Anda di halaman 1dari 7

Lampiran :

Surat Keputusan Direktur nomor 201/SK/DIR/IX/2015, tertanggal 05 September 2015


Mengenai Kebijakan Akses Ke Pelayanan dan Kontnuitas Pelayanan RSIA Budhi Jaya

KEBIJAKAN
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
RSIA BUDHI JAYA

I. Penerimaan dan pendaftaran rawat inap dan rawat jalan

Rsia Budhi Jaya menetapkan Proses pendaftaran pasien rawat jalan, rawat
inap dan penerimaan pasien rawat inap melalui Instalasi Gawat
Darurat(IGD) dan Poliklinik.
Admisi rumah sakit yaitu proses pendaftaran dan penerimaan pasien baik
untuk pelayanan rawat jalan maupun rawat inap yang disesuaikan
berdasarkan kebutuhan pelayanan kesehatan yang telah diidentifikasi dan
sesuai dengan misi secara sumber daya RSIA Budhi Jaya.
Rsia Budhi Jaya menetapkan Proses penerimaan pasien emergensi ke rawat
inap dan pelaksanaan proses sesuai standar panduan penerimaan rawat
jalan dan rawat inap.
Rsia Budhi Jaya menetapkan Proses penahanan pasien untuk observasi dan
pelaksanaannya sesuai panduan penerimaan rawat jalan dan rawat inap.
Rsia Budhi Jaya menetapkan proses penanganan pasien bila tempat tidur
tidak tersedia atau penuh dan pelaksanaan proses sesuai standar panduan
penerimaan rawat jalan dan rawat inap.
Pasien diterima sebagai pasien rawat inap atau didaftar untuk pelayanan
rawat jalan berdasarkan pada kebutuhan pelayanan kesehatan mereka yang
telah diidentifikasi dan pada misi serta sumber daya rumah sakit yang ada
Pasien hanya diterima apabila rumah sakit dapat menyediakan pelayanan
yang dibutuhkan pasien rawat inap dan rawat jalan yang tepat

I.A. Penerimaan Pasien dengan kebutuhan darurat


Pasien dengan dengan kebutuhan darurat, mendesak, atau segera
emergensi, diidentifikasi dengan proses triase berbasis bukti yang diatur
dalam panduan triase RSIA Budhi Jaya.
Pasien diidentifikasi sebagai keadaan dengan kebutuhan darurat, mendesak,
atau segera (seperti infeksi melalui udara/airborne), pasien ini sesegera
mungkin diperiksa dan mendapat asuhan.
Pelaksanaan penanganan pasien sesuai prioritas urgensi kebutuhannya
Pasien harus distabillkan terlebih dahulu sebelum dirujuk yaitu bila rumah
sakit tidak dapat menyediakan kebutuhan pasien dengan kondisi emergensi
dan pasien memerlukan rujukan ke pelayanan yang kemampuannya lebih
tinggi.

II. PELAKSANAAN PRAKTIK KEDOKTERAN


II.A. Pelayanan pasien berkelanjutan
RSIA Budhi Jaya melaksanakan pelayanan praktik kedokteran
berkelanjutan.
RSIA Budhi Jaya menentukan desain pelayanan praktik kedokteran
berkelanjutan dan melaksanakan proses pelayanan yang
berkelanjutan serta berkordinasi,termasuk dalam:
a) Pelayanan emergensi dan pendaftaran pasien rawat inap;
b) Pelayanan diagnostik dan pelayanan pengobatan;
c) Pelayanan non bedah tindakan bedah;
d) Program pelayanan rawat jalan;

