Anda di halaman 1dari 85

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan Nasional yang dilaksanakan dewasa ini bertujuan


membangun manusia Indonesia seutuhnya. Untuk membangun manusia
Indonesia yang berkualitas, harus dilaksanakan sejak dini yaitu dari masa
balita dan masa anak - anak. Untuk menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas, anak mempunyai hak dan kebutuhan akan makan dan gizi,
kesehatan, bermain, kebutuhan emosional kasih sayang, pengembangan
spiritual dan moral, pendidikan serta memerlukan lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial yang mendukung bagi kelangsungan hidup, tumbuh
kembang dan perlindungannya. Anak juga berhak atas peluang dan dukungan
untuk mewujudkan dan mengembangkan diri dan kemampuannya.
Kesejahteraan anak menurut Undang-undang Republik Indonesia no. 4
tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak pasal 1 mengatakan :
1. Kesejahteraan Anak adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan anak
yang dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangannya dengan wajar, baik
secara rohani, jasmani maupun sosial.
2. Usaha Kesejahteraan Anak adalah usaha kesejahteraan sosial yang
ditujukan untuk menjamin terwujudnya kesejahteraan anak, terutama
terpenuhinya kebutuhan pokok anak.
Menurut penjelasan diatas bahwa setiap anak berhak mendapatkan
kebutuhan yang diperlukan untuk mengembangkan dan menumbuhkan diri,
agar mereka menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Perkembangan
anak sangat memerlukan bantuan orang lain, sedangkan yang paling dekat dan
bertanggung jawab terhadap anak adalah orangtua mereka sendiri. Tanggung
jawab orangtua memenuhi kebutuhan - kebutuhan anak, baik dari sudut
organis psikologis, diantaranya makan maupun kebutuhan psikis seperti

1
kebutuhan akan perkembangan intelektual, melalui pendidikan, kebutuhan
akan dikasihi dan rasa aman.
Namun realitanya, tidak setiap orangtua dapat memenuhi kebutuhan yang
diperlukan si anak. Ini dapat kita lihat anak - anak yang bekerja dan
berkumpul di lampu merah, stasiun, terminal, pasar, dan lain-lain. Dengan
berbagai aktivitas seperti mengamen, menjual Koran, pengemis, penjual
kantong plastik, dan lain - lain. Aktivitas anak - anak yang dilakukan di jalan,
merekalah yang kita sebut sebagai Anak Jalanan. Anak - anak yang mencari
nafkah di jalanan yang dimana mereka tidak sekolah, drop out atau belum
pernah merasakan bersekolah sama sekali. Banyak faktor yang menyebabkan
mereka berada dijalan, karena kondisi ekonomi keluarga yang rendah dan
beranggotakan banyaknya keluarga, atau dari keluarga yang broken home atau
kurang harmonis.
Kehidupan di jalan bagi seorang anak jalanan sama sekali tidak
memberikan pelajaran positif yang bisa mereka ambil namun dampak
negatiflah yang justru mendominasi pembentukan perilaku mereka.
Kehidupan dijalan rentan dengan berbagai masalah, seperti masalah fisik yaitu
kurang gizi, polusi lingkungan, ancaman terhadap keselamatan fisik yaitu
rawan perkelahian, dan siksaan anak yang lebih besar yaitu dari tindakan
kasar orang-orang sekitarnya. Masalah eksploitasi oleh orang dewasa yaitu
dipaksa bekerja, menjadi korban sindikat kejahatan termasuk pengedar
narkotika, masalah pelecehan seksual serta pelacuran untuk anak jalanan yang
bergender perempuan merupakan masalah yang sangat rawan. Disamping itu
mereka juga rentan terhadap berbagai penyakit menular, dan tidak tertutup
kemungkinan akan bahaya HIV/AIDS serta bahaya-bahaya lainnya, yang
tidak kalah pentingnya bahwa kelompok anak - anak ini jauh dari belaian
kasih sayang yang patut didapatkan seseorang anak dari orangtuanya. Mereka
mau tidak mau harus berusaha untuk tumbuh dan berkembang dalam berbagai
situasi keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sehari - hari.

2
Jumlah anak jalanan di kota Palembang mencapai 5.088 jiwa (sumber :
dinas sosial kota Palembang). Jumlah yang besar tersebut menunjukkan
pentingnya penyediaan sarana dan prasarana di kota Palembang ini guna
pemenuhan pendidikan anak jalanan tersebut.

Anak Jalanan dan Perkembangannya

Dipandang dari perwujudan diri individu dan dari segi keperluan


pembangunan, maka generasi muda termasuk anak yang merupakan sumber
potensi bangsa, sehingga perlu dipersiapkan dan dikembangkan agar dapat
berpartisipasi dan memberikan sumbanganyang nyata kepada pembangunan
bangsa dan negara. Berbicara mengenai anak maka pengerti anak - anak menurut
UU No. 4 tahun 1979 pasal 1ayat 2, tentang Kesejahteraan Anak menyatakan
bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum
menikah. Anak adalah bagian dari lingkungan manusia, ia memiliki hak untuk
mempertahankankehidupannya juga mempunyai kewajiban untuk masa depannya.
Untuk itu anak mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi.
Keluarga sebagai institusi sosial yang dekat dengan anak diharapkan untuk
dapat memenuhi kebutuhan mereka secara baik. Disamping untuk memenuhi
kebutuhan fisik, psikis orangtua juga diharapkan untuk memberikan sosialisasi
dan pendidikan dasar bagi anak dirumah. Namun kenyataan yang kita lihat bahwa
ada berbagai keterbatasan yang mengakibatkan orangtua tidak dapat memberikan
pemenuhan kebutuhan hidup kepada anak secara baik. Dengan pendidikan yang
rendah, pekerjaan yang sulit diperoleh, pendapatan yang minim, ditambah arus
perubahan yang kian pesat menyebabkan mereka semakin tertinggal dan upaya
untuk mensejahterakan anak - anaknya semakin sulit.
Akhirnya yang terjadi adalah justru mereka memanfaatkan anak - anaknya
untuk turun kejalan, pasar, terminal, stasiun hanyalah untuk membantu memenuhi
kebutuhan agar mereka bisa bertahan hidup. Dan seperti yang telah disinggung
diawal tulisan bahwa anak - anak ini yang sering disebut sebagai anak jalanan.

3
Beberapa definisi anak jalanan yaitu :
Anak yang menyatu di jalanan-jalanan ibukota, dengan berbagai
aktivitas pekerjaan yang menghasilkan uang untuk pemenuhan kebutuhan
setiap hari (Munandar,1990).
Anak jalanan adalah anak usia 7 15 tahun yang bekerja di jalan raya
dan tempat umum lainnya yang dapat mengganggu ketentraman dan
keselamatan dirinya dan orang lain (Depsos, 1989).
Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Anak Jalanan
adalah anak - anak yang berusia balita (masa usia sekolah). Keberadaan
mereka dijalan dikarenakan oleh berbagai faktor-faktor yang terjadi
dilingkungan keluarganya, seperti kondisi keluarga yang berekonomi
lemah, terjadinya keretakan dalam keluarga dan yang lainnya, sehingga
mereka harus turun kejalan. Mereka melakukan aktivitas dijalan yang
bertujuan adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka maupun
keluarganya. Keberadaan mereka dijalan, dapat beresiko akan keselamatan
diri mereka dan secara tidak langsung dapat mengganggu ketertiban dan
ketenangan orang lain.
Kehidupan anak jalanan memberi peluang yang besar bagi
timbulnya masalah-masalah bagi dirinya sendiri dan juga bagi orang lain.
Mereka harus mengalami ketertinggalan pengetahuan dan ketrampilan
akibat tidak sekolah dengan baik, jika tidak berhati-hati mereka akan
sering mengalami perilaku menyimpang yang mengarah pada tindak
kriminal mereka juga rentan terhadap bahaya penyakit menular seksual
akibat perilaku seks secara bebas, perkembangan moral mereka juga
terancam dengan adanya pengaruh-pengaruh di jalan yang berbahaya dan
lain sebagainya.
Diperlukan suatu wadah khusus berupa tempat Rehabilitasi Anak
Jalanan, yang dapat menjadi sarana bagi anak - anak jalanan dan
masyarakat palembang dapat saling berinteraksi dan di harapkan melalui
fasilitas ini, kedua belah pihak dapat memberi dan memperoleh manfaat
satu sama lain, hal itu juga diharapkan pula oleh anak - anak jalanan ini

4
ehingga mereka dapat memperoleh kesempatan untuk dibina
mengembangkan diri dan talenta, dan dapat belajar mencari nafkah lewat
jalan yang sesuai dengan minat dan talenta mereka.
Dalam kegiatan perkuliahan di Program Studi Arsitektur
Universitas Indo Global Mandiri, kesempatan bagi mahasiswa untuk
memahami ilmu Pra Tugas Akhir dapat dilaksanakan pada mata kuliah
Seminar. Mata kuliah Seminar merupakan mata kuliah wajib yang harus
ditempuh dan merupakan syarat untuk dapat mengikuti Tugas Akhir di
Program Studi Arsitektur Universitas Indo Global Mandiri Palembang.
Keberadaan mata kuliah Seminar di latar belakangi oleh kesadaran
akan pentingnya mahasiswa untuk dibekali dengan pengetahuan yang akan
dikerjakan sebelum Tugas Akhir, karena Mata Kuliah Seminar adalah
mata kuliah Pra Tugas Akhir.
Melalui mata kuliah seminar ini yang merupakan mata kuliah Pra
Tugas Akhir ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa
sehingga memiliki daya nalar dan pemahaman mengenai pengetahuan
dalam teknik arsitektur yang lebih terarah, sehingga selanjutnya
mahasiswa dapat mengerjakan Tugas Akhir dengan pengetahuan dan
panduan yang tepat.
Mata Kuliah Seminar merupakan kebutuhan bagi mahasiswa
Program Studi Arsitektur untuk menambah wawasan serta pengetahuan
sebelum mengikuti mata kuliah Tugas Akhir. Tinjauan Objek Sejenis yang
diambil sebagai referensi sendiri adalah Kandank Jurank Doank yang
merupakan milik dari seniman Indonesia yaitu Dik Doank.

5
1.1 Identifikasi Permasalahan
Identifikasi permasalahan yang ada sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi langsung anak - anak jalanan yang ada di kota
Palembang.
2. Meninjau langsung atau survey langsung tentang objek sejenis tentang
minat, bakat serta kreativitas anak jalanan di kota Palembang.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pengembangan minat, bakat serta kreativitas anak
jalanan yaitu sebagai berikut :
1. Untuk mengembangkan minat, bakat, serta kreativitas anak - anak jalanan
yang ada di kota Palembang.
2. Memberikan wadah atau tempat untuk anak jalanan agar dapat
menyalurkan minat serta talenta mereka.
3. Memberikan bekal yang dapat dipakai anak jalanan tersebut untuk
melanjutkan hidup yang lebih baik yaitu memaksimalkan keahlian yang
mereka punya dalam diri mereka.

1.3 Manfaat
1. Secara Subjektif
Guna memenuhi salah satu persyaratan dalam mata kuliah seminar
Program Studi Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Indo Global Mandiri
Palembang.
2. Secara Objektif
Diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan referensi wawasan dan
pengetahuan bagi mahasiswa program studi Arsitektur yang akan
membuat laporan seminar.

6
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada laporan seminar ini yaitu membahas tentang laporan
objek sejenis yang disurvey langsung yang membahas tentang pengembangan
minat, rehabilitasi serta kreativitas anak jalanan di kota Palemabang, analisa
terhadap tinjauan objek sejenis yang disurvey langsung yaitu milik Dik Doank
Kandank Jurank Doank.

1.5 Metodologi
Adapun metodologi yang digunakan pada penyusunan laporan seminar
ini, antara lain :
1. Studi Pustaka
Sebagai bahan referensi dan literatur serta perbandingan. Sumber studi
pustaka diperoleh dari pengumpulan buku-buku literatur serta
beberapa jurnal internet yang dapat membantu dalam pembahasan
topik.

