Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KOORDINASI DAN RENTANG MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

1. Eka Yulistia Nurwanti (12156411)


2. Nugraheni Nanda Pertiwi (12155400)
3. Avitta Deby Nugraheni (12155807)
4. Wahyu Rizky Nurtriyani (12155190)
5. Febiyanti (12151300)
6. Idzni Masturah (12151425)
7. Dwi Rena Gasik Pawestri (12154934)
8. Danang Susilo Kusumo (12155408)
9. Rudi Setiawan (12155335)
10. Muhammad Taufik (12155683)

AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA


BINA SARANA INFORMATIKA YOGYAKARTA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul Koordinasi & Rentang Manajemen . Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar
Manajemen dan Bisnis.
Kami tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca, walaupun makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik dalam
teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat kami harapkan dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 24 Mei 2016

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................
1.2. Rumusan Maslah ....................................................................................
1.3. Tujuan Penulisan Makalah .....................................................................
BAB II PEMBAHASAN
1.1. Koordinasi .............................................................................................
1.1.1. Pengertian Koorinasi ..........................................................................
1.1.2. Kebutuhan Akan Koordinasi..............................................................
1.1.3. Masalah-masalah Pencapaian Koordinasi yang Efektif .....................
1.1.4. Pendekatan-pendekatan untuk Pencapaian Koordinasi yang Efektif.
1.1.5. Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar .............................
1.1.6. Meningkatkan Koordinasi Potensial ................................................
1.1.7. Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi .........................................
1.1.8. Penentuan Mekanisme Koordinasi yang Tepat..................................
2.1. Rentang Manjemen .................................................................................
2.1.1. Pengertian Rentang Manajemen ........................................................
2.1.2. Jumlah Rentang Manajemen yang Ideal ...........................................
2.1.3. Rentang Manjemen dan Tingkatan Organisasional...........................
2.1.4. Rentang Manjemen Lebar versus Sempit .........................................
2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rentang Manajemen .................
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Untuk melihat kemampuan seorang manajer dalam memimpin dan
melakukan koordinasi dapat dilihat dari besar kecilnya jumlah bawahan yang ada
dalam tanggung jawabnya, yang dikenal sebagai Rentang Manajemen. Koordinasi
didefinisikan sebagai proses penyatuan tujuan-tujuan perusahaan dan kegiatan
pada tingkat satu satuan yang terpisah dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Koordinasi dibutuhkan sekali oleh
para karyawannya, sebab tanpa ini setiap karyawan tidak mempunyai pegangan
mana yang harus diikuti yang akhirnya akan merugikan organisasi itu sendiri.
Sebelumnya manusia perlu mengerti arti kata organisasi. Dimana kata
organisasi mempunyai dua pengertian umum. Pengertian pertama menandakan
suatu lembaga atau kelompok fungsional, seperti organisasi perusahaan, rumah
sakit, perwakilan pemerintahan, atau suatu perkumpulan olahraga. Pengertian
kedua berkenaan dengan proses pengorganisasian, sebagai suatu cara dalam mana
kegiatan organisasi dialokasikan dan ditugaskan diantara para anggotanya agar
tujuan organisasi dapat tercapai dengan efisien. Di dalam sebuah organisasi
diperlukan adanya sebuah koordinasi antara manajer dan bawahannya untuk
kelangsungan organisasi itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Koordinasi & Rentang Manajemen ?
2. Bagaimana hubungan antara koordinasi kegiatan-kegiatannya dengan
rentang manajemennya dalam pencapaian koordinasi yang efektif ?
3. Bagaimana tujuan seorang manajer atau atasan mengkordinasikan
kegiatan-kegiatan organisasi dan rentang manajemennya ?
1.3. Tujuan Penulisan Makalah
Dalam penyusunan makalah ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang :
1. Memenuhi tugas matakuliah Dasar manajemen & bisnis
2. Cara-cara pencapaian koordinasi yang efektif dan rentang menajemen.
3. Dapat memperkirakan rentang manajemen yang ideal.
4. Mekanisme pengkoordinasian dasar dan faktor-faktor yang
mempengaruhi rentang manajemen.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1. KOORDINASI
1.1.1. Pengertian Koordinasi
Koordinasi (coordination) adalah proses pengintegrasian tujuan-tujuan
dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah (departemen atau
bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Tanpa koordinasi, individu dan departemen akan kehilangan
pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai
mengejar kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan
organisasi secara keseluruhan.
1.1.2. Kebutuhan akan koordinasi
Kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan organisasi berbeda dalam
kebutuhan integrasi. Kebutuhan akan koordinasi tergantung pada sifat dan
kebutuhan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan derajat saling
ketergantungan bermacam-macam satuan pelaksanaanya. Koordinasi juga
sangat dibutuhkan bagi organisasi-organisasi yang menetapkan tujuan yang
tinggi.
Menurut James D. Thompson, ada tiga macam saling ketergantungan
diantara satuan-satuan organisasi, yaitu :
1. Saling ketergantungan yang menyatu (pooled interdependence), bila
satuan-satuan organisasi tidak saling tergantung satu dengan yang lain
dalam melaksanakan kegiatan harian tetapi tergantung pada pelaksanaan
kerja setiap satuan yang memuaskan untuk suatu hasil akhir.
2. Saling ketergantungan yang berurutan (sequential interdependence),
dimana suatu satuan organisasi harus pekerjaannya terlebih dahulu
sebelum satuan lain dapat bekerja.
3. Saling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence),
merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
Kebutuhan koordinasi saling ketergantungan yang menyatu lebih besar dari
macam saling ketergantungan yang lain. Ketiga hubungan saling
ketergantungan ini dapat digambarkan seperti berikut :

