PENDAHULUAN
1
kebutuhan akan perkembangan intelektual, melalui pendidikan, kebutuhan
akan dikasihi dan rasa aman.
Namun realitanya, tidak setiap orangtua dapat memenuhi kebutuhan yang
diperlukan si anak. Ini dapat kita lihat anak - anak yang bekerja dan
berkumpul di lampu merah, stasiun, terminal, pasar, dan lain-lain. Dengan
berbagai aktivitas seperti mengamen, menjual Koran, pengemis, penjual
kantong plastik, dan lain - lain. Aktivitas anak - anak yang dilakukan di jalan,
merekalah yang kita sebut sebagai Anak Jalanan. Anak - anak yang mencari
nafkah di jalanan yang dimana mereka tidak sekolah, drop out atau belum
pernah merasakan bersekolah sama sekali. Banyak faktor yang menyebabkan
mereka berada dijalan, karena kondisi ekonomi keluarga yang rendah dan
beranggotakan banyaknya keluarga, atau dari keluarga yang broken home atau
kurang harmonis.
Kehidupan di jalan bagi seorang anak jalanan sama sekali tidak
memberikan pelajaran positif yang bisa mereka ambil namun dampak
negatiflah yang justru mendominasi pembentukan perilaku mereka.
Kehidupan dijalan rentan dengan berbagai masalah, seperti masalah fisik yaitu
kurang gizi, polusi lingkungan, ancaman terhadap keselamatan fisik yaitu
rawan perkelahian, dan siksaan anak yang lebih besar yaitu dari tindakan
kasar orang-orang sekitarnya. Masalah eksploitasi oleh orang dewasa yaitu
dipaksa bekerja, menjadi korban sindikat kejahatan termasuk pengedar
narkotika, masalah pelecehan seksual serta pelacuran untuk anak jalanan yang
bergender perempuan merupakan masalah yang sangat rawan. Disamping itu
mereka juga rentan terhadap berbagai penyakit menular, dan tidak tertutup
kemungkinan akan bahaya HIV/AIDS serta bahaya-bahaya lainnya, yang
tidak kalah pentingnya bahwa kelompok anak - anak ini jauh dari belaian
kasih sayang yang patut didapatkan seseorang anak dari orangtuanya. Mereka
mau tidak mau harus berusaha untuk tumbuh dan berkembang dalam berbagai
situasi keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari - hari.
2
Jumlah anak jalanan di kota Palembang mencapai 5.088 jiwa (sumber :
dinas sosial kota Palembang). Jumlah yang besar tersebut menunjukkan
pentingnya penyediaan sarana dan prasarana di kota Palembang ini guna
pemenuhan pendidikan anak jalanan tersebut.
3
Beberapa definisi anak jalanan yaitu :
Anak yang menyatu di jalanan-jalanan ibukota, dengan berbagai
aktivitas pekerjaan yang menghasilkan uang untuk pemenuhan kebutuhan
setiap hari (Munandar,1990).
Anak jalanan adalah anak usia 7 15 tahun yang bekerja di jalan raya
dan tempat umum lainnya yang dapat mengganggu ketentraman dan
keselamatan dirinya dan orang lain (Depsos, 1989).
Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Anak Jalanan
adalah anak - anak yang berusia balita (masa usia sekolah). Keberadaan
mereka dijalan dikarenakan oleh berbagai faktor-faktor yang terjadi
dilingkungan keluarganya, seperti kondisi keluarga yang berekonomi
lemah, terjadinya keretakan dalam keluarga dan yang lainnya, sehingga
mereka harus turun kejalan. Mereka melakukan aktivitas dijalan yang
bertujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka maupun
keluarganya. Keberadaan mereka dijalan, dapat beresiko akan keselamatan
diri mereka dan secara tidak langsung dapat mengganggu ketertiban dan
ketenangan orang lain.
Kehidupan anak jalanan memberi peluang yang besar bagi
timbulnya masalah-masalah bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
Mereka harus mengalami ketertinggalan pengetahuan dan ketrampilan
akibat tidak sekolah dengan baik, jika tidak berhati-hati mereka akan
sering mengalami perilaku menyimpang yang mengarah pada tindak
kriminal mereka juga rentan terhadap bahaya penyakit menular seksual
akibat perilaku seks secara bebas, perkembangan moral mereka juga
terancam dengan adanya pengaruh-pengaruh di jalan yang berbahaya dan
lain sebagainya.
Diperlukan suatu wadah khusus berupa tempat Rehabilitasi Anak
Jalanan, yang dapat menjadi sarana bagi anak - anak jalanan dan
masyarakat palembang dapat saling berinteraksi dan di harapkan melalui
fasilitas ini, kedua belah pihak dapat memberi dan memperoleh manfaat
satu sama lain, hal itu juga diharapkan pula oleh anak - anak jalanan ini
4
ehingga mereka dapat memperoleh kesempatan untuk dibina
mengembangkan diri dan talenta, dan dapat belajar mencari nafkah lewat
jalan yang sesuai dengan minat dan talenta mereka.
Dalam kegiatan perkuliahan di Program Studi Arsitektur
Universitas Indo Global Mandiri, kesempatan bagi mahasiswa untuk
memahami ilmu Pra Tugas Akhir dapat dilaksanakan pada mata kuliah
Seminar. Mata kuliah Seminar merupakan mata kuliah wajib yang harus
ditempuh dan merupakan syarat untuk dapat mengikuti Tugas Akhir di
Program Studi Arsitektur Universitas Indo Global Mandiri Palembang.
