Anda di halaman 1dari 122

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PERSUASIF PT.

TAMAN WISATA CANDI


UNTUK MENCAPAI TARGET PENDAPATAN PADA OBJEK WISATA CANDI
BOROBUDUR, PRAMBANAN & RATU BOKO

Disusun oleh :
RISA SAFITRIANJANI
153060098

Diajukan
Untuk Memenuhi Syarat Gelar Sarjana Ilmu Sosial
pada Prodi Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional Veteran
Yogyakarta

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA

2011
HALAMAN PENGESAHAN

Telah diuji dan dinyatakan lulus dihadapan tim penguji skripsi pada :
Hari/tanggal :
Judul Skripsi :STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PERSUASIF
PT.TAMAN WISATA CANDI UNTUK MENCAPAI TARGET
PENDAPATAN PADA OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR,
PRAMBANAN & RATU BOKO.
Penyusun : Risa Safitrianjani
NIM : 153060098
Jurusan : Ilmu Komunikasi
Fakultas : Ilmu sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta

Dosen Pembimbing/Penelaah Tanda Tangan

1. Dr. Puji Lestari, M.Si


NPY. 279 06 96 0064 1 ..
Pembimbing I
2. Dra. Siti Fatonah, M. Si
NIP. 1967 0826 19940 32001 .
Pembimbing II
3. Ida Wiendijarti, M.Si
NPY. 268 06 96 01 36 1 ..
Penelaah I
4. RR. Wahyuni Choiriyati, M.Si
NIP. 1979 0609 2005 0120 001 ..
Penelaah II
HALAMAN PERSETUJUAN

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PERSUASIF PT.TAMAN


WISATA CANDI UNTUK MENCAPAI TARGET PENDAPATAN PADA
OBJEK WISATA CANDI BOROBUDUR, PRAMBANAN & RATU BOKO

Dosen Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Puji Lestari, M. Si. Dra. Siti Fatonah, M.Si.


NPY. 270 06 95 0004 1 NIP. 1967 0826 19940 32001
MOTTO

..Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman

diantara kamu dan orang-orang yang berpengetahuan diantara kamu,

beberapa derajat. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

(QS. Al Mujaadilah :11)

Dan bersama kesukaran pasti ada kemudahan. Karena itu, bila selesai satu

tugas, mulailah tugas yang lain dengan sungguh-sungguh. Hanya kepada

Allah hendaknya kau berharap. (QS. Asy Syarh : 6-8)

Siapa yang pergi mencari ilmu, Allah membukakan pintu surga

kepadanya, malaikat-malaikat di langit dan ikan-ikan dilaut

mendoakannya. (HR Bukhori)

Semakin banyak kesulitan dan derita yang engkau rasakan dalam

menuntut ilmu pengetahuan akan semakin berharga ilmu pengetahuan itu

dalam hidup dan kehidupan. (Maulana Taziz 7)

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Allah SWT

Skripsi ini khusus aku persembahkan untuk


Papa, Mama dan kakakku tersayang yang telah
memberikan doa, dorongan, pengorbanan, pengertian,
kasih sayang dan cintanya untukku. Serta seluruh
teman seperjuanganku yang selalu
memberikan semangat dan mau
berbagi denganku.
v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulilahi Rabbil alamin, puji syukur kehadirat allah SWT atas


rahmat dan karuniannya yang telah dilimpahkan. Hanya dengan izin dan
petunjukNya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul strategi
Komunikasi Persuasif yang digunakan PT. Taman Wisata Candi dalam rangka
mencapai target pendapatan pada objek wisata Candi Borobudur, Candi
Prambanan dan Candi Ratu Boko. Skripsi ini disusun untuk melengkapi syarat
kelulusan di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam skripsi ini kiranya masih
banyak kekurangan, hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis saat
menyusun skripsi. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak sebagai masukan guna menyempurnakan lebih lanjut, namun demikian
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun
pihak-pihak yang lain.

Selanjutnya penulis sadar bahwa skripsi ini tidak akan selesai dan berhasil
dengan baik apabila tanpa ada dukungan dan bantuan dari pihak lain, untuk itu
dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :

1. Ibu Dr. Puji Lestari, M.Si. selaku pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan serta nasehat selama skripsi.
2. Ibu Dra. Siti Fatonah, M.Si selaku pembimbing II, yang juga telah
memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat selama menyususn skripsi ini.
3. Bpk. Agung Prabowo, M.Si selaku kepala jurusan ilmu komunikasi UPN
VETERAN Yogyakarta.
4. Bpk. Edwi Arief Sosiawan, M. Si selaku dosen wali.

vi
5. Bpk. Suraji selaku Kabid Humas PT. Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan dan Ratu Boko yang telah memberikan izin serta bimbingan
selama pembuatan skripsi di Taman Wisata Candi.
6. Bpk. Saryono Edy selaku Kabid pemasaran PT. Taman Wisata Candi
Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko yang telah membantu dalam
pembuatan skripsi ini.
7. Seluruh staf PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko
yang telah membantu penulis dalam pembuatan skripsi ini.
8. Untuk Papa dan Mamaku yang selalu berjuang untukku, memberikan doa,
dukungan, cinta dan kasih sayangnya pada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
9. Untuk Almarhum kakaku Rima Rahadiana, walau kita jauh dan beda dunia
semoga kamu juga bisa bangga ya mbak.
10. Untuk kakakku tersayang Rito Rahadiansyah beserta istri, terima kasih karena
selalu memberikan doa dan semangat ketika menyusun skripsi ini.
11. Untuk kekasih tersayang Anto Nurjananto, terima kasih karena selalu
menghibur dan juga memberikan semangat I Bloody love you sweetheart.
12. Untuk sahabat-sahabatku, teman sekelas, sepermainan, seangkatan dan
seperjuangan yang selalu mau berbagi denganku memberikan semangat,
masukan dan menghiburku ketika aku sedang putus asa, terus lanjutkan
perjuangan kita teman!!
13. Untuk sahabatku tami yang selalu bersama-sama berjuang denganku
menyusun skripsi ini, terima kasih sayang karena dukunganmu aku bisa terus
semangat menyelesaikan skripsi ini.
Demikian akhir kata dari penulis, semoga Skripsi ini dapat memberikan
manfaat kepada berbagai pihak. Sekali lagi penulis mengucapkan syukur
Alhamdulilah atas terselesaikannya Skripsi ini.

Yogyakarta, ..

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................iii

HALAMAN MOTTO........................................................................................iv

HALAMAN PERSEMBAHAN........................................................................v

KATA PENGANTAR........................................................................................vi

DAFTAR ISI......................................................................................................viii

ABSTRAK.........................................................................................................xi

ABSTRACT.......................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

13.1.................................................................................................latar
Belakang Masalah...........................................................................1
13.2.................................................................................................Rumusan
Masalah...........................................................................................7
13.3.................................................................................................Tinjauan
Penelitian.........................................................................................7
13.4.................................................................................................Manfaat
Penelitian.........................................................................................7
13.5.................................................................................................Kerangka
Teori................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................20

2.1 Strategi Komunikasi Persuasif........................................................20


2.1.1 Proses Komunikasi...............................................................21
2.1.2 Komunisasi Persuasif............................................................24
2.1.3 Bauran Pemasaran.................................................................28
2.1.4 Perbedaan Barang dan Jasa...................................................37
2.1.5 Pemasaran Jasa.....................................................................39
2.2 Pariwisata........................................................................................40
2.2.1 Definisi Pariwisata................................................................40

vii
2.2.2 Komunikasi pariwisata.............................................46
2.3 Penelitian Sebelumnya.......................................................49

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................53

3.1 Jenis Penelitian.................................................................53


3.2 Objek Penelitian...............................................................54
3.3 Subjek Penelitian..............................................................54
3.4 Sumber Data yang Dibutuhkan........................................55
3.5 Teknik Pengumpulan Data...............................................55
3.6 Teknik Analisis Data........................................................56
3.7 Validitas Data...................................................................59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................60

4.1 Diskripsi Penelitian..........................................................60


4.1.1 Wilayah Yogyakarta...........................................................60
4.1.2 Wilayah Magelang..............................................................64
4.1.3 Sejarah Wisata....................................................................67
4.1.4 Fasilitas diobjek wisata candi.............................................80
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Taman Wisata Candi....................89
4.1.5.1 Tugas Pokok dan fungsi PT. Taman
Wisata Candi.........................................................90
4.1.5.2. Visi dan Misi.........................................................91
4.2 Hasil Penelitian................................................................92
4.2.1 Strategi Komunikasi pemasaran Persuasif PT. Taman
Wisata Candi......................................................................92
4.2.2 Situasi persaingan dalam pemasaran..................................94

4.2.3 Perencanaa komunikasi pemasaran persuasif dalam

mencapai target pendapatan Wisata....................................95

4.2.4 Pelaksanaan komunikasi pemasaran Persuasif...................96

viii
4.2.5 Tinjauan target pendapatan 2010.........................................110

4.2.6 Tanggapan Wisatawan.........................................................111

4.3 Pembahasan...................................................................................113

4.3.1 Faktor pendukung komunikasi pemasaran persuasive.........116


4.3.2 Faktor penghambat komunikasi pemasaran persuasive.......117

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................119

5.1 Kesimpulan......................................................................................119
5.2 Saran................................................................................................120

ix
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi persuasif PT. Taman Wisata Candi
untuk Mencapai Target Pendapatan pada Objek Wisata Candi Borobudur,
Prambanan & Ratu Boko, dengan mengambil latar belakang adanya persaingan maka
dibutuhkan strategi untuk dapat memasuki pasar agar perusahaan dapat lebih baik
dari perusahaan pesaing, untuk dapat mempertahankan kualitas dari perusahaan,
maka perusahaan dituntut untuk tidak hanya mengendalikan mutu atau kualitas
pelayanan yang bagus saja. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif
dengan jenis penelitian Kualitatif. Data diperoleh dari wawancara dengan kepala
bidang Humas, Kepala Bidang Pemasaran, staf pengelola objek wisata dan observasi.
Data yang diperoleh dijelaskan secara kualitatif dan dijelaskan dalam bentuk uraian
yang disusun secara detail dan sistematis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
PT. Taman Wisata Candi dalam menjalankan kegiatan komunikasi persuasif
menggunakan program promosi aktif dan pasif. Dimana program promosi aktif yang
dirangkai dalam program kegiatan promosi pariwisata candi berisi delapan
kegiatan aktif promosi seperti travel dialog, Exhibition, Converensi Pers, Talk Show,
Wisata Wartawan, Gathering dan seminar. Kegiatan yang dijalankan tersebut juga
mengandung tiga kegiatan yang saling berkaitan dalam komunikasi pemasaran yaitu
promosi, publikasi dan periklanan. Sedangkan kegiatan promosi pasif yang
dijalankan ialah dengan pembuatan dan pemanfaatan media tool. Disamping kegiatan
promosi, publikasi dan periklanan PT. Taman Wisata Candi juga menjalankan
kegiatan pemasaran seperti direct marketing dan penjualan personal yang seluruh
kegiatan tersebut termasuk dalam kegiatan promotion mix. PT. Taman Wisata Candi
juga menggunakan fasilitas internet sebagai media promosi dan interaksi dengan
publik. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah jika dilihat dari strategi komunikasi
persuasif sudah berjalan dengan baik yaitu dengan menggunakan seluruh konsep dan
teori dalam komunikasi pemasaran yaitu promotion mix. Target pendapatan
sesungguhnya yang ditetapkan belum dapat tercapai namun pendapatan yang
diterima dari tahun 2009-2010 mengalami peningkatan, hal ini menunjukkan bahwa
program-program promosi yang dijalankan PT. Taman Wisata Candi sudah cukup
efektif karena pandapatan yang diterima pada tahun 2010 mengalami kenaikan.
Dilihat dari kemasan wisata yang ditampilkan pun sangat unik dan berbeda dengan
produk wisata yang lain yaitu mengedepankan legenda yang sangat sulit ditemukan
di objek wisata lain. Pendapatan wisatan candi belum mencapai target yang
ditetapkan, hal ini terkait dengan kurangnya optimalisasi potensi objek wisata yang
belum tergali dan kurangnya pemahaman masyarakat mengenai pariwisata.

x
ABSTRACT
This research is entitled Communicative Strategy Persuasive of
PT. Taman Wisata Candi to Obtain Target on Borobudur, Prambanan
and Ratu Boko. Strategy is needed in competition to enter market for a
company to perform better than its rivals, to maintain the companys
quality. Data were taken from interview wis Human Relatoin,
Marketing, staff and observation. Data were explained qualitatively
and in the form of description in details and systematic. The research
indicated that PT. Taman Wisata Candi have active and passive
promotion in conducting communication activity. Where active
promotion includes travel dialog, exhibition, press conference, talk
show, journalist tour, gathering and seminar. The activities also has
three related elements such as promotion, publication and
advertisement. The passive promotion, advertising PT. Taman Wisata
Candi also has direct marketing and personal selling that are included
in promotion mix. PT. Taman Wisata Candi also use internet as
promotion media. The conclusion is that the persuasive
communication strategy is good because the companyemploys
promotion mix. The revenue target was not achieved yet but the
company in 2009-2010 has a stedy increase on that, meaning that the
program conducted by PT. Taman Wisata were effectively managed
because the figure on 2010 were increased. The tourism products of
PT. Taman Wisata also different which focuse on legendary historical
stories. The revenue still not being able achieve target, that is because
the lack of optimization in tourism potentiality and the lack of
understanding whitin the society abaut tourism.

xii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Di era modern sekarang ini, aktivitas manusia semakin tidak dapat

dipisahkan dengan kegiatan komunikasi. Dengan komunikasi manusia dapat

menyampaikan ide, maksud dan harapan kepada orang lain. Komunikasi dapat

diartikan sebagai proses dimana pemikiran dan pemahaman disampaikan antara

individu ataupun dengan organisasi dengan individu. Pada saat ini kegiatan

komuniasi sudah mulai meluas tidak hanya digunakan untuk kegiatan sehari-hari

tetapi juga digunakan untuk kegiatan suatu perusahaan atau sebuah organisasi

dalam bidang pemasaran. Pemasaran sangat berperan dalam sebuah perusahaan

dan merupakan tututan yang harus dilakukan, pada saat memasuki era

globalisasi perkembangan dunia begitu cepat dan persaingan yang cukup ketat

sehingga dapat mendorong perusahaan-perusahaan untuk bisa maju agar bisa

tetap bertahan. Dengan adanya persaingan maka dibutuhkan strategi untuk dapat

memasuki pasar agar perusahaan dapat lebih baik dari perusahaan pesaing.

Untuk dapat mempertahankan kualitas dari perusahaan, maka perusahaan

dituntut untuk tidak hanya mengendalikan mutu atau kualitas pelayanan yang

bagus saja. Selain itu penting bagi PT. Taman Wisata Candi untuk bisa

meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap pengelolaan kekayaan dan

warisan budaya sebagai upaya kita untuk meningkatnya kerja sama yang

sinergis, membantu program pemerintah dalam meningkatkan kepariwisataan

Indonesia.
Dalam setiap persaingan bisnis memerlukan strategi untuk memasuki

pangsa agar perusahaan mampu bertahan dan lebih baik dari pesaingnya.

Pemasaran merupakan proses sosial dan menajerial seseorang untuk

memperoleh apa yang dibutuhkan dan diingat melalui penciptaan, pertukaran

produk dan nilai. Proses pemasaran diawali sebelum barang dan jasa diproduksi

atau dikonsep. Sedangkan keputusan pada pemasaran harus ada supaya dapat

menentukan produk, pasar, harga, dan promosi. Promosi merupakan salah satu

variabel marketing mix yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan

komunikasi dengan pasar. Komunikasi pemasaran merupakan hal yang

diperhatikan oleh perusahaan.

Melihat pentingnya komunikasi pemasaran dalam kegiatan promosi suatu

produk kepada konsumennya, kegiatan komunikasi pemasaran saat ini pun

digunakan sebagai suatu strategi utama oleh berbagai perusahaan/instansi baik

negeri maupun swasta dalam mencapai tujuan pemasarannya. Cakupan dari

komunikasi pemasaran yang luas dan tepat sasaran membuat strategi ini

dianggap mampu memenuhi tujuan pemasaran dari suatu perusahaan yang

berusaha memasarkan produknya. Begitu pula dengan PT. Taman Wisata Candi

yang mengelola objek wisata Borobudur, Prambanan & Ratu Boko menganggap

komunikasi pemasaran sebagai usaha yang paling potensial untuk

mempublikasikan sekaligus memasarkan aset wisata yang dimiliki. PT. Taman

Wisata Candi berusaha menerapkan strategi komunikasi pemasaran terbaik yang

dapat merebut dan menarik minat wisatawan sehingga dapat mencapai tujuan

yang diinginkan.
PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko lahir

sebagai bentuk kepedulian Pemerintah terhadap upaya melestarikan dan

menjaga aset-aset peninggalan sejarah dan budaya. Wujud kepedulian tersebut

dijabarkan melalui pengelolaan kawasan-kawasan peninggalan sejarah,

khususnya candi-candi, dengan tetap mempertimbangkan aspek-aspek

lingkungan, sosial budaya dan masyarakat, sejalan dengan tugas utamanya untuk

mendukung pelestarian peninggalan sejarah itu sendiri. Dalam

perkembangannya, PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan yang

berdiri sejak tanggal 15 Juli 1980, diperluas cakupan pengelolaannya dengan

masuknya kawasan Ratu Boko sebagai bagian dari manajemen PT. Taman sejak

tanggal 3 Agustus 1994, sehingga perusahaan berubah nama menjadi PT. Taman

Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu Boko. Idealisme PT. Taman,

sebagai salah satu pengelola salah satu pengelola objek wisata budaya di

Indonesia, diwujudkan melalui berbagai upaya untuk menjadikan aset-aset

budaya yang dikelolanya tidak saja sebagai peninggalan sejarah dan budaya

semata, namun juga menjadikan Taman Wisata Candi Borobudur, Taman

Wisata Candi Prambanan dan Taman Wisata Candi Ratu Boko sebagai tujuan

wisata utama di Indonesia, baik bagi wisatawan mancanegara maupun

wisatawan nusantara.

Melihat perkembangan kunjungan wisatawan di taman Wisata Candi

Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan dan Taman Wisata Ratu Boko

dengan kecenderungan peningkatan dari tahun ketahun, memberikan gambaran

mengenai upaya serius yang dilakukan PT. Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan & Ratu Boko untuk menjadikan ketiga objek wisata tersebut sebagai

magnet kunjungan wisatawan ke Indonesia, hal tersebut tetunya tidak lepas dari

peran komunikasi pemasaran. Maka upaya yang dilakukan PT. Taman Wisata

Candi untuk memenuhi target pendapatan yaitu dengan memberikan berbagai

fasilitas-fasilitas yang untuk menarik minat para pengunjung baik pengunjung

lokal maupun domestik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalahnya ialah bagaimana strategi Komunikasi Persuasif yang dilakukan PT.

Taman Wisata Candi untuk mencapai target pendapatan objek wisata Candi

Borobudur, Candi Prambanan dan Candi Ratu Boko.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis strategi

Komunikasi Persuasif yang digunakan PT. Taman Wisata Candi dalam rangka

mencapai target pendapatan pada objek wisata Candi Borobudur, Candi

Prambanan dan Candi Ratu Boko.

1.4 Manfaat Penelitian

A. Bagi PT. Taman Wisata Candi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan untuk lebih

meningkatkan dan menyempurnakan strategi komunikasi persuasif yang


dijalankan sehingga diharapkan mampu mencapai terget pendapatan yang

telah ditetapkan.

B. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan

serta pengalaman khususnya dalam perencanaan dan pelaksanaan strategi

komunikasi persuasif.

1.5 Kerangka Teori

Komunikasi persuasif adalah aspek penting dalam keseluruhan misi

pemasaran serta penentu suksesnya pemasaran. Semua organisasi modern baik

perusahaan bisnis maupun nirlaba (musium, orkes simfoni, palang merah dan

sebagainya) menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk

mempromosikan apa yang mereka tawarkan dan mencapai tujuan finansial dan

nonfinansial. Bentuk utama dari komunikasi pemasaran meliputi :

a. Iklan g. Sample

b. Tenaga Penjualan h. Produk gratis

c. Papan nama toko i. Kupon

d. Display j. Publisitas

e. Kemasan produk k. alat-alat komunikasi

f. Direct-mail lainnya.