2. Tinjauan Objek Sejenis


Tinjauan objek sejenis merupakan pengamatan terhadap
pengembangan minat, bakat serta kretifitas anak jalanan yang
merupakan milik dari Dik Doank Kandank Jurank Doank.

7
1.6 Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, sistematika pembahasan dalam penyusunan laporan
seminar ini dapat diuraikan sebagai berikut :

BAB 1 Pendahuluan

Berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat, ruang lingkup,


metodologi, dan sistematika pembahasan

BAB II Dasar Teori

Berisi pengertian, uraian dan literatur tentang rehabilitasi serta kreativitas


anak jalanan.

BAB III TinjauanUmum

Berisi tentang gambaran umum dan pembahasan tentang objek yang


disurvey langsung.

BAB IV Penutup

Berisi kesimpulan dan saran mengenai rehabilitasi dan kreativitas anak


jalanan.

LAMPIRAN

DAFTAR PUSTAKA

8
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Rehabilitasi
2.1.1 Pengertian
Rehabilitasi bersal dari kata re yang berarti kembali dan habilitasi
yang berarti kemampuan. Menurut arti katanya, rehabilitasi berarti
mengembalikan kemampuan.
Rehabilitasi adalah suatu proses atau teknik mendidik kembali
serta mengarahkan kembali sikap dan motivasi pelanggar atau
penjahat, sehingga perilakunya sesuai lagi dengan aturan-aturan
kemasyarakatan (kamus sosiologi, 1993).
Rehabilitasi adalah suatu proses, produk, atau program yang
sengaja disusun agar orang-orang mengembangkan potensinya
seoptimal mungkin (Soekanto, 1999).
Rehabilitasi adalah pengembalian pribadi orang-orang kepada
kegunaan secara maksimal baik dalam aspek fisik, mental, personal,
sosial, serta ekonomi sesuai dengan kemampuannya (Rusk, 1994).
Rehabilitasi adalah suatu proses refungsionalisasi dan
pengembangan untuk memungkinkan sesorang mampu melakukan
fungsi - fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat
(sumber : Wikipedia).
Rehabilitasi adalah pemulihan hak seseorang dalam kemampuan
atau posisi semula yang diberikan oleh pengadilan (UUD 1998).
Rehabilitasi adalah hak seseorang untuk mendapatkan hak
pemulihannya dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta
martabatnya yang diberikan pada tingkat penyidikan, penuntutan atau
peradilan karena ditangkap, ditahan, ditntut atau di adili tanpa alas an
berdasarkan UU atau karena kekeliruan mengenai orangnya atau

9
hukum yang diterapkan menurut cara yang di atur dalam UU ini (
Pasal 1 butir 22 KUHP).

2.1.2 Tujuan Rehabilitasi


Dalam UU No 4 Tahun 1997 di jelaskan bahwa rehabilitasi bertujuan
untuk :
1. Memfungsikan kembali dan mengembangkan kemampuan fisik,
mental, dan sosial agar dapat melakukan fungsi sosialnya secara
baik sesuai dengan bakat, kemampuan, pendidikan, dan
pengalaman.
2. Membantu seseorang mencapai kemandirian optimal secara fisik,
sosial dan mental.
3. Membnatu individu mencapai kapasitas maksimalnya untuk
memperoleh kepuasaan hidup.
4. Individu dapat mengatasi masalah - masalah didalam hidupnya,
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
5. Individu tidak bergantung pada orang lain (mandiri), serta
memiliki kemampuan untuk dapat bekerja dan bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar.
6. Memiliki tanggung jawab dan mampu berpartisipasi terhadap
lingkungan masyarakat dengan baik dan benar.

2.1.3 Sasaran Rehabilitasi


Sasaran rehabilitasi adalah individu sebagai suatu totalitas yang
terdiri dari aspek jasmani, rohani dan sebagai anggota masyarakat.
Sasaran rehabilitasi cukup luas, karena tidak terfokus pada anak -
anak jalanan saja, tetapi juga kepada petugas dari panti rehabilitasi
tersebut, orang tua dan keluarga anak - anak jalanan, masyarakat,
lembaga pemerintah dan swasta serta organisasi sosial yang terkait.

10
Secara rinci Qoleman (1988:663) mengemukakan sasaran
rehabilitasi adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan insight individu terhadap problem yang di hadapi,
kesulitannya dan tingkah lakunya.
2. Membentuk sosok self identity yang lebih baik pada individu.
3. Memecahkan konflik yang menghambat dan mengganggu.
4. Merubah dan memperbaiki pola kebiasaan dan pola reaksi tingkah
laku yang tidak di inginkan.
5. Modifikasi asumsi - asumsi individu yang tidak tepat tentang
dirinya sendiri dan dunia lingkungannya.
6. Membuka jalan bagi eksistensi individu yang lebih berarti dan
bermakna atau berguna.

2.1.4 Kode Etik dalam layanan Rehabilitasi


Tujuan adanya kode etik adalah mengatur tingkah laku para
pendukung profesi dalam rehabilitasi.
Ada delapan syarat sebagai pegangan untuk di jadikan kode etik
dalam pelayanan rehabilitasi, yaitu :
1. Memegang teguh rahasia klien dan rahasia-rahasia lain yang
berhubungan dengan klien.
2. Menghormatu klien karena klien punya harga diri dan
merupakan pribadi yang berbeda dengan pribadi yang lain.
3. Mengikutsertakan klien dengan masalahnya.
4. Menempatkan kepentingan klien di atas kepentingan pribadi.
5. Menerima klien sebagaimana keberadaannya.
6. Tidak membedakan pelayanan klien atas dasar apapun.
7. Memperlihatkan sifat merendahkan diri, sederhana, sabar,
tertib, percaya diri, tidak mengenal putus asa, kreatif, dan
berani berkata benat.
8. Tidak egois, tetap berusaha memahami kliennya, kesulitan
klien, kelebihan dan kekurangannya.

11
2.1.5 Aspek Pelayanan Rehabilitasi
1. Rehabilitasi kesehatan/medic
Pelaksanaan rehabilitasi ini ternyata tidak hanya aspek
medis saja, tetapi juga aspek sosial yang berhubungan dengan
aspek medis. Rehabilitasi medic tidak hanya mengembalikan anak
- anak jalanan ke keadaan semula, melainkan juga membangun
semaksimal mungkin fungsi fisik dan mental serta sosialnya.
2. Rehabilitasi Sosial
Rehabilitasi sosial adalah suatu rangkaian kegiatan
professional dalam upaya mengembalikan dan meningkatkan
kemampuan baik perorangan, keluarga, maupun kelompok yang
memiliki masalah kesejahteraan sosial agar dapat melaksanakan
fungsi sosialnya secara wajar, dan dapat menempuh kehidupan
sosial dengan harkat dan martabat kemanusiannya.
Tujuan rehabilitasi sosial adalah untuk memulihkan
kembali rasa harga diri, percaya diri, kesadaran serta tanggung
jawab terhadap masa depan diri, keluarga maupun masyarakat atau
lingkungan sosialnya, dan memulihkan kembali kemauan dan
kemampuan agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara
wajar.
Usaha rehabilitasi sosial (Depsos 1988:9) menurut
pendekatan pelayanan sosial dilaksanakan melalui tiga sistem,
yaitu :
1. Sistem Panti
Panti Rehabilitasi sosial dibangun dan dilengkapi dengan
berbagai peralatan dan fasilitas untuk menyelenggarakan
program dan kegiatan rehabilitasi sosial guna membimbing
anak - anak jalanan kearah kehidupan yang lebih produktif.

12
2. Sistem non panti yang berbasis Masyarakat dan Lingkungan
Fungsi rehabilitasi sosial non panti adalah meningkatkan
usaha-usaha kearah penyebaran pelayanan rehabilitasi sosial
yang berbasis masyarakat serta lingkungan.
3. Lingkungan Pondok Sosial
Fungsi rehabilitasi pondok sosial adalah memberi
kesempatan untuk menumbuhkan dan meningkatkan fungsi
sosial, yang semula tidak berkesempatan dan berkemampuan
melaksanakan fungsi sosial sebagai mana mestinya, baik untuk
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, keluarga, dan kelayakan
pergaulan yang baik di masyarakat.

3. Rehabilitasi Psikologis
Rehabilitasi psikologis merupakan proses rehabilitasi anak -
anak jalanan yang berusaha untuk menghilangkan atau
setidak-tidaknya mengurangi semaksimal mungkin pengaruh
negative tentang dirinya sendiri yang di anggap masyarakat buruk
ataupun tidak baik tentang kegiatan yang mereka lakukan di
jalanan.

2.1.6 Pendekatan Dalam Rehabilitasi


Ada beberapa pendekatan dalam rehabilitasi, diantaranya yaitu :
1. Pendekatan individual
Dalam pendekatan ini, pelaksanaan rehabilitasi diberikan
kepada anak - anak jalanan secara individual sesuai dengan
kebutuhan masing - masing anak.
2. Pendekatan kelompok
Pelaksanaan rehabilitasi dilakukan secara kelompok.
Pengelompokannya dapat berdasarkan kasus, kelas, usia, dan
sebagainya.

13
3. Pendekatan masyarakat
Pelaksanaan rehabilitasi dengan memanfaatkan masyarakat,
keluarga, dan tokoh masyarakat dalam pencegahan, peningkatan,
pemeliharaan kemampuan dan kondisi anak tersebut.

2.1.7 Pelaksanaan Rehabilitasi


1. Tujuan
Dimaksudkan sebagai upaya menanamkan, menumbuhkan,
dan mengembangkan ppengetahuan, keterampilan agar anak
mampu memiliki kesiapan dasar dan keterampilan kerja tertentu
yang dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri maupun kebutuhsn
lainnya.
2. Jenis
1. Orientasi macam/jenis keterampilan.
2. Bimbingan keterampilan sederhana.
3. Bimbingan keterampilan kejuruan.
3. Cara Pelaksanaan
1. Menyusun rencana kegiatan bimbingan setiap minggu.
2. Menyiapkan sarana bimbingan berupa peralata, dsb.
3. Pengelompokan anak sesuai keterampilan yang ia miliki.
4. Pelaksanaan bimbingan dengan cara bimbingan kelompok atau
individual.
5. Menentukan tempat pengajaran.
6. Mengempulkan dan menyimpak kembali sarana/peralatan
bimbingan.

14
2.2 Pengertian Kreativitas
2.2.1 Pengertian
Kreativitas berasal dari kata create (bahasa inggris) yang artinya
menciptakan.
Kreativitas didefinisikan sebagai kemampuan untuk mencipta atau
proses timbulnya ide baru (KBBI).
kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan
komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru,
dan sebelumnya tidak dikenal pembuatnya. Ia dapat berupa kegiatan
yang imajinatif atau sintesis pemikiran yang hasilnya bukan hanya
perangkuman. Ia mungkin mencakupi pembentukan pola baru dan
gabungan informasi yang diperoleh dari pengalaman sebelumnya dan
pengcangkokan hubungan lama ke situasi baru dan mencakup
pembentukan korelasi baru. Ia harus mempunyai maksud atau tujuan
yang ditentukan, bukan fantasi semata, walaupun merupakan hasil
yang sempurna dan lengkap. Ia mungkin dapat berbentuk produk
seni, kesusasteraan, produk ilmiah atau mungkin bersifat prosedural
atau metodelogis (kamus sosiologi, 1993).
Kreativitas ialah kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara
baru dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unuk atas suatu
problem (Santrock, 2008).
Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasi diri,
mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi
matang, kecenderungan untuk mengekspresikan dan mengaktifkan
semua kemampuan diri (Rogers, 2009).
Kreativitas adalah sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak
harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada
umumnya (Moreno, 1999).
Kreativitas adalah proses dalam memahami sebuah masalah,
mencari solusi-solusi yang mungkin, menarik hipotesis, menguji dan

15
mengevaluasi, serta mengkomunikaasikan hasilnya kepada orang
lain (Torrance, 1969).
Kreativitas dapat dipandang sebagai suatu kemampuan, sikap dan
proses (Harris, 1998).
Kreativitas ialah paham yang secara luas meliputi gaya kognitif,
kategori-kategori pekerjaan, dan jenis-jenis hasil karya (Cropley,
1992).
Kreativitas dapat diartikan sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibelitas) dan orisinilitas
dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengeksplor, memperkaya,
dan memperinci suatu gagasan (Munandar, 1990).

