Anda di halaman 1dari 51

Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 1.1 Latar Belakang


Kita tahu bahwa semua makhluk hidup membutuhkan nutrient untuk pertumbuhan dan
reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-
komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energy yang cdibutuhkan dalam proses
kehidupan sel.
Untuk membutuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang
disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakaan harus dalam keadaan steril
artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan agar mikroba dapat tumbuh dan
berkembangbiak dengan baik di dalam medium, maka diperlukan syarat tertentu yang
diantaranya bahwa didalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan mikroba kemudian susunan makanannya, tekanan osmosis,
derajar, keasaman (pH), temperature, sterilisasi.
Perlu kita ketahui pembuatan media didasarkan pada fungsi, komposisi media, dan
konsistensinya sehingga dalam kultur atau media yang dibuat dapat menumbuhkan mikroba
dengan baik dan sesuai dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.
Yang melatar belakangi praktikum pembuatan media adalah agar praktikan dapat
menambah pengetahuan mengenai cara pembuatan medium pertumbuhan mikroba.

1.2 1.2 Tujuan

- Mengetahui fungsi dari masing-masing medium


- Mengetahui cara pembuatan medium NA (nutrient agar )
- Mengetahui cara pembuatan medium PDA (potato dextrose agar)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna
untuk membiakkan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikroba
(Sutedjo,1996).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain :
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosa, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang ditumbuhkan
c. Harus mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang diinginkan dapat
tumbuh baik (Sutedjo,1996).
Macam-macam media
Media dapat digolongkan berdasarkan atas susunan kimianya, sifat wujudnya dan
fungsinya. Penggolongan media berdasarkan susunan kimia :
1. Media anorganik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan anorganik
2. Media organik. Yaitu media yang tersusun dari bahan-bahan organik
3. Media sintetik (media buatan). Yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti.
Media ini umumnya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan suatu mikroba
4. Media non sintetik. Yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat ditentukan dengan pasti.
Media ini umumnya digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba
(Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan sifat wujudnya
1. Media cair yaitu media yang berbentuk cair
2. Media padat. Yaitu media yang berbentuk padat. Media ini dapat berupa bahan organik alamiah,
misalnya yang dibuat dari kentang, wortel, dan lain-lain, atau dapat juga berupa bahan anorganik
misalnya silica gel
3. Media padat yang dapat dicairkan, (semi solid), yaitu yang apabila dalam keadaan panas
berbentuk cair, sedangkan dalam keadaan dingin berbentuk padat, misalnya media agar
(Sutedjo,1996).
Penggolongan media berdasarkan fungsinya
1. Media diperkaya. Yaitu media yang ditambahi zat-zat tertentu misalnya serum darah ekstrak
tanaman dan lain sebagainya, sehinggan dapat digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang
bersifat heterotrof.
2. Media selektif. Yaitu media yang ditambahi zat kimia tertentu untuk mencegah pertumbuhan
mikroba lain (bersifat selektif). Misalnya media yang mengandung Kristal violet pada kadar
tertentu dapat mencegah pertumbuhan bakteri gram positif tanpa mempengaruhi pertumbuhan
bakteri gram negative.
3. Media diferensial. Yaitu media yang ditambahi zat kimia (bahan) tertentu yang menyebabkan
suatu mikroba membentuk pertumbuhan atau mengadakan perubahan tertentu sehingga dapat
dibedakan tipe-tipenya. Misalnya media daerah agar dapat digunakan untuk membedakan bakteri
homolitik (pemecah darah) dan bakteri non hemolitik.
4. Media penguji. Yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk pengujian vitamin.
Vitamin asam-asam amino, antibiotika dan lain sebagainya.
5. Media untuk perhitungan jumlah mikroba. Yaitu media spesifik yang digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam suatu bahan.
6. Media khusus. Yaitu media untuk menentukan tipe pertumbuhan mikroba dan kemampuannya
untuk mengadakan perubahan-perubahan kimia tertentu (Sutedjo,1996).
Cara pembuatan media
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut :
a. Mencampur bahan-bahan : bahan-bahan yang dilarutkan dalam air suling. Kemudian dipanaskan
dalam pemanas air supaya larutannya homogeny.
b. Menyaring : beberapa jenis media kadang-kadang perlu disaring, dan sebagai penyaringan dapat
digunakan kertas saring, kapas atau kain. Untuk media agar atau gelatin penyaringan harus
dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH : penentuan pH media dapat dilakukan dengan menggunakan
kertas pH, pH meter atau dengan komparator blok. Pengaturan pH media dapat dilakukan dengan
penambahan asam atau basa (organik atau anorganik).
d. Memasukkan media ke dalam tempat tertentu : sebelum disterilakan, media dimasukkan ke
dalam tabung reaksi, Erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian dibungkus kertas
sampul (kertas perkamen) supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e. Sterilisasi : pada umumnya sterilisasi media dilakukan dengan uap panas di dalam autoclave,
pada suhu 121 C selama 15-30 menit (Sutedjo,1996).
Media biak dan persyaratan bagi pertumbuhan.
Media biak kompleks. Untuk banyak mikroorganisme bertuntutan tinggi belum dikenal
benar bahan-bahan makanan yang diperlukan. Orang membiakkannya dalam larutan biak yang
mengandung ekstrak ragi, otolisat ragi, pepton, atau ekstak daging. Untuk beberapa kelompok
organisme lazim juga digunakan : rempah-rempah, dekok rumput kering, sari buah prem, sari
buah wortel, santan dan untuk cendawan kupofil juga sari perasan tahi kuda. Mengingat biaya,
larutan-larutan baik tidak dibentuk dari senyawa-senyawa murni tetapi lebih disukai untuk
menggunakan zat-zat kompleks, seperti air didih, melaso, air rendaman jagung atau ekstrak
kedelei, yang sebagai produk sisa tersedia dengan harga murah. Media bak seperti ini disebut
media bak kompleks. (Schlegel, 1994).
Media biak padat. Untuk membuat bak padat pada larutan bak cair di tambahkan bahan
pemadat yang member konsistensi seperti selai pada larutan air. Hanya untuk keperluan tertentu
masih digunakan gelatin, karena sudah mencair pada suhu 26-300 C dan banyak mikroorganisme
mampu mencairkan gelatin.
Kadar ion hydrogen. Diantara semua ion, ion H+ dan OH- adalah ion-ion yang paling
mobil ; oleh sebab itu perubahan kadar yang kecil saja sudah menimbulkan pengaruh yang besar.
(Schlagel, 1994).
Karbondioksida, larun bak yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme yang
ototrof yang memfikasi CO2 biasanya ditambahi Na- bikarbonat dan diinkubasi dibawah atmosfir
yang mengandung CO2 dalam wadah tertutup (Schlagel, 1994).
Kadar air dan tekanan osmotik. Mikroorganisme menunjukkan perbedaan yang luas dari
segi tuntutan keperluan akan kadar air (Schlagel, 1994).
Suhu. Memilih tuntutan mengenai suhhu inkubasi miroorganisme berbeda-beda
prilakunya.
Aerasi untuk semua mikroorganisme aerob obligat, oksigen merupakan akseptor electron
yang sangat penting.
Biak anaerob. Untuk menumbuhkan jenis bakteri yang anaerob kuat penyingkiran O2
udara merupakan persyaratan yang amat perlu (Schlegel, 1994)
Zat hara yang ditambahkan ke dalam media.
Untuk pertumbuhan diperlukan zat hara. Berbagai zat hara yang diperlukan adalah :
Nitrogen :
Pada umumnya bakteri tidak dapat langsung menggunakan N2 bebas dari udara, sehingga
keperluannya diberikan dalam bentuk garam. Nitrogen diperlukan sebagai bahan dasar untuk
protein, asam nukleat dan vitamin. Dalam media bahan yang mengandung N ini berupa :
- NH4Cl N inorganik
- NaNO3
- Pepton N organik
Karbon :
Sebagai sumber karbon digunakan bernagai gula, pati, glikogen. Gula yang dipakai
berupa 5C,6C, atau disakarida (laktosa, sukrosa, dan maltose). Untuk dapat menggunakan
sumber karbon ini bakteri dapat menguraikannua menjadi molekul yang lebih kecil yang
kemudian digunakan untuk bahan dasar protein, polisakarida, lipida dan asam nukleat.
Vitamin dan Faktor pertumbuhan :
Berbagai vitamin yang diperlukan bakteri adalah thiamine, riboflavin, asam nikotinat,
asam pantotenas biotin. Vitamin ini berfungsi sebagai koenzim atau bagian lain dari bahan dasar
sel (Hastowo,1992).

BAB III
METODE KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum kedua ini melakukan percobaan tentang media pertumbuhan mikroba yang
dilaksanakan pada hari Rabu, pada tanggal 16 Maret 2011 pukul 10.00-12.00 WITA. Bertempat
di Laboratorium Mikrobiologi dan Bioteknologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Mulawarman Samarinda.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat
- Gelas kimia
- Gelas ukur
- Hot plate
- Autoclave
- Saringan
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Pipet volume
- Timbangan (neraca)
- Erlenmeyer
- Magnetic stirrer
- Batang pengambil magnetic stirerr
- Indicator pH
- Gelas beker
- Wadah (mangkuk)
- Pensil
- Inkubator
3.2.2 Bahan-bahan
- Ekstrak daging
- Ekstrak kentang
- Pepton
- Dextrose
- Agar-agar
- NaCl
- Aquades
- Chloramphenicol
- Alumunium foil
- Karet gelang
- Kertas
- Indikator pH / kertas lakmus
3.2 Cara Kerja
3.3.1 Media nutrient agar (NA)
1. Ditakar ekstrak daging sebanyak 250 ml menggunakan gelas ukur
2. Dicampurkan ekstrak daging 250 ml dengan pepton sebanyak 1,25 gr dan agar-agar 3,75 gr
kedalam Erlenmeyer
3. Dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan magnetic stirrer sampai
larutan homogen
4. Diukur kadar keasaman (pH)
5. Dimasukkan ke dalam 2 buah Erlenmeyer masing-masing sebanyak 125 ml
6. Ditutup mulut Erlenmeyer menggunakan alumunium foil
7. Dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterilkan beserta alat-alat yang akan digunakan,
autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi
3.3.2 Media potato dextrose agar (PDA)
1. Ditakar ekstrak kentang sebanyak 250 ml menggunakan gelas ukur
2. Dicampurkan ekstrak kentang 250 ml dengan dextrose 2,5 gr dan agar-agar 3,75 gr ke dalam
Erlenmeyer
3. Dipanaskan diatas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan menggunakan magnetic
stirrer sampai homogen, lalu dibiarkan beberapa saat
4. Dilarutkan chloromphenicol dengan aquades sebanyak 10 ml ke dalam media ekstrak kentang
5. Dihomogenkan kemudian diukur kadar keasamannya (pH)
6. Ditutup mulut Erlenmeyer menggunakan alumunium foil, kemudian dibungkus dengan kertas
7. Dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterilokan beserta alat-alat yang akan digunakan,
autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi
3.3.3 Garam fisiologis
- Ditakar 150 ml aquades dengan labu takar
- Dicampurkan 1,275 gr NaCl dengan 150 ml aqudes kedalam Erlenmeyer
- Dihogenkan menggunakan magnetic stirrer
- Dimasukkan ke dalam tabung reaksi masing-masing 9 ml
- Ditutup mulut tabung reaksi menggunakan alumunium foil , kemudian dibungkus dengan kertas
- Dimasukkan ke dalam autoclave untuk disterikan beserta alat-alat yang akan digunakan,
autoclave pada suhu 121oC dan tekanan 15 psi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan


4.1.1 Tabel hasi pengamatan media pertumbuhan bakteri
No. Media Keterangan

01. - Warna awal pengamatan, berwarna


kuning. Setelah pemanasan warna
media agak cokelat
- Komposisi : kaldu daging 250 ml,
pepton 1,25 gr, dan agar 3,75 gr
- pH = 7

4.1.2 Tabel hasil pengamatan media pertumbuhan jamur


No. Media Keterangan

02. - Warna awal pengamatan, sebelum


proses pemanasan berwarna keruh,
setelah pemanasan warna media agak
cokelat muda
- Komposisi : kaldu kentang 250 ml,
dextrose 2,5 gr, dan agar 3,75 gr,
ditambah chloromphenicol
- pH = 5,9
4.3 Pembahasan
Pada media NA digunakan ekstrak daging karena daging sebagai sumber vitamin B,
mengandung nitrogen organik, dan senyawa karbon. NA adalah nutrient agar. Pada media PDA
(potato dextrose agar) digunakan ekstrak kentang karena kentang sebagai sumber karbon
(karbohidrat), vitamin, dan energy. Dextrose sebagai sumber gula dan energy, dan agar berguna
untuk mendapatkan media PDA. Pepton sebagai sumber protein, karbohidrat, dan penghasil
nitrogen. Dan diberi agar sebanyak pemadat media NA.
Pembuatan media nutrient agar (NA) berasal dari bahan ekstrak daging sebanyak 250 ml,
lalu dicampurkan dengan pepton sebanyak 1,25 gr dan agar 3,75 gr. Dipanaskan diatas hot plate
hingga mendidih, wadah yang digunakan adalah Erlenmeyer. Campuran ini selama dipanaskan
juga diaduk menggunakan magnetic stirrer, setelah itu diuku pHnya, sesuai standarisasinya.
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna
untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan
isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan juimlah mikroba
(schlegel,1994).
Tujuan dalam pembuatan media untuk wadah membiakkan mikroba, sehingga mikroba
dapat tumbuh baik dalam suatu media yang telah dibuat.
Chloromphrnicol adalah antibiotik yang diberikan pada media yang berfungsi untuk
membunuh mikroba-mikroba yang tidak diinginkan supaya mikroba yang akan kita buat tidak
terganggu atau dengan kata lain agar media tidak terkontaminasi (Sutedjo,1996).
Pada pembuatan media NA, ekstrak daging 250 ml, dicampurkan pepton 1,25 gr, dan
agar 3,75 gr.didapatkan pada awal pengamatan, berwarna kuning. Setelah pemanasan didapatkan
hasil warna media agak cokelat, dan diukur keasamannya (pH). pH yang ada pada NA sudah
sesuai dengan standarisasi pH 6,8-7,0 , pH NA adalah 7. Sehingga tidak harus diberi tambahan
NaCl. Kemudian pada pembuatan media potato dextrose agar dengan menggunakan bahan dasar
ekstrak kentang 250 ml, ditambah dextrose 2,5 gr, dan agar 3,75 gr ditambah chloramphenicol.
Didapatkan pada awal pengamatan, sebelum proses pemanasan berwarna keruh, setelah
dilakukan pemanasan didapatkan hasil warna media agak cokelat muda, kemudian diukur
keasamannya didapatkan pH 5,9.
Pada pembuatan larutan garam fisiologis aquades dan NaCl ditakar untuki membuat
larutan NaCl 0,85%, larutan distirer supaya larutan aquades dan NaCl tercampur. Mulut tabung
reaksi ditutup dengan menggunakan alumunium foil dan dibungkus dengan kertas, dilakukan ini
berfungsi untuk media tetap steril, tidak terkontaminasi terhadap mikroorganisme yang ada
diluar. Kemudian larutan disteril menggunakan autoclave, ini berfungsi untuk membunuh semua
mikroorganisme yang terdapat dalam larutan.
Dalam melakukan percobaan dilakukan beberapa perlakuan yaitu menakar ekstrak
kentang dan daging agar sesuai dengan komposisi yang ada. Memanaskan atau autoclave larutan
agar mikroorganisme yang lain mati. Menggunakan sstirer agar larutan menjadi larutan
homogen. Menutup mulut Erlenmeyer dengan alumunium foil agar tidak ada mikroorganisme
yang masuk.
Faktor kesalahan terjadi apabila pada saat pemanasan diatas hot plate tidak hati-hati
sehingga air mendidih dan berhamburan keluar dari Erlenmeyer.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum pada media pertumbuhan mikroba dapat disimpulkan bahwa :
- Fungsi medium (NA) berdasrkan susunan kimianya merupakan medium non sintetik atau semi
ilmiah, berdasarkan konsistennya merupakan medium padat, untuk menumbuhkan bakteri,
(PDA) termasuk media padat, berdasarkan susunan kimianya termasuk sintetik untuk
menumbuhkan jamur.
- Pembuatan media (NA) menggunakan bahan utama ekstrak daging 250 ml dengan komposisi
pepton sebanyak 1,25 gr dan agar 3,75 pada pembuatan media ini ditambahkan pepton agar
mikroba cepat tumbuh karena mengandung N2
- Pembuatan medium (PDA) menggunakan bahan utama ekstrak kentang 250 ml dengan
komposisi dextrose 2,5 gr dan agar 3,75 gr. Pada media ini ditambahkan chlorainphericol sebagai
antibiotik sehingga mikroba yang tidak digunakan tidak tumbuh.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Berikut ini beberapa media
yang sering digunakan secara umum dalam mikrobiologi.

Lactose Broth
Lactose broth digunakan sebagai media untuk mendeteksi kehadiran koliform dalam air, makanan, dan
produk susu, sebagai kaldu pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonellae dan dalam
mempelajari fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef menyediakan
nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat
difermentasi untuk organisme koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive
test untuk koliform.
Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton; dan 0,5% laktosa.

EMBA (Eosin Methylene Blue Agar)


Media Eosin Methylene Blue mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
memilah mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P. aerugenosa, dan Salmonella.
Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap
logam. Sedangkan mikroba lain yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan metilen
blue membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini digunakan pada
tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P. Aerugenosa dan Salmonella sp dapat
menimbulkan keraguan. Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa
kontaminan tersebut adalah E.coli.
Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat digunakan untuk menentukan jenis bakteri coli
dengan memberikan hasil positif dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan metilin bklue
sebagai indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa dan yang
tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri koli yang lebih cepat
meragikan sukrosa daripada laktosa. Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel
Hopkins yang lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah perkiraan
terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah bakteri coli dalam 100 ml dan
0,1 ml contoh air.

Nutrient Agar
Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk
pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme
heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. Na
merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari
air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri,
dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni.
Untuk komposisi nutrien adar adalah eksrak beef 10 g, pepton 10 g, NaCl 5 g, air desitilat 1.000 ml dan
15 g agar/L. Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama
15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Nutrient Broth
Nutrient broth merupakan media untuk mikroorganisme yang berbentuk cair. Intinya sama dengan
nutrient agar. Nutrient broth dibuat dengan cara sebagai berikut.
1.Larutkan 5 g pepton dalam 850 ml air distilasi/akuades.
2.Larutkan 3 g ekstrak daging dalam larutan yang dibuat pada langkah pertama.
3.Atur pH sampai 7,0.
4.Beri air distilasi sebanyak 1.000 ml.
5.Sterilisasi dengan autoklaf.

MRSA (deMann Rogosa Sharpe Agar)

MRSA merupakan media yang diperkenalkan oleh De Mann, Rogosa, dan Shape (1960) untuk
memperkaya, menumbuhkan, dan mengisolasi jenis Lactobacillus dari seluruh jenis bahan. MRS agar
mengandung polysorbat, asetat, magnesium, dan mangan yang diketahui untuk beraksi/bertindak
sebagai faktor pertumbuhan bagi Lactobacillus, sebaik nutrien diperkaya MRS agar tidak sangat selektif,
sehingga ada kemungkinan Pediococcus dan jenis Leuconostoc serta jenis bakteri lain dapat tumbuh.
MRS agar mengandung:
1.Protein dari kasein 10 g/L
2.Ekstrak daging 8,0 g/L
3.Ekstrak ragi 4,0 g/L
4.D (+) glukosa 20 g/L
5.Magnesium sulfat 0,2 g/L
6.Agar-agar 14 g/L
7.dipotassium hidrogen phosphate 2 g/L
8.Tween 80 1,0 g/L
9.Diamonium hidrogen sitrat 2 g/L
10.Natrium asetat 5 g/L
11.Mangan sulfat 0,04 g/L

MRSB merupakan media yang serupa dengan MRSA yang berbentuk cair/broth.
Dari enidchemicals.com

Trypticase Soy Broth (TSB)


TSB adalah media broth diperkaya untuk tujuan umum, untuk isolasi, dan penumbuhan bermacam
mikroorganisme. Media ini banyak digunakan untuk isolasi bakteri dari spesimen laboratorium dan akan
mendukung pertumbuhan mayoritas bakteri patogen.
Media TSB mengandung kasein dan pepton kedelai yang menyediakan asam amino dan substansi
nitrogen lainnya yang membuatnya menjadi media bernutrisi untuk bermacam mikroorganisme.
Dekstrosa adalah sumber energi dan natrium klorida mempertahankan kesetimbangan osmotik.
Dikalium fosfat ditambahkan sebagai buffer untuk mempertahankan pH.
Plate Count Agar (PCA)
PCA digunakan sebagai medium untuk mikroba aerobik dengan inokulasi di atas permukaan. PCA dibuat
dengan melarutkan semua bahan (casein enzymic hydrolisate, yeast extract, dextrose, agar) hingga
membentuk suspensi 22,5 g/L kemudian disterilisasi pada autoklaf (15 menit pada suhu 121C). Media
PCA ini baik untuk pertumbuhan total mikroba (semua jenis mikroba) karena di dalamnya mengandung
komposisi casein enzymic hydrolisate yang menyediakan asam amino dan substansi nitrogen komplek
lainnya serta ekstrak yeast mensuplai vitamin B kompleks.

