Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN KEHAMILAN

PREMATUR, KEHAMILAN POSTMATUR DAN KEHAMILAN


GANDA

Disusun oleh :
1. Vera Rizka Romadhoni
2. Widya Putri Pangestika
3. Yuli Risma Fitriyani
4. Yuniar Dwi Shinta
5. Hindun Apriliani

Kelas : 3B

PRODI DIII KEBIDANAN


POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2014/2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan sesuai yang
diharapkan. Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Askeb Kehamilan
pada Ibu Hamil dengan kehamilan prematur, kehamilan postmatur dan kehamilan ganda.
Tak lupa penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
ini yang telah memberikan bimbingan, arahan, koreksi serta sarannya untuk kesempurnaan
makalah ini. Rekan-rekan mahasiswa yang telah banyak memberikan masukan untuk makalah
ini dan seluruh pihak yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan banyaknya kekurangan,
sehingga penulis sangat menerima saran serta kritik untuk kemajuan serta kesempurnaan
makalah ini.Demikian semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya.

Tegal, 25 September 2015


Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Kehamilan Prematur
1. Pengertian
2. Masalah
3. Penyebab Kelahiran Prematur
4. Kondisi yang menimbulkan kontraksi
5. Tanda dan gejala
6. Penanganan
7. Prinsip penanganan
8. Upaya menghentikan kontraksi uterus
9. Tabel penanganan persalinan prematur
B. Kehamilan Postmatur
1. Pengertian
2. Masalah ibu
3. Masalah janin
4. Penanganan umum
5. Komplikasi
6. Pencegahan
7. Penanganan
8. Tabel penanganan persalianan postmatur
C. Kehamilan Ganda
1. Pengertian
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Gejala klinik
5. Diagnosis
6. Faktor-faktor terkait
7. Komplikasi
8. Penatalaksanaan
9. Prognosis
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Wanita mempunyai peranan yang sangat vital dalam pembangunan kehidupan bangsa,
salah satu peranannya sebagai penerus bangsa, pendamping suami dalam keharmonisan rumah
tangga, pendidik kedewasaan sikap mental anak dan penunjang dalam meningkatkan pendapatan
keluarga .Untuk mendukung keberlangsungan perannya, sudah selayaknyalah kesejahteraan
wanita diperhatikan, salah satu caranya yaitu dengan memperhatikan beberapa masalah yang
sedang dihadapi wanita saat ini yaitu tingginya Angka Kematian Ibu (Manuaba, 2005:14).
Dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dan data Biro Pusat Statistik
(BPS), angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu
jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi
kehamilan dan persalinannya (dr. Nugraha, 2007).
Kematian dan kesakitan ibu sebenarnya dapat dikurangi atau dicegah dengan berbagai
usaha perbaikan dalam bidang pelayanan kesehatan obstetri. Pelayanan kesehatan tersebut
dinyatakan sebagai bagian integeral dari pelayanan dasar yang akan terjangkau seluruh
masyarakat. Kegagalan dalam penangan kasus kedaruratan obstetri pada umumnya disebabkan
oleh kegagalan dalam mengenal resiko kehamilan, keterlambatan rujukan, kurangnya sarana
yang memadai untuk perawatan ibu hamil dengan resiko tinggi maupun pengetahuan tenaga
medis, paramedis, dan penderita dalam mengenal Kehamilan Resiko Tinggi (KRT) secara dini,
masalah dalam pelayanan obstetri, maupun kondisi ekonomi (Syamsul, 2003).
Tingginya angka kematian ibu dan anak umumnya akibat ahli kebidanan atau bidan
terlambat mengenali, terlambat merujuk pasien ke perawatan yang lebih lengkap, terlambat
sampai di tempat rujukan, dan terlambat ditangani. (Anonim,2002).
Ada lima aspek dasar atau lima benang merah, yang paling penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan yang bersih dan aman. Berbagai aspek tersebut melekat pada setiap
persalinan baik normal maupun patologis. Lima benang merah tersebut adalah membuat
keputusan klinik, asuhan sayang ibu dan sayang bayi, pencegahan Infeksi, pencetakan (rekam
medik) asuhan persalinan dan rujukan (Asuhan Persalinan Normal, 2002)
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu kehamilan prematur, postmatur, ganda
2. Untuk mengetahui etiologi kehamilan premature
3. Untuk mengetahui penyebab kehamilan prematur, postmatur, ganda
4. Untuk mengetahui prognosis dari kehamilan postmatur
5. Untuk mengetahui komplikasi yang ditimbulkan dari kehamilan prematur, postmatur, ganda
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kehamilan Prematur
1. Pengertian
Persalian prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Abdul Bari Saifuddin.
2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka, hal 300)
Persalinan prematur atau kurang bulan adalah persalinan yang terjadi setiap saat setelah
usia gestasi mencapai 20 minggu atau menjelang akhir minggu ke 37. (Buku Saku Bidan.
Jakarta:EGC. 2002 hal 216)

