Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

PEMBUATAN KOLOID
PEMBUATAN SOL BESI (III) HIDROKSIDA (AgCl)

OLEH:

KELOMPOK 5

XI MIPA III

1. LILIS KARLINA (21)


2. MIFTAHUL KHAIR (22)
3. NITYA KUSUMAYANTI (23)
4. NUR HILDA INAYAH PUTRI (24)
5. NURUL ANNISA BAHARUDDIN (25)

SMA NEGERI 1 WATAMPONE


TAHUN PELAJARAN 2016/2017
LAPORAN PRAKTIKUM
Pembuatan Sol Besi (III) Hidroksida (AgCl)

A. Judul Praktikum
Pembuatan Sol Besi (III) Hidroksida AgCl
B. Tujuan
Untuk Membuat Koloid Sol AgCl dengan cara kondensasi
C. Waktu pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu / 31 Mei 2017
Pukul : 08.45 WITA
Tempat : Laboratorium Kimia
D. Dasar teori
Ditinjau dari ukuran partikelnya, sisem koloid terletak antara larutan sejati dan
suspense kasar. Oleh karena itu, ada dua cara pembuatan system koloid, yaitu dengan
cara diperse dan kondensasi
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara dispersi. Pada cara ini partikel
kasar dipecah menjadi partikel koloid dengan cara mekanik, listrik atau peptisasi.Partikel
kasar dipecah sampai halus, kemudian didispersikan ke dalam suatu medium pendispersi.
Cara pemecahan partikel seperti ini disebut cara mekanik.
Pemecahan partikel dengan cara listrik lazim menggunakan cara Busur Bredig.
Pada cara peptisasi partikel kasar di pecah-pecah menjadi partikel koloid dengan
penambahan suatu pereaksi tertentu (zat pemeptisasi).
Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi. Pada cara kondensasi
partikel-partikel larutan yang berupa atom, ion, atau molekul diubah menjadi partikel
yang lebih besar seperti partikel koloid. Biasanya cara kondensasi dilakukan melalui
reaksi kimia, misalnya reaksi oksidasi reduksi, hidrolisis, dan substitusi.
Emulsi adalah sistem dispersi antara cairan dengan cairan yang tidak dapat bercampur
homogen (koloid zat cair dalam cair).
Ditinjau dari kepolarannya, emulsi merupakan campuran cairan polar dan cairan
non polar, misalnya air dan minyak. Untuk menstabilkan emulsi ditambahkan zat
pangemulsi (emulgator), yaitu senyawa organik yang mengandung gugus polar dan non
polar, sehingga dapat mengikat zat polar (air) dan zat non polar (minyak). Sistem koloid
dapat dibuat dengan dua metode, yaitu dengan metode mengelompokkan (agregasi)
partikel larutan sejati dan atau menghaluskan bahan kasar kemudian mendispersikan ke
dalam medium pendispersi. Metode pertama disebut kondensasi dan yang kedua disebut
dispersi.
1. Pembuatan Koloid dengan Metode Dispersi
Beberapa metode praktis yang biasa digunakan untuk membuat koloid yang
tergolong cara dispersi adalah cara mekanik, cara peptisasi, homogenisasi, dan cara
busur listrik redig.
a. Pembuatan Koloid dengan Cara Mekanik
Zat-zat yang berukuran besar dapat direduksi menjadi partikel berukuran koloid
melalui penggilingan, pengadukan, penumbukan, dan penggerusan. Zat-zat yang sudah
berukuran koloid selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi. Cara mekanik,
contohnya pengilingan kacang kedelai pada pembuatan tahu dan kecap. Pembuatan cat di
industri, caranya bahan cat digiling kemudian didispersikan ke dalam medium
pendispersi, seperti air. Teknik penumbukan dan pengadukan banyak digunakan dalam
pembuatan makanan, seperti kue tart dan mayones. Kuning telur, margarin, dan gula
pasir yang sudah dihaluskan, kemudian dicampurkan dan diaduk menjadi koloid. Industri
makanan, yaitu pada pembuatan es krim, jus buah, selai dan lainnya. Industri kimia, yaitu
pada pembuatan cat, zat pewarna, pasta gigi, dan detergen.
b. Pembuatan Koloid dengan Busur Listrik Bredig
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam
(bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air hingga kedua
ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga api listrik. Loncatan
bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan membentuk atom-atomnya
dan larut di dalam medium pendispersi membentuk sol. Perhatikan Gambar 9.19, logam-
logam yang dapat membentuk sol dengan cara ini adalah platina, emas, dan perak.
c. Pembuatan Koloid dengan Cara Peptisasi
Dispersi koloid dapat juga diperoleh dari suspensi kasar dengan cara memecah
partikel-partikel suspensi secara kimia. Kemudian, menambahkan ion-ion sejenis yang
dapat diadsorpsi oleh partikel-partikel koloid sampai koloid menjadi stabil. Koagulasi
agregat-agregat yang telah membentuk partikel-partikel berukuran koloid dapat dihambat
karena adanya ion-ion yang teradsorpsi pada permukaan partikel koloid (Gambar 9.20).
Contohnya, tanah lempung pecah menjadi partikel-partikel berukuran koloid jika
ditambah NaOH dan akan menjadi koloid jika didispersikan ke dalam air. Partikel-
partikel silikat dari tanah lempung akan mengadsorpsi ion-ion OH dan terbentuk koloid
bermuatan negatif yang stabil. Cara ini biasa digunakan pada
1. sol Al(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan HCl encer (sedikit) pada endapan
Al(OH)3 yang baru dibuat,
2. sol Fe(OH)3 dibuat dengan cara menambahkan FeCl3 pada endapan Fe(OH)3,
3. sol NiS dapat dibuat dengan cara menambahkan H2S pada endapan NiS.
d. Pembuatan Koloid dengan Cara Homogenisasi
Pembuatan koloid jenis emulsi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
penghomogen sampai berukuran koloid. Cara ini digunakan pada pembuatan susu. Partikel
lemak dari susu diperkecil sampai berukuran koloid dengan cara melewatkan melalui
lubang berpori dengan tekanan tinggi. Jika ukuran partikel sudah sesuai ukuran koloid,
selanjutnya didispersikan ke dalam medium pendispersi.
2. Pembuatan Koloid dengan Metode Kondensasi
Ion-ion atau molekul yang berukuran sangat kecil (berukuran larutan sejati)
diperbesar menjadi partikel-partikel berukuran koloid. Dengan kata lain, larutan sejati
diubah menjadi dispersi koloid. Pembentukan kabut dan awan di udara merupakan
contoh pembentukan aerosol cair melalui kondensasi molekul-molekul air membentuk
kerumunan (cluster). Cara kondensasi umumnya dilakukan melalui reaksi kimia. Tiga
macam reaksi yang dapat menghasilkan kondensasi adalah reaksi hidrolisis, reaksi
redoks, dan reaksi metatesis.
a. Pembuatan Koloid dengan Reaksi Metatesis
Apabila ke dalam larutan natrium tiosulfat ditambahkan larutan asam klorida
akan terbentuk partikel berukuran koloid. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Na2S2O3 + 2HCl2NaCl + H2SO3 + S
Partikel berukuran koloid terbentuk akibat belerang beragregat sampai berukuran
koloid membentuk sol belerang. Jika konsentrasi pereaksi dan suhu reaksi tidak
dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk sebab partikel belerang akan tumbuh
terus menjadi suspensi kasar dan mengendap.
b. Pembuatan Koloid dengan Reaksi Redoks
Sol emas dapat diperoleh melalui reduksi emas(III) klorida dengan formalin.
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
2AuCl3 + CH4O + 3H2O2Au + 6HCl + CH4O2
Awalnya emas terbentuk dalam keadaan atom-atom bebas, kemudian beragregat
menjadi berukuran partikel koloid. Partikel koloid distabilkan oleh ion-ion OH yang
teradsorpsi pada permukaan partikel koloid. Ionion OH ini berasal dari ionisasi air.
c. Pembuatan Koloid dengan Reaksi Hidrolisis
Besi(III) klorida jika dilarutkan dalam air akan mengionisasi air membentuk ion
OH dan H+. Ion-ion OH bereaksi dengan besi(III) klorida membentuk besi(III)