Aktivitas-aktivitas seperti yang disebutkan diatas merupakan komponen

promosi dalam bauran pemasaran / marketing mix.


Komunikasi pemasaran dapat dipahami dengan menguraikan dua unsur

yaitu komunikasi dan pemasaran. Komunikasi adalah proses dimana pemikiran

dan pemahaman disampaikan antarindividu, atau antara organisasi dengan

individu. Pemasaran adalah sekumpulan kegiatan dimana perusahaan dan

organisasi lainnya mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan

pelanggannya. Sehingga bila digabungkan komunikasi pemasaran

merepresentasikan gabungan semua unsur dalam bauran pemasaran merek, yang

memfasilitasi terjadinya pertukaran dengan menciptakan suatu arti yang

disebarluaskan kepada pelanggan atau klien (Shimp, 2003:4).

Bagan 1
Kerangka Teori
A. Teori Psychological Reactance

Taktik mempengaruhi ini didasarkan atas prinsip bahwa segala sesuatu

akan menjadi lebih diinginkan ketika ada banyak permintaan terhadap suatu item,

namun item tersebut tidak tersedia dalam jumlah yang cukup. Secara sederhana,

sebuah produk yang langka atau menjadi langka akan lebih bernilai. Para penjual

dan pengiklan menggunakan taktik ini untuk mendorong orang segera membeli

atau mendapatkan baik berupa barang atau jasa. Teori ini membantu menjelaskan

masalah kelangkaan, teori tersebut menyebutkan bahwa manusia bereaksi atas

segala upaya yang dapat mengurangi kebebasan atau pilihan mereka. Ketika

kebebasan dan pilihan hilang atau terancam, hal tersebut dilihat sebagai hal yang

diinginkan lebih dari pada sebelumnya, karena ketika produk terlihat kurang

tersedia, mereka menjadi lebih bernilai dibenak konsumen. Teori tersebut dapat

memahami bagaimana pesan yang ada dalam komunikasi pemasaran bisa diterima

oleh pelanggan khususnya para wisatawan yang akan berkunjung ke Candi

Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Shimp. 2003:232).

Dalam komunikasi pemasaran terdapat dua topik yang saling berkaitan

yaitu sikap dan persuasi, yang dimaksud dengan sikap merupakan karakteristik

mental dari konsumen sedangkan persuasi merupakan usaha yang dilakukan

komunikator pemasaran untuk mempengaruhi sikap dan perilaku dengan cara

tertentu, sikap mengenal dua komponen yaitu kognitif dan konatif , komponen

kognitif (cognitive) mengacu kepada kepercayaan yang dimiliki seseorang

mengenai sebuah obyek atau permasalahan sedangkan komponen konatif

(conative) merepresentasikan tendensi perilaku seseorang, atau kecenderungan


untuk melakukan tindakan atas sebuah obyek. Proses ini bermula dari kognisi

(cognition), afeksi (affection), kemudian kepada konasi (conation). Seorang

individu menjadi sadar akan sebuah obyek kemudian memperoleh informasi dan

membentuk kepercayaan mengenai kemampuan produk tersebut dalam

memmuaskan kebutuhan konsumen (komponen kognitif) setelah kepercayaan

terbentuk, perasaan, dan evaluasi atas produk kemudian dikembangkan

(komponen afektif), timbul suatu niat untuk membeli atau tidak membeli produk

tersebut (komponen konatif). Sebuah sikap, kemudian terbentuk dari alur berfikir

(kognitif), merasa (afektif) dan berperilaku (konatif) (Shimp, 2003:222).

B. Peran dari Sikap

Hubungan tersebut terhadap strategi komunikasi pemasaran ialah melalui

proses-proses dalam kognitif. Proses dimana fokusnya pikiran terhadap informasi

yang ada sehingga dari informasi yang didapat maka seseorang dapat menilai

produk tersebut lanyak atau tidak untuk dipasarkan. Kemudian menghubungkan

informasi yang diterimanya apakah cocok dengan yang disampaikan oleh pemasar

dimana kemudian individu tersebut dapat menyimpulkan hasil yang dia dapat dari

informasi yang diterima. Selanjutnya menyimpan informasi yang didapat untuk

keperluan lanjutan sehingga dapat digunakan dimasa yang akan datang dimana

individu yang menginginkan produk tersebut dapat mengingatnya kembali. Hal-

hal yang pernah didapat dimasa sebelumnya akan diseleksi oleh individu sehingga

dapat memilih mana yang baik, yang pada akhirnya individu akan

mengimplementasikan atau menerapkan segala yang dipilih oleh individu cocok


atau tidak oleh mereka. Sehingga melalui proses tersebut komunikasi pemasaran

suatu produk bisa sampai dan diterima oleh konsumen.

C. Persuasi dalam Komunikasi Pemasaran

Pembahasan mengenai sikap memberikan konsep mengenai strategi

bagaimana komunikator pemasaran mempengaruhi sikap dan perilaku pelanggan

melalui usaha persasif. Penjual berupaya menyakinkan pelanggan untuk membeli

suatu produk dibandingkan produk lainnya. produk yang diberikan disini kepada

pelanggan berupa jasa wisata. Persuader dalam hal ini adalah alat-alat yang

digunakan untuk mempengaruhi orang lain. Ada enam perangkat untuk

mempengaruhi yang digunakan dalam praktik persuasi, pertama yaitu adanya

pemberian hadiah atau contoh produk dengan harapan pelanggan akan membalas

(recipocation). Kedua adalah dimana individu memutuskan sebuah pilihan

(komitmen) dan muncul tendensi kuat untuk terus loyal kepada pilhan tersebut

(konsisten), yang ketiga adalah pengembangan produk baru sehingga dapat

memperluas familiarisasi atau promosinya dengan memberikan produk-produk

tersebut kepada tokoh publik atau para trendsetter, yang diharapkan akan

memberikan bukti sosial (social proof) bagi publik untuk mengadopsi perilaku

yang sama. Kemudian yang keempat para individu akan memberikan respon yang

baik kepada individu lain yang mereka anggap seperti diri mereka sendiri dan

menarik secara fisik (rasa suka). Kelima dimana komunikasi pemasar

menggunakan mereka yang mempunyai (otoritas) dibidangnya masing-masing

yang dapat menjanjikan kepada konsumen. Keenam adalah adanya prinsip bahwa

segala sesuatu akan menjadi lebih diinginkan ketika akan ada banyak permintaan
produk tersebut (kelangkaan) hal ini dijelaskan dalam teori psychological

reactance. Teori tersebut menyebutkan bahwa manusia bereaksi atas segala upaya

yang dapat mengurangi kebebasan atau pilihan mereka. Ketika kebebasan dan

pilihan hilang atau terancam, hal tersebut dilihat sebagi hal yang diinginkan

langka produknya maka akan lebih bernilai dimata konsumen.

Pada saat terjadinya proses pertukaran ada proses komunikasi secara

langsung maupun tidak langsung. Komunikasi mempunyai peranan penting dalam

proses pertukaran. Dengan adanya komunikasi dapat membujuk konsumen agar

masuk dalam hubungan pertukaran. Pemasaran merupakan fungsi yang memiliki

kontak paling besar dengan lingkungan eksternal. Oleh karena itu pemasaran

memainkan peranan yang paling penting dalam pengembangan strategi.

Strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan untuk

mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang

berkesinambungan melalui pasar yang memasuki dan program pemasaran yang

digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

Dalam strategi pemasaran terdapat usaha persuasif atau disebut proses

mempengaruhi (perspektif persuader). Ada 4 faktor fundamental dalam proses

persuasi:

1. Argumen pesan (messege arguments)

Kekuatan atau kulaitas yang diberikan untuk menimbulkan ketertarikan

konsumen, hal ini seringkali merupakan determinan utama terjadinya persuasi,

dan sejauh apa persuasi tersebut terjadi.


2. Sinyal periferal (cues peripheral)

sinyal ini bersifat peripheral bagi argument pesan utama. Termasuk

didalamnya adalah elemen-elemen seperti music latar, pemandangan dan grafik,

dalam kondisi tertentu sinyal ini dapat memainkan peran lebih penting dari

argument pesan dalam menentukan hasil dari usaha persuasi yang telah

dilakukan.

3. Keterlibatan penerima

Relevansi personal yang dimiliki penerima komunikasi merupakan

determinan penting dalam menentukan bentuk persuasi. Konsumen yang sangat

terlibat dimotivasi untuk memproses argument pesan ketika diekspos kepada

komunikasi pemasaran, dimana konsumen yang tidak terlibat cenderung

memperlihatkan perhatian minimal atas argument pesan tersebut dan mungkin

hanya memproses sinyal pariferal saja.

4. Posisi awal penerima

Terdapat dua bentuk respon kognitif yaitu argument pendukung dan

argument penolak. Respon-respon ini bersifat subvocal dan merupakan

pemikiran yang dilontarkan secara spontan sebagai respon atas iklan dan usaha

persuasif lainnya. (Shimp, 2003 : 234)

Berbagai faktor dalam proses persuasi menjelaskan bahwa persuasi

tidaklah terjadi dengan mekanisme tunggal, melainkan dari pemikiran yang

dihasilkan orang sebagai respon terhadap usaha persuasi tersebut (self-generated

thoughts). Persuasi dengan kata lain, adalah self-persuasion atau dikatakan bahwa

thinking makes it so. Termasuk kedalam self-generated thoughts ini adalah


respon kongnitif dan emosional. Respon-respon tersebut diarahkan kepada

agrumen pesan dan elemen pelaksana, selain itu respon dapat melibatkan reaksi

emosional serta citra tertentu yang berhubungan dengan merek yang diiklankan.

Hal ini dapat dilihat dalam bagan model terpadu dan persuasi :

JALUR
UTAMA Pemrosesan Argumen
pasar Respon emosional dan kognitif argumen

Proses - pembentukkan sikap Perubahan sikap tetap


EL = tinggi

Eksposure terhadap pesan :


- Argumen pesan Motivasi kemampuan
dan peluang penerima B
- Sinyal periferal untuk memproses pesan
EL = sedang
B

EL = rendah
Attitude - formation processes Temporary attitude change

JALUR
PERIFERAL Pemrosesan sinyal periferal Respon emosional dan
kognitif terhadap argumen

Bagan 2
Model terpadu dan persuasi
Periklanan Promosi
sumber : shimp (2003 : 238)

Keterangan :

Bagan menunjukkan 2 mekanisme :

Jalur utama (central route)

Pada saat berhadapan dengan sebuah pesan dan sinyal periferal, dibagian

exposure terhadap pesan, tingkat motivasi, kemampuan dan peluang penerima


pesan akan menentukan tingkat kecenderungan elaborasi . ketika EL tinggi,

penerima akan lebih memfokuskan diri kepada argumen pesan dan bukan

kepada sinyal periferal, terlihat dibagian pemrosesan argumen pesan. Situasi

tersebut menandakan aktifnya central route. Disaat jalur utama (central route)

aktif, maka penerima akan mendengar, melihat atau membaca mengenai atribut

dan manfaat sebuah merek. Konsumen akan termotivasi untuk memperoleh

informasi mengenai produk tersebut dan akan bereaksi terhadap argumen

dengan memberikan respon kognitif subvocal dan emosional kognitif dan

emosional akan mempengaruhi sikap dan arah dari pengaruh tersebut (proses

pembentukkan sikap). Ada 2 cara untuk membentuk sikap :

1. Persuasi berdasarkan emosi (emotional based).

2. Persuasi berdasarkan pesan (messege based persuasion).

Jalur periferal.

Ketika konsumen tidak termotivasi untuk menangkap dan memahami

argumen pesan, maka konsumen dapat menangkap ciri periferal dari pesan

tersebut. Sinyal periferal melibatkan elemen-elemen yang tidak berhubungan

dari sebuah pesan. Konsumen yang menangkap sinyal periferal dapat memiliki

pemikiran atau emosi sebagai respon terhadap sinyal tersebut.

Dalam komunikasi yang efektif, komunikator mempunyai peranan yang

penting dalam komunikasi pemasaran. Kegiatan pemasaran meliputi unsur-unsur

sebagai berikut :
Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari berbagai tipe konsumen, produk dan kebutuhan sehingga

pemasar harus menetukan segmen mana yang menawarkan kesempatan terbaik

untuk mencapai tujuan perusahaan. Konsumen dapat dikelompokkan dan

dilayani dengan berbagai cara berdasarkan faktor geografis, demografis,

psikografis, dan perikalu. Perusahaan harus menentukan segmen mana yang

akan dimasuki untuk mengembangkan suatu strategi penempatan produk atau

objek yang ditawarkan (product positioning). Penempatan produk adalah

tindakan komunikasi informasi tentang penawaran dan image organisasi yang

berhubungan dengan pesaing. Jadi segmentasi pasar merupakan tindakan

membagi suatu pasar kedalam kelompok-kelompok pembeli yang berbeda-beda

berdasarkan kebutuhan dasar, karakteristik, atau perilaku yang mungkin

memerlukan produk atau bauran pemasaran yang berbeda (Kotler dan

Amstrong, 2001 : 68).

Pricing (Penetapan Harga)

harga adalah jumlah uang yang diberikan atas suatu produk dan jasa. Ada

dua faktor yang dapat mempengaruhi harga, yaitu :

a. Faktor-faktor internal dalam penetapan harga

Faktor-faktor internal yang mempengaruhi penetapan harga meliputi

tujuan pemasukan perusahaan strategi bauran pemasaran dan

organisasi perusahaan.
b. Faktor-faktor eksternal penentuan harga

Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kaputusan penetapan

harga meliputi sifat penawaran dan permintaan, persaingan dan

elemen-elemen lingkungan lainya.

1. Pasar dan permintaan.

2. Biaya, harga dan penawaran pesaing (Kotler;1999:40-455).`

Produk

Kita mendefinisikan sebuah produk sebagai segala sesuatu yang dapat

ditawarkan kepada kepasar untuk mendapat perhatian, dibeli, dipergunakan atau

dikonsumsi yang dapat memusnahkan keinginan/kebutuhan (Kotler, 1999;346).

a. Klasifikasi Produk

Produk dan jasa dibagi menjadi dua kelas besar menurut jenis

konsumennya yang menggunakan produk konsumen (Consomer Products)

dan produk industri (Industrial Products). Dalam definisi secara luas,

product juga meliputi identitas yang dapat dipasarkan seperti organisasi,

orang, distribusi serta ide.

b. Keputusan Produk individu

Atribut produk adalah pengembangan suatu produk/ jasa dalam

melibatkan penentuan manfaat yang akan diberikan. Manfaat ini

dikomunikasikan dan diserahkan dan atribut seperti kualitas, fitur dan

rangsangan.
c. Pemberian Merk (branding)

Merk adalah nama istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi

dari semuaini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk/ jasa

dari suatu kelompok penjualan dan membedakannya dari produk dan

memberikan merk dapat menambah nilai dari suatu produk.

d. Pengemasan

Pengemasan (packing) melibatkan kegiatan merancang dari membuat

wadah atau pembungkus dari suatu produk. Secara tradisional fungsi

primer kemasan adalah untuk membuat dan melindungi produk.

e. Pemberian Label (leblling)

Label melakukan beberapa fungsi, sekurang-kurangnya lebel

mendefinisikan produk atau merk seperti nama.

f. Jasa Pendukung Produk

Pelayanan pelanggan (consumer service) adalah elemen lain dari strategi

produk. Penawaran perusahaan kepada pasar biasanya meliputi beberapa jenis

jasa, yang dapat menjadi bagian minor atau mayor dari penawaran total (Kotler,

1999:354-369).

Promotion (promosi)

konsumen yang paling terlihat nyata dalam bauran pemasaran adalah

promosi, yang berkaitan dengan teknik-teknik untuk mengkomunikasikan

informasi mengenai produk. Alat-alat penting dalam promosi yaitu :

1. Periklanan

2. Penjualan Personal
3. Promosi Penjualan

4. Humas

5. Pemasaran langsung (Kotler, 1997:242)

Place (penempatan)

Dalam bauran pemasaran, penempatan berkaitan dengan distribusi.

Distribusi adalah bagian dari bauran pemasaran yang mempertimbangkan cara

penyampaian produk-produk dari produsen ke konsumen (Gifrin, Ebert,

1997:60).

- Observasi

Obsevarsi tidak berpartisipasi atau non participant observation, jadi

penelitian secara langsung terlibat dalam proses pengambilan data.

Observasi dilaksanakan dengan pengamatan dan pandataan secara teliti dan

sistematis terhadap pengembangan pihak marketing didalam perusahaan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi Komunikasi Persuasif

Istilah strategi berasal dari kata Yunani Strategia (stratos = militer, dan ag

= memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.

Menurut Jain dalam konteks bisnis strategi menggambarkan arah bisnis yang

mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk

mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu organisasi (Tjipto, 1997 : 3).

Strategi digunakan untuk melakukan komunikasi kepada publik agar

mendapatkan perhatian atau dukungan yang lebih dari publiknya, sedangkan

strategi komunikasi yang efektif adalah sebagai berikut (Ruslan, 2002 : 31) :

1. Bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude)

2. Mengubah opini (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change behavior)

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication, yang

berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang

berarti sama. Akan tetapi pengertian komunikasi tersebut sifatnya mendasar,

dalam arti kata bahwa komunikasi itu minimal harus mengandung kesamaan

makna antara dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan

komunikasi bukan hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu yaitu

agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan untuk melakukan

suatu perbuatan atau kegiatan, untuk dapat memahami pengertian komunikasi


menurut Harold Lasswell adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut;

who says what in which channel to whom with what effect?. Melalui paradigma

Lasswell ini dapat dilihat adanya lima unsur komunikasi yang harus dijawab.

Yaitu :

1. Komunikator (communicator, source, sender)

Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan

untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu,

kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Pesan (message)

Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima (komunikan), dari

sumber (komunikator) atau isi informasi. Merupakan seperangkat symbol

verbal/non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan/maksud sumber tadi.

Ada 3 komponen pesan yaitu makna, symbol untuk menyampaikan makna dan

bentuk/organisasi pesan.

3. Media (channel, media)

Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada

komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung

(melalui media cetak/elektronik dll).

4. Komunikan (communicant)

Orang/ kelompok/organisasi/ suatu negara yang menerima pesan dari sumber.

Disebut tujuan (destination) /pendengar (listener) /khalayak (audience)

/komunikan/ penafsir/ penyandi balik (decoder).


5. Efek (effect, impact, influence)

Dampak/ efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan

dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan (Effendy,

2003:10).

2.1.1 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran itu bisa merupakan gagasan, informasi, opini yang muncul dalam

benaknya. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan

menggunakan perasaan yang disadari. Sebaliknya komunikasi akan gagal jika

sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol.

Proses komunikasi terbagi menjadi 2 tahap, yakni secara primer dan

secara sekunder.

1. Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau

perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan media primer,

yakni lambang (bahasa).

2. Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai

media kedua dalam melancarkan komunikasinya sebagai sasarannya berada

ditempat relatif jauh atau jumlahnya banyak. Seperti surat, telepon, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film merupakan media kedua yang sering

digunakan dalam komunikasi (Effendy, 2003:11-17).

Dalam hubungan ini, untuk memperoleh kejelasan, Philip Kotler dalam

bukunya, Marketing Management, mengkaji proses komunikasi berdasarkan

paradigma Harold Laswel.

Media
Sender Encoding Message Decoding Receiver

Noise

Feedback Respon

Bagan 3 Marketing Management


Sumber : Philip Kotler (dalam Effendy, 2003:18).

Unsur-unsur dalam proses komunikasi, yaitu:

1. Sender : komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau

sejumlah orang.

2. Encoding : penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk

lambang.

3. Message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang

disampaikan oleh komunikator.

4. Media : saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator

kepada komunikan
5. Decoding : pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan

makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya

6. Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

7. Response : tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan apabila

tersampaikan pesan.

8. Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila

tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi

sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda

dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

Model komunikasi di atas menjelaskan faktor-faktor kunci dalam

komunikasi efektif. Komunikasi harus tahu khalayak mana yang dijadikan sasaran

dan tanggapan apa yang diinginkannya. Ia harus terampil dalam menyandi pesan

dengan memperhitungkan bagaimana komunikan sasaran biasanya mengawa-

sandi pesan. Komunikator harus mengirimkan pesan melalui media yang efektif

dalam mencapai khalayak sasaran.

2.1.2 Komunikasi persuasif

Sering sekali seseorang menyampaikan pikiran dan perasaannya kepada

orang lain agar menerima suatu kepercayaan, mengubah sikapnya atau melakukan

suatu tindakan. Dengan kata lain, seseorang berkomunikasi dengan suatu tujuan

tertentu. Komuniaksi bukan hanya informatif, yakni dikatakan bahwa agar orang

lain mengerti dan tahu tetapi juga persuasif, yaitu agar orang lain bersedia
menerima suatu paham atau kenyakinan untuk melakukan suatu perbuatan atau

kagiatan (Effendy, 2002:78).

Istilah persuasif atau dalam bahasa inggris persuasion berasal dari

bahasa latin persuasion, yang secara harfiah berarti hal membujuk, hal mengajak

atau menyakinkan.

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategeia (stratos artinya militer

dan ag artinya memimpin) yang artinya ialah ilmu atau seni untuk menjadi

seorang jendral. Strategi juga biasa diartikan sebagai suatu rencana untuk

pembagian dan pengguanaan kekuatan militer dan material untuk daerah-daerah

tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi militer didasarkan pada

pemahaman akan kekuatan dan penempatan posisi lawan, karekteristik fisik

medan perang, kekuatan dan karakter sumber daya yang tersedia, sikap orang-

orang yang menempati territorial tertentu, serta antisipasi terhadap setiap orang-

orang yang mungkin terjadi (Tjiptono, 2002:3).

Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia

bisnis. Dalam konteks bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber

daya dan usaha suatu organisasi. Menurut Jain yang dikutip dalam buku Strategi

Pemasaran (Tjiptono, 2002:3) mengungkapkan bahwa setiap organisasi

membutuhkan strategi manakala menghadapi situasi berikut :

1. Sumber daya yang dimiliki terbatas.

2. Ada ketidak pastian mengenai kekuatan bersaing organisasi.

3. Komitmen terhadap sumber daya tidak dapat diubah lagi.


4. Keputusan-keputusan harus dikoordinasikan antara bagian sepanjang

waktu.

5. Ada ketidak pastian mengenai pengendalian inisiatif.

Perkembangan dunia wisata di berbagai daerah kini semakin meningkat

dan mulai banyak menawarkan berbagai hiburan yang lebih menarik. Pariwisata

merupakan suatu pelayanan jasa yang mampu memberikan kepuasan jiwa bagi

para wisatawannya. Beberapa objek wisata yang sudah popular antara lain Pantai

Parangtritis di Daerah Istimewa Yogyakarta, Baturaden di Daerah Purwokerto dan

objek wisata Gua Jatijajar di Derah Kebumen. Masing-masing objek wisata

tersebut memiliki keistimewaan tersendiri dalam menarik minat wisatawannya.

Banyak wisatawan tertarik mengunjungi objek wisata tersebut karena

kealamiannya dan juga daya tarik yang sudah melegenda mengenai objek wisata

tersebut. Objek wisata Gua Jatijajar merupakan salah satu objek wisata yang

memiliki unsur daya tari alam (geowisata) dan juga mendorong minat wisata

domestic maupun mancanegara tertarik mengunjungi objek wisata ini.

Berbagai macam objek wisata hadir sebagai sarana untuk memberikan

hiburan sekaligus memenuhi kabutuhan sekunder perkembangan kehidupan

masyarakat saat ini. Persaingan antara objek wisata siberbagai daerah menjadikan

setiap objek wisata harus banyak menyajikan baragam hiburan yang lebih

menarik dan juga menonjolkan kekhasannya dibanding dengan objek wisata yang

lain. Setiap pengelola wisata tentunya harus menyadari bahwa setiap usaha yang

bergerak dibidang jasa dalam hal ini objek wisata tidak akan terlepas dari

persaingan. Persaingan yang semakin tinggi membuat pihak pengelola


membutuhkan suatu strategi komunikasi persuasif yang baik serta

mengembangkan strategi dalam melaukan promosi agar dapat menarik minat

wisatawan. Tujuannya adalah agar objek wisata tersebut dapat memberikan

kontribusinya dalam menunjang pendapatan pihak pengelola tempat wisata

tersebut.

Pihak pengelola dalah hal ini yaitu PT. Taman Wisata Candi yang

mengelola tiga candi yaitu candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. PT.

Taman wisata Candi harus mampu mengelola dan mampu menentukan bagaimana

alternatif strategi dalam mempersuasifkan objek wisata tersebut. Strategi

merupakan rencana yang teratur untuk menyesuaikan sumber-sumber yang

dimiliki dengan paluang pasar. Dalam mengahadapi persaingan yang sangat

kompetitif, keberhasilan suatu program pemasaran sangat tergantung pada

perencanaan strategi yang jitu.

Seperti yang kita ketahui bahwa kegiatan pemasaran suatu program yang

sangat penting dalam menunjang keberhasilan. Pemasaran adalah suatu

rangkainan kegiatan yang mengatur arus barang dan jasa dari produsen ke

konsumen. Banyak pemikir pemasaran sepakat bahwa konsep inti dari pemasaran

adalah pertukaran. Alasan yang mendasari bahwa konsep inti pemasaran adalah

pertukaran, yaitu bahwa seluruh aktivitas yang dilakukan oleh individu dengan

individu lainnya merupakan pertukaran. Sedangkan alasan terjadinya pertukaran

adalah untuk memuaskan kebutuhan (sutisna, 2003:264). Pertukaran dalam

konsep pemasaran ada yang sifatnya terbatas maupun sifatnya luas dan kompleks.

Pertukaran yang luas bisa melibatkan lebih dari dua pihak. Pertukaran yang terjadi
pada dunia nyata lebih banyak terjadi pada dunia nyata lebih banyak terjadi baik

langsung atau tidak langsung memerlukan komunikasi yang membawa pesan.

Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen saat ini dan konsumen

potensial agar berhasrat masuk ke dalam pertukaran (exchange relationship).

Komunikasi juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi konsumen mengenai

keberadaan produk yang sudah lama maupun baru keberadaannya. Proses

komunikasi yang bersifat mengingatkan ini sangat penting artinya bagi

kelangsungan hidup peruasahan. Perusahaan dapat bertahan karena adanya

konsumen, dan mencari atau memperoleh konsumen merupakan hal yang sulit.

Komunikasi memegang peranan yang sangat penting bagi pemasaran.

Dengan komunikasi pemasaran, khalayak dapat mengetahui keberadaan suatu

produk baik barang maupun jasa melalui pesan yang dibawa baik melalui iklan

ataupun promosi-promosi yang dilakukan. Melalui komunikasi pemasaran yang

baik, perusahaan atau pihak pengelola dapat mengembangkan pangsa pasar yang

lebih luas lagi. Tanpa komunikasi, khalayak tidak akan mengetahui keberadaan

suatu produk baik barang ataupun jasa. Dalam menjalankan komunikasi

pemasaran, pihak pemasar atau divisi pemasaran harus pandai dalam menyusun

rencana komunikasi pemasaran yang terbaik mengingat anggaran yang

dibutuhkan untuk melakukan komunikasi pemasaran sangatlah besar.

2.1.3 Bauran Pemasaran

Menurut Wiliam J. Stanton yang dikutip oleh Swastha (1996 : 78) definisi

bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variable / kegiatan yang

merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, promosi, harga
dan saluran distribusi. Bauran pemasaran pada umumnya didefinisikan sebagian

4P yaitu Product, Price, Promotion and Place. Keempat variable dipadukan agar

dapat memenuhi kebutuhan khalayak dan berbagai tujuan perusahaan. Perusahaan

sehausnya selalu mengadakan analisa keinginan konsumen sehingga dapat

merumuskan 4P tersebut dengan cepat.

Menurut Mc. Carthy yang dikutip oleh Swastha (1996 : 120) kombinasi

aspek-aspek strategi pemasaran / lebih dikenal dengan sebutan 4P dari bauran

pemasran dapat diperinci sebagai berikut :

Tabel 1
Bauran Pemasaran
Product Price Place Promotion

Kualitas Tingkat Saluran Periklanan

Features and harga distribusi Personal

Style Merk Potongan jangkauan Selling

dan kemasan harga distribusi Promosi

product Line Waktu Lokasi penjualan

Tingkat pembayaran penjualan Publisitas

pelayanan Syarat Pengangkutan Pemasaran

pembayaran Persediaan langsung

Cadangan Penggudangan

Sumber : Swastha (1996 : 120)

1. Product (produk)

Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat dirapa

maupun yang tidak diraba, termasuk bungkus, warna, harga prestise oleh
pembelian untuk pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh

pembeli untuk memuaskan kebutuhan. Produk merupakan kombinasi

barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan pasar.

Tanpa adanya produk, kegiatan marketing tidak akan bejalan.

Pengenalan secara mendalam pada keberadaan suatu produk yang

dihasilkan dapat dilihat dalam bauran produk (product mix) yang unsur-

unsurnya terdiri dari keanekaragaman atau macam-macam produk,

kulaitas, desain, ciri-ciri bentuk produk, merk dagang, kemasan, ukuran,

pelayanan, jaminan / garansi dan pengembalian.

Keberhasilan suatu objek wisata juga sangat tergantung pada

produk yang dalam hal ini berwujud kemasan objek wisata secara

keseluruhan yang ditawarkan kepada para wisatawan. Bangunan inti objek

wisata, tata ruang, fasilitas, pelayanan, hiburan yang disajikan merupakan

kemasan produk yang ditawarkan kepada wisatawan. Apabila salah satu

unsur dari kemasan objek wisata tidak terwat dan tidak dapat dinikmati

oleh wisatwan maka akan berpengaruh pada kurangnya minat pengunjung

pada objek wisata tersebut.

Pengembangan produk pada suatu objek wisata dilakukan setelah

analisis kemasan wisata yang seperti apa yang dianggap perusahaan.

Pendapat dan saran dari para wisatawan sangat berpengaruh dalam

menentukan pengembangan produk wisata yang ditampilkan.

Pengembangan dari produk wisata tentunya dilakukan secara


berkesinambungan, secara periodic dengan memperhatikan anggaran dan

target yang diharapkan dari program pengembangan pruduk wisata

tersebut.

2. Price (harga)

Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk

mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang

belum terpuaskan. Harga juga merupakan suatu usaha dari produsen untuk

menarik para konsumen agar tertarik dan mau mengeluarkan sejumlah

uang untuk dapat menikamati segala fasilitas dan pelayanan yang

diberiakan. Penetapan dari harga juga harus memperhatiakan nilai dan

manfaat dari produk yang diberikan atau dihasilkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan konsumen. Keputusan mengenai penetapan

harga akan sangat berpengaruh pada tingkat penjualan maupun aspek

keuntungan yang ingin dicapai.

Penetapan harga terhadap suatu objek wisata banyak berpengaruh

pada minat wisatawan. Namun harga tidak akan memberikan pengaruh

apa-apa jika produk dari objek wisata yang ditwarkan berkualitas dan

mampu menarik minat wisatawan. Harga yang tinggi untuk sebuah objek

wisata yang dianggap mempu memberikan kepuasan betin yang tidak

dapat diperoleh dari produk yang berwujud.

3. Place (distribusi)

Distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk

menyalurkan barang dari produsen sampai kepada konsumen. Saluran


tersebut merupakan sekelompok lembaga yang ada diantanya berbagai

lembaga yang mengadakan kerjasama untuk mencapai tuujuan. Tujuannya

adalah untuk mencapai pasar-pasar tertentu, sehingga pasar merupakan

tujuan akhir dari kegiatan saluran.

4. Promotion (promosi)

Promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasuf satu arah

yang dibuat untuk mengarahkan seseorang / organisasi kepada tindakan

yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Tujuan utama dari

promosi ialah untuk mempromosikan, mempengaruhi, membujuk dan

mengingatkan sasaran konsumen tentang perusahaan dan bauran

pemasarannya.

Promosi merupakan suatu bentuk dari komunikasi pemsaran.

Bauran promosi (promotion mix) atau disebut juga bauran komunikasi

pemasaran (bauran promosi) adalah bauran tertentu yang meliputi

pemasangan iklan, penjualan personal, promosi penjualan, hubungan

masyarakat dan alat-alat pemasaran langsung yang digunakan oleh

perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan pemasangan iklan dan

pemasaran (Tjiptono, 1996 : 222). Definisi-definisi lima perangkat (alat-

alat) promosi utama adalah sebagai berikut :

a. Periklanan (advertising)

Iklan adalah suatu bentuk komunikasi tidak langsung yang

pada dasarnya memberikan informasi mengenai keberadaan dan

keunggulan akan suatu produk yang disusun sedemikian rupa


sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah

pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. Pemasangan iklan

merupakan suatu bentuk presentasi dan promosi non personal yang

memerlukan biaya tentang gagasan, barang atau jasa oleh sponsor

yang jelas.

Tujuan utama periklanan :

1. Menginformasikan : menimbulkan daya tarik dan

penambahan tantang suatu produk baik barang maupun

jasa.

2. Membujuk : membentuk kesukaan, keyakinan dan

pembelian produk.

3. Mengingatkan : mendorong pembelian kembali produk.

4. Menguatkan : meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah

membuat keputusan yang benar.

Bentuk pengiklanan:

1. Iklan cetak dan radio

2. Film

3. Brosur dan buklet

4. Poster dan leaflet

5. Buku petunjuk

6. Cetak iklan

7. Papan reklame / iklan

8. Papan nama
9. Pameran pada pembelian

10. Simbol dan logo

11. Video

b. Penjualan Personal (Personal Selling)

Penjualan personal adalah komunikasi langsung tatap muka antara

penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada

calon pelanggan dan membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk

sehingga mereka kemudian akan mencoba dan membelinya.

Bentuk penjualan personal:

1. Presentasi penjualan.

2. Pertemuan penjualan.

3. Contoh produk.

4. Bazar, Pameran dagang.

c. Promosi Penjualan (Sales Promotion)

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui

penggunaan berbagai jenis insentif yang dapat diatur untuk merangsang

pembelian produk dengan segera dan atau meningkatkan jumlah barang yang

dibeli pelanggan.

Manfaat promosi penjualan :

1. Penyesuaian variasi permintaan dan penawaran jangka

pendek.

2. Mendorong penggunaan produk.

3. Mendidik kesadaran harga kepada konsumen.


4. Mempermudah penyesuaian program pemasaran pada

segmen berbeda.

Keputusan promosi penjualan :

1. Menetapkaa tujuan, tergantung jenis pasar sasarannya : konsumen,

pengecer, tenaga penjualan.

2. Memilih alat-alat promosi konsumen : sampel, kupon, paket harga,

garansi dll.

3. Memilih alat promosi dagang : daftar penghargaan, barang gratis.

4. Memilih alat promosi bisnis dan promosi tenaga penjualan :

pameran dan konvensi, kontes penjualan, iklan khusus.

5. Mengembangkan program : kondisi parasipasi Konsumen,

lamanya promosi, distribusi sarana, waktu pelaksanaan, total

anggaran.

6. Prauji program : cara, optimalisasi insentif, efisiensi penyajian.

7. Pelaksanaan dan pengendalian program : tenggang waktu

pelaksanaan, waktu pencapaian penjualan.

8. Evaluasi program : pengaruh penjualan, survey tanggapan

konsumen, eksperimen (insentif, durasi, media distribusi).

d. Hubungan Masyarakat (Public Relations)

Hubungan masyarakat adalah menjalin hubungan yang baik dan

harmonis antara pihak perusahaan dengan publiknya untuk memperoleh

publisitas yang menguntungkan, membangun citra perusahaan yang baik,

menangani atau meluruskan rumor dan cerita yang berkembang.


Kegiatan hubungan masyarakat memberikan manfaat dalam :

1. Hubungan pers : berita ke media.

2. Publikasi produk : peluncuran produk baju.

3. Komunikasi perusahaan : membangun citra dan produk dalam

menghadapi masalah publik.

4. Lobi : mempengaruhi kelompok tertentu.

5. Konsultasi : untuk manajemen dan perantara

konsumen.

Bentuk hubungan masyarakat:

1. Kotak pers 8. Hubungan kelompok

2. Pidato 9. Lobi

3. Seminar 10. Media identitas

4. Laporan tahunan 11. Majalah perusahaan

5. Donatur 12. Memperingati

6. Sponsor peristiwa

7. Publikasi

e. Pemasaran Langsung (Direct Marketing)

Pemasaran langsung adalah hubungan-hubungan langsung

dengan masing-masing pelanggan yang dibidik secara seksama dengan

tujuan baik untuk memperoleh tanggapan segera maupun untuk

membina hubungan dengan pelanggan yang langgeng.

Manfaaat yang diperoleh ialah sebagai berikut :


1

1. Pelanggan : menyenangkan, mudah, bebas. efisiensi

waktu.

2. Penjual : menjual secara eksklusif atau selektif.

Saluran utama pemasaran langsung :

1. Penjualan langsung : hubungan langsung melalui agen dan

wakil perusahaan.

2. Surat Langsung : pos, fax, e-mail, dan surat suara (kaset

audio, video, disket).

3. Pemasaran katalog : dengan mengirimkan daftar barang dan

harga.

4. Pemasaran jarak jauh

5. E-marketing : internet.

2.1.4 Perbedaan Barang dan Jasa

Bila ditinjau dari aspek berwujud atau tidaknya, produk dapat

diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama yaitu :

1. Barang

Merupakan hasil atau keluaran (output) berwujud fisik

(tangible) dari proses transformasi sumber daya sehingga dapat dilihat,

diraba, disentuh, dirasa, dipegang dan disimpan. dipindahkan dan

mendapatkan perlakuan fisik lainnya. Barang dibedakan menjadi dua

macam (Tjiptono. F) yaitu :


a. Barang Tahan Tidak Lama (Non Durable Goods)

Barang habis satu kali atau lebih pemakaian. tidak

mempunyai umur teknisataupun mempunyai umur ekonomis iebih

dari satu tahun. Seperti halnya minuman, makanan, sabun cuci,

pasta gigi dan Iain-lain.

b. Barang Tahan Lama (Durable Goods)

Barang berwujud fisik yang biasanya memiliki umur teknis

lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Seperti

halnya televisi, lemari pendingin, komputer, mesin cuci, motor dan

mobil.

2. Jasa

Kata jasa memiliki banyak arti, yaitu pelayanan personal

(personal service) sampai jasa produk. Menurut Kotler dalam Yazid

(1999 : 2) merumuskan jasa sebagai Setiap tindakan atau untuk kerja

yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip

intangible dan tidak menyebabka perpindahan kepemilikan apapun.

Produksinya bisa dan juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Sedangkan L. Berry seperti yang dikutip oleh Zeuthaml dan

Bitner (1995 : 5) dalam Yazid (1999 : 2) mendefinisikan Jasa itu

sebagai deeds (tindakan, prosedur, aktifitas); proses-proses dan unjuk

kerja yang intangible.

Adapun empat karakteristik jasa yang membedakan dengan

barang (Tjiptono, 1996 : 15) meliputi:


a. Tidak Berujud (Intangible)

Jasa bersifat intangible artinya tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba,

dicium atau didengar sebelum membeli.

b. Tidak dapat dipisahkan (Inseparatibility)

Jasa dihasilkan dan konsumsi secara bersamaan tidak seperti barang

fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan

melewati berbagai penjualan dan kemudian baru dikonsumsi.

c. Bervariasi (Variability)

Jasa bersifat variabel karena merupakan non standardized output,

artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis, tergantung pada

siapa, kapan dan dimana jasa tersebut dihasilkan.

d. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat

disimpan. Misalnya seperti tenaga listrik yang digunakan atau

hiburan yang ditonton.

