Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU MATERIAL I

Topik : Setting time bahan cetak alginat berdasarkan variasi suhu


Kelompok : A4
Tanggal Praktikum : 13 Maret 2017
Pembimbing : Titien Hary Agustantina, drg., M.Kes.

Penyusun:

No. Nama NIM


1. Fitriatuz Zakia 021611133016
2. Mutiara Aryanita 021611133017
3. Hananah Oktalidial Putri 021611133018
4. Fuadiyah Mumaiyyiah J 021611133019
5. Alissia Shafa Safira 021611133020

DEPARTEMEN MATERIAL KEDOKTERAN GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS AIRLANNGA
2017
TUJUAN

Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara
memanipulasi material cetak alginat dengan benar dan mengetahui pengaruh perubahan suhu
terhadap lama setting time material cetak alginat.

CARA KERJA

Bahan :

a. Bubuk Alginat merek Tulip, diproduksi oleh Cavex (Regular set).


b. Air dengan suhu dengan temperatur rendah yaitu 15C, suhu bedasarkan saran pabrik yaitu
20C, dan suhu kamar atau temperatur tinggi yaitu 26,4C.

(A) (B)

Gambar 2.1. Bahan praktikum A. Air dalam gelas takar, B. Bubuk alginat

Alat yang diperlukan :

a. Bowl / Mangkuk karet


b. Spatula
c. Gelas ukur
d. Gelas takar
e. Sendok takar merek Cavex
f. Gelas takar merek Cavex
g. Timbangan digital
h. Sendok bebek
i. Sendok plastik kecil
j. Lap / kain
k. Cup plastik
l. Cetakan berbentuk cincin dari paralon dengan diameter 3 cm dan tinggi 16 cm
m. Alat uji setting time berupa batang akrilik diameter 6 mm dan panjang 10 cm
n. Lempeng kaca
o. Termometer digital
p. Stopwatch
q. Kertas tissue

(A) (B)

(C) (D) (E)


(F) (G) (H)

(I) (J) (K)

(L) (M)

Gambar 2.2. Alat untuk praktikum A. Cetakan berbentuk cincin, B. Timbangan digital, C. Bowl,
D. Spatula, E. Sendok plastik kecil, F. Batang uji akrilik, G. Stopwatch, H. Gelas ukur I.
Lempeng kaca, J. Termometer, K. Sendok dan gelas takar merek Cavex, L. Sendok plastik, M.
Gelas takar.
Cara kerja :

1. Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum disiapkan


2. Cetakan berbentuk cincin diletakkan di atas lempeng kaca
3. Membuka kemasan alginat, kemudian memindahkan ke wadah yang tertutup rapat
4. Mengocok wadah yang telah berisi bubuk alginat
5. Bubuk alginat yang telah dikocok dalam wadah kemudian ditakar sesuai dengan sendok
takar merek Cavex atau sesuai dengan aturan pabrik. Bubuk alginat yang telah ditakar
dimasukkan ke dalam cup plastik (cup telah diletakkan di timbangan dengan berat yang
sudah di nol kan) untuk ditimbang seberat 7 gr.
6. Air dengan tiga variasi suhu yang telah ditentukan sebelum melakukan percobaan yaitu
15C (temperatur rendah), 20C (temperatur yang disarankan pabrik), atau 26,4C
(temperatur tinggi atau suhu kamar) salah satu dari tiga variasi suhu diukur dengan gelas
takar Cavex sebanyak 15,3 ml untuk dilakukan percobaan pertama. Untuk percobaan dengan
variasi suhu temperatur rendah yaitu 15C menggunakan komposisi air sebesar 3/4 dengan
suhu rendah dan sisanya menggunakan air dengan suhu kamar, sedangkan untuk suhu yang
disarankan pabrik yaitu 20C komposisi air sebesar 1/4 dengan suhu rendah dan sisanya
menggunakan air dengan suhu kamar.
7. Air yang sudah diukur menggunakan gelas takar Cavex sebanyak 15,3 ml kemudian dituang
dalam gelas ukur untuk dipastikan keakuratan dalam pengukurannya, lalu dituang kembali
dalam gelas takar Cavex. Lalu dilakukan pengukuran suhu hingga air memenuhi suhu yang
telah ditentukan. Air dituangkan dalam bowl atau mangkuk karet dan selanjutnya
ditambahkan bubuk alginat yang sudah ditimbang, perhitungan waktu stopwatch di mulai
saat bubuk alginat kontak dengan air dalam bowl atau mangkuk karet.
8. Campuran air dan bubuk alginat diaduk menggunakan spatula dengan gerakan memutar
pada permukaan dasar bowl terlebih dahulu supaya air dan bubuk tercampur. Setelah alginat
dan air tercampur, dilakukan pengadukan alginat dengan teknik menyerupai angka 8 (figure-
8 motion) hingga adonan tertekan pada dinding bowl oleh spatula dengan putaran 180
intermitten sampai halus dan homogen selama 30 detik (aturan pabrik).
9. Setelah pengadukan selama 30 detik, adonan alginat diambil dari bowl kurang lebih
sebanyak 2/3 adonan alginat menggunakan spatula. Kemudian dimasukkan dalam cetakan
berbentuk cincin hingga berlebih. Adonan alginat dalam cincin dipadatkan dan diratakan
menggunakan spatula.
10. Sebelum ujung alat uji setting time disentuhkan pada permukaan adonan alginat, ujung alat
uji disentuhkan pada sisa adonan alginat dalam bowl dan tarik dengan cepat kemudian
bersihkan dengan kertas tissue, pengujian dalam bowl dilakukan beberapa kali hingga
adonan tidak melekat pada ujung alat uji dan bekas sentuhan yang dihasilkan mulai samar
(pada pengujian dalam bowl, tidak menggunakan perhitungan interval 5 detik). Lalu ujung
alat uji disentuhkan pada adonan dalam cetakan, dilakukan berulang-ulang dengan interval 5
detik setiap sentuhan dan di tempat yang berbeda-beda hingga tidak tampak bekas dari ujung
alat uji.
11. Setting time dihitung dari awal pencampuran bubuk alginat dan air, hingga tidak tampak
bekas tekanan dari ujung alat uji pada adonan alginat. Setting time dihitung menggunakan
stopwatch dalam satuan detik, kemudian di catat.
12. Tahap pekerjaan diulang menggunakan variasi suhu air yang lain (suhu dengan temperatur
rendah yaitu 15C, suhu berdasarkan saran pabrik yaitu 20C, atau suhu kamar atau
temperatur tinggi yaitu 26,4C).
13. Hasil setting time dibedakan bedasarkan variasi suhu.

HASIL PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum pengaruh variasi suhu air pada setting time material cetak
alginat berikut adalah data hasil praktikum

Tabel 3.1 Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu air anjuran pabrik
(200C)

No Massa Bubuk Volume Air Suhu Air Waktu Setting Time


Alginat Pengadukan
1 7 gram 15,3 ml 200C 30 detik 2 menit 35detik
2 7 gram 15,3 ml 200C 30 detik 2 menit 15 detik
Rata-rata 2 menit 25detik

Tabel 3.2 Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu air kamar (26,40C)

No Massa Bubuk Volume Air Suhu Air Waktu Setting Time


Alginat Pengadukan
1 7 gram 15,3 ml 26,40C 30 detik 1 menit 50 detik
2 7 gram 15,3 ml 26,40C 30 detik 1 menit 50 detik
Rata-rata 1 menit 50 detik
Tabel 3.3 Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu air dingin (150C)

No Massa Bubuk Volume Air Suhu Air Waktu Setting Time


Alginat Pengadukan
1 7 gram 15,3 ml 150C 30 detik 3 menit
2 7 gram 15,3 ml 150C 30 detik 3 menit 25 detik
Rata-rata 3 menit 10 detik

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu air pada setting time
alginat. Pada percobaan ini menggunakan bubuk alginat merek Tulip tipe regular set.Variabel
tetap pada percobaan ini adalah massa bubuk alginat 7 gram, volume air 15,3 ml, dan waktu
pengadukan selama 30 detik. Variabel bebas pada percobaan ini adalah variasi suhu air.
Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali pada masing-masing variasi suhu (anjuran pabrik,
kamar, dingin).