2.2.2 Kriteria Kreativitas


Penentuan kreativitas menyangkut tiga dimensi, yaitu :
1. Dimensi proses
Proses kreatif sebagai kriteria proses, maka segala karya
yang di hasilkan dari proses kreatif dianggap sebagai produk
kreatif, dan orangnya di sebut sebagai orang kreatif.
2. Person
Dimensi person sebagai criteria kreativitas identik dengan
kepribadian kreatif yang meliputi kognitif (minat, sikap, kualitas
tempramental).
3. Karya kreatif
Karya kreatif yaitu menujuk kepada hasil perbuatan,
kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan.

2.2.3 Faktor-faktor yang menunjang kreativitas


Kreativitas tidak hanya di pandang sebagai faktor bawaan yang
hanya di miliki oleh individu tertentu. Dalam perkembangannya di
temukan bahwa kreativitas tidak dapat berkembang secara otomatis

16
tetapi membutuhkan rangsangan dari lingkungan. Faktor penunjang
kreativitas yaitu :
1. Faktor Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis
mendorong anak untuk dapat mengekspresikan diri tanpa tekanan
dan hambatan.
2. Faktor lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga.
Susana, kondisi sekolah sangat menentukan kreativitas anak.
3. Faktor lingkungan masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yanf
berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak
tidak berkembang kreativitasnya.
Faktor lain penunjang kreativitas adalah :
1. Jenis kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreativitas. Anak
laki-laki cenderung lebih besar kreativitasnya daripada anak
perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki
dan anak perempuan.
2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda
tingkat kreativitasnya. Anak yang lahir di tengah, belakang,
dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang
lahir pertama, Hal ini disebabkan karena biasanya anak
sulung lebih ditekan untuk menyesuaikan diri oleh orang tua
sehingga anak lebih penurut dan akan mati kreativitasnya.
3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tingginpada setiap tahapan
perkembangan cenderung menunjukkan tingkah kreatifitas

17
yang lebih tibggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah.
4. Tingkat pendidikan oramg tua
Anak yang orang tuanya berpendidikan tinggi cenderung
lebih kretif dibandingkan orang tua yang pendidikannya
rendah. Hal ini disebabkan Karena banyaknya sarana dan
prasarana serta tingginya dorongan dari orang tua sehingga
memupuk semangat untuk menampilkan daya inisiatif dan
kreatifitasnya.
Munandar (1990), mengkategorikan factor - faktor yang
mempengaruhi kreatifitas dibagi kedalam 2 kelompok yaitu :
1. Faktor yang mendukung perkembangangan kreatifitas
adalah sebagai berikut :
1. Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan
serta keterbukaan.
2. Situasi yang memungkinkan dan mendorong
timbulnya banyak pertanyaan.
3. Situasi yang mendorong menghasilkan sesuatu.
4. Situasi yang mendorong tanggung jawab dan
kemandirian.
5. Situasi yang menekankan inisiatif diri.
6. Perhatian terhadap orang tua terhadap kreatifitas
anak.
2. Faktor penghambat kreatifitas adalah sebagai berikut :
1. Adanya ketidakberanian dalam menanggung
resiko, dan mengejar sesuatu upaya yang belum
diketahui.
2. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi
3. Diferensiasi antara kerja dan bermain
4. Otoritarianisme
5. Tidak menghargai imajinasi.

18
2.2.4 Ciri-ciri Kreatifitas
Menurut Harris (1998), ada 4 macam perilaku kreatif, yaitu sebagai
berikut :
1. Fluency (kelancaran)
Yaitu kemampuan mengemukakan ide yang serupa untuk
memecahkan masalah.
2. Flexibility (keluwesan)
Yaitu kemampuan memberikan tau menemukan berbagai
macam ide memecahkan masalah diluar kategori biasa.
3. Originality (keaslian)
Yaitu kemampuan memberikan respons yang uni, bahan ide
secara terperinci untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.
4. Sensitivy (kepekaak)
Yaitu kepekaan menagkap dan menghasilkan maslah
sebagai tanggapan suatu situasi.
Adapun cirri-ciri lain dari kreativitas antara lain, adalah :
1. Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam.
2. Sering mengajukan pertanyaan yang baik.
3. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap masalah.
4. Bebas dalam menyatakan pendapat.
5. Mempunyai rasa keindahan yang dalam.
6. Menonjol dala salah satu bidang seni.
7. Mempunyai rasa humor yang luas.
8. Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang.
9. Mempunyai daya imajinasi
10. Orisional dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan
masalah.

19
2.2.4 Pendekatan Kreativitas
Pendekatan kreativitas dapat di bedakan dalam tiga jenis, yaitu :
1. Pendekatan Psikologis
Perspektif psikologis meninjau kreativitas dari segi
kekuatan-kekuatan pada diri seseorang sebagai penentu
kreativitas, seperti : intelegensi, bakat, motivasi, sikap, minat,
dan disposisi lainnya.
2. Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis lebih melihat faktor-faktor
lingkungan sosial budaya dalam perkembangan kreativitas.
Asumsi yang mendasari pendekatan ini, yaitu kreativitas lebih
merupakan fungsi dari factor-faktor lingkungan.
3. Pendekatan Sosial-Psikologis
Pendekatan sosial-psikologis dapat di sebut juga
pendekatan transaksional. Asumsi pendekatan ini yaitu,
kreativitas merupakan hasil dari proses interaksi sosial, dimana
individu dengan segala potensi dan disposisi kepribadiannya
mempengaruhi dan di pengaruhi oleh linhkungan.

2.2.5 Alat Ukur Kreativitas


1. Tes Kreativitas Verbal
Tes kreativitas verbal berlandaskan model stuktur
intelektual sebagai kerangka teoritis. Tes ini mengukur operasi
berpikir divergen.
2. Tes Kreativitas Viguran
Tes ini memungkinkan penyelesaian dalam waktu singkat
dan dapat di berikan dalam kelompok. Tes ini untuk mengukur
kelancaran, kelenturan, orosinilitas, dan elaborasi dari
kemampuan berpikir kreatif.

20
3. Skala Sikap Kreatif
Skala sikap kreatifterdiri dari 32 butir pertanyaan yang di
susun untuk siswa SD dan SMP, setiap pertanyaan di jawab ya
atau tidak. Tes di operasikan dalam dimensi : keterbukaan
dalam pengalaman baru, kelenturan dalam berpikir, kebebasan
dalam ungkapan diri, minat terhadap kegiatan kreatif,
kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan kemandirian dalam
member pertimbangan.

4. Skala penilaian anak berbakat


Tes ini digunakan untuk mengukur intelektual umum,
motivasi, kreativitas,dan kepemimpinan.

2.3 PANTI SOSIAL.


2.3.1 definisi :

1. Panti Sosial

Adalah unit pelaksana teknis (UPT) Dinas di


lingkungan Dinas Sosial Provinsi Daerah Khusus Ibukota
Jakarta yang penyelenggarakan pelayanan kesejahteraan
sosial kepada Warga Binaan Sosial.

2. Rumpun Panti Sosial

Adalah pengelompokkan panti sosial terdiri dari


Rumpun Panti Perlindungan Sosial dan Rumpun Panti
Rehabilitasi Sosial..

2. Rumpun Panti Perlindungan Sosial

Adalah kelompok panti sosial yang memberikan


pelayanan sosial di dalam menjamin dan melindungi hak-hak
diri seseorang melalui pelayanan pengasuhan sosial,
perawatan sosial, bimbingan sosial, bimbingan psikologis,

21
advokasi sosial dan reunifikasi untuk dapat bersatu kembali
dengan keluarga dan masyarakatnya.

4. Rumpun Panti Rehabilitasi Sosial

Adalah kelompok panti sosial yang bertugas


memberikan pelayanan sosial di dalam mengembalikan dan
meningkatkan kapasitas diri seseorang WBS melalui
pelayanan pendampingan sosial, pemulihan sosial, bimbingan
sosial, bimbingan psikologis, bimbingan keterampilan dan
penyaluran kerja untuk dapat berfungsi sosial di lingkungan
keluarga dan masyarakatnya.

2.3.2 PENERIMAN MANFAAT.

1. Warga Binaan Sosial

Yang kemudian disingkat WBS adalah orang yang sedang


dalam proses pelayanan penyelenggaraan kesejahteraan sosial
di dalam Panti Sosial.

2. WBS dari Rumpun Panti Perlindungan Sosial terdiri dari.

a. Anak Balita Terlantar

Adalah anak usia 5 tahun ke bawah laki-laki atau


perempuan yang karena suatu sebab orangtuanya tidak
dapat memenuhi atau melalaikan kewajibannya sehingga
tidak dapat terpenuhi kebutuhannya dengan wajar baik
secara jasmani, rohani maupun sosial sehingga menjadi
terlantar.

b. Anak Terlantar

Adalah seseorang anak yang karena suatu sebab


orang tuanya tidak dapat memenuhi atau melalaikan
kewajibannya sehingga tidak dapat terpenuhi

22
kebutuhannya dengan wajar baik secara jasmani, rohani
maupun sosial sehingga menjadi terlantar.

c. Remaja Bermasalah Sosial

Adalah remaja yang memiliki gaya hidup negatif


atau merugikan diri sendiri.

d. Lanjut Usia Terlantar

Adalah seseorang yang telah mencapai usia 60


tahun ke atas, oleh karena sebab-sebab tertentu tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokoknya baik secara jasmani,
rohani maupun sosial sehingga menjadi terlantar.

e. Korban Tindak Kekerasan

Adalah warga masyarakat yang mengalami tindak


kekerasan seperti anak yang dilacurkan, diperdagangkan
dan bekerja dalam situasi terburuk, wanita korban tindak
kekerasan, orang dengan usia lanjut korban tindak
kekerasan, pekerja migran korban tindak kekerasan,
eksploitasi dan diskriminatif.

f. Orang Terlantar

Adalah seseorang yang karena sesuatu sebab tidak


mampu dan tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara
wajar baik rohani, jasmani maupun sosial.

g. Korban Musibah Sosial

Adalah warga masyarakat yang mengalami musibah


atau bencana sosial yang disebabkan oleh konflik sosial
dan kemajemukan latar belakang sosial budaya.

23
3. WBS dari Rumpun Panti Rehabilitasi Sosial terdiri dari:.

a. Difabel Tuna-Netra

Adalah mereka yang mengalami gangguan,


hambatan atau kelainan pada fungsi penglihatan
sedemikian rupa, sehingga untuk bisa berkembang atau
menjalankan fungsi hidupnya secara optimal memerlukan
layanan khusus.

b. Difabel Tuna-Grahita

Adalah orang yang memiliki keterbatasan


perkembangan fisik, psikologi dan sosial, dengan ciri ciri
kecerdasan sangat terbatas, ketidakmampuan sosial,
keterbatasan minat, daya ingat rendah dan emosi yang
labil.

c. Difabel Tuna-Daksa

Adalah seseorang yang anggota tubuhnya tidak


lengkap karena bawaan dari lahir, kecelakaan maupun
akibat penyakit yang menyebabkan terganggunya mobilitas
yang bersangkutan.

d. Penyandang Psikotik Terlantar

Adalah seseorang yang mengalami gangguan


kejiwaan yang disebabkan oleh faktor organik, biologis,
maupun fungsional yang mengakibatkan perubahan
dalam alam pikiran dan alam perbuatan seseorang yang
mengalami keterlantaran.

e. Korban Penyalahgunaan Narkoba

Adalah seseorang yang tidak dengan sengaja


menggunakan narkoba karena dibujuk, diperdaya, ditipu,
dipaksa dan atau diancam untuk menggunakan narkoba.