2. Masalah
a. Kesulitan utama dalam persalian prematur adalah perawatan bayinya, semakin muda usia
kehamilannya semakin besar morbiditas dan mortalitasnya. Karena disamping harapan hidup
perlu dipikirkan pula kualitas hidup bayi tersebut.
b. Kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bila berat lahirnya kurang dari 10 percentil. Kadang
sulit untuk membedakan prematur dan KMK, bahkan bisa juga prematuritas disertai dengan
KMK.
c. Dari sudut medis secara garis bsar 50% terjadi spontan, 30% akibat KPD dan sisanya yang 20%
dilahirkan atas indikasi ibu atau janin.
d. Secara keseluruhan penyebab yang sering adalah multifaktorial.
(Abdul Bari Saifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 300)

3. Penyebab kelahiran prematur


Komplikasi Medis atau Obstetri.
a. Hipertensi
Tekanan darah tinggi menyebabkan penolong cenderung untuk mengakhiri kehamilan, hal ini
menimbulkan prevalensi persalinan prematur meningkat.

b. Perkembangan janin terhambat


Perkembangan janin terhambat merupakan kondisi dimana salah satu sebabnya ialah pemasokan
oksigen dan makanan mungkin kurang adekuat dan hal ini mendorong untuk terminasi
kehamilan lebih dini.
c. Solusio Plasenta
Terlepasnya plasenta akan merangsang untuk terjadi persalinan preterm, meskipun sebagian
besar (65%) terjadi pada aterm. Pada pasien dengan riwayat solusio plasenta maka kemungkinan
terulang menjadi lebih besar yaitu 11%
d. Plasenta Previa
Plasenta previa sering kali berhubungan dengan persalinan preterm akibat harus dilakukan
tindakan pada perdarahan yang banyak. Bila telah terjadi perdarahan banyak maka kemungkinan
kondisi bayi kurang baik karena hipoksisa.
e. Kelainan Rhesus
Sebelum ditemukan anti D imunoglobulin maka kejadian induksi menjadi berkurang, meskipun
demikian hal ini masih dapat terjadi.
f. Diabetes
Pada kehamilan dengan diabetes yang tidak terkendali maka dapat dipertimbangkan untuk
mengakhiri kehamilan. Tapi saat ini dengan pemberian insuli dan diet yang terprogram,
umumnya gula darah dapat dikendalikan. (Hanifa Wiknjosastro. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka hal 313)
g. Infeksi klamidia
Meskipun klamidia tracomatis adalah patogen bakteri paling umum yang ditularkan lewat
hubungan seksual di AS, kemungkinan pengaruh infeksi serviks oleh organisme ini pada
kelahiran preterm tidak jelas.
h. Vaginosis bakterialis
Vaginosis bakterialis adalah sebuah kondisi ketika flora normal vagina predominan- laktobasilus
yang menghasilkan hidrogen peroksida digantikan oleh bakteri anaerob. Gambaran diagnostic
kilnis :
1) PH vagina lebih dari 4,5
2) Bau amin bial sekresi vagina dicampur dengan kalium hidroksida
3) Sel epitel vagina terlapis tebal oleh basil-clue cells
4) Duh vagina homogen

i. Vaginitis trikomonas dan kandida


Wanita dengan trikomonas vaginalis mengalami peningkatan resiko melahirkan bayi dengan
berat lahir rendah sebesar 30%, peningkatan 30% resiko kelahiran preterm, dan hampir 2 kali
lipat resiko kematian perinatal.
j. Infeksi cairan amnion dan korioamnion
Infeksi korioamnion yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme telah muncul sebagai
kemungkinan penjelasan berbagai kasus pecah ketuban dan atau persalinan prematur yang tidak
dapat dijelaskan.(Gary Cunningham. 2006. Obstetri Wiliams. Jakarta: EGC hal 771)

