Spesifikasi PNK Gedung Ms
Spesifikasi PNK Gedung Ms
4. UKURAN TINGGI DAN 4.1. Satuan semua ukuran yang ada dalam rencana
PATOK adalah dalam cm (centi meter) untuk ukuran baja
dalam mm atau inch
4.2. Permukaan atas lantai keramik (P + 0,00)
adalah 100 cm dari tanah setelah ukuran tanah
hasil timbunan, kecuali ditetapkan lain pada
saat rapat penjelasan pekerjaan (sesuai
4.3. gambar rencana)
Ukuran penduga dari Pipa dia 2 setinggi 100
cm dari muka tanah asli, yang dilakukan dengan
cor beton untuk pondasinya. Ukuran penduga
tersebut merupakan titik pikat tetap yang harus
4.4. dibuat pemborong sesuai arahan Direksi.
Mengukur letak bangunan ketentuan letak
bangunan harus dibawah arahan dan
pengawasan pihak Direksi,pengukuran
dilaksanakan dengan menggunakanalat ukur
THEODOLITE dan perlengkapan lainnya yang
4.5. dibutuhkan dalam pengukuran.
Kontraktor harus menyediakan pembantu yang
ahli dalam cara-cara mengukur, alat-alat
penyipat datar (Theodolit, Waterpass), prisma
silang pengukuran menurut kondisi dan situasi
4.6. tanah bangunan, yang selalu berada di
lapangan.
Perbedaan antara gambar Kerja Dokumen dengan
keadaan di lapangan harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas/Direksi, selanjutnya
4.7. Konsultan Pengawas/Direksi berkonsultasi dengan
Konsultan Perencana.
Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan
tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas/
Direksi.
5. DIREKSI KEET/ LOS 5.1. ZPada awal pelaksanaan pekerjaan tahap pertama
KERJA berlangsung, pemborong telah menyiapkan
bangunan sementara yang berfungsi sebagai
kantor proyek dan atau los kerja yang
dipergunakan sebagai operasional kantor dan tempat
menyimpan barang/ material, peralatan maupun dapat
digunakan sebagai los kerja bagi tempat tinggal
sementara tenaga kerja
5.2. Bangunan sementara ini masih terus dapat
difungsikan untuk pelaksanaan pekerjaan.
16. PEMERIKSAAN HASIL 16.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan
PEKERJAAN Kontraktor tetapi karena bahan/material ataupun
komponen jadi, maupun mutu pekerjaannya sendiri
ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya
Kontraktor.
16.2. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang
apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi
belum diperiksa oleh Konsultan
Pengawas/Direksi, Kontraktor diwajibkan meminta
persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Baru
apabila Konsultan Pengawas/Direksi telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat
meneruskan pekerjaannya.
16.3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24
jam dihitung dari jam diterimanya Surat
Permohonan Pemeriksaan, maka Kontraktor
dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang seharusnya diperiksa dianggap telah
disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Hal ini
dikecualikan bila Konsultan Pengawas/Direksi minta
perpanjangan waktu.
7. PEKERJAAN TAMBAH Pekerjaan Tambah Kurang.
17.1. a. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah kurang
KURANG diberitahukan dengan tertulis atau ditulis
DAN dalam buku harian oleh Konsultan
PERSIAPAN Pengawas/Direksi serta disetujui oleh
PEKERJAAN Pemberi Tugas.
b. Pekerjaan tambah kurang hanya berlaku bila
memang nyata-nyata ada perintah tertulis
dari Konsultan Pengawas/Direksi atas
persetujuan Pemberi Tugas.
c. Biaya pekerjaan Tambah Kurang akan
diperhitungkan menurut daftar harga satuan
pekerjaan, yang dimasukan oleh Kontraktor
sesuai AV 41 Artikel 50 dan 51 yang
pembayarannya diperhitungkan bersama
angsuran terakhir.
d. Untuk pekerjaan tambah yang harga
satuannya tidak tercantum dalam harga
satuan yang dimasukan dalam
penawaran, maka harga satuannya akan
ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan
Pengawas/Direksi bersama- sama
Kontraktor dengan persetujuan Pemberi
Tugas.
e. Adanya pekerjaan tambah tidak dapat
dijadikan alasan sebagai penyebab
kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi
Konsultan Pengawas/Direksi/Tim Pengelola
Teknis dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya
pekerjaan tambah tersebut.
