PENDAHULUAN
1. Pemanduan Kapal
Pemanduan kapal adalah salah satu usaha untuk menjaga
keselamatan kapal, penumpang dan muatannya, sewaktu memasuki
alur pelayaran menuju dermaga atau kolam Pelabuhan untuk berlabuh.
Secara operasional, fungsi dan tugas pandu adalah membantu
tugas-tugas kesyahbandaran dalam bidang keselamatan pelayaran atau
pandu lazim disebut sebagai Syahbandar muda, serta ikut mengawasi
dan mangamati alur pelayaran (pendangkalan dan pencemaran).
- Perairan wajib pandu
Adalah suatu perairan dimana kapal-kapal dengan ukuran tertentu
diharuskan menggunakan pandu.
- Peraiaran pandu luar biasa
Suatu perairan dalam persiapan wajib pandu dan selama masa itu
diperairan tersebut boleh atau tidak menggunakan pandu (tidak
wajib pandu). Perkataan lain bahwa penggunaan jasa pandu sesuai
permintaan.
- Perairan di luar batas perairan pandu
Suatu perairan yang lokasinya diluar batas dari perairan wajib
pandu maupun perairan pandu luar biasa. Apabila menggunakan
jasa pemanduan (pandu dan tunda) dapat disediakan oleh
Pelabuhan wajib pandu terdekat atau dilakukan oleh Syahbandar
setempat.
2. Penundaan Kapal
Pemanduan kapal adalah suatu rangkaian pelayanan jasa pandu dan
jasa Dalam pelaksanaan pemanduan kapal, selain dengan tersedianya
tanaga pandu, sangat erat hubungannya dengan disediakannya sarana
penunjang pemandu yang meliputi sarana kapal tunda dan motor
pandu. Ketentuan yang berlaku sesuai dengan ketentuan yang
dilaksanakan oleh departemen perhubungan, disebutkan bahwa
dengan pertimabangan keselematan terhadap kapal-kapal yang keluar
masuk Pelabuhan wajib pandu dengan panjang kapal lebih dari 70 m
mempergunakan kapal tunda.
Berdasarkan kepadatan lalu lintas kapal, arus, cuaca, angin,
kedalaman alur/kolam, kemampuan olah gerak termasuk keluar kapal
yang ditunda, mempengaruhi jumlah dan ukuran kapal tunda yang
diisyaratkan.
b. Pelayanan penumpukan
Pelayanan penumpukan dilayani dengan pengisian form B baik untuk
pelayanan gudang maupun lapangan. Penyediaan pelayananan ini
dimaksudkan untuk kelancaran kerja bongkar muat dari kapal, agar tidak
terlalu lama berada di Pelabuhan atau dijadikan gudang sementara oleh
para pemilik barang untuk menyimpan barangnya.
Pelayanan penumpukkan diberikan sejak saat penumpukkan barang di
gudang sampai dengan dikeluarkan dari tempat penumpukkan untuk
dimuat atau diserahkan kepada pemiliknya.
Dimana :
JB = Jam berangkat dari pelabuhan
JD = Jam datang
K = Kapal
Dimana :
JP = Jam pelayanan pandu
JPT = Jam penetapan
K = Kapal
Dimana :
JT = Jam tambat
JPT = Jam penetapan
K = Kapal
Dimana :
JLT = Jam lepas tambat
JT = Jam tambat
K = Kapal
6. Idle Time (ID)
Idle time adalah jumlah jam kerja yang tidak terpakai (terbuang) selama
berada di tambatan, tetapi tidak termasuk jam istirahat.
