II. ETIOLOGI
Organisme penyebab ISK yang paling sering ditemukan adalah escheriucia (80 % kasus). E. Coli
merupakan penghuni normal dari kolon. Organisme-organisme lain yang juga dapat menyebabkan
ISK adalah : golongan proteus, klebsiela, pseudomonas, enterokokus dan stophylokokus.
Pencegahan
Perbanyak minum air
Berceboklah dengan cara dari depan ke belakang untuk mencegah bakteri dari anus masuk ke
vagina atau uretra.
Bersihkan alat vital Anda sebelum berhubungan
Buang air kecil setelah berhubungan seksual untuk membersihkan bakteri dari saluran kencing
Jangan menahan kencing bila Anda ingin buang air kecil
Mandi dengan gayung/shower, tidak dengan bath tub
Dua jalur utama terjadinya ISK adalah hematogen dan ascending, tetapi dari kedua cara ini ascendinglah yang
paling sering terjadi.(1) Kuman penyebab ISK pada umumnya adalah kuman yang berasal dari flora normal usus.
Dan hidup secara komensal di dalam introitus vagina, prepusium penis, kulit perineum, dan di sekitar anus.
Mikroorganisme memasuki saluran kemih melalui uretra prostate vas deferens testis (pada pria) buli-buli
ureter, dan sampai ke ginjal (Gambar 1).(2)
Gambar 1. Masuknya kuman secara ascending ke dalam saluran kemih, (1) Kolonisasi kuman di sekitar uretra,
(2) masuknya kuman melalui uretra ke buli-buli, (3) penempelan kuman pada dinding buli-buli, (4) masuknya
kuman melalui ureter ke ginjal.(2)
Meskipun begitu,faktor-faktor yang berpengaruh pada ISK akut yang terjadi pada wanita tidak dapat
ditemukan. Mikroorganisme yang paling sering ditemukan adalah jenis bakteri aerob. Selain bakteri aerob, ISK
dapat disebabkan oleh virus dan jamur.(3) Terjadinya infeksi saluran kemih karena adanya gangguan
keseimbangan antar mikroorganisme penyebab infeksi sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host.
VAYA MAHDIYA IZZATI (012106292)
Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh dari host yang menurun atau karena
virulensi agentmeningkat. (2)
Kemampuan host untuk menahan mikroorganisme masuk ke dalam saluran kemih disebabkan oleh beberapa
faktor, antara lain adalah :
1. pertahanan lokal dari host
2. peranan dari sistem kekebalan tubuh yang terdiri atas kekebalan humoral maupun imunitas seluler. (2)
kemih. (2) ISK juga banyak terjadi melalui kateterisasi yang terjadi di rumah sakit. Berikut data dari infeksi
nosokomial terbanyak yang terjadi di rumah sakit
- pada ISK bagian bawah, keluhan pasien biasanya berupa rasa sakit atau rasa panas di uretra
sewaktu kencing dengan air kemih sedikit-sedikit serta rasa tidak enak di daerah suprapubik (1)
- Pada ISK bagian atas dapat ditemukan gejala sakit kepala, malaise, mual, muntah, demam,
menggigil, rasa tidak enak, atau nyeri di pinggang.(1)
Purnomo BB: Dasar-Dasar Urologi 2nd Edition . Jakarta, Sagung Seto. 2003
KOMPLIKASI
- Gagal ginjal akut
- Ensefalopati hipertensif
- Gagal jantung, edema paru, retinopati hipertensif
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Biakan urin : Biakan ini pancaran tengah (mid stream urine) dianggap positif ISK bila jumlah
kuman 100.000 kuman/ml urin, jumlah kuman antara 10.000 - < 100.000 kuman/ml urin dianggap
meragukan akan perlu diulang. Bila < 10.000 kuman/ml, urin hasil dianggap sebagai kontaminasi.
Bila pengambilan urin dilakukan dengan pungsi supra pubik/karteterisasi kandung kemih, maka
seberapapun kuman yang ditemukan dianggap positif ISK (ada maka juga yang menyebutkan
batasan > 200 kuman/ml urin).
b. Urin lengkap : tidak ada korelasi pasti antara piuria dan bakteri urin, tetapi pada setiap kasus
dengan piuria harus dicurigai kemungkinan ISK, bila ditemukan silinder leukosit, kemungkinan
pielonefritis perlu dipikirkan.
c. Radiologi : Pemeriksaan ultrasonografi sedapat mungkin dilakukan pada semua pasien ISK,
pielografi intravena (PIV) dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya pielonefritis kronis,
VAYA MAHDIYA IZZATI (012106292)
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana umum : atasi demam, muntah, dehidrasi dan lain-lain. Pasien dilanjutkan banyak
minum dan jangan membiasakan menahan kencing untuk mengatasi disuria dapat diberikan
fenazopiridin (pyriduin) 7-10 mg/kg BB hari. Faktor predisposisi dicari dan dihilangkan. Tatalaksana
khusus ditujukan terhadap 3 hal, yaitu pengobatan infeksi akut, pengobatan dan pencegahan
infeksi berulang serta deteksi dan koreksi bedah terhadap kelamin anatamis saluran kemih.