Tabel 3.1 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air anjuran pabrik (200C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkan rata-rata
setting time pada suhu 200C adalah 2 menit 25 detik. Pada percobaan pertama dan kedua terjadi
perbedaan waktu yang cukup berbeda yaitu 20 detik.

Tabel 3.2 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air kamar (26,40C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkkan rata-rata setting
time pada suhu 26,40C adalah 1 menit 50 detik.

Tabel 3.3 menunjukkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan suhu
air dingin (150C). Percobaan ini dilakukan sebanyak dua kali dan didapatkkan rata-rata setting
time pada suhu 150C adalah 3 menit10 detik. Pada percobaan dengan air suhu dingin yang
dilakukan dua kali terjadi perbedaan setting time yang cukup berbeda yaitu 25 detik.

TINJAUAN PUSTAKA
Material cetak adalah material yang digunakan untuk membuat replika yang akurat dari
jaringan keras dan jaringan lunak rongga mulut serta hubungan keduanya. Material cetak di
bidang kedokteran gigi dapat dikelompokan menjadi dua jenis berdasarkan sifat mekanismenya,
yaitu material cetak elastis dan material cetak non elastis. Material cetak elastis, dapat
dikelompokan lagi menjadi material cetak hidrokoloid dan material cetak elastomer. Material
cetak hidrokoloid dapat dikelompokan menjadi hidrokoloid reversible dan hidrokoloid
irreversible (Rianti, 2015).

Irreversible hydrocolloid atau yang biasa disebut dengan alginat merupakan bahan cetak
yang memiliki daya alir yang cukup tinggi. Bahan ini yang sekarang sering digunakan sebagai
material cetak kedokteran gigi. Alginat merupakan material yang mempunyai dua fase perubahan
yaitu dari sol menjadi gel karena terjadinya reaksi kimia. Bahan cetak alginat biasanya
digunakan untuk membuat model studi (Ronald, 2012).

Komponen dalam material cetak alginat.

Komponen Fungsi Persentase


Potassium alginat Soluble alginate 15%
Kalsiumsulfat Reaktor 16%
Zinc oxide Filler; partikel pengisi 4%
Potassium titanium fluoride Pemercepat pengerasan stone 3%
Diatomaceous earth Filler; partikel pengisi 60%
Sodium fosfat Retarder 2%
Sumber: Anusavice, K., Shen, C. and Rawls, H. (n.d.). Phillips' Science of Dental Materials.
12th ed. Chicago: Elsevier, pp.172.

Proses setting alginat adalah proses dimana asam alginic yang mempunyai ikatan kimia
cross linked bereaksi dengan ion kalsium. Sodium fosfat ditambah dengan ion-ion kalsium akan
berubah menjadi kalsium fosfat dan ion-ion natrium. Fase ini akan menghasilkan alginat menjadi

bentuk sol.

Setelah itu, kalsium fosfat akan bereaksi dengan potassium alginat membentuk kalsium
alginat, sodium alginat atau asam alginat. Fase ini merubah bentuk sol menjadi bentuk gel.