24
f. Tuna wisma dan Tuna karya

Disebut juga gelandangan dan pengemis adalah


setiap orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai
dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat,
tempat tinggal berpindah-pindah, tidak mempunyai mata
pencarian yang tetap, meminta-minta ditempat umum
dengan berbagai cara dan alasan yang mengharapkan
belas kasihan orang lain untuk mendapatkan uang atau
barang.

g. Wanita Tuna Susila

Adalah seorang wanita yang karena sebab masalah


ekonomi, mental dan sosial melakukan hubungan seksual
di luar nikah dengan tujuan mendapatkan imbalan.

2.3.3 BENTUK PELAYANAN.


2.3.3.1 Pelayanan dari Rumpun Panti Perlindungan Sosial
a. Pelayanan Pengasuhan Sosial.
Adalah pelayanan penempatan dan pendampingan
WBS untuk menjamin dan melindungi diri seseorang
supaya terpenuhinya hak-hak azasinya melalui secara
optimal.

b. Pelayanan Perawatan Sosial


Adalah pelayanan untuk penyembuhan kesehatan
dan pemeliharaan kesehatan baik kesehatan fisik, psikis dan
sosial diri seseorang yang mengalami penurunan disfungsi
agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan lingkungan masyarakatnya.

25
c. Pelayanan Advokasi Sosial
Adalah pelayanan untuk memberikan penyelesaian
hukum dan pendampingan hukum guna mendukung
pelaksanaan proses pelayanan sosial yang sedang dijalani
oleh mereka yang mendapatkan pembinaan dari Lembaga
Pelayanan/ Panti Sosial.
d. Pelayanan Reunifikasi Sosial
Adalah pelayanan untuk mengembalikan dan
pengawasan WBS kepada keluarga, lembaga sosial maupun
masyarakat untuk dapat melanjutkankan kehidupannya
secara wajar dan mampu beradaptasi dengan situasi
barunya setelah mendapatkan pelayanan.

2.3.3.2 Pelayanan dari Rumpun Panti Rehabilitasi Sosial


a. Pelayanan Pendampingan Sosial
Adalah pelayanan untuk penempatan dan
pendampingan di dalam panti bagi seseorang guna
mendukung pelaksanaan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan lingkungan masyarakatnya.

b. Pelayanan Pemulihan Sosial.


Adalah pelayanan untuk penyembuhan dan
pemeliharaan kesehatan untuk peningkatan kemampuan
fisk, psikis, dan sosial diri seseorang yang mengalami
penurunan disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi
sosialnya secara wajar dalam kehidupan lingkungan
masyarakatnya

c. Pelayanan Bimbingan Keterampilan.


Adalah bimbingan keterampilan melalui pelatihan
dan pemagangan kerja disesuikan kepada bakat, minat, dan
kemampuan diri yang bertujuan untuk bekal keterampilan

26
agar WBS mampu bekerja dan berwirausaha untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya

d. Pelayanan Penyaluran Kerja.


Adalah pelayanan untuk persiapan penyaluran dan
penempatan kerja bagi WBS yang setelah mendapat
pelayanan kepada dunia usaha maupun tempat kerja
lainnya sesuai dengan bidang keahlianya.

2.3.3.4 TAHAPAN PELAYANAN.


1. Pendekatan Awal.
Adalah kegiatan didalam penerimaan, dan registrasi
dari WBS yang akan mendapat pelayanan dari pant sosiali,
sebagai pelayanan pertama untuk mendapatkan persetujuan
dan legitimasi dari panti sosial.

2. Assesment
Adalah kegiatan pemahaman dan penelaah kondisi
WBS berdasarkan data informasi berkaitan dengan
identifikasi masalah/potensi dan identifikasi kebutuhan
guna pemenuhan pelayanan yang akan diberikan oleh panti
sosial.

3. Perencanaan
Adalah kegiatan merencanakan intervensi dengan
menentukan rincian kegiatan, dan hasil yang ingin dicapai
selama intervensi berlangsung.

4. Intervensi
Adalah kegiatan pemenuhan pelayanan bagi WBS
yang meliputi pelayanan dasar, pelayanan operasional serta
pelayanan pendukung lainnya untuk keberfungsian sosial
WBS.

27
5. Moneva
Adalah kegiatan untuk menghasilkan keputusan

apakah intervensi perlu dilanjutkan, dirujuk kepada

lembaga lain atau diakhirnya pelayanan. Moneva terdiri

dari moneva proses dan moneva hasil setelah WBS

mengakhiri pelayanan dan meninggalkan panti sosial.

6. Terminasi
Adalah kegiatan untuk pengakhiran pelayanan
berdasarkan terminasi awal dan terminasi akhir sehingga
proses pertolongan perlu diputus oleh pihak panti sosial.

7. Rujukan.
Adalah untuk pengantaran dan pemantapan WBS
untuk mendapatkan pelayanan lanjutan kepada lembaga
sosial lainnya dalam bentuk persiapan rujukan dan
penempatan WBS..

2.3.3.5 BIMBINGAN SOSIAL.


Adalah kegiatan yang pertolongan professional dari
pekerja sosial kepada WBS baik melalui bimbingan
perorangan, bimbingan kelompok maupun bimbingan
masyarakat untuk meningkatkan keberfungsian sosialnya.

1. Bimbingan Sosial Dengan Individu


Adalah kegiatan secara peorangan kepada WBS
dilakukan dalam bentuk kegiatan bimbingan motivasi dan
pengubahan perilaku seseorang untuk mengembalikan
keberfungsian sosialnya.

28
2. Bimbingan Sosial Dengan Kelompok
Adalah kegiatan secara kelompok kepada WBS
dilakukan dalam bentuk kegiatan diskusi kelompok dan
tanggungjawab kelompok dalam menyelesaikan masalah
secara bersama-sama.
3. Bimbingan Sosial Dengan Masyarakat
Adalah kegiatan bersama antara WBS dengan
masyarakat untuk peningkatan partisipasi dan
pengembangan potensi sosial baik di dalam panti maupun
di luar panti, untuk memberikan dukungan sosial terhadap
pelayanan yang diterima WBS.

2.3.3.6 BIMBINGAN PSIKOLOGIS.


Adalah kegiatan yang pertolongan professional dari
psikolog kepada WBS baik melalui konsultasi psikologis
maupun terapi psikologis dalam mengatasi masalah
kepribadian dan gangguan prilaku emosional seseorang.

1. Konsultasi Psikologis.
Adalah kegiatan aduan masalah kepribadian dan
aduan gangguan prilaku emosional seseorang yang
diajukan WBS kepada psikolog ataupun petugas panti.
2. Terapi Psikologis.
Adalah kegiatan secara perorangan kepada WBS
dilakukan untuk terapi masalah kepribadian dan terapi
gangguan prilaku emosional WBS yang menyimpang baik
secara psikis maupun secara sosial.

29
BAB III

TINJAUAN UMUM

3.1 Tinjauan Terhadap Kota Tangerang


Kota Tangerang adalah sebuah kota yang terletak di Provinsi Banten,
Indonesia, tepat disebelah barat kota Jakarta, serta dikelilingi oleh Kabupaten
Tangerang di sebelah utara dan barat. Tangerang merupakan kota terbesar di
Provinsi Banten serta ketiga terbesar di kawasan perkotaan Jabotabek setelah
Jakarta.

3.2 Tinjauan Terhadap Kawasan


Sebagai kawasan yang asri yang terletak di area persawahan serta
perumahan penduduk yang rapi sangat sesuai apabila didirikan tempat pusat
rehabilitasi serta kreativitas anak - anak. Untuk menjangkaunya pun akses
yang dituju sangat mudah untuk mencapainya yaitu dengan melewati akses
jalan tol Jakarta selatan menuju tangerang selatan.

Gambar 3.1 Peta lokasi Kandank jurank doank


Sumber : google, 2014

30
3.3 Kandank Jurank Doank
3.3.1 Latar Belakang

Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang Denda Kesuma (Dik


Doank) mendirikan sekolah bagi anak - anak kurang mampu, yang sulit
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sekolah bertema alam
tersebut diberi nama "Kandank Jurank Doank". Sekolah ini berawal dari
keprihatinannya terhadap keterpurukan nasib pendidikan sebagian
anak - anak di Indonesia.

Awalnya Kandak Jurank Doank (KJD) adalah sebuah komunitas


kreativitas berdiri tahun 1993, namun banyak yang menyebutnya sebagai
sekolah alam. Anak didik yang belajar di KJD berasal dari berbagai
kalangan, lebih di utamakan untuk anak didik yang kurang mampu.
Sekolah ini memiliki keunikan tersendiri. Untuk masuk sekolah ini,
mereka tidak perlu mendaftar dengan segudang persyaratan dan iuran
bulanan seperti di sekolah pada umumnya. Keinginannya saat itu adalah
ingin agar anak - anak miskin bisa belajar di sekolah yang sebenarnya,
yaitu alam.

Fasilitasnya pun didapat dengan gratis dan terbilang cukup


lengkap, tak ada pungutan biaya, tak ada kurikulum dan silabus, yang
ada hanya bidang keterampilan yang bebas dipilih dan ditekuni, materi
yang tak ada disekolah umum ada disana. Pengajarnya berbeda-beda,
bisa siapa saja yang merelakan ilmunya dibagi pada peserta belajar. Para
pengajar disini adalah para relawan yang peduli dengan masalah
pendidikan dan mempunyai niat untuk membangun anak Indonesia.
Kandank jurank doank (KJD) merupakan berkah bagi dunia
pendidikan di kota pinggiran Jakarta yaitu Tangerang Selatan. Ia hadir
untuk membangun dan mengajak oramg-orang untuk kembali dan
mensyukuri kekayaan alam. Untuk mengenali diri sendiri, manusia harus

31
bisa memahami alam sebagai bagian dari dirinya. Setelah mengenali diri
sendiri, barulah manusia dapat mengenali Tuhannya.
Sejalan dengan waktu, saat ini Kandank Jurank Doank berkembang
menjadi tempat yang sangat menyenangkan bagi anak - anak dari
kalangan manapun. Miskin, kaya, tua, muda, warga sekitar maupun anak
- anak yang melakukan kunjungan, semuanya diterima dengan sangat
menyenangkan di tempat ini.
Suasana nyaman di Kandank Jurank Doak didukung dengan udara
yang sejuk, belum ada polusi, nyaman, sangat hijau dan dikelilingi
sawah-sawah yang menghampar. Di Kandank Jurank Doank, Dik
Doank, sang pendiri mengajarkan kepada anak - anak bagaimana
nikmatnya belajar di luar ruangan bersimbah hangatnya cahaya matahari
dan bersatu dengan alam.

3.1.2 Data Statistik

Gambar 3.1 kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

32
Gambar 3.2 kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Data statistik :

Letak : Komp. Pondok Sawah Indah (Alvita).


Blok Q No. 14. Ciputat, Tangerang Selatan 15413
Tahun Berdiri : 1993
Pemilik : Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang
Denda Kesuma (Dik Doank)
Pengurus : Myrna Yuanita
Management : Ibu Emi
Jumlah anak : 1.500 anak
Luas Lahan : 2 Ha
Arsitek : Raden Rizki Mulyawan Kertanegara Hayang
Denda Kesuma (Dik Doank)
Konsep : Kembali ke alam
Ruang-ruang : ruang perpustakaan, ruang musik, musholla, ruang
bermusik, ruang multimedia, museum kandank
jurank doank, area bermain, warung kandank jurank

33
doank, area bazaar, toilet, area santai, dan terdapat
juga area flying fox, lapangan bola, lapangan
basket, wall climbing, lapangan serbaguna
(pertunjukan), panggung, dan berbagai ruang kecil
lainnya.

