REVISI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL DRG Titien
REVISI LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL DRG Titien
Penyusun:
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
memanipulasi material cetak alginat dengan benar dan mengetahui pengaruh perubahan suhu
terhadap lama setting time material cetak alginat.
CARA KERJA
Bahan :
(A) (B)
Gambar 2.1. Bahan praktikum A. Air dalam gelas takar, B. Bubuk alginat
(A) (B)
(L) (M)
Gambar 2.2. Alat untuk praktikum A. Cetakan berbentuk cincin, B. Timbangan digital, C. Bowl,
D. Spatula, E. Sendok plastik kecil, F. Batang uji akrilik, G. Stopwatch, H. Gelas ukur I.
Lempeng kaca, J. Termometer, K. Sendok dan gelas takar merek Cavex, L. Sendok plastik, M.
Gelas takar.
Cara kerja :
HASIL PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum pengaruh variasi suhu air pada setting time material cetak
alginat berikut adalah data hasil praktikum
Tabel 3.1 Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu air anjuran pabrik
(200C)
Tabel 3.2 Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu air kamar (26,40C)
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu air pada setting time
alginat. Pada percobaan ini menggunakan bubuk alginat merek Tulip tipe regular set.Variabel
tetap pada percobaan ini adalah massa bubuk alginat 7 gram, volume air 15,3 ml, dan waktu
pengadukan selama 30 detik. Variabel bebas pada percobaan ini adalah variasi suhu air.
Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing variasi suhu (anjuran pabrik,
kamar, dingin).
Tabel 3.1 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air anjuran pabrik (200C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkan rata-rata
setting time pada suhu 200C adalah 2 menit 25 detik. Pada percobaan pertama dan kedua terjadi
perbedaan waktu yang cukup berbeda yaitu 20 detik.
Tabel 3.2 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air kamar (26,40C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkkan rata-rata setting
time pada suhu 26,40C adalah 1 menit 50 detik.
Tabel 3.3 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air dingin (150C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkkan rata-rata setting
time pada suhu 150C adalah 3 menit10 detik. Pada percobaan dengan air suhu dingin yang
dilakukan dua kali terjadi perbedaan setting time yang cukup berbeda yaitu 25 detik.
TINJAUAN PUSTAKA
Material cetak adalah material yang digunakan untuk membuat replika yang akurat dari
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut serta hubungan keduanya. Material cetak di
bidang kedokteran gigi dapat dikelompokan menjadi dua jenis berdasarkan sifat mekanismenya,
yaitu material cetak elastis dan material cetak non elastis. Material cetak elastis, dapat
dikelompokan lagi menjadi material cetak hidrokoloid dan material cetak elastomer. Material
cetak hidrokoloid dapat dikelompokan menjadi hidrokoloid reversible dan hidrokoloid
irreversible (Rianti, 2015).
Irreversible hydrocolloid atau yang biasa disebut dengan alginat merupakan bahan cetak
yang memiliki daya alir yang cukup tinggi. Bahan ini yang sekarang sering digunakan sebagai
material cetak kedokteran gigi. Alginat merupakan material yang mempunyai dua fase perubahan
yaitu dari sol menjadi gel karena terjadinya reaksi kimia. Bahan cetak alginat biasanya
digunakan untuk membuat model studi (Ronald, 2012).
Proses setting alginat adalah proses dimana asam alginic yang mempunyai ikatan kimia
cross linked bereaksi dengan ion kalsium. Sodium fosfat ditambah dengan ion-ion kalsium akan
berubah menjadi kalsium fosfat dan ion-ion natrium. Fase ini akan menghasilkan alginat menjadi
bentuk sol.
Setelah itu, kalsium fosfat akan bereaksi dengan potassium alginat membentuk kalsium
alginat, sodium alginat atau asam alginat. Fase ini merubah bentuk sol menjadi bentuk gel.
Rasio water : powder dan waktu pencampuran merupakan faktor yang sangat
memengaruhi bahan cetak alginat. Baik dari sisi elastisitas maupun tear strenghtnya. Namun
dalam hal ini yang paling dipengaruhi adalah setting time, yaitu waktu sejak awal pencampuran
material hingga menjadi kuat untuk menahan deformasi. Alginat memiliki dua jenis setting time,
normal setting dan fast setting. Kedua jenis ini dipakai sesuai kebutuhan kasus atau pekerjaan
klinisi. Faktor penting lain yang dapat mempengaruhi setting time alginat adalah suhu air yang
digunakan. Sudah terbukti bahwa suhu mempengaruhi setting time. Jika air yang digunakan
memiliki suhu yang tinggi, maka akan memperpendek waktu setting time dan begitu juga
sebaliknya. ( Anusavice , 2012)
Setiap akan memanipulasi bahan cetak alginat sebaiknya perhatikan cara awal bagaimana
memanipulasi alginat dengan benar. Pertama, aturan pabrik dibaca berdasarkan jenis alginat yang
akan digunakan. Takaran alginat maupun air harus sesuai aturan pabrik. Bubuk alginat sebaiknya
ditakar tidak hanya menggunakan scoop namun juga ditakar ulang menggunakan alat timbang,
agar benar-benar akurat. Air dituangkan ke dalam bowl dan diikuti bubuk alginat. Aduk dengan
spatula metal ataupun plastik yang fleksibilitasnya baik, sehingga dapat menekan ke dinding
bowl. Aduk menggunakan cara yang benar. Hasil pencampuran harus homogen. (Anusavice,
2012 )
PEMBAHASAN
Pada percobaan memanipulasi material cetak alginat untuk mengetahui pengaruh variasi
suhu air pada setting time dilakukan 6 kali percobaan. Enam percobaan tersebut terdiri dari 2
percobaan menggunakan air dingin (15C), 2 percobaan menggunakan air dengan suhu saran
dari pabrik (20C), dan 2 percobaan menggunakan air dengan suhu kamar (26,4C). Dengan
perbedaan suhu air tersebut menghasilkan setting time yang berbeda-beda.