4. Kondisi yang menimbulkan kontraksi


Ada beberapa kondisi ibu yang merangsang terjadi kontraksi spontan, kemungkinan telah
terjadi produksi prostaglandin.
a. Kelainan bawaan uterus
Meskipun jarang tetapi dapat dipertimbangkan hubungan kejadian partus prematur
dengan kelainan uterus yang ada.
b. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah mungkin mengawali terjadinya kontraksi atau sebalikanya. Ada beberapa
kondisi yang mungkin menyertai seperti: serviks inkompeten, hidramnion, kehamilan ganda,
infeksi vagina dan serviks dan lain-lain. Infeksi asenden merupakan teori yang cukup kuat dalam
mendukung terjadinya amnionitis dan kemudian ketuban pecah.
c. Serviks inkompeten
Hal ini juga mungkin menjadi penyebab abortus selain partus preterm. Riwayat tindakan
terhadap serviks dapat dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. MacDonal menemukan 59%
pasiennya pernah mengalami dilatasi kuretase 8% mengalami konisasi.
d. Kehamilan Ganda
Sebanyak 10% pasien dengan partus preterm ialah kehamilan ganda dan secara umum
kehamilan ganda mempunyai panjang usia gestasi yang lebih pendek. (Hanifa Wiknjosastro.
2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka hal 313)

5. Tanda dan gejala


1) Nyeri menstruasi seperti keram mungkin sulit dibedakan dengan nyeri disekitar ligamen
2) Nyeri tumpul di punggung berbeda dengan nyeri punggung yang biasa dialami oleh wanita
hamil.
3) Nyeri pada supra pubic atau tekanan sulit dibedakan dengan UTI
4) Rasa berat dan tekanan pada panggul
5) Perubahan karakter atau jumlah rabas dari vagina (kental, encer, mengandung air, bercampur
darah, kecoklatan, pucat)
6) Diare
7) Kontraksi uterus yang tidak dapat di palpasi (dengan atau tanpa nyeri) terasa setiap 10 menit
atau lebih sering, selama 1 jam atau lebih dan tidak sembuh dengan berbaring
8) Ketuban pecah dini (Buku Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)
9) Tanda dan gejala persalinan prematur harus dimasukkan secara rutin sebagai bagian dari
pendidikan yang diberikan pada wanita prenatal dengan usia gestasi 20 hingga 24 minggu (Buku
Saku Bidan. Jakarta:EGC. 2002 hal 216)

6. Penanganan
Perlu dilakukan penilaian tentang:
1) Umur kehamilan, karena lebih bisa dipercaya untuk penentuan prognosis daripada berat janin
2) Demam atau tidak
3) Kondisi janin (jumlahnya, letak/presentasi, taksiran berat janin, hidup/mati/gawat janin, kelainan
kongenital dan sebagainya) dengan USG
4) Letak plasenta perlu diketahui untuk antisipasi irisan seksio sesarea
5) Fasilitas dan petugas yang mampu menangani calon bayi terutama adanya seseorang
neonatologis, bila perlu di rujuk

7. Prinsip Penanganan
1) Coba hentikan kontraksi uterus/penundaan kelahiran
2) Persalinan berjalan terus dan siapkan penanganan selanjutnya

8. Upaya menghentikan kontraksi uterus


Kemungkinan obat-obatan tokolitika hanya berhasil sebentar tapi penting untuk dipakai
memberikan kortikosteroid sebagai induksi maturitas paru bila usia gestasi kurang dari 34
minggu.Intervensi ini bertujuan untuk menunda kelahiran sampai bayi cukup matang. Penundaan
kelahiran ini dilakukan pada :
1) Umur kehamilan < 35 minggu
2) Pembukaan serviks < 3 cm
3) Tidak ada amnionitis, preeklampsi atau perdarahan yang aktif
4) Tidak ada gawat janin
5) Ibu rawat inap, lakukan evaluasi terhadap his dan pembukaan
6) Berikan kortikosteroid untuk memperbaiki kematangan paru janin
7) Berikan 2 dosis betametason 12 mg IM selang 2 jam atau berikan 4 dosis deksamethason 5 mg
IM selang 6 jam
8) treroid tidak boleh diberikan bila ada infeksi yang jelas
Pemberian antibiotik mungkin berhasil pada kasus dengan resiko infeksi tinggi.
Organisme yang menyebabkan adalah golongan aerob gram positif dan negatif, anaerob dan lain-
lain yang biasanya berasal dari
1) Flora normal dari vagina atau rektum
2) Kadang eksogen akibat tindakan-tindakan septik

