Cetakan4 Muhammadzamzamihuda
Cetakan4 Muhammadzamzamihuda
NIM : 215102015
ANGKATAN : XIII
SEMESTER : IV
2017
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat mengetahui teori dasar tentang proses pembuatan cetakan
menggunakan pasir cetak green sand.
b. Mahasiswa dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam proses
pembuatan cetakan menggunakan pasir cetak green sand.
c. Mahasiswa dapat mengetahui prosedur-prosedur dalam proses pembuatan cetakan
menggunakan pasir cetak green sand sesuai dengan SOP.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat mengetahui perbandingan komposisi-komposisi bahan yang
digunakan dalam proses pembuatan cetakan menggunakan pasir cetak green sand.
b. Mahasiswa dapat mengetahui langkah-langkah yang tepat dalam proses pembuatan
cetakan menggunakan pasir cetak green sand secara efektif, efisien dan ekonomis.
c. Mahasiswa dapat mengetahui kendala-kendala yang muncul dalam proses
pembuatan cetakan menggunakan pasir cetak green sand dan solusinya.
d. Mahasiswa dapat mengidentifikasi jenis cacat yang terjadi dan memperkirakan
penyebabnya ditinjau dari sisi komposisi pasir cetak, proses pembuatan cetakan,
karakteristik pasir cetak dan cetakan atau proses peleburan, penuangan.
B. DASAR TEORI
Proses pengecoran dengan cetakan pasir dilakukan dengan menggunakan gaya gravitasi
secara natural agar logam cair dapat mengisi rongga cetakan dengan baik, oleh karena itu
desain system saluran akan sangat menentukan kualitas produk cor. Setiap tahapan yang
dilakukan harus menyesuaikan dengan diagram alir proses pengecoran yang merupakan
urutan dari tahapan proses pengecoran untuk menghasilkan produk cor yang baik dengan
produktivitas yang tinggi.
Pasir dengan butiran yang bulat baik sebagai bahan pasir cetak, karena
diperlukan jumlah bahan pengikat yang sedikit untuk memperoleh kekuatan dan
permeabilitas tertentu serta memiliki sifat alir yang baik sekali. Sebaliknya pasir
berbutir kristal kurang baik karena ketahanan api dan permeabilitasnya buruk.
b. Bahan Tambah
Selain pasir sebagai bahan baku jumlahnya banyak dibutuhkan (sampai 85 %) untuk
pembuatan cetakan, juga diperlukan bahan tambah lainnya seperti tanah liat/lempung
dengan ukuran butir antara 0,005 mm s.d 0,02 mm yang berfungsi sebagai pelekat pasir
mencapai maksimum 16%. Bentonit sejenis tanah liat sangat baik sebagai pelekat pasir
silika mencapai 10%.
Biasanya campuran pasir cetak ditambah pula bahan pengikat tambahan seperti; air
(1,5 8 %) , tetes gula (8 10 %), dekstrin/kanji (1%), semen (10%), resin (4-7%), dan
atau tepung grafit (1%). Tidak ada ketentuan pasti mengenai komposisi campuran pasir
cetak, dikarenakan banyak variabel lain yang sangat berkaitan satu dan lainnya.
c. Bahan Pengikat
Untuk mengikat butiran pasir cetak satu dengan lainnya digunakan bahan
pengikat Beberapa macam bahan penikat cetakan pasir antara lain:
1) Cetakan pasir dengan pengikat lempung. Jenis lempung yang umum dipakai adalah
bentonit. Komposisi campurannya adalah: Pasir kuarsa, Bentonit 7,5 9,1 %, Air 3,7
4,5 %. Kadang ditambahkan bahan khusus seperti bubuk arang, tepung ter, jelaga
kokas, atau tepung grafit sekitar 1 %, agar permukaan benda tuangan menjadi halus
dan pembongkaran mudah. Cetakan pasir ini banyak digunakan pada industri
pengecoran tradisionil, seperti di Ceper, Klaten, Jawa Tengah.