17.2. Persiapan Pekerjaan
a. Izin Bangunan
Izin Bangunan secara administrasi akan
diurus oleh Pemberi Tugas dalam
pelaksanaannya izin bangunan akan
diurus oleh Kontraktor. Biaya izin bangunan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan
menempatkan papan reklame dalam
bentuk apapun dalam lingkungan
halaman tapak pekerjaan atau pada pagar
halaman pekerjaan.
c. Papan nama Proyek
Kontraktor diwajibkan memasang
Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
d. Ijin-ijin lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan, misalnya ijin pemakaian
jalan, ijin lingkungan menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.
21. PEKERJAAN
21.1.
PASANGAN PONDASI Pekerjaan pasangan ini dilaksanakan pada :
Semen Portland
a. PC/semen : digunakan satu jenis semen
sekualitas TIGA RODA atau yang memenuhi
persyaratan dalam peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type I Atau
Standard Inggris BS-12.
b. Semen yang telah mengeras sebagian /
seluruhnya,tidak diperkenankan untuk
digunakan.
c. Tempat penyimpanan semen harus
diusahakan sedemikian rupa sehingga semen
bebas dari kelembapan
d. Konsultan pengawas dapat memeriksa
semen yang disimpan dalam gudang
pada setiap waktu sebelum
dipergunakan. Kontraktor harus bersedia
untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh
Konsultan pengawas Pekerjaan untuk
pengambilan contoh-contoh tersebut, semen
yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan
oleh Konsultan Pengawas, harus tidak
dipergunakan/diafkir
Baja Tulangan
a. Baja tulangan yang dipakai harus dari
mutu U-32 untuk baja diameter lebih besar
atau sama dengan 12 dan U-24 untuk baja
diameter lebih kecil 12, kecuali untuk
diameter 16 keatas harus menggunakan
U-32 (ulir) sesuai dengan PBI 1971, JIS SR 24
British Standard No 785 atau ASTM
Designation A-15. dan harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
Bekisting
a. Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm
atau papan borneo tenal minimal 2 cm dengan
rangka penguat penyokong dan penyangga
dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu
mendapatkan kekuatan dan kekakuan
mendukung beton sampai selesai proses
ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
b. Steger cetakan / Bekisting dipakai kayu
borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm atau
pipa besi (scaffolding). Tidak
diperkenankan memakai bamboo.
c. Khusus cetakan bekisting untuk beton
pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga
menghasilkan bidang yang rata dan halus.
22.9 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh lebih dari
32o C dan tidak kurang dari 4,50 C.
Bila suhu dari Beton yang dituang berada
antara 270 C dan 320 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian
rupa,sehingga suhu dari beton melebihi 32 0 C,
sebagai yang ditetapkan oleh konsultan pengawas,
kontraktor harus mengambil langkah - langkah yang
efektif, upamanya mendinginkan agregat, mencampur
dengan es dan mengecor pada waktu malam hari bila
perlu, untuk mempertahankan suhu beton, waktu
dicor pada suhu dibawah 320 C.
22.10 Rencana Cetakan
Cetakan harus sesuai dengan bentuk, dan ukuran yang
ditentukan dalam gambar rencana.
Bahan yang dipergunakan harus mendapatkan
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum
pembuatan cetakan dimulai.
Sewaktu-waktu Konsultan pengawas dapat mengafkir
sesuatu bagian dari bentuk yang tidak dapat
diterima dalam segi apapun dan kontraktor harus
dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan
menggantinya atas biaya sendiri.
Konstruksi Cetakan
a. Semua cetakan harus betul-betul teliti kuat dan
aman pada kedudukannya sehingga dapat
dicegah pengembangan atau gerakan selama
/sesudah pengecoran beton.