Anda di halaman 1dari 6

Kelas VII | Pemuaian Zat

Kereta api merupakan alat transportasi darat yang relatif aman dan nyaman serta dapat
mengangkut penumpang dalam jumlah yang banyak. Kereta berjalan di atas rel. Pada
sambungan rel kereta api terdapat sebuah celah, Mengapa harus ada celah? Celah tersebut
pada malam hari lebar, sedangkan siang hari menjadi sempit karena terkena sinar matahari.

Sebagian besar zat akan memuai bila dipanaskan dan menyusut ketika didinginkan. Bila
suatu zat dipanaskan (suhunya dinaikkan) maka molekul-molekulnya akan bergetar lebih
cepat dan amplitudo getaran akan bertambah besar, akibatnya jarak antara molekul benda
menjadi lebih besar dan terjadilah pemuaian. Pemuaian adalah bertambahnya ukuran benda
akibat kenaikan suhu zat tersebut. Pemuaian dapat terjadi pada zat padat, cair, dan gas.

Pemuaian Zat Padat

Coba kamu amati bingkai kaca jendela di ruang kelasmu! Adakah bingkai jendela yang
melengkung? Tahukah kamu apa sebabnya? Bingkai jendela tersebut melengkung tidak lain
karena mengalami pemuaian. Pemuaian yang terjadi pada benda, sebenarnya terjadi pada
seluruh bagian benda tersebut. Namun demikian, untuk mempermudah pemahaman maka
pemuaian dibedakan tiga macam, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas, dan pemuaian
volume.

1. Pemuaian Panjang

Pernahkah kamu mengamati kabel jaringan listrik pada pagi hari dan siang hari? Kabel
jaringan akan tampak kencang pada pagi hari dan tampak kendor pada siang hari. Kabel
tersebut mengalami pemuaian panjang akibat terkena panas sinar matahari. Alat yang
digunakan untuk menyelidiki pemuaian panjang berbagai jenis zat padat adalah
musschenbroek. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh panjang mula-mula benda,
besar kenaikan suhu, dan tergantung dari jenis benda.

Alat Musschenbroek

Besarnya panjang logam setelah dipanaskan adalah sebesar

Besarnya panjang zat padat untuk setiap kenaikan 1C pada zat sepanjang 1 m disebut
koefisien muai panjang (). Hubungan antara panjang benda, suhu, dan koefisien muai
panjang dinyatakan dengan persamaan

Keterangan:
L = Panjang akhir (m)
L0 = Panjang mula-mula (m)
L = Pertambahan panjang (m)
= Koefisien muai panjang (/C)
t = kenaikan suhu (C)

Beberapa Koefisien Muai Panjang Benda

2. Pemuaian Luas

Jika yang dipanaskan adalah suatu lempeng atau plat tipis maka plat tersebut akan mengalami
pemuaian pada panjang dan lebarnya. Dengan demikian lempeng akan mengalami pemuaian
luas atau pemuaian bidang. Pertambahan luas zat padat untuk setiap kenaikan 1C pada zat
seluas 1 m^2 disebut koefisien muai luas (). Hubungan antara luas benda, pertambahan luas
suhu, dan koefisien muai luas suatu zat adalah

Keterangan:
A = Luas akhir (m2)
0 = Pertambahan luas (m2)
A0 = Luas mula-mula (m2)
= Koefisien muai luas zat (/ C)
t = Kenaikan suhu (C)

Besarnya dapat dinyatakan dalam persamaan berikut.

3. Pemuaian Volume

Jika suatu balok mula-mula memiliki panjang P0, lebar L0, dan tinggi h0 dipanaskan hingga
suhunya bertambah t, maka berdasarkan pada pemikiran muai panjang dan luas diperoleh
harga volume balok tersebut sebesar

dimana

Keterangan:
V = Volume akhir (m^3)
V0 = Volume mula-mula (m^3)
V = Pertambahan volume (m^3)
= Koefisien muai volume (/C)
t = Kenaikan suhu (C)

Pemuaian Zat Cair


Pada zat cair tidak melibatkan muai panjang ataupun muai luas, tetapi hanya dikenal muai
ruang atau muai volume saja. Semakin tinggi suhu yang diberikan pada zat cair itu maka
semakin besar muai volumenya. Pemuaian zat cair untuk masing-masing jenis zat cair
berbeda-beda, akibatnya walaupun mula-mula volume zat cair sama tetapi setelah dipanaskan
volumenya menjadi berbeda-beda. Pemuaian volume zat cair terkait dengan pemuaian
tekanan karena peningkatan suhu. Titik pertemuan antara wujud cair, padat dan gas disebut
titik tripel.