2) Pasir cetak berpengikat semen adalah bahan pasir cetakan yang dapat mengeras
sendiri dengan komposisi: Pasir kuarsa (dapat menggunakan pasir bekas) 85 88
%, Semen 6 12 %, Air 4 8 %. Dapat pula ditambahkan bahan pengeras seperti
gula tetes atau kalsium khlorida sebanyak 50 100 % dari jumlah semen. Pasir
cetak jenis ini biasanya digunakan pada pembuatan benda berukuran cukup besar.
Pemadatannya cukup menggunakan tangan.
3) Pasir cetak dengan pengikat air kaca dengan metode pengerasan C02. Komposisi:
Pasir kuarsa, Air kaca 3 7 %, Bahan tambah seperti: serbuk aspal atau grafit untuk
memperbaiki permukaan benda, sedang bubuk ter 0,5 2 % dan bubuk kayu 0,5
1,5 % berfungsi untuk memperbaiki mampu hancur pasir cetak. Setelah semua
bahan dicampur dengan baik, kemudian cetakan dibuat dari campuran ini dengan
tangan atau mesin. Gas CO2 ditiupkan ke dalam cetakan pada tekanan 1- 1,5
kg/cm2, maka cetakan akan mengeras dalam waktu singkat. Cara ini dikenal juga
dengan pembuatan cetakan dengan cara CO2. Pada pemakaian pasir cetak ini, pola
harus dilapisi dengan bahan tahan alkali, sebab pasir cetak bersifat alkali yang kuat.
4) Pasir cetak dengan pengikat resin furan atau fenol komposisinya adalah: Pasir kuarsa
90 %, Resin Furan atau Fenol 0,8 1,2 %, dengan bahan pengeras (hardener)
untuk resin furan asam fosfat (H3PO4) sedang pengeras untuk resin fenol biasanya
asam Tolualsulfon (PTS). Pasir cetak akan segera mengeras dengan sendirinya jika
resin bertemu dengan pengeras, oleh karena itu biasanya pengeras dicampurkan
dengan cara ditaburkan setelah campuran pasir cetak dan resin dimasukkan ke
dalam rangka cetak. Jika pengeras telah dicampurkan ke adukan pasir cetak dan
resin, maka harus segera dimasukkan ke dalam rangka cetak sebelum pasir
mengeras.
5) Pasir cetak berpengikat resin dengan metode kotak dingin (Cold-Box) memiliki
komposisi campuran: Pasir kuarsa 90 %, bahan pengikat terdiri dari resin fenol dan
polisosianat (M.D.I) sejumlah 2 3 % dari jumlah pasir, dengan perbandingan 1:1.
Kemudian gas amin (Trimethylamin atau Dimethylamin) 0,05 0,2 % sebagai
katalisator dihembuskan ke pasir cetak. Gas-gas ini dikenal juga sebagai gas amin.
Gambar 5.4. Pengaruh kadar air dan kadar lempung terhadap kekuatan pasir cetak
Demkian juga cetakan pasir dengan pengikat bentonit. Pengaruh kadar air dan bentonit
terhadap kekuatan pasir cetak dapat dilihat pada gambar 5.5.
Gambar 5.5. Pengaru kadar air dan bentonit pada kekuatan pasir cetak
d. Sifat-Sifat Panas
Kemampuan pasir cetak untuk menahan cairan ogam panas saat dituangkan disebut
sebagai sifat-sifat panas cetakan pasir. Sifat-sifat ini meliputi : sifat muai pasir, ketahanan
pasir menahan benturan logam cair, dan sifat pasir yang tidak berubah pada saat dikenai
logam panas.
e. Sifat-Sifat Sisa
Sifat-sifat sisa pasir cetak berhubungan dengan sifat pasir setelah penuangan. Pada saat
pembongkaran pasir sebaiknya memiliki sifat ambruk yang baik sehingga mudah untuk
dibersihkan dari proses pembersihan. Selain itu untuk menghemat penggunaan pasir
hendaknya dapat diolah untuk digunakan kembali.