APDA
Media APDA berfungsi untuk menumbuhkan dan menghitung jumlah khamir dan yeast yang terdapat
dalam suatu sampel. Khamir dan yeast akan tumbuh dengan optimal pada media yang sesuai. Adanya
asam tartarat dan pH rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat. APDA dibuat dengan merebus
kentang selama 1 jam/45 menit, agar dilelehkan dalam 500 ml air. Campurkan ekstrak kentang dalam
agar lalu ditambahkan glukosa dan diaduk rata. Pada APDA jadi ini juga ditambah asam tartarat.

Potato Dextrose Agar (PDA)


PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat juga digunakan
untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan. PDA mengandung
sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga
baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri. Cara
membuat PDA adalah mensuspensikan 39 g media dalam 1 liter air yang telah didestilasi. campur dan
panaskan serta aduk. Didihkan selama 1 menit untuk melarutkan media secara sempurna. Sterilisasi
pada suhu 121C selama 15 menit. Dinginkan hingga suhu 40-45C dan tuang dalam cawan petri dengan
pH akhir 5,6+0,2.

VRBA (Violet Red Bile Agar)


VRBA dapat digunakan untuk perhitungan kelompok bakteri Enterobactericeae. Agar VRBA mengandung
violet kristal yang bersifat basa, sedangkan sel mikroba bersifat asam. Bila kondisi terlalu basa maka sel
akan mati. Dengan VRBA dapat dihitung jumlah bakteri E.coli. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
membuat VRBA adalah yeast ekstrak, pepton, NaCl, empedu, glukosa, neutral red, kristal violet, agar).
Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dengan 1 liter air yang telah didestilasi. Panaskan hingga
mendidih sampai larut sempurna. Dinginkan hingga 50-60C. Pindahkan dalam tabung sesuai kebutuhan,
pH akhir adalah 7,4. Campuran garam bile dan kristal violet menghambat bakteri gram positif. Yeast
ekstrak menyediakan vitamin B-kompleks yang mendukung pertumbuhan bakteri. Laktosa merupakan
sumber karbohidrat. Neutral red sebagai indikator pH. Agar merupakan agen pemadat.

PGYA
Media ini berfungsi untuk isolasi, enumerasi, dan menumbuhkan sel khamir. Dengan adanya dekstrosa
yang terkandung dalam media ini, PGYA dapat digunakan untuk mengidentifikasi mikroba terutama sel
khamir. Untuk membuatnya, semua bahan dicampur dengan ditambah CaCO3 terlebih dahulu sebanyak
0,5 g lalu dilarutkan dengan akuades. Kemudian dimasukkan dalam erlenmeyer dan disumbat dengan
kapas lalu disterilisasi pada suhu 121C selama 15 menit.
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar Belakang

Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau
mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan
untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika
sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan
jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari
es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan.
Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies
mikroba menghuni bagian tubuh kita, seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Udara, tanah,
dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam
mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan dengan tehnik isolasi. Isolasi
mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni
(populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk).
B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media.


2. Untuk mengetahui apa tujuan pembuatan media.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis media.
4. Untuk mengetahui cara pembuatan media.

C. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan media ?


2. Ada berapa bentuk-bentuk media ?
3. Apa saja bahan-bahan pembuatan media ?
4. Ada berapa macam-macam media ?
5. Apa saja macam-macam media ?
5. Sifat-sifat media ?
D. Manfaat Penulisan

1. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan media.


2. Kita dapat mengetahui bentuk-bentuk media
3. Kita dapat mengetahui bahan-bahan pembuatan media
4. Kita dapat mengetahui ada berapa jenis-jenis media.
5. Kita dapat mengetahui Sifat-sifat media.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Fungsi
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya.

B. Contoh-contoh Media
Berikut ini contoh media selektif dan media diferensial yang sering digunakan di dalam
Laboratorium Mikrobiologi :
1. Agar-darah (Blood agar)
Agar darah merupakan media differensial yang digunakan untuk perbedaan beberapa
bakteri patogen, misalnya Streptococcus. Media ini dibubuhi darah, sehingga kelihatan berwarna
coklat kemerah-merahan dan digunakan untuk menyediakan faktor penumbuh yang diperlukan
oleh bakteri patogen. Bakteri dapat juga dibedakan berdasarkan kemampuannya untuk
mengadakan hemolisis pada sel-sel darah. Bakteri hemolitik dapat menghasilkan suatu zona yang
menghijau di sekelilingkoloni, sedangkan bakteri hemolitik b, menghasilkan suatu zona yang
cerah di sekeliling koloni.

2. Endo agar
Endo agar adalah media padat (solid plating media), digunakan untuk menumbuhkan
bakteri yang hidup di usus. Media ini mengandung natrium sulfit dan basic fuchsin yang dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif. Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa
dapat dideteksi dengan asetaldehida dan natrium sulfit.
3. EMB (Eosin Methylene Blue)
EMB merupakan media diferensial berbentuk padat dapat digunakan untuk menggantikan
Mac Conkey agar dan untuk mengadakan isolasi serta mendeteksi Enterobacteriaceae dan
campuran spesies-spesies bakteri yangberbentuk batang koliform. Eosin dan methylene blue
berfungsi untuk menghambat pertumbuhan bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Eosin
dan methylene blue ini dapat juga berperan sebagai indikator produksi asam.
4. Mac Conkey Agar
Media ini merupakan media padat dan media differensial, digunakan untuk seleksi dan
penumbuh Enterobacteriaceae dan bakteri Gram negatif yang berbentuk batang. Garam-garam
empedu dan kristal-kristal violet di dalam media ini dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Gram positif dan bakteri Gram negatif.
5. Mannitol Salt Agar
Mannitol salt agar merupakan medium yang mengandung 7,5% NaCl, yang dapat
menghambat pertumbuhan kebanyakan bakteria selain Streptococcus. Medium ini juga
mengandung mannitol, fenol merah sebagai indikator pH, berguna untuk mendeteksi adanya
asam yang dihasilkan oleh Staphylococcus yang memfermentasi mannitol dapat menghasilkan
zona berwarna kuning di sekitar pertumbuhannya, sedangkan yang tidak dapat
memfermentasikan manitol tidak akan menimbulkan perubahan warna.
6. Selenite Broth
Media ini digunakan untuk mengadakan isolasi spesies Salmonella dari spesimen-spesimen
seperti urin dan feses. Sodium Selenite dapat merupakan inhibitor terhadap Eschericia coli dan
beberapa spesies dari Shigella.
C. Bahan-bahan media pertumbuhan
1. Bahan dasar
air (H2O) sebagai pelarut
agar (dari rumput laut) yang berfungsi untuk pemadat media. Agar sulit didegradasi oleh
mikroorganisme pada umumnya dan mencair pada suhu 45 oC.
gelatin juga memiliki fungsi yang sama seperti agar. Gelatin adalah polimer asam amino yang
diproduksi dari kolagen. Kekurangannnya adalah lebih banyak jenis mikroba yang mampu
menguraikannya dibanding agar.
Silica gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat. Fungsinya juga sebagai pemadat
media. Silica gel khusus digunakan untuk memadatkan media bagi mikroorganisme autotrof
obligat.
2. Nutrisi atau zat makanan
Media harus mengandung unsur-unsur yang diperlukan untuk metabolisme sel yaitu berupa
unsur makro seperti C, H, O, N, P; unsur mikro seperti Fe, Mg dan unsur pelikan/trace element.
Sumber karbon dan energi yang dapat diperoleh berupa senyawa organik atau anorganik esuai
dengan sifat mikrobanya. Jasad heterotrof memerlukan sumber karbon organik antara lain dari
karbohidrat, lemak, protein dan asam organik.
Sumber nitrogen mencakup asam amino, protein atau senyawa bernitrogen lain. Sejumlah
mikroba dapat menggunakan sumber N anorganik seperti urea.
Vitamin-vitamin.
3. Bahan tambahan
Bahan-bahan tambahan yaitu bahan yang ditambahkan ke medium dengan tujuan tertentu,
misalnya phenol red (indikator asam basa) ditambahkan untuk indikator perubahan pH akibat
produksi asam organik hasil metabolisme. Antibiotik ditambahkan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba non-target/kontaminan.
4. Bahan yang sering digunakan dalam pembuatan media
Agar, agar dapat diperoleh dalam bentuk batangan, granula atau bubuk dan terbuat dari
beberapa jenis rumput laut. Kegunaannya adalah sebagai pemadat (gelling) yang pertama kali
digunakan oleh Fraw & Walther Hesse untuk membuat media. Jika dicampur dengan air dingin,
agar tidak akan larut. Untuk melarutkannya harus diasuk dan dipanasi, pencairan dan pemadatan
berkali-kali atau sterilisasi yang terlalu lama dapat menurunkan kekuatan agar, terutama pada pH
yang asam.
Peptone, peptone adalah produk hidrolisis protein hewani atau nabati seperti otot, liver, darah,
susu, casein, lactalbumin, gelatin dan kedelai. Komposisinya tergantung pada bahan asalnya dan
bagaimana cara memperolehnya.
Meat extract. Meat extract mengandung basa organik terbuat dari otak, limpa, plasenta dan
daging sapi.
Yeast extract. Yeast extract terbuat dari ragi pengembang roti atau pembuat alcohol. Yeast
extract mengandung asam amino yang lengkap & vitamin (B complex).
Karbohidrat. Karbohidrat ditambahkan untuk memperkaya pembentukan asam amino dan gas
dari karbohidrat. Jenis karbohidrat yang umumnya digunkan dalam amilum, glukosa, fruktosa,
galaktosa, sukrosa, manitol, dll. Konsentrasi yang ditambahkan untuk analisis fermentasi adalah
0,5-1%.

