Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Pelaksanaan suatu penelitian ilmiah akan selalu dilakukan secara bertahap. Tahap-
tahap yang harus dilalui merupakan langkah penting yang harus dilakukan atau
dilaksanakan secara sistematis. Langkah pertama dan merupakan titik sentral dari suatu
kegiatan penelitian adalah menemukan masalah dan identifikasi masalah yang akan
diteliti. Masalah yang akan diteliti dapat ditemukan dari perbedaan antara "harapan"
dengan "kenyataan" atau suatu yang belum diketahui dan masih merupakan "misteri".
Proses penemuan masalah, diantaranya bermula dari pengamatan, dan dari hasil telusuran
pustaka. Setelah masalah ditetapkan, dilaksanakan telusuran literatur untuk menemukan
dan membangun kerangka teori yang sangat bermanfaat dalam menetapkan
hipotesis atau asumsi (jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan).
Tahap selanjutnya adalah merancang bagaimana penelitian dilaksanakan untuk
menguji masalah dan hipotesis atau asumsi. Dalam rancangan penelitian perlu
diperhatikan macam variabel, alat pengamatan atau peralatan yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada setiap variabel, populasi dan sampel yang digunakan,
pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan data, cara pengamatan atau
pengumpulan data, metode analisis data yang dipilih, permasalahan dan sekaligus
membuktikan hipotesis. Setelah rancangan penelitian selesai baru dilaksanakan
pengumpulan data, untuk menjawab yang telah diajukan.
Penyajian data penelitian memegang peranan penting dalam penulisan laporan
penelitian. Langkah selanjutnya setelah analisis data penelitian adalah menyajikan hasil
penelitian agar pembaca dapat mengetahui, memahami, maupun memanfaatkan hasil
penelitian tersebut. Penulisan laporan merupakan rangkaian kegiatan penelitian yang
sangat penting dan menentukan dalam suatu kegiatan penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian ilmiah adalah untuk menemukan kebenaran (kebenaran relatif), menyusun teori
atau pengetahuan baru.
Rangkaian kegiatan penelitian ilmiah tidak berakhir dengan terjawabnya
permasalahan atau selesainya pengujian hipotesis atau selesainya pengungkapan asumsi
yang telah diajukan, tetapi harus dilanjutkan dengan langkah terakhir dan yang
terpenting yaitu penulisan laporan hasil penelitian. Suatu penelitian yang tidak diakhiri
dengan pelaporan, berarti penelitian yang telah dilaksanakan dianggap belum selesai
bahkan belum pernah ada dan belum pernah dilaksanakan, sehingga waktu, tenaga, dan
biaya yang telah dikeluarkan tidak terbuang percuma. Penelitian yang belum ditulis atau
diakhiri dengan pelaporan, tidak akan ada orang yang mengetahui kebenaran atas temuan
baru. Penyajian hasil penelitian tersebut kemudian dapat disajikan sebagai bentuk
pertanggung jawaban terhadap penelitian yang dilaksanakan, baik itu dalam laporan,
presentasi visual maupun publikasi. Oleh karena itu, perlu dipaparkan mengenai penyajian
hasil penelitian, baik itu kuantitatif, kualitatif, dan pengembangan.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Langkah-Langkah Penelitian
Pekerjaan meneliti bukan merupakan pekerjaan yang sulit, semua manusia yang hidup
sudah dapat dipastikan adalah peneliti, hanya saja untuk dapat melibatkan diri ke dalam
kelompok peneliti ilmiah, perlu minat dan kemauan yang cukup. Penelitian ilmiah (yaitu
penelitian yang dilakukan untuk memecahkan suatu masalah secara sistematis dengan
metode-metode dan teknik-teknik tertentu) bertujuan untuk mengungkapkan kebenaran
relatif (bukan kebenaran absolut), yang dapat diuji kebenarannya secara ilmiah. Untuk itu
suatu penelitian ilmiah akan melalui langkah atau tahap yang juga dapat diikui oleh peneliti
lain,untuk membuktikan kebenaran yang telah diungkapkan. Menurut Hermayulis (2011)
Langkah-langkah penelitian tersebut adalah :
1. Menetapkan masalah
Untuk menetapkan masalah diperlukan kepekaan calon peneliti dalam mengamati
fenomena-fenomena alam. Bagi seorang yang telah berpengalaman dalam melakukan
penelitian, masalah-masalah yang telah ditentukan akan mendorong timbulnya keinginan
untuk segera melaksanakan pencapaiannya.
2. Studi pendahuluan
Kegiatan ini perlu dilakukan untuk menjajagi kemungkinan suatu masalah dapat
dilaksanakan penelitiannya. Di samping ini juga dapat dilakukan untuk mendapatkan
informasi guna lebih memperjelas dan mempertajam masalah yang akan diteliti.
3. Merumuskan angggapan dasar
Fungsi dari anggapan dasar adalah untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam
mengungkap masalah yang telah ditemukan, untuk itu anggapan dasar merupakan suatu
yang diyakini kebenarannya oleh peneliti. Anggapan dasar ini dapat berbentuk hipotesis
atau asumsi.
4. Menetapkan (menentukan) pendekatan