Kandank Jurank doank (KJD) terletak di Komp. Pondok Sawah


Indah (Alvita). Blok Q No. 14. Ciputat, Tangerang Selatan. Kandank
jurank doank (KJD) sendiri adalah wadah atau tempat untuk anak -
anak jalanan ataupun yang kurang mampu untuk mengenyam ilmu dan
mengasah kreativitas diri guna bekal masa depan kelak. Kandank
jurank doank (KJD) adalah salah satu pusat rehabilitasi serta
kreativitas anak yang terbaik yang ada di Indonesia. Luas lahannya
sekitar 5 Ha.
Terdiri dari berbagai macam ruang seperti ruang perpustakaan,
ruang musik, ruang tari, musholla, ruang pementasan, studio, ruang
multimedia, museum kandank jurank doank, area bermain, warung
kandank jurank doank, area bazaar, toilet, area santai, dan terdapat
juga area flying fox, lapangan bola, lapangan basket, wall climbing,
lapangan serbaguna, panggung, dan berbagai ruang kecil lainnya.

34
Gambar 3.3 Lokasi kandank jurank doank

Sumber : google, 2014

3.1.3 Tujuan

Tujuan dibangunnya kandank jurank doank (KJD) adalah :


1. Bahwasanya setiap anak dapat belajar dan bersekolah ( lebih
ditekankan untuk kalangan menengah kebawah ).
2. Menggali bakat-bakat terpendam yang dimiliki anak.
3. Mengarahkan anak menyalurkan bakat yang dimiliki anak kedalam
wadah yang lebih bermanfaat.
4. Memberikan etika diri anak masing-masing.
5. Memberikan bekal untuk anak guna untuk bekal untuk melajutkan
hidup.
6. Bersosialisasi dengan baik dengan lingkungan sekitar.
7. Cinta alam.
8. Cinta dengan Sang Pencipta.

35
3.1.4 Alasan anak - anak sangat nyaman tinggal di kandank jurank
doank

Berbagai macam spekulasi yang sudah saya tanyakan terhadap


anak - anak yang mengikuti kegiatan di kandank jurank doank
memberikan alasannya sebagaai berikut :
1. Tempat yang nyaman, asri dan bersih.
2. Sarana maupun prasarana yang sangat lengkap.
3. Pengajar yang baik dan ramah.
4. Tidak ada paksaan terhadap anak.
5. Pemilik yang sangat akrab terhadap anak - anak
6. Tidak ada pungutan ataupu biaya apapun.
7. Tiap minggunya ada bintang tamu dari kalangan selebritis
Inilah alasan mengapa semua anak di kandank jurank doank sangat
betah dan nyaman melakukan kegiatan disini, padahal rumah anak -
anak tempat tinggalnya sangat jauh dari area kandank jurank doank
sendiri.

3.1.5 Ruang-ruang dikandank jurank doank


Terdapat beberapa ruang-ruang dikandank jurank sendiri, berbagai
jenis ruang diantaranya yaitu :

a. Area Bazar

Tujuan dibuatnya area bazar yaitu agar wisatawan dari


daerah ataupun penduduk lokal dapat membeli souvenir atau
cindera mata dari kandank jurank doank sebagai pertanda
bahwa mereka pernah mengunjungi kandank jurank doank
serta sebagai media promosi kandank jurank sendiri kepada
masyarakat umum secara luas.

36
Luasanya adalah 20 x 35 meter, dimana penjualnya adalah
karyawan serta keluarga dari Dik Doank sendiri. Produk yang
dihasilkan unit usaha marchandise kandank jurank doank
meliputi T-shirt berupa T-shirt anak, T-shirt wanita, T-shirt
pria, pakaian muslimah hasil karya desain istri Dik Doank
sendiri, aksesoris berupa kalung, gelang, anting, pin,
gantungan kunci dan masih banyak lagi.

Gambar 3.4 Area bazar kandank jurank doank


Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 3.5 Hasil produk kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

37
Produk yang dihasilkan seperti T-shirt berupa T-shirt anak,
T-shirt wanita, T-shirt pria, perlengkapan accecoris berupa
kalung, gelang, anting, pin, gantungan kunci dan masih banyak
lagi merupakan hasil buah karya anak - anak kandank jurank
sendiri. Pendapatan yang dihasilkan digunakan untuk kegiatan
setiap minggunya dikandank jurank sendiri.

Anak didik dari kandank jurank sendiri memiliki bekal


untuk dibawa keluar karena kegiatan yang dilakukan sangat
bermanfaat dan mengasah kreativitas anak masing-masing
dalam pembuatan produk-produk marchandise kandank jurank
doank.

b. Area Parkir

Area parkir di kandank jurank sendiri cukup luas untuk


menampung wisatawan dari daerah setempat ataupun luar kota,
area untuk pengunjung wisata seperti flying fox dan
sebagainya yang biasanya membawa kendaraan roda 4 seperti
mobil pribadi dan sebagainya parkir didekat area bazar yang
berdekatan dengan pintu masuk kandank jurank sendiri.

Gambar 3.6 area parkir kandank jurank doank


Sumber : sukristiawati, 2014

38
Untuk area parkir disini tidak ada pungutan biaya, area
parkir disini sangat teduh dan sejuk karena dikelilingi oleh
pohon perdu yang rapi. Serta memiliki satu akses pintu keluar
masuk yang berada dibagian depan dari kandank jurank
sendiri.

Tidak perlu diragukan lagi tentang keamanannya


meskipun tidak dipungut biaya namun keamanannya sangat
terjaga karena dijaga oleh warga sekitar yang tinggal
berdekatan derngan kompleks kandank jurank sendiri.

c. Area kantin
Kandank jurank sendiri menyediakan kantin untuk
pengunjung dan anak - anak didik Dik Doank sendiri, harga
yang dijual sangat terjangkau bagi segala kalangan kelas
ekonomi baik bawah, menengah ataupun kelas atas. Makanan
yang dijual disini merupakan makanan rumahan yang diolah
oleh serta dikelola oleh istri Dik Doank sendiri.
Besaran luas area kantin sekitar 5 x 25 meter, dimana area
ini terbagi menjadi dua space, dibagian luar merupakan tempat
duduk dan makan para pengunjung dan pembeli dimana
dimeja-meja disediakan berbagai macam gorengan dan kue-
kue, sedangkan area dalam merupakan tempat area memasak
dan menyajikan makanan sebelum diantar keluar.
Makanan yang dijual berupa makanan ringan seperti
berbagai macam jenis gorengan, kue-kue. Makanan berat
seperti nasi uduk, pecel lele, pecel ayam, mie ayam, ayam
bakar, ikan bakar beserta lalapan serta sayur asemnya, berbagai
macam jenis soto seperti soto ayam, babat dan menu
andalannya adalah soto ceker. Berbagai macam jenis soft drink.

39
Gambar 3.7 area kantin kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

d. Lapangan bola
Lapangan sepak bola yang ada dikandank jurank doank
digunakan oleh anak - anak didik Dik Doank sendiri untuk
bermain sepak bola, namun dapat difungsikan juga sebagai
tempat untuk berkumpul pada saat hari minggu biasanya untuk
bermain bersama dengan anak - anak didik beserta orang
tuanya.
Luasnya adalah 80 x 45 meter. lapangan sepak bola disini
sangat terawat dan juga rapi, dan pinggirannya pun dihiasi oleh
pohon-pohon palem yang berfungsi sebagai pelindung ketika
terik matahari siang. Biasanya orang tua anak didik kandank
jurank doank duduk dipinggir lapangan sepak bola yang telah
disediakan oleh pihak management kandank jurank doank
sendiri.

40
Gambar 3. 8 lapangan sepak bola kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 3. 8 lapangan sepak bola kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

e. Lapangan basket

Kandank jurank juga menyediakan lapangan basket sebagai


sarana bermain anak - anak. Sama halnya dengan lapangan
sepak bola, lapangan basket juga dapat digunakan sebagai
tempat bermain anak - anak, menggambar ataupun juga
melukis, menari, dan area panggung bernyanyi.

Besaran luasnya adalah 28 x 15 meter. semua lapangan


disini dapat di alihfungsikan sebagai tempat berkumpul pada

41
hari libur seperti sabtu dan minggu, karena Dik Doank lebih
senang mengajar ataupun juga memberi materi pelajaran di
area terbuka hijau dibandingkan didalam ruangan kelas karena
dapat menimbulkan rasa bosan.

Kegiatan yang sering dilakukan dilapangan basket adalah


seperti mendongeng, melukis, bernyanyi serta tempat area
menari juga.

Gambar 3.9 lapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.0 kegiatan melukis dilapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

42
Diatas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan di kandank
jurank doank sperti kita lihat pada gambar 3.9 dan 4.0 adalah kegiatan
melukis. Pada saat saya berkunjung disana bertepatan dengan hari R.A
kartini dan gambar yang dilukis adalah gambar R.A kartini.

Gambar 4.1 kegiatan mendongeng dilapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.2 kegiatan bernyanyi dilapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Kegiatan yang dilakukan pada gambar 4.1 dan 4.2 adalah


bernyanyi. Semua yang bernyanyi disana adalah anak didik Dik Doank
dibagian kelas bermusik. Music yang dibawakan adalah ciptaan Dik

43
Doank sendiri yang biasanya bertema tentang alam, agama serta politik
yang menyinggung pemerintahan negeri ini.

Gambar 4.3 kegiatan menari dilapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.4 kegiatan menari dilapangan basket kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.3 dan 4.4 adalah kegiatan menari yang dilakukan


dilapangan basket. Gambar 4.3 saya ambil pada saat mereka pemanasan
sebelum melakukan gerak tari dan gambar 4.4 adalah pada saat kegiatan
tari yang telah berlangsung.

44
f. Ruang Musik (studio Musik)

Kegiatan yang paling digemari dan paling banyak diikuti


disekolah alam kandank jurank doank yaitu kelas musik dan
juga bernyanyi. Dikelas fasilitas yang disediakan sangat
lengkap, anak - anak juga tidak hanya bernyanyi melainkan
bisa bermain bermacam-macam alat music diantaranya gitar,
drum, piano, bass, harmonika, biola, dan masih banyak lagi alat
musik yang tersedia disana.

Luasan ruangannya sendiri adalah 6 x 25 meter, yang terdiri


dari bagian panggung, alat-alat musik serta lighting panggung.
Ruangan yang nyaman serta pengajar yang baik serta
bersahabat membuat suasana pengajaran sangat
menyenangkan, inilah salah satu alasan anak - anak serta
remaja sangat menggemari kelas bermusik.

Pengajarnya sendiri adalah tidak lain Dik Doank sendiri,


pada hari weekend biasanya artis-artis tanah air yang tidak lain
sahabat Dik Doank sendiri sering memberikan pengarahan dan
juga memberikan materi dan biasanya langsung dipraktekkan
oleh anak - anak kandank jurank serta diiringi oleh artis itu
sendiri.

Contohnya pada saat saya mensurvey langsung dikandank


jurank pada hari weekend sedang diadakan kelas bermusik dan
bernyanyi yang kebetulan kedatangan bintang tamu yaitu dewi
gita yaitu salah satu seniman Indonesia yang memiliki suara
dan cengkok sinden yang sangat bagus, disini dewi gita
mencoba mengajarkan dan memberi materi serta pengalamnnya
dibidang vokal sebagai bekal anak - anak kandank jurank
sendiri apabila kelak mereka terjun didunia bernyanyi mdan

45
bermusik. Anak - anak sangat antusias saat dewi gita
memberikan latihan vokal serta bernyanyi bersama anak - anak
tersebut.

Disini anak - anak dapat mengekspresikan serta


mengeksplor bakat serta kreativitas mereka khususnya dibidang
bermusik dan kelak mereka akan memberikan berbagai macam
jenis karya dibidang music Indonesia serta dapat membawa
harum Indonesia dibidang bermusik karena mereka juga sering
mengikuti bebagai macam lomba baik nasional ataupun
internasional.