2.1.5 Pemasaran Jasa

Pemasaran merupakan penghubung antara organisasi dengan

konsumennya. Para penghubungnya akan berhasil bila semua upaya

pemasaran diorientasikan kepada konsumen. Keterlibatan semua pihak di

manajemen puncak hingga karyawan non manajerial dalam merumuskan

maupun mendukung pelaksanaan pemasaran yang berorientasi kepada

konsumen tersebut merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi


(Yazid, 1999 : 13). Oleh karena bisnis jasa sangat kompleks. yang

melibatkan banyak elemen seperti halnya sistem operasi internal

perasahaan, elemen lingkungan diluar perusahaan, citra serta tanggapan

pelanggan terhadap jasa yang dihasilkan perusahaan. Gronroos

mengemukakan pendapatnya yang dikutip oleh Kotler dan Amstrong (2001

: 469) bahwa dalam pemasaran jasa tidak hanya membutuhkan pemasaran

eksternal, tetapi juga pemasaran internal dan pemasaran interaktif sebagai

berikut:

1. Pemasaran Eksternal merupakan aktivitas perusahaan dalam

mengoperasikan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari

produk (product)/ jasa, harga (price), tempat (place) dan promosi.

Aktivitas ini dituiukan keluar perusahaan yakni kepada calon pelanggan

untuk menarik minat agar menggunakan jasa yang ditawarkan dan

membentuk citra positif terhadap perusahaan.

2. Pemasaran Internal adalah aktivitas perusahaan dalam rangka

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, melalui pelatihan, kursus,

pemberian motivasi kepada para karyawan agar selalu meningkatkan

kemudahan, ketepatan, kecepatan dan kenyamanan dalam memberikan

pelayanan kepada pelanggan, sehingga pelanggan merasa puas.

3. Pemasaran Interaktif adalah kegiatan perusahaan untuk membina

hubungan yang saling menguntungkan antara karyawan pemberi

pelayanan dengan pelanggan yang menerima pelayanan sebagai

interaksi yang positif.


2.2 Pariwisata

2.2.1 Definisi Pariwisata


Pariwisata ialah perjalanan dari satu tempat ke tempat lain,

usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan

lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu

(Spillane, 1987 : 21).

Kemudian dari kata tersebut dapat diartikan :

Wisatawan : Orang yang melakukan perjalanan (traveler).

Pariwisata : Perjalanan dari satu tempat ke tempat lain (tour).

Pariwisatawan : Orang yang melakukan perjalanan tour (tourist).

Kepariwisataan : Hal-hal yang berhubungan dengan pariwisata

(tourism).

Sedangkan pengertian wisata, pariwisata, kepariwisataan dan

wisatawan menurut Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1990 Tentang

Kepariwisataan adalah :

1. Wisata

Wisata adalah kegiatan penalanan atau sebagian dan kegiatan

tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk

menikmati objek dan daya tank wisata. Sehingga pengertian wisata

mengandung unsur :

a. Kegiatan perjalanan.

b. Dilakukan secara sukarela.

c. Bersifat sementara.
d. Perjalanan iru seluruh atau sebagian bertujuan untuk menikmati

objek dan daya tarik wisata.

2. Pariwisata

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

wisata, termasuk pengusaha objek dan daya tarik wisata serta usaha-

usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Dengan

demikian pariwisata meliputi;

a. Semua kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.

b. Pengusaha objek dan daya tarik wisata seperti: kawasan wisata,

taman rekreasi, kawasan peninggalan sejarah, musium, waduk,

pagelaran seni budaya, tata kehidupan masyarakat dan yang

bersifat alamiah : keindahan alam, gunung berapi, gua, danau,

pantai dan sebagainya.

c. Pengusaha jasa dan sarana pariwisata yaitu :

1. Usaha Jasa Pariwisata (Biro Perjaianan Wisata, Agen

Perjalanan, Pramuwisata, Konvensi, Perjaianan Insentif,

Pameran, Konsultan Pariwisata, Informasi Pariwisata).

2. Usaha Sarana Wisata Pariwisata terdiri dari akomodasi,

rumah makan, angkutan wisata dan sebagainya.

3. Usaha-usaha jasa yang berkaitan dengan

penyelenggaraan wisata.
3. Kepariwisataan

Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan

penyelenggaraan pariwisata. artinya semua kegiatan dan urusan yang

kaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata

baik yang didirikan pemerintah. pihak swasta dan masyarakat disebut.

4. Wisatawan

Adalah orang yang melakukan kegiatan wisata, jadi pengertian

wisatawan ini diberi persyaratan seperti :

a. Tidak untuk mencari nafkah, tujuannya semata-mata untuk :

1. Pesiar, liburan, kesehatan, belajar, keagamaan, olahraga.

2. Kunjungan usaha, mengunjungi keluarga, tugas dan

menghadiri pertemuan.

Adapun istilah komponen pariwisata dalam dunia pariwisata

saat ini. Komponen pariwisata itu ialah serangkaian jasa dan produk

wisata yang diperlukan oleh wisatawan baik mancanegara maupun

nusantara semenjak mereka berangkat sampai kembali ke tempat

tinggal semula. Jasa dan produk wisata itu disebut komponen

pariwisata yang disediakan oleh pihak pengusaha, masyarakat ataupun

siapapun juga yang berminat. Komponen Pariwisata meliputi:

a. Objek dan daya tarik wisata, ialah segala sesuatu yang menjadi daya

sasaran perjalanan wisata yang meliputi:

1. Ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan

alam serta flora dan fauna, pemandangan alam,


panorama indah, hutan rimba, serta binatang-binatang

langka.

2. Karya manusia yang berwujud museum, peninggalan

purbakala, peninggalan sejarah, wisata petualang,

taman rekreasi dan tempat hiburan.

3. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu, mendaki

gunung. Menelusuri gua, industri kerajinan, tempat-

tempat perbelanjaan, sungai air deras, tempat ibadah dan

lain-lain.

b. Akomodasi dengan banyak pilihan.

c. Angkutan wisata berupa angkutan darat, laut dan udara, untuk

mengangkut wisatawan dari tempat tinggalnya.

d. Sarana dan fasilitas berupa : Hotel, Rumah Makan, Biro Perjalanan,

Angkutan Wisata, Mobil Sewaan, Tempat penukaran uang, Toko-

toko souvenir.

e. Prasarana: Jalan raya, Listrik, Air minum, Telkom, Pelabuhan udara

/ laut.

Pembagian jenis-jenis pariwisata menurut Spillane (1987 : 31) Yaitu :

1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (Plesure Tourism)

Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan

tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru,

memenuhi keingintahuannya, untuk mengendorkan ketegangan


sarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat

rakyat setempat, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di

kota-kota besar ataupun ikut serta dalam keramaian pusat-pusat

wisatawan.

2. Pariwisata untuk rekreasi (Recreation Tourism)

Pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki

pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk memulihkan

kembali kesegaran jasmani dan robaninya, yang ingin menyegarkan

keletihan dan kelelahan. Biasanya. mereka tinggai selama mungkin di

tempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan - tujuan

rekreasi tersebut dengan menemukan kenikmatan yang diperlukan.

Dengan kata lain mereka menyukai healt resort.

3. Pariwisata untuk kebudayaan (Cultural Tourism)

Jenis ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi, seperti

keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk

mempelajari adat istiadat, kelembagaan dan cara hidup rakyat negara

lain, untuk mengunjungi monumen bersejarah peninggalan peradaban

masa lalu atau sebaliknya penemuan-penemuan besar masa kini, pusat-

pusat keagamaan atau juga untuk ikut serta dalam festival-festival seni

musik, teater, tarian rakyat dan lain-lain.

4. Pariwisata untuk olahraga (Sport Tourism)

Jenis ini dapat dibagi dua kategori :


1. Big Sports Events, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga

besar seperti: olimpiade, kejuaraan ski dunia, kejuaraan

tinju dunia dan lain-lain.

2. Sporting Tourism of the Practtitioners, yaitu pariwisata

olahraga bagi mereka yang ingin berlatih dan

mempraktekkan sendiri seperti pendakian gunung,

olahraga naik kuda, berburu, memancing dan lain-lain.

5. Pariwisata untuk urusan usaha dagang (Business Tourism)

Dalam business tourism tersirat tidak hanya professional trips

yang dilakukan kaum pengusaha atau industrialis, tetapi juga mencakup

semua kunjungan ke pameran, kunjungan ke instalasi teknis yang

bahkan menarik orang-orang di luar profesi ini.

6. Pariwisata untuk berkonvensi (Convention Tourism)

Peranan jenis pariwisata ini makin penting. Banyak negara yang

menyadari besarnya potensi ekonomi dari jenis pariwisata komperensi

ini sehingga mereka saling berusaha untuk menyiapkan dan mendirikan

bangunan-bangunan pusat-pusat komperensi lengkap dengan fasilitas

mutakhir yang diperlukan untuk menjamin efisiensi operasi

komperensi.

2.2.2 Komunikasi Pariwisata

Komunikasi sangat diperlukan dalam penyampaian promosi

kepariwisataan. Komunikasi adalah proses pengoperan lambang lambang


berarti diantara individu. Untuk memahami komunikasi secara lebih jelas,

sering digunakan paradigma, Laswell. Dalam karyanya The Structure and

Function of Communication in society, Laswell mengajukan suatu

paradigma, yaitu who, say what, to whom, in which channel, dan with what

effect. Berdasarkan paradigma tersebut, komunikasi adalah proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media

yang menimbulkan efek tertentu.

Secara etimologis, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta.

a. Pari berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar.

b. Wisata berarti perjalanan, bepergian.

Jadi, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan

berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain.Untuk

memperjelasnya, maka dapat disimpulkan definisi pariwisata adalah

sebagai berikut (Yoeti, 1982:109): Pariwisata adalah suatu perjalanan

yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu

tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business)

atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi , tetapi semata-mata

menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekresai atau untuk

memenuhi keinginan yang beraneka ragam. Sedangkan yang dimaksud

dengan wisatawan oleh G. A Schmoll (Yoeti, 1982:127) adalah individu

atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan

tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur, yang

tertarik pada perjalanan umumnya dengan motivasi perjalanan yang pernah


ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik dengan pelayanan yang

diberikan oleh suatu Daerah Tujuan Wisata yang dapat menarik

pengunjung di masa yang akan datang. Dalam Instruksi Presiden RI No.9

Tahun 1969 tertulis dalam Bab I Pasal 1, bahwa wisatawan (tourist) adalah

setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke

tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungan itu.

Adapun ciri-ciri tentang seseorang itu dapat disebut sebagai wisatawan

adalah :

a. Perjalanan itu dilakukan lebih dari 24 jam.

b. Perjalanan itu dilakukan hanya untuk sementara waktu.

c. Orang yang melakukannya tidak mencari nafkah di tempat atau

Negara yang dikunjunginya.

Beberapa jenis-jenis Pariwisata yang telah dikenal, antara lain :

a. Wisata Budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan

untuk memperluas pandangan hidup seseorang dengan jalan

mengadakan kunjungan ke tempat lain atau ke luat negeri, mempelajari

keadaan rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka,

kebudayaan dan seni mereka.

b. wisata Kesehatan, yaitu perjalanan seorang wisatawan dengan tujuan

untuk menukar keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari di mana ia

tinggal demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan

rohani.
c. wisata Olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan

perjalanan dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud

mengambil bagian aktif dalam pesta olahraga di suatu tempat atau

negara.

d. Wisata Komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi

pameran-pameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti

pameran industri, pameran dagang dan sebagainya.

e. Wisata Industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar

atau mahasiswa, atau orang-orang awam ke suatu kompleks atau daerah

perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan

atau penelitian.

f. Wisata Maritim atau Bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan

olahraga air, seperti danau, pantai atai laut.

g. Wisata Cagar Alam, yaitu jenis wisata yang biasanya banyak

diselenggarakanoleh agen atau biro perjalanan yang mengkhususkan

usaha-usaha dengan jalan mengatur wisata ke tempat atau daerah cagar

alam, taman lindung, hutan daerah pegunungan dan sebagainya yang

kelestariannya dilindungi oleh undang-undang.

h. Wisata Bulan Madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi

pasangan-pasangan pengantin baru yang sedang berbulan madu dengan

fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan

(Pendit, 1990:41).
2.3 Penelitian Sebelumnya

1. Strategi Komunikasi Pemasaran Pariwisata Daerah di Dinas


Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Dalam
Meningkatkan Jumlah Wisatawan.
(Studi Deskriptif Strategi Komunikasi Pemasaran yang ditempuh
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman Tahun 2004)
(sidik rahmathadi/153990129, Tahun 2004).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi strategi komunikasi pemasaran pariwisata daerah

di dinas kebudayaan dan pariwisata kabupaten sleman dalam meningkatkan

jumlah wisatawan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan

jenis penelitian deskriptif. Uji validitas data dengan menggunakan

triangulasi sumber dengan melakukan obeservasi secara langsung dan

wawancara. Dalam usaha meningkatkan jumlah wisatawan, Berdasarkan

analisis hasil penelitian Dinas Pariwisata kabupaten Selaman menggunakan

bauran promosi marketing mix, Marketing mix itu sendiri antara lain

meliputi Product, Price, Promotion and Place. Secara keseluruhan, strategi

komunikasi pemasaran yang dilakukan sudah efektif terlihat dari evaluasi

dan monotoring hasil yang meningkat dari tahun ke tahun namun harus

lebih maksimal dalam program yang lebih terkoordinasi lagi.

2. Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Pariwisata Kabuaten


Kebumen Dalam Mencapai Target Pendapatan Pada Objek Wisata
Gua Jatijajar (Widyaningrum/153040034, Tahun 2007).

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi

pemasaran yang digunakan Dinas Pariwisata kabupaten Kebumen dalam

meraih konsumen, dan untuk mengetahui faktor pendorong dan

penghambat strategi tersebut yang akan mempengaruhi peningkatan


penjualan. Jenis penelitian ini deskriptif kualitatif dengan cara wawancara

dan observasi. Berdasarkan analisis hasil penelitian Dinas Pariwisata

kabupaten Kebumen menggunakan bauran promosi yaitu personal

selling, sales promotion, dan direct maketing dalam

mengkomunikasikan produknya kepada konsumen dalam skala lokal.

Strategi tersebut ternyata belum berhasil karena peningkatan pendapatn

wisata ini belum sesuai dengan target pendapatan.

Kedua penelitian sebelumnya mempunyai topik yang sama yaitu

membahas mengenai komunikasi pemasaran secara umum. Yang

membedakan hanya pada konsentrasi aktifitas pemasaran. Pada penelitian

yang dilakukan sidik, wujud aktifitas pemasaran yang paling efektif selain

dengan membuat rencana pemasaran dan evaluasi adalah melakukan

strategi komunikasi pemasaran dengan menggunakan konsep marketing

mix. Marketing mix itu sendiri antara lain meliputi Product, Price,

Promotion and Place. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi strategi komunikasi pemasaran

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Sleman dalam meningkatkan

jumlah wisatawan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

widyaningrum. Penelitian yang dilakukan untuk kegiatan pemasaran lebih

dititik beratkan kepada periklanan, sales promotion, dan promosi

melakukan strategi komunikasi pemasaran dengan menggunakan konsep

promotional mix. Promotion mix itu sendiri antara lain meliputi periklanan,

sales promotion, PR/humas, personal selling, dan direct marketing. Tujuan


penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi strategi komunikasi pemasaran. Namun ternyata kegiatan promosi

yang dilakukan belum cukup efektif dan membuat Dinas Periwisata

berhasil mecapai target yang telah direncanakan. Tujuan dari penilitian

yang dilakukan Widyaningrum adalah bagaimana strategi komunikasi

pemasaran Dinas Pariwisata dalam meraih konsumen, dan untuk

mengetahui faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan strategi

tersebut.

Penelitian ini tidak jauh berbeda dari dua penelitian di atas, dimana

penelitian ini memiliki kesamaan tema dengan dua penelitian sebelumnya

yang diuraikan di atas. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan dua

penelitian sebelumnya tersebut, terutama pada obyek penelitiannya.

Penelitian Sidik merupakan sebuah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Dinas

kebudayaan dan Pariwisata Sleman dalam meningkatkan jumlah

wisatawan. Sedangkan penelitian Widyaningrum merupakan sebuah

penelitian yang ditujukan untuk mengetahui efektivitas komunikasi

pemasaran Dinas Pariwisata dalam meraih konsumen untuk mencapai

target pedapatan.

Penelitian ini sendiri merupakan sebuah penelitian yang ditujukan

untuk mengetahui efektivitas komunikasi persuasif PT. Taman Wisata

Candi untuk mencapai target pendapatan pada objek wisata candi

Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko. Secara keseluruhan, penelitian ini


bertujuan untuk bagaimana proses perencanaan dari aktivitas komunikasi

pesuasif PT. Taman Wisata Candi sebagai upaya untuk mencapai target

pendapatan. Di samping itu, penelitian ini juga ditujukan untuk mengetahui

elemen-elemen komunikasi persuasif yang digunakan oleh PT. Taman

Wisata Candi Bandung dalam upaya mencapai target pendapatan serta

mengevaluasi efektivitas dari elemen-elemen komunikasi persuasif yang

digunakan oleh PT. Taman Wisata Candi tersebut.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Kualitas suatu penelitian ditentukan oleh ketetapan dalam pemilihan

metode penelitian, dimana metode tersebut dapat dipergunakan untuk

menangkap dan menjelaskan realitas sosial secara jelas sesuai dengan

karakter objek studi yang diteliti.Jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini ialah deskriptif kualitatif. Isaac & Michael berpendapat

bahwa metode penelitian deskriptif bertujuan melukiskan secara

sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu secara faktual dan

cermat ( Rakhmad, 1995:22).

Penelitian deskriptif kualitatif digunakan untuk menjelasakan

fenomena dengan aturan berpikir ilmiah yang diterapkan secara sistematis

tanpa menggunakan model kualitatif atau normatif dengan mengandalkan

klasifikasi, hubungan dan kedudukan suatu unsur dengan unsur lain.

Strategi komunikasi pemasaran yang digunakan oleh berbagai

perusahaan yang memasarkan berbagai produk baik jasa maupun barang

berbeda-beda dan tidak ada sebuah strategi yang digunakan dalam

berbagai situasi. Pemilihan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif

ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk memusatkan diri pada

pemecahan masalah-masalah yang sebenarnya terjadi dimasa sekarang.

Metode deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

manguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain metode deskriptif ialah
pada observasi. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Penelitian hanya

membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan menetapkannya dalam

buku observasinya. Peneliti dengan mengguakan metode deskriptif bukan

saja menjabarkan (analisis) namun juga memadukan (sintesis) bukan saja

melakukan klasifikasi tetapi juga organisasi (Salahudin Rahmat, 1989:34)

Penelitian deskriptif bertujuan sebagai berikut:

1. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala

yang ada.

2. Mengindentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-

praktek yang berlaku.

3. Membuat perbandingan atau evaluasi.

4. Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi

masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang

(Rakhmad, 1995:25).

3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah program-program yang dirancang dan

dijalankan oleh bagian pemasaran PT. Taman Wisata Candi dalam

melaksanakan strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan dalam

upaya mencapai target pendapatan wisata Candi Borobudur, Prambanan

& Ratu Boko.


3.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber infonmasi yang didapat melalui

berberapa wawancara oleh berbagai informan yang dapat memberikan

informasi bagaimana PT. Taman Wisata Candi menjalankan startegi

komunikasi dalam upaya pencapaian target pendapatan wisata candi

Borobudur, Prambanan & Ratu Boko.

3.4 Sumber Data yang dibutuhkan

Data yang diperoleh dari kepala pengelola objek wisata , staf objek

wisata sedangkan data atau informasi yang diharapkan adalah:

1. Data Primer

Data primer ialah data yang didapat langsung dari lapangan.

Data ini didapat melalui wawancara dengan narasumber yang

terkait dengan penelitian ini. Narasumber yang dimaksud ialah

Kepala Bidang Divisi Pemasaran, Kepala Bidang Humas PT.

Taman Wisata Candi dan Dinas Pariwisata serta kepala Bidang

Divisi Pemasaran dan Humas Dinas Pariwisata.

