BAB V Ulya
BAB V Ulya
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
33
34
7. Farmasi 2
8. Kesling 2
9. Pekarya 3
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Responden
Umur Frekuensi %
< 20 tahun 15 14,4
20-35 tahun 77 74,1
>35 tahun 12 11,5
Total 104 100
Dari tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden
masih berusia produktif (20-35 tahun) yaitu 77 orang (74,1%).
2. Analisis Univariat
a. Tingkat Pengetahuan
Tabel 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu Yang Mempunyai
Bayi 6-11 Bulan Di Puskesmas Singkawang Utara II
Pengetahuan Frekuensi %
Baik 16 15,4
Cukup 38 36,5
Kurang 50 48,1
Total 104 100
Dari tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar dari
responden responden adalah bekerja, yaitu 63 orang (60,6 %).
3. Analisis Bivariat
Analisis korelasi bivariat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
hubungan antara faktor pengetahuan, pendidikan dan pekerjaan dengan
pemberian ASI ekskslusif di Puskesmas Singkawang Utara II. Untuk
mencari besaran hubungan yang ada antara faktor-faktor tersebut
dilakukan uji Chi Square. Adapun analisis ini adalah sebagai berikut :
a. Hubungan Pengetahuan dengan Pemberian ASI eksklusif
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Pemberian
ASI Eksklusif Di Puskesmas Singkawang Utara II Tahun 2017
Pengetahuan Pemberian ASI Total
Tidak Eksklusif Eksklusif
N % N % N %
Baik 11 68,8 5 31,2 16 100
Cukup 22 57,9 16 42,1 38 100
Kurang 46 92,0 4 8,0 50 100
Total 79 75,9 25 24,1 104 100
Nilai p = 0,001
C. Pembahasan
Dilihat dari karakteristik responden berdasarkan umur, bahwa sebagian
besar responden (74,1%) masih berusia produktif (20-35 tahun). Menurut
Purwanti (2004) menyatakan bahwa umur adalah faktor yang menentukan
dalam pemberian ASI, karena dari segi produksi ASI, ibu yang berusia antara
20-35 tahun pada umumnya dapat menghasilkan cukup ASI dibandingkan
dengan berusia lebih dari 35 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik Chi Squere dari penelitian yang peneliti
lakukan di Puskesmas Singkawang Utara II dapat dikemukakan :
1. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pengetahuan dengan pembeian ASI eksklusif di
Puskesmas Singkawang Utara II (p = 0,001).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Mubarak (2011), dimana ibu
yang memiliki pengetahuan kurang cendrung memiliki perilaku yang
kurang baik. Sebaliknya semakin tinggi pengetahuan ibu maka semakin
besar kesadaran ibu untuk memberikan ASI esksklusif.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan ( Syafrudin &
Yudhia, 2009 : 126).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Tatik Lindiawati (2012) yang berjudul Hubungan tingkat pendidikan,
pengetahuan, dan sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Desa
Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas tahun 2012. Dimana hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
pengetahuan ibu dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p = 0,000.
Demikian juga penelitian yang dilakukan oleh Agnes Hilala (2013),
bahwa pengetahuan ibu ada hubungannya dengan perilaku pemberian ASI
eksklusif.
Dalam penelitian ini pengetahuan diukur berdasarkan kemampuan
responden dalam menjawab beberapa pertanyaan yang telah disediakan
38
oleh peneliti. Dari hasil penelitian dan berdasarkan beberapa teori serta
melihat hasil penelitian sebelumnya maka peneliti menyimpulkan bahwa
terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif.
2. Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI eksklusif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Singkawang Utara II (p = 0,000).
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Hary dalam Rohman (2009)
yang menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap atau memahami pengetahuan yang
mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang
semakin baik pula pengetahuannya..
Pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang.
Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan
orang yang berpendidikan rendah (Waryana, 2016 :160).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan yang pernah dilakukan oleh
Makarina Inachulata (2012) yang berjudul Faktor-faktor yang
berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah Puskesmas
Kebong Kecamatan Kelam Permai Kabupaten Sintang, dimana ada
hubungan yang bermakna antar pendidikan ibu dengan pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,000. Demikian juga hasil penelitian yang
dilakukan oleh Tatik Lindiawati (2012) dan Agnes Hilala (2013)
menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan ibu
dengan pemberian ASI eksklusif.
Dari hasil penelitian dan berdasarkan teori yang ada, serta melihat
hasil penelitian sebelumnya maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
39