Gambar 4.0 Ruangan musik (studio musik)

Sumber : blog kandank jurank doank, 2014

Gambar 4.1 Ruangan musik (studio musik) saat latihan

46
Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.2 kegiatan saat Dik Doank memberikan pengajaran

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.3 kegiatan saat Dik Doank memberikan pengajaran

47
Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.4 kegiatan saat latihan bersama Dewi Gita

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.5 kegiatan saat latihan

Sumber : sukristiawati, 2014

Pada gambar 4.4 dan 4.5 adalah kegiatan menyanyi


bersama dewi gita. Disini dewi gita banyak sekali memberikan
ilmu dibidang tarik suara, bagaimana cara dapat bernyanyi
dengan baik dan benar. Dewi gita juga ikut bernyanyi bersama
anak - anak didik Dik Doank sendiri.

48
g. Museum Dik Doank

Disini Dik Doank membuat sebuah museum hasil


semua karya dan juga perjalanannya dibidang entertainment.
Sudah kita ketahui Dik Doank adalah salah satu seniman
Indonesia yang sangat bersinar pada masanya. Disini dia
menyimpan semua karya milik pribadinya seperti motor vespa
milik pertamanya hasil keringatnya sendiri, lukisan-lukisan
bertema alam serta abstrak, bermacam-macam penghargaan
dibidang entertainment , puisi-puisi tentang allam dan cintanya
terhadap sang pencipta, serta poster-poster desainnya sendiri.

Luasannya adalah 5 x 10 meter. Museum ini ditata


sendiri oleh Dik Doank. Kebanyakan pengunjung selalu
mampir ketempat ini untuk melihat-lihat karya-karya dari Dik
Doank sendiri. Sampai saat ini Dik Doank tetap membuat karya
yang apabila sudah selesai langsung ia masukkan dan simpan
didalam musem miliknya. Sampai saat ini ia aktif dibidang
sosial, sering diundang sebagai motivator serta inspirator,
membuat puisi, menciptakan lagu yang biasanya isinya
menyindir tentang politik, bermain iklan dan tentunya juga
mengurus anak - anak didik miliknya yang ia katakan
merupakan anugerah tiada batas dari sang pencipta.

49
Gambar 4.5 museum Dik Doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.6 museum Dik Doank

Sumber : sukristiawati, 2014

50
h. Lapangan serbaguna (pertunjukan)
Kandank Jurank sendiri menyediakan lapangan serbaguna
(pertunjukan) yang sangat berbeda dari tempat-tempat lain.
Biasanya tempat serbaguna berada didalam ruangan atau
disediakan gedungnya untuk menampung tamu atau
pengunjung, melainkan tidak disini. Disini lapangan serbaguna
berada di ujung tebing sawah milik Dik Doank sendiri. Tidak
jarang dapat dijumpai kerbau dan sapi yang sedang membajak
serta berjemur didekat area persawahan. Pemandangan
panorama yang disajikan sangat memberikan ketenangan pada
siapa saja yang berada ditempat tersebut. Semilir angin dan
redu pepohonan sangat membuat siapa saja yang berada disana
tidak ingin pulang.
Luasannnya sendiri adalah 30 x 50 meter . Ditengah tempat
pertuynjukan terdapat patung yang sangat cantik yang disebut
dengan patung dewi padi yang merupakan patung hiasan yang
sengaja ditempatkan disana oleh Dik Doank sendiri.
Biasanya lapangan pertunjukan ramai pada hari weekend
ataupun hari-hari besar lainnya. Kegiatan yang sering
dilakukan seperti pertunjukan musik, mendongeng, melukis
ataupun juga sharing cerita bersama Dik Doank ataupun teman
seniman lainnya.

Gambar 4.7 lapangan serbaguna (pertunjukan )

51
Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.8 lapangan serbaguna (pertunjukan )

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 4.9 lapangan serbaguna (pertunjukan )

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 5.0 lapangan serbaguna (pertunjukan )

Sumber : sukristiawati, 2014

52
Pada lapangan pertunjukan diatas sedang dilakukan
kegiatan bermain games yang dilakukan oleh pengajar
dikandank jurank sendiri. Banyak anak - anak yang sangat
antusias dan sangat bergembira pada saat dilakukan games
yang apabila menang akan diberkan hadiah dari Dik Doank
sendiri.

i. Area Bermain anak - anak


Disini pun dilengkapi dengan area bermain anak - anak,
biasanya anak - anak yang bermain disini adalah adik-adik dari
anak didik Dik Doank sendiri tidak jarang ditemui anak - anak
kompleks sekitar juga sering bermain di are bermain ini,
kebanyakan orang tua disini duduk sambil mengawasi anak -
anaknya saat bermain di area ini, para orang tua biasanya
sharing cerita dengan orang tua lainnya. Para orang tua duduk-
duduk di tempat duduk seperti pondok dengan tempat duduk
kayu yang disediakan disebelah area bermain.
Luasannya adalah sekitar 8 x 25 meter. Dengan dilengkapi
dengan tempat bermain yang cukup lengkap. Disini anak - anak
begitu senang pada saat bermain dengan teman-teman
sebayanya, mereka juga dapat bersosialisasi dengan teman-
teman sebayanya. Dapat kita lihat saat ini ana-anak lebih suka
bermain game ataupun juga ipad yang sengaja diberikan oleh
orang tuanya dibandingkan bermain dengan teman-teman
sebayanya agar dapat bersosialisasi dengan baik.

53
Gambar 5.1 Area bermain anak - anak

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 5.2 Area bermain anak - anak

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 5.3 Area bermain anak - anak

54
Sumber : sukristiawati, 2014

Pada gambar 5.2 dijelaskan bahwa anak - anak pada saat


bermain diarea tempat bermain, mereka ada yang bermain
bersama-sama dan juga ada yang sedang asik bermain
seluncuran sendirian. Dan pada gambar 5.3 dilihat kegiatan
orang tua saat menunggu anak - anak sekaligus menjaga anka-
anaknya bermain diarea bermain.

j. Studio multimedia
Dik Doank mengapresiasi anak - anak di kandank jurank
doank untuk memahami dan mempelajari tentang multimedia,
pengajarnya tidak lain dik sendiri. Karena diketahui bahwa dik
adalah lulusan desain komunikasi visual jadi ia paham akan
dunia dan perkembangan multimedia.
Biasanya kelas multimedia hanya dipelajari 2 atau 3 kali
dalam seminggu antara jam 3 sampai 5 sore. Kebanyakan anak
- anak remaja yang mengikuti kelas multimedia ini.
Luasannya sendiri adalah 4 x 6 meter. Dimana didalam
ruang tersebut disediakan computer dan aspek pendukung
lainnya. Dik sendiri menginginkan anak - anak yang kurang
mampu dan anak jalanan agar tidak buta terhadap dunia
multimedia agar mereka tidak mudah dibodohi oleh orang-
orang yang memanfaatkan ketidak pengetahuan mereka.

Gambar 5.4 Ruang multimedia

Sumber : sukristiawati, 2014

55
Hasil karya yang mereka buat biasanya berupa desain-
desain poster yang biasanya untuk kandank jurank sendiri
karena setiap minggunya poster yang dipasang selalu berbeda-
beda dan acara yang diselenggarakan disini juga beragam.

k. Perpustakaan
Kandank jurank doank menyediakan sebuah perpustakaan
untuk anak - anak kandank jurank sendiri dan untuk umum,
disini dik menginginkan anak - anak untuk rajin membaca dan
memahami apa yang mereka telah baca. Buku memberikan
banyak sekali ilmu dan pengetahuan.
Luasannya adalah 6 x 8 meter. Dimana buku-buku tersusun
rapi dipinggir dinding yang telah diberi etalase. Ditengah pun
disediakan beberapa meja kecil khusus untuk anak - anak yang
ingin membaca dan juga mewarnai.

Gambar 5.4 perpustakaan kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Buku yang disediakan juga bervariatif diantaranya buku-


buku ilmu pengetahuan tentang pelajaran, buku biography,
novel, komik, buku tentang agama, dan masih banyak lagi.
Buku yang ada diperpustakaan ini adalah milik pribadi Dik

56
Doank sendiri dan juga buku-buku para masyarakat sekitar
yang mendonasikan buku tersebut.

l. Musholla
Kandank jurank menyediakan sebuah musholla untuk para
pengunjung dan juga anak - anak di kandank jurank maupun
masyarakat umum yang ada di sekitar kompleks kandank
jurank sendiri.
Musholla disini berbeda dari tempat-tempat kebanyakan.
Dik membuat sebuah musholla yang sangat nyaman dimana
musholla ini dibuat dengan bahan dasar kayu, dimana
bangunannya dinaikkan sekitar 75 cm. dan luasnya adalah 7 x
12 meter. musholla ditempatkan didepan dekat pintu masuk
dan dibawahnya sendiri adalah tebing persawahan yang sangat
cantik.
Dik Doank bilang bahwa tempat untuk beribadah kepada
tuhan haruslah nyaman dan juga tenang. Apabila kita
mendapatkan kedua itu ibadah yang kita laksanakan akan terasa
sejuk dan ikhlas.

Gambar 5.4 musholla kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

57
Gambar 5.4 musholla kandank jurank doank

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar di atas adalah gambar yang saya ambil saat


saya survey kesana. apabila kita beribadah didalamnya kita
akan merasakan kekhusukan saat kita beribadah dan berdoa.
Tempat wudhu yang disediakan pun adalah air pancuran yang
sangat dingin dan sejuk menambah nilai plus yang sangat
bagus.

Apabila sudah memasuki waktu sholat dik selalu


menyuruh anak - anak meninggalkan semua pekerjaan dan
belajarnya terlebih dahulu dan langsunglah berwudhu lalu
sholat, karena dik berbicara tidak baik sholat ditunda-tunda.
Biasanya anak - anak bergiliran untuk sholat disini karena
tempat yang tidak terlalu luas.

58
m. Area Flying fox

Area inilah yang menjadi alasan pengunjung mendatangi


tempat ini. Area flying fox yang disediakan di kandank jurank
sendiri cukup lengkap diantaranya adalah wall climbing, sungai
yang diisi oleh perahu karet kecil, tempat bermain anak - anak,
area memandikan kerbau, dan area permainan flying fox
sendiri.

a. Permainan flying fox


Banyak sekali jenis permainan di area flying fox
sendiri. Dimana pengunjung dapat memilih masing-
masing permainan yang telah disediakan disini. Mulai
dari menaiki jembatan yang terbuat dari tali-tali
menaiki tali-tali yang dipasang memanjang keatas dan
sampai diatas serta terjun kebawah dengan
menggunakan tali yang telah disediakan pengurus.
Semua pengunjung sangat menikmati serta sangat
senamg berada di area ini kebanyakn adalah anak - anak
dan juga remaja-remaja sedangkan orang tua
mengawasi duduk di tempat duduk santai depan sungai
yang telah dibuat oleh Dik Doank sendiri.

59
Gambar 5.4 area flying fox

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 5.5 area flying fox

Sumber : sukristiawati, 2014

Pada saat saya berkunung kekandank jurank doank


area tempat bermain flying fox tidak begitu ramai
karena saya hadir bukan pada hari wekend, tetapi
ada anak - anak yang sedang bermain dan beberapa
keluarga berkumpul disana.

b. sungai

Terdapat sungai yang ukurannya lumayan besar


yang berada ditenga-tengah dekat area flying fox. Jika
pada hari wekend sangat ramai pengunjung ingin

60
bermain untang-anting disungai ini dengan
menggunakan perahu karet. Tidak sering banya
pengunjung yang terjebur saat menaiki perahu karet
karena tidak bisanya menjaga keseimbangan diatas air.
Didekat sungai terdapat tempat duduk untuk bersantai
dan tidak jarang ditemui keluarga yang sedang
menikmati makan siangnya yang sengaja mereka bawa
dari rumah.

