Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN: 1693-1246 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

e-ISSN: 2355-3812 DOI: 10.15294/jpfi.v10i2.3350


Juli 2014 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jpfi

KORELASI PENGUASAAN MATERI MATEMATIKA DASAR


DENGAN PENGUASAAN MATERI PENDAHULUAN FISIKA
INTI

THE CORRELATION BETWEEN STUDENTS MASTERY


ON BASIC MATHEMATICS AND THEIR MASTERY ON
INTRODUCTORY NUCLEAR PHYSICS

C. T. Kereh1*, Liliasari2, P. C. Tjiang3, J. Sabandar4


1
Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP - Universitas Pattimura, Indonesia
2
Program Studi Pendidikan IPA, SPS - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia
3
Program Studi Fisika, FTIS, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, Indonesia
4
Program Studi Pendidikan Matematika, SPS - Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung,
Indonesia

Diterima: 12 Mei 2014. Disetujui: 16 Juni 2014. Dipublikasikan: Juli 2014

ABSTRAK

Perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti (PFI) di Program Studi Pendidikan Fisika di suatu LPTK di Ambon
terkendala oleh kurangnya penguasaan matematika dasar mahasiswa, juga tenaga dosen dan ruangan
jumlahnya terbatas. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas, maka
dilakukan perkuliahan berbasis web dengan memperhatikan matematika dasar terkait. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui tentang: (1) konten matematika dasar yang berkaitan langsung dengan materi
PFI, dan (2) korelasi antara penguasaan materi Matematika Dasar (MD) mahasiswa dan penguasaan
materi PFI mereka setelah melalui suatu perkuliahan. Studi ini dilakukan secara kuasi eksperimen terhadap
dua kelompok mahasiswa, masing-masing berjumlah 28 orang. Kelompok yang pertama diajarkan
dengan menggunakan perkuliahan konvensional dengan tatap muka di dalam kelas selama delapan kali
pertemuan sedangkan kelompok kedua menggunakan blended learning. Pada kedua kelompok mahasiswa
dilakukan tes awal dan tes akhir materi MD dan PFI. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada
korelasi yang tinggi antara penguasaan materi Matematika Dasar dengan materi Pendahuluan Fisika Inti.

ABSTRACT

Nuclear Physics Introduction (NPI) is a course in Physics Education Program in a teacher education
program in Ambon. It had been constrained by the lack of students mastery on basic mathematics.
Moreover, the number of lecturers and rooms were limited. In order to overcome the problems, a
web based NPI course had been carried out. The aims of this research were to know: (1) which
mathematics contents related to NPI and (2) the correlation between students mastery on basic
mathematics and their mastery on NPI. This study was conducted in a quasi-experimental design. There
were two groups consisted of 28 students in each group. The first group had been taught by direct
instruction, and the second by blended learning. There were administered a pre-test and a post-test
of basic mathematics and NPI for both groups. The results showed that there was a strong correlation
between students mastery on basic mathematics and their mastery on Nuclear Physics Introduction.

2014 Jurusan Fisika FMIPA UNNES Semarang

Keywords: korelasi matematika dasar dan fisika inti; pembelajaran berbasis web

*Alamat Korespondensi:
Jln. Putuhena Ambon, Indonesia
E-mail: cicyliatk@yahoo.com
141 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

PENDAHULUAN reka diperkenankan menggunakan kalkulator.