1. Polla Pulley
2. Ember
3. Sekop
4. Rangka Cetak
5. Penumbuk Pendek
6. Penumbuk Panjang
7. Kuas
8. Plat Perata
9. Palu
10. Sprue
11. Lanset
12. Balok Kayu
13. Pencabut Pola
14. Kecer
D. BAHAN
1. Pasir Green Sand
2. Air
3. Bubuk Pemisah
4. Bentonit
E. PETUNJUK
1. Bekerja berdasarkan prosedur operasi standar kerja (SOP: Standard Operation
Prosedure).
2. Menjaga kebersihan, keselamatan dan kesehatan kerja.
3. Berhati-hati pada saat pencabutan pola
4. Berhati-hati pada saat proses assembly cetakan.
F. GAMBAR ALAT DAN BAHAN
9. Palu
7. Kuas 8. Plat Perata
10. Sprue 11. Lanset 12. Balok Kayu
1. Membuat dasaran cetakan dengan cara 2. Memberi bubuk pemisah pada permukaan
disekop pola
3. Memasang inti pada lubang tengah pola 4. Meletakkan pola pada dasaran pasir cetak
sambil diputar dan ditekan
7. Mengisikan pasir cetak pada permukaan 8. Menumbuk permukaan pasir cetak secara
pola sampai tertutup pasir cetak merata
9. Meratakan permukaan cetakan dengan plat 10. Mengisikan pasir cetak lagi pada bagian
perata yang masih kurang
11. Menumbuk lagi pada sekeliling pola tadi 12. Meratakan lagi permukaan cetakan dengan
plat perata
13. Mengeruk pasir cetak yang menutupi 14. Membersihkan permukaan cetakan dengan
keempat sirip pada pola tadi kuas
19. Mengetok-ngetok rangka cetak 20. Mengisikan pasir cetak pada rangka cetak
21. Menumbuk pasir cetak secara merata 22. Mengisikan pasir cetak lagi kedalam
rangka cetak
23. Memadatkan pasir cetak dengan cara 24. Memadatkan pasir cetak dengan penumbuk
dinjak-injak
25. Mencabut sprue dari cetakan 26. Memberi tanda/pen pada cetakan atas dan
bawah
27. Mengangkat cetakan atas 28. Memberikan kecer pada sisi-sisi pola
29. Membuat saluran masuk 30. Mengetok-ngetok pola dengan balok yang
dipukul-pukul dengan palu
35. Membuka kunci rangka cetak dan melepas 36. Cetakan sudah jadi dan siap untuk
rangka cetak dari cetakan dilakukan penuangan
V1 = ( 2 2 ) x t
= (1502 1352 ) x 15
= 64.125
= 201.454,63 mm3
TLPP = ( 2 2 ) x 2 + x d x t + x d x t - 4 x p x l
= (1502 1352 ) x 2 + x 300 x 15 + x 270 x 15 4 x 40 x 7
= 26.860,62 + 14.137,17 + 12.723,45 1120
= 52.601,24 mm2
V1
M1 =
201.454,63
= 52.601,24
= 3,83 mm
Part 2
V2 =pxlxt
= 105 x 40 x 7
= 29.400 mm3
TLPP = 2 x p x l + 2 x p x t
= 2 x 105 x 40 + 2 x 105 x 7
= 8.400 + 1.470
= 9.870 mm2
V2
M2 =
29.400
= 9.870
= 2,98 mm
Part 3
V3 = ( 2 2 ) x t
= (302 152 ) x 15
= 31.808,63 mm3
TLPP = ( 2 2 ) x 2 + x d x t + x d x t - 4 x p x l
= (302 152 ) x 2 + x 30 x 15 + x 60 x 15 4 x 60 x 7
= 4.241,15 + 1.413,72 + 2.827,43 1.139,47
= 7.162,83 mm2