9. Tabel Penanganan Persalinan Prematur


Konfirmasi umur kehamilan
Polindes Konseling
Berikan endimetasin perektal
Rujuk
Konfirmasi umur kehamilan
Melakukan perkiraan berat badan janin
Puskesmas Menilai apa masih mungkin diberikan tokolitik
Konseling
Berikan tokolitik
Rujuk
Periksa USG umur kehamilan, presentasi, malformasi,
lokasi plasenta, dan kesejahteraan janin
Penilaian apakah masih bisa dipertahankan (kontraksi
uterus, pembukaan serviks)
Tentukan adanya faktor komplikasi klinis
Bisa dipertahankan Tidak bisa dipertahankan
Rumah Sakit Tirah baring Pemberianobat-obatan
- Pemberian obat pematangan paru janin:
tokolitik Deksametason 5mg tiap 12 jam IM
- Evaluasi berkala sampai 2 dosis
Betametason 12 mg tiap 24 jam
OM sampai 2 dosis
Monitor keadaan janin, evaluasi
persalinan
Bila ada fetal distres, letak
sungsang- DC
Bila janin baik, monitor persalinan
Awasi pemberian anastesi dan
analgesi
Lakukan episiotomi yang cukup
lebar
Konsultasi dengan neonatologis
Perawatan intensif bayi
Termogulasi/ metode kanguru

(Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 304)

B. KEHAMILAN POSTMATUR
1. Pengertian
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu.
(Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 305)
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau 294 hari disebut sebagai kehamilan lewat
waktu. Para ibu sebanyak 10% lupa akan hari pertama haid terakhirnya sehingga usia
kehamilannya sulit untuk diprediksi.
Kini dengan adanya pelayanan USG maka usia kehamilan dapat ditentukan lebih tepat
terutama bila dilakukan pemeriksaan pada usia kehamilan 6-11 minggu hingga penyimpangan
hanya 1 minggu.

2. Masalah Ibu
a. Serviks yang belum matang
b. Kecemasan ibu
c. Persalinan traumatis akibat janin besar
d. Angka kejadian SC meningkat karena gawat janin, distosia dan CPD
e. Meningkatnya perdarahan postpartum karena penggunaan oksitosin untuk akselerasi atau
induksi

3. Masalah Janin
a. Kelainan pertumbuhan janin
Janin besar dapat menyababkan distosia bahu, fraktur klafikula, palsi DucheneErb
Pertumbuhan janin terhambat
b. Oligohidramnion
Kelainan cairan amnion ini mengakibatkan gawat janin, keluarnya mekonium, tali pusat tertekan
sehingga menyebabkan kematian janin mendadak

4. Penanganan Umum
a. Lakukan konfirmasi umur kehamilan bayi
b. Evaluasi kesejahteraan janin

5. Komplikasi
a. Anak besar dapat menyebabkan CPD
b. Oligihidramnion dapat menyebabkan kompresi tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal
c. Keluarnya mekonium yang dapat menyebabkan aspirasi mekoneum.

6. Pencegahan
a. Konseling antenatal yang baik
b. Evaluasi umur kehamilan bila ada tanda-tanda berat badan tidak naik, oligo hidramnion, gerakan
anak menurun. Bila ragu periksa untuk konfirmasi umur kehamilan dan mencegah komplikasi

7. Penanganan
Ibu dirujuk bila umur kehamilan lebih dari 41 minggu. Bila kehamilan lebih dari 40
minggu ibu hamil dianjurkan menghitung gerak janin selama 24 jam (tidak boleh kurang dari 10
kali).