1. Pengobatan infeksi akut : pada keadaan berat/demam tinggi dan keadaan umum lemah segera
berikan antibiotik tanpa menunggu hasil biakan urin dan uji resistensi kuman. Obat pilihan pertama
adalah ampisilin, katrimoksazol, sulfisoksazol asam nalidiksat, nitrofurantoin dan sefaleksin.
Sebagai pilihan kedua adalah aminoshikosida (gentamisin, amikasin, dan lain-lain), sefatoksin,
karbenisilin, doksisiklin dan lain-lain, Tx diberikan selama 7 hari.
2. Pengobatan dan penegahan infeksi berulang : 30-50% akan mengalami infeksi berulang dan
sekitar 50% diantaranya tanpa gejala. Maka, perlu dilakukan biakan ulang pada minggu pertama
sesudah selesai pengobatan fase akut, kemudian 1 bulan, 3 bulan dan seterusnya setiap 3 bulan
selama 2 tahun. Setiap infeksi berulang harus diobati seperti pengobatan ada fase akut. Bila
relaps/infeksi terjadi lebih dari 2 kali, pengobatan dilanjutkan dengan terapi profiloksis
menggunakan obat antiseptis saluran kemih yaitu nitrofurantorin, kotrimoksazol, sefaleksi atau
asam mandelamin. Umumnya diberikan dosis normal, satu kali sehari pada malam hari selama 3
bulan. Bisa ISK disertai dengan kalainan anatomis, pemberian obat disesuaikan dengan hasil uji
resistensi dan Tx profilaksis dilanjutkan selama 6 bulan, bila perlu sampai 2 tahun.
3. Koreksi bedah : bila pada pemeriksaan radiologis ditemukan obstruksi, perlu dilakukan koreksi
bedah. Penanganan terhadap refluks tergantung dari stadium. Refluks stadium I sampai III bisanya
akan menghilang dengan pengobatan terhadap infeksi pada stadium IV dan V perlu dilakukan
koreksi bedah dengan reimplantasi ureter pada kandung kemih (ureteruneosistostomi). Pada
pionefrosis atau pielonefritis atsopik kronik, nefrektami kadang-kadang perlu dilakukan.
- Glomerulonefritis
1.DEFINISI
Glomerulonefritis adalah suatu sindrom yang ditandai oleh peradangan dari glomerulus diikuti pembentukan
beberapa antigen yang mungkin endogenus (seperti sirkulasi tiroglobulin) atau eksogenus (agen infeksius atau
proses penyakit sistemik yang menyertai) hospes (ginjal) mengenal antigen sebagai benda asing dan mulai
membentuk antibody untuk menyerangnya. Respon peradangan ini menimbulkan penyebaran perubahan
patofisiologis, termasuk menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG), peningkatan permeabilitas dari dinding
VAYA MAHDIYA IZZATI (012106292)
kapiler glomerulus terhadap protein plasma (terutama albumin) dan SDM, dan retensi abnormal natrium dan
air yang menekan produksi renin dan aldosteron (Glassok, 1988; Dalam buku Sandra M. Nettina, 2001).
Pielonefritis adalah inflamasi atau infeksi akut pada pelvis renalis, tubula dan jaringan interstisiel. Penyakit ini
terjadi akibat infeksi oleh bakteri enterit (paling umum adalah Escherichia Coli) yang telah menyebar dari
kandung kemih ke ureter dan ginjal akibat refluks vesikouretral. Penyebab lain pielonefritis mencakup
obstruksi urine atau infeksi, trauma, infeksi yang berasal dari darah, penyakit ginjal lainnya, kehamilan, atau
gangguan metabolik (Sandra M. Nettina, 2001).
Penyebab glomerulonefritis yang lazim adalah streptokokkus beta nemolitikus grup A tipe 12 atau 4 dan 1,
jarang oleh penyebab lainnya. Tanda dan gejalanya adalah hematuria, proteinuria, oliguria, edema, dan
hipertensi (Sylvia A. Price dan Lorraine M. Willson, 2005).
Penyebab pielonefritis yang paling sering adalah Escherichia Coli. Tanda dan gejalanya adalah demam timbul
mendadak, menggigil, malaise, nyeri tekan daerah kostovertebral, leukositosis, dan bakteriuria (Sylvia A. Price
dan M. Willson, 2005).