Keadaan serupa teramati di setiap angkatan,
Fisika merupakan salah satu cabang ilmu meskipun data lembar kerja mahasiswa yang
pengetahuan alam yang mempelajari fenome- masih tersedia hanyalah pada tahun akademik
na alam, yang mencakup materi, gerak, serta 2007-2008 dan 2008-2009. Hal ini mengindika-
energi yang menyertainya. Dengan kata lain, sikan kurangnya penguasaan matematik dasar
fisika adalah suatu ilmu tentang dunia di sekitar para mahasiswa tersebut dan ada yang salah
kita dan bagaimana segala sesuatu di dalam- pada alur logika mereka.
nya bekerja (Lang, 2009). Fisika berkembang Banyak penelitian yang mengkaji hu-
melalui pengamatan eksperimen dan pengu- bungan antara matematika dan fisika, akan te-
kuran kuantitatif dengan tujuan utamanya un- tapi sejauh yang diketahui penulis, belum per-
tuk menemukan hukum-hukum dasar tentang nah dilakukan penelitian yang secara khusus
alam. Selanjutnya, hukum-hukum dasar terse- mengkaji hubungan antara matematika dasar
but digunakan dalam pengembangan teori un- yang relevan dengan materi perkuliahan Pen-
tuk meramalkan hasil eksperimen-eksperimen dahuluan Fisika Inti. Oleh karena itu, tujuan pe-
berikutnya. Hukum-hukum dasar dalam teori fi- nelitian ini adalah untuk mengetahui tentang:
sika diekspresikan dalam bahasa matematika. (1) konten matematika dasar mana yang ber-
Ini berarti matematika memegang peranan kaitan langsung dengan materi pendahuluan
yang sangat penting dalam menjabarkan dan fisika inti, dan (2) korelasi antara penguasaan
menjelaskan gejala fisika yang makroskopik materi matematika dasar mahasiswa dan pen-
maupun mikroskopik. Representasi matema- guasaan materi perkuliahan fisika inti mereka
tis dalam pemerian konsep fisika dapat mem- setelah melalui suatu perkuliahan berbasis
bantu pebelajar dalam memahami gejala fisika web dan yang konvensional.
terkait (Halliday et al, 2007). Oleh karena itu, Banyak peserta didik di satu sisi
matematika merupakan materi yang esensial menganggap bahwa mempelajari fisika itu
untuk dipelajari dalam pendidikan calon pendi- sulit. Padahal, di sisi lainnya pembelajaran fi-
dik fisika. sika sangat penting bagi peserta didik karena
Mata kuliah Pendahuluan Fisika Inti pada dasarnya fisika merupakan pengetahuan
adalah salah satu mata kuliah lanjut pada Pro- tentang fenomena alam di sekitarnya. Melalui
gram Studi Pendidikan Fisika di Universitas. pembelajaran fisika, seorang pebelajar akan
Substansi kajian mata kuliah ini melingkupi memiliki beberapa kemampuan lain selain
bagian mikroskopik bahan sehingga gejala memperoleh pemahaman konseptual dan ku-
fisisnya tidak teramati oleh indera manusia. antitatif dalam prinsip-prinsip fisika. Menurut
Oleh karena itu, kemahiran matematika sangat Bybee dan Fuch (2006), berbagai kemampuan
dibutuhkan untuk memahami atau memaknai lain tersebut adalah: (1) kemampuan proses
sejumlah model matematis yang digunakan sains yang dibutuhkan untuk mengkonstruk-
dalam perkuliahan yang kontennya bersifat ab- si model-model penjelasan melalui penala-
strak. Sifatnya yang abstrak ini menyebabkan ran dari observasi dan data, (2) kemampuan
materi ini sulit diserap oleh mahasiswa teru- mendesain eksperimen untuk menguji hipo-
tama yang memiliki kemampuan matematika tesis, (3) kemampuan menyelesaikan masa-
yang rendah. Ini terlihat dari temuan-temuan lah kompleks, dan (4) kemampuan bekerja
dalam pengkajian terhadap lembar kerja ujian sama dengan orang lain dalam tim. Meskipun
tengah semester pada perkuliahan di tahun-ta- kemampuan-kemampuan ini sangat berguna
hun sebelumnya. Banyak mahasiswa menga- bagi pebelajar dalam menjalani hidup kese-
lami kesulitan dalam penyelesaian soal yang hariannya, akan tetapi hal ini kurang disadari
berkaitan dengan operasi hitung terutama oleh pebelajar pada umumnya, sehingga ang-
operasi hitung campuran dan yang melibatkan gapan bahwa mempelajari fisika itu sulit tetap
bilangan berpangkat negatif. Mereka juga ti- ada hingga kini. Redish (1994) menyimpulkan
dak mahir membaca representasi grafik dan bahwa fisika itu sulit bagi mahasiswa karena
menafsirkannya. Ketidakmahiran mereka ter- dibutuhkan kemampuan menggunakan ma-
sebut terlihat juga dalam mengelaborasi data tematika misalnya aljabar maupun geometri.
eksperimen yang berbentuk tabel. Selain itu, Terlebih lagi, mereka juga harus mampu untuk
ada indikasi mahasiswa kurang menguasai melakukan dari hal yang spesifik menuju yang
penggunaan kalkulator dalam perhitungan. Ini umum ataupun sebaliknya. Sejalan dengan itu,
terlihat dari hasil perhitungan yang mereka pe- dalam kajian yang dilakukan oleh Angell et al.
roleh masih banyak yang salah meskipun me- (2004) ditemukan bahwa mahasiswa merasa
C. T. Kereh, Liliasari, P. C. Tjiang, J. Sabandar - Korelasi Penguasaan Materi Matematika 142