Pada percobaan ini, kami melakukan 2 kali percobaan menggunakan air untuk
memanipulasi alginat dengan suhu air yang sama. Dan hasilnya, kami mendapatkan setting time
dengan waktu yang berbeda-beda. Pada percobaan dengan suhu air 20C didapatkan selisih
setting time antara percobaan pertama dan kedua adalah selama 20 detik. Sedangkan pada
percobaan dengan suhu air 15C didapatkan selisih setting time antara percobaan pertama dan
kedua adalah selama 25 detik. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
pertama adalah cara mengaduk masing-masing orang yang memanipulasi alginat berbeda-beda.
Faktor kedua yaitu kekuatan tangan masing-masing orang juga berbeda. Kekuatan tangan di sini
berarti kekuatan dalam menekan adonan alginat ke dinding bowl. Meskipun dilakukan oleh satu
orang juga tidak bisa menjamin hasilnya akan sama karena kekuatan tangan tidak bisa
dipastikan. Faktor ketiga yaitu pengamatan masing-masing orang yang melakukan manipulasi
untuk melihat apakah masih terlihat bekas batang akrilik yang disentuhkan pada adonan alginat
berbeda-beda. Pengamatan ini sangat bersifat subjektif sehingga tidak bisa disamakan.
Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa suhu air yang digunakan untuk
memanipulasi material cetak alginat mempengaruhi setting time. Berdasarkan hasil percobaan
diketahui bahwa memanipulasi material cetak alginat dengan menggunakan air bersuhu kamar
memiliki setting time yang lebih cepat daripada percobaan dengan menggunakan air bersuhu
dingin dan air dengan suhu aturan dari pabrik. Semakin tinggi suhu air menyebabkan frekuensi
tumbukan antar atom meningkat. Hal ini menyebabkan percepatan reaksi kimia pada saat proses
setting time alginat (Sunarya & Setiabudi, 2009, p.91-92). Peningkatan suhu juga menyebabkan
meningkatnya fraksi molekul sehingga energi kinetik yang dimiliki melebihi energi aktivasi.
Oleh karena itu, memanipulasi material cetak alginat dengan menggunakan suhu air yang lebih
tinggi menyebabkan setting time lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan suhu air
kamar atau dingin.
Berdasarkan hasil percobaan juga diketahui bahwa memanipulasi material cetak alginat
dengan menggunakan air bersuhu dingin memiliki setting time yang lebih lama daripada
percobaan dengan menggunakan air bersuhu tinggi. Dengan memanipulasi menggunakan air
bersuhu dingin akan menyebabkan laju reaksi tidak mengalami percepatan seperti teori
sebelumnya. Suhu dingin menyebabkan energi kinetik yang dimiliki lebih rendah daripada energi
aktivasi sehingga tumbukan antar molekul semakin kecil. Frekuensi tumbukan yang semakin
kecil tersebut menyebabkan turunnya reaksi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan
semua molekul material cetak alginat lebih lama. Hal ini menyebabkan memanipulasi material
cetak alginat dengan air bersuhu rendah memerlukan setting time yang lebih lama dibandingkan
dengan memanipulasi material cetak alginat dengan air bersuhu tinggi (McCabe & Walls, 2008,
p.159)
SIMPULAN
Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu kamar (26,4C)
lebih cepat dibandingkan dengan material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air suhu
pabrik (20C). Sedangkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air dingin
(15C) lebih lambat dibandingkan dengan material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air
suhu pabrik (20C).
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, K., Shen, C. and Rawls, H. (n.d.). Phillips' Science of Dental Materials. 12th ed.
Chicago: Elsevier, pp.171-174.
McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9 th ed. Blackwell Publishing L.td.,
Australia. p.159
Sakaguchi, R. and Powers, J. (2012). Craig's restorative dental materials. 13th ed. St. Louis,
Mo.: Elsevier/Mosby, pp.280-284.
Sunarya Y dan Setiabudi A. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Hal.91-92.