V3
M3 =
31.808,63
=
7.162,83
= 4,44 mm
Vtotal = V1 + (V2 x 4) + V3
=201.454,63 + (29.400 x 4) + 31.808,63
= 350.863,26 mm3
Vtot
Berat = 1.000.000 7,25
350.863,26
= 7,25
1.000.000
= 2,54 kg
2. Gatting system
- Berat total casting awal
Benda = 2,54 kg
Asumsi = 0,15 kg +
W/G = 2,69 kg = 2,7 kg
Tp = 1,25 x 2
= 1,25 x 2 2,7
= 4.8 detik
= t sprue = 8 = 2,8 cm
F = 0,7
22,6
IA = 4,8
22,6 2,7
= 0,7 4,8 2,8
61,02
= 64,44
94,7
= 2
= 47,35 mm2
4a2 =I
I
a = 4
47,35
= 4
= 3,4 mm
b =4xa
= 4 x 3,4 mm
= 13,6 mm
Sp : R : I
Lsp = 1,5 x IA
= 142,05 mm2
r =
7
= 22
7
= 142,05 22
= 6,7 mm
sp =13,4 mm
I = (a x b x c) x n
= 5548,8 mm3
Sp = Lsp x t sprue
= 142,05 mm2 x 80 mm
= 11.364 mm3
Tv = I + Sp
= 16.912,8 mm3
= 0,0169124 dm3
= 0,12 kg
Yield = %
,
= %
,
= 95,5 %
I. GAMBAR POLA PULLEY
J. CETAKAN TAPEL
Komposisi :
- Pasir sungai
- Lumpur
- Air
Cara pembuatannya
Campurkan dan aduk pasir, lumpur beserta air
Buat profil benda dengan membentuknya pada base yang disediakan kemudian
rapikan dan ratakan
Haluskan profil benda dengan menggunakan pasir yang diayak halus dan lumpur
yang telah disaring dengan menggunakan kuas lalu keringkan
Setelah kering, profil benda di coating (berbahan grafit yang dicampur spirtus)
dengan menggunakan kuas
Lalu assembling bagian-bagian dari cetakan dan cetakan siap untuk dicor
Cetakan rentan mengalami kerusakan pada saat pembuatannya. Seperti, profil benda
yang rontok dan sebagainya. Hal tersebut dikarenakan bahan yang digunakan hanya
menggunakan pasir dan lumpur sebagai pengikatnya.
Keuntungan cetakan tapel : biaya yang murah, bahan baku mudah didapat
Kerugian cetakan tapel : proses pembuatannya membutuhkan waktu yang lama, dan
juga tidak bisa digunakan untuk membuat benda dengan dimensi yang rumit
K. ANALISA
L. KESIMPULAN
Pasir cetak yang baik untuk pembuatan cetakan perlu memenuhi persyaratan sifat
mampu bentuk, permeabilitas, distribusi pasir, mampu menahan logam cair, komposisi
yang cocok dan mampu digunakan lagi. Pasir cetak yang umum digunakan adalah pasir
gunung, pasir pantai, pasir sungai dan pasir silika (pasir kuarsa).
Selain pasir sebagai bahan baku jumlahnya banyak dibutuhkan (sampai 85 %) untuk
pembuatan cetakan, juga diperlukan bahan tambah lainnya seperti tanah liat/lempung,
bentonit dan pengikat tambahan seperti; air, tetes gula, dekstrin/kanji, semen, resin dan atau
tepung grafit.
Membuat cetakan dengan menggunakan pasir kering dan basah mempunyai keuntungan
dan kerugian masing-masing, tergantung bentuk barang yang akan dicor dan kerumitan
benda yang akan dibuat.