Keberadaan mata kuliah Seminar di latar belakangi oleh kesadaran
akan pentingnya mahasiswa untuk dibekali dengan pengetahuan yang akan
dikerjakan sebelum Tugas Akhir, karena Mata Kuliah Seminar adalah
mata kuliah Pra Tugas Akhir.
Melalui mata kuliah seminar ini yang merupakan mata kuliah Pra
Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa
sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan
dalam teknik arsitektur yang lebih terarah, sehingga selanjutnya
mahasiswa dapat mengerjakan Tugas Akhir dengan pengetahuan dan
panduan yang tepat.
Mata Kuliah Seminar merupakan kebutuhan bagi mahasiswa
Program Studi Arsitektur untuk menambah wawasan serta pengetahuan
sebelum mengikuti mata kuliah Tugas Akhir. Tinjauan Objek Sejenis yang
diambil sebagai referensi sendiri adalah Kandank Jurank Doank yang
merupakan milik dari seniman Indonesia yaitu Dik Doank.
5
1.1 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi langsung anak - anak jalanan yang ada di kota
Palembang.
2. Meninjau langsung atau survey langsung tentang objek sejenis tentang
minat, bakat serta kreativitas anak jalanan di kota Palembang.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengembangan minat, bakat serta kreativitas anak
jalanan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan minat, bakat, serta kreativitas anak - anak jalanan
yang ada di kota Palembang.
2. Memberikan wadah atau tempat untuk anak jalanan agar dapat
menyalurkan minat serta talenta mereka.
3. Memberikan bekal yang dapat dipakai anak jalanan tersebut untuk
melanjutkan hidup yang lebih baik yaitu memaksimalkan keahlian yang
mereka punya dalam diri mereka.
1.3 Manfaat
1. Secara Subjektif
Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah seminar
Program Studi Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Indo Global Mandiri
Palembang.
2. Secara Objektif
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa program studi Arsitektur yang akan
membuat laporan seminar.
6
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan seminar ini yaitu membahas tentang laporan
objek sejenis yang disurvey langsung yang membahas tentang pengembangan
minat, rehabilitasi serta kreativitas anak jalanan di kota Palemabang, analisa
terhadap tinjauan objek sejenis yang disurvey langsung yaitu milik Dik Doank
Kandank Jurank Doank.
1.5 Metodologi
Adapun metodologi yang digunakan pada penyusunan laporan seminar
ini, antara lain :
1. Studi Pustaka
Sebagai bahan referensi dan literatur serta perbandingan. Sumber studi
pustaka diperoleh dari pengumpulan buku-buku literatur serta
beberapa jurnal internet yang dapat membantu dalam pembahasan
topik.
7
1.6 Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penyusunan laporan
seminar ini dapat diuraikan sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan
BAB IV Penutup
LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA
8
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Rehabilitasi
2.1.1 Pengertian
Rehabilitasi bersal dari kata re yang berarti kembali dan habilitasi
yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti
mengembalikan kemampuan.
Rehabilitasi adalah suatu proses atau teknik mendidik kembali
serta mengarahkan kembali sikap dan motivasi pelanggar atau
penjahat, sehingga perilakunya sesuai lagi dengan aturan-aturan
kemasyarakatan (kamus sosiologi, 1993).
Rehabilitasi adalah suatu proses, produk, atau program yang
sengaja disusun agar orang-orang mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin (Soekanto, 1999).
Rehabilitasi adalah pengembalian pribadi orang-orang kepada
kegunaan secara maksimal baik dalam aspek fisik, mental, personal,
sosial, serta ekonomi sesuai dengan kemampuannya (Rusk, 1994).
Rehabilitasi adalah suatu proses refungsionalisasi dan
pengembangan untuk memungkinkan sesorang mampu melakukan
fungsi - fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat
(sumber : Wikipedia).
Rehabilitasi adalah pemulihan hak seseorang dalam kemampuan
atau posisi semula yang diberikan oleh pengadilan (UUD 1998).
Rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapatkan hak
pemulihannya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau
peradilan karena ditangkap, ditahan, ditntut atau di adili tanpa alas an
berdasarkan UU atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau
9
hukum yang diterapkan menurut cara yang di atur dalam UU ini (
Pasal 1 butir 22 KUHP).
10
Secara rinci Qoleman (1988:663) mengemukakan sasaran
rehabilitasi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan insight individu terhadap problem yang di hadapi,
kesulitannya dan tingkah lakunya.
2. Membentuk sosok self identity yang lebih baik pada individu.
3. Memecahkan konflik yang menghambat dan mengganggu.
4. Merubah dan memperbaiki pola kebiasaan dan pola reaksi tingkah
laku yang tidak di inginkan.
5. Modifikasi asumsi - asumsi individu yang tidak tepat tentang
dirinya sendiri dan dunia lingkungannya.
6. Membuka jalan bagi eksistensi individu yang lebih berarti dan
bermakna atau berguna.
11
2.1.5 Aspek Pelayanan Rehabilitasi
1. Rehabilitasi kesehatan/medic
Pelaksanaan rehabilitasi ini ternyata tidak hanya aspek
medis saja, tetapi juga aspek sosial yang berhubungan dengan
aspek medis. Rehabilitasi medic tidak hanya mengembalikan anak
- anak jalanan ke keadaan semula, melainkan juga membangun
semaksimal mungkin fungsi fisik dan mental serta sosialnya.
2. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah suatu rangkaian kegiatan
professional dalam upaya mengembalikan dan meningkatkan
kemampuan baik perorangan, keluarga, maupun kelompok yang
memiliki masalah kesejahteraan sosial agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar, dan dapat menempuh kehidupan
sosial dengan harkat dan martabat kemanusiannya.