2. Data Sekunder

Data sekunder ialah data pendukung dari data primer yang

didapat melalui dokumen-dokumen, data pendapatan wisata,

data mengenai alat-alat promosi yang digunakan, literature

mengenai komunikasi pemasaran.


3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan cara :

1. Wawancara

Wawancara ialah percakapan dengan maksud

tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan

terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu. Kata-kata dan tindakan orang yang diwawancarai dan

diamati merupakan merupakan sumber data yang dapat

ditulis atau direkam. Wawancara secara mendalam

menggunakan interview guide berupa daftar sejumlah

pertanyaan untuk mendapatkan informasi mencakup segala

hal tentang obyek penelitian yang tidak dapat diperoleh

melalui pengamatan.

2. Observasi

Yaitu melaksanakan penelitian dilapangan guna

memperoleh data yang akurat. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan observasi partisipan dengan melakukan

pengamatan secara cermat dan sistematis di lokasi penelitian

guna memperoleh ganbaran tentang fenomena yang

dicermati.
3. Kepustakaan

Kepustakaan yaitu dengan menggunakan bahan-

bahan atau data tertulis baik yang berupa buku, majalah,

surat kabar, serta bahan-bahan tertulis lainnya yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian

dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis

kerja seperti yang disarankan oleh data.

Tahap ini akan dilakukan setelah selesainya tahap pengumpulan

data. Data yang diperoleh dilapangan nantinya akan diproses dan diolah

sehingga akan didapatkan sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan.

Teknik analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam

bentuk yang mudah dibaca dan dipahami. Data dalam penelitian ini akan

dianalisis menggunakan teknik analisis data deskriptif eksplorasi dengan

pengumpulan data kualitatif yang menggunakan pendekatan observasi

serta data kepustakaan. Beberapa ciri metode deskriptif yaitu memuaskan

diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada sekarang dan aktual, data

yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian

dianalisa.
Analisa data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk

yang mudah dibaca. Analisis data yang akan dipergunakan dalam

penelitian ini adalah teknik deskriptif yang bertujuan untuk

menggambarkan keadaan atau fenomena. Metode yang digunakan dalam

analisis data yaitu dengan menggunakan model analisis interaktif. pada

dasarnya model analisis interaktif proses berbentuk siklus, artinya pada

bentuk ini peneliti tetap bergerak di antara tiga komponen analisis

(reduksi data, sajian data, penarikan simpulan/verifikasi) dengan proses

pengumpulan data selama kegiatan pengumpulan data berlangsung.

Sesudah pengumpulan data berakhir peneliti bergerak diantara tiga

komponen analisannya (reduksi data, sajian data, penarikan

simpulan/verifikasi) dengan menggunakan waktu yang masih tersisa bagi

penelitiannya ( Sutopo, 2002 : 96 ). Implementasi dari metode model

analisis interaktif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Reduksi data yaitu kegiatan membatasi masalah semenjak proposal

dibuat, hal ini dilakukan untuk menghindari pembiasaan dari fokus

penelitian yang dilakukan.

2. Pengumpulan data yaitu kegiatan melakukan pengumpulan data

baik yang bersifat primer maupun sekunder. Kegitan ini dilakukan

peneliti baik pada saat pembuataan proposal maupun ataupun dalam

penelitian seperti observasi dan wawancara.


3. Sajian data yaitu menyajikan data yang didapatkan di lapangan

sehingga mudah untuk dihubungkan dengan landasan teori yang

telah ditetapkan.

4. Melakukan verifikasi atau penarikan kesimpulan yaitu kegiatan

melakukan penarikan kesimpulan dari data yang telah dihubungkan

dengan landasan teori dan kondisi di lapangan sehingga apa yang

menjadi penelitian dapat dicapai.

5. Apabila verifikasi atau kesimpulan tidak sesuai dengan tujuan

penelitian maka peneliti bisa melakukan kegiatan pengumpulan data

kembali sehingga sesuai dengan tujuan penelitian yang telah

ditetapkan sebelumnya (Sutopo, 2002 : 96).

Pengumpilan Data berupa observasi dan Wawancara

Verifikasi atau penarikan kesimpulan


Sajian Data

Bagan 4
Analisis Data

3.7 Validitas Data

Untuk mengetahui valid tidaknya data yang diperoleh, digunakan

metode triangulasi. Maksudnya adalah untuk mengkroscek setiap data

yang diperoleh dengan sumber data yang berkompeten dengan tidak

hanya dengan satu cara pandang saja karena setiap pandangan akan

menghasilkan bentuk data yang


berbeda-beda. Model triangulasi yang digunakan adalah :

Triangulasi Sumber Data :

Triangulasi sumber atau data adalah dalam mengumpulkan data

penelitian dilakukan dengan menggunakan berbagai ragam sumber data

yang tersedia, artinya data yang sama atau sejenis, akan lebih mantap

kebenarannya bila digali dari beberapa sumber yang berbeda.

Dinas Pariwisata

Data Wawancara Staf : Kabid Humas, Pemasaran dan Staf pemasaran

Pengunjung

Bagan 5 Metode Penelitian Kualitatif


Sumber : Sutopo (2002 : 83).
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

4.1.1 Wilayah Yogyakarta

Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan

merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping 4

daerah tingkat II lainnya yang berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak

ditengah-tengah Propinsi DIY, dengan batas-batas wilayah Sebelah utara :

Kabupaten Sleman, Sebelah timur : Kabupaten Bantul & Sleman, Sebelah selatan

: Kabupaten Bantul, Sebelah barat : Kabupaten Bantul & Sleman Wilayah Kota
o I II o I II
Yogyakarta terbentang antara 110 24 19 sampai 110 28 53 Bujur Timur dan
o I II o I II
7 15 24 sampai 7 49 26 Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m

diatas permukaan laut. Keadaan alam secara garis besar Kota Yogyakarta

merupakan dataran rendah dimana dari barat ke timur relatif datar dan dari utara

ke selatan memiliki kemiringan 1 derajat, serta terdapat 3 (tiga) sungai yang

melintas Kota Yogyakarta, yaitu Sebelah timur adalah Sungai Gajah Wong.

Bagian tengah adalah Sungai Code Sebelah barat adalah Sungai Winongo. Kota

Yogyakarta memiliki luas wilayah tersempit dibandingkan dengan daerah tingkat

II lainnya, yaitu 32,5 Km yang berarti 1,025% dari luas wilayah Propinsi DIY

Dengan luas 3.250 hektar tersebut terbagi menjadi 14 Kecamatan, 45 Kelurahan,

617 RW, dan 2.531 RT, serta dihuni oleh 489.000 jiwa (data per Desember 1999)

dengan kepadatan rata-rata 15.000 jiwa/Km.


A. Sejarah Kota Yogyakarta

DIY adalah sebuah daerah otonomi setingkat Propinsi, propinsi ini

beribukotakan di Yogyakarta sebuah kota yang kaya predikat, baik berasal dari

sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota

kebudayaan, kotapelajar dan kota wisata. Yogyakarta atau Ngayogyakarta (bahasa

jawa) adalah nama ynag diberikan Paku Buwono II (Raja Mataram tahun 1719-

1727) sebagai pengganti nama pesanggrahan Gartitawati. Yogyakarta berarti

Yogya yang kerta, Yogya yang makmur sedangkan Ngayogyakarta Hadiringrat

berarti Yogya yang makmur dan yang paling utama. Sumber lain mengatakan

nama Yogyakarta siambil dari nama (Ibu) kota Sanskrit Ayodhya dalam epos

Ramayana. Dalam penggunaannya sehari-hari, Yogyakarta lazim diucapkan

Jogjakarta atau Ngayogyakarta (bahasa Jawa).

Sebutan kota perjuangan untuk kota ini berkenan dengan peran

Yogyakarta dalam konstelasi perjuangan bangsa Indonesia pada jaman koloniala

Belanda, jaman penjajahan Jepang, maupun pada jaman perjuangan

mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik

Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman.

Sebutan kota kebudayaan untuk kota ini berkaitan erat dengan peninggalan-

peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan-kerajaan tersebut sampaik

kini masih tetap lestari. Sebutan ini juga berkaitan dengan banyaknya pusat-pusat

seni dan budaya. Sebutan kata Mataram yang banyak digunakan sekarang ini,

tidak lain adalah sebuah kebanggan atas kejayaan Kerajaan Mataram. Sebutan
Yogyakarta kota pariwisata menggambarkan potensi propinsi ini dalam kecamata

kepariwisataan.

Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali.

Berbagai jenis objek wisata dikembangkan di wilayah ini, seperti wisata alam,

wisata sejarah, wisata budaya, wisata pendidikan bahkan yang terbaru wisata

malam. Predikat sebagai kota pelajar berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini

dalam dunia pendidikan di Indonesia. Di samping adanya berbagai pendidikan di

setiap jenjang pendidikan tersedia di propinsi ini, di Yogyakarta terdapat banyak

mahasiswa dan pelajar dari berbagai proponsi. Tidak berlebihan bila Yogyakarta

disebut sebagai miniatur Indonesia, disamping predikat-predikat tersebut, sejarah

dan status Yogyakarta merupakan hal menarik untuk disimak. Nama daerahnya

memakai sebutan DIY sekaligus statusnya sebagai Daerah Istimewa berkenaan

dengan runutan sejarah Yogyakarta, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi

Kemerdekaan Republik Indonesia.

B. Potensi Wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta/Jogja

Potensi Wisata Dan Tempat Menarik Untuk Anda Kunjungi. Yogyakarta

atau kota Jogja memiliki banyak sekali tempat menarik baik wisata alam, maupun

kebudayaan jawa nya yang unik dan khas, juga wisata sejarah dimana kota ini

memiliki banyak peninggalan candi-candi baik Hindu maupun Budha. Seribu

tahun silam, Yogyakarta merupakan pusat kerajaan Mataram Kuno yang makmur

dan memiliki peradaban tinggi. Kerajaan inilah yang mendirikan Candi

Borobudur yang merupakan candi Buddha terbesar di dunia, 300 tahun sebelum

Angkor Wat di Kamboja. Peninggalan lainnya adalah Candi Prambanan, Istana


Ratu Boko, dan puluhan candi lainnya yang sudah direstorasi maupun yang masih

terpendam di bawah tanah (Wisata Candi).

Namun oleh suatu sebab yang misterius, Kerajaan Mataram Kuno

memindahkan pusat pemerintahannya ke Jawa Timur pada abad ke-10. Candi-

candi megah itu pun terbengkalai dan sebagian tertimbun material letusan Gunung

Merapi. Perlahan-lahan, wilayah Yogyakarta pun kembali menjadi hutan yang

lebat. Enam ratus tahun kemudian, Panembahan Senopati mendirikan Kerajaan

Mataram Islam di wilayah ini. Sekali lagi Yogyakarta menjadi saksi sejarah

kerajaan besar yang menguasai Pulau Jawa dan sekitarnya. Kerajaan Mataram

Islam ini meninggalkan jejak berupa reruntuhan benteng dan makam kerajaan di

Kotagede yang kini dikenal sebagai pusat kerajinan perak di Yogyakarta (Wisata

Sejarah).

Perjanjian Giyanti pada tahun 1755 membagi Kerajaan Mataram Islam

menjadi Kasunan Surakarta yang berpusat di Kota Solo dan Kesultanan

Yogyakarta yang mendirikan istananya di Kota Jogja. Kraton (istana) tersebut

masih berdiri hingga kini dan masih berfungsi sebagai tempat tinggal sultan dan

keluarganya, lengkap dengan ratusan abdi dalem yang secara sukarela

menjalankan tradisi di tengah perubahan jaman. Di Kraton, setiap hari ada

pagelaran budaya berupa pertunjukan wayang kulit, gamelan, sendratari Jawa.

Yogyakarta pada masa kini merupakan tempat tradisi dan dinamika modern

berjalan berdampingan. Di Yogyakarta ada kraton dengan ratusan abdi dalem

yang setia menjalankan tradisi, namun juga ada Universitas Gadjah Mada yang

merupakan salah satu universitas terkemuka di Asia Tenggara. Di Yogyakarta


sebagian masyarakat hidup dalam budaya agraris yang kental, namun juga ada

kaum mahasiswa dengan gaya hidup pop. Di Yogyakarta ada pasar tradisional dan

barang kerajinan sementara di sebelahnya berdiri mall yang tak kalah ramainya.

Di ujung utara Yogyakarta, Anda akan melihat Gunung Merapi berdiri

dengan gagah setinggi 9738 kaki. Gunung ini adalah salah satu dari gunung

berapi yang paling aktif di Indonesia. Jejak ganasnya letusan Gunung Merapi

tahun 2006 lalu bisa disaksikan di Desa Kaliadem, 30 km dari Kota Jogja.

Pemandangan bergaya Mooi Indi berupa hamparan sawah nan hijau dan Gunung

Merapi sebagai latar belakang masih bisa dilihat di pinggiran Kota Jogja (Wisata

Alam). Di bagian selatan Yogyakarta, Anda akan menemukan banyak pantai.

Pantai yang paling terkenal adalah Pantai Parangtritis dengan legenda Nyi Roro

Kidul, namun Yogyakarta juga memiliki pantai-pantai alami yang indah di

Gunung Kidul. Anda bisa melihat Pantai Sadeng yang merupakan muara Sungai

Bengawan Solo purba sebelum kekuatan tektonik yang dahsyat mengangkat

permukaan Pulau Jawa bagian selatan sehingga aliran sungai tersebut berbalik ke

utara seperti saat ini. Anda juga bisa mengunjungi Pantai Siung yang memiliki

250 jalur panjat tebing, Pantai Sundak, dan lain-lain (Wisata Pantai).

4.1.2 Wilayah Magelang

Kabupaten Magelang berada di cekungan sejumlah rangkaian

pegunungan. Bagian timur (perbatasan dengan Kabupaten Boyolali terdapat

Gunung Merbabu (3.141 meter dpl) dan Gunung Merapi (2.911 m dpl). Bagian

barat (perbatasan dengan Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo)

terdapat Gunung Sumbing (3.371 m dpl). Di bagian barat daya terdapat rangkaian
Bukit Menoreh. Bagian tengah mengalir Kali Progo beserta anak-anak sungainya

menuju selatan. Di Kabupaten Magelang terdapat Kali Elo yang membelah dua

wilayah ini. Pertemuan kembali kedua titik itu terletak di desa Progowati yang

konon dahulu di tempat itu lebih banyak wanitanya dibanding pria.

Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta)

A. Sejarah Kota Magelang

Sejarah Kabupaten Magelang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan

Kota Magelang. Pada tahun 1801, Letnan Gubernur Jendral Sir Stamford Raffles

mengangkat Ngabei Danuningrat sebagai Bupati pertama Magelang, atas petunjuk

dari gurunya beliau memilih daerah antara desa Mantiasih dan desa Gelangan

sebagai pusat pemerintahannya. Pada tahun 1930, jabatan bupati diserahkan

kepada putranya yang bernama Ngabei Danukusumo, dan Magelang statusnya

dari Kabupaten menjadi gremente bersama dengan Kota Semarang, Salatiga, dan

Pekalongan. Namun kedudukan Bupati masih diakui sehingga ada dua pimpinan

di daerah Magelang yaitu Bupati Magelang dan Walikota Magelang.

Seiring dengan waktu, kedudukan Kabupaten Magelang diperkuat melalui

UU No. 2 tahun 1948 dengan ibu kota di Kota Magelang. Pada tahun 1950

berdasarkan UU No. 13 tahun 1950 Kota Magelang berdiri sendiri dan diberi hak

untuk mengatur rumah tangga sendiri, sehingga ada kebijaksanaan untuk

memindah ibukota kabupaten ke daerah lain. Ada dua alternatif ibukota penganti

Kota Magelang, yaitu Kawedanan Secang atau Kawedanan Muntilan, namun


kedua daerah ini ditolak. Pada tanggal 22 maret 1984, Kota Mungkid secara resmi

diresmikan sebagai ibukota Kabupaten Magelang oleh gubernur Jawa Tengah.

B. Potensi Wisata di Magelang

Candi Borobudur merupakan obyek wisata andalan Provinsi Jawa Tengah

yang kini mendapat perlindungan dari UNESCO sebagai warisan dunia (World

Heritage). Selain Borobudur, terdapat sejumlah candi di antaranya Candi Mendut,

Candi Pawon, Candi Ngawen, Candi Canggal, Candi Selogriyo, Candi

Gunungwukir, Candi Lumbung, Candi Gunungsari, Candi Pendem, dan Candi

Aso. Selain candi sebagai wisata budaya, Kabupaten Magelang juga mempunyai

satu museum yang terletak di jalan antara Candi Mendut dan Borobudur, yaitu

Museum Senirupa Haji Widayat. Untuk obyek wisata alam, Kabupaten Magelang

memiliki beberapa obyek wisata, antara lain kawasan wisata Kopeng, Gardu

Pandang Ketep Pass juga air terjun Kedung Kayang kira-kira 5 km dari Ketep

Pass, Gardu Pandang Babadan, Curug Silawe, Losari Coffee Plantation,

pemandian air panas Candi Umbul dan air terjun Sekar Langit (di Kecamatan

Grabag). Di samping itu Kali Progo dan Kali Elo juga sering digunakan untuk

wisata arung jeram. Beberapa obyek wisata religi yang ada di Kabupaten

Magelang antara lain Langgar Agung Pangeran Diponegoro, Makam Kyai

Condrogeni, Makam Sunan Geseng, Makam Raden Santri. Sedang untuk obyek

wisata seni budaya dan kriya terdapat beberapa obyek wisata antara lain kesenian

tradisional, kerajinan cinderamata, kerajinan mebel dan interior, serta kerajinan.

Sumber : (http://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_Istimewa_Yogyakarta)
4.1.3 Sejarah Wisata

A. Borobudur

Gambar 1. Candi Borobudur


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu objek peninggalan masa lampau

terbaik di dunia, bahkan Borobudur pernah dinobatkan sebagai salah satu dari

tujuh keajaiban yang ada si dunia. Candi sejatinya merupakan kuil Budha terbesar

dan merupakan situs yang sering dikunjungi oleh wisatawan baik domestik

maupun luar negeri sampai saat ini. Keunikan bentuk candi Borobudur

membuatnya tidak ada saatupun bangunan masa lampau di dunia yang

menyerupai. Berdasarkan cacatan pada prasasti yang ditemukan, Borobudur

dibangun antara abad ke-8 ketika Samaratungga (Raja dari Dinasti Syailendra)

memerintah. Arti dari Borobudur itu sendiri dalam bahasa sansekerta ialah Biara

di atas bukit. Borobudur dipenuhi dengan ornament filosofis yang memuat

filosofis dan budaya kehidupan pada masa lampau.

Borobudur dibangun sekitar tahun 800 Masehi atau abad ke-9. Candi

Borobudur dibangun oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa

pemerintahan Wangsa Syailendra. Candi ini dibangun pada masa kejayaan dinasti
Syailendra. Pendiri Candi Borobudur yaitu Raja Samaratungga yang berasal dari

wangsa atau dinasti Syailendra. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar tahun

824 M dan selesai sekitar menjelang tahun 900-an Masehi pada masa

pemerintahan Ratu Pramudawardhani yang adalah putri dari Samaratungga.

Sedangkan arsitek borobudur yang berjasa membangun candi ini menurut kisah

turun-temurun bernama Gunadharma. Kata Borobudur sendiri berdasarkan bukti

tertulis pertama yang ditulis oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernus Jendral

Britania Raya di Jawa, yang member nama candi ini. Tidak ada bukti tertulis yang

lebuh tua yang member nama Borobudur pada candi ini. Satu-satunya ditulis oleh

Mpu Prapanca pada ahun 1365. Dikitab tersevut ditulis bahwa ini digunakan

sebagai tempat meditasi panganut Budha. Arti nama Borobudur yaitu biara di

pebukitan, yang berasal dari kata bara (candi atau biara) dan beduhur

(perbukitan atau tempat tinggal) dalam bahasa Sansekerta. Karena itu, sesuai

dengan arti nama Borobudur, makatempat ini sejak dahulu digunakan sebagai

tempat ibadat penganut Budha. Candi ini selama berabad-abad tidak lagi

digunakan, kemudian karenaa letusan gunung berapi sebagian besar bangunan

Candi Borobudur tetutup tanah vulkanik. Selain itu, bangunan juga tertutup

berbagai pepohonan dan semak belukar selama berabad-abad. Kemusian

bangunan candi ini mulai terlupakan pada zaman Islam masuk ke Indonesia

sekitar abad ke-15. Pada tahun 1814 saat Inggris menduduki Indonesia, Sir

Thomas Stamford Raffles mendengar adanya penemuan benda purbakala

berukuran raksasa di desa Bumisegoro daerah Magelang. Karena minatnya yang

besar terhadap sejarah Jawa, maka Raffles segera memerintahkan H.C. Cornelius,
seorang insiyur Belanda menyelidiki lokasi penemuan yang saat ini berupa bukit

yang dipenuhi semak belukar.

Cornelius dibantu oleh sekitar 200 pria menebang pepohonan dan

menyingkirkan semak belukar yang menutupi bangunan raksasa tersebut. Karena

mempertimbangkan bangunan yang sudah rapuh dan bisa runtuh, maka Cornelius

melaporkan kepada Raffles penemuan tersebut termasuk beberapa gambar.

Karena penemuan itu, Raffles mendapat penghargaan sebagai orang yang

memulai pemugaran Candi Borobudur dan mendapat perhatian dunia. Pada tahun

1835, seluruh area candi sudah berhasil digali. Candi ini terus dipugar pada masa

penjajahan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1956, pemerintah

Indonesia meminta bantuan UNESCO untuk meneliti kerusakan Borobudur. Lalu

pada tahun 1963, keluar keputusan resmi pemerintah Indonesia untuk melakukan

pemugaran Candi Borobudur dengan bantuan dari UNESCO. Namun pemugaran

ini baru benar-benar mulai dilakukan pada tanggal 10 Agustus 1973. Proses

pemugaran baru selesai pada tahun 1984. Sejak tahun 1991, Candi Borobudur

ditetapkan sebagai World Heritage atau Warisan Dunia oleh UNESCO.

Sejarah mencatat Borobudur adalah candi terbesar yang pernah dibangun

untuk penghormatan terhadap sang Budha. Bayangkan saja bangunannya

mencapai 14.000m persegi dengan ketinggian hingga 35,29m. Sebuah prasasti Cri

Kahuluan yang berasal dari abad IX (824 Masehi) yang diteliti oleh Prof Dr J.G.

Casparis, mengungkap silsilah tiga Wangsa Syailendra yang berturut-turut

berkuasa pada masa itu, yakni Raja Indra, Putranya Samaratungga. Kemudian,

putrinya yang bernama Samaratungga Pramodawardhani. Letak candi ini memang


diatas perbukitan yang terletak di Desa Borobudur, Mungkid, Magelang atau 42

km sebelah laut kota Yogyakarta. Dikelilingi Bukit Manoreh yang membujur dari

arah timur ke barat. Sementara di sebelah timur terdapat Gunung Merapi dan

Merbau, serta disebelah barat ada Gunumg Sindoro dan Gunung Sumbing.

Dibutuhkan tak kurang dari 2 juta balok batu andesit atau setara dengan 50.000m

persegi untuk membangun Candi Borobudur ini. Berat keseluruhan candi

mencapai 3,5 juta ton. Seperti umumnya bangunan candi, Bororbudur memiliki 3

bagian bangunan, yaitu kaki, badan dan atas. Bangunan kaki disebut Kamadhatu,

yang menceritakan tentang kesadaran yang dipenuhi dengan hawa nafsu dan sifat-

sifat kebinatangan. Kemudian Ruphadatu, yang bermakna sebuah tingkatan

kesadaran manusia yang masih terikat hawa nafsu, materi dan bentuk. Sedangkan

Aruphadatu yang tak lagi terikat hawa nafsu, materi dan bentuk digambarkan

dalam bentuk stupa induk yang kosong. Hal ini hanya dapat dicapai dengan

keinginan dan kekosongan.

Sumber:(http://buminusantara.blogdetik.com/2010/11/26/candi-borobudur/).

A. Prambanan

Gambar 2. Candi Prambanan


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Prambanan
Prambanan adalah komplek candi Hindu terbesar di Indonesia, berlokasi

di pulau Jawa kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan

120 km selatan Semarang, persis diperbatsan antara Provinsi Jawa dan Daerah

Istimewa Yogyakarta. Candi Prambanan dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi

oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni Rakai Pikatan (Raja Kedua wangsa

Mataram I) atau Belitung Maha Sumbu semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama

setelah dibangun candi ini ditinggalkan dan mulai rusak. Renovasi candi ini

dimulai pada tahun 1981 setelah ditemukan oleh CA. Lons seorang

berkebangsaan Belanda, kemudian pada tahun 1855 Jan Willem Ijzerman mulai

membersihkan dan memindahkan beberapa batu dan tanah dari bilik candi.

Beberapa saat kemudian Isaac Groneman melakukan pembongkaran besar-

besaran dan batu-batu candi tersebut ditumpuk secara sembarang di sepanjang

sungai Opak. Pada tahun 1902-1903, Theodoor Van Jawatan Purbakala

(Oudheidkundige Dienst) di bawah P.J. Perquin dengan cara yang lebih metodis

dan sistematis, sebagaimana diketahui para pendahulunya melakukan pemindahan

dan pembongkaran beribu0ribu batu tanpa memikirkan adanya usaha pemugaran

kembali pada tahun 1926 dilanjutkan De Haan Romondt hingga pada tahun 1930.

Pada tahun 1931 digantikan oleh Ir. V.R. Van Romondt hingga pada tahun 1942

dan kemudian diserahkan kepemimpinan rinovasi itu kepada putra Indonesia dan

berlanjut hingga tahun 1993, dan sampai sekarang belum selesau. Sebuah candi

hanya akan direnovasi apabila minimal 75% batu asli masuh ada. Oleh karena itu,

banyak candi-candi kecil yang tidak dibangun ulang dan hanya tampak
fondasinya saja. Saat ini, candi adalah sebuah situs warisan dunia yang dilindungi

UNESCO mulai tahun 1991.

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di

abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung.

Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur),

berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan

kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota

Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah. Ada sebuah legenda

yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki

bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai,

Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam

semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga

desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi

hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk

Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi

Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam

kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama

memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk

Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2

candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki

224 candi. Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling

tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa,
sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa),

Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-

sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya

akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi

Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan

menemukan satu ruangan berisi arca Brahma. Candi pendamping yang cukup

memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini

menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda.

Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas,

berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang.

Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit'

atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno

atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya

dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta

Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai

sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya

untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari

inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang

negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan

kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau
Pha Krut. Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana.

Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat

tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama

Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan.

Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa.

Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad

ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai

kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan

Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri

Hita Karana untuk pelestarian lingkungan dengan melihat relief Kalpataru di

candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang

digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada

di Prambanan telah mendunia. Bila cermat, juga bisa melihat berbagai relief

burung, kali ini burung yang nyata. Relief-relief burung di Candi Prambanan

begitu natural sehingga para biolog bahkan dapat mengidentifikasinya sampai

tingkat genus. Salah satunya relief Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)

yang mengundang pertanyaan. Sebabnya, burung itu sebenarnya hanya terdapat di

Pulau Masakambing, sebuah pulau di tengah Laut Jawa. Lalu, apakah jenis itu

dulu pernah banyak terdapat di Yogyakarta? Jawabannya silakan cari tahu sendiri.

Sebab, hingga kini belum ada satu orang pun yang bisa memecahkan misteri itu.

Sumber:(http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-objek/candi/prambanan/)
B. Ratu Boko

Gambar 3. Candi Ratu Boko


Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Ratu_baka

Prasasti yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746-784 masehi.

Kawasan situs Ratu Boko disebut Abhayagiri Wihara, Abhaya artinya tidak ada

bahaya dan giri artinya bukit/gunung sedangkan wihara artinya asamara/tempat.

Dengan demikian Abhayagiri Wihara berarti asmara tempat para Bhiksu agam

Budha yang terletak diatas bukit penuh kedamaian. Pada masa berikutnya

Abhayagiri Wihara berganti nama menjadi Kraton Walaing yang diproklamirkan

oleh Raja Vasal bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Tahun 1790 Van

Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu

Boko. Setelah sekitar seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian

dan melaporkan hasil penelitiannya yang diberi nama Kraton Van Ratoe Boko.

Maka dari itu kepurbakalaan yang ada di bukit Ratu Boko dikenal dengan nama

Kraton Ratu Boko.


Nama Kraton Ratu Boko berasal dari Kraton=ka-da-tu-an yang artinya

tempat istana raja, Ratu=raja, Boko=bangau. Pengertian ini kemudian

menimbulkan pertanyaan,"siapa yang disebut raja bangau?" Menurut masyarakat

yang tinggal disekitar Ratu Boko, memang sering ada beberapa burung bangau

yang selalu hinggap di pelataran wilayah Ratu Boko. Pada bagian utara,barat dan

selatan dari perbukitan Ratu Boko, merupakan tanah ngarai yang amat luas dan

subur untuk daerah pertanian, sedangkan di bukit Ratu Boko sendiri terdapat

kolam-kolam sebagai tandon air dari yang berukuran kecil sampai berukuran

besar.

Salah satu peninggalan zaman purbakala yang sangat misterius adalah

Istana Ratu Boko atau Candi Ratu Boko. Candi yang satu ini terletak di sebuah

bukit, sekitar 3 km dari Candi Prambanan, dan 19 km dari kota Yogyakarta

Luasnya kurang lebih 16 ha, yang mencakup dua desa di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta, Dawung dan Sambirejo. Ratu Boko kemungkinan dibangun

sekitar abad 9 M oleh Dinasti Syailendra, yang kelak mengambil alih Mataram

Hindu. Sebagai sebuah monumen peninggalan zaman dahulu, Ratu Boko masih

menyimpan misteri. Atribut-atribut yang terdapat di sini memang mengacu pada

sebuah wilayah perkampungan. Tapi tetap saja para ahli masih sulit

mengindentifikasikan, apakah ia merupakan taman kerajaan, istana, benteng, atau

candi.

Ratu Boko memiliki 3 buah teras/ tingkat, yang masing-masing dipisahkan

dengan dinding batu dan benteng. Untuk mencapai teras pertama, kita harus
melewati sebuah gerbang besar yang dibangun dalam 2 tahap. Di sebelah barat

teras ini terdapat sebuah benteng atau Candi Batu Kapur (Temple of Limestone).

Dinamakan Candi Batu Kapur karena ia memang terbuat dari batu kapur.

Jaraknya kira-kira 45 m dari gerbang pertama. Teras kedua dan pertama

dipisahkan oleh tembok andelit. Teras kedua ini dapat kita capai setelah melewati

gerbang di paduraksa yang terdiri dari 3 pintu. Pintu yang lebih besar (Gerbang

Utama) ada di tengah-tengah, diapit oleh dua buah gerbang yang lebih kecil.

Teras kedua dan ketiga di pisahkan oleh benteng batu kapur dan tembok andelit.

Untuk masuk ke dalam teras ketiga, kita harus melewati 5 gerbang, dimana

gerbang yang paling tengah lebih besar ukurannya bila dibandingkan dengan 4

gerbang lain yang mengapitnya.

Di teras ketiga (teras paling besar) lah terpusat sisa-sisa peninggalan. Di

sini kita bisa menemukan antara lain Pendopo (Ruang Pertemuan). Pondasi

pendopo ini berukuran panjang 20 m, lebar 20 m, dan tinggi 1,25 m, terletak di

sebelah utara dari teras ini. Sedangkan di sebelah selatan, kita akan menemukan

pondasi Pringgitan, berukuran panjang 20 m, lebar 6 m, dan tinggi 1,25 m.

Keduanya, pendopo dan pringgitan, dikelingi oleh sebuah pagar dengan panjang

40 m, lebar 36 m, dan tinggi 3 m. Pagar ini dilengkapi dengan 3 gerbang beratap

di sebelah utara, selatan, dan di sebelah barat. Tiga buah tangga dibuat untuk

mendaki sampai ke pondasi tersebut. Di sebelah timur pendopo, terdapat

Komplek Kolam Pemandian yang dikelilingi oleh pagar empat persegi panjang.

Komplek ini terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama, terdiri dari 3 buah

kolam berbentuk persegi empat. Dua di antaranya memanjang dari utara sampai
selatan, dan keduanya dipisahkan oleh sebuah gerbang. Sedangkan kelompok

kedua terdiri dari 8 kolam bundar yang dibagi dalam 3 baris. Di teras ini, kita

juga bisa melihat sisa-sisa bangunan yang disebut Paseban (Ruang Resepsi) yang

membujur dari utara ke selatan. Reruntuhan gerbang, pagar dan landaian juga

terdapat di sini.

Selain itu, juga terdapat Keputren (Istana atau Tempat Tinggal Putri),

dimana di dalamnya terdapat sebuah kolam persegi panjang berukuran 31 x 8 m2

yang dikelilingi oleh pagar. Pagar ini mempunyai 2 gerbang, masng-masing

terletak di sebelah baratdaya dan timurlaut. Sekitar 60 m dari gerbang ini, kita

bisa melihat reruntuhan batu-batuan, tapi kondisi lantainya masih baik. Dasarnya

berbentuk bujur sangkar berukuran 20 x 20 m. Selain tempat-tempat tersebut,

masih banyak reruntuhan yang bisa kita temukan di Ratu Boko, misalnya saja

reruntuhan Gua Laki-Laki (Male Cave) berukuran panjang 3,5 m, lebar 3 m, dan

tinggi 1,5 m, serta sebuah gua yang berukuran lebih kecil lagi, Gua Perempuan

(Female Cave). Ratu Boko telah menghasilkan banyak sekali artefak, termasuk

arca-arca, baik arca Hindu (Durga, Ganesha, Garuda, lingga, dan yoni), serta arca

Buddha (tiga Dhyani Buddha yang belum selesai). Selain itu, juga ditemukan

keramik dan beberapa prasasti. Salah satu prasasti yang ditemukan adalah prasasti

Siwagraha. Prasasti ini menyebutkan peperangan antara Raja Balaputra dan Rakai

Pikatan. Karena kalah perang, Balaputra melarikan diri dan membangun tempat

pertahanan di atas kaki bukit Ratu Boko.


Di sana juga pernah ditemukan lima fragmen prasasti berhuruf Prenagari

dan berbahasa Sansekerta, Walaupun tidak utuh, prasasti ini masih bisa dibaca.

Isinya berkaitan dengan pendirian bangunan suci Awalokiteswara, salah satu

Buddhisatwa dalam agama Buddha, khususnya aliran Mahayana. Dilihat dari

bentuk hurufnya, prasasti-prasasti tersebut berasal dari abad ke-8 M. Selain itu,

juga ditemukan tiga prasasti berhuruf Jawa Kuno dalam bentuk Syair Sansekerta.

Dua di antaranya memuat tahun 778 Saka atau 856 M, yang berisi pendirian

lingga Kerttiwasa dan lingga Triyambaka atas perintah Raja Kumbhaya.

Sedangkan prasasti satunya lagi berisi pendirian lingga atas perintah Raja

Kalasodbhawa. Prasasti lain yang ditemukan di Ratu Boko adalah sebuah prasasti

berbahasa Sansekerta-Jawa, dan sebuah inskripsi (tulisan singkat) pada

lempengan emas.

Walaupun begitu banyak dan beragamnya sisa-sisa bangunan ditemukan

di sana, sampai sekarang fungsi Ratu Boko masih belum diketahui. Ada yang

percaya bahwa bahwa Ratu Boko merupakan biara, atau sebuah tempat

beristirahat dan rekreasi. Prasasti-prasasti yang ditemukan pun agaknya sulit

untuk dijadikan sebagai sumber untuk mengetahui fungsi candi yang satu ini.

Tulisan-tulisan yang ditemukan di sana hanya menunjukkan bahwa Ratu Boko

ada di masa antara abad ke-8-9. Prasasti yang berasal dari abad ke-8 umumnya

berisi pendirian bangunan suci Buddha, sedangkan abad ke-9 berisi tentang

pendirian bangunan suci Hindu sekali. Tapi karena tidak ada prasasti yang secara

eksplisit menyebutkan fungsi dari setiap bangunan yang ada, maka Ratu Boko

masih menjadi misteri sampai sekarang.


Sumber: (www.kamusilmiah.com/sejarah/misteri-candi-ratu-boko/).

4.1.4 Fasilitas di Objek Wisata Candi

Bentuk konsistensi PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan

Ratu Boko dalam menjaga aset peninggalan sejarah dan budaya, serta

memberikan kontribusi positif bagi perekonomian serta pemberdayaan

masyarakat lokal diwujudkan melalui atraksi, yang dalam hal ini telah mendorong

tumbuhnya aktivitas ekonomi masyarakat di bidang pariwisata tanpa

menimbulkan dampak negatif bagi candi serta peninggalan sejarah dan budaya

lainnya melalui upaya-upaya strategis sebagai berikut :

a. Pembuatan dan penetapan zona-zona kegiatan di sekitar candi,

b. Pengaturan alur kunjungan wisatawan,

c. Penyediaan fasilitas pendukung wisata,

d. Penyediaan taman parkir,

e. Penyediaan transportasi lokal,

f. Pengelolaan keluhan dan saran,

g. Jasa panduan wisata,

h. Penyediaan sarana dan prasarana penjualan cinderamata,

i. Penyediaan fasilitas informasi dan Interpretasi,

j. Penataan pedagang dan asongan

k. Penyediaan paket-paket wisata yang berwawasan lingkungan, seperti

Paket Sunrise Borobudur, Sendratari Ramayana, Trekking, dan Sunset

Dinner di Ratu Boko.


Beberapa perkembangan lain yang patut dicatat adalah, penambahan

atraksi, fasilitas, sarana dan prasarana di Kawasan Wisata Candi Borobudur,

Prambanan, dan Kraton Ratu Boko diantara meliputi :

a. Pengembangan atraksi Audio Visual,

b. Pengembangan Paket Sunrise,

c. Pengembangan kegiatan entertainment (kerjasama dengan

Event Organizer),

d. Penambahan armada bus,

e. Penambahan lampu-lampu taman di Sub Borobudur,

f. Pembuatan Tempat Bermain Anak,

g. Pembukaan dan Pengembangan Camping Ground,

h. Penambahan Lampu-lampu di Teater Pentas.

Selain itu upaya pemeliharaan juga dilakukan melalui penataan

lingkungan dan lansekap candi serta penataan parkir, yang secara langsung telah

turut memberikan kenyamanan bagi pengunjung.

Candi Borobudur Menjelang Lebaran, Taman Wisata Candi Borobudur

saat ini mulai mempersiapkan tambahan fasilitas dan dua paket wisata baru.

Semua kelebihan ini akan ditawarkan dan dapat dinikmati pengunjung. Fasilitas

yang disediakan adalah meliputi enam hingga tujuh arena permainan bagi serta

balon udara yang dapat digunakan pengunjung untuk melihat candi dari atas, dari

ketinggiah 10 meter dari tanah. Dengan bisa melihat dari atas melalui balon udara,

maka kami berharap wisatawan tidak perlu berjubel naik ke atas candi lagi, setiap
ada pengunjung yang naik, balon udara tersebut akan ditarik, dinaikkan dan

diturunkan beberapa kali selama sekitar 15 menit.

Dengan menambahkan fasilitas balon udara dan arena permainan ini,

diharapkan pengunjung dapat tertahan lebih lama di halaman candi. Dengan

begitu, lalu lalang pengunjung juga dapat lebih terkendali. Sebab, mengacu pada

pengalaman tahun-tahun sebelumnya, keramaian yang hanya terfokus di candi

kerap membuat jalan keluar masuk candi macet karena dipenuhi wisatawan.

Selain fasilitas tersebut, Taman Wisata Candi Borobudur juga menawarkan dua

paket wisata yaitu paket wisata Candi Mendut-Pawon-Borobudur, serta paket

wisata pedesaan.

Candi Prambanan atau candi Roro Jongrang, adalah pengejawantahan

peradaban Hindu di tanah Jawa. Hal ini dapat dilihat dari struktur candi yang

menggambarkan inti kepercayaan dalam agama Hindu, yaitu Trimurti. Kompleks

Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu,

Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam

kepercayaan Hindu. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping, yaitu

Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu,

masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman

kedua memiliki 224 candi. Keistimewaan Candi Prambanan lainnya adalah

keindahan relief-reliefnya yang menempel di dinding candi. Kisah Ramayana

menjadi relief utama , yang lain adalah pohon kalpataru yang dalam agama Hindu

dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian, dan keserasian lingkungan. Di


Prambanan, relief pohon kalpataru digambarkan tengah mengapit singa.

Keberadaan pohon ini menggambarkan betapa masyarakat Jawa abad ke-9

memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sebuah museum yang juga berada di kompleks candi. Di museum ini,

dapat menikmati audio visual tentang sejarah ditemukannya Candi Prambanan

hingga proses renovasinya secara lengkap. juga terdapat taman bermain untuk

anak-anak dan kereta mini yang dapat mengantarkan pengunjung mengelilingi

kawasan wisata tersebut. Salah satu event wisata yang sangat menarik adalah

pementasan Sendratari Ramayana. Sendratari Ramayana adalah seni pertunjukan

yang menyatukan ragam kesenian Jawa seperti tari, drama, dan musik dalam satu

panggung dan satu momentum untuk menyuguhkan kisah Ramayana, epos

legendaris karya Walmiki yang ditulis dalam bahasa Sanskerta. Kisah Ramayana

yang dibawakan dalam pertunjukan ini merupakan penerjemahan dari relief yang

terpahat di Candi Prambanan. Cerita Ramayana yang terpahat di candi ini mirip

dengan cerita yang berkembang dalam tradisi lisan di India. Jalan cerita yang

panjang dan menegangkan dirangkum dalam empat lakon atau babak, yaitu:

penculikan Sinta, misi Anoman ke Alengka, kematian Kumbakarna atau

Rahwana, dan pertemuan kembali RamaSinta. Pementasan ini sudah berjalan

sejak tahun 1960-an dan dilaksanakan setiap bulan pada malam purnama.

Prambanan adalah kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia, bahkan di

Asia Tenggara. Candi yang juga terkenal dengan sebutan Candi Rara Jonggrang

ini dibangun sekitar tahun 850 Masehi oleh Wangsa Sanjaya. Candi yang sejak
tahun 1991 ditetapkan UNESCO sebagai cagar budaya dunia (World Wonder

Heritage) ini menempati kompleks seluas 39,8 hektar. Menjulang setinggi 47

meter atau lima meter lebih tinggi dari Candi Borobudur, Candi Prambanan telihat

perkasa dan kokoh. yang menunjukkan kejayaan peradaban Hindu di tanah

Jawa. Candi Prambanan juga disebut Candi Rara Jonggrang terkait dengan

sebuah legenda seorang pangeran bernama Bandung Bondowoso jatuh hati

kepada putri raja yang rupawan parasnya, ia benama Rara Jonggrang. Karena tak

kuasa menolak cinta sang pangeran, Jonggrang mengajukan syarat kepada

Bondowoso untuk dibuatkan candi dengan 1.000 arca dalam waktu semalam.

Permintaan itu hampir terpenuhi, sebelum akhirnya Jonggrang berhasil meminta

bantuan warga desa untuk menumbuk padi dan membuat api besar agar terkesan

suasana sudah pagi hari. Karena merasa dicurangi, Bondowoso yang baru

membuat arca ke-999 kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-

1.000.

Candi Prambanan terletak di Desa Prambanan yang secara administratif

terbagi menjadi dua bagian, yaitu antara kabupaten Sleman, Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten, Propinsi Jawa Tengah. Letaknya

yang tepat di tepi jalan raya YogyakartaSolo membuat kompleks Candi

Prambanan mudah untuk dijangkau dari arah manapun, baik dari arah Yogyakarta

maupun Solo. Di sekitar kompleks candi tersedia akomodasi dan fasilitas yang

cukup lengkap, seperti hotel/rumah penginapan, restoran/rumah makan, toko-toko

cenderamata, warung telekomunikasi, dan warung internet. Selain itu, kehadiran

para tenaga pemandu wisata yang mudah dijumpai di sekitar candi akan
menyempurnakan kunjungan para wisatawan. Sebab, mereka akan memandu

wisatawan menelusuri jejak-jekak kemasyhuran peradaban Jawa-Hindu dengan

Candi Prambanan sebagai monumen utamanya.

Candi Ratu Boko.Kolam yang terletak di Selatan Balai-balai berbentuk

bulat. Masyarakat sekitar Keraton Ratu Boko menggunakan air di dalam kolam-

kolam untuk memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih, seperti mencuci,

mandi, memasak, dan lain-lain.Cerita tentang keindahan Situs Ratu Boko yang

terletak sekitar 3 kilometer di sebelah selatan Candi Prambanan itulah yang

membuat langkah kaki menuju ke sana. Di area parkir Situs Ratu Boko itu ada

kedai Pereng Boko, tempat para wisatawan dapat menikmati romantisnya senja di

Ratu Boko. Keindahan panorama alam yang mempesona laksana sutera yang

menakjubkan serta Gunung Merapi yang berdiri kokoh, menjadi latar belakang

kedai. Untuk mencapai pintu masuk Situs Ratu Boko dari kedai mengadang

belasan anak tangga, cukup membuat napas terasa berat dan peluh mengalir deras.

Apalagi kalau pada saat itu matahari bersinar terik. Setelah menjejakkan kaki di

anak tangga terakhir ternyata perjalanan masih harus dilanjutkan dengan melewati

jalan setapak yang cukup lebar dan menanjak. Tapi ketika tiba di depan gapura

utama I yang menjadi pintu masuk Situs Ratu Boko, rasa lelah pun langsung

terobati. Meski setelah itu masih ada sekitar empat anak tangga lagi yang

mengadang di depan gapura utama I Situs Ratu Boko.

Setelah menghabiskan waktu lebih dari 10 menit dari area parkir menuju

gapura utama I dengan berjalan kaki, akhirnya gapura utama I pun terlewati. Dari

gapura utama I pengunjung masih harus melewati gapura utama II dengan lima
belas anak tangga.Dari gapura utama II pengunjung bisa melihat beberapa candi

serta bangunan-bangunan kuno yang dibangun sejak ribuan tahun yang lalu dari

jarak kejauhan. Gapura utama I dan II menghubungkan halaman teras pertama

dengan halaman teras kedua. Gapura utama I memiliki tiga pintu masuk,

sedangkan gapura utama II memiliki lima pintu masuk. Semuanya berbentuk

paduraksa (bangunan berbentuk gapura yang mempunyai atap, Red). Pada

halaman teras kedua, kira-kira 45 meter di sebelah utara terdapat sebuah batur

(alas, Red) yang disebut Candi Batu Putih. Kurang lebih 37 meter di sebelah

timur laut terdapat sebuah batur yang merupakan candi pembakaran mayat.

Di sudut tenggara candi pembakaran terdapat salah satu sumur tua yang

airnya mengandung misteri. Konon sumur ini bernama Amerta Mantana yang

berarti air suci yang sudah diberi mantra. Menurut mitos, air tersebut dapat

berguna sesuai apa yang diinginkan dan sering dimanfaatkan untuk acara prosesi

ritual antara lain pengambilan air suci untuk prosesi Tawur Agung umat Hindu.

Selanjutnya 10 meter di sebelah timur Candi Pembakaran terdapat susunan batu

umpak (batu landasan tiang, Red) berjumlah 18 buah membujur arah Barat-Timur

dan kolam yang berukuran besar. Kurang lebih 40 meter di sebelah selatan

susunan batu umpak terdapat satu buah batur yang disebut Pa- seban. Di sebelah

timur dan selatan Paseban terdapat sebuah gapura yang menghubungkan antara

gua dan pendopo. Batur pendopo berdenah segi empat berukuran 20 x 21 meter

dan tingginya mencapai 1,46 meter tersusun dari batu andesit pada sisi utara timur

dan barat terdapat tangga naik yang tersusun dari batu andesit. Di atas permukaan

batur pendopo terdapat sejumlah umpak yang berjumlah 24 buah.


Di bagian Tenggara Paseban terdapat bangunan dari batu yang disebut

balai-balai dan di sebelah selatan balai-balai terdapat tiga buah batu candi kecil

yang terdiri atas lantai batu andesit. Di sebelah timur balai-balai pada lokasi yang

lebih rendah terdapat beberapa kolam. Di bagian selatan kolam-kolam tersebut

berbentuk bulat, sedangkan di sebelah utara kolamnya berbentuk segi empat

panjang. Untuk menuju ke masing-masing kolam harus melewati lorong dan

beberapa gapura yang terdapat pada masing-masing kolam. Berdasarkan prasasti

yang dikeluarkan oleh Rakai Panangkaran tahun 746 -784 Masehi, kawasan Situs

Ratu Boko disebut Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya dan giri

berarti bukit atau gunung. Wihara artinya asrama atau tempat. Dengan demikian

Abhayagiri Wihara berarti asrama atau tempat Bhiksu agama Budha yang terletak

di atas bukit penuh kedamaian. Pada masa berikutnya Abhayagiri Wihara berganti

nama menjadi Keraton Walaing yang diproklamirkan oleh Raja Vasal bernama

Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Tahun 1790 seorang peneliti dari Belanda

bernama Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di atas

bukit Ratu Boko.

Seratus tahun kemudian, FDK Bosch mengadakan penelitian dan

menuangkan hasil penelitiannya ke dalam sebuah buku berjudul Keraton Van

Ratoe Boko. Maka kepurbakalaan yang ada di atas bukit Ratu Boko dikenal

dengan nama Keraton Ratu Boko. Keraton berasal dari kata Ka-da-tu-an yang

berarti tempat istana raja. Ratu berarti ratu atau raja dan Boko artinya Bangau.

Tapi hingga sekarang nama tersebut masih menjadi misteri, terlebih mengenai

siapa yang disebut sebagai Raja Bangau. Berdasarkan buku catatan tentang Ratu
Boko, luas situs ini mencapai 250.000 meter persegi, dengan ketinggian 195,97

meter di atas permukaan air laut. Dari tempat ini para wisatawan pun dapat

menikmati keindahan Candi Prambanan yang terletak hanya beberapa ratus meter

dari jalan raya Yogyakarta Solo. Lingkungan di sekitar Situs Ratu Boko

merupakan kawasan perbukitan batu gamping yang tersusun secara alami. Pada

bagian utara dibatasi suatu tebing terjal, dan bagian timur dibatasi oleh tebing

terjal dan ngarai luas. Sedangkan bagian barat dibatasi oleh bukit anakan dan

Sungai Opak.

Selain menjelajahi bangunan-bangunan kuno sambil membayangkan

kemegahan bangunan-bangunan Keraton Ratu Boko pada jamannya, pengunjung

juga bisa berkemah di lokasi bumi perkemahan yang berbentuk terasering

(bertrap) dengan kapling-kapling dari konblok untuk tempat mendirikan tenda. Di

lokasi tersebut tersedia lapangan upacara, toilet putra-putri, listrik, sarana air

bersih, musala, pendopo, serta fasilitas lain seperti tenda camping, keamanan

intern, asuransi, maupun tenda camping ekslusif dengan kapasitas camping sekitar

600 orang. Untuk mengisi kegiatan camping, pengelola Situs Ratu Boko juga

menyediakan kegiatan Boko Trekking yang dimulai pada pukul 03.00 WIB dini

hari 09.00 WIB. Fasilitas yang disediakan peralatan tongkat, lampu senter,

pemandu, makanan kecil dan minum, serta sovenir. Pengelola Situs Ratu Boko

juga menyediakan paket berupa kegiatan yang mengandung unsur edukasi tentang

arkeologi yaitu eskavasi (penggalian), restorasi (perbaikan), dan konservasi

(perawatan).
4.1.5 Struktur Organisasi PT. Taman Wisata Candi

Adapun susunan jabatan di lingkungan PT Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan & Ratu Boko, adalah sebagai berikut :

1. Direksi

Direktur Utama

Direktur Pemasaran

Direktur Operasi dan Pengembangan

Direktur Administrasi & Keuangan

2. Satuan Pengawas Intern (SPI)

Kepala SPI

Pengawas Operasional

Pengawas Keuangan

3. Sekretariat Perusahaan

Bidang Humas dan Protokol

Bidang Hukum dan Tanah

Bidang Rumah Tangga

Bidang Laporan dan Data

Bidang Tata Usaha

4. Kantor Perwakilan Jakarta

Kepala Kantor Perwakilan

Bidang Pemasaran Jakarta

Bidang Antar Lembaga

Bidang Keuangan
5. Unit-unit Kerja

Unit Taman Wisata Candi Borobudur

Unit Taman Wisata Candi Prambanan

Unit Teater & Pentas

Unit Taman Wisata Ratu Boko

6. Divisi-Divisi

Divisi Umum

Divisi Keuangan

Divisi Personalia

Divisi Rentlitbang

4.1.5.1 Tugas Pokok Dan Fungsi PT. Taman Wisata Candi

PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, dimana

Dukungan aspek hukum diberikan oleh Pemerintah melalui KEPPRES Nomor 1

Tahun 1992, mempunyai tugas dengan fungsi-fungsi antara lain :

1. Melestarikan dan menjaga aset-aset peninggalan sejarah dan budaya

khususnya candi.

2. Menjadikan Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko

sebagai tujuan wisata utama Indonesia, baik bagi wisata mancanegara

maupun wisata nusantara.

4.1.5.2 Visi dan Misi

Idealisme PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu

Boko di nyatakan dalam visi perusahaan :


Menjadikan Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko sebagai WORLD

CLASS Culture Tourist Destination.

Selanjutnya jabaran visi diatas dinyatakan dalam misi yang diernban oleh

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, yaitu:

Menberikan Pelayanan Melampaui Harap.

A. Tujuan

Realisasi terhadap visi dan misi PT Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan,dan Ratu Boko diperkuat melalui penetapan tujuan berikut :

Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program

pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada

umumnya, khususnya mengusahakan lingkungan Candi Borobudur, Candi

Prambanan, dan Ratu Boko serta peninggalan sejarah dan purbakala

lainnya, sebagai sebuah Taman Wisata yang bersifat budaya, pendidikan

dan rekreasi.

Menciptakan keuntungan ekonomis, pertumbuhan pasar, kualitas

pelayanan, dan kepemimpinan dalam pasar.

B. Kegiatan Usaha

Dalam tugasnya menjaga dan mengelola aset-aset peninggalan sejarah di

lingkup kerjanya, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan

Ratu Boko menjalankan usaha-usaha pokok meliputi :

a. Mengelola lingkungan Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Kraton

Ratu Boko serta peninggalan sejarah dan purbakala lainnya sebagai taman
wisata, termasuk kegiatankegiatan teknis, pemeliharaan dan pengawasan

lingkungannya, serta aspek-aspek lain sesuai dengan perundangan yang

berlaku.

b. Merencanakan dan mengembangkan jasa-jasa, prasarana, sarana dan

fasilitas umum lainnya.

c. Melakukan segala tindakan dan mengadakan kegiatan-kegiatan lainnya

yang dimungkinkan guna tercapainya tujuan perusahaan.

4.2 Hasil Penelitian

PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko lahir

sebagai bentuk kepedulian Pemerintah terhadap upaya melestarikan dan menjaga

aset-aset peninggalan sejarah dan budaya. Wujud kepedulian tersebut dijabarkan

melalui pengelolaan kawasan-kawasan peninggalan sejarah, khususnya candi-

candi, dengan tetap mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial budaya

dan masyarakat, sejalan dengan tugas utamanya untuk mendukung pelestarian

peninggalan sejarah itu sendiri. Perkembangannya, PT Taman Wisata Candi

Borobudur & Prambanan yang berdiri sejak tanggal 15 luli 1980, diperluas

cakupan pengelolaannya dengan masuknya kawasan Ratu Boko sebagai bagian

dari manajemen PT. Taman sejak tanggal 3 Agustus 1994, sehingga perusahaan

berubah nama menjadi PT. Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan & Ratu

Boko.

Dukungan aspek hukum diberikan oleh Pemerintah melalui KEPPRES

Nomor 1 Tahun 1992 tertanggal 2 Januari 1992, tentang Kewenangan

Pengelolaan PT Taman Wisata yang selanjutnya menjadi dasar pengoperasian


berbagai fasilitas yang ada untuk menunjang kegiatan usaha PT Taman Wisata

Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko. Idealisme PT Taman, sebagai salah

satu pengelola objek wisata budaya di Indonesia, diwujudkan melalui berbagai

upaya untuk menjadikan aset-aset budaya yang dikelolanya tidak saja sebagai

peninggalan sejarah dan budaya semata, namun juga menjadikan Taman Wisata

Candi Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan, dan Taman Wisata Ratu

Boko sebagai tujuan wisata utama di Indanesia, baik bagi wisatawan mancanegara

maupun wisatawan nusantara.

Melihat perkembangan kunjungan wisatawan di Taman Wisata Candi

Borobudur, Taman Wisata Candi Prambanan, dan Taman Wisata Ratu Boko

dengan kecenderungan peningkatan dari tahun ke tahun, memberikan gambaran

mengenai upaya serius yang dilakukan PT. Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan, dan Ratu Boko untuk menjadikan ketiga objek tersebut sebagai

magnet kunjungan wisatawan ke Indonesia.

4.2.1 Situasi Persaingan dalam Pemasaran

Faktor yang sangat menentukan dalam pemasaran ialah bagaimana

kegiatan pemasaran itu direncanakan dengan cara seksama, tanpa mengabaikan

faktor persaingan. Melihat banyaknya objek wisata modern sekarang ini

PT.Taman Wisata Candi harus mampu menentukan cara yang terbaik, efektif dan

efisien untuk dapat berkomunikasi dengan para khalayak. Berbagai wisata baru

bersaing dalam pemasaran melalui media baik cetak maupun elektronik. Salah

satu cara yang ditempuh ialah memberikan pelayanan yang memuaskan bagi para

pengunjung yaitu dengan pemeliharan lokasi wisata candi Borobudur, Prambanan


dan Ratu Boko sehingga para wisata yang datang berkunjung bisa merasakan

kenyamanan dan bisa menikmati keelokan candi disertai keasrian lingkungan

komplek candi. Selain itu salah satu cara untuk merangsang minat pengunjung

untuk berkunjung adalah dengan mengadakan event-event perlombaan seperti

yang pernah diadakan beberapa waktu yang lalu, seperti perlombaan sepeda

gembira dimana disitu masyarakat yang mengikuti perlombaan tersebut harus

berlomba dari Candi Prambanan menuju Candi Ratu Boko. Hal ini dimaksudkan

agar para masyarakat tahu akan adanya keberadaan candi dan diharapkan akan

mau berkunjung ke Candi suatu saat nanti. Strategi dalam periklanan dan pameran

pun dijadikan suatu acuan yang mampu menjalankan promosi objek wisata candi.

Sedangkan dalam pasar wisata persaingan dengan objek wisata lain tidak

menjadi sebuah hal yang dipermasalahkan bagi PT. Taman Wisata Candi

Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko, karena diketahui bahwa objek

peninggalan sejarah ini adalah satu-satunya yang ada diIndonesia dan candi

terbesar yang tidak ditemukan diobjek wisata lain. Hal yang bisa menjadi

penghambat adalah jika program komunikasi peruasif tidak dijalankan dengan

baik serta beberapa permasalahan Negara, seperti situasi politik Negara jika

situasi politik Negara sedang dalam situasi yang tidak baik maka wisata manca

Negara akan berkurang dan ini tentunya menjadi sebuah penghambat untuk PT.

Taman Wisata Candi tidak bisa mencapai target pendapatan.

4.2.2 Perencanaan komunikasi pemasaran persuasif dalam mencapai target


pendapatan wisata

Dalam menjalankan misi program untuk mencapai target pendapatan yang

sesuai dengan harapan PT. Taman Wisata Candi dari objek candi, maka
perencanaan merupakan hal mutlak yang harus ada dalam merumuskan program

tersebut. Perencanaan yang dilakukan adalah menyusun perencanaan dalam

merumuskan strategi komunikasi. Hal yang dirumuskan untuk meningkatkan

jumlah kunjungan kesemua objek candi yaitu :

a. Membangun TTI (Trade Tourism and investment) untuk pasar domestic

dan Internasional.

b. Membangun TDO (Talent Development and Orgenizer) calendar of event

dalam skala Nasional dan Internasional.

c. Road Shows keseluruh sekolah-sekolah dan pasar potensial diseluruh

Indonesia, Pasar ASEAN dan Eropa.

d. Melakukan pameran-pameran (Exibition) diberbagai kota baik dalam

negeri maupun luar negeri.

e. Membangun MICE di Taman Wisata Candi yang memiliki keunggulan.

f. Meningkatkan kegiatan pemasaran melalui jejaring organisasi (Social

Network), Co-Branding, Sales Cooperation dan Join Promotion.

4.2.3 Pelaksanaan Komunikasi Pemasaran Persuasif

Upaya promosi dan strategi pemasaran yang telah ditetapkan oleh PT.

Taman Wisata Candi baru akan terealisasikan dengan baik jika sudah diketahui

secara pasti ruang lingkup pasar yang akan dituju. Oleh karena itu ruang lingkup

pemasaran PT. Taman Wisata Candi ialah :

1. Pemasaran dan promosi pariwisata untuk pasar wisatawan Domestic.

2. Pemasaran dan promosi pariwisata untuk pasar wisatawan Manca Negara.


Hal tersebut juga dinyatakan oleh kepala bidang pemasaran PT. Taman Wisata

Candi Bpk Saryono pada tanggal 30 Maret 2011 pukul 14.08 :

Objek wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko yang


merupakan warisan dunia maka untuk ruang lingkup pemasaran dari
semua objek wisata candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko ini ialah
untuk pangsa pasar lokal daerah serta luar daerah baik berskala nasional
maupun internasional.

Pelaksanaan dari komunikasi pemasaran dalam mempromosikan objek

wisata candi pada dasarnya mengacu pada ruang lingkup pemasaran yang telah

dikemukakan diatas. Upaya pelaksanaan komunikasi pemasaran yang dijalankan

oleh PT. Taman Wisata Candi ialah melalui 3 kegiatan yang saling terkait yaitu

promosi, publikasi dan periklanan.

Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Saryono selaku kepala bidang

pemasaran yang diwawancarai diruang kerjanya pada tanggal 30 Maret 2011,

yaitu:

Pada dasarnya pola komunikasi pemasaran yang dijalankan oleh pihak


PT. Taman Wisata Candi berorientasi pada 3 kegiatan konsolidasi Produk,
Pricing, Promosi. Apabila kegiatan tersebut dapat dijalankan dengan baik
dan seimbang maka tujuan dan keinginan untuk mencapai target
pendapatan dari objek wisata candi niscaya akan tercapai, namun tentunya
hambatan dan juga kendala juga selalu menyertai.

Usaha-usaha promosi secara etensif dilakukan melalui media masa,

radio lokal, tv lokal dan nasional, surat kabar, media internet, pemberian

selebaran, spanduk dan penyelenggaraan pameran. Untuk

mempromosikan suatu objek wisata maka pada waktu-waktu tertentu

diselenggarakan atraksi seni hiburan seperti : event perlombaan, sendra

tari, event music. Promosi pariwisata untuk pasar wisata diluar wilayah.

Tujuan promosi ialah untuk meningkatkan wisata aktif yaitu berupaya


meningkatkan pengelolaan wisata candi guna melestarikan peninggalan

sejarah dunia yang tentunya PT. Taman Wisata Candi Borobudur,

Prambanan dan Ratu Boko telah diberi kewenangan penuh untuk

mengelola taman wisata dibawah KEPPRES RI Nomor 1 Tahun 1992.

Upaya pelaksanaan promosi antara lain:

a. Mengirimkan penawaran paket wisata, biro perjalanan wisata.

a. Mengikuti pameran atau mengadakan pameran keluar daerah dan

luar negeri dengan bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan

budaya serta dengan menyelipkan misi pariwisata.

b. Memberikan souvenir kepada perantara dan pekerja pariwisata

dengan dibumbui promosi.

c. Melakukan travel dialog, gettering, talk show, coverensi pers

sebagai bagian program promosi yang telah ditetapkan dalam rapat

perencanaan program promosi.

Menurut Bapak Odhi selaku staf/karyawan bidang pemasaran yang

ditemui pada tanggal 30 Maret 2011 menyatakan bahwa:

Media tool yang digunakan untuk mendukung program promosi di PT.


Taman Wisata Candi ialah amplop, kartu pos, alat tulis, kaos yang semua
bergambar dan bertuliskan PT. Taman Wisata Candi. biasanya media tool
tersebut diberikan kepada agen pariwisata atau diberikan kepada khalayak
umum pada saat pameran diluar dan didalam daerah serata diluar negeri.

Selain strategi komunikasi pemasaran yang baik, dalam mempromosikan

suatu objek wisata juga harus mempertimbangkan kemasan produk wisata yang

ditawarkan yaitu candi. Tanpa adanya kemasan produk wisata yang menarik baik

dari segi fasilitas, kondisi bangunan wisata, tata ruang, kenyamanan serta hiburan
tidak akan mampu menarik wisatawan walaupun sudah menggunakan strategi dan

program promosi yang terbaik, untuk mampu mencapai target yang ditetapkan,

kondisi dan kemasan objek wisata harus difokuskan terlebih dahulu, barulah

strategi dan program promosi gencar dilakukan. Berikut adalah petikan

pernyataan Kepala Bidang Pemsaran Bapak Saryono Edy pada tanggal 30 maret

2011 :

usaha-usaha promosi secara etensif dilakukan melalui media masa, radio


lokal, tv lokal dan nasional, surat kabar, media internet, pemberian
selebaran, spanduk dan penyelenggaraan pameran. Untuk mempromosikan
suatu objek wisata maka pada waktu-waktu tertentu diselenggarakan
atraksi seni hiburan seperti : even perlombaan, sendra tari serta even
music.

Pelaksanaan komunikasi persuasif juga berkaitan erat dengan proses

publikasi inilah, tujuan dari komunikasi persuasif akan tercapai. Melalui peran

seorang staf humas yang ada di PT. Taman Wisata Candi sangat membantu

publikasi dengan pihak media. Proses publikasi yang dilakukan ialah membuat

release yang menarik dan dikirimkan kepada pihak media contohnya seperti

release mengenai atraksi seni hiburan yang akan diselenggarakan diobjek wisata

candi. Untuk lebih menggali mengenai publikasi yang dijalankan, pada tanggal 21

Januari 2011 pukul 10.00 Bapak Suraji selaku Humas PT. Taman Wisata Candi

memberikan pernyataan sebagai berikut:

Humas dalam melakukan publikasi tidak bisa lepas dari peran media.
Publikasi mengenai setiap event yang diselenggarakan juga selalu dibuat
releas untuk dikirim kepublik media, misalnya seperti even sepeda
gembira atau sendratari Abayagiri di Ratu Boko serat Sendra tari
Mahakarya di Borobudur dimana event tersebut tidak luput dari media
lokal atau media nasional. Publikasi yang dilakukan oleh kami selaku
humas selain hal yang telah disampaikan juga meliputi pembinaan
masyarakat disekitar objek wisata yang didorong dan diberikan pembinaan
untuk ikut serta dalam kegiatan promosi. Sebisa mungkin pihak humas
melakukan keseimbangan komunikasi antara media, masyarakat lokal atau
komunikasi luar daerah.
Penjelasan yang diberikan oleh Bapak Suraji diatas membuktikan bahwa kegiatan

yang dijalankan pihak humas PT. Taman Wisata Candi sesuai dengan pernyataan

Bapak Saryono Edy selaku kepala bidang Pemasaran. Bentuk-bentuk publikasi

yang dilakukan oleh PT. Taman Wisata Candi antara lain:

1. Pemeran Pariwisata

Pemeran pariwisata secara rutin dilaksanakan oleh PT. Taman

Wisata Candi untuk mempublikasikan dan mempromosikan secara

langsung kepada khalayak. Melalui pameran pariwisata, PT. Taman Wisata

Candi dapat memamerkan potensi pariwisata yang ada kepada khalayak

dengan harapan mampu meningkatkan kunjungan wisata. Pameran

pariwisata yang diikuti PT. Taman Wasata Candi.

Gambar 4. Pameran Pariwisata BPK Borobudur


dalam pameran perpustakaan dan arsip jasmerah
Sumber : PT. Taman Wisata Candi

Guna meningkatkan minat baca masyarakat, Badan Arsip dan

Perpustakaan propinsi Jawa Tengah bekerja sama dengan Kantor


100

Perpustakaan Dan Arsip Kabupaten Magelang menyelenggarakan Pameran

Perpustakaan dan Arsip se- Jawa Tengah. Pameran yang bertemakan JAS

MERAH (Jangan sekali-kali melupakan sejarah) tersebut berlangsung dari

tanggal 25-28 Mei 2010 di gedung PDAM Kabupaten Magelang. Bupati

Magelang Ir.Singgih Sanyoto dalam pidato pembukaan pameran,

menyampaikan beberapa hal diantara menyoroti minat baca masyarakat dan

mengajak warga negara Indonesia hendaknya jangan pernah melupakan

sejarah.

Pameran tersebut Perpustakaan Balai Konservasi Peninggalan

Borobudur ikut ambil bagian dalam pameran, dengan menampilkan

sejumlah buku-buku koleksi yang berkaitan dengan kepurbakalaan, arsip-

arsip yang berkaitan dengan pemugaran Candi Borobudur, dan hasil-hasil

kajian Balai Konservasi Peninggalan Borobudur. Salah satu yang menarik

perhatian pengunjung adalah buku BARABUDUR yang berisi foto-foto

Candi Borobudur sebelum pemugaran pertama karya NJ. Krom dan Th. Van

Erp pada tahun 1920, buku ini diterbitkan di Belanda dengan jumlah

terbatas dan hanya ada 2 di Indonesia. Selain itu pengunjung dapat

memanfaatkan media layar sentuh dan internet untuk mengakses info lebih

lanjut tentang Perpustakan Balai konservasi Peninggalan Borobudur yang

beralamatkan di www.lib.konservasiborobudur.org. Pengunjung yang

mengunjungi stand Balai Konservasi Peninggalan Borobudur tercatat

sebanyak 150 orang. Dan sebagai daya tarik bagi pengunjung, dibagikan
1

doorprize bagi pengunjung yang dapat menjawab kuis yang diberikan oleh

pemandu stand BKP Borobudur.

2. Event Pariwisata

Selain pameran pariwisata yang rutin dilakukan setiap tahun oleh

PT. Taman Wisata Candi, event pariwisata juga dipilih sebagai sebagai

suatu bentuk publisitas pariwisata. Event pariwisata bertujuan untuk

membangkitkan kesadaran wisata masyarakat kesadaran wisata masyarakat

untuk ikut selalu menjaga dan melestarikan seni budaya serta ikut

mempromosikan wisata yang merupakan kebanggaan dari warisan nenek

moyang.

Gambar 5. Event Sendra Tari The Legend of Roro Jonggrang


Sumber : PT. Taman Wisata Candi
Sheraton Mustika Yogyakarta Resort and Spa yang berada Jalan

Laksda Adisucipto Jogja, akan menggelar pertunjukan malam budaya

paling spektakuler bertajuk The Legend of Roro Jonggrang pada 12

Oktober 2010 di Candi Prambanan, Jogja. Acara ini dipertunjukan

langsung di lokasi legenda tersebut berasal yakni Candi Prambanan. Acara


yang akan dimulai pukul 18.30 WIB hingga 20.00 WIB tersebut juga akan

dimeriahkan oleh penyanyi legendaris kelas internasional, Daniel Sahuleka.

Ia akan menyumbangkan beberapa lagu hits internasionalnya diatas

panggung. Hadir pula Jimmena Navarette (Miss Universe 2010) dan Puteri

Indonesia 2010 yang akan turut mempromosikan kekayaan budaya dan seni

Indonesia. Selain sebagai pertunjukan legenda candi Prambanan,

penampilan The Legend of Roro Jonggrang merupakan kesempatan emas

mengenalkan destinasi Jogja dimata dunia.

a. Periklanan

Selain menggunakan bentuk promosi dan publikasi, pelaksanaan

komuniakasi pemasaran juga melibatkan periklanan sebagai unsur yang

paling penting dalam menjangkau khalayak. Melalui periklanan inilah,

pesan komunikasi yang ingin disampaikan kepada khalayak diharapkan

akan tercapai dengan baik. Jenis periklanan yang dipilih oleh PT. Taman

Wisata Candi dalam mempromosikan objek wisata yaitu melalui:

1. Media cetak

Media cetak dianggap mampu memberikan pengertian dan

pengetahuan publik karena mampu memberikan pengertian dan

pengertian karena mampu memberikan gambaran objek wisata yang

dipromosikan secara langsung kepada khalayak melalui cetakan

gambar dan juga penjelasan singkat tentang objek candi. Dalam

memilih media cetak yang akan digunakan untuk mengiklankan

produk wisata juga perlu dipilih media yang komersial dan tepat untuk

menjangkau khalayaknya. Media cetak tersebut juga difungsikan


sebagai informing tentang kegiatan atau atraksi wisata yang akan

digelar di objek wisata candi tersebut. Media cetak yang dipilih oleh

PT. TWC dalam mengiklankan objek wisata candi ialah :

Kedaulatan Jawa Pos

Rakyat Bernas

Jakarta Post Suara Merdeka.

Kompas
1

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pesan yang ingin dikomunikasikan oleh PT. Taman Wisata Candi ialah

keistimewaan dari objek wisata candi yang meliputi faktor mistik, keunikan objek

wisata, seni hiburan serta kemasan wisata yang berbeda dengan objek wisata

lainnya. Pesan tersebut dapat diterima oleh para wisatawan terbukti dengan

sebagian besar wisatawan memiliki pengetahuan yang sama tentang wisata objek

candi yaitu faktor mistik yang sangat melegenda. Sebagian besar wisatawan yang

diwawancarai dalam penelitian inipun mengungkapkan kepuasan dan kekaguman

terhadap objek wisata candi. Dalam merumuskan dan menetapkan strategi, PT.

Taman Wisata Candi menyusun perencanaan. Hal yang dirumuskan untuk

meningkatkan jumlah kunjungan kesemua objek candi yaitu Membangun TTI

(Trade Tourism and investment), membangun TDO (Talent Development and

Orgenizer) calendar of event dalam skala Nasional dan Internasional, road

Shows, membangun MICE di Taman Wisata Candi yang memiliki keunggulan,

meningkatkan kegiatan pemasaran melalui jejaring organisasi (Social Network),

Co-Branding, Sales Cooperation dan Join Promotion.

Kegiatan pelaksanaan promosi PT. Taman Wisata Candi terbagi menjadi

promosi aktif dan pasif. Kegiatan promosi aktif terangkum dalam program

kagiatan promosi pariwisata kota Yogyakarta dan promosi pasif dijalankan

melalui pemanfaatan media tool seperi amplop, kaos, alat tulis serta hiasan batu

ukir. Kegiatan promosi aktif yang dijalankan PT. Taman Wisata Candi yaitu
travel dialog, java promo, pemberitaan media massa, pelayanan informasi

pariwisata dan penawaran paket wisata. Sedangkan kegiatan komunikasi

pemasaran PT. Taman Wisata Candi mengacu pada kegiatan utama yaitu promosi,

publikasi dan periklanan. Kegiatan yang dijalankan. PT. Taman Wisata Candi

juga mengikut sertakan event pariwisata dan pameran wisata sebagai bentuk

publikasi. Dari segi periklanan, PT. Taman Wisata Candi menggunakan media

bertaraf lokal dan juga Nasional untuk mempromosikan Candi.

PT. Taman Wisata Candi juga memanfaatkan Layanan sms, untuk layanan

kritik dan saran dari para wisatawan dan masyarakat luas bisa melalui layanan

kritik dan saran sms. Hal ini bertujuan agar PT. Taman Wisata Candi mengetahui

keinginan dan harapan dari para wisatawan dari objek candi yang diharapkan bisa

memajukan wisata candi itu sendiri. Kesimpulan akhir yang dapat ditarik dari

keseluruhan staregi komunikasi persuasif yang dijalankan PT. Taman Wisata

Candi ialah terjadinya peningkatan yang berarti selama 2 tahun terakhir yaitu

tahun 2009 dan 2010. pendapatan yang diterima pertahun terdapat peningkatan

yang berarti, dari Rp. 73.000.000.000,- menjadi Rp. 86.000.000.000,-.

5.2 Saran

Saran untuk PT. Taman Wisata Candi

1. Dalam merencanakan program strategi komunikasi persuasif, sebagiknya

PT. Taman Wisata Candi benar-benar mempertimbangkan masukan dan

saran dari wisatawan.

2. Sebaiknya diberikan pelatihan bagi para staf atau karyawan yang

berhubungan langsung dengan publik seperti staf humas, pengelola objek


wisata serta bagian pemasaran agar mampu menciptakan suasana nyaman

dan mampu menarik minat publik.

3. Sebaiknya PT. Taman Wisata Candi tidak hanya mengandalkan kemitraan

dengan pihak media dan asosiasi yang berkaitan dengan komponen

pariwisata saja namun PT. Taman Wisata Candi juga mampu menjalin

kemitraan dengan komunitas masyarakat umum sehingga secara tidak

langsung ikut mempromosikan objek wisata candi secara luas.

4. Salah satu bentuk dari promosi PT. Taman Wisata Candi kepada

publiknya ialah dengan keikutsertaan dalam pameran pariwisata. Saran

dari penulis ialah dalam menampilkan stand disetiap pameran yang digelar

sebaiknya PT. Taman Wisata candi harus mampu menampilkan stand

yang unik sehingga bisa menarik perhatian pengunjung untuk mengetahui

lebih banyak tentang potensi wista yang ditampikan.


Daftar Pustaka

Amstrong, dan Kotler, 2001, Prinsip-prinsip Pemasaran, Erlangga, Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana, 1993, Ilmu komunikasi Teori dan Praktik, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Ruslan, Rosady, 2006, Manajemen Public Relations dan Komunikasi, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta.

Sutopo, H.B, 2002, Metode Penelitian Kualitatif, Sebelas Maret University Press,

Surakarta.

Shimp, A.Terence, 2003, Periklanan Promosi, University of South California, Erlangga,

Jakarta.

Gifrin, Ebert, 1997, Bisnis, Prennallindo, Jakarta

Moleong, J. Lexy, 2000, Metode Penelitian Deskriptif, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Oka A. Yoeti, 1982, Pengantar Ilmu Pariwisata, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Pendit, Nyoman S., 1990, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, PT. Pradnya

Paramita, Jakarta.

Philip, Kotler, 1999, Marketing, Erlangga, Jakarta.

-----------------, 1997, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi Kesembilan, PT. Dadi Kaguna

Abadi, Jakarta.

-----------------, 1997, Strategi Pemasaran, Jilid 2, PT. Daddi Kaguna Abadi, Jakarta.

Rahmat, Jalahudin, 1995, Metode Penelitian Komunikasi, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung.
Spillane, James, 1987, Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya, Kanisius,

Yogyakarta.

Sutisna, 2003, perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, cetakan 3, PT. Remaja

Rosdakarya, Bandung.

Swastha, Basu, 1996, Manajemem Pemasaran Modern, Edisi 2, Liberty, Yogyakarta.

Tull, D.S. and L.R. Kahle, 1990, Marketing Management , Max Well-Mac Millan

International Editions, New York, N.Y. USA.

Tjiptono, Fandi, 1996, Strategi Pemasaran Edisi 2, Andi Offset, Yogyakarta.

-------------------, 2002, Strategi Pemasaran, Edisi 2, Cetakan 5, Andi Offside,

Yogyakarta.

Yazid, 1999, Pemasaran Jasa, Konsep dan Implementasi, Ekonomistra FE UII,

Yogyakarta.

www.borobudur-tample.co.cc

www.prambanan-tample.co.cc

www. misteri-candi-ratu-boko.co.cc

http://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur

http://id.wikipedia.org/wiki/Prambanan

http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Ratu_baka

www.kamusilmiah.com/sejarah/misteri-candi-ratu-boko/

Anda mungkin juga menyukai