban luar terhadap respon elastik struktur bangunan gedung, maka perlu diambil model struktur yang akan dipakai sebagai bahan kajian/analisis. Model struktur yang dipakai adalah Portal dua dimensi yang terdiri dari tiga lantai yang dibuat dari beton dengan ukuran kolom 30/45 cm,balok 30/60 cm dan bentang antar kolom 8 m, dan tinggi masing-masing 4.0 m sedangkan tinggi dari perletakan jepit ke lantai 1 adalah 5 m. Beban terbagi-rata balok untuk tingkat ke-1, ke-2, dan ke-3 berturut-turut adalah 1 t/m, 1 t/m, dan 0.5 Um. Dipakai beton dengan Modulus Elastis E, = 2535010.5 ton/m”. 3.2 Data Beban Dalam tulisan ini penulis menggunakan beban sinusoidal yang terletak pada bagian paling atas dari struktur portal 2 dimensi tersebut. 33. Alat Anali Penelitian ini didasarkan atas analisis dinamika struktur dengan model bangunan yang dipakai dan beban sinusoidal seperti disebutkan sebelumnya. Untuk Keperluan analisis tersebut perlu dibuat suatu program sederhana yang dapat menghasilkan respon dinamik berupa pola/ragam goyangan (Mode shape) yang terjadi berupa : simpangan. 3.4 Cara Analisis. Pertama yang perlu dihitung adalah kekakuan tiap-tiap tingkat. Massa tingkat dan kekakuan untuk satu kolom dapat dihitung dengan memakai prinsip shear buildings berdasarkan data struktur. Setelah nilai koordinat mode shapes dihitung dengan program, maka proses analisis berikutnya adalah integrasi secara numerik atas persamaan independen seperti pada persamaan 13. Metode central difference dipakai untuk menghitung nilai g; seperti terlihat pada persamaan tersebut. Untuk dapat menghitung faktor amplitudo tiap-tiap mode, Z; maka nilai partisipasi tiap tiap mode (mode participation factors) dapat dihitung dahulu dengan menggunakan Ppersamaan 9. Nilai faktor amplitudo Z; merupakan fungsi dari waktu. Selanjutnya simpangan horisontal, kecepatan dan percepatan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 20. 90

Anda mungkin juga menyukai