Pooled Interdependence Sequential Reciprocal


Interdependence Interdependence

Depart Departe Bagian Bagian


Devisi Devisi
emen men Pemelih Opera
Produk A Produk B
Pembel Produk araan si
ian

1.1.3. Masalah-masalah Pencapaian Koordinasi yang Efektif


Peningkatan spesialisasi akan menaikkan kebutuhan akan koordinasi.
Tetapi semakin besar derajat spesialisasi, semakin sulit bagi manajer untuk
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan khusus dari satuan-satuan yang
berbeda.Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch telah mengemukakan empat tipe
perbedaan dalam sikap dan cara kerja diantara bermacam-macam individu
dan departemen dalam organiasasi yang memeprsulit tugas pengkoordinasian
bagian-bagian organisasi secara efektif yaitu :
1. Perbedaan dalam orentasi terhadap tujuan tertentu. Para anggota dari
departemen yang berbeda mengembangankan pandangan mereka
sendiri tentang bagaimana cara mencapai kepentingan organisasi yang
baik. Bagian penjualan menganggap bahwa diservikasi produk harus
lebih diutamakan daripada kualitas produk. Bagian akuntansi melihat
pengendalian biaya sebagai faktor paling penting sukses organisasi.
Bagian pemasaran mengemukakan desain produk sebagai yang paling
esensial.
2. Perbedaan dalam orientasi waktu. Manajer produksi akan lebih
memperhatikan masalah-masalah yang harus dipecahkan segera atau
dalam periode waktu pendek. Bagian penelitian dan pengembangan
lebih terlibat dengan masalah-masalah jangka panjang.
3. Perbedaan dalam orientasi antar pribadi. Kegiatan produksi
memerlukan komunikasi dan pembuatan keputusan yang cepat agar
prosesnya lancar, sedang bagian penelitian dan pengembangan
mungkin dapat lebih santai dan setiap orang dapat mengemukakan
pendapat serta berdiskusi satu dengan yang lain.
4. Perbedaan dalam formalitas struktur. Setiap tipe satuan dalam
organisasi mungkin mempunyai metode-metode dan standard-stantard
yang berbeda untuk mengevaluasi program terhadap tujuan dan untuk
balas jasa bagi karyawan. Dalam departemen produksi dimana
kuantitas dan kualitas diawasi secara ketat, proses evaluasi dan balas
jasa dilakukan formal. Dalam departemen personalia standar
pelaksanaan dapat lebih longgar, dimana karyawan dievaluasi kualitas
kerjanya selama periode waktu tertentu.