Anomali Air
Khusus untuk air, pada kenaikan suhu dari 0 C sampai 4 C volumenya tidak bertambah,
akan tetapi justru menyusut. Pengecualian ini disebut dengan anomali air. Oleh karena itu,
pada suhu 4C air mempunyai volume terendah. Hubungan volume dengan suhu pada air
dapat digambarkan pada grafik berikut.
Pada suhu 4C, air menempati posisi terkecil
sehingga pada suhu itu air memiliki massa jenis terbesar. Jadi air bila suhunya dinaikkan dari
0C 4C akan menyusut, dan bila suhunya dinaikkan dari 4C ke atas akan memuai.
Biasanya pada setiap benda bila suhunya bertambah pasti mengalami pemuaian. Peristiwa
yang terjadi pada air itu disebut anomali air. Hal yang sama juga terjadi pada bismuth dengan
suhu yang berbeda.

Pemuaian pada Gas


Mungkin kamu pernah menyaksikan mobil atau motor yang sedang melaju di jalan tiba-tiba
bannya meletus?. Ban mobil tersebut meletus karena terjadi pemuaian udara atau gas di
dalam ban. Pemuaian tersebut terjadi karena adanya kenaikan suhu udara di ban mobil akibat
gesekan roda dengan aspal.

Pemuaian pada gas adalah pemuaian volume yang dirumuskan sebagai

adalah koefisien muai volume. Nilai sama untuk semua gas, yaitu 1/273 C^-1

Pemuaian gas dibedakan tiga macam, yaitu:


a. pemuaian gas pada suhu tetap (isotermal),
b. pemuaian gas pada tekanan tetap (isobar), dan
c. pemuaian gas pada volume tetap (isokhorik).

1. Pemuaian Gas pada Suhu Tetap (Isotermal)


Pernahkah kalian memompa ban dengan pompa manual. Apa yang kalian rasakan ketika baru
pertama kali menekan pompa tersebut? Apa yang kalian rasakan ketika kalian menekannya
lebih jauh? Awalnya mungkin terasa ringan. Namun, lama kelamaan menjadi berat. Hal ini
karena ketika kita menekan pompa, itu berarti volume gas tersebut mengecil. Pemuaian gas
pada suhu tetap berlaku hukum Boyle, yaitu gas di dalam ruang tertutup yang suhunya dijaga
tetap, maka hasil kali tekanan dan volume gas adalah tetap. Dirumuskan sebagai:
Keterangan:
P = tekanan gas (atm)
V = volume gas (L)

2. Pemuaian Gas pada Tekanan Tetap (Isobar)


Pemuaian gas pada tekanan tetap berlaku hukum Gay Lussac, yaitu gas di dalam ruang
tertutup dengan tekanan dijaga tetap, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlak gas.
Dalam bentuk persamaan dapat dituliskan sebagai:

Keterangan:
V = volume (L)
T = suhu (K)

3. Pemuaian Gas Pada Volume Tetap (Isokhorik)


Pemuaian gas pada volume tetap berlaku hukum Boyle-Gay Lussac, yaitu jika volume gas di
dalam ruang tertutup dijaga tetap, maka tekanan gas sebanding dengan suhu mutlaknya.
Hukum Boyle-Gay Lussac dirumuskan sebagai

Dengan menggabungkan hukum boyle dan hukum Gay Lussac diperoleh persamaan

Keterangan:
P = tekanan (atm)
V = volume (L)
T = suhu (K)

Latihan Yuk!!

1. Batang logam panjangnya 300 cm dipanaskan dari 25C hingga 225C mengalami
pertambahan panjang sebesar 0,6 cm. Berapa pertambahan batang logam yang sama
dengan panjang 200 cm dan dipanaskan dari 20C hingga suhu 320C
2. Sekeping aluminium panjangnya 40 cm dan lebarnya 30 cm dipanaskan dari 40C
sampai 140C. Jika koefisien muai panjang aluminium adalah 2,5 x 10^-5 / C,
berapakah luas keping aluminium setelah dipanaskan?
3. Besi berbentuk kubus pada suhu 20C memiliki panjang rusuk 10 cm. Kubus tersebut
dipanaskan hingga suhu 220C. Berapa volume kubus pada suhu 220C jika koefisien
muai panjang besi 1,2 x 10^5/C?
4. Jelaskan pengertian anomali air!
5. Apa yang dimaksud dengan titik tripel dan titik kritis?
6. Sebutkan tiga contoh pemanfaatan prinsip pemuaian zat cair dalam kehidupan sehari-
hari!
7. Suatu gas suhunya 27C dipanaskan pada tekanan tetap. Berapa suhu gas tersebut saat
volume gas menjadi 3 kali volume semula?
8. Gas di dalam ruang tertutup pada suhu 27C dan tekanan 2 atm memiliki volume 2,4
L. Berapa volume gas tersebut pada suhu 227C dan tekanan 3 atm?
9. Sejumlah gas dengan volume 4 L pada tekanan 1,5 atm dan suhunya 27C. Kemudian
gas tersebut dipanaskan hingga suhunya 47C dan volumenya 3,2 L. Berapakah
tekanan gas setelah dipanaskan?

Anda mungkin juga menyukai