Pendekatan (dalam arti metode atau cara mengadakan penelitian, seperti survey,
eksperimental atau case study) sangat bermanfaat dalam menentukan variabel atau
obyek yang akan diteliti, dan subyek atau sumber data penelitian.
5. Menentukan obyek dan subyek data penelitian
Menentukan obyek dan subyek akan sangat bermanfaat untuk menetapkan
alat yang akan digunakan dalam mengumpulkan data. Obyek dan subyek dapat
ditentukan dengan menjawab pertanyaan : apa yang akan diteliti dan bagaimana data
dapat diperoleh.
6. Menetapkan dan menyusun instrumen
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian akan sangat tergantung kepada
jenis dan sumber data yang akan diteliti. Misalnya untuk mengetahui tingkah laku
masyarakat terhadap penderita AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome),
maka tentunya data dapat diperoleh dari penderita dan masyarakat di sekeliling
penderita berada.
7. Pengumpulan data
Kunci penentu dalam suatu penelitian ilmiah adalah data. Pengumpulan data
bukanlah merupakan suatu kegiatan yang mudah. Jika data yang terkumpul salah, maka
"garbage in garbage out" akan menjadi kenyataan. Kesalahan data yang terkumpul
hanya dapat diperbaiki dengan melakukan pengumpulan data baru yang tepat. Hal ini
akan berarti terjadinya pemborosan waktu, biaya dan tenaga. Untuk itu pengumpulan
data hendaklah dilakukan dengan hati-hati.
8. Analisis data
Dalam menganalisis data dibutuhkan ketekunan dan pemahaman terhadap
jenis data yang terkumpul, sehingga teknik pengolahan data yang digunakan dapat
disesuaikan.
9. Merumuskan kesimpulan
Kesimpulan dapat dirumuskan dari hasil analisis data yang dicocokkan dengan
hipotesis atau asumsi yang telah dirumuskan. Merumuskan kesimpulan dari suatu hasil
penelitian, dapat dinyatakan sebagai langkah akhir dalam suatu proses penelitian, namun
tidak dapat dinyatakan bahwa kegiatan penelitian telah berakhir. Untuk jenis penelitian
eksperimen, rumusan kesimpulan dari hasil analisis data sudah dapat diterapkan oleh
peneliti untuk mengembangkan sendiri ilmu pengetahuannya, dan ini sudah berarti bagi
dirinya tetapi belum tentu bagi orang lain. Biasanya kegiatan tersebut hanya dapat
dilakukan pada bidang-bidang ilmu tertentu, terutama ilmu terapan seperti kedokteran
klinis, pertanian, atau peternakan. Tetapi untuk bidang ilmu tertentu seperti ilmu
sosial seperti sosiologi atau antropologi termasuk hukum, pelaksanaan penelitian yang
berhenti pada pengambilan kesimpulan tidak akan bermakna, bahwa penelitian tersebut
belum pernah dilaksanakan sama sekali, jika penelitian tersebut belum ditulis dalam
laporan penelitian.
10. Penyusunan Laporan
Telah dikemukakan pada langkah ke 9 bahwa perumusan kesimpulan dapat
dinyatakan sebagai langkah akhir dari suatu penelitian, tetapi tidak berarti bahwa
penelitian telah selesai dan sesuai dengan tujuan pelaksanaan suatu penelitian. Hasil
penelitian yang belum dipublikasi walaupun dalam kalangan terbatas (dengan
menyusunnya dalam suatu laporan penelitian), maka salah satu tujuan penelitian ilmiah
(yaitu agar hasil dan prosedurnya diketahui orang lain, sehingga orang tersebut
dapat menguji kebenaran) belum tercapai.

