Lingkungan hidup yang baik dan sehat mengandung makna lingkungan yang
dapat memungkinkan manusia berkembang secara optimal, selaras, serasi,
dan seimbang. Adanya jaminan semacam ini memberi kemungkinan bagi
1
UU RI No.32 Th.2009, Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
1
setiap orang untuk menuntut kepada pemerintah agar kebaikan dan
kesehatan lingkungannya perlu diperhatikan dan ditingkatkan terus dan oleh
karenanya pula adalah merupakan kewajiban bagi negara untuk selalu
menciptakan lingkungan hidup yang baik dan sehat bagi warganya dan
secara terus menerus melakukan usaha-usaha perbaikan dan penyehatan
lingkungan hidup2.
Awal hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat telah pula
dituangkan dalam pasal 28 Piagam Hak Asasi Manusia sebagai bagian tak
terpisahkan dari ketetapan MPR RI Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia yang menyatakan : setiap orang berhak atas lingkungan hidup
yang baik dan sehat. Selanjutnya pada tanggal 18 agustus 2000 perubahan
kedua UUD 1945 merumuskan hak termaksud dalam pasal 28 h ayat (1)
menyatakan : setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Pada tahun 1999 keluarlah
Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang
dalam pasal 9 ayat (3) menegaskan : setiap orang berhak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat. Hal ini juga dituangkan dalam pasal 5 ayat 1
Unadang-undang Nomor 23 tahun 1997 dan lebih diperdalam
pemaknaannya pada landasan filosofi hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat pada Undang-undang nomor 32 tahun 2009.
Pengakuan hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat di Negara
Indonesia tidak lepas dari pengaruh internasional sebagai bagian dari negara
didunia. Secara internasional hak asasi lingkungan terdapat dalam prinsip
ke-1 Deklarasi Stockholm yang berbunyi :
2
Iskandar, 2011, Konsepsi dan Pengaturan Hak Atas Lingkungan Hidup Yang Baik dan Sehat,
Artikel, Bengkulu.
2
and well being any has bears a solemn responsibility to protect and improve
the environment for present and future generations .
Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam UULH UUPLH
masih perlu dijabarkan lebih lanjut, terutama masalah tata laksana hukum
yang dikandungnya serta perlindungan hukum yang dijaminnya. Dalam hal
ini berbeda dengan yang ada di Negara Belanda, het recht opeen good en
schoon millen yang diformulasikan dalam bentuk Hak Asasi Sosial, yaitu
sebagai kewajiban pengelolaan perumusan hak atas lingkungan lebih jelas.
Akan tetapi penetapannya setingkat lebih rendah, yaitu dalam Piagam Hak
Asasi Manusia. Undang-undang dan formulasinya berbentuk hak asasi klasik.
Prinsip 3 deklarasi Rio De Jaineiro (1992) mengenai hak terhadap
pembangunan (the right to development) yang terkait dengan prinsip3.
3
https://gagasanhukum.wordpress.com/2010/09/30/hak-atas-lingkungan-hidup-yang-baik-dan-
sehat-di-kaltim/. (Diakses pada 18 Maret 2017 18:20)
3
Dalam hubungannya dengan hak-hak perseorangan Steiger
mengemukakan bahwa the sub sective right aredivided into two groups
according to their legal guarantee, the fondamental rights at the
constitutional level and the ordinary legislation. Dengan demikian,
penuangan hak perseorangan berupa hak atas lingkungan hidup yang baik
dan sehat tidak merupakan hak asasi pada tingkat Undang-undang dasar,
tapi hak biasa pada tingkat undang-undang.
4
kepentingannya terhadap lingkungan yang baik dan sehat. Dilaksanakan
melalui prosedur peradilan. Hal yang dilakukan warga kaltim untuk
melakukan gugatan terhadap masalah banjir di kota Samarinda, dengan
melakukan upaya hukum ke pengadilan melalui class action, namun usaha ini
gagal.
5
4.1.5 Hak Atas Lingkungan yang Baik dan Sehat
Hak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaimana tertera
dalam berbagai konstitusi dikaitkan dengan kewajiban untuk melindungi
lingkungan hidup. Ini memiliki arti bahwa lingkungan hidup dengan sumber-
sumber dayanya adalah kekayaan bersama yang dapat digunakan setiap
orang, yang harus dijaga untuk kepentingan masyarakat dan untuk
kepentingan generasi-generasi selanjutnya.