Berdasarkan hasil penelitian glomerulonefritis dan pielonefritis lebih sering terjadi pada anak perempuan
dibandingkan dengan anak laki-laki. Karena bentuk uretranya yang lebih pendek dan letaknya berdekatan
dengan anus. Studi epidemiologi menunjukkan adanya bakteriuria yang bermakna pada 1% sampai 4% gadis
pelajar. 5%-10% pada perempuan usia subur, dan sekitar 10% perempuan yang usianya telah melebihi 60
tahun. Pada hampir 90% kasus, pasien adalah perempuan. Perbandingannya penyakit ini pada perempuan dan
laki-laki adalah 2 : 1.
2. Etiologi
a. Kuman streptococcus.
b. Berhubungan dengan penyakit autoimun lain.
c. Reaksi obat.
d. Bakteri.
e. Virus.
(Sandra M. Nettina,2001).
3. Manifestasi Klinis
g. Anoreksia.
h. Muntah.
i. Edema akut.
j. Oliguria, proteinuria, dan urine berwarna cokelat.
(Sandra M. Nettina, 2001).
4. Patofisiologi
Prokferusi seluler (peningkatan produksi sel endotel ialah yang melapisi glomerulus). Infiltrasi leukosit ke
glomerulus atau membran basal menghasilkan jaringan perut dan kehilangan permukaan penyaring. Pada
glomerulonefritis ginjal membesar, bengkak dan kongesti. Pada kenyataan kasus, stimulus dari reaksi adalah
infeksi oleh kuman streptococcus A pada tenggorokan, yang biasanya mendahului glomerulonefritis sampai
interval 2-3 minggu. Produk streptococcus bertindak sebagai antigen, menstimulasi antibodi yang bersirkulasi
menyebabkan cedera ginjal (Sandra M. Nettina, 2001).
5. Pemeriksaan Diagnostik
a. Urinalisis (UA).
b. Laju filtrasi glomerulus (LFG).
c. Nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin serum.
d. Pielogram intravena (PIV).
e. Biopsi ginjal.
f. Titer antistrepsomisin O (ASO).
(Sandra M. Nettina, 2001).
6. Penatalaksanaan
a. Manifestasi diet:
- Pembatasan cairan dan natrium.
- Pembatasan protein bila BUN sangat meningkat.
b. Farmakoterapi
- Terapi imunosupresif seperti agen sitoksit dan steroid untuk glomerulonefritis progresif cepat.
- Diuretik, terutama diuretik loop seperti furosemid (lasix), dan bumex.
- Dialisis, untuk penyakit ginjal tahap akhir.
(Sandra M. Nettina, 2001).
7. Komplikasi
a. Hipertensi.
b. Dekopensasi jantung.
VAYA MAHDIYA IZZATI (012106292)
- Batu ginjal
Batu ginjal disebabkan oleh penggumpalan kristal mineral dan garam di dalam ginjal atau saluran
kencing. Besarnya batu ginjal bervariasi, dari hanya sebesar butiran pasir sampai sebesar bola golf. Pada
kebanyakan kasus, batu ginjal tidak menimbulkan gejala karena ukurannya kecil sehingga dapat terbuang
sendiri melalui air seni tanpa kita sadari. Namun, kadang-kadang bila ukurannya besar mereka dapat
tersangkut di saluran kencing sehingga menimbulkan sakit luar biasa yang disebut kolik. Dalam kasus lain, batu
ginjal terus menetap dan perlahan-lahan membesar di dalam ginjal sehingga menyebabkan kerusakan
permanen. Karena alasan tersebut, penting sekali untuk mencegah timbulnya batu ginjal.
Penyebab
Batu ginjal terutama disebabkan oleh kristalisasi kalsium oksalat (sejenis garam pada beberapa makanan)
atau, yang lebih jarang, asam urat (limbah penguraian protein dalam tubuh). Konsumsi berlebihan
makanan yang mengandung kalsium oksalat atau asam urat berisiko menimbulkan batu ginjal. Kurang
mengkonsumsi cairan juga dapat menjadi penyebab. Bila kita kurang minum, air seni menjadi lebih
kental sehingga memudahkan kristalisasi garam dan mineral. Kelainan metabolisme tertentu juga dapat
membuat tubuh lebih mudah memproduksi batu ginjal.
Batu ginjal sering terulang pembentukannya, terutama bila faktor-faktor seperti pola makan dan pola
minum seseorang tidak berubah. Pria dua kali lebih sering terkena dibandingkan wanita dan risikonya terus
meningkat seiring usia. Gejala batu ginjal dirasakan 12% pria dan 5% wanita berumur 70 tahun.
Jika batu ginjal cukup besar dan tidak dapat dikeluarkan melalui saluran kemih, Anda mungkin harus
menjalani litotripsi atau operasi untuk menghilangkannya. Litotripsi menggunakan gelombang kejut atau laser
VAYA MAHDIYA IZZATI (012106292)
untuk memecah batu ginjal tanpa pembedahan. Operasi yang disebut perkutaneus nefrolipotomidilakukan
bila batu ginjal terlalu besar atau berada di tempat yang tidak memungkinkan pemecahan dengan litotripsi.