fisika sulit karena mereka harus berurusan mobilisasi dan pertukaran sumber belajar yang
dengan representasi ganda dan tugas-tugas kecepatannya dapat berubah sesuai dengan
seperti menghafal rumus, menerapkan rumus lingkungan belajar. Mereka mengidentifikasi-
dalam perhitungan, melakukan eksperimen, kan ada tiga tipe sumber, yaitu: (1) karakteris-
membuat grafik, dan memberikan penjelasan tik mahasiswa ketika mereka memasuki kelas;
konseptual pada saat yang bersamaan. Yang (2) persepsi individual mahasiswa tentang
membuat fisika lebih terasa sulit bagi mahasis- lingkungan belajar; dan (3) karateristik kelas
wa adalah karena mereka merasa tidak mudah tentang lingkungan belajar. Contoh dari jenis
membuat transformasi dari satu representasi sumber yang pertama antara lain mencakup
ke representasi lainnya. Ornek et al. (2008) kemampuan dan gender, yang kedua adalah
mengkategorikan bahwa kesulitan ini dise- kepuasan mahasiswa atas pendidikan ma-
babkan oleh (1) kurangnya motivasi dan minat tematika atau fisika, sedangkan contoh jenis
mahasiswa untuk mempelajari fisika; (2) ma- yang ketiga adalah persepsi kelas atas kualitas
hasiswa tidak bekerja keras; dan (3) kurang- guru ataupun tipe kurikulum yang digunakan.
nya pengetahuan yang mencakup pengalaman Berkaitan dengan ketiga sumber yang
awal, fisika, maupun matematika tingkat tinggi. mempengaruhi mahasiswa belajar di atas, da-
Penelitian yang dilakukan mereka terhadap lam pembelajaran fisika, ada asumsi bahwa
dosen, asisten, dan mahasiswa menunjukkan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
bahwa ketiga kelompok tersebut sepakat da- dan hasil belajar fisika adalah penguasaan
lam kedua hal pertama yaitu kurangnya mo- matematika oleh peserta didik. Asumsi ini mun-
tivasi dan minat, dan mahasiswa juga tidak cul karena hakekat matematika sebagai tool
bekerja keras. Akan tetapi, pada poin bahwa ataupun bahasa dalam berbagai disiplin ilmu,
untuk mempelajari fisika dibutuhkan matema- termasuk dalam merepresentasikan gejala fisis
tika tingkat tinggi, kelompok mahasiswa tidak dan pemecahan masalah di fisika. Ini disetu-
sepakat. Ini berarti mahasiswa tidak menyadari jui oleh Quale (2011) yang mengatakan ba-
pentingnya penguasaan matematika dalam hwa dalam fisika dan cabang ilmunya seperti
mempelajari fisika. astronomi, geofisika dan lain-lainnya sangat
Secara umum, ada beberapa faktor yang membutuhkan formulasi matematika dalam
mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Pe- merepresentasikan hukum-hukum ilmiah yang
nelitian yang dilakukan oleh Diseth (2002); digunakan dan penyelidikan konsekuensi hu-
McGeorge et al. (1997); Inman dan Secrest, kum-hukum tersebut. Model matematika ter-
(1981) menunjukkan adanya keterkaitan an- sebut menyediakan alat pemecahan masalah,
tara hasil tes intelegensi dengan keberhasilan contohnya dapat digunakan untuk meramalkan
akademik. Berbagai penelitian seperti yang waktu evolusi dari suatu sistem fisis, ataupun
dilakukan oleh Li (2012); Mohamed dan Wahid melihat kejadian masa lampau atau keadaan
(2012); dan Kazemi et al. (2013), menunjuk- awal suatu kejadian fisis.
kan bahwa sikap yang negatif mahasiswa ter- Asumsi di atas juga didukung oleh bebe-
hadap suatu perkuliahan/subjek akan berkore- rapa penelitian yang menunjukkan adanya ko-
lasi positif dengan hasil belajar mereka. Oleh relasi yang positif antara nilai matematika dan
karena itu, mahasiswa perlu pendampingan fisika di tahap persiapan perguruan tinggi yang
dalam merubah sikap mereka menjadi positif dilakukan oleh Thorndike (1946), antara nilai fi-
terhadap perkuliahan yang tak disukai. Selain sika yang diperoleh di bangku kuliah dengan ni-
kedua hal tersebut di atas, lingkungan sosial lai pre tes matematika yang mencakup materi
pebelajar juga menjadi salah satu faktor yang aljabar dan trigonometri (Hudson & Rottmann,
mempengaruhi hasil belajar seseorang. Ini 1981); (Hudson & McIntire, 1977). Ada pula pe-
terlihat dari penelitian yang dilakukan oleh Si- nelitian serupa yang menemukan bahwa terda-
rin (2005) tentang kaitan status ekonomi dan pat korelasi yang positif antara nilai-nilai kuliah
pencapaian akademik siswa dan oleh Wentzel fisika dengan nilai tes matematika pada ujian
(1991) yang mengkaji tentang kaitan tanggung masuk perguruan tinggi (Blumenthal, 1961;
jawab sosial dan pencapaian akademik. Cohen et al, 1978; Halloun & Hestenes, 1985).
Opini lain tentang faktor-faktor yang da- Semua korelasi dalam penelitian-penelitian ter-
pat mempengaruhi mahasiswa belajar fisika sebut tidak menunjukkan bukti langsung ada-
berkaitan dengan perspektif sumber. Menurut nya hubungan kausal antara matematika dan
Brekelmans et al. (1997), dalam proses pem- fisika sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa
belajaran fisika ataupun matematika dapat di- seorang mahasiswa perlu untuk mempraktek-
lihat sebagai suatu proses yang kompleks dari kan dan meningkatkan ketrampilan-ketrampi-
143 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

lan matematikanya sebelum mengambil kuliah belajar dan diajarkan dengan cara yang ber-
Fisika Dasar agar performansnya baik pada beda. Ada 35 mahasiswa yang mengikuti per-
mata kuliah ini. Oleh karena itu, Meltzer (2002) kuliahan konvensional, yaitu bertatap muka
melakukan penelitian untuk melihat hubungan dengan pengajar di dalam kelas, dan 42 ma-
kausal antara matematika dan fisika, secara hasiswa yang masuk dalam kelompok blended
khusus kaitan antara ketrampilan matematika (online + tutorial sebanyak dua kali). Analisis
mahasiswa dan pengetahuan awal konseptual yang dilakukan hanya pada 28 mahasiswa un-
fisika sebagai faktor-faktor yang bisa mem- tuk masing-masing kelompok belajar. Sebelum
pengaruhi variasi pembelajaran mahasiswa. kegiatan perkuliahan berlangsung, dilakukan
Ada empat kelompok pada sampel penelitian- pertemuan secara umum untuk membahas
nya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mekanisme perkuliahan untuk kedua kelompok
terdapat korelasi yang signifikan antara ketram- dan penentuan masing-masing mahasiswa da-
pilan matematika mahasiswa dengan kenaikan lam kelompok. Penentuan kelompok ini awal-
nilai konseptual Fisika pada ketiga kelompok nya dilakukan dengan mengacu pada hasil tes
mahasiswa dari keempat sampel tersebut. Se- awal matematika dasar. Jika ada dua mahasis-
lain itu, mahasiswa dengan tingkat yang lebih wa yang sama nilainya, dilakukan penawaran
tinggi dalam ketrampilan matematika sebelum pada mereka siapa yang mau ikut kelompok
pemberian materi Fisika memperoleh kenaikan tertentu (jadi bersifat sukarela).
yang lebih tinggi secara substansial pada kon- Kelompok yang pertama diajarkan
septual fisika terlepas dari pengetahuan awal dengan cara pembelajaran langsung (direct
mereka tentang konsep tersebut, dibandingkan instruction), dan diwajibkan hadir 8 kali tatap
dengan mereka yang memiliki ketrampilan ma- muka. Dalam delapan kali tatap muka tersebut,
tematika yang rendah. Hasil penelitian ini ber- dibahas topik-topik: (1) Struktur Inti, (2) Radio-
laku bagi laki-laki maupun perempuan. Peneli- aktivitas, (3) Reaksi Inti, dan (4) Peluruhan Alfa,
tian lainnya, yang mengkaji kaitan antara fisika Beta, dan Gamma. Masing-masing topik terdiri
dan matematika, dilakukan oleh Bassok dan dari beberapa sub topik terkait. Selain presen-
Holyoak (1989). Mereka secara khusus meng- tasi materi dan diskusi, dalam perkuliahan juga
kaji kaitan antara aljabar dan mekanika. Dalam dilakukan kajian bersama atas tugas-tugas
penelitian tersebut, siswa diajarkan aritmetika yang telah dikerjakan oleh mahasiswa. Kelom-
dan mekanika yang menggunakan persamaan pok yang kedua diajarkan berbasis web dan
yang sama. Berdasarkan hasil penelitian terse- membahas topik yang sama dengan kelompok
but, disarankan oleh mereka bahwa pembela- pertama, yang materinya tersaji pada web yang
jaran matematika dan fisika harusnya diajarkan telah disiapkan dengan tutorial dalam kelas
secara terintegrasi atau setidaknya mahasiswa sebanyak dua kali.Tutorial pertama dilakukan
harus disediakan kesempatan yang cukup un- pada pertengahan perkuliahan berjalan, se-
tuk mentransfer struktur pengetahuan internal dangkan tutorial kedua pada akhir perkuliahan.
yang mereka pelajari dalam matematika. Ber- Pada bagian tutorial dilakukan kegiatan yang
bagai kajian yang telah dilakukan sebelumnya serupa dengan yang dilakukan pada kelompok
sebagaimana telah dijelaskan di atas, mene- pertama, yakni membahas kesulitan yang di-
gaskan pemikiran untuk mengetahui konten hadapi mahasiswa terkait dengan konten per-
matematika dasar terkait dengan materi per- kuliahan, dan mengkaji soal-soal latihan yang
kuliahan Pendahuluan Fisika Inti dan korelasi telah dibuat mahasiswa. Selain tutorial dengan
penguasaan materi keduanya oleh mahasiswa. tatap muka langsung, setiap mahasiswa dip-
erkenankan melakukan tanya jawab dengan
METODE pengajar melalui web (facebook) dan telepon
(baik lisan maupun pesan singkat).
Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen, Sebelum dan sesudah perlakukan dila-
pre-pos desain. Mendahului penelitian ini, dila- kukan tes kemampuan materi Matematika Da-
kukan terlebih dahulu kajian literatur untuk sar dan Pendahuluan Fisika Inti terhadap ke-
menentukan konten matematika dasar yang dua kelompok mahasiswa tersebut. Instrumen
terkait dengan materi Pendahuluan Fisika Inti. penguasaan untuk materi Matematika Dasar
Hasil kajian tersebut selanjutnya menjadi da- dan materi Pendahuluan Fisika Inti dikembang-
sar penyusunan instrumen tes matematika da- kan oleh peneliti dan telah divalidasi oleh pa-
sar. Subjek penelitian adalah para calon guru kar terkait. Ada 30 soal berbentuk uraian da-
fisika di perguruan tinggi di Indonesia bagian lam konten Matematika Dasar yang mencakup
timur. Mahasiswa dibagi dalam dua kelompok topik operasi bilangan bulat, operasi bilangan
C. T. Kereh, Liliasari, P. C. Tjiang, J. Sabandar - Korelasi Penguasaan Materi Matematika 144