Menurut Hermayulis (2011) pada laporan penelitian, agar alur cerita yang ingin kita
sampaikan dapat dimengerti dan dipahami oleh pembaca, maka perlu memperhatikan
beberapa hal pokok (obyektif) :
1. Kepada siapa laporan tersebut diperuntukkan atau ditujukan.
2. Agar pembaca laporan dapat mengerti cara dan proses peneliti memecahkan "masalah"
penelitian, maka metode penelitian perlu diuraikan secara jelas.
3. Harus dapat memperkenalkan masalah penelitian dan menyimpulkan secara jelas dan
dapat dimengerti, sehingga diharapkan pembaca dapat mengetahui fakta-fakta penting
manakala penulis tidak menyatakannya secara inplisit.
4. Pelapor harus mampu memilah sumber atau data yang perlu dilaporkan, untuk
memperjelas dan mempertegas pengungkapan masalah, sehingga masalah yang diajukan
terjawab dengan tegas.
5. Suatu laporan penelitian harus berisi interpretasi data yang telah terkumpul dan telah
diolah, dan mengemukakan kesimpulan.
B. Format Penulisan Laporan Penelitian
Untuk menyusun suatu laporan penelitian ilmiah yang dapat melingkupi (memuat)
obyektif, perlu disusun suatu "kerangka karangan". Kerangka akan dijadikan sebagai pola
pokok dalam menentukan bentuk akhir dari sebuah laporan. Kerangka harus disusun secara
sistematis dan logis, sehingga memperlihatkan adanya bagian yang harus mendahului bagian
yang lain, sehingga pembaca dapat diajak untuk ikut dan memasuki alur yang telah
diciptakan melalui kerangka tersebut. Kerangka hendaknya disusun sealur dengan langkah
yang dilalui dalam metode penelitian, yaitu dimulai dengan pemaparan masalah sampai
kepada kesimpulan yang dirumuskan dari interpretasi data yang diperoleh.
Secara garis besarnya akan terdapat 3 unsur utama, yaitu bagian pendahuluan
(prelimanary materials), bagian isi laporan, dan bagian penunjang atau pelengkap laporan
(Borg & Gall 1979 : 668).
1. Pada bagian pendahuluan ini pelapor menginformasikan kepada pembaca tentang
sistematika tulisan, dengan tujuan agar pembaca dapat mengikuti. Bagian pendahuluan
(Preliminary materials atau introduction) terdiri dari :
a. Halaman judul laporan penelitian, yang berisikan nama penulis (author) dan
penulis penyerta (coauthor), nama tempat penelitian atau tempat penulis bekerja.
Judul harus jelas, ringkas dan menggambarkan isi. Sehubungan dengan
persyaratan judul, ada diantara lembaga yang membatasi jumlah suku kata judul,
seperti maksimal 12 atau 15 katan dan sebagainya.
b. Ringkasan/Abstrak
Unsur-unsur yang hendaknya termuat dalam ringkasan laporan hasil penelitian
adalah : permasalahan penelitian, tujuan penelitian, metode penelitian, hasil,
kesimpulan, dan saran.
c. Kata pengantar atau prakata.
Kata pengantar biasanya pendek (+ 1 halaman), yang mengemukakan tujuan
penelitian, masalah yang dihadapi, sponsor penelitian, dan ucapan terima kasih
kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan. Kata pengantar dapat ditulis
oleh peneliti atau oleh lembaga yang menjadi sponsor penelitian.
d. Daftar isi.
Daftar isi akan berfungsi sebagai petunjuk kepada pembaca tentang bagian-bagian
dari laporan, dan di samping itu juga menunjukkan hubungan atara satu bagian
dengan bagian lainnya.
e. Daftar tabel, daftar gambar, ilustrasi atau diagram-diagram. Daftar ini memberikan
informasi tentang keberadaan, dan menunjukkan tempatnya dalam teks (naskah).