Gambar 5.5 sungai

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 5.6 sungai

Sumber : sukristiawati, 2014

61
c. wall climbing
Terdapat area wall climbing yang disediakan oleh
kandank jurank doank. Ukurannya tidak terlalu besar,
tetapi cukup curam dan tinggi untuk dinaiki. Terdapat
batu-batu untuk menaiki wall climbing ini dan harus
hati-hati karena batu ini lumayan licin.

Gambar 5.6 wall climbing

Sumber : sukristiawati, 2014

d. area persawahan
Dikandank jurank doank pengunjung di ajarkan
untuk menjaga alam dan menyayangi dan mengurus
binatang dengan baik. Contohnya pada area persawahan
mereka diajarkan untuk memandikan kerbau dan juga
memberikan makanannya. Anak - anak juga belajar
bagaimana menanam padi yang menjadi nasi yang
mereka makan setiap harinya. Disini di ajarkan bahwa
semua yang dilakukan tidak instan terdapat proses-

62
proses agar semua berjalan dengan baik dan produk
yang dihasilkan bermutu seperti menanam padi tadi.
Mereka diajarkan untuk sayang dan memlihara alam
ini. Walaupun baju yamg mereka gunakan kotor dan
basah karena terkena lumpur tetapi mereka sangat
bahagia dan senang sekali. Biasanya anak - anak
sekolah yang sedang libur yang sering datang kesini.

Gambar 5.6 area persawahan

Sumber : sukristiawati, 2014

e. area santai
Area santai disediakan oleh Dik Doank untuk
duduk-duduk santai setelah melepas lelah seharian
bermain dengan berbagai macam kegiatannya disini.
Tempat yang santai dan sangat nyaman sengaja
dibuat oleh dik agar semua pengunjung dapat
beristirahat sambil bersanati dengan tenang karena
untuk melepas lelah.
Terdiri dari bangunan pondok yang bahan utamnya
terbuat dari kayu seperti rumah panggung lesehan
sengaja dibuat agar dapat duduk dengan santai seperti
halnya kita dirumah. Ada juga ibu-ibu yang menjual
barang dagangannya disini sambil bercerita-cerita

63
dengan ibu-ibu lainnya. Biasanya mereka adalah orang
tua anak - anak didik Dik Doank sendiri. Ibu-ibu ini
bilang dari pada menunggu anak - anak mereka belajar
namun mereka tidak ada pekerjaan hanya bercerita-
cerita dengan ibu-ibu lainnya mereka berinisiatif
membawa barang dagangannya seperti pakaian dan
makanan ringan seperti keripik yang mereka buat
sendiri.
Dik pun tidak pernah melarang ibu-ibu untuk
berjualan di area ini namun dik berpesan jagalah
kebersihan apabila ibu-ibu berjualan dagangannya
disini. Karena kandank jurank doank sangat menjaga
lingkungan sekitarnya serta kebersihan di area
dimanapun di kandank jurank doank.

Gambar 5.7 area santai

Sumber : sukristiawati, 2014

64
Gambar 5.8 area santai

Sumber : sukristiawati, 2014

n. km/wc

Kandank jurank menyediakan km/wc untuk pengunjung,


yang terletak didekat warung dan didekat lapangan
pertunjukan. Luasannya adalah 4 meter berjumlah 2 didekat
warung dan 4 didekat lapangan pertunjukan.
Pengunjung yang bajunya kotor dan basah karena bermain
disungai ataupun bermain di area persawahan biasanya ganti
pakaian dan tidak jarang ada juga yang sekalian mandi di
km/wc ini.

65
Gambar 5.9 km/wc

Sumber : sukristiawati, 2014

66
3.4 Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

3.4.1 Latar belakang

Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) yang terletak di


jalan km.6 adalah kepemilikan dari Dinas Kesejahteraan Sosial kota
Palembang. Pemerintah menyediakan sebuah panti rehabilitasi anak
agar anak - anak yang ada dijalanan yang setiap harinya bekerja
menjual Koran, mengamen dan tidak jarang kita lihat mereka
mengemis, ada juga yang bekerja dengan cara yang tidak halal yaitu
dengan mencopet, dapat menjadi anak yang baik yang kewajibannya
cukup belajar tanpa harus bekerja penuh tanpa ada pikiran dari mereka
untuk bersekolah.

Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) dikepalai oleh


Bapak Idil S.Ag yang setiap harinya meninjau anak - anak disini.
Jumlah anak - anak disini hanya 30 orang dan semuanya adalah lelaki.
Panti ini juga menyediakan sekolah untuk anak - anak disini dari SD
sampai SMP, namun apabila mereka menempuh sekolah SMA
biasanya mereka disekolahkan diluar panti. Pengajarnya pun tidak lain
adalah pegawai panti sendiri dan sistem yang diajarkan adalah hanya
sekolah umum biasa yang proses belajar mengajarnya di dalam
ruangan area panti rehabilitasi ini.

Dana yang diterima di panti rehabilitasi ini adalah dari


pemerintah kota Palembang dan apabila ada dari masyarakt umum
yang ingin mendonasikan uang ataupun barang keperluan lainnya
pihak panti sangat senang dan bahagia. Kegiatan yang dilakukan di
panti ini pun terbatas. Anak panti sosial apabila setelah belajar yang
disediakan diruangan area panti ini sendiri biasanya hanya menonton
televisi dan bermain didalam area panti. Seharusnya mereka dibina
untuk dirinya sendiri agar mandiri dengan cara mengasah kemampuan

67
terpendam yang mereka miliki dan di salurkan dalam wadah yang
dapat mengeksplor kemampuan tersebut.

Pihak panti pun mengharapkan pemerintah dapat memberikan


pengajar dibidang seni dan bidang teknologi agar dalam proses belajar
mengajar tidak hanya monoton dan mereka juga mendapat bekal dan
ilmu tambahan apabila mereka telah keluar dari panti rehabilitasi anak
disini.

3.4.2 Data Statistik

Gambar 6.0 Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

68
Gambar 6.1 Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Data Statistik :

Letak : Jalan Sosial KM. 6 Palembang

Tahun berdiri : 1990

Pemilik : Dinas Pemerintah Kota Palembang

Kepala panti : Idil S,Ag.

Pengurus : Ully Yuliani

Jumlah anak : 31 anak

Luas lahan : 2,5 Ha

Konsep : panti sosial rehabilitasi anak umum

Ruang-ruang : Rumah dinas k.panti, ruang dinas pegawai, kantor kepala


panti, asrama anak, kantor pegawai pran, kantor guru, ruang
sekolah, gudang, musholla, ruang makan, ruang menonton
tv, dapur, km/wc.

69
Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) Terletak dijalan
sosial no. 6 palembang. Panti PRAN ini adalah sebuah wadah yang
disediakan oleh pemerintah kota palembang khususnya anak - anak agar
dapat belajar dan juga menimba ilmu karena panti ini menyediakan sekolah
didalam areanya.

Pemerintah kota palembang berharap dengan disediakannya wadah


untuk anak - anak ini berkurangnya anak - anak yang ada dijalanan yang
tidak dapat bersekolah dikarenakan tidak adanya biaya untuk sekolah.
Walaupun sarana serta prasaran yang disediakan disini belum cukup lengkap,
namun pamerintah telah berupaya dengan semaksimal mungkin melakukan
cara untuk anak - anak yang terlantar yang ada dijalanan kota palembang.

Saat ini pihak dan pengurus panti sangat membutuhkan tenaga


pengajar tambahan dibidang seni dan teknologi agar anak - anak disini pun
mempunyai beragam kegiatan tidak hanya bermain apabila jam sekolah telah
selesai. Namun pemerintah sampai saat ini belum bisa menyediakannya entah
karena sesuatu apapun.

3.4.3 Visi
Terwujudnya panti sosial dalam memberikan pelayanan yang
terbaik di kota palembang.

3.4.4 Misi
1. Meningkatkan kapada anak binaan sosial (ABS)
2. Menumbuhkan rasa dan kepekaan sosial terhadap sesama khususnya
kepada anak - anak binaan sosial.
3. Meningkatkan kualitas pelayanan sumber daya manusia dan sarana
atau prasarana dalam pelayanan rehabilitasi sosial.

70
3.4.5 Tata tertib

1. Dilarang membawa senjata baik didalam panti ataupun diluar


panti.
2. Dilarang mencuri baik di dalam panti ataupun diluar panti,
apabila hal tersebut terjadi maka pengurus panti akan
memberikan teguran dan nasehat kepada ank yang bersangkutan.
3. Dilarang berkelahi didalam maupun diluar panti.
4. Dilarang mengajak tamu untuk masuk ke dalam kamar tanpa
seijzin pengurus panti.
5. Dilarang masuk kekamar lain kecuali saat piket.
6. Dilarang bermain-main di atas tempat tidur
7. Ketua kamar bertanggung jawab pada atas pembagain pekerjaan
piket.
8. Setiap anak wajib merapikan tempat tidur masing-masing.
9. Tidak boleh keluar sembarangan tanpa seizin pengurus panti.
10. Dilarang melawan pengurus panti.
11. Tidak boleh bolos pada saat proses belajar mengajar.

3.4.6 Alasan anak - anak masuk kepanti sosial rehabilitasi anak


nusantara (PRAN)
Setelah saya bertanya dan cerita pada ank-anak dipanti ini
saya mendapatkan banyak alasan mengapa mereka masuk kepanti
ini :
Karena orang tua mereka tidak mampu dalam membiayai
sekolah mereka.
Anak - anak ini terkena jaringan dijalanan dan dibawa
ketempat ini.
Ada orang tua yang sengaja menitipkan anak - anaknya ke
panti ini.
Dorongan dari diri sendiri untuk masuk kepanti ini.

71
Inilah beberapa alasan mengapa anak - anak dipanti ini
masuk dan mau tinggal dipanti sosial ini dan kebanyakan dari
mereka masuk kesini karena terpaksa akan biaya hidup orang tua
yang tidak dapat membiayai kebutuhan sekolah mereka.
Tidak jarang banyak ank yang mengaburkan diri dari panti
ini karena mereka tidak nyaman tinggal dipanti ini, biasanya mereka
beralasan untuk menemui orang tuanya dan biasanya mereka tidak
pulang lagi kepanti ini.
Namun pihak panti tidak dapat berbuat banyak apabila ada
anak - anak yang mengaburkan diri dari tempat ini karena mereka
pun merasakan kejenuhan pabila mereka tinggal disinu dalam kurun
waktu yang lama.

3.4.6 Ruang-ruang di panti sosial rehabilitasi anak nusantara


(PRAN)

Terdapat beberapa ruang dan bagian dalam area panti


sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) diantaranya adalah
sebagai berikut :

a. Ruang dinas pegawai


Ruang dinas pegawai panti sosial rehabilitasi anak
nusantara yang merupakan PNS kota palembang terletak paling
depan pada saat kita memasuki area panti ini. Luasanya adalah 6 x
10 meter. Ruang pegawai dibedakan dengan meja-meja yang telah
punya sendiri pemiliknya. Disini ada 4 pegawai panti. Apabila
pekerjaan mereka telah selesai biasanya mereka bermain bersama
dengan ank-anak panti disini. Mereka sudah cukup dekat dan akrab
dengan anak - anak disini.

72
Gambar 6.2 tampak depan ruang pegawai Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara
(PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Gambar 6.2 ruang pegawai Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

73
b. Ruang kepala panti
Kepala panti bertanggung jawab atas anak - anak yang ada
di panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) maka dari itu
agar ia dapat bekerja dengan baik disediakan sebuah ruang khusus
untuk kepala panti disini yaitu pak idil. Pak idil adalah lulusan
sarjana agama di salah satu universitas islam negeri di kota
palembang. Ia baru saja diberi kepercayaan untuk menjabat sebagai
kepala panti disini. Pak idil sangat baik dan terbuka apabila ada
sesorang yang berkunjung dan bertanya-tanya mengenai panti
sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN).
Luasanya adalah 6 x 8 meter. Biasanya ia sering
menghabiskan waktu disini bekerja dan juga ia sangat suka
membaca, apabila anak - anak mengeluh dan ingin menyampaikan
saran atau apresiasinya biasanya merek mendatangi ruang ini.