Rasio water : powder dan waktu pencampuran merupakan faktor yang sangat
memengaruhi bahan cetak alginat. Baik dari sisi elastisitas maupun tear strenghtnya. Namun
dalam hal ini yang paling dipengaruhi adalah setting time, yaitu waktu sejak awal pencampuran
material hingga menjadi kuat untuk menahan deformasi. Alginat memiliki dua jenis setting time,
normal setting dan fast setting. Kedua jenis ini dipakai sesuai kebutuhan kasus atau pekerjaan
klinisi. Faktor penting lain yang dapat mempengaruhi setting time alginat adalah suhu air yang
digunakan. Sudah terbukti bahwa suhu mempengaruhi setting time. Jika air yang digunakan
memiliki suhu yang tinggi, maka akan memperpendek waktu setting time dan begitu juga
sebaliknya. ( Anusavice , 2012)

Setiap akan memanipulasi bahan cetak alginat sebaiknya perhatikan cara awal bagaimana
memanipulasi alginat dengan benar. Pertama, aturan pabrik dibaca berdasarkan jenis alginat yang
akan digunakan. Takaran alginat maupun air harus sesuai aturan pabrik. Bubuk alginat sebaiknya
ditakar tidak hanya menggunakan scoop namun juga ditakar ulang menggunakan alat timbang,
agar benar-benar akurat. Air dituangkan ke dalam bowl dan diikuti bubuk alginat. Aduk dengan
spatula metal ataupun plastik yang fleksibilitasnya baik, sehingga dapat menekan ke dinding
bowl. Aduk menggunakan cara yang benar. Hasil pencampuran harus homogen. (Anusavice,
2012 )

Alginat memiliki beberapa macam sifat, di antara lain yaitu:

1. Waktu Kerja ( Working Time )


Alginat reguler atau normal setting yaitu 3-4,5 menit, dengan waktu pengadukan
30-75 detik dari waktu kerja sebelum material cetak mulai setting sepenuhnya.
Sedangkan pada jenis fast setting yaitu 1,25-2 menit. (Ronald, 2012 )
2. Waktu Setting ( Setting Time )
Setingg time berada di antara 1-5 menit. Menurut ANSI/ADA (American
Standards Institute/American Dental Assocition) spesifikasi no. 18 (ISO
[International Organization for Standardization] 1563) waktu setting setidaknya
mengikuti waktu yang telah tercantum dalam kemasan atau waktu yang disarankan
oleh pabrik atau 15 detik lebih lama dari waktu kerja pada aturan pabrik. Manipulasi
setting time pada alginat lebih baik menggunakan cara mengurangi suhu air yang
digunakan dibandingkan dengan mengurangi bubuk dalam pencampuran. Mengurangi
bubuk alginat dapat menurunkan kekuatan serta akurasi alginat. Karena reaksi setting
pada material cetak alginat berupa reaksi kimia, maka dapat dimanipulasi dengan
variabel suhu air yang digunakan. (Ronald, 2012)
3. Elastic Recovery
Saat mencetak dengan material alginat pada daerah undercut akan mendapatkan
kompresi sekitar 10% selama pelepasan dari rongga mulut. Spesifikasi ANSI/ADA
mensyaratkan elastic recovery lebih dari 95% bila cetakan alginat tertekan 20%
selama 5 detik, yang merupakan waktu pelepasan cetakan alginat dari mulut.

PEMBAHASAN

Pada percobaan memanipulasi material cetak alginat untuk mengetahui pengaruh variasi
suhu air pada setting time dilakukan 6 kali percobaan. Enam percobaan tersebut terdiri dari 2
percobaan menggunakan air dingin (15C), 2 percobaan menggunakan air dengan suhu saran
dari pabrik (20C), dan 2 percobaan menggunakan air dengan suhu kamar (26,4C). Dengan
perbedaan suhu air tersebut menghasilkan setting time yang berbeda-beda.