1.1.4. Pendekatan-pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif


Komunikasi adalah kunci koordinasi yang efektif. Koordinasi secara
langsung tergantung pada perolehan, penyebaran dan pemrosesan informasi.
Semakin besar ketidakpastian tugas yang dikoordinasi, semakin
membutuhkan informasi. Untuk alasan ini, koordinasi pada dasarnya
merupakan tugas pemrosesan informasi.
Ada tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif, yaitu :
a. Teknik manajemen dasar
Hanya mempergunakan teknik-teknik manajemen dasar : hirarki
manajerial, rencana dan tujuan sebagai pengarah umum kegiatan-
kegiatan serta aturan-aturan dan prosedur-prosedur. Organisasi yang
relatif sederhana tidak memerlukan peralatan koordinasi lebih dari
teknik-teknik tersebut.
b. Meningkatkan koordinasi potensial
Menjadi diperlukan bila bermacam-macam satuan organisasi menjadi
lebih saling tergantung dan lebih luas dalam ukuran dan fungsi.
c. Mengurangi kebutuhan akan koordinasi
Dalam beberapa situasi adalah tidak efisien untuk mengembangkan cara
pengkoordinasian tambahan. Ini dapat dilakukan dengan penyediaan
tambahan sumber daya-sumber daya untuk satuan-satuan organisasi atau
pengelompokan kembali satuan-satuan organisasi agar tugas-tugas dapat
berdiri sendiri.
Berikut ini gambar tiga pendekatan untuk pencapaian koordinasi yang efektif :

Pendekatan I :
TEKNIK-TEKNIK MANAJEMEN DASAR
1. Aturan dan prosedur
2. Hirarki manajemen
3. Penerapan tujuan dan rencana

Pendekatan II : Pendekatan III:


MENINGKATKAN KOORDINASI MENGURAGI KEBUTUHAN AKAN
POTENSIAL KOORDINASI
4. Investasi dalam sistem informasi 6. Penciptaan sumber daya-sumber
vertikal daya tambahan
5. Penciptaan hubungan-hubungan 7. Penciptaan tugas-tugas yang dapat
ke samping terdiri sendiri