III. SKRINING PASIEN


Kebutuhan pasien akan pelayanan preventif, paliatif, kuratif dan rehabilitatif
diprioritaskan berdasarkan kondisi pasien pada waktu proses admisi
sebagai pasien rawat inap.
Pemberian jenis pelayanan atau unit pelayanan sesuai kebutuhan berdasar
atas hasil pemeriksaan skrining sesuai Panduan skrining pasien dalam
menetapkan kebutuhan pelayanannya.
Skrining dilaksanakan melalui kriteria triase, evaluasi visual atau
pengamatan, pemeriksaan fisik atau hasil dari pemeriksaan fisik, psikologi,
laboratorium klinik atau diagnostic imaging.
Ada kebijakan yang menetapkan bahwa skrining dan tes diagnosa yang
mana merupakan standar sebelum penerimaan pasien.
IV. PENUNDAAN PELAYANAN PASIEN
Pasien diberi informasi apabila diketahui adanya waktu menunggu yang
lama untuk pelayanan diagnostik dan pengobatan dalam mendapatkan
rencana pelayanan yang Diatur dalam penempatan di daftar tunggu.
Pasien diberi informasi tentang alasan penundaan dan menunggu serta
diberi informasi alternatif yang tersedia, dimana informasi ini dituliskan
dalam rekam medik.
Persyaratan ini berlaku untuk pelayanan pasien rawat inap atau pasien
rawat jalan dan pelayanan diagnostik dan tidak perlu diberikan apabila
hanya menunggu sebentar karena keterlambatan dokter.
Pada pelayanan admisi rawat inap, pasien dan keluarganya mendapat
penjelasan tentang pelayanan yang ditawarkan, hasil yang diharapkan dan
perkiraan biaya dari pelayanan tersebut.

V. PELAYANAN PASIEN KEBUTUHAN KHUSUS / DIFABEL


Rumah sakit berusaha mengidentifikasikan dan mengurangi kendala fisik,
bahasa dan budaya serta penghalang lainnya dalam memberikan pelayanan
atau pun saat dalam proses pencarian pelayanan
Hambatan pelayanan diidentifikasikan oleh RSIA budhi jaya yang diperoleh
dari data yang didokumentasikan oleh Rumah sakit :
1. Hambatan berbahasa :diantaranya warga negara asing: 0,2 %
2. Hambatan budaya
3. Hambatan fisik : wanita lansia usia diatas 65 dengan kemampuan
berjalan lemah, dan terdapat 1, 75

VI. TRANSFER PASIEN DAN PELAYANAN INTENSIF


Penerimaan atau transfer pasien ke dan dari unit pelayanan intensif atau
pelayanan khusus ditentukan dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Rumah sakit telah menetapkan kriteria masuk atau pindah dari pelayanan
intensif dan atau pelayanan khusus sesuai kebutuhan pasien dengan kriteria
tertentu dan diatur dalam panduan transfer pasien

VII. DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN (DPJP)


Dokter penanggung jawab pelayanan adalah staf yang berkompeten sebagai
orang yang bertanggung jawab terhadap pelayanan pasien.
Pengaturan DPJP diluar jadwal pelayanan poliklinik diatur dalam kebijakan
jadwal dokter oncall, dam setiap pengajuan ketidak hadiran, digantikan oleh
dokter dengan level petensi yang sama.
DPJP bertanggung jawab untuk koordinasi pelayanan selama pasien dirawat
diketahui dan tersedia dalam seluruh fase asuhan rawat inap
DPJP harus memiliki kompetensi dalam menerima tanggung jawab untuk
melaksanakan pelayanan pasien.
DPJP adalah staf yang berkompeten sebagai orang yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan pasien sehingga DPJP yang menekan metode transfer yang
terbaik untuk pasien. Apabila DPJP berhalangan hadir pada hari libur maka
tanggung jawab pasiennya digantikan oleh dokter dengan level kompetensi yang
sama

DPJP dikenal oleh seluruh staf RSIA Budhi Jaya


Perpindahan tanggung jawab pelayanan pasien dari satu DPJP ke DPJP
dilakukan dengan prosedur tersendiri dengan menggunakan form
perpindahan DPJP.
DPJP menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan setelah pasien masuk
rawat inap
Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang.