2. Bagian isi laporan (body of the paper) yang terdiri dari ;pendahuluan, telaahan
kepustakaan atau tinjauan teoritis, metode penelitian, temuan penelitian dan kesimpulan.
Pada bagian pendahuluan pembaca diantarkan kepada latar belakang masalah,
perumusan masalah, ruang lingkup, kegunaan teoritis dan praktis dari laporan penelitian.
Kadangkala pada bagian ini dimuat juga jawaban sementara dari permasalahan yang
diajukan (yaitu berupa hipotesis ataupun dalam bentuk asumsi). Telaahan teoritis atau
kepustakaan menggambarkan tentang teori yang telah dirintis atau dikemukakan oleh
penulis atau peneliti terdahulu. Hal ini bertujuan untuk memberikan penekanan bahwa
permasalahan yang diajukan penting untuk dikaji lebih lanjut. Berdasarkan penelaahan
pustaka atau teoritis ini peneliti mengemukakan alur pikirannya atau yang sering
disebut dengan kerangka konsepsional dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan
dengan merangkum penemuan dan membuat jembatan dengan apa yang akan dilakukan
dalam penelitian. Contoh model format laporan penelitian yang dikemukakan oleh Borg
& Gall (1979 : 668)
Bab I. Pendahuluan
A. Permasalahan
B. Rumusan permasalahan
C. Tujuan Penelitian
Bab II. Penelaahan kepustakaan
A. Penemuan yang lalu.
B. Teori yang mendasari.
C. Ringkasan dan kerangka pikir peneliti.
D. Hipotesis.
Bab III. Metode penelitian
A. Pemilihan subyek (Populasi, sampel, dan teknik sampling)
B. Disain dan pendekatan penelitian
C. Pengumpulan data
Bab IV. Pelaksanaan Penelitian
A. Validasi instrument
B. Pengumpulan dan penyajian data
C. Analisis data
D. Hasil analisis
Bab V. Hasil Penelitian dan pembahasan
A. Hasil penelitian
B. Pembahasan
C. Diskusi
3. Bagian penunjang yang terdiri dari kepustakaan dan indeks.

C. Penyajian Data Hasil Penelitian


Menurut Sitti Wahyuni (2015) terdapat empat cara penyajian data yaitu secara narasi
atau teks, tabel, grafik dan gambar dimana pemilihan cara penyajian sangat ditentukan oleh
tujuan penelitian, bentuk analisis yang dilakukan dan forum penyajian (presentasi, laporan,
publikasi). Namun apapun model penyajiannya, tujuan dari penyajian data adalah untuk
mempermudah memahami hasil penelitian dan menarik kesimpulan
1. Penyajian secara narasi/tulisan
Penyajian dalam bentuk tulisan banyak digunakan dalam penelitian kualitatif yang
biasanya berhubungan dengan ilmu sosial, ekonomi maupun psikologi. Namun, dalam
penelitian kuantitatif penggunaan narasi juga diperlukan terutama untuk menyimpulkan
isi dari suatu tabel, grafik atau gambar, atau jika penelitian yang dilakukan hanya
menggunakan satu sampai 2 variabel. Berikut adalah contoh penyajian secara narasi pada
penelitian kualitatif maupun kuantitatif :
a. Dalam penelitian kualitatif: Penderita tuberkulosis yang berhenti meminum obat
mengatakan bahwa keputusannya untuk tidak lagi meminum obatnya adalah karena
tidak ada perubahan yang dirasakan setelah minum obat selama dua bulan.
b. Dalam penelitian kuantitatif (sebagai kesimpulan suatu tabel): Tidak ditemukan
adanya asosiasi positif antara infeksi cacing dan infeksi cacing tambang (P=0.06,
OR(95%CI) 2.1 (0.05-2.07)
c. Dalam penelitian kuantitatif menggunakan satu variabel: Tinggi rata rata pemain
sepakbola di PSSI adalah 182 cm (std 13.5 cm)
2. Penyajian menggunakan tabel
Penyajian dalam bentuk tabel merupakan penyajian data dalam bentuk angka
yang disusun secara teratur dalam bentuk kolom dan baris. Suatu tabel yang lengkap
terdiri dari
a. Nomor tabel
Nomor tabel diperlukan jika tabel yang disajikan lebih dari satu buah dengan
tujuan agar mudah ditemukan dan agar informasi yang ada dalam tabel tersebut
dapat dengan mudah dihubungkan dengan teks. Nomor dapat dengan mudah
memudahkan ketika akan dicari dan juga tabel biasanya diletakkan disebelah kiri
sejajar dengan judul tabel.
b. Judul tabel.
Merupakan informasi singkat mengenai isi tabel. Dengan membaca judul tabel
diharapkan pembaca dapat mengetahui makna angka yang disajikan pada kolom dan
baris. Selain itu judul tabel haruslah informatif sehingga tabel bisa berdiri sendiri
sebagai suatu informasi yang lengkap.
c. Badan tabel
Terdiri dari judul kolom, judul baris, judul kompartemen, dan sel.
d. Keterangan/catatan kaki
Keterangan terhadap singkatan atau ukuran yang digunakan. Kata yang disingkat atau
yang akan diberi keterangan biasanya diberi tanda didalam tabel menggunakan *
atau # atau lainnya, tanda yang sama kemudian ditulis dibawah tabel dan
dituliskan keterangan mengenai kata itu. Area dibawah tabel juga bisa dipakai
untuk menuliskan catatan kaki atau sumber jika data pada tabel merupakan data
sekunder. Berikut adalah salah satu penyajian hasil penelitian menggunakan tabel
pada gambar 1.
Gambar 1. Penyajian hasil penelitian menggunakan tabel
(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)