Gambar 6.3 ruang kepala Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

74
c. Kamar anak - anak panti

Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN)


memberikan masing kamar kepada anak - anak panti agar mereka
dapat beristirahat saat melepas lelah karena belajar dan bermain.
Kamar yang disediakan pun seadanya, ranjang tempat tidur mereka
bertingkat dan dalam satu ranjang biasanya diisi oleh 2 orang anak.

Luasnya adalah 7 x 12 meter. Terbagi menjadi 2 sisi yaitu


sisi kanan dan kiri. Didalam hanya tersedia ranjang tempat tidur
serta tersedia lemari untuk menyimpan pakaian - pakaian
anak - anak disini. Beginilah fasilitas yang mereka dapatkan yaitu
seadanya, namun bagaimana lagi mereka harus mau tak mau
tinggal dan tidur disini.

Gambar 6.4 pelataran kamar Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

75
d. Rumah dinas kepala panti
Rumah dinas kepala panti sengaja disediakan untuk kepala
panti agar dapat meninjau dan juga mengawasi anak - anak panti
sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) disini.
Letaknya berada samping area panti ini dan langsung
berseberangan dengan jalan utama pintu masuk panti ini. Luasnya
adalah 5 x 12 meter yang terdiri dari 2 kamar, dapur, ruang tamu
dan km/wc.

Gambar 6.5 rumah dinas kepala Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Pak idil selaku kepala panti dapat puas memperhatikan


kegiatan - kegiatan apa saja yang anak - anak lakukan dipanti ini
dan juga mengurus anak - anak disini karena ia juga tinggal
ditempat ini.

76
e. Ruang kelas
Ruang kelas yang disediakan dipanti sosial rehabilitasi anak
nusantara (PRAN) terbagi menjadi 2 yaitu untuk anak SD (sekolah
dasar) dan untuk SMP (sekolah menengah pertama) sedangkan
untuk SMA pihak dan pengurus panti belum menyediakan ruang
kelasnya dikarenakan kurangnya guru pengajar, maka dari itu anak
yang menempuh tahap SMA bersekolah disekitar tempat panti
tersebut.
Luasnya adalah 8 x 9 meter. Yang etrdiri dari kursi-kursi
murid dan meja guru serta papan tulis untuk menulis. Proses
belajar mengajar dilakukan dari jam 7 sampai jam 11 siang.

Gambar 6.6 rumah kelas Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Perlu disayangkan pada saat saya berada dipanti sosial


rehabilitasi anak nusantara (PRAN) proses belajar mengajar telah
selesai dan anak - anak sedang bermain dan sebagian juga ada
yang menonton tv. Seharusnya pada saat proses belajar mengajar
telah selesai anak - anak dibina dengan memberikan pelajaran dan
mengarahkan bakat apa yang mereka miliki agar mereka memiliki

77
kegiatan dan penghasilan apabila bakat yang mereka miliki dapat
menghasilkan uang.

f. Ruang menonton Tv
Untuk menghilangkan kejenuhan anak - anak ini selama
dipanti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) pihak dan
pengurus panti menyediakan ruang menonton tv. Luasnya adalah 5
x 8 meter. Biasanya anak - anak menonton tv pada saat proses
belajar mengajar telah selesai sampai sore hari. Tidak jarang
mereka suka berantem akibat ingin memaksakan kehendak chanel
mana yang harus dipilih karena hanya satu tv yang disediakan
disini.

Gambar 6.7 rumah kelas Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

78
g. Musholla
Musholla adalah salah satu fasilitas yang ada di panti sosial
rehabilitasi anak nusantara (PRAN) ini. Anak - anak diwajibkan
selalu beribadah apabila waktu sholat sudah masuk. Biasanya
imam pada waktu sholat adalah pengurus panti ini.
Luasannya adalah 6 x 9 meter dengan ruangan kosong
didalamnya namun tidak disediakan ambal ataupun juga sajadah
yang biasa kita lihat di musholla pada umunya, mereke memakai
sajadah pada saat mau sholat saja dikarenakan supaya sajadah yang
mereka pakai tidak kotor agar mereka tidak mencucuinya terus.

Gambar 6.8 musholla Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Seharusnya musholla yang merupakan tempat beribadah


kebersihan dan kenyamanannya harus dijaga agar saat mereka
beribadah lebih khusuk. Namun panti yang disediakan disini jauh
dari kata bersih dan nyaman, ruangannya pun hanya kosong dan
pada saat saya mengobrol pada anak - anak disini mungkin pada
saat magrib saja mereka beribadah dan waktu sholat lainnya
biasanya tinggal. Seharusnya pihak dan pengurus panti lebih
merawat musholla yang ada disini barulah anak - anak akan
mengikuti serta lebih menjaga musholla yang mereka gunakan
untuk beribadah disini.

79
h. Dapur
Dapur pada panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN)
terletak dibelakang area panti dan berdekatan dengan km/wc. Yang
memasak disini adalah pengurus panti yang telah disediakan
tempat tinggal oleh pihak panti disini.
Luasannya adalah 4 x 7 meter. Dan ibu yuli adalah orang
yang memasak di panti ini. Biasanya ibu yuli memasak 2 kali
sehari yakni pada pagi hari untuk anak - anak sarapan pagi dan
pada sore hari untuk anak - anak makan malam. Menu yang
disajikan disini tergantung dari pihak panti pada saat mereka
membawa atau juga memberi uang kepada ibu yuli. Ibu yulilah
yang menentukan mau masak apa untuk anak - anak disini. Dengan
keterbatasan uang belanja memasak ibu yuli harus pintar - pintar
membagi uang belanja memasak. Anak - anak pun tidak dapat
wewenang agar dapat menentukan ingin menu makan apa pada
saat ini.

Gambar 6.9 dapur Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

80
i. Rumah Penjaga panti

Rumah penjaga panti terletak disebelah dapur panti dan


berjarak sekitar 10 meter. Pihak panti sosial rehabiltasi anak
nusantara (PRAN) memberi tugas dan wewenag kepada penjaga
panti ini untuk selalu mengawasi anak - anak panti pada siang atau
malam hari. Dan ibu yuli tadilah beserta suami dan anaknya
menempati rumah ini. luasnya adalah 3 x 7 meter. Dan anak dari
ibu yuli juga bersekolah dan sering bermain dengan anak - anak
panti disini.

Gambar 7.0 rumah penjaga Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

Rumah penjaga panti berdekatan dengan rumah kepala


panti yang membuat mereka cukup akrab. Anak - anak panyi pun
sering bermain dirumah ini karena anak dari ibu yuli sebaya
dengan anak - anak panti disini. Mereka sering meninjau pada saat
malam hari sebelum merek tidur biasanya mereka berkeliling dan
memeriksa keadaan sekitar panti agar aman.

81
j. KM/WC

Panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) menyediakan


km/wc untuk anak - anak panti disini yang terletak paling belakng area
panti yang bersebelahan dengan dapur. Luasnya adalah 2 x 2 meter.
Dan jumlahnya ada 5 km/wc. Pada saat mandi mereka sudah dibuat
jadwal yakni pada saat pagi hari dan sore hari. Anak - anak dilarang
bermain dan menghabiskan air kecuali pada saat mandi. Anak - anak
disinilah yang membersihkan kamar mandi disini setiap hari dan
biasanya sudah di atur lewat jadwal piket yang telah dibuat oleh pihak
dan penurus panti. Anak - anak harus bertanggung jawab serta
menjaga fasilitas yang diberikan pengurus panti agar semuanya dapat
bermanfaat dan berguna bagi mereka.

Gambar 7.1 km/wc Panti Sosial Rehabilitasi Anak Nusantara (PRAN)

Sumber : sukristiawati, 2014

82
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat perbedaan yang sangat menonjol antara tempat yang saya


kunjungi dan saya lakukan survey yaitu pada kandank jurank doank (KJD)
yang merupakan milik dari Dik Doank yang terletak di Komp. Pondok Sawah
Indah (Alvita). Blok Q No. 14. Ciputat, Tangerang Selatan 15413 dan panti
sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN). Yaitu sebagai berikut :
1. Fasilitas sarana dan juga prasarana yang ada di kandank jurank
doank sangatlah lengkap mulai dari studio, ruang musik, lapangan
basket, lapangan bola serta masih banyak lagi dan sangat berbeda
dengan panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) disini
fasilitas yang disediakan hanya temapt tidur, ruang kelas, serta
ruangan untuk menonton televisi.
2. Berbeda dengan anak - anak di kandank jurank doank alasan
mereka masuk ke tempat ini adalah bermacam-macam diantaranya
adalah dorongan dari diri sendiri, tempat yang nyaman dan bagus,
fasilitas yang disediakan begitu lengkap, sering hadir bintang tamu
pada hari weekend. Dan alasan anak - anak masuk ke panti sosial
rehabilitasi anak nusantara (PRAN) adalah pada saat mereka
terjaring dijalanan umum oleh petugas pemerintah yang
mengharuskan merek tinggal disini, ada juga orang tua yang tidak
mampu membiayai mereka untuk bersekolah agar mereka
mendapat ilmu yang layak dan mereka memsukkan anak - anaknya
kesini.
3. Begitu banyak kegiatan yang dibuat oleh pihak kandank jurank
doank agar anak - anak disini tidak pernah bosan dan dapat
menyalurkan ide serta bakat ataupun kreativitas yang anak miliki,
dan bertolak belakng dipanti sosial rehabilitasi anak nusantara

83
(PRAN) apabila anak - anak telah selesai mengikuti proses belajar
mengajar maka kegiatan yang mereka lakukan adalah bermain.
4. Kandank jurank doank merupakan wadah bagi anak - anak yang
memiliki bakat serta kreativitas yang terpendam dan dapat
disalurkan kepada kegiatan yang positif serta dapat menggali dan
mengeksplor bakat yang mereka miliki, Namun berbeda halnya
dengan panti sosial rehabilitasi anak nusantara (PRAN) disini
mereka tidak dapat menyalurkan bakat kreativitas serta hobby yang
mereka miliki dikarenakan fasilitas yang tidak menunjang dengan
keinginan mereka.
5. Di kandank jurank doank apabila pada hari weekend sering sekali
kedatangan bintang tamu dari kalangan artis - artis yang dapat
memberikan materi pelajaran tentang bidangnya masing-masing
serta dapat berbagi pengalaman dibidang bakat anak - anak yang
dapat menjadikan referensi serta keinginan untuk anak - anak agar
dapat sukses seperti mereka. Beda halnya dipanti sosial rehabilitasi
anak nusantara (PRAN) kegiatan mereka pada hari weekend
biasanya membersihkan halaman area panti dan apabila telah
selesai mereka bermain serta menonton televisi saja, beginilah
kegiata rutin mingguan mereka.

4.2 Saran

Setelah saya berkunjung serta mensurvey lokasi serta kegiatan di


kedua tempat dapat diberikan saran sebagai langkah awal yang lebih baik di
antaranya adalah sebagai berikut :

1. Diharapkan untuk pemerintah kota palembang agar dapat


menyediakan tempat atau wadah bagi anak - anak yang memiliki
keterbatasan dalam biaya terutama untuk anak - anak yang ada
dijalanan agar mereka dapat menyalurkan kreativitas yang mereka
miliki kearah yang lebih berguna dan lebih bermanfaat.

84
2. Diharapkan orang tua dapat memberikan contoh yang baik untuk
anak - anaknya sendiri karena orang tua adalah contoh terdekat
yang bisa anak itu tiru serta dan diterapkan dikehidupan anak
tersebut oleh karena itu para orang tua seharusnya memberikan
kasih sayang serta perhatian yang penuh kepada anaknya masing -
masing karena anak tersebut sedang dalam tahap menuju remaja,
yang apabila tidak diberikan contoh serta perhatian ditakutkan
anak tersebut akan melakukan perilaku menyimpang seperti
tindakan kriminal dan lain sebagainya.

85

Anda mungkin juga menyukai