Tujuan rehabilitasi sosial adalah untuk memulihkan
kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung
jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau
lingkungan sosialnya, dan memulihkan kembali kemauan dan
kemampuan agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara
wajar.
Usaha rehabilitasi sosial (Depsos 1988:9) menurut
pendekatan pelayanan sosial dilaksanakan melalui tiga sistem,
yaitu :
1. Sistem Panti
Panti Rehabilitasi sosial dibangun dan dilengkapi dengan
berbagai peralatan dan fasilitas untuk menyelenggarakan
program dan kegiatan rehabilitasi sosial guna membimbing
anak - anak jalanan kearah kehidupan yang lebih produktif.
12
2. Sistem non panti yang berbasis Masyarakat dan Lingkungan
Fungsi rehabilitasi sosial non panti adalah meningkatkan
usaha-usaha kearah penyebaran pelayanan rehabilitasi sosial
yang berbasis masyarakat serta lingkungan.
3. Lingkungan Pondok Sosial
Fungsi rehabilitasi pondok sosial adalah memberi
kesempatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan fungsi
sosial, yang semula tidak berkesempatan dan berkemampuan
melaksanakan fungsi sosial sebagai mana mestinya, baik untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, dan kelayakan
pergaulan yang baik di masyarakat.
3. Rehabilitasi Psikologis
Rehabilitasi psikologis merupakan proses rehabilitasi anak -
anak jalanan yang berusaha untuk menghilangkan atau
setidak-tidaknya mengurangi semaksimal mungkin pengaruh
negative tentang dirinya sendiri yang di anggap masyarakat buruk
ataupun tidak baik tentang kegiatan yang mereka lakukan di
jalanan.
13
3. Pendekatan masyarakat
Pelaksanaan rehabilitasi dengan memanfaatkan masyarakat,
keluarga, dan tokoh masyarakat dalam pencegahan, peningkatan,
pemeliharaan kemampuan dan kondisi anak tersebut.
14
2.2 Pengertian Kreativitas
2.2.1 Pengertian
Kreativitas berasal dari kata create (bahasa inggris) yang artinya
menciptakan.
Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau
proses timbulnya ide baru (KBBI).
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan
komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru,
dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan
yang imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman. Ia mungkin mencakupi pembentukan pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan
pengcangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mencakup
pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan
yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil
yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk
seni, kesusasteraan, produk ilmiah atau mungkin bersifat prosedural
atau metodelogis (kamus sosiologi, 1993).
Kreativitas ialah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara
baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unuk atas suatu
problem (Santrock, 2008).
Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,
mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi
matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan
semua kemampuan diri (Rogers, 2009).
Kreativitas adalah sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya (Moreno, 1999).
Kreativitas adalah proses dalam memahami sebuah masalah,
mencari solusi-solusi yang mungkin, menarik hipotesis, menguji dan
15
mengevaluasi, serta mengkomunikaasikan hasilnya kepada orang
lain (Torrance, 1969).
Kreativitas dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap dan
proses (Harris, 1998).
Kreativitas ialah paham yang secara luas meliputi gaya kognitif,
kategori-kategori pekerjaan, dan jenis-jenis hasil karya (Cropley,
1992).
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas) dan orisinilitas
dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengeksplor, memperkaya,
dan memperinci suatu gagasan (Munandar, 1990).
16
tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Faktor penunjang
kreativitas yaitu :
1. Faktor Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis
mendorong anak untuk dapat mengekspresikan diri tanpa tekanan
dan hambatan.
2. Faktor lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga.
Susana, kondisi sekolah sangat menentukan kreativitas anak.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yanf
berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak
tidak berkembang kreativitasnya.
Faktor lain penunjang kreativitas adalah :
1. Jenis kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak
laki-laki cenderung lebih besar kreativitasnya daripada anak
perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki
dan anak perempuan.
2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda
tingkat kreativitasnya. Anak yang lahir di tengah, belakang,
dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang
lahir pertama, Hal ini disebabkan karena biasanya anak
sulung lebih ditekan untuk menyesuaikan diri oleh orang tua
sehingga anak lebih penurut dan akan mati kreativitasnya.
3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tingginpada setiap tahapan
perkembangan cenderung menunjukkan tingkah kreatifitas
17
yang lebih tibggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah.
4. Tingkat pendidikan oramg tua
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi cenderung
lebih kretif dibandingkan orang tua yang pendidikannya
rendah. Hal ini disebabkan Karena banyaknya sarana dan
prasarana serta tingginya dorongan dari orang tua sehingga
memupuk semangat untuk menampilkan daya inisiatif dan
kreatifitasnya.
Munandar (1990), mengkategorikan factor - faktor yang
mempengaruhi kreatifitas dibagi kedalam 2 kelompok yaitu :
1. Faktor yang mendukung perkembangangan kreatifitas
adalah sebagai berikut :
1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan
serta keterbukaan.
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong
timbulnya banyak pertanyaan.
3. Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
4. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan
kemandirian.
5. Situasi yang menekankan inisiatif diri.
6. Perhatian terhadap orang tua terhadap kreatifitas
anak.
2. Faktor penghambat kreatifitas adalah sebagai berikut :
1. Adanya ketidakberanian dalam menanggung
resiko, dan mengejar sesuatu upaya yang belum
diketahui.
2. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi
3. Diferensiasi antara kerja dan bermain
4. Otoritarianisme
5. Tidak menghargai imajinasi.
18
2.2.4 Ciri-ciri Kreatifitas
Menurut Harris (1998), ada 4 macam perilaku kreatif, yaitu sebagai
berikut :
1. Fluency (kelancaran)
Yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan masalah.
