Anda di halaman 1dari 1

Jalan berlobang dan bergelombang menjadi suatu tantangan tersendiri untuk menuju

Desa Negeriketon, Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Lampung. Di desa tersebut terdapat


seorang pengusaha sukses bernama Bapak Supar, beliau merupakan seorang pengusaha
tepung tapioka yang membangun 'kerajaan' bisnisnya sejak 15 tahun lalu. Bapak Supar yang
merupakan pengusaha sukses tepung tapioka asal Lampung tersebut mengatakan bahwa Ia
tidak lulus SD.
Meski tidak lulus SD, naluri bisnisnya ditempa dengan belajar membuat pengolahan
tepung tapioka. Pada awal memulai karier berbisnisnya, Bapak Supar sempat terkendala
dengan modal. Sehingga Beliau mencari utang dengan meminjam uang ke Bank BRI pada
1999 sebanyak Rp 5 juta.
Kini omzet bisnis tepung tapiokanya telah berlipat ganda. Setiap harinya Bapak Supar
dapat memproduksi tepung tapioka sebanyak 70 ton hingga 100 ton per hari, dengan omzet
mencapai Rp 7 miliar per bulannya.

Untuk bahan baku singkong, Bapak Supar memiliki perkebunan singkong seluas 10
hektar. Untuk memproduksi puluhan ton singkong itu, Beliau mengerjakan puluhan buruh
dibantu dengan beberapa traktor yang digunakan untuk mengeringkan limbah. Bapak Supar
pun memiliki sebuah pabrik yang siap untuk mengolah singkong-singkong tersebut menjadi
tepung tapioka.
Sekarang Bapak Supar mendapat pinjaman dari Bank BRI sebesar Rp 5 miliar, untuk
mengembangkan usaha tepung tapiokanya tersebut. Alhasil, pabriknya tidak hanya menjadi
tumpuan keluarga tetapi juga puluhan petani singkong di desa tersebut. Prestasi lain yang
dimiliki Bapak Supar yaitu Beliau mendapatkan penghargaan dari Menteri ESDM Jero
Wacik atas usahanya dalam mengolah hasil limbah singkong. Penghargaan yang diberikan
Bapak Menteri berkaitan dengan perusahaan yang dimiliki oleh Bapak Supar karena dapat
mengubah limbah singkongnya menjadi biogas. Kini usahanya tersebut telah menjadi badan
hukum CV Supar.

Anda mungkin juga menyukai