pecahan, operasi bilangan berpangkat, fungsi fik tersebut terlihat bahwa terjadi peningkatan
eksponensial, logaritma, tabel, dan grafik. In- penguasaan seluruh mahasiswa dalam materi
strumen tes fisika inti yang digunakan berben- matematika dasar sesudah perkuliahan dila-
tuk pilihan ganda beralasan sejumlah 50 soal kukan. Beberapa mahasiswa mengalami pe-
yang mencakup topik-topik sebagaimana yang ningkatan yang cukup signifikan. Fenomena
dibahas dalam perkuliahan, yaitu: Struktur ini terjadi di kedua kelompok belajar, yang kon-
Inti, Radioaktivitas, Reaksi Inti, dan Peluruhan vensional maupun yang blended. Pada Gam-
Alfa, Beta, dan Gamma. Data yang terkumpul bar 1 tersebut juga terlihat bahwa penguasaan
selanjutnya dianalisis secara deskriptif dan awal matematika dasar semua mahasiswa di
korelasinya dihitung dengan menggunakan ru- kedua kelompok kurang dari 50%.
mus korelasi Pearson dengan harga rxy pada Dari pengamatan selama perkuliahan
=0,005 (Ebel & Frisbie, 1991). Perhitungan ni- berlangsung pada kedua kelompok, beberapa
lai korelasi ini dimaksudkan untuk menguji hu- mahasiswa terlihat sangat aktif baik di kelas
bungan antara materi Matematika Dasar yang maupun di luar kelas. Keaktifan mahasiswa-
dipilih dengan materi perkuliahan Pendahuluan mahasiswa tersebut nyata terlihat dari keraji-
Fisika Inti. nan mereka dalam membuat tugas-tugas, ber-
tanya-jawab dengan instruktur mengenai hal
HASIL DAN PEMBAHASAN yang belum dipahami ataupun memberi tang-
gapan. Hasil tes akhir para mahasiswa terse-
Dari hasil kajian literatur ditemukan ba- but menunjukkan peningkatan yang lebih dari
hwa dalam materi perkuliahan Pendahuluan yang lainnya. Sebaliknya, mahasiswa yang
Fisika Inti yang mencakup topik-topik Struktur cenderung bersikap pasif, terlebih yang hanya
Inti, Radioaktivitas, Reaksi Inti, dan Peluruhan, menyalin tugas-tugas dari temannya menun-
terdapat materi Matematika Dasar tertentu, jukkan peningkatan hasil yang kecil.
yaitu operasi bilangan bulat, operasi bilangan Penguasaan materi Pendahuluan Fisika
pecahan, operasi bilangan berpangkat, fungsi Inti kedua kelompok sebelum dan sesudah
eksponensial, logaritma, tabel, dan grafik. Ti- perlakuan direpresentasikan oleh grafik pada
dak dimasukkannya materi kalkulus dalam hal Gambar 2. Skor maksimum tes tersebut adalah
ini disebabkan perkuliahan Pendahuluan Fi- 50. Dari grafik tersebut juga terlihat adanya
sika Inti yang dilakukan hanya menggunakan peningkatan penguasaan mahasiswa yang
aljabar dasar. Berbagai materi tersebut seba- cukup signifikan setelah mengikuti kedua pro-
gaimana telah dijelaskan sebelumnya diako- gram program perkuliahan. Gejala yang serupa
modasikan dalam instrumen tes yang disusun. pada penguasaan Matematika Dasar terlihat di
Variasi hasil tes awal dan tes akhir pen- sini, yakni penguasaan awal mahasiswa atas
guasaan Matematika Dasar mahasiswa dit- materi Pendahuluan Fisika Inti masih sangat
unjukkan oleh grafik pada Gambar 1. Skor rendah dan para mahasiswa yang aktif menun-
maksimum tes tersebut adalah 88. Dari gra- jukkan peningkatan yang relatif lebih dari yang

(a) (b)

Gambar 1. Grafik Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Tes Matematika Dasar
Kelompok Konvensional (a) dan Kelompok Blended (b)
145 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

(a) (b)

Gambar 2. Grafik Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pendahuluan Fisika Inti
Kelompok Konvensional (a) dan Kelompok Blended (b)

Tabel 1. Rekapitulasi Rerata Pencapaian Kedua Kelompok untuk Materi Matematika Dasar dan
Pendahuluan Fisika Inti
Rata-Rata Rata-Rata Rata-
Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata
Pre Tes Pos Tes Rata n-gain
Kelas Pre Tes Pos Tes n-gain
Matematika Matematika Matematika
Fisika Inti Fisika Inti Fisika Inti
Dasar Dasar Dasar
Konvensional 3,4 11,8 11,6 16,4 0,18 0,11
Blended 4,3 12,9 19,7 24,3 0,19 0,12

lainnya. Matematika Dasar dan Penguasaan Materi


Tabel 1 di atas menunjukkan tentang Pendahuluan Fisika Inti Kedua Kelompok Be-
rata-rata pencapaian kedua kelompok maha- lajar
siswa pada materi Matematika Dasar dan Pen- Kelompok Kelompok
dahuluan Fisika Inti baik pada tes awal dan tes r
Reguler Blended
akhir. Dari tabel tersebut terlihat bahwa rata-ra-
ta kedua kelompok mahasiswa sebelum perla- Pre MD dan Pre
0,34 0,40
kuan diberikan tidak berbeda secara signifikan. PFI
Begitu pula rata-rata n-gain untuk kedua materi Pos MD dan Pos
0,73 0,75
yang hampir sama. Ini menunjukkan bahwa PFI
perkuliahan secara blended (online + tutorial)
dapat dilakukan sebagai alternatif perkuliahan Gambar 3 menunjukkan plotting skor tes
tatap muka yang biasanya dilakukan. awal Matematika Dasar terhadap skor Penda-
Hasil analisis korelasi yang dilakukan huluan Fisika Inti kedua kelompok. Dari grafik
atas data yang ada menunjukkan bahwa ter- pada Gambar 3 tersebut terlihat bahwa ke-
dapat korelasi yang positif antara penguasaan mampuan awal kedua kelompok mahasiswa
materi matematika dasar (MD) dan pengu- relatif serupa, yakni mengelompok di bagian
asaan materi Pendahuluan Fisika Inti (PFI) sudut kiri bawah yang mengindikasikan keba-
baik pada kelompok yang mengikuti perkulia- nyakan mahasiswa memiliki kemampuan ma-
han secara konvensional, maupun yang men- tematika dasar (MD) dan Pendahuluan Fisika
gikuti perkuliahan berbasis web. Indeks kore- Inti (PFI) yang sangat rendah. Beberapa ma-
lasi penguasaan kedua materi tersebut dari hasiswa menunjukkan gejala tidak seperti yang
kedua kelompok ditunjukkan oleh Tabel 2. diharapkan, yaitu memiliki kemampuan Mate-
matika Dasar yang relatif di atas rata-rata ke-
Tabel 2. Korelasi antara Penguasaan Materi las pada kondisi awal akan tetapi tidak mampu
C. T. Kereh, Liliasari, P. C. Tjiang, J. Sabandar - Korelasi Penguasaan Materi Matematika 146