ID = BT (NOT + ET) .......................................................... (2.8)
1 2 3 4 5 6
A. Arus Kapal
1. DERMAGA UMUM
a. Kapal Barang Call 821 997 1,199
GT 854,420 1,072,459 1,289,558
b. Kapal Peti Kemas Call 306 331 247
GT 744,278 857,828 725,370
c. Kapal Penuimpang Call 40 118 88
GT 172,840 414,526 339,231
d. Kapal Lainnya Call 16 26 66
GT 3,090 18,225 25,423
2 DERMAGA KHUSUS
Call 144 240 645
GT 404,066 703,180 1,777,553
Jumlah Call 1,327 1,712 2,245
GT 2,178,694 3,066,218 4,157,135
2500
2000
1500
CALL
1000 TAHUN
500
0
1 2 3
Grafik 3.1. Grafik Jumlah kunjungan kapal tahun 2011 s/d tahun 2012
1 2 3 4 5 6
B. Arus Barang
1. DERMAGA UMUM
a. Angkutan Langsung T/M3 212,274 291,488 343,539
b. G u d a n g T/M3 10,669 21,154 24,294
c. Lapangan :
- General Cargo T/M3 16,376 25,972 36,934
2 DERMAGA KHUSUS
- Tonase Barang P.Kemas di
Palaran T/M3 346,914 946,557 1,898,586
Jumlah T/M3 586,233 1,285,171 2,303,353
Sumber : PT. Pelindo Cab. Samarinda
GRAFIK PENGGUNAAN GUDANG DAN LAPANGAN PENUMPUKAN
2500000
2000000
1500000
JUMLAH BARANG
1000000 TAHUN
500000
0
1 2 3
Hasil pengolaha data pelayanan kapal seperti turn round time, berthing
time, waiting time, effectife time, dan idle time, diperoleh hasil seperti pada tabel
3.3 di bawah ini :
1 2 3 4 5 6
1. Pelayanan Kapal
a. Kapal Samudera
1) Turn Round Time ( TRT ) Jam 91.00 93.00 96.00
2) Berthing Time ( B T ) Jam 63.00 65.00 70.00
3) Waithing Time :
a. Waithing Time Net ( WTN ) Jam 2.00 2.00 2.00
b. Waithing Time Gross ( WTG ) Jam 28.00 28.00 26.00
4) Aproach Time ( A T ) Jam 4.00 4.00 4.00
5) Postpone Time ( P T ) Jam 22.00 22.00 20.00
6) Not Operating Time ( NOT ) Jam 20.00 21.00 23.00
7) Effektif Time ( E T ) Jam 40.00 41.00 45.00
8) Iddle Time ( I T ) Jam 3.00 3.00 2.00
Sumber : PT. Pelindo Cab. Samarinda
Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa jumlah kunjungan kapal (call
kapal) di pelabuhan Samarinda mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012, dimana pada tahun 2010 jumlah kunjungan kapal sebanyak
1327 kapal, tahun 2011 sebanyak 1717 kapal dan tahun 2012 sebanyak 2245
kapal. Ini berarti bahwa ada peningkatan kunjungan kapal dari tahun 2010 ke
tahun 2011 sebesar 29% dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 31.13%.
Untuk Gross Tonnage kapal juga mengalami peningkatan, dari tahun 2010
sebesar 2,178,694 ton tahun 2011 sebesar 3,066,218 ton dan tahun 2012 sebesar
4,157,135 ton. Hal ini berarti dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 40.74% dan dari tahu 2011 ke tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 36%.
Begitu pula dengan penggunaan fasilitas pelabuhan seperti gudang dan
lapangan penumpukan, dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami
peningkatan. Tahun 2011 penggunaan gudang dan lapangan penumpukan sebesar
586,233 ton/m3, tahun 2011 sebesar 1,285,171ton/m3 dan tahun 2012 sebesar
22,303,353 ton/m3.
Untuk Turn Round Time (TRT) yang merupakan jumlah rata rata kapal
berada di pelabuhan dan Berthing Time (BT) juga mengalami peningkatan yang
berarti bahwa jumlah kapal yang menggunakan pelabuhan atau yang berada di
pelabuhan mengalami kenaikan.
Begitu pula dengan Effective Time (ET) juga mengalami peningkatan, hal ini
berarti bahwa waktu efektif yang digunakan kapal untuk melakukan proses
bongkar muat semakin banyak dan waktu yang terbuang semakin sedikit, ini dapat
dilihat pada Idle Time (IT) yang semakin menurun.
Hal ini berarti bahwa kinerja pelabuhan dari tahun ke tahun khususnya dari
tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan. Peningkatan kinerja
pelabuhan akan mendorong kelancaran dari system transportasi khusunya
transportasi laut yang ada di Samarinda.
