statistik perbandingan dari angka harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup
untuk semua negara seluruh dunia.
Indeks Pembangunan Manusia digunakan untuk mengklasifikasi apakah sebuah negara adalah
negara maju, negara berkembang atau negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh
dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup.
Untuk menjamin berhasil atau tidaknya pembangunan manusia, Arief Budiman mengemukakan
ada empat hal tolak ukur atau indikator yang bisa dijadikan landasan berhasil tidaknya
pembangunan di suatu negara :
1. Kekayaan rata-rata
GNP (Gross National Product ) dan PDB atau GDP (Product Domestik Bruto atau Gross
Domestic Product). Pembangunan di sini diartikan sebgai jumlah kekayaan keseluruhan sebuah
bangsa atau negara. Sebuah masyarakat dinilai berhasil melaksanakan pembangunan bila
pertumbuhan ekonomi masyarakat tersebut cukup tinggi
2. Pemerataan
Tidak semua negara yang berhasil meningkatkan PNB/kapitanya berhasil juga dalam meratakan
hasil-hasil pembangunannya. Demikian juga tidak semua negara yang masih rendah
PNB/kapitanya menunjukkan ketimpangan yang tinggi dalam hal pemerataan.
3. Kualitas kehidupan
Salah satu cara untuk mengukur kesejahteraan penduduk sebuah negara adalah dengan
menggunakan tolok ukur PQLI (Physical Quality of Life Index ). Tolok ukur ini diperkenalkan
oleh Moris yang mengukur tiga indikator yaitu:
-rata-rata harapan hidup setelah umur satu tahun
-rata-rata jumlah kematian bayi
-rata-rata prosentasi buta dan melek huruf.
4. Keadilan Sosial dan kesinambungan
Pembangunan yang berhasil mempunyai unsur :
-Pertumbuhan ekonomi yang tinggi
-Berkesinambungan : tidak terjadi kerusakan sosial dan alam
Suatu pembangunan dikatakan berhasil apabila proses dari suatu system yang melibatkan adanya
akuntabilitas, transparansi, dan profesionalisme dilaksanakan dengan seksama sesuai dengan
aturan perundang-undangan yang berlaku.