D. Macam-Macam Media Pertumbuhan

1. Medium berdasarkan sifat fisik


Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
menjadi padat..
Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya
pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran
sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB (Nitrogen free
Bromthymol Blue) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media,
jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk
mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth, kondisi anaerob atau
sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh
merata diseluruh media.
Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient
Broth), LB (Lactose Broth).
2. Medium berdasarkan komposisi
Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan takarannya
secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.
Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak kentang.
Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail tentang komposisi
senyawa penyusunnya.
Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat diketahui
secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya Tomato Juice Agar,
Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3. Medium berdasarkan tujuan


Media untuk isolasi
Media ini mengandung semua senyawa esensial untuk pertumbuhan mikroba, misalnya
Nutrient Broth, Blood Agar.
Media selektif/penghambat
Media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah suatu zat tertentu sehingga media
tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan merangsang pertumbuhan mikroba yang
diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani medium yang ditambah Amphisilin untuk
merangsang E.coli resisten antibotik dan menghambat kontaminan yang peka, Ampiciline. Salt
broth yang ditambah NaCl 4% untuk membunuh Streptococcus agalactiae yang toleran terhadap
garam.
Media diperkaya (enrichment)
Media diperkaya adalah media yang mengandung komponen dasar untuk pertumbuhan
mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti darah, serum, kuning telur. Media diperkaya
juga bersifat selektif untuk mikroba tertentu. Bakteri yang ditumbuhkan dalam media ini tidak
hanya membutuhkan nutrisi sederhana untuk berkembang biak, tetapi membutuhkan komponen
kompleks.
Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakan mikroba, diperlukan suatu substrat yang
disebut dengan media. Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi di antara mikroba diimbangi
oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasi. Agar mikroba dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam media, diperlukan persyaratan tertentu, yaitu :
1. Media mengandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan mikroba.
2. Media mempunyai tekanan osmosis,dan pH yang sesuai untuk mikroba.
3. Media harus dalam keadaan steril.

E. Bentuk-Bentuk Media .
Media terbagi menjadi 2 golongan besar (Waluyo, 2004):

1. Media Hidup
Media hidup pada umumnya dipakai dalam Laboratorium Virologi untuk pembiakan
berbagai virus, sedangkan dalam Laboratorium Bakteriologi hanya beberapa kuman tertentu saja,
dan terutama pada hewan percobaan. Contoh media hidup adalah: hewan percobaan (termasuk
manusia), telur berembrio, biakan jaringan, dan sel sel biakan bakteri tertentu untuk penelitian
bakteriofage (bakteri yang terinfeksi oleh virus).
2. Media Mati
Media mati terbagi menjadi beberapa macam, yakni:
a. Media padat
Media padat yaitu media yang mengandung agar. Jumlah agar yang ditambahkan
tergantung kepada jenis atau kelompok mikroba yang ditumbuhkan.
b. Media cair
Umumnya media cair digunakan untuk menambah biomassa sel. Jika ke dalam media
tidak ditambahkan zat pemadat. Media cair diperguakan untuk pertumbuhan bakteri, ragi dan
mikroalga.
c. Media semi padat
Jika penambahan zat pemadat hanya setengah atau kurang dari seharusnya. Ini umumnya
diperlukan untuk pertumbuhan mikroba yang banyak memerlukan kandungan air dan hidup
anaerobik atau fakultatif untuk menambah biomassa sel.
F. Susunan Media
Berdasarkan susunan bahan yang digunakan, media kultivasi dapat dibedakan menjadi :
1. Media alami yaiu media yang disusun oleh bahan-bahan alami seperti kentang, telur, dan
daging. Pada saat ini media alami yang banyak digunakan adalah dalam bentuk kultur jaringan
tanaman atau hewan. Contoh penggunaan media alami adalah telur yang digunkan untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan virus.
2. Media sintetik yaitu media yang disusun oleh senyawa kimia. Misalnya media untuk
pertumbuhan dan perkembangbiakan Clostridium.
3. Media semi sintetik yaitu media yang tersusun oleh campuran bahan-bahan alami dan bahan-
bahan sintesis. Misalnya kaldu nutrisi, wortel agar.
G. Sifat Media
Penggunaan media bukan hanya untuk pertumuhan dan perkembangbiakan mikroba
tetapi juga untuk tujuan isolasi, seleksi, evaluasi dn diferensiasi. sehingga tiap media mempunyai
spesifikasi sesuai dengan maksudnya. Berdasarkan sifatnya, media dibedakan menjaxdi :
1). Media umum
Media umum adalah media yang dipergunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakkan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum misalnya agar kaldu nutrisi
untuk bakteri dan agar kentang untuk dekstrosa untuk jamur.
2). Media pengaya
Media pengaya adalah media dimana suatu jenis mikroba diberi kesempatan untuk
tumbuh dan berkembang lebih cepat dari jenis lainnya yang sama-sama berada di dalam satu
media. Misalnya : kaldu selenit atau kaldu tetrationat untuk memisahkan Salmonella typhi dari
mikroba lain yang ada dalam feses.
3). Media selektif
Media selektif adalah media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis
mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan jenis-jenis lainnya. Misalnya : Media
SS (Salmonella-Shigella) agar untuk menumbuhakn Salmonella dan Shigella.
4). Media diferensial
Media yang dipergunakan untuk penumbuhan mikroba tertentu serta penentuan sifat-
sifatnya seperti media agar darah untuk penumbuhan bakteri hemolitik disebut media diferensial.
5). Media penguji
Media penguji dipergunakan untuk pengujian senyawa tertentu dengan bantuan mikroba.
Misalnya media penguji vitamin, antibiotika, residu pestisida.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-
zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme
memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun
komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi
kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya
B. Saran
Saran kami sebagai mahasiswa analis kesehatan, dimana harus mengetahui cara pembuatan
media pertumbuhan mikroorganisme. Baik devinisi, sifat , maupun jenis-jenis media juga kita
harus ketahui. Guna Menunjang kita sebagai seorang analis kesehatan

Sumber Artikel: http://edisukarman.blogspot.com/2012/06/makalah-media-dan-reagensia-


media.html#ixzz2D6bffg6K

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari cara membuat medium dasar untuk pertumbuhan
bakteri.

1.2 Latar Belakang

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Supaya mikroba dapat
tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat
Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis, sterilisasi sangat diutamakan baik
alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau
bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Oleh karena itu, bagi
seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal teknik sterilisasi, pembuatan media serta
teknik penanaman, hal ini semua merupakan dasar-dasar kerja dalam laboratorium mikrobiologi.
BAB II
DASAR TEORI

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium.
Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut
harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa
mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam
anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau
bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler, 1993).
Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan
penelitian mikroba, digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk
membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.
Sterilisasi ini dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Pemanasan, meliputi:
a. Sterilisasi dengan pemijaran (pembakaran alat-alat di atas lampu spiritus sampai pijar).
b. Sterilisasi dengan udara panas (kering). Temperatur yang digunakan 170C 180C selama 2 jam.
c. Sterilisasi dengan uap air panas. Digunakan untuk cairan dengan suhu 100C.
d. Sterilisasi dengan uap panas bertekanan, menggunakan otoklaf dengan suhu 121C selama 12 30
menit.
2. Penyaringan
Dilakukan terhadap bahan cair yang sangat peka terhadap pemanasan (misal: serum darah, toksin,
larutan garam fisiologis) dan tidak dapat disterilkan dengan pemanasan tinggi. Untuk itu digunakan filter
bakteri, misalnya Berkeled filter, Chamberland filter.
3. Sterilisasi Bahan Makanan
Sterilisasi bahan makanan dapat dilakukan dengan cara memasukkan ke dalam uap air panas selama 1
jam dengan suhu 100C diulang selama tiga kali. Cara lain adalah dapat disterilkan dengan menggunakan
autoklaf
(Pustekkom, 2005).
Faktorfaktor yang mempengaruhi sterilisasi pemanasan:
1. jenis pemanasan, kering atau basah
2. suhu dan waktu
3. jumlah organisme yang ada
4. apakah organisme tersebut memiliki kemampuan untuk membuat spora
5. jenis bahan yang mengandung organisme yang harus dibunuh
(Gupte, 1990):
Autoklaf digunakan sebagai alat sterilisasi uap dengan tekanan tinggi. Penggunaan autoklaf untuk
sterilisasi, tutupnya jangan diletakkan sembarangan dan dibuka-buka karena isi botol atau tempat
medium akan meluap dan hanya boleh dibuka ketika manometer menunjukkan angka 0 serta dilakukan
pendinginan sedikit demi sedikit. Medium yang mengandung vitamin, gelatin atau gula, maka setelah
sterilisasi medium harus segera didinginkan. Cara ini untuk menghindari zat tersebut terurai. Medium
dapat langsung disimpan di lemasi es jika medium sudah dapat dipastikan steril (Dwidjoseputro, 1994).
Komposisi Nutrien Agar per liter :
- Agar 15,0 gram
- Peptone 5,0 gram
- NaCl 5,0 gram
- Yeast Extract 2,0 gram
- Beef Extract 1,0 gram
pH 7,4 0,2 pada 25oC
(Atlas, 2005).
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan
menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium
umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari
mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan
media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang
umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk
membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme
dalam kultur murni dengan caradisterilisasi dengan autoklaf pada 121C selama 15 menit (Fathir, 2009).
Media dibedakan menjadi:
1. Media umum, yaitu media yang dapat dipergunakan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan satu
atau lebih kelompok mikroba secara umum.
2. Media pengaya, yaitu dipergunakan dengan maksud memberikan kesempatan terhadap suatu jenis
atau kelompok mikroba untuk tumbuh menjadi cepat.
3. Media selektif, yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau lebih jenis mikroba tertentu
tetapi akan menghambat atau mematikan untuk jenis-jenis lainnya.
4. Media diferensiasi, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu
dengan bantuan mikroba.
5. Media penguji, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa atau benda tertentu dengan
bantuan mikroba.
6. Media enumerasi, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung jumlah mikroba pada suatu
bahan.
(Suriawiria, 2005).
Garis besar pembuatan media yang tersusun atas beberapa bahan adalah sebagai berikut:
a. Mencampur bahan bahan, dilarutkan dalam air suling dan dipanaskan dalam pemanas air supaya
larutannya homogen.
b. Menyaring dengan kertas saring, kain, atau kapas. Untuk media agar atau gelatin, penyaringan harus
dilakukan dalam keadaan panas.
c. Menentukan dan mengatur pH.
d. Memasukkan media ke dalam tempat tertentu. Sebelum disterilkan, media dimasukkan ke dalam
erlenmeyer atau wadah lain yang bersih, kemudian ditutup kapas atau kertas sampul (kertas perkamen)
supaya tidak basah sewaktu disterilkan.
e. Sterilisasi umumnya dilakukan dengan udara panas dalam autoclave pada suhu 1210 C selama 15- 30
menit
(Sutedjo, 1991).
PH merupakan faktor yang sangat mempengaruhi suatu keberhasilan dalam pembuatan medium
sehingga kondisi pH yang terlalu basa atau terlalu asam tidak cocok untuk dijadikan medium mikroba
karena mikroba tidak dapat hidup pada kondisi tersebut. Medium didiamkan atau disimpan selama 2 x
24 jam untuk menyakinkan bahwa medium masih steril, karena selain pH sebagai penentu tumbuhnya
mikroba, alat dan medium yang steril juga menentukan (Dwidjoseputro, 1994).

BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah Erlenmeyer, pipet volume, autoklaf, gelas ukur,
neraca analitik, magnetik stirer, hot plate, dan tabung reaksi.

3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah media Nutrien Agar, Malt Extract Agar, Potato
Destroxe Agar, dan akuades.

3.3 Prosedur Kerja


a. Pembuatan Media Nutrien Agar (NA)
1. Dibuat media NA (20 gram/L) dengan dicampurkan pepton sebanyak 5 gram, meat extract sebanyak 3
gram, dan Agar sebanyak 12 gram ke dalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 50 mL akuades. hingga dihasilkan NA sebanyak sebanyak 1 gram.
3. Dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan stirer magnetik sampai homogen,
lalu dibiarkan beberapa saat.
4. Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing sebanyak 4 mL
5. Disumbat Mulut tabung Reaksi menggunakan kapas
6. Dimasukkan dalam autoklaf untuk disterilkan beserta alat-alat yang akan digunakan pada suhu 121oC
dan tekanan 15 psi.

b. Pembuatan Potato Destroxe Agar (PDA)


1. Dibuat media PDA (39 gram/L) dengan dicampurkan potato sebanyak 4 gram, glukosa sebanyak 20
gram, dan Agar sebanyak 15 gram ke dalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 50 mL akuades. Hingga dihasilkan PDA sebanyak sebanyak 1,95 gram.
3. Dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan stirer magnetik sampai homogen,
lalu dibiarkan beberapa saat.
4. Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing sebanyak 4 mL.
5. Disumbat Mulut tabung Reaksi menggunakan kapas
6. Dimasukkan dalam autoklaf untuk disterilkan beserta alat-alat yang akan digunakan pada suhu 121oC
dan tekanan 15 psi.
c. Pembuatan Media Malt Extract Agar (MEA)
1. Dibuat media MEA (48 gram/L) dengan dicampurkan pepton sebanyak 3 gram, meat extract sebanyak
30 gram, dan Agar sebanyak 15 gram ke dalam erlenmeyer.
2. Ditambahkan 50 mL akuades. Hingga dihasilkan MEA sebanyak sebanyak 2,4 gram.
3. Dipanaskan di atas hot plate hingga mendidih sambil diaduk dengan stirer magnetik sampai homogen,
lalu dibiarkan beberapa saat.
4. Dimasukkan ke dalam 3 tabung reaksi masing-masing sebanyak 4 mL
5. Disumbat Mulut tabung Reaksi menggunakan kapas
6. Dimasukkan dalam autoklaf untuk disterilkan beserta alat-alat yang akan digunakan pada suhu 121oC
dan tekanan 15 psi.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil pengamatan Sterilisasi dan Pembuatan Medium Mikroba
No. Media Komposisi
1. Nutrient Agar (NA)

Sebelum Setelah:
Akuades 50 mL
Peptone 5g/L
Meat ekstrak 3 g/L
Agar 17 g/L
Sebelum dipanaskan di atas hot plate berwarna kuning keruh
Setelah dipanaskan di atas hot plate berwarna kuning bening
2. Potato Destroxe Agar (PDA)

Sebelum: Setelah:
Akuades 50 mL
Potato 4 g/L
Glucose 20 g/L ,
Agar 15 g/ L
Sebelum dipanaskan di atas hot plate berwarna putih keruh
Setelah dipanaskan di atas hot plate berwarna putih bening
3. Malt Extract Agar (MEA)

Sebelum: Setelah:
Akuades 50 mL
Malt Ekstrak 30 g/L
Pepton 3 g/L
Agar 15 g/ L
Sebelum dipanaskan di atas hot plate berwarna coklat pucat
Setelah dipanaskan di atas hot plate berwarna coklat tua

4.2 Pembahasan
Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk
membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi,
perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Kegunaan media
(perbenihan) dalam laboratorium adalah:
1. Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
2. Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
3. Untuk menyimpan bakteri yang telah murni tersebut baik untuk keperluan sehari-hari (determinasi)
maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
4. Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya (culture characteristic).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-
syarat, antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan
mikroba yang akan ditumbuhkan
c. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat
tumbuh dengan baik.
Dalam percobaan ini, media yang digunakan adal 3 jenis, yaitu Nutrien Agar (NA) yakni dengan
komposisi campuran 5 gram pepton, 3 gram meat extract, dan 12 gram Agar; Potato Destroxe Agar
(PDA) yakni dengan komposisi campuran 4 gram potato, 20 gram glukosa, dan 15 gram Agar; serta Malt
Extract Agar (MEA) yakni dengan komposisi campuran 3 gram pepton, 30 gram meat extract, dan 15
gram Agar. Mikroorganisme yang akan tumbuh pada media pada NA adalah sejenis bakteri, lalu pada
PDA adalah sejenis cendawan atau jamuir, kemudian pada MEA adalah yeast atau khamir.
Untuk membuat media agar, masing-masing media yang telah disebutkan dicampurkan dengan 50 ml
akuades hingga kemudian diaduk dengan tujuan agar larutan lebih homogen lalu dipanaskan sembil
diaduk dengan stirer magnetic. Pemanasan bertujuan agar media tersebut lebih cepat larut dalam
akuades karena pada umumnya kenaikan temperatur akan meningkatkan daya larut suatu zat. Setelah
media homogen, menuangkan ke dalam tabung reaksi, setelah itu mulut tabung reaksi disumbat dengan
kapas untuk menghindari kontaminasi, atau masuknya mikroorganisme dari luar. Kemudian melakukan
sterilisasi menggunakan autoklaf.
Pembuatan medium Potato Dextrose Agar (PDA) ini menggunakan agar untuk mengentalkan medium.
Sebelum dilakukan sterilisasi, medium berawarna kuning, setelah disterilisasi dalam autoklaf medium
berwarna kecoklatan dan akan didapat endapan berwarna putih. Setelah didinginkan beberapa saat,
medium dapat ditanami fungi/jamur. Pembuatan medium Nutrien Agar (NA) dan Malt Extract Agar
(MEA), diawal pengamatan medium sebelum proses sterilisasi berwarna kuning, setelah sterilisasi warna
medium akan menjadi agak coklat. Pada pembuatan medium NA ini ditambahkan pepton supaya
mikroba cepat tumbuh, karena mengandung banyak N2. Agar yang digunakan dalam proses ini untuk
mengentalkan medium sama halnya dengan yang digunakan pada medium PDA yang juga berperan
sebagai media tumbuh yang ideal bagi mikroba.
Autoklaf merupakan alat sterilisasi untuk media agar mikroorganisme dapat tumbuh dan berkembang.
Di laboratorium terbagi menjadi dua yaitu yang digunakan untuk sterilisasi alat dan medium yang akan
dipakai, serta yang digunakan untuk destruksi atau sterilisasi kotor. Rongga di dalam autoklaf tidak
boleh terlalu penuh diisi dengan benda-benda yang akan disterilisasikan agar dapat terjadi aliran uap
yang cukup baik.
Sterilisasi tidak hanya dilakukan pada awal percobaan saja, tetapi juga perlu dilakukan setelahnya pada
bahan yang sudah selesai dipakai dengan cara destruksi. Destruksi adalah suatu cara untuk
merusak/menghancurkan bakteri penelitian yang tidak digunakan lagi. Berfungsi agar bahan tersebut
tidak menimbulkan bahaya bagi lingkungan yang dikenai/dikontaminasi olehnya.
Sterilisasi merupakan proses penting yang harus dilalui sebelum melakukan penelitian yang
berhubungan dengan mikroorganisme. Sterilisasi dilakukan pada semua alat dan dan bahan yang akan
digunakan dalam percobaan, baik peralatan laboratorium maupun medium pertumbuhan mikroba.
Melalui sterilisasi, seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga tidak sempat berkembang biak.
Sterilisasi pada percobaan ini merupakan sterilisasi secara fisik yang menggunakan panas dari dalam
autoklav, di mana panas yang digunakan berasal dari uap air sehingga disebut strerilisasi basah. Dengan
kondensasi akan terbentuk embun yang dapat menyebabkan keadaan lembab yang cukup untuk
membunuh kuman, sehingga bahan menjadi steril.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari percobaan ini adalah :
1. Sterilisasi adalah proses mematikan mikroorganisme dari alat dan bahan yang digunakan agar
terhindar dari kontaminasi dan diperoleh keadaan steril.
2. Media adalah kumpulan zat-zat organik maupun anorganik yang digunakan sebagai tempat tumbuh
dan mengembangbiakkan mikroorganisme.
3. Nutrien Agar (NA) digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme sejenis bakteri, Potato Destroxe
Agar (PDA) digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti cendawan atau jamur/fungi, dan
Malt Extract Agar (MEA) untuk pertumbuhan khamir atau yeast.
4. Media-media yang digunakan sebagai tempat isolasi bakteri terdapat berbagai macam sesuai
karakteristik penggunaannya.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk percobaan ini adalah sebaiknya seluruh praktikan dapat melaksanakan
praktikum (tidak diwakilkan beberapa praktikan saja), sehingga semua praktikan memiliki keterampilan
dalam mengembangbiakkan mikroorganisme.
Mikrobiologi

CARA PEMBUATAN MEDIA

Dasar teori

Media buatan manusia dapat berupa:

1. Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu daging lembu sebanyak 3 gr dalam 1 liter air
murni dan 5 g peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai,
putih telur. Peptone N2 kaldu berisi garam-garam mineral.
2. Medium kental (padat) biasanya menggunakan kentang yang di potong serupa silinder
untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar.
Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri.
3. Medium yang diperkaya. Bakteri juga tumbuh pada dasar makanan. Seperti, bakteri
pathogen. Brucella abortus, mycobacterium tuberculosis, diplococcus pneumoniae,
memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung
fibrinogen. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar
dari luka.
4. Medium yang kering dapat tersedia dalam bentuk serbuk kering
5. Medium yang sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu yang
mengandung zat karbon dan nitrogen. bakteri autotrof dapat hidup pada medium ini.

Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin,
asam amino dan lain. Dan juga untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari escheria coli.
Media yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species yang lain
disebut medium selektif.

Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi
untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan
media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang)
dan tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Diliello,
2002).

Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang
mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan
bakteri (Stanier, 2001).

Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi
kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari
protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti
alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi,
dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).

Pembahasan
Pada pembuatan media agar padat di perlukan takaran agar yang benar. Jika pembuatannya
terlalu pekat maka Aw rendah sehingga mikroorganisme tak akan tumbuh dengan baik. Dan
sebaliknya jika pembuatan media terlalu encer maka nutrisi sedikit dan hal tersebut
menyebabkan mikoorganisme terhambat pertumbuhannya pula.

Pada pembuatan agar cawan setelah agar memadat di haruskan meletakan media pada posisi
terbalik, hal ini bertujuan agar uap air yang terbentuk ketika di lakukan proses inkubasi tidak
menetes pada koloni bakteri. Dan jika sampai ditetesi air maka kemungkinan besar bentuk koloni
akan berubah karena sudah terkontaminasi.

Media pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni
mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui jumlah
mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang tepat.

Media-media yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:

1. PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media pertumbuhan bakteri


2. PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang
3. Pepton: sebagai bahan pengencer

Kesimpulan dan Saran

Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi, yang digunakan sebagai
tempat menumbuhkan mikroba
Pada proses pengenceran di gunakan peptone untuk membuat medium cair, sedangkan
untuk media cawan agar menggunakan PCA dan PDA.
Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam
pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan

Mikrobiologi

CARA PEMBUATAN MEDIA

Dasar teori

Media buatan manusia dapat berupa:

1. Medium cair yang biasa dipakai ialah kaldu daging lembu sebanyak 3 gr dalam 1 liter air
murni dan 5 g peptone. Peptone ialah protein yang terdapat pada daging, air susu, kedelai,
putih telur. Peptone N2 kaldu berisi garam-garam mineral.
2. Medium kental (padat) biasanya menggunakan kentang yang di potong serupa silinder
untuk medium. Ada juga medium dari kaldu yang dicampur dengan sedikit agar-agar.
Agar-agar ialah sekedar zat pengental dan bukan zat makanan bagi bakteri.
3. Medium yang diperkaya. Bakteri juga tumbuh pada dasar makanan. Seperti, bakteri
pathogen. Brucella abortus, mycobacterium tuberculosis, diplococcus pneumoniae,
memerlukan zat makanan tambahan berupa serum atau darah yang tidak mengandung
fibrinogen. Fibrinogen adalah zat yang menyebabkan darah menjadi kental apabila keluar
dari luka.
4. Medium yang kering dapat tersedia dalam bentuk serbuk kering
5. Medium yang sintetik berupa ramuan-ramuan zat anorganik yang tertentu yang
mengandung zat karbon dan nitrogen. bakteri autotrof dapat hidup pada medium ini.

Medium sintetik berguna sebagai medium dasar dalam penyelidikan macam-macam vitamin,
asam amino dan lain. Dan juga untuk membedakan Aerobacter aerogenes dari escheria coli.
Media yang hanya cocok untuk species-species tertentu dan tidak cocok untuk species yang lain
disebut medium selektif.

Dalam pembuatan media dapat digunakan 3 buah larutan peptone dengan pH 7,9 yang berfungsi
untuk membantu pembiakan media. Larutan PCA (Potato Clostirel agar) dengan menggunakan
media bakteri dan larutan PDA (Potato Dextrose Agar) dengan menggunakan tempe (kapang)
dan tomat (Khamir). Pembuatan media ini harus dipersiapkan selama 2-3 minggu (Diliello,
2002).

Pada pembuatan media untuk berbagai macam organisme harus menggunakan bahan yang
mengandung banyak protein dangan berbagai konsentrasinya sehingga dapat menumbuhkan
bakteri (Stanier, 2001).

Komponen anorganik maupun organic merupakan substrat ataupun medium yang baik bagi
kehidupan mikroorganisme. Mikroorganisme penghuni tanah merupakan campuran populasi dari
protozoa (amoeba, flagllata, cilliata), bakteri (clostridium, rhizobium), alga (ganggang) seperti
alga biru, hijau dan jamur terutama jamur bertingkat rendah seperti jamur lender, berbagai ragi,
dan berbagai phyromycetes dan ascomycetes (Dwijoseputro, 1998).

Pembahasan

Pada pembuatan media agar padat di perlukan takaran agar yang benar. Jika pembuatannya
terlalu pekat maka Aw rendah sehingga mikroorganisme tak akan tumbuh dengan baik. Dan
sebaliknya jika pembuatan media terlalu encer maka nutrisi sedikit dan hal tersebut
menyebabkan mikoorganisme terhambat pertumbuhannya pula.

Pada pembuatan agar cawan setelah agar memadat di haruskan meletakan media pada posisi
terbalik, hal ini bertujuan agar uap air yang terbentuk ketika di lakukan proses inkubasi tidak
menetes pada koloni bakteri. Dan jika sampai ditetesi air maka kemungkinan besar bentuk koloni
akan berubah karena sudah terkontaminasi.

Media pengencer berfungsi untuk mengencerkan konsentrasi nutrisi dan mengurai koloni
mikroorganisme yang bergerombol padat sehingga dapat di amati dan di ketahui jumlah
mikroorganisme secara spesifik dan untuk mendapatkan perhitungan yang tepat.

Media-media yang dapat di gunakan dalam uji mikrobiologi ini antara lain:

1. PCA (Plate Count Agar): Di gunakan sebagai media pertumbuhan bakteri


2. PDA (Potato Dextrose Agar): Digunakan sebagai media pertumbuhan khamir dan kapang
3. Pepton: sebagai bahan pengencer

Kesimpulan dan Saran

Media merupakan bahan yang terdiri atas campuran nutrisi, yang digunakan sebagai
tempat menumbuhkan mikroba
Pada proses pengenceran di gunakan peptone untuk membuat medium cair, sedangkan
untuk media cawan agar menggunakan PCA dan PDA.
Diharapkan dapat menjaga kondisi aseptis lingkungan serta perlengkapan dalam
pembuatan media agar dapat menghasilkan mikroba yang diinginkan
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sebelum melakukan pengamatan terhadap bakteri dan jamur di laboratorium, telebih
dahulu kita harus menumbuhkan atau membiakan bakteri/jamur tersebut. Mikroorganisme dapat
berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media. Untuk melakukan
hal ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrisi yang diisyaratkan oleh bakteri atau jamur dan juga
macam lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya.
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut
medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan
mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme
yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat
sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti
gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu
berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya.
Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi
atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena itu,
untuk melihat dengan jelas penampakan mikroba tersebut, terlebih dahulu kita membuat biakan
atau piaraan organisme. Sebelumnya, bahan serta peralatan harus dalam keadaan steril, artinya
pada bahan dan peralatan yang ingin dipergunakan tidak terdapat mikroba lain yang tidak
diharapkan. Proses dari kegiatan steril disebut sterilisasi.
Sementara itu, untuk menumbuhkan mikroorganisme yang sudah dibiakkan (murni) digunakan
media. Media merupakan campuran dari beberapa zat-zat makanan untuk pertumbuhan mikroba
dan berfungsi sebagai nutrisi bagi mikroba tersebut. Media dibedakan berdasarkan fase (sifat
fisik media), yaitu media padat, media setengah padat, media cair, dan berdasarkan
komposisinya, yaitu media sintesis, media semi sintesis, dan media non sintesis. Dari media
tersebut, maka kita dapat mengetahui sifat dan bentuk (koloni) dari mikroba.
Pada penelitian ini saya akan membuat piaraan mikroba dengan menggunakan media padat, yaitu
agar-agar sebagai tempat pertumbuhan mikroba dan media apel serta kentang untuk mengetahui
pertumbuhan organisme dari beberapa macam tanah. Setelah itu mengidentifikasi sifat dan
koloni mikroba yang terdapat pada biakan.

B. TUJUAN

1. Mengetahui dan mengamati pertumbuhan mikroorganisme pada media tauge dan


kentang.
2. Mempelajari teknik / cara dari proses sterilisasi pada alat dan bahan.
3. Mempelajari dan mengetahui cara pembuatan media padat Potato Dextrose Agar (PDA).
4. Memepelajari teknik / cara penanaman mikroba
5. Mengamati sifat pertumbuhan dan bentuk koloni mikroba pada berbagai media.

C. MANFAAT
1. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang cara pembuatan media untuk pertumbuhan
bakteri.
2. Mahasiswa dapat melakukan proses sterilisasi dengan autoklaf.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perkembangan bakteri yang terkontaminasi pada media.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk

menumbuhkan mikroorganisme. Medium agar merupakan salah satu tehnik yang sangat baik

untuk memisahkan mikroba sehingga dapat diketahui masing-masing. Menurut Pelczar (1988)

dasar makanan yang paling baik bagi pemeliharaan dan pembiakan bakteri adalah medium yang

mengandung zat-zat organik seperti rebusan daging, sayur-sayuran, sisa makanan atau ramuan-

ramuan yang dibuat oleh manusia.

Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh

mikroorganisme.

Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.

Medium harus steril.

Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.