1.1.5. Mekanisme-mekanisme Pengkoordinasian Dasar


Mekanisme-mekanisme dasar untuk pencapaian koordinasi adalah
komponen-komponen vital manajemen yang secara ringkas dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Hirarki manajerial. Rantai perintah, aliran informasi dan kerja,
wewenang formal, hubungan tanggung jawab dan akuntabilitas yang
jelas dapat menumbuhkan integrasi bila dirumuskan secara jelas serta
dilaksanakan dengan pengarahan yang tepat.
2. Aturan dan prosedur. Aturan-aturan dan prosedur-prosedur adalah
keputusan-keputusan manajerial yang dibuat untuk menangani kejadian-
kejadian rutin, sehinggan dapat juga menjadi peralatan yang efisien untuk
koordinasi dan pengawasan rutin.
3. Rencana dan penetapan tujuan. Pengembangan rencana dan tujuan dapat
digunakan untuk pengkoordinasian melalui pengarahan seluruh satuan
organisasi terhadap sasaran-sasaran yang sama. Ini diperlukan bila aturan
dan prosedur tidak mampu lagi memroses seluruh informasi yang
diperlukan untuk mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan satuan-satuan
organisasi.
1.1.6. Meningkatkan Koordinasi Potensial
Bila mekanisme pengkoordinasian dasar tidak cukup, invstasi dalam
mekanisme-mekanisme tambahan diperlukan. Koordinasi potensial dapat
ditingkatkan dalam dua cara, vertikal dan horizontal :
1. Sistem informasi vertikal. Sistem informasi vertikal adalah peralatan
melalui mana data disalurkan melewati tingkatan-tingkatan organisasi.
Komunikasi dapat terjadi di dalam atau diluar rantai perintah. Sistem
informasi manajemen telah dikembangkan dalam kegiatan-kegiatan
seperti pemasaran, keuangan, produksi, dan operasi-operasi internasional
untuk meningkatkan informasi yang tersedia bagi perencanaan,
koordinasi dan pengawasan.
2. Hubungan-hubungan lateral(horizontal). Melalui pemotongan rantai
perintah, hubungan-hubungan lateral membiarkan informasi
dipertukarkan dan keputusan dibuat pada tingkat hirarki dimana
informasi yang dibutuhkan ada. Ada beberapa hubungan lateral, yang
dapat diperinci sebagai berikut :
a. Kontak langsung antara individu-individu yang dapat meningkatkan
efektifitas dan efisiensi kerja.
b. Peranan penghubung,yang menangani komunikasi antar departemen
sehinggan mengurangi panjangnya saluran komunikasi.
c. Panitia dan satuan tugas. Panitia biasanya diorganisasi secara
formal dengan pertemuan yang dijadwalkan teratur. Satuan tugas
dibentuk bila dibutuhkan untuk masalah-masalah khusus.
d. Pengintegrasian peranan-peranan, yang dilakukan oleh misal
manajer produk atau proyek, perlu diciptakan bila suatu produk, jasa
atau proyek khusus memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi dan
perhatian yang terus meneruts dari seseorang.
e. Peranan penghubungan manajerial, yang mempunyai kekuasaan
menyetujui perumusan anggaran oleh satuan-satuan yang
diintegrasikan dan implementasinya. Ini diperlukan bila posisi
pengintegrasian yang dijelaskan pada diatas tidak secara efektif
mengkoordinasikan tugas tertentu.
1.1.7. Pengurangan Kebutuhan akan Koordinasi
Bila mekanisme-mekanisme prngkoordinasian dasar tidak mencukupi,
koordinasi potensial dapat ditingkatkan dengan penggunaan metode-metode
diatas. Tetapi kebutuhan akan koordinasi yang sangat besar dapat
menyebabkan kelebihan beban bahkan memperluas mekanisme-mekanisme
pengkoordinasian. Langkah yang paling konstruktif yang dapat diambil
dalam menghadapi kasus ini adalah mengurangi kebutuhan akan koordinasi.
Ada dua metode pengurangan kebutuhan koordinasi, yaitu :
1. Penciptaan sumber daya-sumber daya tambahan. Sumber daya-sumber
daya tambahan memberikan kelonggaran bagi satuan-satuan kerja.
Penambahan tenaga kerja, bahan baku atau waktu, tugas diperingan dan
masalah-masalah yang timbul berkurang.
2. Penciptaan tugas-tugas yang dapat berdiri sendiri. Teknik ini
mengurangi kebutuhan koordinasi dengan mengubah karakter satuan-
satuan organisasi. Kelompok tugas yang dapat berdiri sendiri diserahi
suatu tanggung jawab penuh salah satu organisai operasi (perusahaan).
1.1.8. Penentuan Mekanisme Koordinasi yang Tepat
Pertimbangan penting dalam penentuan pendekatan yang paling baik
untuk koordinasi adalah menyesuaikan kapasitas organisasi untuk koordinasi
dengan kebutuhan koordinasi. Bila kebutuhan lebih besar dari kemampuan,
organisasi harus menentukan pilihan : meningkatkan koordinasi potensial
atau mengurangi kebutuhan. Kegagalan untuk mencocokkan kemampuan
pemrosesan informasi dengan kebutuhan akan meneyebabkan penurunan
prestasi.