2. Flexibility (keluwesan)
Yaitu kemampuan memberikan tau menemukan berbagai
macam ide memecahkan masalah diluar kategori biasa.
3. Originality (keaslian)
Yaitu kemampuan memberikan respons yang uni, bahan ide
secara terperinci untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
4. Sensitivy (kepekaak)
Yaitu kepekaan menagkap dan menghasilkan maslah
sebagai tanggapan suatu situasi.
Adapun cirri-ciri lain dari kreativitas antara lain, adalah :
1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap masalah.
4. Bebas dalam menyatakan pendapat.
5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam.
6. Menonjol dala salah satu bidang seni.
7. Mempunyai rasa humor yang luas.
8. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang.
9. Mempunyai daya imajinasi
10. Orisional dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan
masalah.
19
2.2.4 Pendekatan Kreativitas
Pendekatan kreativitas dapat di bedakan dalam tiga jenis, yaitu :
1. Pendekatan Psikologis
Perspektif psikologis meninjau kreativitas dari segi
kekuatan-kekuatan pada diri seseorang sebagai penentu
kreativitas, seperti : intelegensi, bakat, motivasi, sikap, minat,
dan disposisi lainnya.
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis lebih melihat faktor-faktor
lingkungan sosial budaya dalam perkembangan kreativitas.
Asumsi yang mendasari pendekatan ini, yaitu kreativitas lebih
merupakan fungsi dari factor-faktor lingkungan.
3. Pendekatan Sosial-Psikologis
Pendekatan sosial-psikologis dapat di sebut juga
pendekatan transaksional. Asumsi pendekatan ini yaitu,
kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana
individu dengan segala potensi dan disposisi kepribadiannya
mempengaruhi dan di pengaruhi oleh linhkungan.
20
3. Skala Sikap Kreatif
Skala sikap kreatifterdiri dari 32 butir pertanyaan yang di
susun untuk siswa SD dan SMP, setiap pertanyaan di jawab ya
atau tidak. Tes di operasikan dalam dimensi : keterbukaan
dalam pengalaman baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan
dalam ungkapan diri, minat terhadap kegiatan kreatif,
kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan kemandirian dalam
member pertimbangan.
1. Panti Sosial
21
advokasi sosial dan reunifikasi untuk dapat bersatu kembali
dengan keluarga dan masyarakatnya.
b. Anak Terlantar
22
kebutuhannya dengan wajar baik secara jasmani, rohani
maupun sosial sehingga menjadi terlantar.
f. Orang Terlantar
23
3. WBS dari Rumpun Panti Rehabilitasi Sosial terdiri dari:.
a. Difabel Tuna-Netra
b. Difabel Tuna-Grahita
c. Difabel Tuna-Daksa
24
f. Tuna wisma dan Tuna karya
25
c. Pelayanan Advokasi Sosial
Adalah pelayanan untuk memberikan penyelesaian
hukum dan pendampingan hukum guna mendukung
pelaksanaan proses pelayanan sosial yang sedang dijalani
oleh mereka yang mendapatkan pembinaan dari Lembaga
Pelayanan/ Panti Sosial.
d. Pelayanan Reunifikasi Sosial
Adalah pelayanan untuk mengembalikan dan
pengawasan WBS kepada keluarga, lembaga sosial maupun
masyarakat untuk dapat melanjutkankan kehidupannya
secara wajar dan mampu beradaptasi dengan situasi
barunya setelah mendapatkan pelayanan.
26
agar WBS mampu bekerja dan berwirausaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya
2. Assesment
Adalah kegiatan pemahaman dan penelaah kondisi
WBS berdasarkan data informasi berkaitan dengan
identifikasi masalah/potensi dan identifikasi kebutuhan
guna pemenuhan pelayanan yang akan diberikan oleh panti
sosial.
3. Perencanaan
Adalah kegiatan merencanakan intervensi dengan
menentukan rincian kegiatan, dan hasil yang ingin dicapai
selama intervensi berlangsung.
4. Intervensi
Adalah kegiatan pemenuhan pelayanan bagi WBS
yang meliputi pelayanan dasar, pelayanan operasional serta
pelayanan pendukung lainnya untuk keberfungsian sosial
WBS.
27
5. Moneva
Adalah kegiatan untuk menghasilkan keputusan
6. Terminasi
Adalah kegiatan untuk pengakhiran pelayanan
berdasarkan terminasi awal dan terminasi akhir sehingga
proses pertolongan perlu diputus oleh pihak panti sosial.
7. Rujukan.
Adalah untuk pengantaran dan pemantapan WBS
untuk mendapatkan pelayanan lanjutan kepada lembaga
sosial lainnya dalam bentuk persiapan rujukan dan
penempatan WBS..
28
2. Bimbingan Sosial Dengan Kelompok
Adalah kegiatan secara kelompok kepada WBS
dilakukan dalam bentuk kegiatan diskusi kelompok dan
tanggungjawab kelompok dalam menyelesaikan masalah
secara bersama-sama.
3. Bimbingan Sosial Dengan Masyarakat
Adalah kegiatan bersama antara WBS dengan
masyarakat untuk peningkatan partisipasi dan
pengembangan potensi sosial baik di dalam panti maupun
di luar panti, untuk memberikan dukungan sosial terhadap
pelayanan yang diterima WBS.
1. Konsultasi Psikologis.
Adalah kegiatan aduan masalah kepribadian dan
aduan gangguan prilaku emosional seseorang yang
diajukan WBS kepada psikolog ataupun petugas panti.