Mikroorganisme tersebar di alam dengan berbagai macam jenis dan sifat fisiologis yang

beragam, dimana mikroorganisme tersebut mempunyai kebutuhan akan nutrien yang berbeda-

beda pula. Namun demikian susunan kimia selnya hampir sama atau lebih sama, yaitu terdiri atas

air yang merupakan bagian terbesar, yaitu 80-90%, sedangkan sisanya berupa komponen lainnya

seperti protoplasma, dinding sel, membran sitoplasma, cadangan makanan (lemak, polisakarida,

polifosfat, protein, dan lain-lain) yang berat keringnya kurang lebih 0-20%.

Mikroorganisme dapat menggunakan makanan dalam bentuk padat dan dapat pula yang

hanya menggunakan bahan-bahan dalam bentuk cairan atau larutan. Mikroorganisme yang

menggunakan makanannya dalam bentuk padat tergolong tipe holozoik. Mikroorganisme yang
dapat menggunakan makanannya dalam bentuk cairan atau larutan disebut holofitik. Ada

beberapa mikroorganisme yang dapat menggunakan makanannya dalam bentuk padatan, tetapi

makanan tersebut sebelumnya harus dicerna, di luar sel dengan bantuan enzim ekstraseluler.

Peran utama nutrien adalah sebagai sumber energi, bahan pembangun sel, dan sebagai

aseptor elektron dalam reaksi bioenergetik (reaksi yang menghasilkan energi). Oleh karenanya

bahan makanan yang diperlukan terdiri dari air, sumber energi, sumber karbon, sumber aseptor

elektron, sumber mineral, faktor pertumbuhan, dan nitrogen. Selain itu, secara umum nutrient

dalam media pembenihan harus mengandung seluruh elemen yang penting untuk sintesis

biologik oranisme baru.

Tiap sel harus mensintesis sendiri konstituen tubuhnya dari zat-zat sederhana yang

ditemukan dalam lingkungannya. Kebanyakan dari zat-zat ini berupa makanan dalam bentuk

suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan (gorong), atau

bahan-bahan organik lain yang mengalami penguraian, dan sebagainya. Sifat kimia dan fisika

dari habitat ini menentukan jenis organisme yang dapat tumbuh atau hidup di lingkungan itu.

Zat-zat tidak menghasilkan energi pada sel tetapi mutlak diperlukan untuk pertumbuhan

dan untuk menjalankan fungsi sel diberi bermacam-macam nama seperti nutrilit esensial, faktor

tumbuh, atau mikronutrien.

Ada yang dikenal dengan mikronutrin anorganik. Beberapa unsur logam berat (Co, Mo,

Cu, Zn) sangat dibutuhkam untuk kehidupan sel meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit.

Kadang-kadang jumlah itu demikian kecilnya sehingga sukar dideteksi, atau bila ditemukan tidak

mudah dapat dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka. Ada pula

yang dikenal dengan mikronutrin organik. Contoh yang baik adalah vitamin. Banyak bakteri
yang tidak membutuhkannya, sedangkan ada pula yang hampir selalu memerlukannya seperti

halnya manusia.

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk

menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat digunakan pula

untuk osilasi, memperbnayak, pengujian sifat-sifat fisiologi, dan perhitungan mikroba.

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan

Alat :

a) Becker glass

b) Erlemeyer

c) Cawan petri

d) Tabung reaksi

e) Batang pengaduk

f) Neraca analitik

g) Alumunium foil

h) Plastic crap

i) Kapas

j) Autoklaf
Bahan :

a) PDA ( potato dextrose agar)

b) TEA ( tuoge extract agar)

c) NA

d) Aq dest

e) Gula

f) Agar

Posedur pembuatan ekstract alamiah :

1. Berisihkan kentang / tauge.

2. Timbang 10gr

3. Untuk kentang di potong dadu-dadu kecil.

4. Tambahkan 100ml air, rebus.

5. Saring dengan kain kasa.

6. Jadilah extract kentang / tauge.

Prosedur pembuatan medium alamiah :

1. Dalam erlemeyer besar masukkan extract kentang atau tauge yang sudah dibuat terlebih dahulu.

2. Tambahkan gula 1%

3. Tambahkan agar 2 %

4. Dan air ad 100ml.

5. Lalu Panaskan sampai mendidih sambil di aduk.

6. Setelah terlarut semua, saring dengan kapas yang dililit kain kasa.
7. Masukkan dalam 5 tabung reaksi masing-masing 4ml.sumbat dengan kapas.

8. Untuk sisanya tetap pada erlemeyer. Sumbat dengan kapas. sterilkan

Prosedur pembuatan medium sintesis :

1. Timbang medium.

2. Tambahkan NA 20gr untuk 1liter.

3. PDA sintesis 39gr untuk 1 liter

4. Aq dest ad 100ml

5. Masukkan bahan-bahan ke dalam erlemeyer.

6. Tambahkan aq dest setengahnya.

7. Bilas alumunium foil dengan aq dest

8. Panaskan sampai mendidih.

9. Masukkan dalam 5 tabung reaksi.

10. Sisanya biarkan dalam erlemeyer sumbat dengan kapas.

11. Sterilisasi dengan autoklaf.

B. isolasi mikroba

1. Siapkan cawan petri yang sudah di sterilkan.

2. Keluarkan tabung reaksi dan erlemeyer yang di sterilkan dari autoklaf.

3. Bersihkan tangan dan meja dengan alkohol 70 %

4. Nyalakan api bunsen, sterilkan pinggiran pada cawan petri.

5. Sterilakan mulut erlemeyer

6. Buka celah sedikit pada cawan, tuangkan media dari erlemeyer ke cawan, usahakan dekat

dengan bunsen agar mematikan mikroba di sekitar.

7. Sterilkan kembali pinggiran cawan dengan bunsen.


8. Ratakan dengan menggeserkan cawan pada meja dengan membentuk angka 8

9. Diamkan.

10. Masukkan cawan petri, erlemeyer, dan tabung reaksi ke dalam kulkas. Untuk tabung digunakan

media slant (miring).

BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil

kelompok Media Kontaminasi

Kelompok 1 PDA -

Kelompok 2 TEA Khamir

Kelompok 3 NA Khamir

No Ciri fisik Agar kaldu PDA TEA NA PDA

pepton alami sintesis

1 Warna Kuning Putih Kuning Kuning

pucat terang

2 Padat/cair Cair Cair Cair Cair

3 Jernih/keruh Jernih Keruh Jernih Jernih

4 Kontaminasi - Ya Ya Ya
5 Jenis mikroba khamir khamir Khamir khamir

B. Pembahasan

Medium pertumbuhan jasad renik adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran bahan

makanan yang mengandung nutrien untuk pertmbuhan jasad renik tersebut. Medium digunakan

untuk mikroorganisme tumbuh, untuk isolasi.

Dalam pembuatan medium harus memenuhi syarat-syarat berikut :

Medium harus memenuhi semua kebutuhan nutrien yang mudah digunakan oleh

mikroorganisme.

Medium tidak mengandung zat pengahambat pertumbuhan.

Medium harus steril.

Medium harus memiliki tekanan osmose, pH dll.

Untuk membuat medium diperlukan bahan-bahan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 macam

yaitu :

1. Bahan dasar

a. Air

b. Agar (berasal dari rumput laut) tidak terurai oelh mikroba, membekupada suhu 15oc dan mencair

pada suhu relatif rendah 45oc

c. Gelatin, yaitu protein yang dapat diurai oleh mikroba, sifatnya seperti agar.

Silika gel, yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusu untuk menumbuhkan mikroba

bersifat autotrof obligat.

2. Unsur nutrisi atau makanan


a. Sumber karbon, contoh : karbohidrat, lemak, asam organik.

b. Sumber nitrogen, contoh : pepton, protein.

c. Garam-garam mineral, contoh : K,Na, Fe, Mg

d. Vitamin

e. Bahan alami, contoh : sari buah, eksract sayur, susu, darah.

3. Bahan tambahan, yaitu bahan yang sengaja ditambahkan kedalam medium untuk tujuan tertentu,

seperti : bahan indicator (phenol red), antibiotik.

Klasifikasi medium di bagi menjadi 2 :

Klasifikasi medium menurut bahan yang di gunakan :

a. Medium alamiah : medium yang bahan dasarnya berupa substrat bahan alam, seperti : sari buah

wortel,jagung, sari buah anggur.

b. Medium semi alamiah : medium alamiah di tambahkan ke dalamnya senyawa kimia seperti

medium : PDA, TEA

c. Medium buatan atau medium sintesis adalah mediun yang komposisinya telah di tentukan dan

terdiri dari bahan kimia, contoh : Czapeks Dox Agar.

Klasifikasi medium menurut kegunaanya :

a. Medium umum : medium yang dapat ditumbuhi oleh mikroorganisme secara umum. Contoh

:SDA (Saubouround Dextrose Agar), TEA, PDA dll.

b. Medium selektif : medium yang komposisinya di atur sedemikian rupa sehingga hanya ada jenis

mikroorganisme tertentu yang dapat tumbuh. Contoh : SSA (salmonella Shigella Agar), BGLB (

Brilliant Green Lactose Broth).


c. Medium differensial : medium yang digunakan untuk membedakan jenis mikroorganisme yang

satu dengan yang lainnya. Contoh : Blood Agar, EMBA (Eosin Methylene Blue Agar).

d. Medium pengkayaan (Enrichment Medium) : medium untuk menumbuhkan mikroorganisme

tertentu yang diharapkan memiliki jumlah sel yang lebih banyak untuk tujuan tertentu, seperti

YMA (Yeast Malt Agar) medium pertumbuhan yang baik untuk sel khamir.