Berikut gambar perbandingan mekanisme-mekanisme pengkoordinasian :

Mekanisme Kompleksitas Biaya Kapasitas


pemrosesan
informasi
Sederhana Murah Rendah

1. Aturan dan
prosedur
2. Hirarki
manajemen
3. Rencana dan
penetapan
tujuan
4. Sistem
informasi
vertikal
dan/atau
hubungan- Kompleks Mahal Tinggi
hubungan
lateral

2.1. RENTANG MANAJEMEN


2.1.1. Pengertiaan Rentang Manjemen
Prinsip rentang manajemen berkaitan dengan jumlah bawahan yang
dapat di kendalikan secara efektif oleh seorang manajer atau atasan. Rentang
manajemen juga dapat berarti jumlah bawahan yang secara langsung
memberikan laporan kepada seorang manajer tertentu. Rentang manajemen
sering disebut dengan istilah-istilah span of control, span of authority, span of
attention ataus pan of supervision. Disini akan menggunakan istilah rentang
manajemen disamping istilah yang paling umum digunakan rentang kendali,
karena manajemen lebih dapat menunjukkan keluasan dan ruang lingkup
fungsi pengawasan. Sebagai manajer, tugas yang harus dijalankan jauh lebih
banyak dari pada sekedar melakukan pengawasan terhadap pekerjaan
bawahan.
Rentang manajemen dan koordinasi adalah saling berhubungan erat.
Ada anggapan bahwa semakin besar jumlah rentangan semakin sulit untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif. Tetapi hubungan
tersebut tidak semudah itu. Karena bila jumlah bawahan yang melapor ke
setiap manajer lebih banyak, organisasi hanya membutuhkan sedikit manajer.
Dengan sedikit pandangan manajerial yang terlibat, para manajer mungkin
akan lebih mudah mengkoordinasi kegiatan-kegiatan antar departemen.
Kelemahan dan keuntungan tersebut perlu di pertimbangkan seoptimal
mungkin.
Pembahasan tentang rentang manajemen dilakukan secara terperinci
karena hal ini adalah salah satu aspek pertama struktur organisasi yang
mempengaruhi seseorang bila dia bergabung dengan suatu organisasi.
2.1.2. Jumlah Rentang yang Ideal
Ada dua alasan utama mengapa penentuan rentangan yang tepat adalah
penting. Adapun alasan tersebut adalah sebagai berikut :
a) Pertama, rentang manajemen, mempengaruhi penggunaan efisien dari
manajer dan pelaksanaan kerja efektif dari bawahan mereka. Terlalu
melebarnya rentangan dapat berarti bahwa manajer harus
mengendalikan jumlah bawahan yang besar sehingga menyebabkan
tidak efisien. Rentangan yang berlalu sempit dapat menyebabkan
manajer tidak digunakan sepenuhnya.
b) Kedua, ada hubungan antara rentang manajemen di seluruh organisasi
dan struktur organisasi. Semakin sempit rentang manajemen, struktur
organisasi akan berbentuk tall dengan banyak tingkat pengawasan di
antara manajemen puncak dan tingkat paling rendah. Rentang
manajemen yang melebarakan menghasilkan struktur yang berbentuk
flat yang berarti tingkatan manajemen semakin sedikit. Struktur ini
akan mempengaruhi efektifitas manajer di semua tingkatan.
Meskipun para penulis manajemen bermaksud menemukan jumlah yang
pasti, jumlah rentang manajemen yang ideal, tetapi tidak ada jumlah yang
mutlak dapat di tentukan, karena hal ini tergantung pada banyak variable,
seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-kegiatan rutin,
tingkatan manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya. Sebagian besar penulis
sebenarnya baru menghasilkan pedoman umum bagi rentangan baku melalui
penentuan batasan (limit) rentangan bagi organisasi pada umumnya, dan
kemudian digunakan untuk menemukan rentangan yang optimal untuk situasi
khusus.
1.1.3. Rentang Manajemen dan Tingkatan Organisasional
Suatu organisasi (secara teoritik) dengan 32 tenaga operatif
ditunjukkan dalam 3 struktur rentang manajemen, dimana setiap struktur
memerlukan jumlah manajer yang berbeda. Dalam kenyataannya, adalah
tidak biasa mempunyai rentang manajemen yang sama pada setiap tingkatan
dalam mana setiap struktur di organisasikan. Disini rentangan dibuat sama
untuk menggambarkan bagaimana rentangan mempengaruhi baik jumlah
tingkatan organisasi antara atas dan bawah maupun jumlah manajer total yang
dibutuhkan.
Pada struktur A, seorang manajer mengawasi secara langsung
keseluruhan 32 bawahan, yang menghasilkan rentang manajemen yang sangat
lebar dan struktur organisasi yang datar (flat). Struktur B menunjukkan
rentangan manajemen yang lebih sempit dan struktur organisasi yang lebih
tinggi. Pada struktur C, dengan rentang manajemen hanya 4 ada 11
manajemen dengan 3 tingkatan, yang membuat rentang manajemen sangat
sempit dan struktur organisasi sangat tinggi.
Hubungan antara rentang manajemen dan tingkatan organisasi digambarkan
dalam gambar seperti di bawah ini :
1 Tingkatan Manajemen
1 Manajer
Rentang datar (Flat)
(32)