2. Terapi Psikologis.
Adalah kegiatan secara perorangan kepada WBS
dilakukan untuk terapi masalah kepribadian dan terapi
gangguan prilaku emosional WBS yang menyimpang baik
secara psikis maupun secara sosial.
29
BAB III
TINJAUAN UMUM
30
3.3 Kandank Jurank Doank
3.3.1 Latar Belakang
31
bisa memahami alam sebagai bagian dari dirinya. Setelah mengenali diri
sendiri, barulah manusia dapat mengenali Tuhannya.
Sejalan dengan waktu, saat ini Kandank Jurank Doank berkembang
menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak - anak dari
kalangan manapun. Miskin, kaya, tua, muda, warga sekitar maupun anak
- anak yang melakukan kunjungan, semuanya diterima dengan sangat
menyenangkan di tempat ini.
Suasana nyaman di Kandank Jurank Doak didukung dengan udara
yang sejuk, belum ada polusi, nyaman, sangat hijau dan dikelilingi
sawah-sawah yang menghampar. Di Kandank Jurank Doank, Dik
Doank, sang pendiri mengajarkan kepada anak - anak bagaimana
nikmatnya belajar di luar ruangan bersimbah hangatnya cahaya matahari
dan bersatu dengan alam.
32
Gambar 3.2 kandank jurank doank
Data statistik :
33
doank, area bazaar, toilet, area santai, dan terdapat
juga area flying fox, lapangan bola, lapangan
basket, wall climbing, lapangan serbaguna
(pertunjukan), panggung, dan berbagai ruang kecil
lainnya.
34
Gambar 3.3 Lokasi kandank jurank doank
3.1.3 Tujuan
35
3.1.4 Alasan anak - anak sangat nyaman tinggal di kandank jurank
doank
a. Area Bazar
36
Luasanya adalah 20 x 35 meter, dimana penjualnya adalah
karyawan serta keluarga dari Dik Doank sendiri. Produk yang
dihasilkan unit usaha marchandise kandank jurank doank
meliputi T-shirt berupa T-shirt anak, T-shirt wanita, T-shirt
pria, pakaian muslimah hasil karya desain istri Dik Doank
sendiri, aksesoris berupa kalung, gelang, anting, pin,
gantungan kunci dan masih banyak lagi.
37
Produk yang dihasilkan seperti T-shirt berupa T-shirt anak,
T-shirt wanita, T-shirt pria, perlengkapan accecoris berupa
kalung, gelang, anting, pin, gantungan kunci dan masih banyak
lagi merupakan hasil buah karya anak - anak kandank jurank
sendiri. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk kegiatan
setiap minggunya dikandank jurank sendiri.
b. Area Parkir
38
Untuk area parkir disini tidak ada pungutan biaya, area
parkir disini sangat teduh dan sejuk karena dikelilingi oleh
pohon perdu yang rapi. Serta memiliki satu akses pintu keluar
masuk yang berada dibagian depan dari kandank jurank
sendiri.
c. Area kantin
Kandank jurank sendiri menyediakan kantin untuk
pengunjung dan anak - anak didik Dik Doank sendiri, harga
yang dijual sangat terjangkau bagi segala kalangan kelas
ekonomi baik bawah, menengah ataupun kelas atas. Makanan
yang dijual disini merupakan makanan rumahan yang diolah
oleh serta dikelola oleh istri Dik Doank sendiri.
Besaran luas area kantin sekitar 5 x 25 meter, dimana area
ini terbagi menjadi dua space, dibagian luar merupakan tempat
duduk dan makan para pengunjung dan pembeli dimana
dimeja-meja disediakan berbagai macam gorengan dan kue-
kue, sedangkan area dalam merupakan tempat area memasak
dan menyajikan makanan sebelum diantar keluar.
Makanan yang dijual berupa makanan ringan seperti
berbagai macam jenis gorengan, kue-kue. Makanan berat
seperti nasi uduk, pecel lele, pecel ayam, mie ayam, ayam
bakar, ikan bakar beserta lalapan serta sayur asemnya, berbagai
macam jenis soto seperti soto ayam, babat dan menu
andalannya adalah soto ceker. Berbagai macam jenis soft drink.
39
Gambar 3.7 area kantin kandank jurank doank
d. Lapangan bola
Lapangan sepak bola yang ada dikandank jurank doank
digunakan oleh anak - anak didik Dik Doank sendiri untuk
bermain sepak bola, namun dapat difungsikan juga sebagai
tempat untuk berkumpul pada saat hari minggu biasanya untuk
bermain bersama dengan anak - anak didik beserta orang
tuanya.
Luasnya adalah 80 x 45 meter. lapangan sepak bola disini
sangat terawat dan juga rapi, dan pinggirannya pun dihiasi oleh
pohon-pohon palem yang berfungsi sebagai pelindung ketika
terik matahari siang. Biasanya orang tua anak didik kandank
jurank doank duduk dipinggir lapangan sepak bola yang telah
disediakan oleh pihak management kandank jurank doank
sendiri.
40
Gambar 3. 8 lapangan sepak bola kandank jurank doank
e. Lapangan basket
41
hari libur seperti sabtu dan minggu, karena Dik Doank lebih
senang mengajar ataupun juga memberi materi pelajaran di
area terbuka hijau dibandingkan didalam ruangan kelas karena
dapat menimbulkan rasa bosan.
42
Diatas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan di kandank
jurank doank sperti kita lihat pada gambar 3.9 dan 4.0 adalah kegiatan
melukis. Pada saat saya berkunjung disana bertepatan dengan hari R.A
kartini dan gambar yang dilukis adalah gambar R.A kartini.