Gambar 3. Plot Skor Matematika Dasar Terhadap Skor Pendahuluan Fisika Inti pada Tes
Awal Kelas Konvensional dan Kelas Blended

Gambar 4. Plot Skor Matematika Dasar Terhadap Skor Pendahuluan Fisika Inti
pada Tes Akhir Kelas Reguler dan Kelas Blended
menjawab soal-soal Fisika Inti yang diberikan. siswa menjadi rendah, yakni hanya 0,34 pada
Dari hasil pembicaraan informal dengan kelas regular dan 0,40 pada kelas blended se-
yang bersangkutan, hal ini dikarenakan ma- perti yang terlihat di Tabel 2.
hasiswa yang bersangkutan memang belum Berbeda dengan hasil tes awal, data ha-
pernah mendapatkan materi Fisika Inti ketika sil tes akhir kedua kelompok lebih menyebar di
di sekolah menengah atas (SMA). Anomali sekitar garis trend seperti terlihat pada Gambar
dari beberapa mahasiswa tersebut yang me- 4. Hasil ini menunjukkan bahwa melalui per-
nyebabkan nilai korelasi matematika dasar dan kuliahan Pendahuluan Fisika Inti yang dilaku-
Pendahuluan Fisika Inti pada tes awal maha- kan baik secara tatap muka di kelas maupun
147 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

secara online, kemampuan Matematika Dasar dikuasai oleh mereka pada jenjang pen-
mahasiswa dapat meningkat. Dari grafik terse- didikan sebelumnya. Fenomena ini bukan
but juga terlihat bahwa pada kedua kelompok, hanya terlihat pada konsep yang relatif su-
kontribusi penguasaan materi Pendahuluan Fi- lit, melainkan juga mencakup konsep yang
sika Inti dalam meningkatkan penguasaan ma-
sangat sederhana seperti operasi bilangan
teri Matematika Dasar sekitar 50 %.
Korelasi antara n-gain penguasaan Pen-
bulat. Penyebab hal ini adalah kebiasaan
dahuluan Fisika Inti dan Matematika Dasar salah yang dilakukan oleh mahasiswa da-
masing-masing untuk kelompok konvensional lam prosedur perhitungan, yang terbentuk
dan kelompok blended berturut-turut adalah ketika mereka berada di pendidikan dasar.
0,58 dan 0,67. Ketiga situasi hasil korelasi ter- Salah satu contohnya adalah kebiasaan
sebut di atas, yaitu pada hasil-hasil tes awal, menyelesaikan soal matematika dalam
tes akhir, dan n-gain menunjukkan bahwa ma- satu baris, seperti pada Gambar 5. Ke-
teri Matematika Dasar yang dipilih adalah be- biasaan ini mengakar dalam diri beberapa
nar bersesuaian dengan materi perkuliahan mahasiswa sehingga meskipun telah di-
Pendahuluan Fisika Dasar yang dilakukan. Ini
diskusikan pada saat evaluasi tugas-tugas
dapat disimpulkan bahwa untuk menguasai
materi Pendahuluan Fisika Inti perlu dikuasai
yang mereka buat, ada beberapa mahasis-
terlebih dahulu materi Matematika Dasar yang wa yang tetap membuat kesalahan yang
terkait. sama pada tes akhir.