VIII. PERENCANAAN PEMULANGAN DAN ATAU MERUJUK PASIEN


Merujuk pasien ke praktisi kesehatan lain di luar rumah sakit atau ke rumah
sakit lain , memulangkan pasien ke rumah atau ke tempat keluarga harus
berdasarkan kondisi kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan
pelayanan.
DPJP yang bertanggung jawab atas pelayanan pasien tersebut, harus
menentukan kesiapan pasien untuk dipulangkan .
RSIA budhi jaya menetapkan kriteria memulangkan pasien yang diatur
dalam panduan terpisah.
Keluarga pasien dilibatkan dalam perencanaan proses pemulangan yang
terbaik atau sesuai kebutuhan pasien.
Rumah sakit mengizinkan pasien meninggalkan rumah sakit dalam satu
waktu tertentu untuk hal tertentu, pada pasien yang masih dalam proses
rencana pengobatan dengan izin yang disetujui untuk waktu tertentu sesuai
prosedur Izin meninggalkan rs sementara.
Proses Merujuk ke rumah sakit lain berdasarkan kriteria :
Level 0
Pasien yang dapat terpenuhi kebutuhannya dengan ruang rawat biasa
diunit / rumah sakit yang dituji, biasanya tidak perlu didampungi oleh
dokter [erawat dan paramedic.
Level 1
Pasien dengan risiko perburukan kondisi atau pasien yang sebelumnya
menjalani perawatan di Higt Care dimana membutuhkan perawatan
diruang rawat biasa dengna segala saran dan dukungan tambahan dari
tim perawatan kritis dapat didampingi oleh perawat , petugas
ambulance dan atau dokter.
Level 2
Pasien yang membutuhkan obsevasi / intervensi lebih ketat termasuk
penanganan kegagalan satu system organ atau perawatan pasca
operasi, dan pasien yang sebelumnya dirawat di HC harus didampingi
oleh petugas yang kompeten, terlatih dan berpengalaman.
Level 3
Pasien yang membutuhkan bantuan pernapasan lanjut atau bantuan
pernapasan dasar dengan dukungan/ bantuan pada minimal 2 sistem
organ, termasuk pasien-pasien yang membutuhkan penaganan
kegagalan multi-organ, harus didampingi oleh petugas yang kompeten,
terlatih dan berpengalaman.
RSIA Budhi Jaya dalam merujuk menentukan dan memastikan bahwa rumah
sakit penerima dapat menyediakan kebutuhan pasien yang akan dirujuk baik
kepada rumah sakit yang telah bekerja sama atau tidak dan mengutamakan
kepentingan dan keselamatan pasien.
Selama proses rujukan secara langsung semua pasien selalu dimonitor.
Rsia budhi jaya melakukan dokumentasi rujukan pasien ke rumah sakit lain
harus ada di dalam rekam medis pasien. Dokumentasi tersebut mencakup
nama rumah sakit dan nama staf yang menyetujui penerimaan pasien, alasan
rujukan, kondisi spesifik berkenaan dengan transfer pasien (seperti kapan
tempat tersedia di rumah sakit penerima, atau kondisi pasien), juga
perubahan kondisi pasien selama rujukan (misalnya pasien meninggal atau
memerlukan resusitasi) didokumentasi pada rekam medis.

IX. PELAYANAN AMBULANS


Transportasi atau kendaraan yang digunakan untuk rujukan, pemulangan
pasien dipilih tergantung kepada kondisi dan kebutuhan pasien yang
disesuaikan dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh RSIA Budhi
Jaya.

X. RESUME PASIEN PULANG


Resume pasien pulang dibuat oleh DPJP sebelum pasien pulang.
Resume pasien pulang berisi instruksi tindak lanjut atas pelayanan yang
berkesinambungan oleh DPJP
Salinan resume pasien pulang diberikan kepada pasien dan keluarga serta
praktisi kesehatan yang kepadanya pasien akan dirujuk.
Resume pasien pulang diberikan kepada praktisi kesehatan yang
bertanggung jawab untuk pelayanan selanjutnya dan berisikan :
a. Alasan masuk rumah sakit.
b. Penemuan kelainan fisik dan lainnya yang penting.
c. Prosedur diagnosis dan pengobatan yang telah dilakukan.
d. Pemberian medikamentosa dan pemberian obat waktu pulang.
e. Status/kondisi pasien waktu pulang.
f. Instruksi follow-up / tindak lanjut.

Resume rawat jalan menyangkut semua diagnosis yang penting, alergi


terhadap obat, medika mentosa yang sedang diberikan dan segala sesuatu
yang berkenaan dengan prosedur pembedahan dan perawatan/ hospitalisasi
di rumah sakitsebelumnya.
Pasien dan keluarga yang tepat, diberikan pengertian tentang instruksi
tindak lanjut. Disampaikan dalam bentuk dan cara yang mudah (diantaranya
dapat berisikan informasi: kapan kembali untuk pelayanan tindak lanjut
,kapan dan bagaimana memperoleh pelayanan yang mendesak)

XI. Penolakan pelayanan dan pengobatan pasien


Pasien rawat inap atau pasien rawat jalan RSIA Budhi Jaya dapat memilih
pulang karena menolak nasehat medis dan melakukan prosedur pemulangan
atas permintaan sendiri,

Anda mungkin juga menyukai