43
Doank sendiri yang biasanya bertema tentang alam, agama serta politik
yang menyinggung pemerintahan negeri ini.
44
f. Ruang Musik (studio Musik)
45
bermusik. Anak - anak sangat antusias saat dewi gita
memberikan latihan vokal serta bernyanyi bersama anak - anak
tersebut.
46
Sumber : sukristiawati, 2014
47
Sumber : sukristiawati, 2014
48
g. Museum Dik Doank
49
Gambar 4.5 museum Dik Doank
50
h. Lapangan serbaguna (pertunjukan)
Kandank Jurank sendiri menyediakan lapangan serbaguna
(pertunjukan) yang sangat berbeda dari tempat-tempat lain.
Biasanya tempat serbaguna berada didalam ruangan atau
disediakan gedungnya untuk menampung tamu atau
pengunjung, melainkan tidak disini. Disini lapangan serbaguna
berada di ujung tebing sawah milik Dik Doank sendiri. Tidak
jarang dapat dijumpai kerbau dan sapi yang sedang membajak
serta berjemur didekat area persawahan. Pemandangan
panorama yang disajikan sangat memberikan ketenangan pada
siapa saja yang berada ditempat tersebut. Semilir angin dan
redu pepohonan sangat membuat siapa saja yang berada disana
tidak ingin pulang.
Luasannnya sendiri adalah 30 x 50 meter . Ditengah tempat
pertuynjukan terdapat patung yang sangat cantik yang disebut
dengan patung dewi padi yang merupakan patung hiasan yang
sengaja ditempatkan disana oleh Dik Doank sendiri.
Biasanya lapangan pertunjukan ramai pada hari weekend
ataupun hari-hari besar lainnya. Kegiatan yang sering
dilakukan seperti pertunjukan musik, mendongeng, melukis
ataupun juga sharing cerita bersama Dik Doank ataupun teman
seniman lainnya.
51
Sumber : sukristiawati, 2014
52
Pada lapangan pertunjukan diatas sedang dilakukan
kegiatan bermain games yang dilakukan oleh pengajar
dikandank jurank sendiri. Banyak anak - anak yang sangat
antusias dan sangat bergembira pada saat dilakukan games
yang apabila menang akan diberkan hadiah dari Dik Doank
sendiri.
53
Gambar 5.1 Area bermain anak - anak
54
Sumber : sukristiawati, 2014
j. Studio multimedia
Dik Doank mengapresiasi anak - anak di kandank jurank
doank untuk memahami dan mempelajari tentang multimedia,
pengajarnya tidak lain dik sendiri. Karena diketahui bahwa dik
adalah lulusan desain komunikasi visual jadi ia paham akan
dunia dan perkembangan multimedia.
Biasanya kelas multimedia hanya dipelajari 2 atau 3 kali
dalam seminggu antara jam 3 sampai 5 sore. Kebanyakan anak
- anak remaja yang mengikuti kelas multimedia ini.
Luasannya sendiri adalah 4 x 6 meter. Dimana didalam
ruang tersebut disediakan computer dan aspek pendukung
lainnya. Dik sendiri menginginkan anak - anak yang kurang
mampu dan anak jalanan agar tidak buta terhadap dunia
multimedia agar mereka tidak mudah dibodohi oleh orang-
orang yang memanfaatkan ketidak pengetahuan mereka.
55
Hasil karya yang mereka buat biasanya berupa desain-
desain poster yang biasanya untuk kandank jurank sendiri
karena setiap minggunya poster yang dipasang selalu berbeda-
beda dan acara yang diselenggarakan disini juga beragam.
k. Perpustakaan
Kandank jurank doank menyediakan sebuah perpustakaan
untuk anak - anak kandank jurank sendiri dan untuk umum,
disini dik menginginkan anak - anak untuk rajin membaca dan
memahami apa yang mereka telah baca. Buku memberikan
banyak sekali ilmu dan pengetahuan.
Luasannya adalah 6 x 8 meter. Dimana buku-buku tersusun
rapi dipinggir dinding yang telah diberi etalase. Ditengah pun
disediakan beberapa meja kecil khusus untuk anak - anak yang
ingin membaca dan juga mewarnai.
56
Doank sendiri dan juga buku-buku para masyarakat sekitar
yang mendonasikan buku tersebut.
l. Musholla
Kandank jurank menyediakan sebuah musholla untuk para
pengunjung dan juga anak - anak di kandank jurank maupun
masyarakat umum yang ada di sekitar kompleks kandank
jurank sendiri.
Musholla disini berbeda dari tempat-tempat kebanyakan.
Dik membuat sebuah musholla yang sangat nyaman dimana
musholla ini dibuat dengan bahan dasar kayu, dimana
bangunannya dinaikkan sekitar 75 cm. dan luasnya adalah 7 x
12 meter. musholla ditempatkan didepan dekat pintu masuk
dan dibawahnya sendiri adalah tebing persawahan yang sangat
cantik.
Dik Doank bilang bahwa tempat untuk beribadah kepada
tuhan haruslah nyaman dan juga tenang. Apabila kita
mendapatkan kedua itu ibadah yang kita laksanakan akan terasa
sejuk dan ikhlas.
57
Gambar 5.4 musholla kandank jurank doank
58
m. Area Flying fox
59
Gambar 5.4 area flying fox
b. sungai
60
bermain untang-anting disungai ini dengan
menggunakan perahu karet. Tidak sering banya
pengunjung yang terjebur saat menaiki perahu karet
karena tidak bisanya menjaga keseimbangan diatas air.
Didekat sungai terdapat tempat duduk untuk bersantai
dan tidak jarang ditemui keluarga yang sedang
menikmati makan siangnya yang sengaja mereka bawa
dari rumah.