hidroksida. Persamaan reaksinya sebagai berikut.


FeCl3 + 3H2OFe(OH)3 + 3HCl
Ukuran partikel-partikel Fe(OH)3 yang terbentuk lebih besar dari ukuran larutan
sejati, tetapi tidak cukup besar untuk mengendap. Selain itu, koloid Fe(OH)3 yang
terbentuk distabilkan dengan mengadsorpsi ion-ion Fe3+ dari larutan.
3. Pembuatan Koloid dengan Pengubahan Medium Pendispersi
Kondensasi dapat terjadi jika kelarutan zat dikurangi dengan cara mengubah
pelarut. Contoh, jika larutan belerang jenuh dalam etanol dituangkan ke dalam air, akan
terbentuk sol belerang. Hal ini akibat terjadinya penurunan kelarutan belerang dalam
campuran air-etanol. Pembentukan larut
CARA PEMBUATAN KOLOID
a) Cara Kondensasi
Partikel-partikel fase terdispersi dalam larutan sejati yang berupa atom atau ion
dapat diubah menjadi partikel-patikel berukuran koloid dengan cara kondensasi.
Pembuatan koloid dengan cara kondensasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara
kimia dan cara fisika.
1. Cara Kimia
Cara kimia adalah pembuatan partikel koloid dari partikel larutan sejati melalui
reaksi kimia. Secara kimia system koloid dapat dibuat melalui reaksi hidrolisis,
pemindahan, dan reduksi-oksidasi (Redoks).
a. Reaksi Hidrolisis
Reaksi Hidrolisis adalah reaksi yang terjadi anatara garam dengan air. Reaksi ini
digunakan pada pembuatan sol Fe(OH)3. Sol Fe(OH)3 dibuat dengan
menambahkan larutan FeCl3 ke dalam air mendidih. Rekasi yang terjadi sebagai
berikut.
FeCl3 (aq) + 3 H2O (l) Fe(OH)3 (s) + 3HCl (aq)
b. Reaksi Pemindahan/ Substitusi
Beberapa contoh koloid yang dibuat melalui reaksi substitusi antara lain Sol
AgCl, Sol Belerang, dan Sol As2S3.
1. Pembuatan Sol AgCl
Sol AgCl dibuat dengan mereaksikan larutan perak nitrat dengan larutan
Natrium Klorida. Reaksi yang terjadi:
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) AgCl (s) + NaNO3 (aq)
2. Pembuatan Sol Belerang
Sol Belerang dapat dibuat dengan menambhakan HCl kedalam Larutan
Na2S2O3. Reaksinya sebagai berikut.
Na2S2O3 (aq) + 2HCl (aq) S(s) + 2NaCl (aq)+ H2SO3 (aq)
3. Pembuatan Sol As2S3
Sol As2S3 diperoleh dengan mengalirkan gas H2S ke dalam larutan asam
arsenit (H3ASO3) melalui reaksi substitusi. Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2H3ASO3 (aq)+ 3H2S (g) As2S3 (s) + 6H2O (l)
c. Reaksi Redoks
Pembuatan koloid melalui reaksi redoks diterapkan dalam pembuatan sol
belerang dan sol emas.
1. Pembuatan Sol Belerang
Pembuatan Sol Belerang melalui reaksi redoks dilakukan dengan cara
mengalirkan gas H2S ke dalam larutan SO2 sehingga diperoleh larutan jenuh.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
2H2S (aq)+ SO2(aq) 3S (s) + 2H2O (l)
2. Pembuatan Sol Emas
Sol Emas (Au) dibuat dengan mereduksi larutan garamnya melalui reduktor
nonelektrolit, misalnya formaldehid. Reaksinya sebagai berikut.
2AuCl3(aq) + 3HCHO(aq)+ 3H2O(l) 2Au(s) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
2. Cara Fisika
Pembuatan koloid dengan cara fisika dilakukan dengan mengkondensasikan pertikel
sebagai berikut.
a. Penggantian Pelarut
Pembuatan koloid dengan cara penggantian palarut antara lain digunakan dalam
membuat sol belerang, gel kalsium asetat, dan sol dammar.
1. Sol Belerang
Sol Belerang dalam air dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam
alcohol hingga larutan menjadi jenuh. Selanjutnya, larutan jenuh yang terjadi
diteteskan ke dalam air sedikit demi sedikit.
2. Gel Kalsium Asetat
Gel Kalsium Asetat dibuat dengan memasukkan larutan kalsium asetat jenuh
ke dalam alcohol hingga terbentuk gel.
3. Sol Damar
Pembuatan sol dammar dilakukan dengan cara melarutkan dammar dalam
alcohol hingga diperoleh larutan jenuh, kemudian menambahkan air kedalam
larutan tersebut.
b. Pengembunan Uap
Sol Raksa (Hg) dapat dibuat dengan menguapkan raksa. Setelah itu, uap raksa ini
dialirkan melalui air dingin hingga akhirnya diperoleh sol raksa.
b) Cara Dispersi
Koloid yang dibuat secara disperse dilakukan dengan memperkecil ukuran
partikel dari suspense kasar menjadi partikel berukuran koloid. Pembuatan koloid
secara disperse dapat dilakukan dengan cara mekanik, busur Bredig, Peptisasi, dan
Homogenisasi.
i. Cara Meknaik
Dengan cara mekanik, system koloid dapat dibuat dengan cara
penggerusan partikel-partikel kasar menjadi partikel halus. Setelah itu,
didispersikan kedalam medium pendispersi. Pada umunya, ke dalam system kolid
yang terjadi ditambahkan zat penstabil (stabilizer) yang berupa koloid pelindung.
Zat penstabil ini berfungsi mencegah terjadinya penggumpalan kembali, misal
pada pembuatan sol belerang.
ii. Cara Busur Bredig
Pembuatan koloid menggunakan busur Bredig adalah cara membuat
partikel-partikel fase terdispersi berukuran partikel koloid menggunakan loncatan
bunga api listrik. Cara seperti ini banyak digunakan pada pembuatan sol logam.
Arus listrik bertegangan tinggi dialirkan melalui dua buah elektrode logam
(bahan terdispersi). Kemudian, kedua elektrode itu dicelupkan ke dalam air
hingga kedua ujung elektrode itu hampir bersentuhan agar terjadi loncatan bunga
api listrik. Loncatan bunga api listrik mengakibatkan bahan elektrode teruapkan
membentuk atom-atomnya dan larut di dalam medium pendispersi membentuk
sol. Perhatikan Gambar 9.19, logam-logam yang dapat membentuk sol dengan
cara ini adalah platina, emas, dan perak.