3. Penyajian data dalam bentuk grafik

Penggunaan grafik biasanya dilakukan untuk tujuan untuk:


a. Membandingkan beberapa variabel atau beberapa kategori dalam variabel berdasarkan
waktu atau tempat yang berbeda
b. Meramalkan perubahan yang terjadi dengan berjalan nya waktu ( time series )
c. Memperlihatkan ada tidaknya hubungan antara antara dua variable atau lebih. Seperti
tabel, pada grafik juga ada nomor grafik, judul grafik dan catatan kaki.
Terdapat berbagai jenis grafik
1) Grafik batang (Bar diagram)
Merupakan grafik yang berbentuk batang pada bidang sumbu tegak dimana
setiap batang mewakili nilai dari suatu variabel atau komponen variabel. Tinggi
dari batang bersifat proporsional yang menunjukkan nilai dari variabel yang
diwakili. Grafik batang digunakan untuk membandingkan beberapa variabel dalam
waktu dan tempat yang sama atau satu variable dalam waktu dan tempat yang
berbeda. Ada dua jenis grafik batang yaitu:
a) Histogram dimana batang batang disusun berimpitan satu dengan yang
lainnya tanpa ruang antara yang merupakan data kuantitatif yang kontinu dalam
bentuk distribussi frekuensi.
b) Poligon dimana titik tengah dari puncak setiap batang dihubungkan oleh suatu
garis
2) Grafik lingkaran atau diagram pie/ circle cart
Penyajian data dalam bentuk lingkaran dimana frekuensi variabel yang
dilukiskan sesuai dengan luas (jumlah derajat) dalam lingkaran tersebut. Umumnya
grafik ini digunakan untuk menarik perhatian, terutama untuk presentasi oral. Untuk
memaksimalkan penggunaan diagram lingkaram, jumlah komponen dari suatu
lingkaran sebaiknya tidak lebih dari 10 buah (meskipun ada juga yang berpendapat
bahwa enam adalah jumlah yang maksimal). Contoh penyajian hasil penelitian
menggunakan grafik lingkaran pada gambar 2 berikut :

Gambar 2. Penyajian hasil penelitian dalam bentuk grafik lingkaran


(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)

3) Grafik Garis
Informasi digambarkan dalam bentuk garis pada bidang satu sumbu tegak.
Garis bisa dalam bentuk tunggal, ganda maupun majemuk. Grafik garis sangat tepat
digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan/ perkembangan (variabel yang
bersifat serba terus/kontinue). Contoh penyajian hasil penelitian menggunakan
grafik garis pada gambar 3 yaitu:

Gambar 3. Penyajian hasil penelitian menggunakan grafik garis


(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)

4) Grafik pencar (scatter plot)


Grafik pencar dihasilkan dari titik koordinat (x,y) dan merupakan grafik
korelasi atau kecendrungan karena digunakan untuk mengetahui hubungan antara
dua variabel yang berpasangan. Titik titik pada scatter menunjukkan pengaruh suatu
variabel terhadap variabel yang lain. Grafik pencar biasanya digunakan jika data
yang besar. Hubungan antara variabel bisa positif, negatif atau tidak
berhubungan. Garfik pencar digunakan menyajikan data dari analisis bivariate pada
gambar 4.
Gambar 4. Penyajian hasil penelitian menggunakan diagram pencar
(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)