Pembahasan
Indeks korelasi pada Tabel 2 yang
besarnya 0,73 pada kelompok konvensio-
nal dan 0,75 pada kelompok blended me-
nunjukkan bahwa melalui perkuliahan Pen- Gambar 5. Kebiasaan yang Salah dalam Pe-
dahuluan Fisika Inti yang dilakukan baik nyelesaian Soal Matematika
secara tatap muka di kelas maupun seca-
ra online, kemampuan Matematika Dasar Selain keadaan di atas, beberapa
mahasiswa dapat meningkat. Indeks kore- mahasiswa yang lain juga salah membaca
lasi yang diperoleh dalam penelitian ini re- dan atau menginterpretasi tanda operasi
latif lebih tinggi dari yang didapatkan oleh pada soal, seperti ditunjukkan oleh Gam-
Adams dan Garrett (1954), dan Hudson bar 6. Berbagai kesalahan yang dibuat oleh
dan Rottmann (1981). Hasil penelitian ini mahasiswa di atas mengindikasikan me-
mengindikasikan bahwa materi Matemati- reka mengalami kesulitan belajar. Bynner
ka Dasar yang diuji sangat relevan dengan dan Parsons (1997) menemukan bahwa
materi perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti kesulitan tersebut juga terjadi pada orang
yang dilakukan. Hasil penelitian ini men- dewasa dan bukan hanya pada anak-anak.
dukung penelitian sebelumnya yang dila- Kesulitan belajar seperti ini telah diidenti-
kukan oleh Bassok dan Holyoak (1989). fikasi oleh Garnett (1998) sebagai akibat
Pendapat mereka bahwa pembelajaran fi- dari salah satu atau merupakan kombinasi
sika dan matematika harus diajarkan seca- satu sama lain dari lima kekurangan, yaitu:
ra terintegrasi atau setidaknya mahasiswa (1) lemah dalam perhitungan yang dapat
harus disediakan kesempatan yang cukup terjadi karena seseorang salah membaca
untuk mentransfer struktur pengetahuan tanda-tanda atau angka, atau karena tidak
internal yang mereka pelajari dalam mate- menulis angka cukup jelas pada tempat
matika, harus diperhatikan oleh pengajar yang benar; (2) kesulitan mentransfer pen-
dalam penyiapan materi ajar dan imple- getahuan, yang timbul dari ketidakmam-
mentasi pembelajaran. puan seseorang menghubungkan aspek
Penelitian ini menunjukkan bahwa abstrak atau konseptual matematika den-
ada banyak konsep dasar matematika gan realitas; (3) membuat koneksi, dalam
yang belum dikuasai oleh para mahasiswa, hal ini seseorang tidak mudah membuat
padahal kesemuanya itu harusnya sudah
C. T. Kereh, Liliasari, P. C. Tjiang, J. Sabandar - Korelasi Penguasaan Materi Matematika 148

hubungan yang bermakna dalam pengala- memberikan umpan balik atas tugas-tugas
man matematika karena tidak memahami yang telah dikerjakan mahasiswa. Jumlah
hubungan antara angka dan sesuatu yang pertemuan untuk tutorial ini dapat dilaku-
diwakili angka tersebut sehingga membuat kan sesuai dengan kebutuhan dan karak-
yang bersangkutan sulit untuk mengingat teristik mahasiswa yang diasuh.
dan menerapkan hal tersebut dalam si- Dalam penelitian ini juga terung-
tuasi baru; (4) memahami bahasa mate- kap bahwa mahasiswa harus proaktif da-
matika secara lengkap; dan. (5) kesulitan lam perkuliahan, antara lain dengan cara
memahami aspek visual - tata ruang dan membaca konten terkait di situs lainnya
kesulitan perseptual. Membenahi kesulitan dan bukan hanya pada materi perkulia-
belajar matematika seperti ini sangat sulit han yang disiapkan pengajar, dan berdis-
dilakukan dalam diri beberapa mahasis- kusi dengan pengajar mengenai kesulitan
wa tersebut karena sudah terinternalisa- yang dihadapi ketika mempelajari materi
si. Umpan balik yang telah diberikan oleh yang ada. Selain itu, mereka harus berlatih
dosen tidak ditindaklanjuti oleh mahasiswa menyelesaikan soal-soal lain yang terkait
yang bersangkutan dengan berlatih seca- agar terbiasa menerapkan konsep yang
ra mandiri menggunakan soal berbeda. Ini sama pada situasi serupa ataupun situasi
terlihat dari jawaban mahasiswa atas soal yang berbeda. Jika dilakukan sebagaima-
berikut: 12 (-7) =.... . Ada tiga pola jawa- na mestinya, melalui perkuliahan berbasis
ban salah yang diberikan mahasiswa, yai- web yang diikutinya, mahasiswa dapat
tu: 5; 18; dan negatif 19. menjadi pebelajar mandiri dan akan me-
miliki kemampuan-kemampuan tambahan
seperti yang dikatakan oleh Bybee dan
Fuch, (2006).

PENUTUP

Penelitian ini menunjukkan bahwa


perkuliahan Pendahuluan Fisika Inti berba-
sis web yang dirancang dapat digunakan
sebagai alternatif pengganti perkuliahan
tatap muka yang biasa. Sebelum mengiku-
ti perkuliahan ini, konten matematika dasar
mencakup operasi bilangan bulat, operasi
bilangan pecahan, operasi bilangan ber-
pangkat, logaritma, fungsi eksponensial,
tabel, dan grafik, sangat esensial untuk
Gambar 6. Dua Contoh Kesalahan dalam dikuasai mahasiswa calon guru fisika ter-
Membaca Tanda Operasi Hitung
lebih dahulu. Ketidakmampuan dalam
menguasai materi-materi matematika das-
Penelitian ini menunjukkan dengan ar tersebut akan mengakibatkan kesulitan
jelas tentang kondisi para calon guru fisika yang sangat dirasakan ketika perkuliahan
yang harus dibenahi. Hasil kelompok blen- berlangsung. Akan tetapi, jika mahasiswa
ded yang tak berbeda secara signifikan mau bersikap proaktif dan mengikuti per-
dengan hasil kelompok regular membuat kuliahan sebagaimana mestinya, pengu-
dapat disimpulkan bahwa perkuliahan ber- asaan matematika dasar mereka tersebut
basis web dapat dilakukan sebagai alter- akan meningkat seiring dengan mening-
natif perkuliahan tatap muka biasa. Akan katnya penguasaan mereka dalam materi
tetapi, perlu juga dilakukan tutorial seba- dasar Fisika Inti.
gai bentuk reinforcement bagi mahasiswa.
Selain itu, dalam tutorial pengajar dapat DAFTAR PUSTAKA
149 Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 10 (2) (2014) 140-149