6
sumber utama berasal dari alam dan untuk tubuh seperti makanan, minuman
apabila tidak dihasilkan dari lingkungan yang baik dan sehat maka kebutuhan
manusia akan terganggu. Atas dasar lingkungan hidup manusia dapat
berkreasi dan mengembangkan bakat atau seni. Faktor lingkungan hidup
yang baik dan sehat ini sangat berpengaruh bagi kelangsungan komponen-
komponen makhluk hidup yang ada di bumi.
Mengacu pada isi pasal tersebut bahwa setiap warga negara tanpa
terkecuali bahwa setiap warga negara berhak mendapat haknya sebagaimana
termuat dalam konstitusi Negara Indonesia. Kewajiban negara melindungi
hak setiap warga negara salah satunya adalah dengan sistem perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup4.
4
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/3023/2568 (diakses tgl 18
Maret 2017 16:3).
7
yaitu solidarity rights. Hak ini termasuk mendapatkan lingkungan hidup yang
bersih, right to a clean environment. Hak ini dapat dibagi lagi menjadi hak
untuk hidup, hak mendapat kehidupan yang baik dan sehat, hak untuk
mendapatkan kesehatan serta hak untuk mendapatkan kebebasan atas harta
benda, dan juga perlindungan.
Hak untuk hidup merupakan hak yang paling dasar, karena itu tidak
dapat diganggu akibat kerusakan atau tercemarnya lingkungan hidup
yang berakibat matinya manusia. Setiap orang berhak untuk hidup
dan sesorang ataupun negara tidak dapat sewenang-wenang
menghentikan kehidupan seseorang. Negara harus melakukan
berbagai tindakan atau paling tidak, tidak boleh lalai untuk melindungi
kehidupan manusia. Jadi, kerusakan atau tercemaranya lingkungan
hidup dapat berakibat matinya orang, sehingga negara tidak boleh
lalai untuk melindungi kehidupan manusia dari kerusakan dan
pencemaran lingkungan seperti yang telah terjadi di berbagai belahan
bumi akibat industri atau polusi dari berbagai sumber maupun radiasi
reaktor nuklir5.
5
http://www.ham.go.id/artikel/menjaga-lingkungan-hidup-untuk-pemenuhan-hak-asasi-
manusia.html (diakses tgl 18 Maret 2017 16:50)
8
bersih, bebas dari polusi, baik pada lingkungan kerja maupun
lingkungan rumah.
Hak atas kesehatan berarti setiap orang berhak atas kesehatan baik
fisik ataupun mental. Hak atas kesehatan tidak lepas dari lingkungan
yang sehat, sebab tanpa lingkungan yang sehat tidak mungkin
kesehatan terjamin. Hal ini berarti negara harus menjamin
perlindungan kesehatan setiap warganya. Seperti yang tertera dalam
pasal 28 h ayat 1 UUD NRI tahun 1945 yang menyatakan, setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.
9
antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam
mengelola dan melindungi kualitas lingkungan hidup agar hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat dapat terwujud demi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Selain
mempunyai hak atas lingkungan yang baik dan sehat manusia juga
mempunyai kewajiban untuk menjaga lingkungan untuk tetap menjadi
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Dalam konstitusi negara kita, pada amandemen ke-2 UUD NRI 1945,
pasal 28 h ayat (1) menyatakan: setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatam. Secara tegas
juga tercantum dalam pasal 3 (g) dan 65 ayat 1 UU nomor 32 tahun 2009,
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bahwa: setiap
orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagian dari hak
asasi manusia, demikian juga dalam UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAK
10
Asasi Manusia, pasal 3 menyebutkan masyarakart berhak atas lingkungan
hidup yang lebih baik dan sehat.
6
http://www.academia.edu/7931028/Pengertian_HAM_atau_Hak_Asasi_Manusia_Human_Right
s_Pengertian_HAM_atau_Hak_Asasi_Manusia_Human_Rights (diakses tgl18 Maret 2017 17:30)
11
(1) Pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengembangkan sistem
informasi lingkungan hidup untuk mendukung pelaksanaan dan
pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup.
