RUPTUR UTERI
A. DEFINISI
Ruptur Uteri adalah kerobekan (diskontinutias) dinding rahim yang terjadi saat
kehamilan persalinan. (Dr. Chrisdiono M. Achadiat, Sp.OG)
Ruptur uteri adalah disrupsi dinding uterus, merupakan salah satu dari
kedaruratan obstetrik yang paling serius. Angka mortalitas maternal berkisar dari
3-15%; mortalitas janin mendekati 50%. (dr. Teddy Supriyadi dr. Johanes
Gunawan).
Ruptur uteri adalah robekan atau diskontinitas dinding rahim akibat dilampauinya
daya regang miometrium. (Sarwono Prawirohardjo,2002)
B. ETIOLOGI
1. Riwayat pembedahan terhadap fundus atau korpus uterus
2. Induksi dengan oksitosin yang sembarangan atau persalinan yang lama
3. Presentasi abnormal (terutama terjadi penipisan pada segmen bawah uterus).(
helen, 2001 )
4. Penyebab ruptur uteri adalah disporporsi janin dan panggul, partus macet
atau traumatik. (Sarwono Prawirohardjo,2002)
5. Tindakan obstetri
6. Ketidakseimbangan fetopelvik
7. Letak lintang yang diabaikan (kasep)
8. Kelebihan dosis obat bagi nyeri persalinan atau induksi persalinan.
9. Jaringan parut pada uterus: keadaan setelah seksio sesria, miomenukleasi,
operasi Strassmann, eksisi baji satu tuba
10. Kecelakaan ( Prof.Dr.Luz Heller)
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala rupture uteri
1. Nyeri abdomen dapat tiba tiba, tajam dan seperti disayat pisau. Apabila
terjadi rupture sewaktu persalinan, kontraksi uterus yang intermiten, kuat
dapat berhenti dengan tiba-tiba. Pasien mengeluh nyeri uterus yang menetap.
2. Perdarahan per vaginam dapat simptomatik karena perdarahan aktif dari
pembuluh darah yang robek.
3. Gejala-gejala lainnya meliputi berhentinya persalinan dan syok, yang mana
dapat diluar proporsi kehilangan darah eksterna karena perdarahan yang tidak
terlihat. Nyeri bahu dapat berkaitan dengan perdarahan intraperitoneum. (dr.
Teddy Supriyadi dr. Johanes Gunawan).
Gejala yang bisa didapatkan pada pasien dengan ruptur uteri adalah :
1. Penderita pucat dan perdarahan vaginal;
2. Pada saat terjadi ruptur penderita kesakitan sekali dan merasa ada robekan di
perutnya;
3. Gejala kolaps dan kemudian syok.
Sedangkan tanda yang bisa kita dapatkan pada pemeriksaan adalah:
1. Penderita pucat;
2. Tachicardi;
3. Perdarahan vaginal;
4. Dapat diraba jelas bagian-bagian janin langsung di bawah dinding perut;
5. Perut kembung, kadang-kadang defance muscular dan pada keadaan ini janin
sukar diraba;
6. Dapat ditemukan uterus sebagai benda sebesar kepala bayi di samping bagian
janin;
7. Denyut jantung janin negatif;
8. His berhenti;
9. Diantara korpus dan SBR nampak lingkaran Bandl sebagai lekukan melintang
yang bertambah lama bertambah tinggi, menunjukan SBR yang semakin tipis
dan teregang.
D. KLASIFIKASI
Ruptur uteri dapat dibagi menurut beberapa cara :
SPONTAN
Dinding Rahim lemah, luka VIOLET
seksio,lukaenoldean mioma, Trauma, penolongan versi
bypoplasia uteri, kuretase, pelepasan dan ekstrasi
plasenta secara manualsepsis pasca
persalinan/pasca abortus.
Tentukan di serviks
dan his berlangsung
kuat terus menerus
Bagian bawah janin tidak
kunjung turun kebawah melalui
jalan lahir
Rupture uteri
F. PENATALAKSANAAN KEBIDANAN
Penanganan ruptura uteri memerlukan tindakan spesialistis dan hanya mungkin
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas transfusi darah. Sikap bidan kalau
menerima kiriman penderita dengan ruptura uteri di pedesaan adalah melakukan
observasi saat menolong persalinan sehingga dapat melakukan rujukan bila terjadi
ruptura uteri mengancam atau membakat. Oleh karena itu, kerja sama dengan dokter
puskesmas atau dokter keluarga sangat penting.
PENGKAJIAN DATA
1. Identitas
Nama : Ny. Z Nama suami : Tn. X
Umur : 23 tahun Umur : 27 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Kraksaan Alamat : Kraksaan
2. Status perkawinan
Umur kawin : 20 tahun
Lama kawin : 3 tahun
3. Keluhan utama :
Ibu mengeluh perutnya terasa mules dan nyeri pinggang menjalar ke perut bagian
bawah sekitar pukul 15.00 Wib serta mengeluarkan lendir bercampur darah dari
kemaluannya sekitar pukul 17.00 Wib.