294
Angell, C., Guttersrud, ., Henriksen, E. K., & Isnes, Inman, W. C., & Secrest, B. T. (1981). Piagets Data
A. (2004). Physics: Frightful, but Fun, Pupils and Spearmans Theory An Empirical Rec-
and Teachers Views of Physics and Physics onciliation and Its Implications for Academic
Teaching [Electronic version]. Science Edu- Achievement. Intelligence, 5, 329-344
cation, 88, 683-706. Kazemi, F, Shahmohammadi, A., & Sharei, M.
Blumenthal, R. H. (1961). Multiple Instruction and (2013).The Survey on Relationship between
Other Factors Related to Achievement in the Attitude and Academic Achievement of
College Physics. Science Education, 45, In-Service Mathematics Teachers in Intro-
336342 ductory Probability and Statistics. World Ap-
Brekelmans, M., Van den Eeden, P., Terwel, J., & plied Sciences Journal 22(7), 886-891.
Wubbels, Th. (1997). Student Characteristics Lang, H. (2009). Head First Physics. Sebastopol:
and Learning Environment Interactions in OReilly Media, Inc.
Mathematics and Physics Education: A Re- Li, L. K.Y. (2012). A Study of the Attitude, Self-ef-
source Perspective. International Journal of ficacy, Effort and Academic Achievement of
Educational Research, 27(4), 283292. City U Students towards Research Methods
Bybee, R.W., & Fuch, B. (2006). Preparing the 21st and Statistics. Discovery SS Student E-
Century Workforce: A New Reform In Sci- Journal, 1, 154-183
ence and Technology Education. Journal of McGeorge, P., Crawford, J. R., & Kelly, S. W. (1997).
Research in Science Teaching, 43, 349. The Relationships Between Psychometric
Bynner, J., & Parsons, S. (1997). It Doesnt Get Any Intelligence and Learning An Explicit and An
Better: The Impact of Poor Numeracy Skills Implicit Task. Learning, Memory, and Cogni-
on the Lives of 37-Year-Olds. London: Basic tion, 23(1), 239-245
Skills Agency. Meltzer, D. E. (2002). The Relationship between
Cohen H. D., Hillman, D. F., & Agne, R. M. (1978). Mathematics Preparation and Conceptual
Cognitive Level and College Physics Learning Gains in Physics: A Possible Hid-
Achievement. American Journal of Physics, den Variable In Diagnostic Pretest Scores.
46, 10261029. American Journal of Physics, 70 ~12. Re-
Diseth. A. (2002). The Relationship betweenIntel- trieved from http://ojps.aip.org/ajp/
ligence, Approaches to Learning andAca- Mohamed, L., & Waheed. (2011). Secondary Stu-
demicAchievement. Scandinavian Journal of dents Attitude towards Mathematics in a Se-
Educational Research, 46(2). lected School of Maldives. International Jour-
Ebel, R. L,. & Frisbie, D. A. (1991). Essensials of nal of Humanities and Social Science, 1(15).
Educational Measurerement, 5th Ed. New Ornek, F., Robinson, W. R., and Haugan, M. P.
Delhi: Prentice Hall. (2008). What makes physics difficult? Inter-
Garnett, K. (1998). Math Learning Disabilities. Divi- national Journal of Environmental & Science
sion for Learning Disabilities Journal of CEC, Education, 3(1), 30-34.
November 1998. LD Online. http://www.ldon- Quale, A. (2011). On the Role of Mathematics in
line.org/ld_indepth/math_skills/garnett.html Physics: A Constructivist Epistemic Perspec-
[1 Juni 2013] tive. Science and Education, 20, 609-624
Halliday, D., Resnick, R., & Walker, J. (2007). Fun- Redish, E. F. (1994). The Implications of Cogni-
damentals of Physics 8th Ed. Canada: John tive Studies for Teaching Physics. American
Wiley & Sons Canada. Journal of Physics, 62, 796-803.
Halloun, I. A., & Hestenes, D. (1985). The Initial Sirin, S. (2005). Socialeconomic Status and Acade-
Knowledge State of College Physics Stu- mic Achievement: A Meta-Analytic Review of
dents. American Journal of Physics, 53, Research. Review of Educational Research,
10431055. 75(3), 417453
Hudson H. T., & McIntire W. R. (1977). Correlation Thorndike, A. (1946). Correlation Between Physics
Between mathematical skills and success in And Mathematics Grades. School Science
physics. American Journal of Physics, 45, and Mathematics, 46(7), 593-690
470471. Wentzel, K. R. (1991). Social Competence at School:
Hudson, H. T., & Rottmann, R. M. (1981). Correla- Relation between Social Responsibility and
tion between Performance in Physics and Academic Achievement. Review of Educatio-
Prior Mathematics Knowledge. Journal Of nal Research 61, 1
Research In Science Teaching, 18(4), 291-

Anda mungkin juga menyukai