61
c. wall climbing
Terdapat area wall climbing yang disediakan oleh
kandank jurank doank. Ukurannya tidak terlalu besar,
tetapi cukup curam dan tinggi untuk dinaiki. Terdapat
batu-batu untuk menaiki wall climbing ini dan harus
hati-hati karena batu ini lumayan licin.
d. area persawahan
Dikandank jurank doank pengunjung di ajarkan
untuk menjaga alam dan menyayangi dan mengurus
binatang dengan baik. Contohnya pada area persawahan
mereka diajarkan untuk memandikan kerbau dan juga
memberikan makanannya. Anak - anak juga belajar
bagaimana menanam padi yang menjadi nasi yang
mereka makan setiap harinya. Disini di ajarkan bahwa
semua yang dilakukan tidak instan terdapat proses-
62
proses agar semua berjalan dengan baik dan produk
yang dihasilkan bermutu seperti menanam padi tadi.
Mereka diajarkan untuk sayang dan memlihara alam
ini. Walaupun baju yamg mereka gunakan kotor dan
basah karena terkena lumpur tetapi mereka sangat
bahagia dan senang sekali. Biasanya anak - anak
sekolah yang sedang libur yang sering datang kesini.
e. area santai
Area santai disediakan oleh Dik Doank untuk
duduk-duduk santai setelah melepas lelah seharian
bermain dengan berbagai macam kegiatannya disini.
Tempat yang santai dan sangat nyaman sengaja
dibuat oleh dik agar semua pengunjung dapat
beristirahat sambil bersanati dengan tenang karena
untuk melepas lelah.
Terdiri dari bangunan pondok yang bahan utamnya
terbuat dari kayu seperti rumah panggung lesehan
sengaja dibuat agar dapat duduk dengan santai seperti
halnya kita dirumah. Ada juga ibu-ibu yang menjual
barang dagangannya disini sambil bercerita-cerita
63
dengan ibu-ibu lainnya. Biasanya mereka adalah orang
tua anak - anak didik Dik Doank sendiri. Ibu-ibu ini
bilang dari pada menunggu anak - anak mereka belajar
namun mereka tidak ada pekerjaan hanya bercerita-
cerita dengan ibu-ibu lainnya mereka berinisiatif
membawa barang dagangannya seperti pakaian dan
makanan ringan seperti keripik yang mereka buat
sendiri.
Dik pun tidak pernah melarang ibu-ibu untuk
berjualan di area ini namun dik berpesan jagalah
kebersihan apabila ibu-ibu berjualan dagangannya
disini. Karena kandank jurank doank sangat menjaga
lingkungan sekitarnya serta kebersihan di area
dimanapun di kandank jurank doank.
64
Gambar 5.8 area santai
n. km/wc
65
Gambar 5.9 km/wc
66
3.4 Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
67
terpendam yang mereka miliki dan di salurkan dalam wadah yang
dapat mengeksplor kemampuan tersebut.
68
Gambar 6.1 Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
Data Statistik :
69
Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) Terletak dijalan
sosial no. 6 palembang. Panti PRAN ini adalah sebuah wadah yang
disediakan oleh pemerintah kota palembang khususnya anak - anak agar
dapat belajar dan juga menimba ilmu karena panti ini menyediakan sekolah
didalam areanya.
3.4.3 Visi
Terwujudnya panti sosial dalam memberikan pelayanan yang
terbaik di kota palembang.
3.4.4 Misi
1. Meningkatkan kapada anak binaan sosial (ABS)
2. Menumbuhkan rasa dan kepekaan sosial terhadap sesama khususnya
kepada anak - anak binaan sosial.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan sumber daya manusia dan sarana
atau prasarana dalam pelayanan rehabilitasi sosial.
70
3.4.5 Tata tertib
71
Inilah beberapa alasan mengapa anak - anak dipanti ini
masuk dan mau tinggal dipanti sosial ini dan kebanyakan dari
mereka masuk kesini karena terpaksa akan biaya hidup orang tua
yang tidak dapat membiayai kebutuhan sekolah mereka.
Tidak jarang banyak ank yang mengaburkan diri dari panti
ini karena mereka tidak nyaman tinggal dipanti ini, biasanya mereka
beralasan untuk menemui orang tuanya dan biasanya mereka tidak
pulang lagi kepanti ini.
Namun pihak panti tidak dapat berbuat banyak apabila ada
anak - anak yang mengaburkan diri dari tempat ini karena mereka
pun merasakan kejenuhan pabila mereka tinggal disinu dalam kurun
waktu yang lama.
72
Gambar 6.2 tampak depan ruang pegawai Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara
(PRAN)
Gambar 6.2 ruang pegawai Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
73
b. Ruang kepala panti
Kepala panti bertanggung jawab atas anak - anak yang ada
di panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) maka dari itu
agar ia dapat bekerja dengan baik disediakan sebuah ruang khusus
untuk kepala panti disini yaitu pak idil. Pak idil adalah lulusan
sarjana agama di salah satu universitas islam negeri di kota
palembang. Ia baru saja diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai
kepala panti disini. Pak idil sangat baik dan terbuka apabila ada
sesorang yang berkunjung dan bertanya-tanya mengenai panti
sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN).
Luasanya adalah 6 x 8 meter. Biasanya ia sering
menghabiskan waktu disini bekerja dan juga ia sangat suka
membaca, apabila anak - anak mengeluh dan ingin menyampaikan
saran atau apresiasinya biasanya merek mendatangi ruang ini.