Karyawan

2 Tingkatan Manajemen Rentangan lebih tinggi


5 Manajer

(8) (8) (8) (8)

3 Tingkatan Manajemen
Rentangan tinggi (Tall)
11 Manajer

(4) (4) (4) (4) (4) (4) (4) (4)


2.1.5. Rentarng Manajemen Lebar versus Sempit
Organisasi dengan meningkatnya jumlah karyawan mempunyai tiga pilihan :
1. Rentang manajemen naik
2. Hirarki tingkatan manajemen naik
3. Kombinasi keduanya
Masing-masing pilahan mempunyai kelemahan dan kelebihan.
Alasan digunakannya rentang manajemen yang melebar (pilihan
pertama) adalah bahwa tingkatan hirarki yang semakin tinggi cenderung
mengurangi kecepatan waktu penyebaran informasi dari atas ke bawah. Lebih
lanjut, lebih banyak jumlah tingkatan yang harus dilalui informasi, lebih bear
kemungkinan penyimpangan atau distorsi. Penambahan tingkatan manajemen
juga memakan biaya, karena memerlukan penambahan gaji manajerial.
Rentang manajemen yang melebar berarti penggunaan sumber daya manajer
secara efisien.
Alasan digunakannya rentang manajemen yang menyempit (pilihan
kedua) adalah bahwa pada umumnya moral dan produktifitas karyawan akan
meningkat dalam organisasi-organisasi kecil daripada dalam organisasi-
organisasi besar. Penggunaan rentangan yang terlalu melebar berarti bahwa
manajer tidak akan dapat menjalankan fungsinya dengan efektif, dan
mencurahkan perhatiannya kepada seluruh bawahan secara perseorangan.
Koordinasi dan kooperasi berkembang baik, karena setiap individu harus
mengelola fungsi sediri dan dengan bantuan minimum dari atasan.
Banyak studi menunjukkan bahwa besarnya organisasi dapat menjadi
variabel penting dalam penentuan rentangan yang tepat. Juga, untuk beberapa
tugas tertentu seperti operasi produksi yang berulang, rentangan yang
menyempit akan menaikkan moral dan efisiensi. Tugas lain, seperti riset dan
pengembangan, mungkin lebih baik ditangani melalui rentangan yang
melebar.
2.1.6. Faktor-faktor ysng Mempengaruhi Rentang Manajemen
Pada dasarnya faktor-faktor pengaruh yang dipertimbangkan adalah :
1. Kesamaan fungsi-fungsi : semakin sejenis fungsi-fungsi yang
dilaksanakan oleh kelompok kerja , rentang semakin melebar.
2. Kedekatan geografis : semakin dekat kelompok kerja ditempatkan,
secara phisik, rentangan semakin melebar.
3. Tingkat pengawasan langsung yang dibutuhkan : semakin sedikit
pengawasan langsung yang dibutuhkan, rentangan semakin
melebar.
4. Tingkat koordinasi pengawasan yang dibutuhkan : semakin
berkurang koordinasi yang dibutuhkan, rentangan semakin
melebar.
5. Perencanaan yang dibutuhkan manajer : semakin sedikit
perencanaan yang dibutuhkan, rentangan semakin melebar.
6. Bantuan organisasional yang tersedia bagi pengawas : lebih banyak
bantuan yang diterima pengawas dalam fungsi-fungsi seperti
penarikan, latihan, dan pengawasan mutu, rentangan semakin
melebar.
Secara ringkas, tidak ada rumusan ajaib yang dapat menentukan ukuran
rentang manjemen yang tepat. Contingency Approach dalam mana ukuran
rentangan bervariasi menurut beberapa variabel memberikan pengertian
tersebut.
Pedoman lainnya yang dapat dipakai untuk menentukan rentangan
manajemen mencakup beberapa faktor yang berhubungan dengan situasi,
bawahan dan atasan, yang secara ringkas dapat ditunjukkan berikut ini :
1. Faktor-faktor yang berhubungan dengan situasi. Rentang manajemen
dapat relatif melebar bila :
a. Pekerjaan bersifat rutin
b. Operasi-operasi stabil
c. Pekerjaan bawahan sejenis
d. Bawahan dapat bekerja tidak tergantung satu dengan yang lain
e. Prosedur-prosedur dan metode-metode dibuat secara baik dan telah
diformalisasi
f. Pekerjaan tidak membutuhkan tingkat pengawasan yang tinggi
2. Faktor yang berhubungan dengan bawahan. Rentang manajemen dapat
relatif melebar bila :
a. Bawahan adalah terlatih baik untuk pekerjaan tertentu
b. Bawahan lebih senang bekerja tanpa pengawasan ketat
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan atasan. Rentangan manajemen
dapat relatif melebar bila :
a. Manajer adalah terlatih baik dan berkemampuan tinggi
b. Manajer menerima bantuan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
pengawasannya
c. Manajer tidak mempunyai kegiatan-kegiatan tambahan selama
pengawasan dilakukan
d. Manajer lebih menyukai gaya pengawasan yang lepas dari pada
ketat.
Melalui pengenalan dan pemahaman hubungan di antara variabel-variabel di
atas, dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang paling menentukan rentang
manajemen.
BAB III
PENTUTUP