4. Riwayat kebidanan :
a. Haid
Manarche : 14 tahun
Siklus : 1 minggu/ teratur / 28 hari
Banyaknya : 2 - 3 softek
Warnanya : Warna khas, merah terkadang hitam
Baunya : Khas, anyir
Keluhan : Desminorhea
Flour albus : Kadang kadang
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Perka Kehamilan Persalinan Anak Nifas KB
winan Ke Usia Jenis Penolg Tmpt Penyul BBL Seks H M Penyulit Asi
1 1 36- SC Dokter RS Letsu 2700 L - - Ekskl Stk3bln
2 th
37mgg gram usif
1 2 H A M I L I N I
8. Data psikososial
Hubungan ibu dengan keluarga dan suami harmonis, dengan lingkungan
sekitarnya baik dan kehamilan ini sangat diharapkan dan direncanakan serta
menginginkan bayinya lahir sehat.
9. Data sosial budaya
Ibu melakukan selametan 4 bulanan dan 7 bulanan, selama hamil ibu tidak pernah
minum jamu- jamuan dan tidak pernah pijat di dukun.
10. Pemeriksaan fisik umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80 / 60 mmHg Nadi : 110 x/menit, tidak teratur
Pernapasan : 30x/ menit Suhu : 37,9C
11. Pemeriksaan fisik umum
a. Inspeksi
Kepala : Tampak kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak rontok
Wajah : Tampak menyeringai, tampak pucat, tidak ada oedema
Mata :Tampak simetris, konjungtiva tampak pucat, sklera tampak putih,
palpebra tampak tidak oedema.
Hidung: Tampak simetris, tidak ada polip dan cuping hidung
Telinga: Tampak simetris, tidak ada kelainan
Mulut : Tampak simetris, bibir lembab, tidak ada gigi palsu, tidak ada caries,
lidah kotor, tidak terdapat stomatitis
Leher : Tampak Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena
jugularis
Ketiak : Tampak TTdak ada pembesaran kelenjar lymphe
Dada : Tampak simetris, terdapat hiperpigmentasi, puting susu menonjol,
colostrum sudah keluar
Perut : Terdapat luka bekas operasi sesar melintang, tidak ada striae
gravidarum, pembesaran sesuai usia kehamilan, Nampak lingkaran
bandl melintang yang bertambah tinggi
Genetalia eksterna: Tidak ada kelainan, tidak ada oedema, terdapat bercak
darah
Anus : Tidak ada varises, tidak ada haemorhoid
Ekstremitas : Tangan dan kaki : Bentuk simetris, tidak ada varises,
Tidak ada oedema
b. Palpasi
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid dan bendungan vena
jugularis
Mamae: Tidak ada tumor, colostrum sudah keluar
Perut : L I : TFU 3 jari dibawah px (28cm), bagian fundus teraba bulat,
Lunak, tidak melenting (bokong)
L II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian tekecil janin
(ekstremitas). Bagian kiri perut ibu teraba bagian keras,
memanjang, ada tahanan (punggung)
L III : Bagian terendah janin teraba bulat melenting (kepala)
L IV : Kepala sudah masuk PAP (divergent), 3/5 bagian
TBJ : (28 11) x 155 = 2.635 gram
- Dapat diraba jelas bagian-bagian janin langsung di bawah dinding perut.
c. Auskultasi
Thorax : Tidak terdengar wezhing/ronchi
Abdomen : DJJ: (+)
d. Perkusi
Refleks patella : Tidak terkaji
12. Pemeriksaan Panggul Luar
Tidak dilakukan pemeriksaan
13. Pemeriksaan Dalam
VT jam : Jam18.00 wib
Pembukaan : 10cm
Efficement : 100%
Ketuban :+
Presentasi : kepala
Denominator : UUK Kanan depan
Hodge : 1/5
Tidak ada bagian kecil janin disamping bagian terdahulu
Bagian bawah janin tidak teraba lagi atau teraba tinggi.
14. Pemeriksaan Penunjang
Haemoglobin : 11g/dl
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan ingin meneran dan mengeluh perutnya sakit seperti disayat
pisau.
B. OBJEKTIF
Ibu telihat ada dorongan meneran, dorongan pada anus, perineum menonjol dan
vulva membuka.
1. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : Compos mentis
c. Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 80 / 60 mmHg Nadi : 110 x/menit, tidak teratur
Pernapasan : 30x/ menit Suhu : 37,7C
2. Pemeriksaan fisik umum
Wajah : Menyeringai, tampak pucat
Mata : konjungtiva pucat, sklera putih, palpebra tidak
oedema
Perut :Terdapat luka bekas operasi sesar melintang, tidak ada striae
gravidarum, pembesaran sesuai usia kehamilan, nampak lingkaran
bandl melintang yang bertambah tinggi, dapat diraba jelas bagian-
bagian janin langsung dibawah dinding perut, his berhenti, DJJ (-),
nyeri tiba tiba pada proses kala 2, nyeri seperi disayat pisau
Genetalia eksterna : terjadi perdarahan pervaginam sekitar 500 cc.
C. ANALISA DATA
GII PI A0 inpartu kala II dengan Ruptur uteri
D. PERENCANAAN
1. Menjelaskan pada ibu dan keluarga hasil pemeriksaan ibu mengalami rupture
uteri dan melakukan informed consent bahwa ibu harus segera dirujuk
e/ ibu dan keluarga setuju
2. Memasang infuse
e/ Infus sudah terpasang
3. Memberikan antibiotic dan antiperatik
e/ antibiotic dan antiperatik sudah diberikan
4. Melakukan rujukan dan mendampingi pasien
e/ Rujukan telah dilakukan
LEMBAR KONSULTASI