Gambar 6.3 ruang kepala Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
74
c. Kamar anak - anak panti
Gambar 6.4 pelataran kamar Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
75
d. Rumah dinas kepala panti
Rumah dinas kepala panti sengaja disediakan untuk kepala
panti agar dapat meninjau dan juga mengawasi anak - anak panti
sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) disini.
Letaknya berada samping area panti ini dan langsung
berseberangan dengan jalan utama pintu masuk panti ini. Luasnya
adalah 5 x 12 meter yang terdiri dari 2 kamar, dapur, ruang tamu
dan km/wc.
Gambar 6.5 rumah dinas kepala Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
76
e. Ruang kelas
Ruang kelas yang disediakan dipanti sosial rehabilitasi anak
nusantara (PRAN) terbagi menjadi 2 yaitu untuk anak SD (sekolah
dasar) dan untuk SMP (sekolah menengah pertama) sedangkan
untuk SMA pihak dan pengurus panti belum menyediakan ruang
kelasnya dikarenakan kurangnya guru pengajar, maka dari itu anak
yang menempuh tahap SMA bersekolah disekitar tempat panti
tersebut.
Luasnya adalah 8 x 9 meter. Yang etrdiri dari kursi-kursi
murid dan meja guru serta papan tulis untuk menulis. Proses
belajar mengajar dilakukan dari jam 7 sampai jam 11 siang.
Gambar 6.6 rumah kelas Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
77
kegiatan dan penghasilan apabila bakat yang mereka miliki dapat
menghasilkan uang.
f. Ruang menonton Tv
Untuk menghilangkan kejenuhan anak - anak ini selama
dipanti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) pihak dan
pengurus panti menyediakan ruang menonton tv. Luasnya adalah 5
x 8 meter. Biasanya anak - anak menonton tv pada saat proses
belajar mengajar telah selesai sampai sore hari. Tidak jarang
mereka suka berantem akibat ingin memaksakan kehendak chanel
mana yang harus dipilih karena hanya satu tv yang disediakan
disini.
Gambar 6.7 rumah kelas Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
78
g. Musholla
Musholla adalah salah satu fasilitas yang ada di panti sosial
rehabilitasi anak nusantara (PRAN) ini. Anak - anak diwajibkan
selalu beribadah apabila waktu sholat sudah masuk. Biasanya
imam pada waktu sholat adalah pengurus panti ini.
Luasannya adalah 6 x 9 meter dengan ruangan kosong
didalamnya namun tidak disediakan ambal ataupun juga sajadah
yang biasa kita lihat di musholla pada umunya, mereke memakai
sajadah pada saat mau sholat saja dikarenakan supaya sajadah yang
mereka pakai tidak kotor agar mereka tidak mencucuinya terus.
79
h. Dapur
Dapur pada panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN)
terletak dibelakang area panti dan berdekatan dengan km/wc. Yang
memasak disini adalah pengurus panti yang telah disediakan
tempat tinggal oleh pihak panti disini.
Luasannya adalah 4 x 7 meter. Dan ibu yuli adalah orang
yang memasak di panti ini. Biasanya ibu yuli memasak 2 kali
sehari yakni pada pagi hari untuk anak - anak sarapan pagi dan
pada sore hari untuk anak - anak makan malam. Menu yang
disajikan disini tergantung dari pihak panti pada saat mereka
membawa atau juga memberi uang kepada ibu yuli. Ibu yulilah
yang menentukan mau masak apa untuk anak - anak disini. Dengan
keterbatasan uang belanja memasak ibu yuli harus pintar - pintar
membagi uang belanja memasak. Anak - anak pun tidak dapat
wewenang agar dapat menentukan ingin menu makan apa pada
saat ini.
80
i. Rumah Penjaga panti
Gambar 7.0 rumah penjaga Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)
81
j. KM/WC
82
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
83
(PRAN) apabila anak - anak telah selesai mengikuti proses belajar
mengajar maka kegiatan yang mereka lakukan adalah bermain.
4. Kandank jurank doank merupakan wadah bagi anak - anak yang
memiliki bakat serta kreativitas yang terpendam dan dapat
disalurkan kepada kegiatan yang positif serta dapat menggali dan
mengeksplor bakat yang mereka miliki, Namun berbeda halnya
dengan panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) disini
mereka tidak dapat menyalurkan bakat kreativitas serta hobby yang
mereka miliki dikarenakan fasilitas yang tidak menunjang dengan
keinginan mereka.
5. Di kandank jurank doank apabila pada hari weekend sering sekali
kedatangan bintang tamu dari kalangan artis - artis yang dapat
memberikan materi pelajaran tentang bidangnya masing-masing
serta dapat berbagi pengalaman dibidang bakat anak - anak yang
dapat menjadikan referensi serta keinginan untuk anak - anak agar
dapat sukses seperti mereka. Beda halnya dipanti sosial rehabilitasi
anak nusantara (PRAN) kegiatan mereka pada hari weekend
biasanya membersihkan halaman area panti dan apabila telah
selesai mereka bermain serta menonton televisi saja, beginilah
kegiata rutin mingguan mereka.
4.2 Saran
84
2. Diharapkan orang tua dapat memberikan contoh yang baik untuk
anak - anaknya sendiri karena orang tua adalah contoh terdekat
yang bisa anak itu tiru serta dan diterapkan dikehidupan anak
tersebut oleh karena itu para orang tua seharusnya memberikan
kasih sayang serta perhatian yang penuh kepada anaknya masing -
masing karena anak tersebut sedang dalam tahap menuju remaja,
yang apabila tidak diberikan contoh serta perhatian ditakutkan
anak tersebut akan melakukan perilaku menyimpang seperti
tindakan kriminal dan lain sebagainya.
85