KERANGKA VERTIKAL
(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kerangka Vertikal)
Disusun oleh:
Kelompok VII KELAS B
1. Rifki Purnama Aji (21110114140059)
2. Wildan Ryan Irfana (21110114130070)
3. Egga Brian Datuesa (21110114190078)
4. Brinton P. Sitorus (21110114130082)
5. Naufal Ilyas A. H. (21110114140098)
6. Yonanda Simarsoit (21110114140102)
Pengukuran.
- Pengukuran topografi
- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem polygon dan
semua titik ikat(BM) harus dijadikan sebagai polygon.
- Sisi polygon atau jarak antara titik polygon maksimum 100 meter, diukur
dengan alat theodolite jenis T2 atau setingkat.
- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan pergi pulang.
- Pengukuran sipat dasar harus mencakup semua titik pengukuran (polygon,
sipat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.
- Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas, dan sama.
- Pada setiap pengukuran sipat datar harus dilakukan pembacaan ketiga
benangnya. Yaitu BA, BB, BT, dalam satuan mili. Pada seitan pembacaan
harus memenuhi : (2BT = BA +BB)
- pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimerti, yang mencakup semua objek
yangdibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur
pengukuran, seperti alur sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan
kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar.
Pada lokasi-lokasi dengan tingat khusus (misal : persimpangan saluran yang
sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang tinggi.
Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit
(apabila menggunakan alat konvensional) Pemeriksaan dan koreksi alat ukur (apabila
menggunakan alat konvensional) Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur
yang digunakan harus diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :
a. Pemeriksaan Theodolit
Sumbu I vertical, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung
Sumbu II tegak lurus sumbu II
Garis bidik tegak lurus sumbu II
Kesalahan kolimasi horizontal = 0
Kesalahan indeks vertical = 0 b.Pemeriksaan alat sifat datar
Sumbu I vertical, dengan nivo kotak dan tabung
Garis bidik tegak harus sejajar dengan garis arah nivoHasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur
harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
b. Pemeriksaan Alat Sipat Datar
Sumbu I vertical, dengan nivo kotak dan tabung
Garis bidik tegak harus sejajar dengan garis arah nivo Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur
harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan.
c. Pengolahan Data
Perhitungan Koordinat
Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi antara pengamatan matahari
yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan
atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang (kaki sudut
yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi
pekerjaan.
Perhitungan Sipat Datar
Perhitungan sipat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5 mm), dan
harusdikontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan men
jumlahkan tingginya.
Perhitungan Ketinggian Detail
Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai
sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.
Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan system komputerisasi
2. Perkiraan Luas Pekerjan: Luas Kota Semarang adalah 370 km2
3. Perkiraan personil, Pembagian Tugas, lingkup Kerja dan waktu pelaksanaannya:
LINGKUP PEKERJAAN
WAKTU PELAKSANAAN
Minggu ke-
Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8
Persiapan
Pengukuran
Pengolahan
Data
Penggambaran
Laporan
Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan DED Drainase Kota Semarang ini adalah
8 delapan) minggu kalender, terhitung setelah SPMK/Surat Perintah Kerja.