7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2009.
8
http://jejakrekam.com/2017/02/27/hak-informasi-publik-dalam-pengelolaan-lingkungan-
hidup/. Diakses pada Jumat 24/03/17 pada pukul 18:59
12
Kegunaan PIL tercantum dalam pasal 10 ayat (1) berbunyi :
berdasarkan hasil penilaian komisi atas penyajian informasi lingkungan
sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 23 ayat (3) dan pasal 25 ayat (3)
instansi yang bertanggung jawab memutuskan perlu atau tidaknya dibuat
analisis dampak lingkungan untuk rencana kegiatan yang bersangkutan.
Dua pasal tersebut telah menjelaskan bahwa PIL adalah :
a) Telaah secara garis besar
Secara garis besar telaah dilakukan terhadap proyek, rona
lingkungan, dampak yang akan terjadi dan rencana pengendalian
dampak. Hal yang paling penting untuk mengetahui sebelum
melakukan studi PIL aialah batasan yang jelas tentang arti dari
istilah garis besar tersebut. Perlu dipahami sejauh mana detail
yang harus disajikan dalam proyek, rona lingkungan dan
dampaknya.
b) Kegunaan dari Penyajian Informasi Lingkungan
PIL digunakan untuk memutuskan apakah proyek tersebut perlu
ada atau tidak. Tujuan dari pembuatan PIL inilah yang harus
menjadi pegangan bagi tim sejauh mana detail telaah yang perlu
disajikan. Untuk memahami data dan informasi apa saja yang
diperlukan agar dapat dianggap lengkap dapat digunakan dua
pendekatan sebagai berikut:
1. Mengikuti pedoman penyusunan PIL yang dikeluarkan
pemerintah.
2. Berdasarkan kriteria-kriteria apa yang diperlukan untuk
memutuskan ada dampak penting atau tidak, baik
secara ilmiah maupun kriteria pemerintah.
Pengunaan PIL ini bukan di Indonesia saja banyak negara yang juga
menggunakannya dengan nama Initial Environmental Evaluation atau
Initial Environmental Examination yang disepakati sebagai IEE. Beberapa
definisi yang diberikan oleh beberapa negara mengenai IEE adalah
sebagai berikut:
13
a) Philipina
Initial Environmental Examination (IEE) adalah suatu studi
pendahuluan mengenai dampak yang mungkin terjadi dari suatu
aktivitas yang diusulkan dilaksanakan didalam lingkungan
manusia. IEE ini diperlukan sebagai dasar oleh instasi yang
bertanggung jawab untuk memutuskan apakah usulan aktifitas
tersebut perlu Amdal atau tidak (NEPC, 1978).
b) Thailand
Initial Environmental Examination (IEE) adalah suatu studi untuk
melakukan perkiraan dampak lingkungan yang mungkin terjadi
agar dapat dipakai untuk mentetapkan apakah studi Amdal
diperlukan atau tidak.
c) Kanada
Initial Environmental Evaluation (IEE) adalah dokmen pendugaan
konsekuensi lingkungan dari setiap usulan aktifitas yang mungkin
mempunyai potensi dampak lingkungan yag dilakukan atau
dilaksankan sedini mungkin dalam fase pelaksanaan
pembangunan oleh pemrakarsa aktivitas (FEARO, 1979) hasil
studi IEE ini akan dipergunakan untuk menetukan apakah proyek
tersbut perlu Amdal atau tidak atau proyeknya ditolak untuk
dibangun (FEARO,1984).9
9
http://gadogado427.blogspot.co.id/2012/08/penyajian-informasi-lingkungan-amdal.html
diakses pada hari Jumat 24 Maret 17 pukul 19:51
14
2. Luas wilayah sebaran dampak.
4. Intensitas dampak.
15
harus dilakukan study yang lebih mendalam atau ditolak
pembangunannya.