5) Grafik Peta/Map
Grafik ini digunakan untuk memperlihatkan perbedaan situasi atau kondisi
area dalam suatu wilayah yang digambarkan dengan menggunakan warna.
Penggunaan peta biasanya digunakan untuk data deskriptif. Contoh penyajian data
dalam bentuk grafik peta terdapat pada gambar 5

Gambar 5. Contoh penyajian hasil menggunakan bentuk grafik peta


(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)
4. Penyajian data dalam bentuk gambar/foto
Gambar/foto biasanya digunakan untuk menyajikan informasi dalam bentuk
visual. Umumnya dilakukan terhadap penelitian kualitatif dengan jumlah unit penelitian
yang terbatas. Namun tidak menutup kemungkinan juga digunakan untuk data
kuantitatif. Sangat cocok untuk penelitian eksperimental atau untuk presentasi data
dalam bentuk kasus. Contoh penyajian data dalam bentuk gambar/foto terdapat pada
gambar 6.

Gambar 6. Penyajian hasil dalam bentuk gambar/foto


(sumber : Sitti Wahyuni : 2015)

D. Contoh Penyajian Hasil Penenlitian Dalam Thesis

1. Thesis Kualitatif
Thesis (Ramadhaniyati : 2012 ) Study Kualitatif Tentang Adaptasi Remaja
Terhadap Penyakit Kanker Yang Di Derita
Hasil penelitian dari penelitian kualitatif dari thesis ini hanya di tampilkan dalam bentuk
narasi atau berupa kata kata. Hal ini dapat di lihat pada lampiran I pada belakang
makalah ini.

2. Thesis Kuantitatif
Thesis ( Rahmat Subagio : 2012) Analisis penerapan reformasi birokrasi pada
kantor pelayanan utama bea dan cukai tanjung periok
Hasil penelitian dari penelitian kuantitatif thesis ini di sajikan dalam bentuk tabel, dan
data di peroleh dengan mengolah hasil dari kuosioner. Hal ini dapat di lihat pada
lampiran II pada belakang makalah ini.

3. Thesis Pengembangan (RnD)


Thesis (Budi Susetyo : 2008) Pengembangan Model Pembelajaran Fisika
Berbasis Empat Pilar Pendidikan Melalui Outdoor- Inquiry Untuk Menumbuhkan
Kebiasaan Bekerja Ilmiah
Hasil penelitian dari penelitian RnD ini disajikan dalam bentuk narasi, tabel, serta
diagram garis. Hal ini dapat di lihat pada lampiran III pada bagian belakang makalah
ini.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Penyajian hasil penelitian dapat di sajikan dalam berbagai bentuk :
1. Penyajian secara narasi/tulisan
2. Penyajian menggunakan tabel
3. Penyajian data dalam bentuk grafik
Penyajian dalam bentuk grafik ada berbagai macam antara lain :
a. Grafik batang
b. Grafik lingkaran atau diagram pie
c. Grafik Garis
d. Grafik pencar
e. Grafik Peta/Map
4. Penyajian data dalam bentuk gambar/foto

B. SARAN
Seorang peneliti haruslah terlebih dahulu memahami segala hal yang berhubungan
dengan tahap tahap penelitian dan juga harus bisa menyajikan hasil penelitiannya dalam
bentuk sebuah laporan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, 1993. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Penerbit Rineka


Cipta, Jakarta.
Borg, W. & Gall M.D. 1979. Educational Research. Third Edition, New York Longman.
Hermayulis. 2011. Penulisan Laporan Hasil Penelitian. Dinas Pendidikan Kabupaten Padang
Pariaman dan Kota Pariaman
Ramadhaniyati. 2012. Study Kualitatif Tentang Adaptasi Remaja Terhadap Penyakit Kanker
Yang Di Derita. Universitas Indonesia : Jakarta
Subagio, Rahmat. 2012. Analisis penerapan reformasi birokrasi pada kantor pelayanan utama
bea dan cukai tanjung periok. Universitas Indonesia : Jakarta
Susetyo, Budi. 2008. Pengembangan Model Pembelajaran Fisika Berbasis Empat Pilar
Pendidikan Melalui Outdoor- Inquiry Untuk Menumbuhkan Kebiasaan Bekerja
Ilmiah. Universitas Negeri Semarang : Semarang.
Wahyuni, Sitti. 2015. Menyajikan Data Penelitian. Universitas Hasanuddin : Makasar

Anda mungkin juga menyukai