PENATALAKSANAAN KEGAWATDARURATAN
SISTEM PERNAFASAN: TRAUMA THORAKS
1. Definisi
2. Etiologi
3. Mekanisme terjadinya injuri
4. Manifestasi Klinik
5. Pemeriksaan fisik paru pada penderita trauma
thorax
6. Keadaan yang harus dikenal pada survei primer
7. Keadaan yang harus dikenal pada survei sekunder
8. Penatalaksanaan penderita trauma thorax
9. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
trauma thorax
Refrensi:
Paula Kristanty. (2009). Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat. Jakarta: TIM.
Panacea, Tim Bantuan Medis. (2013). Basic life
support: buku paanduan. Edisi 13. Jakarta: EGC
Pirton. (2015). BTCLS dan Disaster Management.
Tanggerang Selatan: Medhatama Restyan.
Purwadianto, Agus. (2013). Kedaruratan Medik. Edisi
Revisi. Tanggerang Selatan: Binarupa Aksara
Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman Keperawatan
Kritis. Edisi 3. Jakarta: EGC.
1
8/15/2017
Pendahuluan
Cedera pada struktur toraks dapat
disebabkan oleh cedera tumpul atau cedera
penetrasi (mis, kecelakaan kendaraan bermotor,
jatuh, luka tembak dan luka tusuk). Asidosis
respiratori dapat disebabkan oleh
ketidakadekuatan ventilasi, penurunan tingkat
kesadaran atau perubahan hubungan tekanan
intratoraks.
Menurut American College of Surgeons
kurang lebih dari 25% kematian akibat trauma
disebabkan oleh cedera dada.
1. Pengertian
a. Trauma dada (thorax) adalah trauma yang
mengenai sistem kulit muskuloskeletal
kardiovaskuler dan pernafasan.
b. Trauma dada adalah abnormalitas rangka
dada yang disebabkan oleh benturan pada
dinding dada yang mengenai tulang rangka
dada, pleura paru-paru, diafragma, ataupun
isi mediastinal baik oleh benda tajam
maupun tumpul yang dapat menyebabkan
gangguan sistem pernafasan.
2
8/15/2017
2. Etiologi
a. Trauma tumpul: kecelakaan bermotor (40-
75%), jatuh (15-25%).
b. Trauma tajam: tikaman/bacokan (70-80%),
luka tembak (20-30%)
c. Trauma tumpul: injuri paru (35-40%), injuri
jantung (15-25%), hemotorax (12-20%)
d. Trauma tajam: injuri paru (65-70%),
diafragma (15-20%), jantung (10-15%),
pembuluh darah besar (5-10%).
3
8/15/2017
4. Manifestasi Klinik
Secara umum setiap trauma pada toraks baik tajam
maupun tumpul dapat menimbulkan:
a. Nyeri pada tempat trauma bertambah pada saat
inspirasi.
b. Pembengkakan lokal dan krepitasi pada saat
palpasi.
c. Pasien menahan dadanya dan bernapas pendek
d. Tekanan darah menurun
e. Gelisah dan agitasi
f. Ada jejas pada toraks
g. Perfusi jaringan tidak adekuat
4
8/15/2017
5
8/15/2017
6
8/15/2017
b. Tension pneumothoraks
Dapat timbul dari komplikasi pneumotoraks sederhana
akibat trauma tembus atau tajam. Penggunaan yang salah
dari pembalut occlusive yang akan menimbulkan
mekanisme flap-valve, penggunaan ventilator mekanik
yang tidak tepat dan pada fraktur tulang belakang thoraks
yang mengalami pergeseran.
Apabila ada mekanisme ventil karena kebocoran pada
paru, udara semakin banyak pada sisi rongga pleura
akibatnya adalah:
- Paru menjadi kolaps
- Paru sebelahnya akan tertekan dengan akibat sesak berat
- Mediastinum akan terdorong ke sisi yang berlawanan
dengan akibat timbul shock akibat penekanan pada vena
sehingga menghambat pengembalian darah ke jantung.
7
8/15/2017
8
8/15/2017
c. Hematothoraks masif
Terjadi perdarahan hebat dalam rongga dada
(lebih 1500 cc). Hal ini sering disebabkan oleh
luka tembus/tumpul yang merusak pembuluh
darah sistemik atau pembuluh darah pada hilus
paru.
Diagnosis ditegakkan dengan adanya shock yang
disertai dengan suara nafas yang menghilang dan
perkusi pekak pada sisi dada yang mengalami
trauma. Terkumpulnya darah dan cairan di salah
satu hemithoraks dapat menyebabkan gangguan
usaha bernafas akibat penekanan pada paru-
paru dan menghambat ventilasi yang adekuat.
9
8/15/2017
d. Flaill chest
Tulang iga patah pada 2 tempat, patah lebih dari 2
iga sehingga ada satu segmen dinding dada yang
tidak ikut pada pernafasan. Pada ekspirasi, segmen
akan menonjol keluar. Pada inspirasi, justru akan
masuk ke dalam. Hal ini dikenal sebagai paradoksal.
Keadaan ini akan mengganggu ventilasi. Namun
yang lebih diwaspadai adalah adanya kontusio paru
yang terjadi sesak berat yang harus dibantu dengan
oksigenisasi dan mungkin dilakukan ventilasi
tambahan. Di rumah sakit penderita akan dipasang
respiratori ventilator apabila analisa gas darah
menununjukkan pO2 yang rendah atau pCO2 yang
tinggi.
10
8/15/2017
e. Tamponade Jantung
Terkadang sulit dibedakan dengan tension
pneumotoraks, yaitu adanya Trias Beck yang
terdiri atas peningkatan tekanan vena,
penurunan tekanan arteri dan suara jantung
yang menjauh.
Metode yang cepat untuk menyelamatkan
penderita yaitu dilakukan pericardiosintesis
(penusukan rongga pericardium) dengan jarum
besar untuk mengeluarkan darah tersebut.
Tindakan definitif adalah dengan perikardiotomi
yang dilakukan oleh ahli bedah.
11
8/15/2017
b. Kontusio Paru
Pemadatan karena trauma, timbulnya agak
lambat sehingga pada fase rumah sakit tidak
menimbulkan masalah.
c. Keadaan lain
Keadaan lain seperti ruptur aorta, ruptur
diafragma, perforasi esofagus dsb. Hal ini tidak
mungkin dapat dikenali pada fase prarumah
sakit.
8. Pemeriksaan diagnostik
1. Anamnesa dan Pemeriksaan fisik
Anamnesa yang terpenting adalah mengetahui
mekanisme dan pola dari trauma, seperti jatuh
dari ketinggian dan kecelakaan lalu lintas.
2. Pemeriksaan darah lengkap
3. Gas Darah Arteri (GDA) dan pH
4. Saturasi Oksigen
5. Radiologi: Foto thoraks (AP)
6. CT-Scan
7. Ultrasonography
8. Ekhokardiografi
9. EKG
10.Angiografi
12
8/15/2017
13