10
http://gadogado427.blogspot.co.id/2012/08/penyajian-informasi-lingkungan-amdal.html
diakses pada hari Jumat 24 Maret 17 pukul 19:51
16
dan rona lingkungannya. Susunan daftar isi ditiap negara
berbeda-beda bahkan beberapa negara tidak memberikan
pedoman isi yang jelas tetapi hanya memberikan hal-hal penting
yang diperlukan untuk menilai atau mengepaluasinya. Tebal
tipisnya laporan juga sangat bervariasi. Beberapa contoh daftar isi
yang disarankan dari negara tetangga adalah sebagai berikut:
1) Thailand
a. Deskripsi proyek
Berisikan deskripsi proyek secara garis besar, yang cukup
memberikan gambaran aktivitas-aktivitas yang berhubungan
degan kemungkinan timbulnya dampak.
b. Pembahasan mengenai timbulnya dampak
Berdasarkan data yang terbatas (data sekunder dan
lapangan terbatas), tiap komponen lingkungan yang akan
tekena dampak harus dibahas dan dievaluasi.
c. Tabulasi hasil evaluasi awal
Dengan menggunakan suatu tabulasi yang sudah disusun
pedomannya. hasil pembahasan tesebut diringkaskan dalam
tabel tersebut.
d. Kesimpulan
Kesimpulan mengenai penilaian dampak proyek tersebut
apakah perlu Andal atau tidak dan penjelasan-penjelasan atau
alasan-alasannya. Acuan yang jelas dan berisi hal-hal apa saja
yang perlu diteliti lebih mendetail dan besarnya biaya.
2) Pilipina
Bentuk laporan PIL di Pilipina dibuat secara garis besar
saja sebagai berikut :
a. Gambaran lokasi dengan jelasdengan peta
b. Informasi mengenai kemungkinan perkembangan dimasa
depan
c. Diskripsi proyek :
i. Tipe
17
ii. Sasaran, tujuan, kegunaan dan kebutuhan proyek
iii. Ukuran dan skala umum
iv. Perkiraan biaya
v. Gambaran kasar keadaan disekitar
d. Indentifikasi dan evaluasi dampak lingkungan (dengan
menggunakan suatu checklist yang sudah tersedia).
e. Saran-saran dari pemrakarsa proyek (baik yang mengenai
ketentuan yang negatif maupun yang positif).
f. Tindakan penekanan dampak dan alternatif-alternatifnya.
g. Pelaksanaan study PIL.
h. Dikeluarkan oleh pemrakarsa proyek.
3) Indonesia
Dalam pedoman penyusunan PIL Indonesia, laporan PIL
secar garis besar ediri dari 3 bab yaitu : rencana kegiatan
pembangunan, rona lingkungan awal, evaluasi dampak lingkungan
dan penanganannya. Secara garis besar isi laporan Amdal tersebut
sebagai berikut :
a. Identitas pemrakarsa
1) Identifikasi pemrakarsa
2) Identifikasi penyusunan PIL
18
1) Iklim
2) Fisiografi
3) Hidrologi
4) Hidrooseanografi
5) Ruang, tanah dan lahan
6) Biologi
7) Sosial-ekonomi dan sosial budaya
8) Evaluasi dampak lingkungan dan
penanganannya
9) Perkiaan terhadap biogeofisika kimia maupun
sosial-ekonomi dan sosial-budaya masyarakat
10) Evaluasi berat dan ringan atau besar dan
kecilnya dampak lingkungan dan penaganannya
d. Bahan pusaka
e. Biodata penyusunan PIL11
11
http://gadogado427.blogspot.co.id/2012/08/penyajian-informasi-lingkungan-amdal.html
diakses pada hari Jumat 24 Maret 17 pukul 19:58
19
global seperti sekarang masalah lingkungan hidup telah menjadi masalah
yang sangat serius karena telah mengancam keberadaan manusia itu sendiri
sebagai penghuni planet bumi beserta isinya ini.
Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka manusia dan lingkungan
hidup (binatang, tumbuhtumbuhan, tanah, air, udara, dll) mempunyai hak yang
sama untuk menikmati kehidupan masing-masing. Kerusakan lingkungan hidup
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Dalam rangka menjamin
kelangsungan lingkungan hidup diperlukan peran manusia yang telah secara
langsung ataupun tidak langsung telah menyebabkan permasalahan lingkungan
hidup itu sendiri. Masalah lingkungan hidup merupakan kewajiban asasi manusia
untuk dikelola sebagaimana mestinya menurut amanah Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga setiap manusia baik secara langsung maupun tidak langsung
bertanggung jawab terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Sebagai bagian
dari sebuah negara maka manusia atau individu merupakan warga negara
tersebut. Permasalahan lingkungan hidup dan pengelolaannya menuntut peran
pemerintah, legislator, penegak hukum, serta masyarakat sebagai warga negara.
Di negara Indonesia lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi
setiap warga negara Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Untuk
menjalankan apa yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut pemerintah dengan persetujuan Dewan
Perwakilan Rakyat telah beberapa kali mengundangkan undang-undang
mengenai pengelolaan lingkungan hidup diantaranya :
20
bahwa semangat otonomi daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia telah membawa perubahan hubungan dan
kewenangan antara Pemerintah Pusat dan pemerintah daerah, termasuk di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, bahwa kualitas
lingkungan hidup yang semakin menurun telah mengancam kelangsungan peri
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan
konsisten oleh para pihak yang berkepentingan. Pada kenyataannya bahwa
pemanasan global yang semakin meningkat mengakibatkan perubahan iklim
sehingga menjadi penurunan kualitas lingkungan hidup, karena itu perlu
dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup agar lebih menjamin
kepastian hukum dan memberikan perlindungan terhadap hak setiap orang untuk
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari
perlindungan terhadap keseluruhan ekosistem.
21
sampah rumah tangga secara bebas tanpa mempedulikan implikasi dari
perbuatan tersebut. Mencari siapa yang bersalah dan siapa yang seharusnya
bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan hidup bukanlah cara yang
arif dan bijak. Lingkungan hidup merupakan persoalan kolektif yang
membutuhkan partisipasi semua komponen bangsa untuk mengurus dan
mengelolanya. Pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat, Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM), semua warga masyarakat, dan komponen bangsa yang lain
harus memiliki kemauan politik untuk bersama-sama menjaga kelestarian
lingkungan hidup dari ulah tangan jahil para preman dan penjahat lingkungan.
Hal di atas itu harus dibarengi dengan tindakan hukum yang tegas terhadap
pelaku kejahatan lingkungan hidup yang nyata-nyata telah terbukti
menyengsarakan banyak umat manusia. Pedang hukum harus benar-benar
mampu memancung dan memenggal kepala para penjahat lingkungan hidup
untuk memberikan efek jera dan sekaligus memberikan pelajaran bagi
masyarakat. Setiap orang adalah bagian dari masyarakat dan masyarakat
memiliki hak, kewajiban, dan peran yang sama dalam pengelolaan lingkungan,
tanpa terkecuali masyarakat desa, pelosok maupun kota karena ruang lingkup
lingkungan hidup bukan hanya ditempat-tempat tertentu saja, namun seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keberadaan masyarakat akan
efektif jika perannya dalam mengontrol pengelolaan lingkungan yang ada.
1. Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai
bagian dari hak asasi manusia.
2. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses
informasi, akses partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat.
3. Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadap
rencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup.
4. Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
22
5. Setiap orang berhak melakukan pengaduan akibat dugaan pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup
23
sendiri, akan tetapi terintegrasikan dan menjadi roh dan bersenyawa dengan
seluruh pelaksanaan pembangunan sektor dan daerah. Sesuai dengan Undang
Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dijabarkan pula bahwa penggunaan sumber daya alam harus
selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Sebagai
konsekuensinya, kebijakan, rencana, dan / atau program pembangunan harus
dijiwai oleh kewajiban melakukan pelestarian lingkungan hidup dan mewujudkan
tujuan pembangunan berkelanjutan.
Peran serta masyarakat, pada dasarnya adalah suatu proses yang melibatkan
masyarakat umumnya dikenal sebagai peran serta masyarakat, yaitu proses
komunikasi dua arah yang berlangsung terus-menerus untuk meningkatkan
pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan, dimana
masalah-masalah dan kebutuhan lingkungan sedang dianalisa. Dalam peran serta
masyarakat dengan pola hubungan konsultatif antara pihak pengambil keputusan
dengan kelompok masyarakat yang berkepentingan beserta anggota masyarakat
lainnya yang mempunyai hak untuk didengar pendapatnya dan untuk diberi tahu,
dimana keputusan terakhir tetap berada di tangan pembuat keputusan tersebut.
Sedang dalam konteks peran serta masyarakat yang bersifat kemitraan, pembuat
keputusan dan anggota masyarakat merupakan mitra yang relatif sejajar
kedudukannya. Mereka bersama-sama membahas masalah, mencari alternatif
pemecahan masalah dan membahas keputusan. Selain hal di atas, penyertaan
masyarakat akan juga memberikan informasi yang berharga kepada para
pengambil keputusan, peran serta masyarakat juga akan mereduksi
kemungkinan penolakan masyarakat untuk menerima keputusan. Pemberian
akses atas informasi tentang pengelolaan lingkungan juga merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari aspek peran serta masyarakat dalam pengelolaan
lingkungan hidup. Menurut Canter (1977), Cormick (1979), Goulet (1989) dan
Wingert (1979) merinci peran serta masyarakat sebagai berikut:
24
1) Peran Serta Masyarakat sebagai suatu Kebijakan
Penganut paham ini berpendapat bahwa peran serta masyarakat
merupakan suatu kebijaksanaan yang tepat dan baik untuk dilaksanakan.
Paham ini dilandasi oleh suatu pemahaman bahwa masyarakat yang
potensial dikorbankan atau terkorbankan oleh suatu proyek
pembangunan memiliki hak untuk dikonsultasikan (right to be consulted).
25
5) Peran Serta Masyarakat sebagai Terapi
Menurut persepsi ini, peran serta masyarakat dilakukan sebagai upaya
untuk "mengobati" masalah-masalah psikologis masyarakat seperti halnya
perasaan ketidak berdayaan (sense of powerlessness), tidak percaya diri
dan perasaan bahwa diri mereka bukan komponen penting dalam
masyarakat.
26
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di daerah masing-masing yang
tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Pengambil keputusan, peran serta masyarakat juga akan
mereduksi kemungkinan penolakan masyarakat untuk menerima keputusan.
Pemberian akses atas informasi tentang pengelolaan lingkungan juga merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari aspek peran serta masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup. Adapun tujuan dari peran serta masyarakat sejak
tahap perencanaan adalah untuk menghasilkan masukan dan persepsi yang
berguna dari warga negara dan masyarakat yang berkepentingan (public
interest) dalam rangka meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
lingkungan. Karena dengan melibatkan masyarakat yang potensial terkena
dampak kegiatan dan kelompok kepentingan (interest groups), para pengambil
keputusan dapat menangkap pandangan, kebutuhan dan pengharapan dari
masyarakat dan kelompok tersebut dan menuangkannya ke dalam konsep.
Pandangan dan reaksi masyarakat itu, sebaliknya akan menolong pengambil
keputusan untuk menentukan prioritas, kepentingan dan arah yang positif dari
berbagai faktor. Proses peran serta masyarakat haruslah terbuka untuk umum,
peran serta masyarakat akan mempengaruhi kredibilitas (accountability) badan
yang bersangkutan. Dengan cara mendokumentasikan perbuatan keputusan
badan negara ini, sehingga mampu menyediakan sarana yang memuaskan jika
masyarakat dan bahkan pengadilan merasa perlu melakukan pemeriksaan atas
pertimbangan yang telah diambil ketika membuat keputusan tersebut. Yang pada
akhirnya akan dapat memaksa adanya tanggung jawab dari badan negara
tersebut atas kegiatan yang dilakukannya. Perlunya peran serta masyarakat telah
pula diungkapkan oleh Prof.Koesnadi Hardjasoemantri, bahwa selain itu
memberikan informasi yang berharga kepada para pengambil keputusan, peran
serta masyarakat akan mereduksi kemungkinan kesediaan masyarakat untuk
menerima keputusan. Selanjutnya, peran serta masyarakat akan membantu
perlindungan hukum. Bila suatu keputusan akhir diambil dengan memperhatikan
keberatan-keberatan yang diajukan, maka akan memperkecil kemungkinan
pengajuan perkara ke pengadilan. Karena masih ada alternatif pemecahan yang
dapat diambil sebelum sampai pada keputusan akhir.
27
Terhadap hal di atas, Hardjasoemantri melihat perlu dipenuhinya syarat-syarat
berikut agar peran serta masyarakat menjadi efektif dan berdaya guna, yaitu:
12
Jurnal Ilmu Hukum, Jilid 11, No 1, April 2016.
28