Pada percobaan ini, kami melakukan 2 kali percobaan menggunakan air untuk
memanipulasi alginat dengan suhu air yang sama. Dan hasilnya, kami mendapatkan setting time
dengan waktu yang berbeda-beda. Pada percobaan dengan suhu air 20C didapatkan selisih
setting time antara percobaan pertama dan kedua adalah selama 20 detik. Sedangkan pada
percobaan dengan suhu air 15C didapatkan selisih setting time antara percobaan pertama dan
kedua adalah selama 25 detik. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor
pertama adalah cara mengaduk masing-masing orang yang memanipulasi alginat berbeda-beda.
Faktor kedua yaitu kekuatan tangan masing-masing orang juga berbeda. Kekuatan tangan di sini
berarti kekuatan dalam menekan adonan alginat ke dinding bowl. Meskipun dilakukan oleh satu
orang juga tidak bisa menjamin hasilnya akan sama karena kekuatan tangan tidak bisa
dipastikan. Faktor ketiga yaitu pengamatan masing-masing orang yang melakukan manipulasi
untuk melihat apakah masih terlihat bekas batang akrilik yang disentuhkan pada adonan alginat
berbeda-beda. Pengamatan ini sangat bersifat subjektif sehingga tidak bisa disamakan.

Hasil percobaan tersebut menunjukkan bahwa suhu air yang digunakan untuk
memanipulasi material cetak alginat mempengaruhi setting time. Berdasarkan hasil percobaan
diketahui bahwa memanipulasi material cetak alginat dengan menggunakan air bersuhu kamar
memiliki setting time yang lebih cepat daripada percobaan dengan menggunakan air bersuhu
dingin dan air dengan suhu aturan dari pabrik. Semakin tinggi suhu air menyebabkan frekuensi
tumbukan antar atom meningkat. Hal ini menyebabkan percepatan reaksi kimia pada saat proses
setting time alginat (Sunarya & Setiabudi, 2009, p.91-92). Peningkatan suhu juga menyebabkan
meningkatnya fraksi molekul sehingga energi kinetik yang dimiliki melebihi energi aktivasi.
Oleh karena itu, memanipulasi material cetak alginat dengan menggunakan suhu air yang lebih
tinggi menyebabkan setting time lebih cepat jika dibandingkan dengan menggunakan suhu air
kamar atau dingin.

Berdasarkan hasil percobaan juga diketahui bahwa memanipulasi material cetak alginat
dengan menggunakan air bersuhu dingin memiliki setting time yang lebih lama daripada
percobaan dengan menggunakan air bersuhu tinggi. Dengan memanipulasi menggunakan air
bersuhu dingin akan menyebabkan laju reaksi tidak mengalami percepatan seperti teori
sebelumnya. Suhu dingin menyebabkan energi kinetik yang dimiliki lebih rendah daripada energi
aktivasi sehingga tumbukan antar molekul semakin kecil. Frekuensi tumbukan yang semakin
kecil tersebut menyebabkan turunnya reaksi sehingga waktu yang dibutuhkan untuk mereaksikan
semua molekul material cetak alginat lebih lama. Hal ini menyebabkan memanipulasi material
cetak alginat dengan air bersuhu rendah memerlukan setting time yang lebih lama dibandingkan
dengan memanipulasi material cetak alginat dengan air bersuhu tinggi (McCabe & Walls, 2008,
p.159)

SIMPULAN

Setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air bersuhu kamar (26,4C)
lebih cepat dibandingkan dengan material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air suhu
pabrik (20C). Sedangkan setting time material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air dingin
(15C) lebih lambat dibandingkan dengan material cetak alginat yang dimanipulasi dengan air
suhu pabrik (20C).

DAFTAR PUSTAKA

Anusavice, K., Shen, C. and Rawls, H. (n.d.). Phillips' Science of Dental Materials. 12th ed.
Chicago: Elsevier, pp.171-174.

McCabe JF, and Walls AWG. 2008. Applied Dental Materials. 9 th ed. Blackwell Publishing L.td.,
Australia. p.159

Sakaguchi, R. and Powers, J. (2012). Craig's restorative dental materials. 13th ed. St. Louis,
Mo.: Elsevier/Mosby, pp.280-284.
Sunarya Y dan Setiabudi A. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Kimia. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional. Hal.91-92.

Anda mungkin juga menyukai