Gambar 9.19 Skema alat busur Bredig.


iii. Cara Peptisasi
Pembuatan koloid dengan cara pepitasi dapat dilakukan dengan memecah
molekul-molekul besar dari sistemsuspensi kasar menjadi partikel-partikel koloid
dengan menambahkan larutan elektrolit (pada umumnya larutan yang
mengandung ion sejenis).
Contoh:
1. Sol Belerang (S) yang terbentuk dari endapan CdS atau NiS, dapat dibuat
dengan cara mengalirkan gas H2S ke dalam endapan CdS atau NiS tersebut
hingga diperoleh sol Belerang (S) yang terdispersi.
2. Sol Al(OH)3 dapat dibuat dengan cara menambahkan larutan AlCl3 kedalam
endapan Al(OH)3 yang terdapat dalam air.
3. Pembuatan sol perak iodide (AgI), dengan cara menambahkan larutan jenuh
KI kedalam endapan AgI.
4. Pembuatan sol agar-agar dengan dipeptisasi oleh air. Air akan memecahkan
butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
iv. Cara Homogenisasi
Homogenisasi adalah suatu cara yang digunakan untuk membuat suatu zat
menjadi homogeny dan berukuran partikel koloid. Cara ini banyak digunakan
untuk membuat koloid tipe emulsi, mislanya susu.
Selain menggunakan empat cara tersebut diatas, koloid dapat dibuat
dengan menggunakan cara dipersi dalam gas. Pada umunya, cara ini dilakukan
dengan menyemprotkan cairan melalui atomizer atau sprayer.
v. Suara Ultrasonik
Cara ini hampir sama dengan cara busur Bredig, yaitu sama-sama untuk
pembuatan sol logam. Ka1au busur Bredig menggunakan arus listrik tegangan
tinggi, maka cara ultrasonik menggunakan energi bunyi dengan frekuensi sangat
tinggi, yaitu di atas 20.000 Hz.
E. Alat dan bahan
No. Alat dan bahan Gambar
1. GELAS BEKER 100 mL

2. GELAS UKUR 25 mL

3. PIPET TETES
4. TABUNG REAKSI

5. RAK TABUNG REAKSI

6. LARUTAN AgNO3 0,1 M

7. LARUTAN HCl 0,1 M

F. Langkah kerja
1. Masukkan Larutan HCl ke dalam Tabung Reaksi
2. Tambahkan 5 tetes AgNO3 jenuh dan aduk sampai bercampur rata hingga larutan
berubah menjadi warna putih keruh.
3. Amati dan Catat Hasil Pengamatan
G. Hasil Pengamatan
NO. KEADAAN GAMBAR
1. Larutan HCl mula-mula

2. Larutan HCl Setelah Ditetesi 5 AgNO3

Setelah Larutan HCl dan Larutan AgNO3 dicampurkan, kedua larutan yang tadinya
tampak bening berubah menjadi putih keruh.

H. Pertanyaan dan Diskusi


1. Tuliskan Persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!
2. Mengapa pembuatan Koloid tersebut termasuk cara Kondensasi? Jelaskan!

I. JAWABAN DAN DISKUSI


1. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini !
AgNO3(aq) + HCl(aq) AgCl(s) + HNO3(aq)
2. Pembuatan koloid tersebut termasuk cara kondensasi karena koloid tersebut dibuat
dengan cara mereaksikan kedua larutan tersebut sehingga partikel-partikel fase
terdispersi dalam kedua larutan tersebut yang berupa atom atau ion berubah menjadi
partikel-partikel berukuran koloid.

J. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini, yaitu:
Sistem koloid dapat dibuat dengan cara kondensasi dan disperse.
Setelah larutan HCl dan LArutan AgNO3 dicampurkan maka akan menghasilkan
sistem koloid. Kedua larutan yang tadinya tampak bening berubah menjadi putih
keruh.
K. Saran
Sebaiknya praktikum dilakukan dengan tertib agar tercipta suasana yang nyaman saat
melakukan praktikum
L. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai