Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR ANEMIA DALAM KEHAMILAN

Anemia adalah keadaan tubuh yang kekurangan hemoglobin. Kadar Hb normal


adalah 12-16% dari sel darah merah. Jumlah sel darah merah normal 5 juta/mm3.
Pada penderita anemia, Kadar Hb kurang dari normal.

Selengkapnya:
http://warungbidan.blogspot.com/2017/05/konsep-dasar-anemia-dalam-kehamilan.html

a. Pengertian Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan adanya penurunan kadar hemoglobin,
hematokrit dan jumlah eritrosit dibawah normal. Pada penderita anemia, lebih
sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (Hemoglobin/Hb) dibawah
normal.
Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan
darah, Misalnya zat besi, asam folat dan vitamin B12. Tetapi yang sering
terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi. (15)
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di
bawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.
Anemia lebih sering di jumpai dalam kehamilan keperluan akan zat-zat makanan
bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Sebagian
besar anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan
akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.
Pada saat hamil, jumlah darah yang ada terpakai untuk kebutuhan ibu dan
janin, maka otomatis volume darah jadi berkurang. Di awal kehamilan sampai
pertengahan semester kedua, pembuluh darah ibu hamil cenderung melebar.
Sering kali volume darah yang tersedia tidak cukup untuk mengisi ruang-ruang
kosong pembuluh darah yang melebar. Akibatnya, terjadi tekanan darah rendah.
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu di waspadai mengingat anemia
dapat meningkatakan resiko kematian ibu, Angka prematuritas, BBLR, dan
angaka kematian bayi. Oleh karena itu, Sebaiknyalah seorang ibu mengenali
gejala anemia pada kehamilan agar dapat segera mengambil tindakan untuk
mencegah anemia semakin parah. (16)

b. Etiologi
Menurut (17), etiologi anemia, meliputi
1) Asupan besi yang berkurang pada jenis makanan yang mengandung pemberian
Fe, muntah berulang pada bayi dan pemberian makanan tambahan yang tidak
sempurna.
2) Kehilangan/pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna kronis
3) Kebutuhan energi dan zat besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan pada
bayi, anak, remaja, dan ibu hamil.

c. Tanda-tanda klinis
Gejala atau tanda-tanda yang dapat dilihat menurut (2), Adalah:
1) Letih,mengantuk, malaise
2) Limbung, lemah
3) Sakit kepala
4) Lidah licin
5) Kulit pucat, bantalan kuku jari pucat
6) Membran mukosa pucat, misal: konjungtiva
7) Kehilangan nafsu makan, mual, muntah.

d. Batasan anemia
Batasan anemia adalah sebagai berikut(18)
1) Tidak anemia Hb >11 gr%
2) Anemia Ringan Hb 9-10gr%
3) Anemia sedang Hb 7-8gr%
4) Anemia Berat Hb <7 gr%

e. Gejala
Gejala anemia pada ibu hamil diantaranya adalah cepat lelah, Sering pusing,
Mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah), dan keluhan mual muntah
lebih hebat pada kehamilan muda.
Tanda-tanda anemia yang klasik:
1) Peningkatan kecepatan denyut jantung karena tubuh berusaha memberi oksigen
lebih banyak ke jaringan.
2) Peningkatan kecepatan pernapasan karena tubuh berusaha menyediakan lebih
banyak oksigen kepada darah.
3) Pusing, akibat berkurangnya darah ke otak.
4) Terasa lelah karena meningkatnya oksigenasi berbagai organ termasuk otot
jantung dan rangka.
5) Kulit pucat karena berkurangnya oksigenasi.
6) Mual akibat penurunan aliran darah saluran cerna dan susunan saraf pusat.
7) Penurunan kualitas rambut dan kulit, (15)
Apabila sel darah putih dan trombosit juga terkena, maka gejala-gejala
bertambah dengan:
1) Perdarahan dan mudahnya timbul memar
2) Infeksi berulang.
3) Luka kulit dan selaput lendir yang sulit sembuh.
Berikut adalah tingkatan anemia:
1) Stadium 1
Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan dalam
tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat
besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2) Stadium 2
Cadangan zat besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk
pembentukan sel darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan
jumlahnya lebih sedikit.
3) Stadium 3
Mulai terjadi anemia. Pada awal stadium ini, sel darah merah nampak normal,
tetapi jumlahnya lebih sedikit. Kadar hemoglobin dan hematokrit menurun.
4) Stadium 4
Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran
yang sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat
besi.
5) Stadium 5
Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan
timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia
semakin memburuk. (15)