8. TABEL PENANGANAN KEHAMILAN POSTMATUR


- Penilaian umur kehamilan (HPHT)
- Riwayat obstetri yang lalu
Polindes- Tinggi fundus uteri
- Faktor resiko
- Kehamilan > 41 minggu rujuk
- Penilaian umur kehamilan (HPHT)
- Riwayat obstetri yang lalu
Puskesmas
- Tinggi fundus uteri
- Faktor resiko
- Kehamilan > 41 minggu rujuk
- Penilaian umur kehamilan
Rumah - Penilaian skor Bishop
Sakit - Pemeriksaan fetal assesment
- USG
- NST
Skor bishop <5 Skor bishop >5
a. Bila NST normal, USG oligohidramnion,
bayi tidak makrosomia lakukan induksi Anak tidak besar,
persalinan NST reaktif,
b. Seselerasi variabel lakukan induksi penempatan normal
persalinan dengan observasi lakukan induksi
c. Volume amnion normal, NST non reaktif, persalinan
CST baik, lakukan induksi persalinan
d. Kehamilan lebih dari 42 minggu sebaiknya
diterminasi
SC bisa dilakukan bila ada kontraindikasi
induksi persalinan

C. KEHAMILAN GANDA
1. Pengertian
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih.
Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat
(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet). Hamil kembar tentunya
menjadi keajaiban.Butuh perlakuan ekstra terhadap tubuh ibu dan janinnya, sejalan dengan
perubahan dan kebutuhan yang jelas berbeda dibandingkan kehamilan biasa.

2. Etiologi
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah : bangsa, umur, dan paritas, sering mempengaruhi
kehamilan 2 telur.
b. Faktor obat-obat induksi ovulasi : profertil, clomid, dan hormon gonadotropin dapat
menyebabkan kehamilan dizigotik dan kembar lebih dari dua. Faktor tersebut dengan mekanisme
tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih folikel de graf atau terbentuknya 2 ovum atau
lebih dalam satu folikel. Jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu dan jika
semua embrio yang kemudian dimasukkan ke dalam rongga rahim ibu tumbuh berkembang lebih
dari satu.
c. Faktor keturunan.
d. Faktor yang lain belum diketahui.

3. Patofisiologi
Kehamilan kembar dibagi 2:
a. Kehamilan ganda dari 2 ovum ( dizigotik )
Pada kehamilan dizigotik dapat terjadi :
1) Jenis kelaminnya kebetulan sama.
2) Umumnya berbeda seperti pertumbuhan janin biasa yang berasal dari ovum-spermatozoa yang
berbeda.
Berkaitan dengan waktu terjadinya pembuahan terhadap ovum:
1) Kembar Dizigot : terjadi konsepsi terhadap ovum pada hubungan seksual dengan waktu yang
sama terhadap 2 ovum.
2) Superfekundasi : konsepsi terjadi terhadap ovum dengan waktu koitus yang relatif berdekatan.
3) Superfetasi : kehamilan kedua terjadi pada waktu yang relatif jauh setelah kehamilan pertama.
Syaratnya decidua kapsularis dan decidua parietalis belum bersatu sehingga memungkinkan
spermatozoa dapat mencapai tuba dan berhasil terjadi konsepsi serta diikuti dengan
implantasinya.
b. Kehamila kembar monozigotik
Kehamila kembar yang terjadi dari satu telur disebut kehamilan monozigotik atau disebut
juga identik, homolog atau uni ovuler. Kira-kira 1/3 kehamilan kembar adalah monozigotik,
mempunyai 2 amnion, 2 korion dan 2 plasenta; kadang-kadang 2 plasenta menjadi 1. keadaan ini
tidak dapat dibedakan dengan kembar dizigotik. 2/3 mempunyai 1 plasenta, 1 korion dan atau 2
amnion.Pada kehamilan kembar monoamniotik kematian bayi masih sangat tinggi.

4. Gejala Klinik
Gejala dan Tanda :
a. Keluhan kehamilan lebih sering terjadi dan lebih berat.
b. tanda-tanda yang sering terlihat :
- Ukuran uterus lebih besar dari kehamilan normal
- Distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas toleransinya dan seringkali terjadi partus
prematurus. Usia kehamilan makin pendek dan makin banyaknya janin pada kehamilan kembar
- Kenaikan berat badan ibu berlebihan.
- Kebutuhan ibu akan zat-zat makanan pada kehamilan kembar bertambah sehingga dapat
menyebabkan anemia dan penyakit defisiensi lain
- Polihidramnion.
- Palpasi yang meraba banyak bagian kecil janin.
- Detak Jantung Janin lebih dari 1 tempat dengan perbedaan frekuensi sebesar > 8 detik per menit.

