Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan Makalah


Nasution dalam bukunya (1982:12) Istilah matematika berasal dari kata
Yunani, mathein atau manthenein yang berarti mempelajari. Kata ini memiliki
hubungan yang erat dengan kata Sanskerta, medha atau widya yang memiliki arti
kepandaian, ketahuan, atau intelegensia.
Abdusysyakir (2007:5) menyatakan orang Arab, menyebut matematika
dengan ilmu al-hisab yang berarti ilmu berhitung. Di Indonesia, matematika
disebut dengan ilmu pasti dan ilmu hitung. Sebagian orang Indonesia memberikan
plesetan menyebut matematika dengan matimatian, karena sulitnya mempelajari
matematika.
Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika
merupakan kepandaian ilmu pasti. Dimana matematika itu menuntut siswa agar
aktif dalam pembelajaran. Baik itu dalam mengerjakan soal atau bertanya hal
yang tidak dimengerti apabila guru sedang mengajar.
Guru adalah unsur manusiawi dalam pendidikan. Guru adalah figur
manusiansumber yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam
pendidikan. Di sekolah guru hadir untuk mengabdikan diri kepada umat manusia
dalam hal ini anak didik. Negara menuntut generasinya yang memerlukan
pembinaan dan bimbingan dari guru.
Djamarah (2010:1-2) berpendapat bahwa guru dan anak didik adalah dua
sosok manusia yang tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Pada
hakikatnya guru dan anak didik itu bersatu. Mereka satu dalam jiwa,
terpisah dalam raga. Raga mereka boleh terpisah, tetapi jiwa mereka tetap
satu sebagai Dwitunggal yang kokoh bersatu.

Banyak masalah yang dihadapi dalam pembelajaran, terutama dalam


proses pembelajaran matematika. Mulai dari keadaan kelas yang kurang kondusif.
Materi yang sulit dipahami. Bahkan kebosanan siswa pada saat proses belajar
adalah faktor yang sangat besar terhadap keberhasilan proses belajar.
Sebagai pendidik, guru harus mengetahui bagaimana cara agar materi yang
disampaikan dapat dipahami oleh siswa. Salah satu cara agar siswa tertarik untuk

1
memperhatikan materi yang akan diajar, pendidik dapat menggunakan model-
model dalam mendidik seperti yang akan dibahas didalam makalah ini berupa
penggunaan model Kooperatif. Diharapkan kepada pendidik dapat mengajak
siswa menjadi lebih aktif dengan menggunakan model pembelajaran yang
menarik. Materi yang disampaikan juga dapat dipahami oleh siswa. Sehingga
tujuan pembelajaran dapat tercapai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian model Kooperatif ?
2. Bagaimana penerapan model Kooperatif terhadap sisiwa dalam
pembelajaran matematika?
3. Apa dampak dari penggunaan model pembelajaraan ini ?

C. Tujuan
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan:
1. Dapat mengetahui pengertian dari model Kooperatif.
2. Dapat mengetahui penerapan salah satu tipe model Kooperatif terhadap
sisiwa.
3. Dapat mengetahui dampak dari penggunaan model pembelajaran ini terhadap
pelajaran matematika.

D. Manfaat Penulisan Makalah


1. Bagi guru
a. Membantu guru untuk mendapatkan model belajar yang berfariasi.
b. Mengetahui keefektifan model kooperatif ini dalam matematika
sebelum digunakan oleh guru.
2. Bagi siswa
a. Mendapatkan model pembelajaran yang berfariasi.
b. Siswa dapat menyelesaikan soal matematika dengan mudah karena
telah diterapkan model pendidikan ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian model pembelajaran kooperatif

Teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori


kontruktivisme. Dalam teori konstruktivisme ini lebih mengutamakan pada
pembelajaran siswa yang dihadapkan pada masalah-masalh komplek untuk dicari
solusinya, selanjutnya menemukan bagian-bagian yang lebih sederhana atau
ketrampilan yang diharapkan.

Seperti yang dijelaskan Soejadi dalam Rusman (2013:201) bahwa teori


konstruktivisme dalam belajar adalah suatu pendekatan dimana siswa harus secara
individual menemukan dan menstranformasikan informasi yang komplek,
memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya.

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk


pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang
denga struktur kelompok yang bersifat heterogen.

Rusman (2013:203) berpendapat bahwa Pembelajaran kooperatif tidak


sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaean
kooperatif yang membeakan dengan pembelajran kelompok yang dilakukan asal-
asalan.

Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan


benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Dari
pendapat-pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran
kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan siswa untuk aktif
dalam menyelesaikan masalah yang komplek dan menemukan bagian-bagian yang
lebih sederhana.

3
B. Penerapan salah satu tipe model Kooperatif

Ada beberapa variasi jenis model dalam pembelajaran kooperatif, salah


satunya investigasi kelompok (group investigation). Strategi belajar kooperatif
investigasi kelompok dikembangkan oleh Sholomo Sharan dan Yael Sharan di
Universitas Tel Aviv, israel. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas
gengan menggunakan teknik kooperatif investigasi kelompok adalah kelompok
dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan dua sampai enam orang,
tiap kelompok bebas memilih subtopik dari keseluruhan unit materi (pokok
bahasan) yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau menghasilkan laporan
kelompok. Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan
laporannya kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan
mereka. Tugas kelompok lain ketika satu kelompok presentasi di depan kelas
adalah melakukan evaluasi sajian kelompok.

Langkah-langkah pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe group


investivigation menurut Rusman (2013:223) Membagi siswa ke dalam
kelompok kecil yang terdiri dari lebih kurang lima siswa. Memberikan
pertanyaan terbuka yang bersifat analitis. Mengajak setiap siswa untuk
berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan kelompoknya secara bergiliran searah
jarum jam dalam kurun waktu yang disepakati.

C. Dampak dari penggunaan model pembelajaran ini terhadap pelajaran


matematika.
Mafune dalam Rusman (2013:222) mengatakan Model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok dapat dipakai guru untuk mengembangkan
kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya
pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi
enuju pembentukan manusia sosial. Model pembelajaran kooperatif dirancang
untuk membantu terjadinya pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti
pembelajaran dan berorientasi menuju pembentukan manusia sosial.

4
Model pembelajaran kooporatif merupakan model pembelajaran yang
banyak digunakan dan menjadi perhatian serta diajurkan.
Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Slavin dalam Rusman (1995: 205) dinyatakan bahwa kegunaan
pembelajaran koooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan
sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap
toleransi antar sesama teman, dan menghargai pendapat orang lain.
Pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berfikir
kritis, memecah masalah, dan menintegrasikan pengetauan dengan
pengalaman.

Penggunaan model pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa menjadi


lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena dalam model kooperatif semua siswa
mau tidak mau harus aktif baik dalam menyampaikan materi yang akan di
laporkan atau menanggapi materi dari kelompok lain. Penggunaan model
kooperatif diharapkan guru dapat terbantu dalam mengajar, sehingga pelajaran
matematika tidak menjadi monoton tertuju terhadap siswa yang pandai
matematika, namun juga dapat diikuti oleh siswa yang tidak pandai (tidak
berminat) di pelajaran matematika.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan


benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan lebih efektif. Model
pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang mengutamakan siswa
untuk aktif dalam menyelesaikan masalah yang komplek dan menemukan bagian-
bagian yang lebih sederhana. Secara umum perencanaan pengorganisasian kelas
gengan menggunakan teknik kooperatif investigasi kelompok adalah kelompok
dibentuk oleh siswa itu sendiri dengan beranggotakan dua sampai enam orang,
tiap kelompok bebas memilih subtopik dari materi dari keseluruhan unit materi
(pokok bahasan) matematika yang akan diajarkan, dan kemudian membuat atau
menghasilkan laporan kelompok mengenai subtopik materi matematika.
Selanjutnya, setiap kelompok mempresentasikan atau memamerkan laporannya
kepada seluruh kelas, untuk berbagi dan saling tukar informasi temuan mereka.
Melakukan evaluasi sajian kelompok seperti apakah rumus yang digunakan sudah
benar, proses menggunakan rumus sudah benar atau belum merupakan tugas
kelompok lain ketika satu kelompok presentasi di depan kelas.

Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membantu terjadinya


pembagian tanggung jawab ketika siswa mengikuti pembelajaran dan berorientasi
enuju pembentukan manusia sosial. Penggunaan model pembelajaran kooperatif
dapat membuat siswa menjadi lebih aktif dalam kegiatan belajar, karena dalam
model kooperatif semua siswa mau tidak mau harus aktif baik dalam
menyampaikan materi yang akan di laporkan atau menanggapi materi dari
kelompok lain. Penggunaan model kooperatif diharapkan guru dapat terbantu
dalam mengajar, sehingga pelajaran matematika tidak menjadi monoton tertuju
terhadap siswa yang pandai matematika, namun juga dapat diikuti oleh siswa yang
tidak pandai (tidak berminat) di pelajaran matematika.

6
B. Saran
Dalam pembelajaran guru diharapkan mampu memilih model
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan.Guru harus bersikap
cekatan dan dinamis dalam merancang dan merencanakan proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.

7
DAFTAR PUSTAKA

Abdusysyakir. 2007. Sejarah Matematika dan Perkembangannya. Yogyakarta:


Tiara Wacana Yogya.

Djamarah, S.B dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.

Nasution, A. H. 1978. Landasan Matematika. Jakarta: Bharata Karya Aksara.

Rusman. 2013. Modelmodel Pembelajaran. Jakarta: PT Raya Grafindo Persada.

8
9

Anda mungkin juga menyukai