f. Pencegahan
Mengkonsumsi makan yang bergizi adalah hal yang penting, tetapi
terkadang hal ini tidak cukup. Oleh karenanya, sudah menjadi hal umum bila
wanita hamil selalu diberi suplemen tambahan yang mengandung zat besi oleh
dokter. Selain itu, pengaturan usia ibu saat hamil ataupun jarak antara kehamilan
juga merupakan hal yang penting, karena darihasil penelitian menunjukan saat
terbaik bagi wanita untuk terjadi kehamilan adalah pada usia antara 20 hingga 35
tahun. Karena apabila hamil pada usia kurang dari 20 tahu atau lebih dari 35 tahu
akan meningkatkan risiko terjadinya anemia bagi calon ibu. Ibu yang mengalami
kehamilan lebih dari 4 kali juga dapat meningkatkan risiko mengalami anemia,
demikian juga apabila jarak antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun dapat juga
meningkatkan risiko terjadinya anemia.
Untuk mencegahnya anemia, ibu hamil disarankan untuk menambah jumlah
darah melalui pasokan makanan yang mengandung zat besi, asam folat, dan
vitamin B12. Oleh karena itu, Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi makanan
yangdapat membentuk sel-sel darah merah seperti hati, ikan teri, daging merah,
kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau, kuning telur, dan buah-buahan. Ibu
hamil juga dianjurkan untuk vitamin C, daging ayam, dan ikan untuk
memudahkan penyerapan zat besi.
Selain diatasi melalui pola makan yang tepat, efek buruk anemia selama
kehamilan juga bidsa diatasi dengan berusaha melancarkan peredaran darah,
diantaranya dengan cara:
1) Lakukan olah tubuh ringan seperti yoga, jalan kaki atau senam,
2) Jangan bangkit tiba-tiba dari posisi tidur atau duduk, tetapi lakukan perlahan
3) Jangan berdiri terlalu lama
4) Jangan terlalu sering berada di keramaian atau suasana bising dan hiruk pikuk,
5) Jika anda ibu bekerja, ambialah waktu untuk beristirahat denagan
menyelonjorkan kaki
6) Konsumsi cairan yang cukup.
Tentunya dengan menjaga tubuh tetap bugar dan pola makan yang tepat ini, maka
kesehatan ibu hamil pun akan terjaga dan kehamilan akan terasalebih
menyenangkan. (15)

g. Klasifikasi anemia dalam kehamilan


Klasifikasi anemia dalam kehamilan adalah sebagai berikut
1) Anemia Defisiensi Zat Besi
Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Anemia ini
terjadi pada sekitar 62,3% pada kehamilan, merupakan anemia yang paling sering
dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsur zat
besi dan makanan karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan atau karena
besi keluar terlampau banyak dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan
besi bertambah dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. (15)
Tanda dan gejala:
a) Rambut rapuh dan halus serta kuku tipis, rata dan mudah patah,
b) Lidah tampak pucat, licin, dan mengkilat berwarna merah daging, stomatitis an
gularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyerisudut mulut. Pengobatannya
biasanya dengan memenuhi kebutuhan zat besi, misalnya dengan perbaikan pola
makan atau pemberian tablet besi.
2) Anemia Megaloblastik
Anemia ini terjadi pada sekitar 29% pada kehamilan. Biasanya disebabkan oleh
defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12. Hal itu erat
hubungannya dengan defisiensi makanan.
Gejala-gejalanya:
a) Malnutrisi
b) Glositis berat (Lidah meradang, nyeri)
c) Diare
d) Kehilangan nafsu makan
Pengobatannya:
a) Asam folik 15-30 mg per hari
b) Vitamin B12 3x1 tablet per hari
c) Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari
d) Pada kasus berat dan pengobatan peroral hasilnya lamban sehingga dapat
dilakukan transfusi darah.
3) Anemia Hipoplastik
Adalah anemia yang disebabkan oleh sumsum tulang kurang mampu
membuat sel-sel darah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan
diantaranya adalah pemeriksaan fungsi eksternal, dan pemeriksaan retikulosi.
Anemia ini terjadi pada sekitar 8% kehamilan Etiologi anemia hipoplastik
karena kehamilan belum diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplastik
karena kehamilan, apabila wanita tersebut telah selesai masa nifas makan anemia
akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya biasanya ia
mengalami anemia hipoplastik lagi.
4) Anemia Hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah
merah yang lebih cepat dari pada pembuatannya. Gejala utama adalah anemia
dengan kelainan-kelainan gambaran darah,kelelahan, kelemahan, serta gejala
koplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital.
Anemia ini terjadi pada sekitar 0,7% kehamilan. Pengobatannya tergantung
pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi,
maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obatan penambah darah.
Wanita dengan anemia hemolitik biasanya sulit untuk hamil. Apabila hamil,
Biasanya anemia menjadi berat. Sebaliknya, Mungkin pula kehamilan
menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelum tidak menderita anemia.
(16)

h. Pengaruh anemia
1) Terhadap kehamilan, persalinan, dan nifas
a) Dapat terjadi abortus
b) Partus prematurus
c) Atonia uteri
d) Partus lama
e) Afbrinogemia dan hipofibrinogenemia
f) Mudah terjadi infeksi
g) Ancaman decompensasi cordis (Hb <6 gr%)
h) Perdarahan Ante partum(1)
2) Pada hasil konsepsi
a) Kematian mudigah
b) Kematian perinatal
c) Prematuritas
d) Dapat terjadi cacat bawaan
e) Cadangan besi kurang
f) IUGR (Intrauterine Growth Retardation) (1)

Anda mungkin juga menyukai