5. Diagnosis
Diagnosis kehamilan kembar dapat ditegakan jika ditemukan hal-hal sebagai berikut:
a. Besarnya uterus melebihi lamanya amenorhoe
b. Uterus tumbuh lebih cepat daripada biasanya pada pemeriksaan ulang
c. Penambahan berat badan ibu yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas.
d. Banyak bagian kecil yang teraba
e. Teraba tiga bagian besar janin
f. Teraba 2 balotemen
g. Terdengar 2 denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaan kecepatan paling sedikit
10 denyut per menit
h. USG dapat mendiagnosa kehamilan kembar pada triwulan pertama
i. Rontgen photo abdomen
Diagnosis Banding
1) Hidramnion
Dapat menyertai kehamilan kembar, kadang kelainan hanya terdapat pada satu kantong amnion
dan yang lainnya oligohidramnion. Pemeriksaan USG dapat menentukan apakah pada
hidramnion ada kehailan kembar atau tidak.
2) Kehamilan dengan mioma uteri atau kistoma ovari
Tidak terdengarnya 2 jantung pada pemeriksaan berulang, bagian besar dan kecil yang sukar
digerakan, lokasinya yang tidak berubah, dan pemeriksaan rontgen dapat membedakan kedua hal
tersebut.

6. Faktor Faktor Terkait


1) Anemia gravidarum sering terjadi .
2) Gangguan pada sistem respirasi dimana Respiratory tidal volume meningkat tapi pasien lebih
bebas bernafas oleh karena kadar progesteron yang tinggi.
3) Kista lutein dan asites sering terjadi oleh karena tingginya hCG.
4) Perubahan kehamilan lebih menyolok pada sistem kardiovaskular, sistem respirasi, sistem
Gastrointestinal , ginjal dan sistem muskuloskeletal.
5) Termasuk kehamilan resiko tinggi oleh karena meningkatnya kejadian :
- Anemia gravidarum
- Infeksi traktus urinariums
- Preeklampsia eklampsia
- Perdarahan sebelum-selama dan sesudah persalinan
- Kejadian plasenta previa
Lima faktor yang bisa mempengaruhi hamil kembar di luar keturunan yaitu:
a. Usia ibu saat mengandung.
Peluang hamil kembar berhubungan dengan usia, dan puncaknya pada usia 35 dan 39
tahun. Karena perempuan berusia di atas 35 tahun menghasilkan follicle stimulating hormone
(FSH) yang lebih banyak dibandingkan dengan usia muda, dan perempuan dengan FSH tinggi
bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam sebuah siklus.Namun kehamilan di usia ini juga
meningkatkan risiko komplikasi seperti preeklamsia (tekanan darah tinggi), terutama jika
kehamilan tersebut adalah yang pertama.
b. Tinggi dan berat badan ibu.
Perempuan yang memiliki tubuh tinggi dan agak gemuk cenderung lebih sering memiliki
kehamilan kembar.Hal ini kemungkinan karena ukuran tubuhnya memadai untuk pertumbuhan
lebih dari satu bayi.
c. Ras
Kehamilan kembar lebih umum terjadi pada orang yang memiliki ras Afrika Amerika dan
lebih sedikit terjadi pada ras Hispanik dan Asia.
d. Pengaruh dari kehamilan sebelumnya.
Perempuan yang pernah hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak
cenderung lebih mudah untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru
pertama kali hamil.Karena biasanya rahim sudah agak merenggang dan tubuh perempuan
cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak kembar.
e. Makanan yang dikonsumsi.
Konsumsi kentang manis atau ubi-ubian yang berisi zat kimia tertentu dapat menginduksi
hiperovulasi (ovulasi yang banyak). Selain itu sebuah studi menunjukkan perempuan yang
teratur mengonsumsi susu bisa memberikan pengaruh terhadap kehamilan kembar.