3.2. Kinerja pelabuhan untuk Peningkatan Sistem Ekonomi
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, indonesia khususnya
samarinda memerlukan sektor pelabuhan yang berkembang dengan baik dan
dikelola secara efisien. Daya saing produsen baik dalam pasar nasional maupun
internasional sangat dipengaruhi oleh kinerja sektor pelabuhan.
Dari hasil pengolahan data diperoleh bahwa jumlah kunjungan kapal (call
kapal) di pelabuhan Samarinda mengalami peningkatan dari tahun 2010 sampai
dengan tahun 2012, dimana pada tahun 2010 jumlah kunjungan kapal sebanyak
1327 kapal, tahun 2011 sebanyak 1717 kapal dan tahun 2012 sebanyak 2245
kapal. Ini berarti bahwa ada peningkatan kunjungan kapal dari tahun 2010 ke
tahun 2011 sebesar 29% dan dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar 31.13%.
Untuk Gross Tonnage kapal juga mengalami peningkatan, dari tahun 2010
sebesar 2,178,694 ton tahun 2011 sebesar 3,066,218 ton dan tahun 2012 sebesar
4,157,135 ton. Hal ini berarti dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami
peningkatan sebesar 40.74% dan dari tahu 2011 ke tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 36%.
Berdasarkan data yang diperoleh pada PT. pelindo samarinda setiap
tahunnya terjadi kenaikan kunjungan kapal dimana dari tahun 2010 ke 2011 ada
peningkatan kunjungan kapal sebesar 29%, sedangkan pada tahun 2011 ke 2012
peningkatan sebesar 31,13%. Sedangkan untuk Gross Tonnage kapal mengalami
peningkatan sebesar 40,74% dari tahun 2010 ke 2011, sedangkan dari tahun 2011
ke 2012 mengalami peningkatan sebesar 36%. Ini menjadi indikator bahwa
kinerja pelabuhan mendukung sistem perekonomian di samarinda.indikator ini
memperlihatkan bahwa sistem perdagangan berjalan dengan baik yang
mengindikasikan perputaran ekonomi berjalan dengan cepat dan baik. Khusus
untuk di samarinda harga barang yang ada di samarinda pengaruh biaya pelabuhan
terhadap harga barang hanya sekitar 0,053% saja.
Sedangkan penggunaan fasilitas pelabuhan seperti gudang dan lapangan
penumpukan, dari tahun 2010 hingga tahun 2012 mengalami peningkatan. Tahun
2011 penggunaan gudang dan lapangan penumpukan sebesar 586,233 ton/m3,
tahun 2011 sebesar 1,285,171 ton/m3 dan tahun 2012 sebesar 22,303,353 ton/m3.
Dari data yang ada memperlihatkan bahwa penggunaan fasilitas pelabuhan di
samarinda seperti gudang dan lapangan penumpukan memperlihatkan banyaknya
jumlah arus barang di samarinda.
Untuk memperlancar kinerja pelabuhan pada saat ini yang mana pelabuhan
yang berada di jalan Yos sudarso yang tidak memungkinkan lagi untuk dijadikan
pelabuhan peti kemas Samarinda karena sudah tidak representatif lagi. Maka
kemudian Pemkot Samarinda dengan PT Samudera Indonesia dan PT Pelindo
bekerjasama membuka pelabuhan peti kemas palaran yang merupakan
percontohan dan satu-satunya di Indonesia yang dibangun dengan sistem
konsorsium.
Pelabuhan Peti Kemas palaran berada di daerah pinggiran, ini
dimaksudkan agar daerah sekitar ikut berkembang luar biasa, khususnya wilayah
Palaran dan Bukuan, dengan adanya Pelabuhan Peti kemas makan akan membuat
roda perekonomian akan berkembang pesat. Dengan demikian ekonomi atau
pendapatan masyarakat disekitar juga dipastikan akan meningkat.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Abbas Salim, H.A, 1995, Manajemen Pelayaran Niaga dan Pelabuhan, PT. Dunia
Pustaka Jaya, Jakarta
Ahmad Munawar, Ir, 2005, Dasar Dasar Teknik Transportasi, Beta offset,
Jogjakarta