Preparasi medium dalam tabung dan cawan ada 3 yaitu :

a. Agar miring/slant

Medium agar miring dibuat dengan memasukkan 3-5 ml (4ml) medium ke dalam tabung reaksi,

kemudian disterilisasi pada autoklaf suhu 121o selama 15 menit. Setelah di autoklaf baru

dimiringkan sesuai dengan sudut kemiringan yang diinginkan, biarkan hingga mengeras.

b. Agar tegak / deep

Medium yang dibuat dimasukkan ke dalam rak tabung reaksi 3-5ml (4ml) di autoklaf, setelah itu

segera simpan di rak tabung biarkan mengeras.

c. Agar cawan

dari medium yang dibuat dimasukkan ke dalam labu ukur erlemeyer kemudian di sterilisasi

dengan autoklaf. Setelah itu tunggu hingga medium hangat kuku dan segera tuang ke dalam

cawan petri steril secara aseptis, proses penuangan harus segera dilakukan menghindari

bekunyaa medium.
Medium TEA

Medium TEA digunakan untuk menumbuhkan jamur (khamir dan kapang). Medium TEA

ini, berdasarkan konsistensinya termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk dalam

medium semi alamiah karena tersusun dari bahan-bahan alamiah dan bahan sintetik. Serta

termasuk dalam medium non-sintetik karena tersusun dari bahan-bahan organik dan susunan

kimianya tidak dapat ditentukan secara pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk medium

penguji (assay medium), karena dapat digunakan untuk pengujian vitamin, asam-asam amino,

dan lain-lain. Melalui medium ini dapat diamati bentuk-bentuk koloni dan bentuk pertumbuhan

jamur. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat medium ini, antara lain:

- Tauge, berfungsi sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba, pemberi vitamin E yang

diperlukan oleh mikroba, juga sebagai sumber nitrogen.

- Sukrosa, sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organik, sebagai sumber energi bagi mikroba.

- Agar, sebagai bahan pemadat medium.

- Akuades, sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.

Nutrien Agar (NA)

Medium NA berdasarkan konsistensinya merupakan medium yang berbentuk padat (solid

medium), karena dapat dipadatkan dengan adanya agar, yang dibuat miring atau tegak.

Berdasarkan susunan kimianya, medium ini merupakan medium organik non-sintetik karena

disusun dari bahan-bahan organik dan susunan kimianya belum ditentukan secara pasti.

Medium NA berfungsi untuk menumbuhkan mikroba atau bakteri pada permukaan

sehingga mudah diisolasi dan diidentifikasi. Medium ini dapat dibuat dalam 2 jenis, yaitu NA
miring dan NA tegak. NA miring digunakan untuk membiakkan mikroba sedangkan NA tegak

digunakan untuk menstimulir pertumbuhan bakteri dalam kondisi kekurangan oksigen.

NA digolongkan pula medium umum sebab dapat digunakan untuk menumbuhkan

beberapa jenis bakteri. Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatannya adalah:

- Pepton, sebagai sumber utama nitrogen dan protein bagi mikroba.

- Beef ekstrak, sebagai sumber makanan, sumber karbon organik, nitrogen, vitamin, dan garam

mineral sebagai tempat pertumbuhan mikroba.

- Agar, berfungsi sebagai pemadat medium.

- Akuades, sebagai bahan pelarut dan untuk menghomogenkan larutan.

Potato Dekstrose Agar (PDA)

Medium Potato Dextrose Agar (PDA) berfungsi untuk menumbuhkan kapang dan jamur.

Berdasarkan susunan kimianya, medium ini termasuk medium alamiah non-sintetik, karena

menggunakan bahan alamiah (kentang). Akan tetapi komposisi kimianya tidak diketahui secara

pasti. Termasuk medium padat karena dalam pembuatannya menggunakan agar sebagai bahan

pemadat. Berdasarkan fungsinya, medium PDA ini termasuk medium umum karena dapat

digunakan untuk menumbuhkan satu atau lebih kelompok jamur. Bahan-bahan yang digunakan

dalam pembuatan medium PDA adalah:

- Kentang, sebagai sumber karbon, karbohidrat dan nutrisi bagi mikroba.

- Dextrose sebagai sumber enegi dan sebagai sumber karbon.

- Agar, sebagai bahan pemadat medium.

- Akuades, sebagai bahan pelarut dalam pembuatan medium dan sebagai sumber O2.

Kontaminasi
Kontaminasi adalah proses tercemarnya suatu zat terhadap zat lain yang tidak diinginkan.

Dalam praktikum ini bila pengerjaan proses praktikum tidak steril maka akan tercemar oleh

mikroba seperti khamir dan kapang.

Kapang (mould/filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi

yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga

anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan

Basidiomycota. Carlile & Watkinson menyatakan bahwa jumlah spesies fungi yang telah

teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600

spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Menurut

Moncalvo dan Kuhn & Ghannoum, sebagian besar spesies fungi terdapat di daerah tropis

disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung

pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh

pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.

Khamir adalah fungi ekasel (uniselular) yang beberapa jenis spesiesnya umum digunakan

untuk membuat roti, fermentasi minuman beralkohol, dan bahkan digunakan percobaan sel

bahan bakar. Kebanyakan khamir merupakan anggota divisi Ascomycota, walaupun ada juga

yang digolongkan dalam Basidiomycota. Beberapa jenis khamir, seperti Candida albicans, dapat

menyebabkan infeksi pada manusia (kandidiasis). Lebih dari seribu spesies khamir telah

diidentifikasi. Khamir yang paling umum digunakan adalah Saccharomyces cerevisiae, yang

dimanfaatkan untuk produksi anggur, roti, dan bir sejak ribuan tahun yang silam dalam bentuk

ragi.

Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang dan kahamir terutama akan menyerang

saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang
paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang

terhirup (Curtis et al. 2004; Mazur et al. 2006). Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran

pernapasan, atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosis yang umum adalah Aspergillosis,

yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillus pada saluran pernapasan (Soubani &

Chandrasekar 2002). Selain genus Aspergillus, beberapa spesies dari genus Curvularia dan

Penicillium juga dapat menginfeksi saluran pernapasan dan menunjukkan gejala mirip seperti

Aspergillosis.

Selama penyimpanan, makanan atau bahan makanan sangat mudah ditumbuhi oleh

kapang. Iklim tropis yang dimiliki Indonesia dengan curah hujan, suhu dan kelembaban yang

tinggi sangat mendukung pertumbuhan kapang penghasil mikotoksin. Kontaminasi mikotoksin

tidak hanya menurunkan kualitas bahan pangan/pakan dan mempengaruhi nilai ekonomis, tetapi

juga membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Berbagai penyakit dapat ditimbulkan oleh

mikotoksin, seperti kanker hati yang disebabkan oleh aflatoksin, salah satu jenis mikotoksin yang

paling banyak ditemukan di negara beriklim tropis. Karena adanya kontaminasi mikotoksin tidak

kasat mata, terlebih lagi pada makanan olahan, maka diperlu kewaspadaan dalam memilih

makanan terutama bahan makanan atau makanan olahan yang telah disimpan dalam waktu lama.

Destruksi

Destruksi merupakan proses pemusnahan pada hasil pekerjaan mikrobiologi yang telah

mengandung mikroorganisme sebelum dilakukan pencucian. Proses destruksi ini penting untuk

dilakukan, hal ini bertujuan untuk membersihkan semua mikroorganisme yang terdapat pada alat

alat yang telah digunakan pada saat percobaan. Karena kita tidak dapat memastikan bahwa alat
alat itu bersih sebelum di destruksi, bisa saja terdapat bakteri atau mikroorganisme yang dapat

membahayakan diri kita. Proses ini umumnya di lakukan dengan memasukkan semua wadah

atau alat hasil percobaan (yang sudah d kontakan dengan mikroorganisme) ke dalam autoklaf,

kemudian di aktifkan pada suhu 121 derajat celcius selama 30 menit. Bila telah selesai, wadah

yang mengandung media dan mikroba hasil percobaan (yang telah cair) dapat di buang ke

pembuangan umum, kemudian alat dicuci bersih dengan air sabun.

Media untuk Pertumbuhan Jamur: Media Kentang


Posted on December 14, 2009 | 20 Comments

Media yang paling umum digunakan untuk menumbuhkan jamur/kapang/fungi adalah media
PDA (Potato Dextrose Agar). Bahan baku utama media ini adalah ekstrak kentang dengan
penambahan sumber karbon berupa dextrose. Saat ini sudah ada media PDA instant dari Merk,
tetapi harganya selangit. Terakhir aku beli tahun lalu sudah di atas rp. 1 jt/kg. Membuat PDA
sendiri cukup mudah, namun gula dextrose-nya yang harganya juga lumayan mahal. Untuk
penggunaan rutin pemakaian PDA cukup memakan biaya.
Oleh karena itu untuk perlu sedikit kreativitas dan modifikasi agar biaya kultur menjadi lebih
mudah. Salah satu modifikasi media PDA yang sudah sering kami lakukan di laboratorium
adalah dengan menganti sumber karbon dengan sumber karbon yang mudah didapat dan murah,
yaitu: GULA PASIR alias Sukrosa. Kemudian untuk agarnya juga menggunakan agar teknis
yang harganya relatif murah. Kalau terpaksa tidak ada juga bisa menggunakan agar Swallow
yang banyak dijual di warung-warung.

Karena menggunakan sukrosa, rasanya nama media ini lebih baik diubah menjadi POTATO
SUCROSE AGAR alias PSA. Berikut ini resep dan metode pembuatan media PSA.

Resep PSA:

1. Kentang 200 gr
2. Gula pasir 100 gr
3. Agar 14-15 gr (tergantung pada agar yang digunakan)
4. Aquades 1000 ml

Cara pembuatan:

1. Kentang dikupas bersih dan dicuci,


2. Kentang yang sudah bersih dipotong dadu kecil-kecil seperti untuk membuat sayur,
3. Timbang kentang sebanyak 200 gr,
4. Rebus kentang dengan aquades hingga lunak,
5. Saring air rebusan ketang dan dimasukkan ke dalam gelas Beker.
6. Tambahkan gula pasir sebanyak 100 gr dan diaduk (menggunakan stirer) sampai tercampur
merata,
7. Tambahkan agar sebanyak 14-15 gr,
8. Tambahkan aquades hingga volume totalnya menjadi 1000 mL,
9. Panaskan dengan api kecil atau suhu sekitar 100oC hingga semua agar dan gula larut,
10. Masukkan ke dalam Labu Erlenmeyer. Perhatikan: volume media yang ditambahkan maksimal
dari volume erlenmeye,
11. Tutup erlenmeyer dengan kapas dan dibungkus lagi dengan kertas atau plastik,
12. Sterilkan media dengan autoclave pada suhu 121oC selama 15 menit,
13. Media siap digunakan.

Media PSA merupakan media umum yang kaya seperti halnya PDA. Sejauh ini PSA bisa
digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam jamur/kapang atau fungi, antara lain:
Aspergillus sp, Penicillium sp, Gonoderma sp, Pleurotus sp, Trichoderma sp, Pholiota sp,
Agraily sp, Phanerochaete chrysosporium, Murcor sp, Rhizopus sp, dan yeast.

Anda mungkin juga menyukai