7. Komplikasi
IBU BAYI

Anemia Hidramnion

Hipertensi Malpresentasi

Partus premeturus Plasenta previa

Atonia uteri Solusio plasenta

Perdarahan pasca persalinan Ketuban pecah dini

Pertumbuhan janin terhambat

8. Penatalaksanaan
a. Penanganan dalam Kehamilan
Pemeriksaan Antenatal lebih sering. Mulai kehamilan 24 minggu pemeriksaan dilakukan tiap 2
minggu, sesudah kehamilan 36 minggu tiap minggu, sehingga tanda-tanda preeklampsi dapat
diketahui secara dini dan penanganan dapat dikerjakan dengan segera.Setelah kehamilan 30
minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dialarang karena dapat merupakan faktor
predisposisi partus prematurus.Anemia hipokrom tidak jarang terjadi pada kehamilan kembar
karena kebutuhan besi 2 bayi dan penambahan volume darah ibu sangat meningkat. Pemberian
sulfas ferosus 3100 mg secara rutin perlu dilakukan.Selain zat besi dianjurkan untuk
memeberikan asam folik sebagai tambahan.
b. Penatalaksanaan Persalinan
- Posisi janin pertama harus ditentukan saat masuk kamar bersalin.
- Bila janin pertama letak lintang atau letak sungsang maka persalinan diakhiri dengan SC
- Bila janin pertama letak kepala, dapat dipertimbangkan persalinan pervaginam.
- Bila janin pertama letak sungsang dan janin letak kepala, dikhawatirkan terjadi interlocking
sehingga persalinan anak pertama mengalami after coming head
- Setelah janin pertama lahir, biasanya kontraksi uterus menghilang atau berkurang sehingga tidak
jarang bahwa kontraksi uterus perlu diperkuat dengan pemberian oksitosin infuse setelah
dipastikan anak ke II dapat lahir pervaginam.
Mekanisme Interlocking pada persalinan kembar dapat menyebabkan beberapa
komplikasi antara lain:

Hipertensi dalam kehamilan


Anemia
Polihidramnion
Persalinan preterm
Persalinan macet akibat interlocking atau collision bagian terendah janin
Mortalitas perinatal meningkat

9. Prognosis
a. Mortalitas maternal tidak jauh berbeda dengan kehamilan tunggal.
b. Riwayat persalinan dengan kembar dizygotic meningkatkan kemungkinan persalinan kembar
berikutnya sebesar 10 kali lipat.
c. Morbiditas neonatus turun bila persalinan dilakukan pada kehamilan 37 38 minggu.
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Persalian prematur adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan kurang dari 37 minggu
(antara 20-37 minggu) atau dengan berat janin kurang dari 2500 gram. (Abdul Bari Saifuddin.
2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka, hal 300).
Kehamilan postmatur adalah kehamilan yang umur kehamilannya lebih dari 42 minggu.
(Abdul Bari Daifuddin. 2002. Buku Asuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka, hal 305).
Kehamilan ganda (multifetus) adalah kehamilan yang terdiri dari dua janin atau lebih.
Kehamilan ganda dapat menghasilkan anak kembar dua kembar tiga (triplet kembar empat
(quadruplet), kembar lima (quintriplet), dan kembar enam (sextuplet).

DAFTAR PUSTAKA
1. Mochtar Anantyo Binarso dan Kristanto Herman. Ilmu Kebidanan. 2010. Jakarta : P.T. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
2. Fadlun, Feryanto Ahmad. Asuhan Kebidanan Potologis. 2011. Jakarta : Salemba Medika
3. Editor Saifudin Abdul Bari, dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Maternal Dan Neonatal.
2008. Jakarta : Yayasan Bina Puastaka Sarwono Prawirohardjo
4. Lutan, Delfi. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta Buku Kedokteran EGC
5. Nolan, Mary. 2004. Kehamilan & Melahirkan. Jakarta Arcan
6. Bagian Obstetri & Ginokelogi. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung Eleman
7. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obesentri (jilid 1). Jakarta-Buku Kedokteran
8. Pujiastuti. 2009.Ibu hamil dan Bayi.Jogyakarta-Tugu Publiser
9. Anton, Baskoro. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui. Jogjakarta. Banyumedia
10. Indonesia. Departemen Kesehatan Direktorat. 2004. Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal. Jakarta. Departemen Kesehatan
11. Http://tumbuhkembangbalita.blogspot.com/2011/12/persiapan-kehamilan-htmlress.
12. http://www.glministry.com/?p=780
13. http://bidanku.com/index.php?/tahapan-proses-persalinan/Page-2

Anda mungkin juga menyukai