3.1. KESIMPULAN
Koordinasi sangatlah dibutuhkan dalam setiap organisasai ataupun
kelompok apapun, demi tercapainya segala tujuan yang hendak dicapai.
Komunikasi merupakan suatu kunci utama dalam tercapainya suatu
koordinasi yang efektif. Pada dasarnya koordinasi merupakan suatu
pemrosesan informasi.Di sini peranan menejer sangat dibutuhkan dalam
melaksanakan tugasnya dalam bidang pengontrolan, pengawasan dan
evaluasi. Kedekatan hubungan dan kelancaran informasi antara menejer
dengan bawahan pun juga sangat perlu diperhatikan agar dalam pelakasanaan
tugas tidak terdapat kesalahan informasi (miss comunications) ataupun
tekanan dalam bekerja.
Selain koordinasi yang efektif dalam pencapain tujuan juga perlu
diperhatikan jumlah bawahan yang dapat dikendalikan secara efektif oleh
seorang manajer atau yang biasa disebut rentang manajemen. Memeng sulit
untuk menentukan jumlah yang ideal karena hal ini tergantung pada banyak
variabel, seperti besarnya organisasi, teknologi, spesialisasi, kegiatan-
kegiatan rutin, tingkat manajemen dan sifat-sifat pekerjaan lainnya, namun
setidaknya kita dapat menemukan rentang yang optimal untuk situasi khusus
melalui penentuan batasan rentangan bagi organisasi pada umumnya.. Terlalu
melebarnya rentang berarti manajer harus mengendalikan jumlah bawahan
yang besar sehingga menyebabkan tidak efisien. Sebaliknya jika rentang
terlalu sempit dapat menyebabkan manajer tidak digunakan sepenuhnya.
Dapat disimpulkan bahwa Semakin besar jumlah rentang, semakin sulit
untuk mengoordinasi kegiatan-kegiatan bawahan secara efektif.
Dengan mempertimbangkan uraian-uraian tersebut maka suatu
organisasi diharapkan dapat berjalan dengan lancar serta dapat mencapai
tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA
Handoko, T. Hani (2009), Manjemen. Edisi Kedua. Cetakan keduapuluh.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai